V-1
BAB V
ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
Bab ini berisi tentang analisis yang dilakukan selama penelitian berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data.
5.1 Hasil Penilaian Tata Kelola TI
Telah dilakukan wawancara kepada pihak-pihak terkait yang bertanggungjawab kepada tata kelola teknologi informasi di perusahaan. Daftar pertanyaan yang ditanyakan mengacu pada dokumen COBIT 4.1 yang telah disesuaikan dengan tujuan bisnis perusahaan dan telah tertulis pada bab IV penelitian ini.
5.1.1 Perencanaan dan Organisasi (Plan and Organise)
5.1.1.1 PO 1 Menyusun Rencana Strategis TI (Define a Strategi IT Plan) Dalam sistem informasi yang berkembang di Rumah Sakit Panti Waluyo, telah dilaksanakan program pengiriman yang efektif dan efisien serta peringatan dini dari setiap penyimpangan dari rencana, termasuk biaya, jadwal atau fungsi, yang mungkin mempengaruhi hasil yang diharapkan dari program. Telah ditetapkan proses pendidikan dua arah dan keterlibatan timbal balik dalam perencanaan strategis untuk mencapai penyelarasan dan integrasi bisnis dan TI.
Sumber daya di RS Panti Waluyo sudah dapat mendefinisikan kinerja dalam hal kontribusi TI untuk tujuan bisnis, fungsi, stabilitas, kompleksitas, biaya, kekuatan dan kelemahan. Rumah Sakit Panti Waluyo sudah membuat rencana strategis yang mendefinisikan bagaimana TI dapat memberikan kontribusi untuk tujuan strategis perusahaan terkait biaya dan risiko yang mencakup investasi/anggaran operasional, sumber pendanaan, strategi sourcing, strategi akuisisi, dan persyaratan hukum/peraturan.
Berdasarkan kondisi yang terjadi di Rumah Sakit Panti Waluyo seperti yang tertuang diatas, dapat dinilai bahwa organisasi tersebut telah membuat pengelolaan proses menentukan rencana strategis TI yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk mempertahankan atau memperluas strategi bisnis. Berikut tabel rekap penilaian kematangan tata kelola TI pada proses PO1.
V-2
Tabel 5.1. Tabel Kuesioner Penilaian Kematangan Tata Kelola TI Proses PO1
No Pertanyaan Jawaban
0 1 2 3 4 5 1 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo memastikan
bahwa perusahaan telah melakukan investasi TI dan memiliki program bisnis yang kuat?
X 2 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mencapai
penyelarasan dan integrasi bisnis dan TI? X
3 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menilai
kemampuan dan kinerja saat ini? X
4 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mendefinisikan bagaimana TI dapat memberikan kontribusi untuk tujuan strategis perusahaan terkait biaya dan risiko?
X 5 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo membuat rencana
taktis TI? X
6 Sejauh mana proses dari program TI yang dibuat di Rumah Sakit Panti Waluyo mencapai tujuan bisnis strategis yang diharapkan?
X
Berdasarkan hasil penilaian diatas, nilai kematangan tata kelola pada proses ini adalah 4 poin, yakni managed and measurable. Perencanaan strategis TI telah menjadi praktek standar dan diperhatikan oleh manajemen. Perencanaan strategis TI telah didefinisikan dan manajemen tingkat senior diserahi tanggung jawab tersebut. Manajemen dapat memonitor proses perencanaan strategis TI, membuat keputusan berdasarkan itu dan mengukur efektivitasnya. Perencanaan IT jarak pendek maupun jangka panjang mengalir ke dalam organisasi, dengan update dilakukan sesuai kebutuhan. Strategi TI dan strategi organisasi semakin menjadi terkoordinasi dengan dibuatnya proses bisnis untuk dan meningkatkan penggunaan aplikasi dan teknologi. Ada proses yang jelas untuk menentukan penggunaan sumber daya internal dan eksternal yang diperlukan dalam pengembangan sistem operasi.
5.1.1.2 PO 2 Mendefinisikan Arsitektur Informasi Korporat (Define the Information Architecture)
Dalam sistem informasi yang berkembang di Rumah Sakit Panti Waluyo, telah di fasilitasi penciptaan yang optimal, penggunaan, serta dapat berbagi informasi dengan bisnis dengan cara yang mempertahankan integritas, fleksibel, fungsional, hemat biaya, tepat waktu, aman dan tahan terhadap kegagalan. Rumah Sakit Panti Waluyo juga telah melakukan pengaturan untuk menjaga data
V-3
perusahaan yang menggabungkan aturan pengelompokan data suatu organisasi.
Pengelompokan data ini harus memungkinkan pihak terkait untuk saling berbagi data menggunakan aplikasi dan sistem, memudahkan pemahaman pengguna sistem TI, dan mencegah data tidak cocok saat diolah. Rumah Sakit Panti Waluyo telah membangun skema klasifikasi yang berlaku di seluruh perusahaan, berdasarkan kekritisan dan sensitivitas dari data perusahaan yang mencakup rincian tentang kepemilikan data; definisi tingkat keamanan yang sesuai dan kontrol perlindungan.
Berdasarkan kondisi yang terjadi di Rumah Sakit Panti Waluyo seperti yang tertuang diatas, dapat dinilai bahwa organisasi tersebut telah membuat pengelolaan proses arsitektur informasi yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk TI menjadi tangkas dalam merespon kebutuhan, untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya dan konsisten, dan untuk mengintegrasikan aplikasi ke dalam proses bisnis. Berikut tabel rekap penilaian kematangan tata kelola TI pada proses PO2.
Tabel 5.2. Tabel Kuesioner Penilaian Kematangan Tata Kelola TI Proses PO2
No Pertanyaan Jawaban
0 1 2 3 4 5 1 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo membangun dan
memelihara model informasi perusahaan untuk memungkinkan pengembangan aplikasi dan kegiatan pendukung keputusan?
X
2 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menjaga data perusahaan yang menggabungkan aturan pengelompokan data suatu organisasi?
X 3 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo membangun
skema klasifikasi yang berlaku di seluruh perusahaan? X 4 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mendefinisikan
dan menerapkan prosedur untuk memastikan integritas dan konsistensi dari semua data yang tersimpan dalam bentuk elektronik?
X
Berdasarkan hasil penilaian diatas, nilai kematangan tata kelola pada proses ini adalah 4 poin, yakni managed and measurable. Pengembangan dan penegakan arsitektur informasi sepenuhnya didukung oleh metode formal dan teknik. Akuntabilitas kinerja proses pembangunan arsitektur ditegakkan dan arsitektur informasi yang sedang diukur keberhasilannya. Telah mendukung alat otomatis agar tersebar luas di organisasi, namun belum terintegrasi. Metrik dasar
V-4
TI telah diidentifikasi. Informasi proses definisi arsitektur proaktif dan fokus pada mengatasi kebutuhan bisnis masa depan. Organisasi secara aktif terlibat dalam semua upaya pengembangan aplikasi, untuk memastikan konsistensi. Model TI yang lebih kompleks sedang dilaksanakan untuk meningkatkan kandungan informasi dari database. Sistem informasi eksekutif dan sistem pendukung keputusan telah tersedia.
