• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyuluhan yang diberikan kepada orangtua BBL sebelum pulang Penyuluhan yang dapat diberikan pada orangtua adalah sebagai berikut:

METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

2.2 Perencanaan Asuhan Bayi .1 Pemberian nutrisi .1 Pemberian nutrisi

2.2.8 Penyuluhan yang diberikan kepada orangtua BBL sebelum pulang Penyuluhan yang dapat diberikan pada orangtua adalah sebagai berikut:

a. Menjaga kehangatan

Jaga kehangatan bayi dengan metode kanguru. Bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan diluar untuk membuat bayi tetap hangat. Menjaga kehangatan bayi baru lahir merupakan suatu hal yang sangat penting, dengan cara membungkus atau membedong bayi rapat-rapat dan kepalanya ditutup agar membantunya merasa aman dan hangat. Hal ini membuat bayi tidur lebih nyenyak dan lama jika mereka dibungkus. Bayi mengalami hipotermia, meskipun berada dalam ruangan hangat.

Tujuan menjaga kehangatan adalah untuk mengurangi kehilangan panas tubuh dan membuat bayi merasa aman dan hangat diantaranya dengan cara membungkus bayi, yaitu: cara membungkus bayi dengan aman dalam selimut persegi. Pertama-tama lipat salah satu ujung selimut hingga ke tengah, letakkan kepala bayi ke tengah dari selimut yang dilipat, bungkus kepala bayi terlebih

20

kaki bayi. Kemudian tutupkan dua ujung lain ke tubuh bayi satu persatu, serta membuat bayi tidur lebih nyenyak.

b. Perawatan tali pusat

Tidak boleh dibubuhkan apapun dan hendaknya tali pusat dibiarkan membuka agar tetap kering. Ketika bayi masih berada dalam kandungan ibu, ia mendapatkan makanan dan udara melalui pembuluh-pembuluh darah yang mengalir didalam tali pusat. Begitu lahir, dokter atau bidan akan menjepit tali pusatnya, memotong kira-kira 3 cm dari pusat bayi (Depkes RI, 2004, Asuhan Persalinan Normal). Agar bagian tali pusat yang menempel pada perut bayi tidak terinfeksi maka harus selalu dibersihkan juga agar tetap kering dan bersih. Sisa-sisa tali pusat ini akan terlepas dalam waktu 7-10 hari, kadang-kadang 3 minggu baru terlepas. Setelah terlepas tali pusat ini akan meninggalkan bercak yang kasar, yang memerlukan waktu beberapa hari lagi (kadang-kadang beberapa minggu) untuk mengering dan sembuh. Penyembuhan yang berlangsung lambat akan menyebabkan bercak kasar ini bertambah tebal dengan jaringan yang disebut jaringan granulasi yaitu jaringan baru yang tumbuh, jika ada luka, maksudnya untuk menggantikan jaringan lama yang rusak. Jaringan granulasi yang berlebih akan lebih menonjol dari kulit sekitarnya.

Bercak ini harus dirawat dengan teliti dan dijaga kebersihannya, sehingga kuman-kuman tidak dapat menginfeksi luka ini. Jangan bubuhkan apapun pada luka ini, yang perlu dilakukan adalah menjaga agar bekas ini tetap kering. Usahakan jika bayi mengompol, urin yang membasahi popok tidak mengenai luka ini, pastikan popok bayi tidak bergesekan dan mengiritasi pusat. Jika perlu tekuk popok ke bawah untuk menghindari sentuhan dengan pusar. Apabila melihat satu

21

atau dua tetes darah keluar dari ujung tali pusar atau sekitarnya terasa panas, memerah atau tampak luka agak bengkak, bernanah. Ini menunjukan tanda-tanda infeksi dan konsultasikan dengan dotkter atau bidan. Menjelang kesembuhannya, tali pusat akan berubah warna menjadi hitan bagian ini akan lepas dengan sendirinya antara satu sampai empat minggu. Beberapa professional menyarankan mengusapnya dengan alcohol dengan kain atau bola kapas yang diberi alcohol steril, sedangkam yang lain cenderung menyarankan membiarkannya begitu saja, membersihkan sekelilingnya saja dan proses alamiah yang akan mengambil alih penyembuhannya.

Cara perawatan tali pusat adalah sebagai berikut a. Hindari pembungkusan tali pusat.

b. Jangan mengoleskan salep apaun atau zat lain ke tampuk tali pusat. c. Lipat popok dibawah tali pusat.

d. Jika punting tali pusat kotor, cuci secara hati-hati dengan air matang (DTT) dan sabun. Keringkan secara seksama dengan kain bersih.

e. Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencari bantuan perawatan tali pusat menjadi merah atau mengeluarkan nanah atau darah.

f. Jika pusar menjadi merah atau mengeluarkan nanah atau darah, segera rujuk bayi tersebut ke fasilitas yang mampu untuk memberikan asuhan bayi baru lahir secara lengkap.

c. Perawatan mata

22

mata bayi selalu sehat. Yang perlu dilakukan adalah membersihkan kotoran di sudut mata setiap bangun tidur terutama di pagi hari. Cara merawatnya adalah degan menggunakan kapas bersih atau cuttonbuds yang sudah dicelupkan ke dalam air bersih. Kemudian bersihkan pelan-pelan pelupuk mata dan ujung luar mata.

d. Perawatan telinga

Telinga bayi memerlukan perawatan khusus, yang perlu dilakukan adalah; 1. Jagalah agar air tidak masuk ke liang telinga terutama pada saat mandi. 2. Bersihkan daun telingan dengan menggunakan cotton buds.

