IMPLEMENTASI INTEGRASI KURIKULUM PAI
PADA SMK BERBASIS KOMUNITAS PESANTREN
DI KOTA SALATIGA
Studi Kasus Pada SMK-SPP Dharma Lestari, SMK Pancasila, dan SMK Al Falah Tahun 2017
Oleh :
DURROTUR ROSIDAH NIM M1.14.019
Tesis diajukan Sebagai pelengkap persyaratan untuk Gelar Magister Pendidikan
MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PROGRAM PASCA SARJANA
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini merupakan
hasil karya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak
mencantumkan tanpa pengakuan bahan bahan yang telah dipublikasikan
sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah
diajukan untuk gelar atau ijazah pada institut Agama Islam Negeri Salatiga
atau Perguruan tinggi lainnya”
Salatiga, 7 Agustus 2018 Yang membuat pernyataan,
Durrotur Rosidah
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini merupakan
hasil karya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak
mencantumkan tanpa pengakuan bahan bahan yang telah dipublikasikan
sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah
diajukan untuk gelar atau ijazah pada institut Agama Islam Negeri Salatiga
atau Perguruan tinggi lainnya”
Salatiga, 7 Agustus 2018 Yang membuat pernyataan,
Durrotur Rosidah
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini merupakan
hasil karya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak
mencantumkan tanpa pengakuan bahan bahan yang telah dipublikasikan
sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah
diajukan untuk gelar atau ijazah pada institut Agama Islam Negeri Salatiga
atau Perguruan tinggi lainnya”
Salatiga, 7 Agustus 2018 Yang membuat pernyataan,
ABSTRAK
INTEGRASI KURIKULUM PAI
PADA SMK BERBASIS KOMUNITAS PESANTREN
DI KOTA SALATIGA TAHUN 2017
Studi Kasus Pada SMK-SPP Dharma Lestari, SMK Pancasila, dan SMK Al Falah
E-mail : durroh_rosyida@gmail.com
Pesantren telah membuat pencapaian yang luar biasa dalam integrasi kurikulum sejak proses modernisasi dalam sistim pendidikan pesantren. Proses ini sebagai indikasi yang baik bagaimana pesantren telah mampu beradaptasi dan responsive terhadap perubahan saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui integrasi kurikulum PAI di SMK, menyikapi padatnya distribusi kurikulum kejuruan, semakin pendeknya jam belajar disekolah menjadi 5 hari kerja, dan proses belajar mengajar yang harus memenuhi 4 aspek dalam Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yaitu aspek sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan Ketrampilan.
Penelitian kualitatif ini dilakukan di SMK-SPP Dharma Lestari, SMK Pancasila dan SMK Al Falah. Pengumpulan data berdasarkan wawancara, observasi dan dokumentasi, melalui purposive sampling dengan analisis deskriptif kualitatif. Penulis menyimpulkan; (1) Perencanaan integrasi dimulai dari pembentukan visi sekolah yang kemudian diturunkan ke dalam sistem kurikulum sekolah secara keseluruhan. (2) Implementasi integrasi kurikulum berdasarkan regulasi sekolah dan pesantren dengan mengintegrasikan semua aspek kompetensi (3) Adanya kurikulum pendukung yang mengintegrasikan kurikulum pesantren dan kurikulum sekolah kejuruan dan guru yang memberikan pengaruh dalam kelangsungan program pembelajaran pesantren. Terlepas dari sistem integratif, ada beberapa kendala dalam proses integrasi, misalnya; 1) Kesenjangan pengetahuan agama dasar siswa, misalnya; kemampuan membaca Al Qur'an, tulisan Arab dan ketaatan beribadah, 2) Kegiatan belajar mengajar yang berat, karena kendala jam belajar yang padat, 3) Sebagian besar guru berasal dari lulusan baru perguruan tinggi dengan pengalaman mengajar terbatas.
Kata Kunci: Pendidikan, Integrasi Kurikulum, Kurikulum Pesantren
Abstract
Pesantren has made a remarkable achievement in curriculum integration since the modernization process in Pesantren system of education. This process as good indication how pesantren has been able to adapt and responsive to the current change. This research aims to know of curriculum integration in the subject of Islamic Education (PAI) in the curriculum of Vocational Education (SMK) within the tigh vocational curriculum distribution, the shortened school timing into 5 active days and four compulsory competent aspects.
DAFTAR ISI
E. Metode Penelitian……… 12
F. Sistematika Penulisan……….. 14
BAB II PERENCANAAN INTEGRASI KURIKULUM A. Penyusunan Visi dan Misi..……… 15
B. Proses Penerimaan Siswa Baru dan Perekrutan Guru.…….. 19
C. Penyusunan Program Sekolah……… 23
BAB III IMPLEMENTASI INTEGRASI KURIKULUM A. Kegiatan Belajar Mengajar SMK ………. 29
B. Program Pesantren………. 32
C. Integrasi Kurikulum……….. 37
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Latar Belakang Pendidikan Guru………. 25
3.1 Jadwal Kegiatan Harian Terpadu……….. 28
3.2 Jadwal Kegiatan Kajian Pagi SMK Al-Falah TP 2017/2018……… 30
3.3 Jadwal Kegiatan Harian Pagi dan Sore Pondok Pesantren Agro Nuur
El-Falah Salatiga……… 31
3.4 Jadwal Kegiatan Mingguan dan Bulanan Pondok Pesantren Agro Nuur
El-Falah Salatiga ……….. 31
3.5 Kurikulum Pondok Pesantren Pancasila TP. 2017/2018………... 33
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Struktur Organisasi SMK……… 23
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Transkrip Wawancara dengan Bapak Pitoyo Ngatimin S.P….…….. 47
Transkrip Wawancara dengan Bapak KH Usman Mansur...……….. 48
Transkrip Wawancara dengan Ibu Sri Mulyani S.PdI...……….. 49
Transkrip Wawancara dengan Bapak Thoha Saputro……….. 50
Transkrip Wawancara dengan Bapak KH. Maksum….……….. 51
Transkrip Wawancara dengan Bapak Samsidi S.Pd Kim, M.Pd.……. 52
Dokumentasi kegiatan guru dan siswa SMK-SPP Dharma Lestari …. 53
Foto Observasi dan Wawancara di SMK Al-Falah ……….. 54
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada masa awal tumbuh kembangnya, pesantren adalah pusat pendidikan agama
dengan konsepnya yang sederhana, ada kyai, santri, masjid atau pondok. Metode
pembelajarannya pun juga sederhana, sistem sorogan, bandongan dan musyawarah. Pada perkembangannya, muncul sistem baru yang bernama madrasah dan pondok
pesantren dengan segala dinamikanya. Kemudian muncul tipologi pesantren
tradisional dan moderen dengan segala kekhasannya masing-masing. Sistem
pendidikan pesantren tradisional, sering disebut sistem salaf yakni sistem yang tetap
mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik sebagai inti pendidikan di
pesantren, sedangkan pondok modern merupakan sistem pendidikan yang berusaha
mengintegrasikan secara penuh sistem tradisional dan sistem sekolah formal.1 Dikotomi pendidikan Islam ini semakin menunjukkan resistensinya karena dunia
pendidikan di perkenalkan ke Indonesia melalui imperialisme.2 Perjalanan panjang menemukan format pendidikan yang ideal, membuktikan bahwa pola dan sistim
pendidikan di pondok pesantren memiliki tingkat adaptasi yang tinggi.
Salah satu solusi yang diterapkan dalam proses adaptasi tersebut adalah
integrasi pendidikan. Sistem ini bermula dari perubahan sosial yang melahirkan
kebutuhan sumberdaya yang makin beragam. Produk dari pesantren dianggap kurang
siap lebur dan mewarnai kehidupan moderen, atau dengan kata lain hanya
memunculkan santri-santri dengan kemampuan-kemampuan yang terbatas.3 Dipadukanlah kurikulum kementerian terkait, Kementerian Agama dan atau
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan kurikulum pesantren menjadi
1
Badrut Tamam, Pesantren, Nalar dan Tradisi,Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2015, xxx. 2
Mulyadi Kartanegara,Integrasi Ilmu:Sebuah Rekonstruksi Holistik, Bandung: Mizan,2005,19
3
kurikulum terpadu. Berdirinya sekolah formal di lingkungan pesantren menjadi
sebuah keniscayaan yang tidak boleh diabaikan. Namun tidak sedikit proses integrasi
ini terkendala dengan banyak hal, di antaranya dengan regulasi pendidikan. Jam
belajar yang semakin panjang, dari jam 07.00 sampai dengan jam 14.15, untuk yang
6 hari kerja, atau dari jam 07.00 sampai dengan jam 17.00 untuk yang 5 hari kerja,
sistem Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang mengharuskan siswa berada di
lingkungan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/DI) untuk jangka waktu lama,
sementara alokasi pembelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti hanya
3jam/minggu. Tentu sangat tidak mudah menerapkan pembelajaran secara teori dan
praktik untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu untuk membentuk
pribadi muslim yang menguasai pengetahuan, memiliki kemampuan berkembang,
dan trampil secara intelektual, memiliki minat, sikap, nilai, penghayatan serta
penyesuaian diri, dan trampil dalam amaliyah 4 atau untuk mencapai tujuan pendidikan di pesantren, yaitu mendidik para santri menjadi individu yang bermoral
baik, memiliki wawasan keagamaan yang luas dan memiliki bekal ketrampilan yang
bisa diandalkan.5
Integrasi kurikulum menjadi solusi penengah, agar pembelajaran bisa
terlaksana sesuai regulasi, tetapi tradisi-tradisi mulia dan luhur dari pesantren tidak
terpinggirkan. Tradisi tersebut secara umum terletak pada fungsinya sebagai lembaga
yang mempunyai komitmen terhadap pembentukan moral bangsa, menjadi media
dakwah dan pengembangan agama. Tradisi tersebut mengerucut pada kurikulum
pesantren yang pencapaian ketiga aspek itu idealnya akan bisa ditempuh melalui
4
M. Ridlwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pesantren Ideal;Pondok Pesantren di Tengah Arus Perubahan, Jogjakarta : Pustaka Pelajar, 2010, 74
5
pendidikan formal yang tumbuh di pesantren, atau dalam nomenklatur Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan disebut dengan SMK Berbasis Pesantren.