5.1.1.3 PO 3 Menentukan Arah Perkembangan Teknologi (Determine Technological Direction)
Dalam sistem informasi yang berkembang di Rumah Sakit Panti Waluyo, analisis teknologi sudah ada dan muncul, dan rencana arah teknologi telah didefinisikan untuk mewujudkan strategi TI dan arsitektur sistem bisnis. Juga telah teridentifikasi dalam rencana organisasi bila teknologi memiliki potensi untuk menciptakan peluang bisnis. RS Panti Waluyo telah menciptakan dan mempertahankan rencana infrastruktur teknologi yang sesuai dengan rencana strategis dan taktis TI. Rencana tersebut telah berdasarkan arah teknologi dan mencakup pengaturan untuk akuisisi sumber daya teknologi. Dan mempertimbangkan perubahan dalam lingkungan yang kompetitif, membuat efisiensi ekonomi dalam bentuk sistem informasi kepegawaian dan investasi, serta meningkatkan platform dan aplikasi. Pihak Rumah Sakit Panti Waluyo juga telah menetapkan proses untuk memantau tren sektor bisnis, industri, teknologi, infrastruktur, maupun hukum dan peraturan. Menggabungkan konsekuensi dari tren ini ke dalam pengembangan rencana infrastruktur teknologi informasi.
Rumah Sakit Panti Waluyo telah membangun IT Architecture Board untuk memberikan pedoman dalam perancangan aplikasi mereka. Mereka telah mengarahkan desain arsitektur TI serta memastikan bahwa hal itu memungkinkan untuk strategi bisnis serta sesuai dengan peraturan yang ada.
Berdasarkan kondisi yang terjadi di Rumah Sakit Panti Waluyo seperti yang tertuang diatas, dapat dinilai bahwa organisasi tersebut telah membuat pengelolaan proses menenentukan arah teknologi yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk memiliki TI yang stabil, hemat biaya, sistem yang terintegrasi dan aplikasi terstandar, sumber daya dan kemampuan yang memenuhi kebutuhan
V-5
bisnis saat ini dan di masa depan. Berikut tabel rekap penilaian kematangan tata kelola TI pada proses PO3.
Tabel 5.3. Tabel Kuesioner Penilaian Kematangan Tata Kelola TI Proses PO3
No Pertanyaan Jawaban
0 1 2 3 4 5 1 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo merencanakan
arah teknologi untuk mewujudkan strategi TI dan arsitektur sistem bisnis?
X 2 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menciptakan dan
mempertahankan rencana infrastruktur teknologi yang sesuai dengan rencana strategis dan taktis TI?
X 3 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menetapkan
proses untuk memantau tren sektor bisnis, industri, teknologi, infrastruktur, maupun hukum?
X 4 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mengarahkan
standar dan praktek teknologi berdasarkan relevansi bisnis? X 5 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo membangun IT
Architecture Board untuk memberikan pedoman dalam perancangan aplikasi?
X
Berdasarkan hasil penilaian diatas, nilai kematangan tata kelola pada proses ini adalah 4 poin, yakni managed and measurable. Manajemen memastikan pengembangan dan pemeliharaan rencana infrastruktur teknologi.
Anggota staf IT memiliki keahlian dan keterampilan yang diperlukan untuk mengembangkan rencana infrastruktur teknologi. Dampak potensial dari perubahan dan munculnya teknologi telah diperhitungkan. Manajemen dapat mengidentifikasi penyimpangan dari rencana serta dapat mengantisipasi masalah.
Tanggung jawab untuk pengembangan dan pemeliharaan rencana infrastruktur teknologi telah ditetapkan. Proses pengembangan rencana infrastruktur teknologi telah canggih dan responsif terhadap perubahan. Praktek yang baik intern telah diperkenalkan ke dalam proses. Strategi sumber daya manusia sejalan dengan arah teknologi, untuk memastikan bahwa anggota staf TI dapat mengelola perubahan teknologi. Rencana migrasi untuk memperkenalkan teknologi baru didefinisikan.
Outsourcing dan kemitraan sedang dimanfaatkan untuk mengakses keahlian dan keterampilan yang diperlukan. Manajemen telah menganalisis penerimaan risiko mengenai memimpin atau kalah dalam persaingan penggunaan teknologi untuk mengembangkan peluang bisnis atau efisiensi operasional.
V-6
5.1.1.4. PO 4 Merancang Struktur Organisasi Teknologi Informasi (Define the IT Processes, Organisation and Relationship)
Dalam sistem informasi yang berkembang, Rumah Sakit Panti Waluyo telah menyediakan integrasi antara proses yang khusus untuk TI, manajemen portofolio perusahaan, proses bisnis dan perubahan proses bisnis. Kerangka proses TI harus diintegrasikan ke dalam sistem manajemen mutu (SMM) dan kerangka pengendalian internal. RS Panti Waluyo membuat Bagian PDE untuk memastikan bahwa tata kelola TI, sebagai bagian dari tata kelola perusahaan, telah ditangani; memberikan nasihat tentang arah strategis; dan meninjau investasi TI.
Serta membentuk komite pengarah yang terdiri dari eksekutif, bisnis dan manajemen yang bertugas untuk menentukan prioritas program investasi IT agar sejalan dengan strategi bisnis dan prioritas perusahaan. Pihak manajemen telah membentuk struktur organisasi TI yang mencerminkan kebutuhan bisnis. Selain itu, menempatkan proses agar secara berkala dapat meninjau struktur organisasi TI untuk menyesuaikan kebutuhan staf dan strategi dalam memenuhi diharapkan tujuan bisnis dan perubahan keadaan. Dan menyediakan bisnis dengan prosedur dan alat untuk mengatasi tanggung jawab kepemilikan data dan sistem informasi.
RS Panti Waluyo juga telah menerapkan pembagian peran dan tanggung jawab yang mengurangi kemungkinan satu individu berkompromi pada proses kritis.
Serta membangun dan memelihara koordinasi, komunikasi dan penghubung struktur yang optimal antara fungsi TI dan berbagai kepentingan lain di dalam dan di luar fungsi IT, seperti organisasi, eksekutif, unit bisnis, pengguna individu, pemasok, petugas keamanan, manajer risiko, kelompok perusahaan kepatuhan, dan manajemen yayasan.Berdasarkan kondisi yang terjadi di Rumah Sakit Panti Waluyo seperti yang tertuang diatas, dapat dinilai bahwa organisasi tersebut telah membuat pengelolaan proses menentukan proses TI, organisasi dan hubungan yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk TI menjadi tangkas dalam merespon strategi bisnis untuk memenuhi persyaratan tata kelola. Berikut tabel rekap penilaian kematangan tata kelola TI pada proses PO4.
Tabel 5.4. Tabel Kuesioner Penilaian Kematangan Tata Kelola TI Proses PO4
No Pertanyaan Jawaban
0 1 2 3 4 5 1 Sejauh mana RSPW mendefinisikan kerangka proses TI
untuk melaksanakan rencana strategis TI? X
V-7
No Pertanyaan Jawaban
0 1 2 3 4 5 2 Sejauh mana Bagian PDE Rumah Sakit Panti Waluyo
memastikan bahwa tata kelola TI, sebagai bagian dari tata kelola perusahaan, telah ditangani?
X 3 Sejauh mana komite pengarah pada Rumah Sakit Panti
Waluyo menentukan prioritas program investasi IT agar sejalan dengan strategi bisnis dan prioritas perusahaan?
X 4 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menempatkan
fungsi TI dalam struktur organisasi secara keseluruhan dengan model bisnis bergantung pada pentingnya TI dalam perusahaan?
X
5 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo membentuk struktur organisasi TI yang mencerminkan kebutuhan bisnis?
X 6 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo membangun dan
mengkomunikasikan peran dan tanggung jawab personil TI dan pengguna akhir agar memenuhi kebutuhan organisasi?
X 7 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menetapkan
tanggung jawab agar kinerja jaminan kualitas fungsi dan sistem TI sesuai?
