• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyusunan Masterplan dan Outline Plan Sistem Air Limbah Domestik

Arahan pentahapan pencapaian sektor sanitasi

B. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Air Limbah Permasalahan limbah Cair

1. Penyusunan Masterplan dan Outline Plan Sistem Air Limbah Domestik

Pada sub sektor air limbah acuan paling mendasar yang sangat diperlukan adalah tersedianya masterplan yang diikuti dengan penyusunan outline plan sistem pengelolaan air limbah, khususnya sistem pengelolaan air limbah domestik. Setiap sub zona sanitasi di Kabupaten Lombok Timur ke depannya diharapkan memiliki masterplan dan outline plan sistem pengelolaan air limbah domestik sehingga program/kegiatan sub sektor air limbah pada setiap sub zona (wilayah) dapat terealisasi secara terencana.

Timbulan air limbah tahun 2015 sebesar 785 m3/hari) Air limbah di tahun 2020 diproyeksi 817 m3/hari) Target dari 80% volume/hari air limbah terlayani dengan komunal maupun mandiri Sisanya 20% dapat dilayani dengan IPAL berbasis Target sanitasi dasar terlayani mencapai 100% sesuai dengan target nasional

Program infrastruktur air limbah (sistem setempat dan komunal) mencakup beberapa kegiatan pokok, yaitu :

a. Pembangunan Jamban Keluarga.

 Pemetaan ulang kepemilikan jamban individu.

 Penyuluhan dan kampanye bebas “BABS” (sasaran MBR dan non MBR).  Pembentukan forum pemberantasan CLTS/STBM/BABS di setiap desa  Pelatihan bagi pengurus forum CTLS/STBM/BABS.

 Stimulan jamban keluarga untuk MBR/Miskin (bantuan jamban percontohan). b. Pembangunan MCK Umum.

 Penyuluhan dan kampanye mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik (pada daerah yang berpotensi untuk dibangun MCK umum).

 Sosialisasi rencana pembangunan MCK umum kepada masyarakat oleh dinas terkait.  Pembentukan kelompok swadaya masyarakat (KSM-SANIMAS).

 Pembebasan lahan/tanah (oleh masyarakat).

 Perencanaan detail (DED) pembangunan MCK umum.

 Pelatihan bagi pengurus KSM, berupa pelatihan di bidang teknis, keuangan, dan manajerial.

 Sosialisasi kepada masyarakat oleh pengurus KSM (SANIMAS).  Pembangunan MCK umum.

 Biaya operasi dan pemeliharaan MCK umum. c. Pembangunan MCK++.

 Penyuluhan dan kampanye mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik (pada daerah yang berpotensi untuk dibangun MCK++).

 Sosialisasi rencana pembangunan MCK++ kepada masyarakat oleh dinas terkait.  Pembentukan kelompok swadaya masyarakat (KSM-SANIMAS).

 Pembebasan lahan/tanah (oleh maysarakat), asumsi luas 100 m2/unit.  Perencanaan detail (DED) pembangunan MCK++.

 Pelatihan bagi pengurus KSM, berupa pelatihan di bidang teknis, keuangan, dan manajerial.

 Sosialisasi kepada masyarakat oleh pengurus KSM (SANIMAS).  Pembangunan MCK++.

 Pemeliharaan MCK++.

d. Pembangunan IPAL Komunal/Tangki Septik Komunal.

 Penyuluhan dan kampanye mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik (pada daerah yang berpotensi untuk dibangun IPAL komunal).

 Sosialisasi rencana pembangunan IPAL komunal kepada masyarakat oleh dinas terkait.  Pembentukan kelompok swadaya masyarakat (KSM-SANIMAS) setiap desa.

 Pembebasan lahan/tanah (oleh masyarakat).  Perencanaan jaringan perpipaan.

 Pelatihan bagi pengurus KSM, berupa pelatihan di bidang teknis, keuangan, dan manajerial.

 Sosialisasi kepada masyarakat oleh pengurus KSM (SANIMAS).