Atas dasar permasalahan diatas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan tema, Implementasi Integrasi Kurikulum PAI pada SMK Berbasis
Komunitas Pesantren di Kota Salatiga, yaitu pada SMK-SPP Dharma Lestari di PP
Agro Nuur el Falah Pulutan, SMK Pancasila di PP Pancasila Blotongan, dan SMK Al
Falah di PP. Al Falah Grogol.
B. Rumusan Masalah
Berdasakan latar belakang di atas penulis bermaksud mengadakan penelitian
tentang :
1. Bagaimana penyusunan integrasi kurikulum Pendidikan Agama Islam
(PAI) di SMK Berbasis Pesantren di Kota Salatiga ?
2. Sejauh manakah implementasi kurikulum Pendidikan Agama Islam di
SMK Berbasis Pesantren di Kota Salatiga ?
3. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam proses integrasi
kurikulum PAI di SMK Berbasis Pesantren di Kota Salatiga ?
C. Signifikansi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan model penyusunan
integrasi kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMK berbasis pesantren, dan
implementasinya dalam Kegiatan Belajar Mengajar, serta mengetahui faktor
penunjang dan faktor penghambat dalam proses integrasi kurikulum PAI pada
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritik
Penelitian ini dapat memberikan masukan dalam rangka
mendukung teori yang berkaitan dengan integrasi kurikulum. Selain itu,
sebagai bahan referensi bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian
terhadap permasalahan yang berkaitan dengan kurikulum.
b. Manfaat praktis
Manfaat bagi sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam
melakukan kajian atau evaluasi kurikulum dalam mengembangkan
pembelajaran agama. Sedangkan bagi penulis, dapat dijadikan dasar
latihan dalam penelitian selanjutnya dan sebagai informasi untuk terus
menambah pengetahuan tentang kurikulum
D. Kajian Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Tesis yang ditulis oleh Subki yang berjudul Integrasi Sistem Pendidikan Madrasah dan Pesantren Tradisional (Studi Kasus Pondok Pesantren Al Anwar Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang)6 relevan dengan penelitian ini. Melalui kajian studi kasus ini dapat diketahui
langkah-langkah yang dilakukan oleh lembaga dalam mengintegrasikan
kurikulum pesantren dan model pendidikan formal. Perbedaannya,pada
penelitian ini integrasi kurikulum dilakukan dengan memasukkan kurikulum
kemenag menjadi salah satu bagian dari kurikulum pondok.
6
Kemudian penelitian yang juga penulis anggap relevan dengan
penelitian ini adalah tesis sdr. Nur Faizin yang berjudul Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Berbasis Kitab Kuning Di SMK Roudlotul Mubtadiin Nalumsari Jepara.Integrasi kurikulum yang di lakukan di SMK Roudlotul Mubtadiin dengan pemakaian kitab kuning sebagai bahan ajar
PAI dan penambahan kegiatan keagamaan di luar jam pelajaran yang
diorientasikan untuk meningkatan kualitas keagamaan santri SMK
Roudlotul Mubtadiin.7 Perbedaan penelitian ini dengan yang penulis lakukan adalah kalau integrasi kurikulum dilakukan dengan penambahan
jam belajar dan penggunaan kitab kuning sebagai bahan ajar dengan
menyesuaikan kompetensi yang ingin dicapai, sedangkan pada penelitian ini
integrasi kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) dilakukan dengan cara
mengintegrasikan kurikulum SMK dengan kurikulum pesantrennya, bukan
hanya pada materi ajar, tapi juga pada kegiatan pembelajaran sekolah
kejuruan.
Pada penelitian lain yang berjudul A “New” Thematic, Integrated Curriculum for Primary Schools of Trinidad and Tobago:A Paradigm Shift8 oleh Yvonne J. Jhon. Integrasi kurikulum pada penelitian ini dilakukan
untuk mengukur kemampuan calon guru dalam menerapkan pembelajaran
materi materi pokok di sekolah dasar, yaitu membaca, menulis, matematika,
sains, studi sosial dan mata pelajaran lain yang diidentifikasi dalam konteks
subjek dunia nyata dan memakai Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK). Penelitian ini semakin meneguhkan efektifitas integrasi kurikulum
7
Nur Faizin, “PembelajaranPendidikan Agama Islam (PAI) Berbasis Kitab Kuning Di SMK Roudlotul Mubtadiin Nalumsari Jepara”, Tesis, IAIN Walisongo, Semarang, 2012.
8
dalam mengatasi masalah pembelajaran yang komplek. Perbedaanya dengan
penelitian yang penulis lakukan adalah pada obyeknya, di mana integrasi
diterapkan pada jenjang Pendidikan Dasar, sementara penelitian ini
dilakukan pada jenjang Pendidikan Menengah.
Penelitian yang relevan juga dilakukan oleh Atsumbe B. Numgwo,
Emmanuel Raymond, Francis Abutu, Okwori Robert O. dalam Curriculum Integration in Vocational and Technology Education: Implication for Teaching and Learning.9 Penelitian ini membahas bagaimana integrasi kurikulum dapat memfasilitasi pengembangan pengajaran dan keterampilan
secara efektif. Siswa harus mempelajari keterampilan baru dengan cepat dan
mampu berkomunikasi, memecahkan masalah, dan bekerja dengan
teknologi. Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah pada
materinya, di mana integrasi dilakukan antar semua materi ajar, sedangkan
penelitian penulis hanya pada materi PAI.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Andy Hargreaves dan Shawn
Moore dalamCurriculum Integration and Classroom Relevance : A study of Teacher’s Practicedimana kurikulum terpadu atau interdisipliner dipandang sebagai salah satu aspek yang paling ambisius namun juga kontroversial
dari pendekatan terkini terhadap reformasi pendidikan yang mencoba
menghubungkan pembelajaran kelas dengan kehidupan dan pemahaman
semua siswa. Proses ini menjadikan guru lebih leluasa menyampaikan
materi dan mendorong untuk bekerjasama dalam satu tim, saling bertukar
informasi, serta mengembangkan kompetensi dan kreatifitas. Perbedaannya
9
dengan penelitian tesis ini, fokusnya lebih kepada penyiapan guru sebagai
salah satu komponen dari kurikulum.10
Penelitian yang serupa dengan Andy Hargreaves di lakukan juga
oleh Amani K. H. Alghamdi, dengan judul The Effects of an Integrated
Curriculum on Student Achievement in Saudi Arabia. Integrasi kurikulum di
pakai untuk tujuan peningkatan prestasi siswa. Dalam penelitian ini, materi
yang diintegrasikan adalah matematika dan sains dengan kecakapan hidup.
Proses ini menjadikan guru lebih mudah menyampaikan tujuan
pembelajaran, dan mendorong untuk saling bekerjasama, saling bertukar
pengalaman, serta mengembangkan perasaan sosial .11 Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada obyeknya dimana pada penelitian diatas
obyeknya Sekolah Dasar dengan materi matematika dan sains, sedangkan
pada penelitian ini obyeknya siswa SMK dengan materinya PAI.
2. Kerangka Teori
a. Integrasi Kurikulum
Secara sederhana, integrasi kurikulum dimaknai sebagai bentuk
kurikulum yang meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan
menyajikan bahan-bahan dalam bentuk unit dan keseluruhan12. Senada dengan itu, Becker & Park mendefinisikan dengan….
….”as approach that linked teaching and learning between two or more of the STEM (science, technology, engineering, and mathematic) areas or between STEM and another school subject”
10
Andy Hargreaves and Shawn , “Curriculum Integration and Classroom Relevance : A Study of Teacher’s Practice”,Journal of Curriculum and Supervision, Vol. 15 Number 2( 2000) 89-112.