X 8 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mendefinisikan
dan menetapkan peran penting untuk mengelola risiko TI? X 9 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menyediakan
bisnis dengan prosedur dan alat untuk mengatasi tanggung jawab kepemilikan data dan sistem informasi?
X 10 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menerapkan
praktek pengawasan yang memadai dalam fungsi TI untuk memastikan bahwa peran dan tanggung jawab itu dilakukan dengan benar?
X
11 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo memastikan bahwa personil menjalankan tugas hanya berwenang yang relevan dengan pekerjaan masing-masing dan posisi?
X 12 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mengevaluasi
kebutuhan kepegawaian secara teratur untuk memastikan bahwa fungsi TI memiliki sumber daya yang cukup untuk cukup dan tepat mendukung tujuan bisnis?
X
13 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mendefinisikan dan mengidentifikasi personil kunci IT dan meminimalkan ketergantungan pada satu individu melakukan fungsi pekerjaan penting?
X
14 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo memastikan bahwa staf yang mendukung fungsi IT mengetahui dan mematuhi kebijakan organisasi untuk perlindungan aset informasi organisasi?
X
15 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo membangun dan memelihara koordinasi, komunikasi dan penghubung struktur yang optimal antara fungsi TI dan berbagai kepentingan lain di dalam dan di luar fungsi IT?
X
V-8
Berdasarkan hasil penilaian diatas, nilai kematangan tata kelola pada proses ini adalah 4 poin, yakni managed and measurable. Organisasi TI secara proaktif merespon perubahan dan mencakup semua peran yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan bisnis. Manajemen TI, kepemilikan proses, akuntabilitas dan tanggung jawab didefinisikan dan seimbang. Manajemen TI memiliki keahlian dan keterampilan yang sesuai untuk mendefinisikan, melaksanakan dan memantau organisasi dan hubungan disukai. Metrik terukur untuk mendukung tujuan bisnis dan faktor penentu keberhasilan telah dibakukan. Keseimbangan antara keterampilan dan sumber daya yang tersedia secara internal dan yang dibutuhkan dari organisasi eksternal didefinisikan dan ditegakkan. Struktur organisasi TI secara tepat mencerminkan kebutuhan bisnis dengan menyediakan layanan selaras dengan proses bisnis strategis, bukan dengan teknologi terisolasi.
5.1.1.5 PO 5 Mempertimbangkan Investasi TI (Manage the IT Investment) Dalam sistem informasi yang berkembang di Rumah Sakit Panti Waluyo, telah dibangun kerangka kerja keuangan untuk mengelola investasi dan biaya aset dan layanan TI melalui portofolio investasi, kasus bisnis dan anggaran TI. Telah dilaksanakan proses pengambilan keputusan untuk memprioritaskan alokasi sumber daya TI untuk operasi, proyek dan pemeliharaan untuk memaksimalkan kontribusi TI untuk mengoptimalkan pengembalian investasi perusahaan. Telah ditetapkan praktik penyiapan anggaran yang mencerminkan prioritas untuk pengembangan TI, termasuk biaya berkelanjutan pemeliharaan infrastruktur saat ini. Praktek-praktek ini mendukung pengembangan anggaran TI secara keseluruhan serta pengembangan anggaran untuk program dengan menekankan pada komponen TI. Telah dilaksanakan proses manajemen biaya seperti membandingkan biaya aktual dengan anggaran. Dan juga telah diterapkan proses untuk memantau manfaat dari menyediakan dan memelihara kemampuan TI yang tepat.
Berdasarkan kondisi yang terjadi di Rumah Sakit Panti Waluyo seperti yang tertuang diatas, dapat dinilai bahwa organisasi tersebut telah membuat pengelolaan proses mengelola investasi TI yang memenuhi kebutuhan bisnis terus-menerus dan terbukti meningkatkan efisiensi biaya dan profitabilitas bisnis
V-9
dengan layanan terpadu dan standar yang memenuhi harapan pengguna akhir.
Berikut tabel rekap penilaian kematangan tata kelola TI pada proses PO5.
Tabel 5.5. Tabel Kuesioner Penilaian Kematangan Tata Kelola TI Proses PO5
No Pertanyaan Jawaban
0 1 2 3 4 5 1 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo membangun dan
mempertahankan kerangka kerja keuangan untuk mengelola investasi dan biaya aset dan layanan TI?
X 2 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo melaksanakan
proses pengambilan keputusan untuk memprioritaskan alokasi sumber daya TI untuk operasi?
X 3 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menetapkan dan
menerapkan praktik penyiapan anggaran yang mencerminkan prioritas untuk pengembangan TI?
X 4 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo melaksanakan
proses manajemen biaya seperti membandingkan biaya aktual dengan anggaran?
X 5 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menerapkan
proses untuk memantau manfaat dari menyediakan dan memelihara kemampuan TI yang tepat?
X
Berdasarkan hasil penilaian diatas, nilai kematangan tata kelola pada proses ini adalah 4 poin, yakni managed and measurable. Tanggung jawab dan akuntabilitas untuk seleksi investasi dan penganggaran ditugaskan untuk individu tertentu. Anggaran telah diidentifikasi dan diselesaikan. Analisis biaya resmi dilakukan, meliputi biaya langsung dan tidak langsung dari operasi yang ada, serta investasi yang diusulkan, mengingat semua biaya lebih dari total siklus bisnis.
Sebuah proses proaktif dan standar untuk penganggaran digunakan. Dampak dari pergeseran dalam pembangunan dan biaya operasional dari perangkat keras dan perangkat lunak untuk integrasi sistem dan sumber daya manusia diakui dalam rencana investasi.
5.1.1.6 PO 6 Mengkomunikasikan Arah dan Sasaran Manajemen (Communicate Management Aims and Direction)
Dalam sistem informasi yang berkembang di Rumah Sakit Panti Waluyo, telah dikembangkan kerangka kerja yang mendefinisikan pendekatan perusahaan secara keseluruhan untuk mengontrol risiko dan yang sejalan dengan kebijakan TI. Pihak RS Panti Waluyo juga telah mengembangkan dan mempertahankan serangkaian kebijakan untuk mendukung strategi TI. Kebijakan ini mencakup niat
V-10
kebijakan; peran dan tanggung jawab; Proses pengecualian; Pendekatan kepatuhan; dan referensi untuk prosedur, standar dan pedoman. Serta menegakkan kebijakan TI untuk semua staf, sehingga sesuai dengan standar dan prosedur operasi perusahaan.
Berdasarkan kondisi yang terjadi di Rumah Sakit Panti Waluyo seperti yang tertuang diatas, dapat dinilai bahwa organisasi tersebut telah membuat pengelolaan proses mengelola investasi TI yang memenuhi kebutuhan bisnis terus-menerus dan terbukti meningkatkan efisiensi biaya dan profitabilitas bisnis dengan layanan terpadu dan standar yang memenuhi harapan pengguna akhir.
Berikut tabel rekap penilaian kematangan tata kelola TI pada proses PO6.
Tabel 5.6. Tabel Kuesioner Penilaian Kematangan Tata Kelola TI Proses PO6
No Pertanyaan Jawaban
0 1 2 3 4 5 1 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menentukan
unsur-unsur dari pengendalian lingkungan untuk TI agar selaras dengan filosofi manajemen perusahaan?
X 2 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mengembangkan
dan mempertahankan kerangka kerja yang mendefinisikan pendekatan perusahaan secara keseluruhan untuk mengontrol risiko dan yang sejalan dengan kebijakan TI?
X
3 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mengembangkan dan mempertahankan serangkaian kebijakan untuk mendukung strategi TI?