 Pembangunan IPAL komunal dan jaringan perpipaan/sambungan rumah.  Pemeliharaan IPAL komunal (SANIMAS).

 Pengadaan truk air limbah.

 Operasi dan pemeliharaan truk air limbah. e. Pembangunan IPLT (jangka panjang).

 Pembangunan IPLT skala kota/wilayah.  Studi AMDAL pembangunan IPLT.

 Sosialisasi dan kampanye rencana pembangunan IPLT.  Pembebasan lahan/tanah.

 Perencanaan detail (DED) pembangunan IPLT.  Pelatihan bagi pengelola IPLT.

 Pembangunan IPLT.

 Supervisi pembangunan IPLT.  Operasi dan pemeliharaan IPLT.  Pengadaan truk tinja.

 Operasi dan pemeliharaan truk tinja.

f. Pembangunan Infrastruktur Air Limbah Sistem Terpusat/IPAL Terpusat (Off Site System) Skala Kota.

 Studi pra kelayakan sistem pengelolaan air limbah terpusat skala kota/kawasan.  Studi kelayakan sistem pengelolaan air limbah terpusat skala kota/kawasan.  Preliminary Design sistem pengelolaan air limbah terpusat skala kota/kawasan.  Studi AMDAL sistem pengelolaan air limbah terpusat skala kota/kawasan.

 Sosialisasi dan kampanye “rencana” pembangunan sistem pengelolaan air limbah terpusat skala kota/kawasan.

 Pembebasan lahan/tanah.

 Perencanaan detail (DED) sistem pengelolaan air limbah terpusat skala kota/kawasan.  Sosialisasi “pembangunan” pembangunan sistem pengelolaan air limbah terpusat skala

kota/kawasan.

 Pembentukan lembaga pengelola sistem pengolah limbah terpusat.  Pelatihan pengelolaan sistem pengolah limbah terpusat.

 Pembangunan sistem pengolah air limbah terpusat skala kota/kawasan.

 Supervisi pembangunan sistem pengolah air limbah terpusat skala kota/kawasan.  Pembangunan sistem perpipaan primer.

 Supervisi pembangunan sistem perpipaan primer.  Pembangunan sistem perpipaan sekunder. 

 Pembangunan sistem perpipaan tersier.

 Supervisi pembangunan sistem perpipaan tersier.  Pembangunan sambungan rumah (SR).

 Supervisi pembangunan sambungan rumah (SR).  Perluasan/penambahan sambungan rumah (SR).

 Operasi dan pemeliharaan sistem pengolah air limbah terpusat termasuk perpipaan. g. Pengembangan Sanitasi Sekolah.

 Pemetaan kondisi sarana dan prasarana sanitasi sekolah (TK/PAUD, SD, SLTP, SLTA).  Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

(1) Pembangunan sarana air bersih dan sanitasi di lingkungan sekolah. o Stimulan pembangunan jamban/toilet.

o Penyediaan/pembangunan sarana CTPS.

o Penyediaan tempat cuci tangan (toilet) di sekolah (TK/PAUD). o Penyediaan sarana pembuangan sampah (tong sampah).

o Penyuluhan dan pelatihan cuci tangan dengan air bersih dan sabun. o Pelatihan pembuangan dan pemilahan sampah.

(2) Pemeliharaan rutin/berkala sarana sanitasi di lingkungan sekolah.  Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (SD, SLTP).

(1) Pembangunan sarana air bersih dan sanitasi di lingkungan sekolah. o Pembangunan jamban/toilet.

o Penyediaan/pembangunan sarana CTPS.

o Penyediaan sarana pembuangan sampah (tong sampah dan TPS untuk sekolah). o Penyediaan tempat cuci tangan (toilet) di sekolah (SD, MI, SMP, MTs).

o Penyuluhan dan pelatihan cuci tangan dengan air bersih dan sabun. o Pelatihan pembuangan dan pemilahan sampah.

(2) Pemeliharaan rutin/berkala sarana sanitasi di lingkungan sekolah.  Pendidikan Menengah (SLTA).

