• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PERENCANAAN INTEGRASI KURIKULUM

C. Penyusunan Program Sekolah

Program sekolah disusun sebelum tahun ajaran baru dimulai, dikelompokkan dalam 8 standar pendidikan yang dikoordinatori oleh 4 orang Wakil Kepala Sekolah. Implementasinya mengacu pada Permendiknas No. 19 Tahun 2007 dan Kalender Pendidikan Pondok yang sudah disusun oleh Majelis Maarif. Dari 8 standar tersebut, semuanya saling terkait satu sama lain, dan progressnya mengerucut ke Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Karena itu sejak awal seluruh program perencanaan harus melibatkan seluruh warga yang ada di Pondok Pesantren agar kegiatan tersebut bisa diketahui dan didukung oleh semua pihak.

Penyusunan program ini juga diharapkan dapat mengakomodir seluruh kegiatan pengembangan siswa mulai dari Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) SMK, KBM Diniyyah, kegiatan pengembangan diri berupa latihan pramuka dan muhadloroh, kegiatan seni budaya dan olah raga serta kegiatan sosial kemasyarakatan. Menurut KH. Usman Mansur BA, Pengasuh Pondok, tujuan dari beragamnya kegiatan siswa adalah :

Karena siswa itu masih berusia muda. Orang muda yang tidak bisa memanfaatkan waktunya akan berbahaya, karena kekosongan itu merusak. Dan supaya mereka itu bisa terangsang bakat, minat dan kelebihannya, mereka diberi kegiatan, karena pondok sifatnya hanya

memberikan stimulan untuk memancing bakat, minat, potensi dan kelebihan siswa…misalnya anak mempunyai kecenderungan di bidang IPA, atau menyukai dakwah maka pondok hanya memberikan fasilitas, agar mereka nanti bisa mandiri37

2. SMK Pancasila

Untuk SMK Pancasila penyusunan Rencana Kerja Sekolah (RKS) dilaksanakan mandiri, namun seperti yang disampaikan Wakil Pengasuh, rambu-rambunya adalah :

Rumusan tujuan sekolah sudah ditentukan oleh Pengasuh Pondok, yakni menyiapkan peserta didik yang mempunyai bekal hidup di masyarakat yaitu ilmu pengetahuan dan ilmu agama. Ilmu Pengetahuan bisa didapatkan di sekolah, Ilmu agama bisa didapatkan di Pondok, tapi pengamalan nilai luhur agama harus dibudayakan setiap hari, setiap saat, dan dimana saja berada38

Rencana Kerja Sekolah adalah kegiatan menyusun pembelajaran selama satu tahun, dimana satuan waktu pendidikan itu berjalan dan pengukuran ketercapaian kemampuan siswa dievaluasi. Di SMK Pancasila, RKS disusun bersamaan dengan penyusunan kurikulum pondok untuk penyesuaian jadwal dan Kalender Pendidikan. Seluruh kegiatan SMK harus diketahui dan dikoordinasikan dengan Pengasuh Pondok, untuk menghindari tumpang tindihnya kegiatan, atau menghindari kegiatan yang kurang sesuai dengan nilai-nilai kepondokan. Untuk pendidikan diniyyah, dilaksanakan secara mandiri, diasuh oleh guru-guru pondok yang sudah kompeten dibidangnya. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada sore dan malam hari, setelah kegiatn KBM SMK selesai. Evaluasi dan penilaian sebagai salah

37

Wawancara dengan Pengasuh Pondok KH Usman Mansur BA pada hari Sabtu, 5 Agustus 2017

38

Wawancara dengan Wakil Pengasuh Pondok Pancasila Bapak M. Thoha Saputro S. Pd. I pada hari Kamis 10 Agustus 2017

satu bukti pelaksanaan pembelajaran juga dilaksanakan di Madrasah Diniyyah, dan diakhir semester siswa akan mendapatkan 2 (dua) buah rapot 3. SMK Al-Falah

Di SMK Al-Falah Penyusunan Rencana Kerja Sekolah (RKS) dilaksanakan awal Tahun Ajaran baru melalui rapat sekolah. Penanggung jawab utamanya adalah Kepala Sekolah, sesuai tabel dibawah ini

Tabel 2.1 Struktur Organisasi SMK39

RKS ini di bagi menjadi empat bidang dan dibawahi oleh Waka Kesiswaan, Waka Kurikulum, Waka Humas dan Waka Sarpras. Masing- masing Waka bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dan melaporkan tugasnya secara berkalam dalam rapat sekolah yang diadakan setiap bulan sekali.40

RKS ini menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran selama setahun. Dalam penyusunan RKS, dimana acuannya adalah Standar

39

Tim Pengembang Kurikulum,Dokumen I Kurikulum 13 SMK Al Falah Tahun Pelajaran 2017/2018, 15

40

Wawancara dengan Kepala Sekolah SMK-Al Falah Bapak Samsidi S.Pd.Kim., M.Pd pada hari Senin 28 Agustus 2017

Kepala Sekolah

DU /DI TA

Waka Kur. Waka Sarpras Waka Humas Waka Kesis.