X 4 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menegakkan
kebijakan TI untuk semua staf, sehingga sesuai dengan standar dan prosedur operasi perusahaan?
X 5 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo berkomunikasi
mengenai pemahaman tentang bisnis serta tujuan dan arah TI untuk para stakeholder dan pengguna di seluruh perusahaan?
X
Berdasarkan hasil penilaian diatas, nilai kematangan tata kelola pada proses ini adalah 4 poin, yakni managed and measurable. Manajemen menerima tanggung jawab untuk mengkomunikasikan kebijakan dan mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk menjaga TI sejalan dengan perubahan yang signifikan. Suatu informasi pengendalian TI dilakukan positif proaktif, termasuk komitmen terhadap kualitas dan kesadaran keamanan TI. Sebuah set lengkap kebijakan, rencana dan prosedur dikembangkan, dipelihara dan dikomunikasikan dan merupakan gabungan dari praktek-praktek yang baik internal. Sebuah
V-11
kerangka kerja untuk peluncuran dan pemeriksaan kepatuhan selanjutnya dibentuk.
5.1.1.7 PO 7 Mengembangkan Sumber Daya Manusia TI (Manage IT Human Resources)
Dalam sistem informasi yang berkembang di Rumah Sakit Panti Waluyo, telah dilakukan proses rekrutmen personel TI agar sesuai dengan kebijakan dan prosedur organisasi secara keseluruhan (misal mempekerjakan, menjaga lingkungan kerja yang positif, berorientasi). Hal ini diterapkan untuk memastikan bahwa organisasi memiliki tenaga kerja TI yang dapat dikerahkan dengan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Secara teratur Rumah Sakit Panti Waluyo selalu memverifikasi bahwa personel mereka memiliki kompetensi untuk memenuhi peran mereka atas pengalaman maupun pendidikannya. Rumah Sakit Panti Waluyo menentukan persyaratan kompetensi yang harus dimiliki calon personil dan menentukan program kualifikasi maupun sertifikasi mana yang sesuai. Rumah Sakit Panti Waluyo selalu memantau dan mengawasi peran, tanggung jawab, termasuk persyaratan untuk mematuhi kebijakan manajemen dan prosedur, kode etik, dan praktek profesional. Tingkat pengawasan sejalan dengan posisi dan tingkat tanggung jawab yang ditugaskan.
Rumah Sakit Panti Waluyo telah menyediakan karyawan TI dengan orientasi yang telah dipilih oleh bagian PDE bersama SDM secara tepat untuk menjaga pengetahuan, keterampilan, kemampuan, kontrol untuk mencapai tujuan organisasi. Rumah Sakit Panti Waluyo telah memikirkan untuk meminimalkan ketergantungan pada individu tertentu melalui dokumentasi pengetahuan, berbagi pengetahuan, perencanaan suksesi atau staf cadangan. Dan juga selalu dilakukan evaluasi kinerja karyawan secara teratur agar mencapai tujuan organisasi, dengan menggunakan standar yang ditetapkan dan tanggung jawab pekerjaan yang spesifik. Karyawan selalu menerima pelatihan pada kinerja. Dan juga selalu dilakukan transfer pengetahuan, agar risiko berhentinya suatu pengembangan TI dapat diminimalkan dan kesinambungan fungsinya terjamin.
Berdasarkan kondisi yang terjadi di Rumah Sakit Panti Waluyo seperti yang tertuang diatas, dapat dinilai bahwa organisasi tersebut telah membuat
V-12
pengelolaan proses mengelola sumber daya manusia yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk TI agar memperoleh orang yang kompeten dan termotivasi untuk menciptakan dan memberikan layanan TI. Berikut tabel rekap penilaian kematangan tata kelola TI pada proses PO7.
Tabel 5.7. Tabel Kuesioner Penilaian Kematangan Tata Kelola TI Proses PO7
No Pertanyaan Jawaban
0 1 2 3 4 5 1 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menerapkan
proses rekrutmen personel TI agar sesuai dengan kebijakan dan prosedur organisasi secara keseluruhan?
X 2 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo memverifikasi
bahwa personel memiliki kompetensi untuk memenuhi peran mereka atas pengalaman maupun pendidikannya?
X 3 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo memantau dan
mengawasi peran, tanggung jawab, termasuk persyaratan untuk mematuhi kebijakan manajemen dan prosedur?
X 4 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menyediakan
karyawan TI dengan orientasi yang tepat untuk menjaga pengetahuan, keterampilan, kemampuan, kontrol untuk mencapai tujuan organisasi?
X
5 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo meminimalkan
ketergantungan pada individu tertentu? X
6 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo melakukan pemeriksaan latar belakang calon personil dalam proses rekrutmen?
X 7 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mengevaluasi
kinerja karyawan harus agar mencapai tujuan organisasi? X 8 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mengambil
tindakan mengenai perubahan pekerjaan, terutama penghentian pekerjaan?
X
Berdasarkan hasil penilaian diatas, nilai kematangan tata kelola pada proses ini adalah 5 poin, yakni optimized. Rencana pengelolaan sumber daya manusia TI secara terus menerus diperbarui untuk memenuhi perubahan kebutuhan bisnis. Manajemen sumber daya manusia TI yang terintegrasi dengan perencanaan teknologi, memastikan pembangunan yang optimal dan penggunaan keterampilan TI yang tersedia. Manajemen sumber daya manusia TI telah terintegrasi dan responsif terhadap strategi bisnis.
5.1.1.8 PO 8 Memelihara Kualitas (Manage Quality)
Dalam sistem informasi yang berkembang, Rumah Sakit Panti Waluyo telah membangun dan memelihara SMM yang menyediakan standar, pendekatan
V-13
formal dan berkesinambungan mengenai manajemen mutu yang sesuai dengan kebutuhan bisnis. SMM juga mengidentifikasi persyaratan mutu dan kriteria;
proses TI kunci; dan kebijakan, kriteria dan metode untuk mendefinisikan, mendeteksi, mengoreksi dan mencegah ketidaksesuaian. SMM juga menentukan struktur organisasi untuk manajemen mutu, yang meliputi peran, tugas dan tanggung jawab. RS Panti Waluyo juga telah mengidentifikasi dan mempertahankan standar, prosedur dan praktek untuk proses TI kunci untuk memandu organisasi dalam memenuhi maksud dari SMM. RS Panti Waluyo telah mengadopsi dan mempertahankan standar untuk semua pengembangan dan akuisisi. Dengan mempertimbangkan standar software coding; penamaan; format file; skema dan desain data; standar antarmuka pengguna; efisiensi kinerja sistem;
skalabilitas; standar untuk pengembangan dan pengujian; validasi terhadap persyaratan; rencana uji; regresi dan pengujian integrasi. Mengenai fokus pada pelanggan, RS Panti Waluyo telah mendefinisikan peran dan tanggung jawab mengenai resolusi konflik antara pengguna / pelanggan dan organisasi TI. Dan juga selalu menjaga dan secara teratur berkomunikasi rencana kualitas keseluruhan yang mempromosikan perbaikan terus-menerus.
Berdasarkan kondisi yang terjadi di Rumah Sakit Panti Waluyo seperti yang tertuang diatas, dapat dinilai bahwa organisasi tersebut telah membuat pengelolaan proses mengelola sumber daya manusia yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk TI agar mengelola kualitas yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk TI memastikan perbaikan terus-menerus dan terukur dari kualitas layanan TI.
Berikut tabel rekap penilaian kematangan tata kelola TI pada proses PO8.
