• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.7. Teknik Budidaya

4.7.1. Penyiapan lahan dan penanaman

Penyiapan lahan dimulai dengan menebang pohon dan membersihkan semak-semak dan tumbuhan lainnya yang tidak diinginkan. Setelah dibersihkan tanah yang hendak ditanami digemburkan dengan dicangkul. Penebangan bertujuan selain untuk menerangi lahan yang akan ditanami juga merupakan

salahsatu hasil panen agroforest. Kayu biasanya dijual ke tengkulak kayu yang berjarak tidak jauh dari agroforest.

Gambar 11. Lahan yang sudah disiapkan, baru ditanami sengon dan pisang

Dalam penanaman durian biasanya dilakukan secara acak dengan jarak tanam yang dikira-kira namun ada juga petani yang menanam agroforestnya dengan cara membentangkan tali yang telah ditandai secara membujur atau melintang sehingga tanaman berjarak teratur seperti yang dilakukan jika menanam karet yang tidak dicampur.

Penanaman durian dilakukan dengan bibit yang disemaikan sendiri hasil dari durian yang telah di seleksi atau beli dari pembibitan yang jaraknya sekitar 15 km dari agroforest. Beberapa petani menanam dengan menggunakan biji durian yang sudah diseleksi dengan merasakan buahnya. Beberapa biji langsung di masukan ke lubang yang sudah disiapkan dengan menggemburkan tanahnya dan membersihkan tumbuhan lain disekitarnya. Penanaman dengan cara ini dipercaya menghasilkan pohon durian yang cepat tumbuhnya, sehat dan berumur sangat panjang dibandingkan durian yang ditanam dari bibit dalam polybag.

4.7.2. Penebangan

Penebangan dapat dikatakan suatu kegiatan seleksi jenis yang membentuk agroforest menjadi seperti sekarang ini. pohon-pohon yang kurang produktif atau kurang bernilai ekonomi di tebang digantikan oleh pohon dengan nilai ekonomi yang lebih tinggi karena keterbatasan ruang. Penebangan dilakukan selain untuk menerangi lahan yang akan ditanami juga merupakan bentuk kegiatan pemanenan. Biasanya kayu dijual ke tengkulak sebelum penebangan sehingga yang melakukan kegiatan penebangan hingga penyaradan adalah tugas dari tengkulak tersebut. Sang pemilik pohon hanya terima uang bersih.

Gambar 12. Seseorang yang hendak menyarad kayu yang baru dibuat balok

Penebangan terjadi karena petani ingin memperbarui dan mengganti tanamannya agar agroforestnya lebih produktif. Namun, seringkali petani menebang pohon-pohon yang sangat produktif seperti durian yang berdiameter besar lebih dari 35 cm, yang berbuah sangat banyak atau pohon-pohon karetnya yang masih produktif. Hal ini seringkali terjadi karena kebutuhan ekonomi yang sangat mendesak dan mendadak dan kemungkinan banyak dari mereka yang tidak menabung untuk mengantisipasi hal tersebut.

Harga kayu ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan antara penjual dan tengkulak kayu (pembeli). Tengkulak kayu menghitung diameter pohon dan jumlahnya yang kemudian dikalikan dengan kisaran harga jenis kayu sebagai bahan untuk pertimbangan penentuan harga total pada kegiatan penebangan ini.

Kegiatan penyaradan kayu dilakukan setelah kayu tersebut dibuat balok di lokasi penyaradan. Penyaradan dilakukan dengan tenaga manusia dengan manggul yaitu diangkat dibahu atau ngagusur yaitu mengikat lalu menarik dengan menggunakan tali.

4.7.3. Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di semua jenis agroforest adalah ngored yaitu menyiangi atau menuai gulma atau tumbuhan-tumbuhan yang tidak dikehendaki dengan arit atau cangkul. Selain untuk memperkecil persaingan tanaman yang menguntungkan dengan tumbuhan yang tidak diinginkan juga agar agroforest tidak rimbun oleh semak sehingga menjadi tempat binatang seperti ular bersembunyi. Ngored biasanya dilakukan dua kali dalam satu tahun tapi ada juga beberapa petani yang ngored lebih rutin dari itu. Hal ini disebabkan karena agroforest yang sangat rimbun sangat sulit untuk di siangi sehingga akan menyita lebih banyak waktu dan tenaga daripada jika dilakukan secara rutin.

Ngored ini biasanya dilakukan merata di seluruh penjuru agroforest sehingga dibawah kanopi pohon hanya tersisa tanaman seperti pisang atau semai- semai pohon yang baru ditanam. Ada juga petani yang ngabuledan yaitu ngored hanya di sekitar pohon-pohonnya saja. Biasanya hal ini dilakukan jika pemilik agroforest tidak memiliki cukup uang untuk membayar orang untuk ngored atau tidak memiliki waktu untuk ngored sendiri. Ngabuledan dilakukan mengitari pohon seperti membuat cemplungan namun biasanya serasah dan daun-daunan tidak di kumpulkan di sekitar pohonnya yang dipercaya untuk menghindari serangan rayap yang dapat merusak pohon.

4.7.4. Penyemprotan Pestisida dan Pemupukan

Ketika musim panen hampir tiba, durian sudah berbuah sebesar kepalan tangan terlihat ada petani yang menyemprot buah durian yang masih kecil tersebut dengan pestisida dengan menggunakan alat semprot yang memiliki selang

panjang. Sedikitnya tiga orang terlibat dalam penyemprotan ini satu orang berada di atas, di cabang-cabang pohon dia bertugas mengarahkan selang ke arah buah. Satu orang bertugas memompa alat semprot tersebut di bawah dan satu orang lagi memastikan air di ember yang telah tercampur pestisida cukup dan memegang ujung selang yang terhubung ke air tersebut pada tempatnya. Penyemprotan pada buah-buahan lain tidak dilakukan oleh petani karena sangat jarang kasus hama yang mengganggu pohon buah-buahan ini atau karena buah-buahan lain bukan merupakan panen yang utama bagi mereka.

Penyemprotan dilakukan untuk mencegah rusaknya buah durian hasil panen utama ini oleh hama sejenis ulat yang membuat busuk bagian dalam buah dan mencegah dimakannya buah ini oleh binatang pengerat seperti bajing. Namun, hal ini jarang dilakukan oleh petani pada umumnya karena memerlukan biaya ekstra dan perhatian yang intensif. Hanya petani tertentu yang memiliki lahan agroforest yang luas seperti kasus diatas dilakukan oleh petani yang memiliki lahan seluas enam ha yang terdiri dari 3 ha agroforest durian, 2,5 ha agroforest karet, dan 0,5 ha lagi agroforest karet campuran.

Pemupukan tidak pernah dilakukan pada pohon durian di daerah ini karena dipercaya dapat merusak rasa durian menjadi hambar. Begitupun karet tidak pernah diberi pupuk. Zat hara bagi pepohonan disini dirasa cukup didapatkan dari serasah-serasah dan dedaunan mati hasil ngored. Meskipun dedaunan yang telah membusuk ini tidak ditumpukkan di dekat pohon-pohon komersil namun hal ini dipercaya tetap dapat menjadi zat hara yang diserap oleh pohon-pohon ini.

Dokumen terkait