11
Amani K.H. Alghamdi, “The Effects of an Integrated Curriculum on Student Achievement in Saudi Arabia”,EURASIA Journal of Mathematics Science and Technology Education University of Dammam,Vol 13, number 3(2017), 6074- 6100
12
Pendekatan yang menghubungkan pengajaran dan pembelajaran antara
dua atau lebih wilayah STEM (Sains, Tehnologi, Rekayasa, dan Matematika)
atau antara STEM dan matapelajaran yang lain13
Dalam wacana tentang ilmu dan agama, integrasi dimaknai sebagai
upaya memadukan keduanya (Ilmu dan Agama).14Perpaduan itu bisa digambarkan seperti pendapat Franzie L. Loepp ketika mendefinisikan
integrasi,
“The very notion of `integration' incorporates the idea of unity between forms of knowledge and the respective discipline. They use the metaphor of a marble cake versus a layer cake to signify different levels of integration. The layer cake means each of the sciences maintains an identity in a general science course while the marble cake is more problem based with the various sciences contributing to the solution of the problem. They argue that the layer cake is more of an interdisciplinary approach to curriculum because the boundaries among the disciplines are maintained..”
Integrasi digambarkan dengan menggunakan metafora kue marmer versus kue
lapis. Kue lapis berarti masing-masing sains mempertahankan identitas
ditengah perpaduan, sementara kue marmer memadukan banyak unsur menjadi
satu bentukan baru. Menurut Loepp, kue lapis lebih merupakan pendekatan
interdisipliner terhadap kurikulum karena batasan di antara disiplin ilmu
dipertahankan15
Pendapat yang lain dari Zuwaynah Al-Jahuri menyebutkan….
"
Becker.K & Park.K, Effects of Integrative Approach Among STEM subjects on Students Learning: A Preliminary Meta- Analysis,Journal of STEM Education, Vol. 12 Number 5(2011):23-37
14
Yusril Ihza Mahendra, Modernisme Islam dan Demokrasi, Pandangan Politik Muhammad Natsir Dalam Islamika, Bandung: Mizan, 1994,18.
15
bahwa integrasi adalah sebuah upaya untuk menghubungkan mata pelajaran
yang berbeda yang disajikan kepada siswa dalam bentuk yang koheren dan
terpadu dan mengatur secara akurat untuk membantu mengatasi hambatan
antara subyek yang berbeda16
Sedangkan menurut Abdur Rahman, struktur keilmuan integratif bukan
berarti antara berbagai ilmu tersebut dilebur menjadi satu bentuk, melainkan
karakter, corak, dan hakikat antar ilmu tersebut terpadu dalam kesatuan
dimensimaterial-spiritual, akal-wahyu, ilmu umum-ilmu agama,
jasmani-ruhani, dan dunia-akhirat.17
Memahami integrasi kurikulum, terutama yang berkaitan dengan
Pendidikan Islam tentu tidak bisa dilepaskan dari gagasan awal Profesor
Kuntowijoyo dengan konsep pengilmuan Islam dengan al-Quran sebagai
paradigma, dan dilakukan dengan dua cara, pertama pengintegrasian kekayaan
keilmuan manusia dengan wahyu, dan kedua obyektifikasi, yaitu menjadikan
pengilmuan Islam sebagai rahmat untuk semua orang18. Dalam pengilmuan Islam tujuan Profesor Kunto adalah mengkontekskan teks agama,
menghubungkan agama dengan kenyataan.
Selanjutnya, gagasan tentang Integrasi tidak bisa dilepaskan dari sosok
Prof. Amin Abdullah dengan Integrasi Interkoneksinya. Integrasi interkoneksi
merupakan dua kata yang berbeda, tapi mempunyai maksud dan tujuan yang
sama, yaitu menggabungkan dan mengkaitkan dua persoalan yang dianggap
16
Zuwaynah Binti Salim Al Jahuri, “Failiyah At Thariqah At Takamuliyyah fi Tahqiqi Al hdaf Al Marjuwwah fi Tadriisi Al Muthaala’ati wa An Nushusi laday Thaalibaati Ash-shoffi Al Awwali Ats Tsanawiy bi Sulthanah ‘Amman”, Thesis, Kulliyyah At Tarbiyah, Univ. Sulthan Qabus, Oman, 2002,74
17
Abd. Rahman Assegaf,Sebuah Pengantar Dalam Pendidikan Islam Integratif, Yogyakarta:Jasa Ungguh Mulia , 2005, xii.
18
terpisah.19 Pendekatan integratif dimaksudkan untuk memadukan kebenaran
wahyu (burhan Ilahi) dalam bentuk pembidangan matakuliah yang terkait
dengan Al-Qur’an-Hadis (hadlarah al-nash), dengan bukti-bukti yang
ditemukan di alam semesta ini (burhan kauni) dalam bentuk pembidangan
matakuliah empiris-kemasyarakatan dan kealaman (hadlarah al-‘ilm), dan
pembidangan matakuliah yang terkait dengan falsafah dan etika (hadlarah
al-falsafah)20. Istilah tigahadlarahini dipopulerkan oleh M. Amin Abdullah.
Jika masing-masinghadlarahsulit terintegrasi, maka perlu diberlakukan
pendekatan interkonektif, yaitu mengaitkan satu pengetahuan dengan
pengetahuan lain melalui satu hubungan yang saling menghargai dan saling
mempertimbangkan. Prinsip dasarnya terletak pada satu kesatuan simbiosis
demi kemaslahatan universal21. Asumsi dasar yang dibangun pada paradigma
ini adalah bahwa dalam memahami kompleksitas fenomena kehidupan yang
dihadapi dan dijalani manusia, setiap bangunan keilmuan apapun baik ilmu
agama, ilmu sosial, humaniora maupun kealaman tidak dapat berdiri sendiri.
Kerjasama, saling membutuhkan dan bertegursapa antar disiplin ilmu akan
dapat memecahkan persoalan yang dihadapi, karena tanpa saling bekerjasama
antar disiplin ilmu akan menjadikan narrowmindedness22. Dari kondisi sikap single entity, (arogansi keilmuan : merasa satu satunya yang paling benar), isolated entities ( dari berbagai disiplin keilmuan terjadi isolasi, tidak bersentuhan) menuju pada interconnected entities (menyadari akan
19
M. Dahlan Al Barry,Kamus Ilmiah Populer, Surabaya:Arloka,1994, 264 20
M. Amin Abdullah, dkk.,Kerangka Dasar Keilmuan dan Pengembangan Kurikulum Universitas Islam Negri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta,Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2006, 26.
21
M. Amin Abdullah, dkk.,Kerangka Dasar Keilmuan…., 27
22
keterbatasan dari masing-masing disiplin keilmuan, sehingga terjadi kerjasama,
dan bersedia menggunakan metode walaupun itu berasal dari rumpun ilmu
yang lain)23 b. Kurikulum SMK
Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah terdiri atas mata pelajaran
umum kelompok A, mata pelajaran umum kelompok B, dan mata pelajaran
peminatan kejuruan kelompok C. Peminatan kejuruan ini
dikelompokkan lagi menjadi mata pelajaran Dasar Bidang Keahlian (kelompok
C1), mata pelajaran Dasar Program Keahlian (kelompok C2), dan mata
pelajaran Paket Keahlian (kelompok C3).24 Mata pelajaran kelompok A dan C merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan acuannya disusun oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Mata pelajaran kelompok B dapat
berupa mata pelajaran muatan lokal, bisa memuat bahasa daerah yang berdiri
sendiri, dimana muatan dan acuannya dikembangkan oleh Kemendikbud
dan dapat dilengkapi dengan muatan/ konten lokal. Satu jam pelajaran
beban belajar tatap muka adalah 45 menit dengan beban belajar penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 60% dari waktu kegiatan tatap
muka. Masa pendidikan SMK terdiri atas 3 (tiga) atau 4 (empat) tingkatan kelas,
sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Untuk yang menyelenggarakan
program 4 tahun diatur lebih lanjut oleh Ditjend Pendidikan Menengah.25
23
M.Amin Abdullah,Islamic Studies di Perguruan Tinggi Pendekatan Integratif-Interkonektif, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2006, 404.
24
Direktorat Pembinaan SMK KEMENDIKBUD, Implementasi Kurikulum 13 Sekolah Menengah Kejuruan,LPMP Jawa Tengah, 2017.13
25
Sebagai unit pendidikan yang diharapkan menyiapkan tenaga terlatih,
Praktek Kerja Lapangan merupakan salah satu kekhasan struktur kurikulum
SMK. SMK menyelenggarakan program Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
bersama dengan institusi pasangan yang memadukan program pendidikan di
sekolah dengan program penguasaan keahlian melalui bekerja langsung di
dunia nyata, untuk mencapai tingkat keahlian profesional tertentu. Praktek
Kerja Lapangan dapat dilaksanakan menggunakan sistem blok selama setengah
semester (sekitar 3 bulan); dapat pula dengan cara masuk 3 hari dalam seminggu,
setiap hari 8 jam selama 1 semester. Pelaksanaan pembelajaran kelompok A
dan B dilakukan di satuan pendidikan sedangkan pembelajaran kelompok C
dapat dilakukan di satuan pendidikan dan/atau di Dunia Usaha/Dunia Industri
(DU/DI) yang terintegrasi dengan Praktik Kerja Lapangan dengan Portofolio
sebagai instrument utama penilaian.26 E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian dengan mengamati, bertatap muka, berinteraksi sosial dan
berpartisipasi secara langsung dengan obyek yang dituju untuk
memperoleh data yang benar tentang integrasi kurikulum PAI pada SMK
Berbasis Komunitas Pesantren di kota Salatiga.