Tabel 5.8. Tabel Kuesioner Penilaian Kematangan Tata Kelola TI Proses PO8
No Pertanyaan Jawaban
0 1 2 3 4 5 1 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menerapkan
manajemen mutu yang sesuai dengan kebutuhan bisnis? X 2 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mengidentifikasi
dan mempertahankan standar, prosedur dan praktek untuk proses TI?
X 3 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mempertahankan
standar untuk semua pengembangan dan akuisisi? X 4 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menyediakan
mutu pada pengguna sistem TI dengan menentukan kebutuhan mereka dan menyelaraskan mereka dengan standar dan praktik?
X
V-14
No Pertanyaan Jawaban
0 1 2 3 4 5 5 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo berkomunikasi
rencana kualitas keseluruhan yang mempromosikan perbaikan terus-menerus?
X 6 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo melaksanakan
pengukuran kualitas untuk memantau terus kepatuhan terhadap SMM?
X
Berdasarkan hasil penilaian diatas, nilai kematangan tata kelola pada proses ini adalah 4 poin, yakni Managed and Measurable. SMM dibahas dalam semua proses, termasuk proses dengan ketergantungan pada pihak ketiga. Sebuah basis pengetahuan standar sedang dibentuk untuk metrik kualitas. Metode analisis biaya-manfaat telah digunakan untuk inisiatif SMM. Dilakukan pembandingan terhadap industri pesaing. Program pendidikan dan pelatihan dilakukan untuk mengajar semua tingkat organisasi tentang kualitas.
5.1.1.9 PO 9 Menilai dan Mengelola Resiko TI (Asses and Manage IT Risks) Dalam sistem informasi yang berkembang, Rumah Sakit Panti Waluyo telah membentuk kerangka kerja manajemen risiko TI yang sejalan dengan kerangka kerja manajemen risiko organisasi. RS Panti Waluyo juga telah menetapkan konteks di mana kerangka penilaian risiko yang diterapkan memastikan hasil yang tepat. Hal ini mencakup penentuan konteks internal dan eksternal yakni penilaian risiko, tujuan dari penilaian, dan kriteria yang risiko dievaluasi. Mereka telah mengidentifikasi potensi dampak negatif pada tujuan atau operasi perusahaan, termasuk bisnis, peraturan, hukum, teknologi, mitra dagang, sumber daya manusia dan aspek operasional. Selain itu, RS Panti Waluyo selalu menilai secara berulang kemungkinan dan dampak dari semua risiko yang telah teridentifikasi menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Kemungkinan dan dampak yang terkait dengan risiko yang melekat selalu ditentukan berdasarkan kategori. Mereka selalu mengembangkan dan mempertahankan proses respon risiko yang dirancang untuk memastikan bahwa kontrol yang dilakukan dapat mengurangi risiko secara berkelanjutan. Dan juga memprioritaskan dan merencanakan kegiatan pengendalian di semua tingkatan Tabel 5.8. Tabel Kuesioner Penilaian Kematangan Tata Kelola TI Proses PO8 (lanjutan)
V-15
untuk melaksanakan tanggapan risiko, termasuk identifikasi biaya, manfaat dan tanggung jawab untuk eksekusi.
Berdasarkan kondisi yang terjadi di Rumah Sakit Panti Waluyo seperti yang tertuang diatas, dapat dinilai bahwa organisasi tersebut telah membuat pengelolaan proses menilai dan mengelola risiko TI yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk TI serta dampak potensial mereka terhadap proses bisnis dan tujuan TI. Berikut tabel rekap penilaian kematangan tata kelola TI pada proses PO9.
Tabel 5.9. Tabel Kuesioner Penilaian Kematangan Tata Kelola TI Proses PO9
No Pertanyaan Jawaban
0 1 2 3 4 5 1 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo membentuk
kerangka kerja manajemen risiko TI yang sejalan dengan kerangka kerja manajemen risiko organisasi?
X 2 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menetapkan
konteks di mana kerangka penilaian risiko yang diterapkan memastikan hasil yang tepat?
X 3 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mengidentifikasi
potensi dampak negatif pada tujuan atau operasi perusahaan?
X 4 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menilai secara
berulang kemungkinan dan dampak dari semua risiko yang telah teridentifikasi menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif?
X
5 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mengembangkan dan mempertahankan proses respon risiko yang dirancang untuk memastikan bahwa kontrol yang dilakukan dapat mengurangi risiko secara berkelanjutan?
X
6 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo merencanakan kegiatan pengendalian di semua tingkatan untuk melaksanakan tanggapan risiko?
X
Berdasarkan hasil penilaian diatas, nilai kematangan tata kelola pada proses ini adalah 4 poin, yakni Managed and Measurable. Penilaian dan manajemen risiko menjadi prosedur standar. Manajemen dapat memonitor posisi risiko dan membuat keputusan mengatasinya. Manajemen IT dapat mengembangkan langkah-langkah standar untuk menilai risiko. Sebuah database manajemen risiko didirikan, dan bagian dari proses manajemen risiko mulai otomatis.
V-16
5.1.2 Pengadaan dan Implementasi (Acquire and Implement)
5.1.2.1 AI 2 Memperoleh dan Mempertahankan Aplikasi (Acquire and Maintain Application Software)
Dalam sistem informasi yang berkembang, Rumah Sakit Panti Waluyo telah menerjemahkan kebutuhan bisnis ke dalam spesifikasi tingkat desain aplikasi untuk perancangan perangkat lunak, dengan mempertimbangkan arah dan informasi arsitektur organisasi. Dan juga memiliki desain spesifikasi yang disetujui oleh manajemen. Rumah Sakit Panti Waluyo telah menyiapkan desain rinci dan persyaratan teknis aplikasi/perangkat lunak. Dan juga mendefinisikan kriteria untuk persyaratan dalam perancangan aplikasi yang disetujui manajemen untuk memastikan bahwa sesuai dengan tingkat desain. Rumah Sakit Panti Waluyo telah menyediakan keamanan dan ketersediaan aplikasi merupakan persyaratan dalam menanggapi risiko yang teridentifikasi dan sesuai dengan klasifikasi data organisasi, arsitektur informasi, arsitektur keamanan informasi dan toleransi risiko. Selain itu mereka selalu memastikan bahwa fungsi aplikasi telah dikembangkan sesuai dengan spesifikasi desain, standar pengembangan dan dokumentasi, persyaratan kontrol kualitas, dan standar persetujuan. Dan juga memastikan bahwa semua aspek hukum dan kontrak diidentifikasi dan ditangani untuk aplikasi yang dikembangkan oleh pihak ketiga.
Berdasarkan kondisi yang terjadi di Rumah Sakit Panti Waluyo seperti yang tertuang diatas, dapat dinilai bahwa organisasi tersebut telah membuat pengelolaan proses Memperoleh dan Mempertahankan Aplikasi yang memenuhi kebutuhan bisnis agar dapat menyelaraskan aplikasi yang tersedia dengan kebutuhan bisnis, dan melakukannya pada waktu yang tepat dan dengan biaya yang wajar. Berikut tabel rekap penilaian kematangan tata kelola TI pada proses AI2.
Tabel 5.10. Tabel Kuesioner Penilaian Kematangan Tata Kelola TI Proses AI2
No Pertanyaan Jawaban
0 1 2 3 4 5 1 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menerjemahkan
kebutuhan bisnis ke dalam spesifikasi tingkat desain aplikasi?
X 2 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menyiapkan
desain rinci dan persyaratan teknis aplikasi/perangkat lunak?