Perpus Kaprogli Tehnik Otomotif BK Kaprogli Tata Busana Guru

Kompetensi Lulusan, Pengasuh Pondok sudah memberikan batasannya, yaitu :

Santri atau siswa dari Al Falah itu harus punya basis agama yang kuat, punya karakter dan berakhlakul karimah dan juga memiliki ketrampilan atau kompetensi yang memadai untuk bekal masa depannya. Dari banyak pertimbangan para pengurus, kami memilih jurusan Otomotif dan Tata Busana untuk bekal ketrampilannya41 Karena itu semua pembelajaran harus mengacu pada standar yang sudah ditetapkan, yaitu siswa yang kompeten atau memiliki ketrampilan sesuai dengan jurusan yang dipilih sekaligus siswa yang berakhlakul karimah dan memiliki kemampuan agama yang baik, minimal bisa membaca Al-Quran.

Dari pemaparan data di atas, perencanaan integrasi kurikulum di SMK berbasis pesantren di Kota Salatiga dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Guru-guru, di bawah dukungan dan kontrol Pimpinan Pesantren. Perencanaan itu di awali dari proses penyusunan visi misi dan pembuatan Rencana Kerja Sekolah yang kemudian diturunkan ke dalam Kalender Pendidikan dan perangkat pembelajaran lainnya. Penyiapan perangkat ini menjadi strategis, karena di sinilah proses pembelajaran selama satu tahun disiapkan, mulai dari materi, perencanaan metode dan tujuan yang akan dicapai. Sementara itu, dari sisi penyiapan sumberdaya, ada model yang berbeda-beda. Penerimaan siswa baru di SMK-SPP Dharma Lestari dan SMK Pancasila melalui tes masuk pondok sekaligus, sementara di SMK Al-Falah tidak. Pada proses perekrutan guru, di SMK-SPP Dharma Lestari dilakukan oleh Yayasan, dengan syarat- syarat yang sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan. SMK Pancasila melakukan perekrutan dengan sistim tertutup, yaitu ditawarkan dulu untuk kalangan interen pondok yang memenuhi syarat akademik, kalau kemudian 41

Wawancara dengan Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Bapak KH. Maksum pada hari Senin 28 Agustus 2017

masih belum terpenuhi baru dipublikasikan. Sedangkan untuk SMK Al-Falah, perekrutan di lakukan oleh sekolah tanpa melibatkan Pondok atau yayasan, karena manajemennya sudah terpisah. Sekalipun demikian, pertimbangan ketrampilan beragama tetap menjadi prioritas untuk penerimaan tenaga guru. Untuk SMK –SPP Dharma Lestari proses ini lebih memudahkan dalam proses integrasi pembelajaran karena guru berlatar belakang pesantren namun tetap linier dengan bidang yang diampu. Di SMK Pancasila, karena prioritas yang diambil adalah dari kalangan internal, maka beberapa Guru Mapel disekolah tidak linier dengan mapel yang diampu. Sedangkan di SMK Al- Falah semua guru sudah sesuai dengan mapel yang diampu, tapi tidak harus mensyaratkan guru berlatar belakang pesantren karena secara manajemen memang terpisah.

Tabel 2.1 Latar Belakang Pendidikan Guru

NO NAMA SEKOLAH JML GURU JML SISWA LINIERITAS BERBASIS PESANTREN 1 SMK-SPP Dharma Lestari 20 161 90,5% 68,2% 2 SMK Pancasila 17 92 66,7% 58,8% 3 SMK Al-Falah 18 167 95,5% 27,8%

Sumber : Data Keadaan Guru di SMK-SPP Dharma Lestari, SMK Pancasila dan SMK Al-Falah

Ketiga model perekrutan ini tetap tidak mengurangi bobot integrasi kurikulum pembelajaran PAI di masing-masing sekolah, karena manajemen nya tidak sama dan metode yang dipakai berbeda-beda pula, dan tentu tujuan yang ingin dicapai oleh masing-masing lembaga tidak sama. Namun akan lebih strategis kalau penerapan kebiasaan beragama di lakukan oleh guru yang memiliki ketrampilan beragama yang benar dan latar belakang

pendidikan yang sesuai agar bisa menghasilkan peserta didik yang berkarakter, produktif, inovatif, afektif melalui penguatan integrasi sikap, pengetahuan dan ketrampilan.

Dokumen terkait