2. Metode Penentuan Subyek
Penulis menggunakan tehnik purposive sampling dalam menentukan subyek, dimana dari populasi 20 SMK yang ada di Kota
Salatiga, hanya ada 3 Sekolah yang berbasis komunitas pesantren, yaitu
26
SMK SPP Dharma Lestari, SMK Al-Falah dan SMK Pancasila. Sumber
data digali dari Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Komite Sekolah,
Kyai, Ustadz, siswa dan warga sekolah yang lain.
3. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan adalah observasi, wawancara.dan
dokumentasi. Metode observasi dilaksanakan sebagai langkah awal dengan
melihat secara langsung kegiatan harian siswa. Metode wawancara
digunakan untuk mendapatkan data, keterangan dan informasi yang
dibutuhkan. Wawancara dilakukan dengan teknik semi terstruktur, dimana
peneliti membuat pedoman wawancara secara garis besarnya saja,
sehingga pertanyaan dapat meluas dan mendalam pada saat proses
berlangsung.
Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data-data
pendukung untuk memperkuat data yang diperoleh dari hasil observasi dan
wawancara, yaitu data administrasi pembelajaran, dan data lain yang
berkaitan dengan penelitian, bisa berupa foto-foto kegiatan, rekaman
wawancara ataupun dokumentasi administrasi.
4. Metode Analisis Data
Tahap berikutnya adalah analisis data, dengan langkah langkah
mereduksi data, menyajikan data, dan menyimpulkan data.27Kegiatan mereduksi data dilakukan dengan cara membuat rangkuman hal-hal yang
pokok, mencari hal-hal yang penting terhadap aspek-aspek permasalahan
yang diteliti, sehingga akan memudahkan dalam menganalisis. Setelah
data direduksi, selanjutnya adalah menyajikan data. Setelah itu
27
dibandingkan dan diurai dengan teori yang menjadi acuan peneliti
kemudian kesimpulan diambil dan diverifikasi dengan cara mencari data
yang lebih mendalam melalui pengumpulan data ulang, meninjau kembali
ke lapangan untuk mengecek hasil kesimpulan. Setelah tidak menunjukkan
perbedaan maka disimpulkan secara final dalam bentuk pembahasan dan
penyajian hasil secara deskriptif analisis
F. Sistimatika Penulisan
Penelitian ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal, bagian utama
dan bagian akhir. Pada bagian awal terdiri dari hal-hal bersifat formal seperti
halaman sampul, halaman judul, halaman pernyataan, halaman pengesahan,
halaman persetujuan, nota dinas pembimbing, abstrak, kata pengantar, daftar
isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran dan daftar singkatan.
Bagian utama terdiri dari tiga bab, Bab I berisi pendahuluan yang
meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, signifikansi penelitian,
kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab I
membahas model penyusunan integrasi kurikulum PAI, Bab III membahas
implementasi integrasi kurikulum PAI di SMK Berbasis Pesantren, Bab IV
membahas faktor penunjang dan faktor penghambat dalam proses integrasi
kurikulum PAI di SMK Berbasis Pesantren Bab V merupakan bagian penutup
yang berisi kesimpulan dan saran. Bagian paling akhir adalah berisi daftar
BAB II
PERENCANAAN SISTEM INTEGRASI KURIKULUM
A. Penyusunan Visi Misi
1. SMK SPP Dharma Lestari
Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah berdiri bersamaan dengan
Yayasan Sosial Yatim Piatu Dharma Lestari pada tanggal 2 Mei tahun 2002 di
Pulutan Salatiga. Pondok Pesantren dan Yayasan ini didirikan oleh Bapak H.
Dharmo Supono, pengusaha asal Boyolali yang tinggal di Jakarta. Nama
Dharma Lestari diambil dari nama orang tua beliau, H. Dharmo Thohir dan Hj.
Sri Lestari, dengan harapan agar amal (dharma) yang diberikan bisa ajeg, abadi
(lestari). Sedangkan nama Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah diberikan
oleh perintis awal berdirinya Pondok yaitu KH. Usman Mansur BA, Ust.
Samsul Maarif S. Pd.I, Ust. Ir. M. Ali Qomaruddin, Ust. Drs Farid Hudaf dan
Ust. Muhammad Irfan, atas restu KH. Imam Ali dari Cirebon. Berharap dengan
nama tersebut tumbuh cahaya kemenangan yang akan dibawa pulang oleh para
alumni ke seluruh penjuru tanah air. Pada tahun tersebut juga sekaligus
didirikan SMP Dharma Lestari, sedangkan SPP SPMA (Nama awal dari
SMK-SPP) didirikan 3 tahun kemudian. Jurusan yang ada di SMK SPP Dharma
Lestari adalah Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura dari bidang
Keahlian Agribisnis dan Agrotehnologi, menyusul didirikan jurusan Tata Boga
pada tahun 2017.
Adapun visi dan misi SMK SPP Dharma Lestari adalah sebagai berikut
:
Visi : Terwujudnya alumni SMK-SPP Dharma Lestari yang profesional,
”Optimalkan Hati, Akal dan Panca Indera”.
Misi: a. Mengembangkan dan memberdayakan siswa dalam proses
pendidikan dengan sistem pembelajaran berbasis ganda, agar
siswa mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang dinamis.
b. Menciptakan masa depan siswa untuk bekerja secara
professional dengan etos kerja yang baik sehingga mampu
berkompetisi dalam memasuki dunia kerja
c. Menciptakan masa depan siswa yang kreatif, mampu
memberdayakan lingkungan sumber daya yang berdaya guna bagi
kehidupannya
d. Menumbuhkembangkan jiwa wirausaha agar mampu menjadi
pelopor dan motivator di wilayahnya28
Tujuan sebuah lembaga tercermin dari visi dan misi yang dicanangkan,
karena visi dan misi adalah gambaran proyeksi dan cita cita lembaga yang
ingin diwujudkan dimasa mendatang. Semua pemangku kebijakan terlibat
dalam perumusan dan sosialisasi visi tersebut, yaitu Pengasuh Pesantren
sebagai peletak dasar kurikulum kepesantrenan, Kepala Sekolah sebagai
penanggung jawab kurikulum sekolah, sekaligus Kordinator Pelaksana harian
dan guru-guru sebagai ujung tombak proses pembelajaran. Interkoneksi,
menurut Prof Amin Abdullah adalah usaha memahami kompleksitas fenomena
kehidupan yang dihadapi dan dijalani manusia dan karenanya harus bertegur
sapa, bekerjasama dan saling berhubungan.29 Ketiga stake holder itu saling berhubungan dalam merumuskan visi, misi, tujuan yang kemudian
28
Tim Pengembang Kurikulum,Dokumen I Kurikulum 13 SMK-SPP Dharma Lestari Tahun Pelajaran 2017/2018, 6
29
dikembangkan dalam perumusan perencanaan jangka panjang, jangka
menengah, dan jangka pendek yang dijabarkan dalam kurikulum sekolah, dan
dievaluasi setiap tahun. Perencanaan dan evaluasi itu dilakukan bersama
yayasan dan unit pendidikan lain, agar proses KBM yang berjalan bisa selaras
dengan visi, misi dan tujuan, melalui kurikulum terpadu antara pembelajaran
diniyyah, sekolah, dan aktifitas harian pondok. 2. SMK Pancasila
Pondok Pesantren Pancasila didirikan oleh K. Muhlasin pada tanggal
30 September 1992.Beliau adalah putra dari KH. Abdur Rochim, dan cucu dari
K. R. Affandi, Pengasuh Ponpes Salafiyah Blotongan Salatiga.
Sistem pendidikan di Ponpes Pancasila menggunakan sistem salafiyah yang dikolaborasikan dengan sistem moderen yaitu disamping mengaji dengan
sorogandanbandongan juga memakai sistim klasikal dengan mengedepankan pembelajaran yang sistematis. Selain pengajian kitab kuning, tradisi pesantren
yang dihidupkan secara rutin di Ponpes Pancasila adalah mujahadah, istighotsah, khataman Quran, pengajian umum akhirussanah, bahtsul masail, dan pengajian kilatan Ramadlan. Pada tahun 2004 dibuka SMK Elektro
Pancasila, dan tahun 2008 dibuka MTs Pancasila untuk semakin melengkapi
jenjang pendidikan formal yang ada. Kedua lembaga tersebut diberi tambahan
ekstra kurikuler berbagai bekal ketrampilan seperti menjahit, beternak,
percetakan, berbagai cabang olahraga dan kesenian.