X
V-17
No Pertanyaan Jawaban
0 1 2 3 4 5 3 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menerapkan
kontrol bisnis dan aplikasi sehingga pengolahan menjadi akurat, lengkap, tepat waktu, resmi dan dapat dilakukan audit?
X
4 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menerapkan
keamanan dan ketersediaan aplikasi? X
5 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo Mengkonfigurasi dan mengimplementasikan perangkat lunak/aplikasi untuk memenuhi tujuan bisnis?
X 6 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo melakukan
perubahan besar untuk sistem yang sudah ada? X
7 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo memastikan bahwa fungsi aplikasi telah dikembangkan sesuai dengan spesifikasi desain?
X 8 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mengembangkan
dan melaksanakan rencana QA untuk software agar mendapatkan kualitas yang ditentukan?
X 9 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo melacak semua
kebutuhan individu selama desain, pengembangan dan implementasi, dan menyetujui perubahan aplikasi?
X 10 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mengembangkan
strategi dan rencana untuk pemeliharaan aplikasi perangkat lunak?
X
Berdasarkan hasil penilaian diatas, nilai kematangan tata kelola pada proses ini adalah 4 poin, yakni managed and measurable. Ada metodologi formal dan dipahami dengan baik yang meliputi desain dan proses spesifikasi, kriteria untuk akuisisi, proses untuk pengujian dan persyaratan untuk dokumentasi.
Praktek dan prosedur pendokumentasian proses telah berkembang dan sangat cocok untuk semua kasus dalam organisasi, dapat digunakan oleh semua staf dan berlaku untuk sebagian besar kebutuhan aplikasi.
5.1.2.2 AI 3 Mendapatkan dan Memelihara Infrastruktur Teknologi (Acquire and Maintain Technology Infrastructure)
Dalam sistem informasi yang berkembang, Rumah Sakit Panti Waluyo telah menghasilkan rencana untuk akuisisi, implementasi dan pemeliharaan infrastruktur teknologi yang memenuhi dengan arah bisnis organisasi. Dan juga telah menerapkan pengendalian internal, membuat langkah-langkah keamanan dan auditability selama konfigurasi. Melakukan integrasi dan pemeliharaan infrastruktur perangkat keras dan perangkat lunak untuk melindungi sumber daya
V-18
dan menjamin ketersediaan dan integritas. Selain itu, mereka telah mengembangkan strategi dan rencana untuk pemeliharaan infrastruktur, dan memastikan bahwa perubahan yang dibuat sesuai dengan prosedur perubahan manajemen organisasi.
Berdasarkan kondisi yang terjadi di Rumah Sakit Panti Waluyo seperti yang tertuang diatas, dapat dinilai bahwa organisasi tersebut telah membuat pengelolaan proses Mendapatkan dan Memelihara Infrastruktur Teknologi yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk memperoleh dan memelihara infrastruktur TI yang terintegrasi dan standar. Berikut tabel rekap penilaian kematangan tata kelola TI pada proses AI3.
Tabel 5.11. Tabel Kuesioner Penilaian Kematangan Tata Kelola TI Proses AI3
No Pertanyaan Jawaban
0 1 2 3 4 5 1 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menghasilkan
rencana untuk akuisisi, implementasi dan pemeliharaan infrastruktur teknologi yang memenuhi dengan arah bisnis organisasi?
X
2 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menyiapkan perlindungan dan ketersediaan infrastruktur perangkat keras dan perangkat lunak?
X 3 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mengembangkan
strategi dan rencana untuk pemeliharaan infrastruktur? X 4 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo membangun
pengembangan dan pengujian lingkungan TI untuk mengetahui seberapa efektif dan efisien integrasi komponen infrastruktur?
X
Berdasarkan hasil penilaian diatas, nilai kematangan tata kelola pada proses ini adalah 4 poin, yakni managed and measurable. Proses akuisisi dan pemeliharaan untuk infrastruktur teknologi telah berkembang, diikuti secara konsisten dan difokuskan pada usabilitas. Infrastruktur TI telah memadai dan mendukung aplikasi bisnis. Proses ini terorganisir dengan baik dan proaktif. Biaya dan waktu telah mencapai tingkat yang diharapkan dari skalabilitas, fleksibilitas dan integrasi yang sebagian dioptimalkan.
V-19
5.1.2.3 AI 4 Memungkinkan Operasi dan Penggunaan (Enable Operation and Use)
Dalam sistem informasi yang berkembang, Rumah Sakit Panti Waluyo telah mengembangkan rencana untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan semua teknis, operasional dan penggunaan aspek sehingga semua orang yang akan menggunakan dan memelihara aplikasi dapat melaksanakan tanggung jawabnya.
Selain itu telah dilakukan proses mentransfer pengetahuan untuk manajemen bisnis agar memungkinkan orang-orang untuk mengambil kepemilikan sistem dan data, melaksanakan tanggung jawab untuk layanan dan kualitas aplikasi, pengendalian internal, dan administrasi aplikasi.
Berdasarkan kondisi yang terjadi di Rumah Sakit Panti Waluyo seperti yang tertuang diatas, dapat dinilai bahwa organisasi tersebut telah membuat pengelolaan proses memungkinkan operasi dan penggunaan yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk TI memastikan kepuasan pengguna akhir dengan tingkat layanan yang dapat mengintegrasikan aplikasi ke dalam proses bisnis. Berikut tabel rekap penilaian kematangan tata kelola TI pada proses AI4.
Tabel 5.12. Tabel Kuesioner Penilaian Kematangan Tata Kelola TI Proses AI4
No Pertanyaan Jawaban
0 1 2 3 4 5 1 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mengembangkan
rencana untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan semua teknis dan operasional?
X 2 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mentransfer
pengetahuan untuk manajemen bisnis agar memungkinkan orang-orang untuk mengambil kepemilikan sistem dan data?
X
3 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo melakukan transfer pengetahuan dan keterampilan untuk memungkinkan pengguna akhir agar secara efektif dan efisien menggunakan sistem dalam mendukung proses bisnis?
X
4 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo melakukan transfer pengetahuan dan keterampilan yang memungkinkan staf pendukung agar secara efektif dan efisien memelihara sistem dan infrastruktur yang terkait?
X
Berdasarkan hasil penilaian diatas, nilai kematangan tata kelola pada proses ini adalah 3 poin, yakni defined. Kerangka kerja untuk proses dokumentasi, manual operasi dan materi pelatihan telah diterima dan dipahami. Prosedur
V-20
disimpan dan dipelihara di perpustakaan formal dan dapat diakses oleh siapa saja yang perlu. Koreksi dokumentasi dan prosedur yang dibuat secara reaktif.
Prosedur yang tersedia secara offline dan dapat diakses dan dipelihara dalam kasus apapun. Meskipun terdapat pendekatan yang telah didefinisikan, konten yang sebenarnya bervariasi namun tidak ada kontrol untuk menegakkan kepatuhan terhadap standar. Pengguna informal terlibat dalam proses. Pelatihan untuk pengguna direncanakan dan dijadwalkan.
5.1.2.4 AI 5 Pengadaan Sumber Daya TI (Procure IT Resources)
Dalam sistem informasi yang berkembang, Rumah Sakit Panti Waluyo telah mengembangkan dan mengikuti serangkaian prosedur dan standar yang konsisten dengan keseluruhan proses pengadaan dan akuisisi untuk memperoleh TI terkait infrastruktur, fasilitas, perangkat keras, perangkat lunak dan layanan yang dibutuhkan oleh bisnis. Menyiapkan pula prosedur untuk membangun, memodifikasi dan mengakhiri kontrak untuk semua pemasok. Prosedur mencakup, hukum, keuangan, organisasi, dokumenter, kinerja, keamanan, kekayaan intelektual, serta tanggung jawab dan kewajiban (termasuk klausul penalti). Serta selalu melindungi dan menegakkan kepentingan organisasi dengan perjanjian kontrak akuisisi, termasuk hak dan kewajiban semua pihak dalam hal kontrak untuk memperoleh perangkat lunak, infrastruktur dan jasa.