(1) Pembangunan sarana air bersih dan sanitasi di lingkungan sekolah. o Pembangunan jamban/toilet.

o Penyediaan/pembangunan sarana CTPS.

o Penyediaan sarana pembuangan sampah (tong sampah dan TPS untuk sekolah). o Penyediaan tempat cuci tangan (toilet) di sekolah (SMA, MA, Ponpres).

o Penyuluhan dan pelatihan cuci tangan dengan air bersih dan sabun. o Pelatihan pembuangan dan pemilahan sampah.

(2) Pemeliharaan rutin/berkala sarana sanitasi di lingkungan sekolah.

h. Pembuatan peraturan pengelolaan air limbah dan pemantauan kualitas lingkungan.

Pada prinsipnya program/kegiatan di atas bersifat stimulus untuk mendorong partisipasi dan tingkat kesadaran masyarakat akan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), yaitu mulai dari lingkungan rumah tangga, lingkungan usaha, lingkungan sekitar maupun dalam konteks yang lebih luas. Dari 8 (delapan) pokok program/kegiatan di atas, program stimulus yang dipandang

penting untuk segera dieksekusi adalah upaya mencapai hidup bersih dan sehat yang lebih ideal yang diharapkan dapat diwujudkan dalam jangka panjang, antara lain seperti pembangunan MCK umum, pembangunan MCK++, pembangunan IPAL komunal/tangki septik komunal, pengembangan IPLT, pembangunan infrastruktur air limbah sistem terpusat/IPAL terpusat (off site system) skala kota, dan pembuatan peraturan pengelolaan air limbah dan pemantauan kualitas lingkungan.

Sementara program/kegiatan lainnya seperti sanitasi sekolah juga dipandang strategis sebagai cikal bakal pembentukan sumber daya manusia yang handal yang memiliki kepedulian dalam hidup bersih dan sehat hingga usia dewasa dan usia lanjut. Melalui sekolah, maka pendidikan dasar tentang sanitasi mulai tertanam sejak dini yaitu mulai dari tingkat usia dini (TK/PAUD), pendidikan menengah dan pendidikan atas. Rincian program dan kegiatan pembangunan sub sektor air limbah domestik di Kabupaten Lombok Timur dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

6.3.1.5 Program Dan Kesiapan Pengembangan Air Limbah

Permasalahan yang dihadapi Kabupaten Lombok Timur adalah masih rendahnya tingkat layanan pengelolaan air limbah, khususnya limbah domestik. Cakupan layanan air limbah sistem on site secara individual (septik tank) sudah mencapai 58% dan system off site secara komunal (MCK) yang baru mencapai 42,5%. Secara teknis penduduk Kabupaten Lombok Timur masih jauh dari pengetahuan cukup baik dalam hal pengetahuan tentang sanitasi di bidang air limbah. Namun, target nasional yang harus mencapai minimal 65% pelayanan perlu ditingkatkan di tahun 2015 hingga 2019

Melihat kondisi layanan pengelolaan air limbah yang ada, maka pengelolaan air limbah (khususnya air limbah domestik) di Kabupaten Lombok Timur adalah melalui upaya perencanaan dan penataan dari awal, yaitu yang dimulai dari penataan prilaku manusianya dan penataan sistem pengelolaannya. Oleh karena itu program/kegiatan sanitasi air limbah di Kabupaten Lombok Timur diawali dengan tahapan, yaitu :

3. Penyusunan Masterplan dan Outline Plan Sistem Air Limbah Domestik.

Pada sub sektor air limbah acuan paling mendasar yang sangat diperlukan adalah tersedianya masterplan yang diikuti dengan penyusunan outline plan sistem pengelolaan air limbah, khususnya sistem pengelolaan air limbah domestik. Setiap sub zona sanitasi di Kabupaten Lombok Timur ke depannya diharapkan memiliki masterplan dan outline plan sistem pengelolaan air limbah domestik sehingga program/kegiatan sub sektor air limbah pada setiap sub zona (wilayah) dapat terealisasi secara terencana.