Adapun Visi dan Misi lembaganya adalah :
Visi : Menanamkan Aqidah Ahlussunnah Wa al Jamaah dan menjadikan
Santri yang Ahli Fikir, Ahli Dzikir, dan Ahli Ikhtiyar
b. Menggali dan mengembangkan potensi anak, khususnya dalam
bidang wirausaha
c. Melatih siswa/santri untuk bisa menjadi dirinya sendiri
d. Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada nilai nilai
ahlussunnah wal jamaah30
Di SMK Pancasila visi misi diturunkan dari idealisme Pengasuh
Pondok yang kemudian dijabarkan oleh masing-masing unit pendidikan di
bawahnya dalam bentuk kurikulum sekolah. Kurikulum sekolah ini berfungsi
sebagai pedoman atau petunjuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran, juga
berfungsi untuk menggerakkan roda organisasi dan tata laksana sesuai dengan
tujuan lembaga, dan berlaku secara periodik. Dari kurikulum ini bisa dilihat
bagaimana sekolah menata pelajaran dan kegiatannya untuk memadukan
materi agama kedalam materi atau kegiatan lain
3. SMK Al Falah
SMK Al-Falah berdiri tahun 2005 di lingkungan Pondok Pesantren Al
Falah Grogol, Salatiga. Cikal bakal lembaga pendidikan ini adalah Tarbiyatul Islam Al Falah yang didirikan oleh KH. M. Zumri bersama istri beliau Nyai Lathifah pada tahun 1986. Tahun 1990 didirikan madrasah diniyyah di lingkungan pondok ini, dan pembelajarannya dilaksanakan ba’da ashar, ba’da
maghrib, ba’da isya’ dan ba’da shubuh, dengan materi kajian kitab kuning dan
tahsin qur’an. Waktu pembelajaran di luar jam sekolah formal karena mayoritas santri bersekolah formal mulai dari pendidikan dasar, menengah dan
pendidikan tinggi yang ada di kota Salatiga. Letaknya yang strategis di tengah
tengah lingkungan sekolah menjadikan Pondok Pesantren Al-Falah alternatif
30
untuk tinggal selama masa pendidikan. Jurusan yang dibuka adalah Tehnik
Otomotif dan Tata Busana.
Visi Misi SMK Al Falah adalah :
Visi : Menyiapkan tamatan yang kompeten dan berakhlak mulia
Misi : a. Menyiapkan tamatan yang menguasai IPTEK
b. Menyiapkan tamatan yang mandiri, cerdas dan jujur
c. Menyiapkan tamatan yang berjiwa wirausaha
d. Menyiapka tamatan yang kompeten di bidangnya
e. Menyelenggaran sekolah yang berkarakter31
SMK Al-Falah adalah bagian dari Pondok Pesantren Al-Falah, dimana
diantara ide pendiriannya adalah untuk membekali masyarakat dengan
pendidikan agama. Visi dan misi sekolah ini menjadi pedoman
penyelenggaraan penguatan karakter siswa melalui tradisi-tradisi pesantren
yang berkembang, diantaranya literasi pagi dengan tilawah, pembacaan
sholawat Nabi, dzikir tahlil, dan pengayaan pengetahuan agama melalui kajian
kitab kuning, yang dilakukan secara terjadwal di SMK. Sementara untuk siswa
yang tinggal di Pondok tentu sudah mendapatkan tambahan pengetahuan
melalui kegiatan madrasahdiniyyah.
B. Proses Penerimaan Siswa Baru dan Perekrutan Guru
1. SMK-SPP Dharma Lestari
Penerimaan siswa baru di SMK-SPP Dharma Lestari dilaksanakan
sesuai Kalender Pendidikan Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah.
Kepanitiaan dikendalikan oleh Yayasan melalui satuan kerjanya yang disebut
Majelis Maarif, dengan membentuk Panitia Gabungan. Panitia ini dibentuk
31
setiap bulan Februari, dan berakhir dengan pelaksanaan Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah ditahun ajaran baru. Tes masuk meliputi Pengetahuan
Umum sesuai jenjangnya, Pengetahuan Agama yang meliputi baca tulis
bahasa arab, membaca al-Qur’an dan hafalan surat-surat pendek, serta
praktek ibadah. Tes masuk ini menjadi standar kompetensi minimal yang
harus dikuasai siswa, agar pembelajaran selanjutnya siswa bisa beradaptasi
dengan mudah. Setelah dinyatakan diterima, kegiatan pertama adalah Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), yang langsung digabung dengan
masa perkenalan pondok yang disebut dengan kegiatan Khutbatul Iftitah. Kegiatan ini berisi pengenalan lingkunan belajar baik di sekolah maupun di
pondok, pengetahuan kesehatan, kesadaran tertib lalu lintas, wawasan
kebangsaan, dan tambahan kegiatan Pengenalan Baris Berbaris dan Bela
Negara. Masa Orientasi biasanya diakhiri dengan kunjungan industri ke
kelompok kelompok tani atau pelaku usaha yang sudah maju.
Adapun perekrutan guru dilakukan oleh Yayasan, sesuai yang
disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren KH Usman Mansur BA,
Karena yayasan tentunya juga mempunyai tujuan dan program yang
sesuai dengan AD ART Yayasan.Tentunya yang kredibel dan
kompeten di bidangnya. Dengan memiliki guru yang kompeten akan
bisa mempengaruhi proses pembelajaran, karena bagaimanapun guru
itu kunci pembelajaran. Disamping itu juga untuk menyelamatkan
visi misi dan tujuan daripada Yayasan, maka yayasan berkepentingan
mencari guru yang sesuai, dan harus memiliki latar belakang
pendidikan pesantren32
32
Dalam pembinaan SDM, selain diadakan supervisi berkala, juga
diadakan pembinaan rutin dalam bentuk In House Training, kegiatan sosial kemasyarakatan, dan pengajian mingguan. Pola perekrutan dan pembinaan
ini dimaksudkan agar guru sebagai kunci proses pembelajaran tidak hanya
menguasai bidang ilmu yang menjadi tanggungjawabnya, tapi juga
mengetahui, memahami, mampu mendialogkan dan mampu meng
“integrasi-interkoneksi”kan disiplin ilmunya dengan mata pelajaran lain dengan
pendekatan scientific melalui lima tahapan yaitu mengamati (observing), menanya (questioning), mengeksplorasi (exploring), mengasosiasi (associating) dan mengkomunikasikan (communicating)
2. SMK Pancasila
Proses penerimaan siswa dan santri baru hampir sama dengan
SMK-SPP Dharma Lestari. Kegiatan ini ditangani oleh panitia gabungan pondok
dan sekolah, tesnya pun selain tes kemampuan akademik juga tes
pengetahuan keagamaan dan praktek ibadah. Setelah selesai, mereka harus
menjalani Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Setelah itu,
resmilah mereka menjadi siswa dan santri di Ponpes Pancasila, karena semua
siswa SMK wajib tinggal di Pondok, baik yang berasal dari luar kota maupun
dari Salatiga sendiri. Saat ini sebaran santri Pondok Pesantren Pancasila
berasal dari Pulau Sumatra, dan kota kota di Pulau Jawa.33
Adapun rekrutmen guru diserahkan sepenuhnya kepada sekolah,
disesuaikan dengan kebutuhan, namun diprioritaskan alumni Ponpes
Pancasila yang memenuhi syarat akademik. Bagi yang memungkinkan untuk
bertempat tinggal dilingkungan pesantren, akan diminta untuk tinggal di
33
pesantren untuk memperkuat pembinaan santri dalam sehari semalam.
Tujuannya seperti disampaikan Ibu Kepala Sekolah Sri Mulyani S.PdI.,
Kita memprioritaskan alumni sendiri itu maksudnya agar proses transfer ilmu sekaligus penanaman nilai nilai kepondokan itu mudah dan tidah butuh adaptasi yang panjang. Selain itu tentu untuk memotivasi siswa agar bisa meniru kesuksesan gurunya dalam belajar. Gurunya pun akan lebih mudah memberikan arahan dan bimbingan karena beliau beliau itu pernah berada di posisi menjadi santri.34
Ini selaras dengan yang disampaikan KH. Syukri Zarkasy, bahwa dalam
masyarakat pesantren, Kyai, pimpinan sekolah, dan guru selain berfungsi
sebagaicentral figure,juga menjadimoral forcebagi para santri dan seluruh penghuni pesantren. Hal ini adalah suatu kondisi yang mesti bagi dunia
pendidikan, tetapi kenyataannya jarang didapati dalam sistem pendidikan
selain pesantren.35
3. SMK Al-Falah
Untuk penerimaan siswa baru di SMK Al-Falah ditangani pihak
sekolah, tanpa campur tangan dari pondok, dan dilaksanakan sesuai regulasi
Dinas Pendidikan Provinsi, baik itu waktu pelaksanaan maupun peraturan
teknis lainnya. Setelah dinyatakan diterima melalui tes penempatan, siswa
dipersilakan memilih untuk tinggal di pondok atau tidak. Khusus siswi, entah
tinggal di pondok atau tidak, wajib berbusana muslimah. Setelah itu, mereka
harus menjalani MPLS yang berisi kegiatan pengenalan lingkungan sekolah
yang baru, kesehatan, tertib lalu lintas dan bela Negara. Narasumber dari
KODIM, POLSEK Sidorejo, dan Dinas Kesehatan Kota.36
34
Wawancara dengan Kepala Sekolah SMK Pancasila Ibu Sri Mulyani pada hari Kamis 10 Agustus 2017
35
Abdullah Syukri Zarkasyi, Manajemen Pesantren: Pengalaman Pondok Modern Gontor, Ponorogo:Timurti Press, 2005, 33.