Berdasarkan kondisi yang terjadi di Rumah Sakit Panti Waluyo seperti yang tertuang diatas, dapat dinilai bahwa organisasi tersebut telah membuat pengelolaan proses pengadaan sumber daya TI yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk meningkatkan efisiensi biaya dan kontribusinya terhadap profitabilitas bisnis. Berikut tabel rekap penilaian kematangan tata kelola TI pada proses AI5.
Tabel 5.13. Tabel Kuesioner Penilaian Kematangan Tata Kelola TI Proses AI5
No Pertanyaan Jawaban
0 1 2 3 4 5 1 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mengembangkan
dan mengikuti serangkaian prosedur dan standar yang konsisten untuk memperoleh TI yang dibutuhkan oleh bisnis?
X
2 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menyiapkan prosedur untuk membangun, memodifikasi dan mengakhiri kontrak untuk semua pemasok?
X
V-21
No Pertanyaan Jawaban
0 1 2 3 4 5 3 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo memilih pemasok
menurut praktek yang adil dan formal untuk memastikan mendapatkan TI yang layak berdasarkan persyaratan yang ditentukan?
X
4 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo melindungi dan menegakkan kepentingan organisasi dengan perjanjian kontrak akuisisi?
X
Berdasarkan hasil penilaian diatas, nilai kematangan tata kelola pada proses ini adalah 3 poin, yakni defined. Manajemen membuat prosedur untuk akuisisi TI dalam proses pengadaan organisasi bisnis secara keseluruhan. Akuisisi TI sebagian besar terintegrasi dengan sistem pengadaan bisnis secara keseluruhan.
Pemasok sumber daya TI yang terintegrasi ke dalam mekanisme manajemen proyek organisasi dari perspektif manajemen kontrak.
5.1.2.5 AI 7 Memasang dan Mengakreditasi Solusi dan Perubahan (Install and Accredit Solutions and Changes)
Dalam sistem informasi yang berkembang, Rumah Sakit Panti Waluyo telah melatih anggota staf dari departemen pengguna fungsi TI sesuai dengan rencana pelatihan dan implementasi, sebagai bagian dari setiap pengembangan sistem informasi, implementasi atau modifikasi proyek. Selain itu mereka telah menetapkan rencana uji berdasarkan standar organisasi yang mendefinisikan peran, dan tanggung jawab serta Membentuk rencana implementasi dalam menerapkan solusi perubahan dengan TI. Untuk uji TI, Rumah Sakit Panti Waluyo selalu menentukan dan menetapkan pengujian dari operasi terhadap keamanan, pengendalian internal, praktek operasional, kualitas data dan persyaratan privasi, dan beban kerja. Rumah Sakit Panti Waluyo selalu memastikan bahwa pemilik proses bisnis dan stakeholder TI mengevaluasi hasil dari proses pengujian akhir. Proses ini dilakukan untuk memulihkan kesalahan yang diidentifikasi dalam proses pengujian.
Berdasarkan kondisi yang terjadi di Rumah Sakit Panti Waluyo seperti yang tertuang diatas, dapat dinilai bahwa organisasi tersebut telah membuat pengelolaan proses memasang dan mengakreditasi solusi dan perubahan yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk TI menerapkan sistem baru atau diubah yang
V-22
bekerja tanpa masalah besar setelah instalasi. Berikut tabel rekap penilaian kematangan tata kelola TI pada proses AI7.
Tabel 5.14. Tabel Kuesioner Penilaian Kematangan Tata Kelola TI Proses AI7
No Pertanyaan Jawaban
0 1 2 3 4 5 1 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo melatih anggota
staf dari departemen pengguna fungsi TI sesuai dengan rencana pelatihan dan implementasi?
X 2 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menetapkan
rencana uji berdasarkan standar organisasi yang mendefinisikan peran dan tanggung jawab?
X 3 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo membentuk
rencana implementasi dalam menerapkan solusi perubahan dengan TI?
X 4 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menentukan dan
menetapkan pengujian dari operasi terhadap keamanan, pengendalian internal, praktek operasional, kualitas data dan persyaratan privasi, dan beban kerja?
X
5 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mengatur rencana konversi data dan migrasi infrastruktur sebagai bagian dari metode pengembangan organisasi?
X 6 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo melakukan
pengujian terhadap sesuai dengan rencana ditentukan sebelum migrasi ke lingkungan operasional?
X 7 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo memastikan
bahwa pemilik proses bisnis dan stakeholder TI mengevaluasi hasil dari proses pengujian akhir?
X 8 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menjaga agar
sistem tetap sejalan dengan rencana implementasi? X 9 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo melakukan review
pasca-pelaksanaan implementasi sistem? X
Berdasarkan hasil penilaian diatas, nilai kematangan tata kelola pada proses ini adalah 4 poin, yakni managed and measurable. Prosedur diformalkan dan dikembangkan untuk menjadi terorganisir dengan baik. Kualitas sistem memasuki produksi yang memuaskan untuk manajemen. Otomatisasi dari proses ini adalah ad hoc dan berdasarkan proyek. Manajemen mungkin puas dengan tingkat saat ini efisiensi meskipun kurangnya evaluasi pasca-implementasi.
V-23
5.1.3 Penyelenggaraan dan pelayanan (Delivery and Support)
5.1.3.1 DS 1 Menetapkan dan Mengelola Tingkat Layanan (Define and Manage Service Levels)
Dalam sistem informasi yang berkembang, Rumah Sakit Panti Waluyo telah mendefinisikan kerangka kerja yang menyediakan proses manajemen tingkat layanan formal antara pengguna dan penyedia layanan. Kerangka kerja ini dibuat untuk menjaga keselarasan terus menerus dengan kebutuhan bisnis prioritas dan memfasilitasi pemahaman bersama antara pengguna dan penyedia. Kerangka kerja ini telah mencakup proses menciptakan kebutuhan layanan, definisi layanan, SLA, OLA, dan sumber pendanaan. Dan kerangka tersebut telah menentukan struktur organisasi untuk manajemen tingkat layanan, yang meliputi peran, tugas dan tanggung jawab dari penyedia layanan internal dan eksternal dan pengguna.
Berdasarkan kondisi yang terjadi di Rumah Sakit Panti Waluyo seperti yang tertuang diatas, dapat dinilai bahwa organisasi tersebut telah membuat pengelolaan proses tingkat menetapkan dan mengelola tingkat layanan yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk TI memastikan keselarasan layanan TI kunci dengan strategi bisnis. Berikut tabel rekap penilaian kematangan tata kelola TI pada proses DS1.
Tabel 5.15. Tabel Kuesioner Penilaian Kematangan Tata Kelola TI Proses DS1
No Pertanyaan Jawaban
0 1 2 3 4 5 1 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mendefinisikan
kerangka kerja yang menyediakan proses manajemen tingkat layanan formal antara pengguna dan penyedia layanan?
X
2 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menetapkan definisi dasar dari layanan TI pada karakteristik layanan dan kebutuhan bisnis?
X 3 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mendefinisikan
dan menyetujui SLA untuk semua layanan TI berdasarkan kebutuhan pelanggan dan kemampuan TI?
X 4 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menjelaskan
bagaimana layanan akan secara teknis disampaikan untuk mendukung SLA secara optimal?