3. Lakukan hal ini pada waktu mandi.

4. Perlu dicurigai apabila bayi rewel, demam dan menarik-narik atau meraba-raba samping muka, kemunkinan adanya sakit pada telinga (infeksi telinga) hal ini sering terjadi pada bayi dan anak. Jika demikian, sebaiknya cepat menghubungi tenaga medis lainnya. (Meser, 2007:286)/

e. Perawatan hidung

Bayi hanya bias bernafas melalui hidung, sehingga bila hidung tersumbat oleh kotoran, ia akan megalami kesukaran bernafas. Hidung dapat dibersihkan dari kotoran-kotoran dengan cara:

1. Gunakan cotton buds/ujung tanduk yang agak basah, sehingga kotoran menjadi lunak.

2. Setelah lunak kotoran dikorek dengan kapas bersih yang digulung kecil atau dengan cotton buds.

23

f. Perawatan mulut

Perawatan mulut bayi tidak diperlukan perawatan khusus, yang perlu dilakukan adalah dengan membersihkan gusi apabila mulut bayi terlihat kotor. Caranya adalah paling tidak dua kali sehari gosoklah gusi bayi dengan lembut menggunakan kain yang bersih dan basah (Suryabudhi, 1997:96).

g. Memandikan

Tunda untuk memandikan bayi hingga sedikitnya 6 jam setelah lahir. Memandikan bayi pada beberapa jam pertama dapat mengarah pada kondisi hipotermia dan sangat membahayakan keselamatan bayinya (Depkes RI, 2004). Pada bulan-bulan pertama, bayi biasanya dimandikan pada jam 09.30 – 10.10, untuk memandikannya pakailah air yang cukup hangat karena suhu tubuh bayi terpengaruh dan mudah berubah (Suryabudhi, 2000: 163).

Saat melakukan persiapan untuk memandikan bayi, ikuti rekomendasi-rekomendasi berikut:

1. Tunggu sedikitnya enam jam setelah bayi lahir, sebelum memandikan bayi. Waktu tunggu menajdi lebih lama jika bayi mengalami asfiksia dan hipotermia.

2. Sebelum memandikan bayi, pastikan bahwa temperature tubuh bayi telah stabil (temperature akasila antara 36,50C- 37,50C). jika temperature tubuh bayi dibawah 36,50C, selimuti kembali tubuh bayi secara longgar, tutupi bagian kepalanya dan tempatkan bayi bersama ibunya di tempat tidur atau lakukan kontak kulit langsung bayi- ibu kemudian selimuti keduanya. Tunda waktu

24

3. Jangan memandikan bayi yang mengalami masalah pernafasan.

4. Sebelum memandikan bayi, pastikan ruangan tersebut hangat dan tidak ada hembusan angin. Siapkan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan bayi dan beberapa lembar kain atau selimut bersih dan kering untuk menyelimuti bayi setelah dimandikan.

5. Mandikan bayi secara cepat dengan air yang bersih dan hangat.

6. Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering.

7. Ganti handuk yang basah dan segera selimuti kembali bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering secara longgar. Pastikan bagian kepala bayi ditutupi dengan baik (bayi baringkan dalam dekapan ibunya dan selimuti dengan baik). 8. Tempatkan bayi ditempat tidur yang sama dengan ibunya dan anjurkan ibu

untuk menyusukan bayinya (Depkes RI, 2004 Asuhan Persalinan Normal) Pemberian ASI.

h. Menyusui bayi

Secara alamiah menyusui bayi adalah cara yang terbaik dalam memenuhi kebutuhan gizi bayi, hal ini menimbulkan hubungan yang sangat penting untuk pertumbuhan psikologis bayi yang sehat.

1. Pemberian ASI memiliki beberapa keuntungan: A. Merangsang produksi air susu ibu (ASI).

B. Memperkuat reflex menghisap (reflex menghisap awal pada bayi, paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir). Memulai pemberian ASI secara dini akan memberikan pengaruh yang positif bagi keehatan bayi.

C. Mempromosikan hubungan emosional antara ibu dan bayinya. D. Memberikan kekebalan pasif segera kepada bayi melalui kolostrum.

25

E. Merangsang kontraksi uterus. 2. Pedoman pada ibu saat menyusui:

A. Mulai menyusui segera setelah lahir, dalam 30 menit pertama.

B. Jangan berikan makanan atau minuman lain kepada bayi (misalnya air, madu, larutan gula atau pengganti susu ibu) kecuali ada indikasi yang jelas (atas alasan-alasan medis).