36
Adapun rekrutmen guru diserahkan sepenuhnya kepada Sekolah,
Tentu dengan ketentuan dan syarat syarat yang disesuaikan dengan kondisi
pondok dan aturan akademik yang berlaku. Berbeda dengan SMK-SPP
Dharma Lestari dan SMK Pancasila, keterpaduan sistem ditunjukkan
melalui kurikulum tersembunyi, dimana kurikulum ini tidak terprogram,
namun memiliki pengaruh terhadap hasil belajar.
C. Penyusunan Program Sekolah
1. SMK-SPP Dharma Lestari
Program sekolah disusun sebelum tahun ajaran baru dimulai,
dikelompokkan dalam 8 standar pendidikan yang dikoordinatori oleh 4
orang Wakil Kepala Sekolah. Implementasinya mengacu pada Permendiknas
No. 19 Tahun 2007 dan Kalender Pendidikan Pondok yang sudah disusun
oleh Majelis Maarif. Dari 8 standar tersebut, semuanya saling terkait satu
sama lain, dan progressnya mengerucut ke Standar Kompetensi Lulusan
(SKL). Karena itu sejak awal seluruh program perencanaan harus melibatkan
seluruh warga yang ada di Pondok Pesantren agar kegiatan tersebut bisa
diketahui dan didukung oleh semua pihak.
Penyusunan program ini juga diharapkan dapat mengakomodir
seluruh kegiatan pengembangan siswa mulai dari Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) SMK, KBM Diniyyah, kegiatan pengembangan diri berupa latihan pramuka dan muhadloroh, kegiatan seni budaya dan olah raga serta kegiatan sosial kemasyarakatan. Menurut KH. Usman Mansur BA, Pengasuh Pondok,
tujuan dari beragamnya kegiatan siswa adalah :
memberikan stimulan untuk memancing bakat, minat, potensi dan kelebihan siswa…misalnya anak mempunyai kecenderungan di bidang IPA, atau menyukai dakwah maka pondok hanya memberikan fasilitas, agar mereka nanti bisa mandiri37
2. SMK Pancasila
Untuk SMK Pancasila penyusunan Rencana Kerja Sekolah (RKS)
dilaksanakan mandiri, namun seperti yang disampaikan Wakil Pengasuh,
rambu-rambunya adalah :
Rumusan tujuan sekolah sudah ditentukan oleh Pengasuh Pondok,
yakni menyiapkan peserta didik yang mempunyai bekal hidup di
masyarakat yaitu ilmu pengetahuan dan ilmu agama. Ilmu
Pengetahuan bisa didapatkan di sekolah, Ilmu agama bisa didapatkan
di Pondok, tapi pengamalan nilai luhur agama harus dibudayakan
setiap hari, setiap saat, dan dimana saja berada38
Rencana Kerja Sekolah adalah kegiatan menyusun pembelajaran
selama satu tahun, dimana satuan waktu pendidikan itu berjalan dan
pengukuran ketercapaian kemampuan siswa dievaluasi. Di SMK Pancasila,
RKS disusun bersamaan dengan penyusunan kurikulum pondok untuk
penyesuaian jadwal dan Kalender Pendidikan. Seluruh kegiatan SMK harus
diketahui dan dikoordinasikan dengan Pengasuh Pondok, untuk menghindari
tumpang tindihnya kegiatan, atau menghindari kegiatan yang kurang sesuai
dengan nilai-nilai kepondokan. Untuk pendidikan diniyyah, dilaksanakan secara mandiri, diasuh oleh guru-guru pondok yang sudah kompeten
dibidangnya. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada sore dan malam
hari, setelah kegiatn KBM SMK selesai. Evaluasi dan penilaian sebagai salah
37
Wawancara dengan Pengasuh Pondok KH Usman Mansur BA pada hari Sabtu, 5 Agustus 2017
38
satu bukti pelaksanaan pembelajaran juga dilaksanakan di Madrasah
Diniyyah, dan diakhir semester siswa akan mendapatkan 2 (dua) buah rapot
3. SMK Al-Falah
Di SMK Al-Falah Penyusunan Rencana Kerja Sekolah (RKS)
dilaksanakan awal Tahun Ajaran baru melalui rapat sekolah. Penanggung
jawab utamanya adalah Kepala Sekolah, sesuai tabel dibawah ini
Tabel 2.1 Struktur Organisasi SMK39
RKS ini di bagi menjadi empat bidang dan dibawahi oleh Waka
Kesiswaan, Waka Kurikulum, Waka Humas dan Waka Sarpras.
Masing-masing Waka bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dan melaporkan
tugasnya secara berkalam dalam rapat sekolah yang diadakan setiap bulan
sekali.40
RKS ini menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran selama
setahun. Dalam penyusunan RKS, dimana acuannya adalah Standar
39
Tim Pengembang Kurikulum,Dokumen I Kurikulum 13 SMK Al Falah Tahun Pelajaran 2017/2018, 15
40
Wawancara dengan Kepala Sekolah SMK-Al Falah Bapak Samsidi S.Pd.Kim., M.Pd pada hari Senin 28 Agustus 2017
Kepala Sekolah
DU /DI TA
Waka Kur. Waka Sarpras Waka Humas Waka Kesis.
Perpus Kaprogli
Tehnik Otomotif
BK Kaprogli
Tata Busana
Kompetensi Lulusan, Pengasuh Pondok sudah memberikan batasannya, yaitu
:
Santri atau siswa dari Al Falah itu harus punya basis agama yang kuat, punya karakter dan berakhlakul karimah dan juga memiliki ketrampilan atau kompetensi yang memadai untuk bekal masa depannya. Dari banyak pertimbangan para pengurus, kami memilih jurusan Otomotif dan Tata Busana untuk bekal ketrampilannya41 Karena itu semua pembelajaran harus mengacu pada standar yang sudah
ditetapkan, yaitu siswa yang kompeten atau memiliki ketrampilan sesuai
dengan jurusan yang dipilih sekaligus siswa yang berakhlakul karimah dan
memiliki kemampuan agama yang baik, minimal bisa membaca Al-Quran.
Dari pemaparan data di atas, perencanaan integrasi kurikulum di
SMK berbasis pesantren di Kota Salatiga dilakukan oleh Kepala Sekolah dan
Guru-guru, di bawah dukungan dan kontrol Pimpinan Pesantren. Perencanaan
itu di awali dari proses penyusunan visi misi dan pembuatan Rencana Kerja
Sekolah yang kemudian diturunkan ke dalam Kalender Pendidikan dan
perangkat pembelajaran lainnya. Penyiapan perangkat ini menjadi strategis,
karena di sinilah proses pembelajaran selama satu tahun disiapkan, mulai dari
materi, perencanaan metode dan tujuan yang akan dicapai. Sementara itu, dari
sisi penyiapan sumberdaya, ada model yang berbeda-beda. Penerimaan siswa
baru di SMK-SPP Dharma Lestari dan SMK Pancasila melalui tes masuk
pondok sekaligus, sementara di SMK Al-Falah tidak. Pada proses perekrutan
guru, di SMK-SPP Dharma Lestari dilakukan oleh Yayasan, dengan
syarat-syarat yang sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan. SMK Pancasila
melakukan perekrutan dengan sistim tertutup, yaitu ditawarkan dulu untuk
kalangan interen pondok yang memenuhi syarat akademik, kalau kemudian
41
masih belum terpenuhi baru dipublikasikan. Sedangkan untuk SMK Al-Falah,
perekrutan di lakukan oleh sekolah tanpa melibatkan Pondok atau yayasan,
karena manajemennya sudah terpisah. Sekalipun demikian, pertimbangan
ketrampilan beragama tetap menjadi prioritas untuk penerimaan tenaga guru.
Untuk SMK –SPP Dharma Lestari proses ini lebih memudahkan dalam
proses integrasi pembelajaran karena guru berlatar belakang pesantren namun
tetap linier dengan bidang yang diampu. Di SMK Pancasila, karena prioritas
yang diambil adalah dari kalangan internal, maka beberapa Guru Mapel
disekolah tidak linier dengan mapel yang diampu. Sedangkan di SMK
Al-Falah semua guru sudah sesuai dengan mapel yang diampu, tapi tidak harus
mensyaratkan guru berlatar belakang pesantren karena secara manajemen
memang terpisah.