X 5 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo memantau kriteria
kinerja layanannya? X
6 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo meninjau SLA dan kontrak dengan penyedia layanan internal maupun eksternal?
X
V-24
Berdasarkan hasil penilaian diatas, nilai kematangan tata kelola pada proses ini adalah 4 poin, yakni managed and measurable. Tingkat layanan semakin didefinisikan dalam fase definisi persyaratan sistem dan dimasukkan ke dalam desain dari aplikasi dan lingkungan operasional. Kepuasan pelanggan secara rutin diukur dan dinilai. Ukuran kinerja mencerminkan kebutuhan pelanggan, bukan tujuan TI lagi. Langkah-langkah untuk menilai tingkat pelayanan menjadi standar dan mencerminkan norma-norma industri. Kriteria untuk menentukan tingkat layanan didasarkan pada kekritisan bisnis dan termasuk ketersediaan, keandalan, kinerja, kapasitas pertumbuhan, dukungan pengguna, perencanaan kontinuitas dan pertimbangan keamanan. Analisis akar penyebab secara rutin dilakukan ketika tingkat layanan tidak terpenuhi. Sebuah sistem formal pengukuran dilembagakan dan dipertahankan.
5.1.3.2 DS 2 Mengelola Layanan pihak ketiga (Manage Third-party Services) Dalam sistem informasi yang berkembang, Rumah Sakit Panti Waluyo telah mengidentifikasi semua layanan pemasok, dan mengkategorikan mereka sesuai dengan jenis pemasok dan signifikansi. Memelihara dokumentasi yang formal mengenai hubungan teknis dan organisasi yang meliputi peran dan tanggung jawab, tujuan, harapan layanan, dan mandat perwakilan dari pemasok.
Rumah Sakit Panti Waluyo selalu mengidentifikasi dan mengurangi risiko yang berkaitan dengan kemampuan pemasok untuk melanjutkan pelayanan yang efektif dengan cara yang aman dan efisien secara terus menerus. Serta telah menetapkan proses untuk memantau pelayanan untuk memastikan bahwa pemasok memenuhi kebutuhan bisnis saat ini dan terus mematuhi perjanjian kontrak dan SLA, dan kompetitif dengan pemasok alternatif serta kondisi pasar.
Berdasarkan kondisi yang terjadi di Rumah Sakit Panti Waluyo seperti yang tertuang diatas, dapat dinilai bahwa organisasi tersebut telah membuat pengelolaan proses mengelola layanan pihak ketiga yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk TI memberikan layanan pihak ketiga yang memuaskan sementara menjadi transparan tentang manfaat, biaya dan risiko. Berikut tabel rekap penilaian kematangan tata kelola TI pada proses DS2.
V-25
Tabel 5.16. Tabel Kuesioner Penilaian Kematangan Tata Kelola TI Proses DS2
No Pertanyaan Jawaban
0 1 2 3 4 5 1 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mengidentifikasi
semua layanan pemasok, dan mengkategorikan mereka sesuai dengan jenis pemasok?
X 2 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo membuat proses
manajemen hubungan pemasok untuk setiap pemasok? X 3 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo mengidentifikasi
dan mengurangi risiko yang berkaitan dengan pemasok? X 4 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menetapkan
proses untuk memantau pelayanan untuk memastikan bahwa pemasok memenuhi kebutuhan bisnis?
X
Berdasarkan hasil penilaian diatas, nilai kematangan tata kelola pada proses ini adalah 4 poin, yakni managed and measurable. Kriteria formal dan standar telah ditetapkan untuk mendefinisikan hal keterlibatan, termasuk lingkup pekerjaan, jasa / kiriman yang akan diberikan, asumsi, jadwal, biaya, pengaturan dan tanggung jawab penagihan. Kualifikasi Vendor, risiko dan kemampuan diverifikasi secara terus menerus. persyaratan layanan didefinisikan dan terkait dengan tujuan bisnis. Sebuah proses yang ada meninjau kinerja pelayanan terhadap persyaratan kontraktual, memberikan masukan untuk menilai layanan pihak ketiga saat ini dan masa depan. Semua pihak yang terlibat menyadari layanan, biaya dan harapan terhadap layanan tersebut. Disepakati tujuan dan metrik untuk pengawasan penyedia layanan ada.
5.1.3.3 DS 3 Mengelola Kinerja dan Kapasitas (Manage Performance and Capacity)
Dalam sistem informasi yang berkembang, Rumah Sakit Panti Waluyo telah menetapkan proses perencanaan untuk meninjau kinerja dan kapasitas sumber daya TI untuk memastikan bahwa kapasitas biaya dan kinerja tersedia untuk memproses beban kerja sebagaimana ditentukan oleh SLA. Rumah Sakit Panti Waluyo telah menilai kinerja dan kapasitas sumber daya TI saat ini untuk menentukan apakah kapasitas dan kinerja yang cukup ada untuk memberikan terhadap tingkat layanan yang disepakati. Selain itu mereka juga telah melakukan kinerja dan kapasitas peramalan sumber daya TI secara berkala untuk meminimalkan risiko gangguan layanan karena kapasitas yang tidak memadai
V-26
atau penurunan kinerja, dan mengidentifikasi kelebihan kapasitas untuk kemungkinan pemindahan. Mengidentifikasi tren beban kerja dan menentukan perkiraan menjadi masukan untuk kinerja dan kapasitas rencana.
Berdasarkan kondisi yang terjadi di Rumah Sakit Panti Waluyo seperti yang tertuang diatas, dapat dinilai bahwa organisasi tersebut telah membuat pengelolaan proses mengelola kinerja dan kapasitas yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk TI mengoptimalkan kinerja infrastruktur TI, sumber daya dan kemampuan dalam menanggapi kebutuhan bisnis. Berikut tabel rekap penilaian kematangan tata kelola TI pada proses DS3.
Tabel 5.17. Tabel Kuesioner Penilaian Kematangan Tata Kelola TI Proses DS3
No Pertanyaan Jawaban
0 1 2 3 4 5
1 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menetapkan proses perencanaan untuk meninjau kinerja dan kapasitas sumber daya TI?
X 2 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menilai kinerja dan
kapasitas sumber daya TI saat ini? X
3 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo melakukan kinerja dan
kapasitas peramalan sumber daya TI secara berkala? X
4 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo menyediakan kapasitas
dan kinerja yang diperlukan untuk ketersediaan sumber daya TI? X
5 Sejauh mana Rumah Sakit Panti Waluyo memantau kinerja dan
kapasitas sumber daya TI? X
Berdasarkan hasil penilaian diatas, nilai kematangan tata kelola pada proses ini adalah 4 poin, yakni managed and measurable. Proses dan metode yang tersedia untuk mengukur penggunaan sistem, kinerja dan kapasitas, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan tujuan yang ditetapkan. Informasi tersedia up-to-date, memberikan statistik kinerja standar. Kinerja dan kapasitas tidak memadai isu-isu yang ditangani sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dan standar. Pengguna merasa umumnya puas dengan kemampuan layanan saat ini dan mungkin menuntut tingkat ketersediaan yang baru dan lebih ditingkatkan. Metrik untuk mengukur kinerja dan kapasitas TI disepakati tapi dapat hanya secara sporadis dan tidak konsisten diterapkan.
5.1.3.4 DS 4 Memastikan Layanan Kontinyu (Ensure Continuous Service) Dalam sistem informasi yang berkembang, Rumah Sakit Panti Waluyo telah mengembangkan kerangka kerja untuk kelangsungan TI untuk mendukung