C. Berikan ASI saja selama enam bulan pertama kehidupannya.

D. Berikan ASI pada bayi sesuai dengan kebutuhannya, baik siang maupun malam selama bayi menginginkannya.

3. Posisi yang tepat untuk menyusui

Posisi yang tepat untuk bayi, sangan penting dalam menjamin keberhasilan pemberian ASI dan mencegah lecet atau retak pada putting susu. Periksa, bahwa ibu telah meletakkan bayinya pada posisi yang tepat dan bayi melakukan kontak dengan ibunya secara benar. Berikan bantuan dan dukungan jika ibu memerlukannya, terutama jika ibu baru pertama kali menyusukan atau ibu berusia sangat muda.

4. Memeluk bayi dan mulai menyusukan bayinya

A. Beritahu pada ibu untuk memeluk tubuh bayi secara lurus agar muka bayi menghadap ke payudara ibu dengan hidung bayi didepan putting susu ibu. Posisinya harus sedemikian rupa sehingga perut bayi menghadap ke perut ibu. Ibu harus menopang seluruh tubuh bayi, tidak hanya leher dan bahunya.

26

B. Beritahu pada ibu untuk mendekatkan bayinya ke payudara jika bayi tampak siap untuk menghisap putting susu. Tanda-tanda siap menyusu adalah apabila bayi membuka mulut, mencari, menoleh dan bergerak mencari sesuatu.

C. Tunjukan pada ibu bagaimana membantu bayinya untuk menempelkan mulut bayi pada putting susu.

D. Beritahu pada ibu untuk:

a. Menyentuhkan bibir bayi dengan putting susunya. b. Menunggu hingga mulut bayi terbuka lebar.

c. Mendekatkan bayi cepat ke payudaranya sehingga bibir bawah bayi tepat dibaeah putting susu.

E. Nilai positif menyentuhkan mulut bayi pada putting payudara dan caranya menghisap:

a. Dagu menyentuh payudara ibu. b. Mulut terbuka lebar.

c. Mulut bayi menutupi seluas munkin areola (tidak hanya puttingnya saja).

d. Bibir bayi bagian bawah melengkung ke luar.

e. Bibir menghisap dengan perlahan dan kuat, serta kadang-kadang berhenti.

27

i. Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat

Tempatkan bayi dilingkingan yang hangat. Idelanya bayi ditempatkan ditempat tidur yang sama dengan ibunya. Menempatkan bayi beersama ibunya adalah cara yang paling mudah untuk menjaga bayi agar tetap hangat, mendorong ibu segera menyusukan bayinya dan mencegah paparan infeksi pada bayi.

j. Tanda-tanda bahaya

Jika timbul tanda-tanda bahaya, ajarkan ibu untuk melakukan: berikan pertolongan pertama sesuai kemampuan ibu dan sesuai kebutuhan sampai bayi memperoleh perawatan medis lanjutan, bawa bayi ke RS atau klinik terdekat untuk perwatan tindakan segera.

k. Imunisasi

Imunisasi adalah suatu cara memproduksi imunitas aktif buatan untuk melindungi diri melawan penyakit tertentu dengan memasukan suatu zat ke dalam tubuh melalui penyuntikan atau secara oral. Berikut ini adalah jadwal imunisasi anak rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) periode 2004 (revisi September 2003).

28

Umur Vaksin Keterangan

Saat lahir Hepatitis B-1

HB-1 harus diberikan salam waktu 12 jam setelah bayi lahir. Dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status HbaAg-B ibu positif, dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan dengan vaksi HB-1. Apabila semula status HbaAg ibu tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa ibu HbaAg psotif maka masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml sebelum bayi berumur 7 hari.

Polio – 0 Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang lahir di RS/RB polio oral diberikan saat bayi dipulangkan (untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain)

1 bulan Hepatitis B-2

1. Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1 dan HB-2 adalah 1 bulan. 2. Bayi premature bila ibu HBsAg (-) imunisasi ditunda sampai bayi berusia 2 bulan atau berat badan 2000 gram.

0-2 bulan BCG 1. BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCS akan diberikan pada umur > 3 bulan sebaiknya dilakukan uji tuberculin terlebih dahulu dan BCG diberikan apabila uji tuberculin negative.

2. Vaksin BCG ulangan tidak dianjurkan oleh karena manfaatnya diragukan.

2 bulan DTP-1 DTP-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu, dapat dipergunakan DTwp atau DTap. DTP-1 dengan interval 4-6 minggu. Polio-1 1. Polio- 1 dapat diberikan bersamaan

dengan DTP-1

2. Interval pemberian polio 2,3,4 tidak kurang dari 4 minggu.

3. Vaksin polio ulangan diberikan satu tahun sejak imunisasi polio 4 selanjutnya umur 5- 6 tahun.

BAB I

PENDAHULUAN

Dokumen terkait