Tabel 2.1 Latar Belakang Pendidikan Guru
NO NAMA SEKOLAH JML
2 SMK Pancasila 17 92 66,7% 58,8%
3 SMK Al-Falah 18 167 95,5% 27,8%
Sumber : Data Keadaan Guru di SMK-SPP Dharma Lestari, SMK Pancasila dan SMK Al-Falah
Ketiga model perekrutan ini tetap tidak mengurangi bobot integrasi
kurikulum pembelajaran PAI di masing-masing sekolah, karena manajemen
nya tidak sama dan metode yang dipakai berbeda-beda pula, dan tentu tujuan
yang ingin dicapai oleh masing-masing lembaga tidak sama. Namun akan
lebih strategis kalau penerapan kebiasaan beragama di lakukan oleh guru
pendidikan yang sesuai agar bisa menghasilkan peserta didik yang
berkarakter, produktif, inovatif, afektif melalui penguatan integrasi sikap,
BAB III
IMPLEMENTASI INTEGRASI KURIKULUM
A. Kegiatan Belajar Mengajar SMK
1. SMK-SPP Dharma Lestari
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMK-SPP Dharma Lestari
mengacu pada Kalender Pendidikan (Kaldik) yang sudah ditetapkan oleh
yayasan, baik itu dalam pembelajaran harian, mingguan, bulanan, kegiatan
wajib, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan pribadi maupun penetapan hari aktif
dan hari libur. Kaldik Yayasan ini diturunkan dari Kaldik Dinas Pendidikan
Provinsi, kemudian disinkronkan dengan kegiatan pondok sehingga tidak ada
kegiatan yang tumpang tindih atau saling membebani. Hari efektif, masa
ulangan, upacara hari besar nasional maupun Peringatan Hari Besar Islam
sudah dirancang sedemikian rupa, sehingga penanggung jawab masing-masing
bisa mengendalikan kegiatan. Hal ini seperti yang di sampaikan oleh Kepala
Sekolah SMK-SPP Dharma Lestari,
Pada rapat persiapan awal tahun ajaran baru, kami menyiapkan seluruh perencanaan pembelajaran dengan berpedoman pada Kaldik yang dibuat oleh Yayasan.Ini kami lakukan agar seluruh kegiatan pembelajaran bisa terlaksana dengan baik, tidak saling membebani dan bisa lancar, sukses. Ulangan, liburan, dan hari aktif bisa sinkron waktunya42
Jam belajar dimulai pukul 06.45 setiap hari dari Sabtu sampai Ahad.
Khusus hari Senin langsung upacara, dengan diawali apel pagi dan pembacaan
asmaal-husna di halaman sekolah, setelah itu masuk pembelajaran kelas sampai
pukul 14. 20. Sebelum mulai pelajaran, siswa melantunkan nadzoman (syair dalam bahasa arab yang dilagukan) sebagai pembuka belajar kelas. Sholat
42
dhuhur berjamaah dan makan siang dimanfaatkan pada jam istirahat
kedua.
Di bawah ini adalah jadwal kegiatan siswa/santri selama 24 jam di Pondok
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Harian Terpadu
SMP/SMK/Pondok
Sumber : Dokumen Kurikulum PP. Agro Nuur El-Falah 2017
Kegiatan belajar mengajar di SMK Dharma Lestari berjalan sesuai
prosedur yang berlaku, mulai pengaturan jam belajar, distribusi kurikulum sampai
program Praktek Kerja Lapangan. Materi Pendidikan Agama Islam yang
berjumlah 3 jam/minggu bisa disiasati dengan penajaman materi yang sama pada
WAKTU KEGIATAN
Bangun pagi dilanjutkan Shalat Subuh Berjamaah Melaksanakan Pengajian Sorogan di Masjid Melaksanakan pembersihan umum sekitar ponpes Melaksanakan pembersihan pribadi
Persiapan apel makan pagi dengan berpakaian seragam rapi Masuk kelas masing-masing
Apel di depan masjid dilanjutkan makan siang SMP Muhadatsah/conversation
Santri SMK melanjutkan pembelajaran Seluruh santri masuk Madrasah Diniyyah Melaksanakan Sholat Ashar berjamah Kegiatan AGRO/Pertanian
Melaksanakan giat cuoris (cuci, olah raga, istirahat) Nastamir
Sholat Maghrib berjamaah Makan Malam
Sholat Isya berjamaah
Seluruh santri masuk Diniyah I malam Seluruh santri masuk Diniyah II malam Persiapan Takror
Melaksanakan takror
jam diniyyah dengan kolaborasi antar pengajar. Begitu juga praktek ibadah yang membutuhkan waktu yang panjang bisa dilakukan secara berkelanjutan dengan
materidiniyyah, sehingga Kompetensi Inti 1 (Sikap Spiritual), Kompetensi Inti 2 (Sikap Sosial), Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) dan Kompetensi Inti 4
(Ketrampilan) bisa dicapai sesuai target.
2. SMK Pancasila
SMK Pancasila menyelenggarakan pembelajaran mulai pukul 07.00,
diawali dengan sholat dhuha, sampai pukul 13.50, satu jam pelajaran 45 menit
dengan 2 kali istirahat selama 15 menit. Kewenangan dalam pembelajaran pada
guru mata pelajaran masing-masing dengan memperhatikan pedoman pada
standar proses. Namun sesuai KI 1 dan KI 2 pada masing masing mapel, semua
guru bertanggung jawab terhadap perkembangan spiritual dan sosial seluruh
siswa. Karena itu, pengampu mapel juga menjadi penggerak kegiatan kegiatan
spiritual siswa seperti sholat dhuha, sholat dhuhur berjamaah, pengajian rutin, dan
kegiatan kegiatan lain. Termasuk menjadi teladan dalam perilaku sehari hari
seperti mengucap salam, bersalaman ketika bertemu, berbahasa jawa halus dalam
berkomunikasi, berbicara, makan, minum dan bermedia sosial yang baik.
Kurikulum ini diarahkan untuk membangun karakter dan mengembangkan
wawasan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya
membangun masyarakat. Pengasuh Pondok ikut terlibat langsung dalam dalam
kegiatan harian santri, sehingga ada sumber motivasi dan teladan yang setiap saat
bisa di jumpai.
3. SMK Al-Falah
Di SMK Al Falah, KBM dimulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 13.50.,
sholat dhuha, dan istirahat kedua untuk sholat dhuhur berjamaah. Kegiatan belajar
harian diawali dengan kajian agama selama 45 menit. Kegiatan dipimpin oleh
guru PAI atau guru lain yang kompeten dibidangnya dengan bidang kajian yang
berbeda beda setiap harinya. Seluruh siswa siswi wajib mengikuti kegiatan ini
tanpa kecuali. Guru guru yang tidak memiliki tugas pada jam tersebut juga
diharapkan mengikuti. Penulis beberapa kali melakukan observasi lapangan pada
jam Kajian Pagi, dan selalu melihat banyak bapak ibu guru turut hadir di aula.
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Kajian Pagi SMK AL FALAH TP 2017/2018
NO HARI MATERI KAJIAN PENANGGUNG JAWAB
1 Senin Pengajian Al-Quran Sutoyo, S.PdI 2 Selasa Kajian Kitab Kuning K. Kholil
3 Rabu Sholawatan Sutoyo, S. PdI
4 Kamis Pengajian Al Quran Semua Guru
5 Jumat Yasin, Tahlil Samsidi, M.Pd
6 Sabtu Sabtu Bersih + Senam Eka
Sumber : Dokumen Kurikulum SMK Al Falah 2017/2018
Dari paparan data di atas, seluruh KBM di SMK berbasis pesantren di
Kota Salatiga melaksanakan pembelajaran sesuai regulasi yang ditetapkan,
namun tetap memakai jam tambahan untuk pengayaan dan pendalaman materi
agama untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Diharapkan siswa memiliki
karakter santri sesuai pembiasaan mereka sehari-hari.
B. Program Pesantren
1. Ponpes Agro Nuur El-Falah
Di Ponpes Agro Nuur El-Falah, seluruh siswa baik itu SMP, SMK maupun
mahasantri wajib tinggal di pondok. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan
Pengasuh Pondok,
bekal ketrampilan agar bisa banyak manfaatnya untuk umat, bangsa dan negara masyarakat43
Tabel3.3 Jadwal Kegiatan Harian Pagi dan Sore Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah Salatiga
1. Kegiatan Pagi
Jum’at Olahraga Nur Soleh, S. Pd. I
Sabtu Mufrodat / Tausiyah KH. Usman Mansur
Ahad Muhadatsah Konsulat Asatidz Pengabdian
Jum’at Seni Baca Al-Qur’an Ahmad Su’udi
Sabtu Agro/Pertanian Guru Pertanian
Ahad Agro/Olahraga Piket
Sumber : Dokumen Kurikulum PP. Agro Nuur ElFalah 2017
Tabel3.4 Jadwal Kegiatan Mingguan dan Bulanan Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah Salatiga
1. Hari Kamis Sore pukul 14.00
a. Kelas 1, 2 SMP dan 1 SMK
PRAMUKA
Kamis 1 Kamis 2 Kamis 3 Kamis 4 Penanggungjawab
Pramuka Beladiri Pramuka Agro OPPN
b. Kelas 3 SMP dan 2, 3 SMK
Kamis 1 Kamis 2 Kamis 3 Kamsi 4 Penanggungjawb
Pembersihan
2. Hari Kamis Pukul 16.30
Kamis 1 Kamis 2 Kamis 3 Kamsi 4 Penanggungjawb
Ziarah
Jum’at 1 Jum’at 2 Jum’at 3 Jum’at 4 Penanggungjawab
MuhadlorohKamar Muhadloroh
Sighor/Kiba
Istighotsah Muhadloroh
Akbar
Asatidz Pengabdian
Sumber : Dokumen Kurikulum PP. Agro Nuur ElFalah 2017
Siswa belajar di sekolah mulai pk. 06.30 sampai pk. 14.30. Diluar waktu
tersebut mereka ada dibawah tanggung jawab pondok. Pembelajaran diniyyah, sholat berjamaah, mengaji, olahraga, praktek lahan adalah diantara metode
pondok mengintegrasikan pendidikan karakter yang termasuk dalam KI 1 dan KI
2. Penanaman disiplin diterapkan dalam kegiatan apel ala militer yang
dilaksanakan pada pagi, siang dan malam untuk absensi siswa serta menyiapkan
fisik dan mental untuk kegiatan selanjutnya. Seluruh kegiatan ini ditangani oleh
guru pondok dibantu oleh pengurus. Koordinator dari guru dan pengurus ini
adalah seorang lurah pondok, Sedangkan pengurus pondok, tergabung di
Organisasi Pengurus Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah (OPPN).
Gambar 3.1 Struktur Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah
2. PP. Pancasila
Kegiatan diniyyah Pondok Pesantren Pancasila dilaksanakan setelah pembelajaran SMK selesai, yaitu setelah sholat ashar, setelah sholat maghrib dan
setelah sholat isya’. Tenaga pendidik sebagian besar adalah guru-guru SMK yang
pernah menjadi santri. Hal ini menjadi salah satu faktor yang memudahkan dalam
pengaturan jadwal, pendistribusian jam mengajar dan proses pendidikan dan
pengajaran. Berikut adalah kurikulum Pondok Pesantren Pancasila,
Tabel 3.5 Kurikulum Pondok Pesantren Pancasila Tahun Pelajaran 2017/2018
Sumber :Dokumen Kurikulum Pondok Pesantren Pancasila 2017 Khusus
KELAS
7
-Awamil - Khulashoh Juz 1 - Alala
-Tuhfah al-Athfal - Akhlaq al-Banin - Badi’ al-Amal -Arbain Nawawi - Targhib wa Tarhib - Fasholatan -Mabadi‘ al-Fiqh
- Jurumiyah - Riyadh al-Badiah - Washoya - Qowaid al-I’rob - Sulam Taufiq - I’lal - Tasrif Istilahiy - Hidayat al-Mustafid - Al Quran - Khulashoh Juz 2
- Imrithy - Mustholah Tajwid - Taqrib - Tasrif Lughowiy - Khulashoh Juz 3 - Aswaja - Qawaid as-Shorfiy - Ta’lim al-Mutaallim - I’lal - Al fiyah 1 - Fath al-Muin - Bahar - Qawaid al- I’rab - Abi Jamrah - Jazariyah
-Manthiq - Ihya’ Ulumuddin - Falaq -Balaghah - Bukhori Muslim - Aufaq -Um al-Barahin - Jawahir al-Maknun - Juma’
- Alfiyah 2 - Minhat al Mughits - Ulum al-Hadits - Fath al-Muin - Qawaid al-I’rab
3. Pondok Al Falah.
Santri yang mukim di Pondok Al-Falah bukan hanya siswa SMK Al-Falah,
namun juga pelajar dan mahasiswa yang kebetulan menempuh pendidikan di
lembaga pendidikan formal sekitar Pondok Pesantren Al-Falah seperti SMPN 5,
SMKN 1, SMKN 2, SMK PGRI 1, 2, 3 dan IAIN Salatiga. Karena itu jam belajar
di pondok menyesuaikan dengan jam belajar formal, dimulai setelah ashar, setelah
maghrib dan setelah isya’. Penentuan kelas diniyyah berdasar test penempatan kelas pada saat pendaftaran. Berikut adalah gambar sebaran kurikulum dan
kegiatan harian santri Pondok Pesantren Al-Falah Grogol
Tabel 3.6 Kurikulum Pondok Pesantren Al-Falah Grogol Tahun Pelajaran 1438/1439
C. Integrasi Kurikulum
1. SMK-SPP Dharma Lestari
Pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di Dharma Lestari secara
administratif mungkin bisa dipilah-pilah per satuan pendidikan, karena secara
manajemen memang berbeda. Tetapi karena proses itu harus berjalan secara
beriringan, maka prakteknya dilaksanakan bersama-sama. Pada pembelajaran
kelas formal, hafalan nadzom materi diniyyah bisa dipakai sebagai pembuka jam belajar. Demikian juga pada kegiatan literasi pagi, Al-Quran bisa dipakai
sebagai materi.
Untuk kegiatan pengembangan bahasa Arab dan bahasa Inggris, ada
muhadloroh dan penambahan mufrodat pagi. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai ajang pengembangan diri santri untuk tampil percaya diri, berlatih
memimpin dan berorganisasi. Kegiatan mingguan yang lain adalah latihan
pramuka, olahraga dan seni. Seluruh kegiatan ini ditangani oleh pengurus
pondok, karena pelaksanaannya diluar jam sekolah atau pada hari libur sekolah
yaitu Jumat.
Kegiatan yang lain adalah Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang
menghabiskan 4 bulan di luar lingkungan sekolah.Kegiatan ini juga sekaligus
dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan pondok yaitu Praktek Dakwah
Kemasyarakatan. Di tempat magang, peserta PKL wajib mengikuti kegiatan
kemasyarakatan seperti pengajian rutin, kerjabhakti, pirukunan, dan mencari TPA/TPQ terdekat untuk praktek mengajar. Penilaian dari hasil PKL ini, baik
magang di DU/DI maupun di lembaga soosial kemasyarakatan menjadi salah
satu poin penentu kelulusan. Dari semua kegiatan pembelajaran diatas, secara
2. SMK Pancasila
Pelaksanaan Integrasi Kurikulum di SMK Pancasila berjalan seiring
pembelajaran di Pondok Pesantren Pancasila yang berlangsung selama 24 jam.
Apa yang dipelajari di sekolah formal tidak mereka dapatkan di madrasah
diniyyah, demikian juga sebaliknya. Itu artinya antara pendidikan formal dan pendidikan non formal saling melengkapi. Khusus untuk materi PAI,
pembelajaran di madrasah diniyyah adalah pendalaman dan pengayaan, misalnya pada materi merawat jenazah pada kompetensi dasar kelas XI,
prakteknya dilaksanakan pada mata pelajaran diniyyahpada kelasfathul muin, pada KI 1 (Sikap Spiritual) dan KI 2 (Sikap Sosial) diterapkan dalam
pembentukan akhlak al-karimah melalui tradisi pesantren. Kebiasaan
berbahasa jawa kromo kepada yang lebih tua, bersalaman ketika bersua guru,
meminta izin ketika akan bepergian adalah diantara tradisi baik yang selalu
dibudayakan di sekolah maupun di pondok. Demikian juga amalan amalan
sunnah seperti sholat berjamaah, sholat dhuha, membaca asma al-husna, Yasin
tahlil, khataman Al-Quran rutin, sholawatan, berdoa sebelum pembelajaran
juga ditradisikan untuk menanamkan kebiasaan ibadah.
3. SMK Al-Falah
Berbeda dengan SMK Pancasila dan SMK-SPP Dharma Lestari, siswa
di SMK Al Falah tidak diwajibkan untuk tinggal di pesantren. Karena itu, pada
struktur kurikulum formal, ada penambahan jam untuk pembelajaran agama,
dari 3 jam menjadi 6 jam. Pembelajaran terstruktur ini dipakai untuk
pendalaman materi-materi keagamaan. Di samping itu, pada materi kajian pagi
hari siswa mendapat tambahan materi dari pengajian kitab kuning, juga
al-barzanji. Pencapaian Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar didapat dari
pelaksanaan pembelajaran di kelas dan penguatan karakter siswa dilakukan
melalui pembiasaan adab sopan santun bersama-sama guru dalam pergaulan
sehari-hari.
Dari data-data yang diuraikan diatas, pelaksanaan integrasi kurikulum
PAI di SMK berbasis pesantren di Kota Salatiga bisa dilaksanakan dengan cara
yang berbeda-beda, namun memakai landasan yang sama yaitu Kurikulum
Nasional, yang mengembangkan dua modus pembelajaran yaitu pembelajaran
langsung dan tidak langsung. Pembelajaran langsung dilakukan untuk
mengembangkan pengetahuan bersama sumber belajar yang dirancang dalam
kegiatan pembelajaran kelas, sedang pembelajaran tidak langsung berkenaan
dengan pengembangan nilai dan sikap, akan tetapi tidak dirancang secara
khusus. Pembelajaran langsung dan tidak langsung ini terjadi secara
terintegrasi dan tidak terpisahkan dalam ranah kompetensi Inti 1, sikap
spiritual, Kompetensi Inti 2 sikap sosial, Kompetensi Inti 3 Pengetahuan dan
Kompetensi Inti 4 yaitu Ketrampilan. Integrasi interkoneksi berlangsung
dalam setiap kegiatan pembelajaran, dimulai dari kehadiran siswa di sekolah,
bersalaman dengan guru, apel pagi, berdoa atau membaca asma al husna.
Rutinitas pagi ini berjalan secara rutin di SMK-SPP Dharma Lestari, SMK
Pancasila dan SMK Al-Falah. Setelah itu materi pembelajaran kelas, dengan
tetap mengedepankan aspek spiritual dan sosial. Untuk program sekolah, di
SMK-SPP Dharma Lestari sudah melaksanakan kegiatan gabungan antara
Praktek Kerja Lapangan dan Praktek Dakwah Kemasyarakatan diantaranya
praktek khotbah, imamah, dan bhakti sosial sedangkan di SMK Pancasila
kemasyarakatan berbaur dengan kegiatan pondok yaitu pada pengajian lapanan