• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI INTEGRASI KURIKULUM PAI PADA SMK BERBASIS KOMUNITAS PESANTREN DI KOTA SALATIGA TAHUN 2017 Studi Kasus Pada SMK-SPP Dharma Lestari, SMK Pancasila, dan SMK Al Falah - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "IMPLEMENTASI INTEGRASI KURIKULUM PAI PADA SMK BERBASIS KOMUNITAS PESANTREN DI KOTA SALATIGA TAHUN 2017 Studi Kasus Pada SMK-SPP Dharma Lestari, SMK Pancasila, dan SMK Al Falah - Test Repository"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI INTEGRASI KURIKULUM PAI

PADA SMK BERBASIS KOMUNITAS PESANTREN

DI KOTA SALATIGA

Studi Kasus Pada SMK-SPP Dharma Lestari, SMK Pancasila, dan SMK Al Falah Tahun 2017

Oleh :

DURROTUR ROSIDAH NIM M1.14.019

Tesis diajukan Sebagai pelengkap persyaratan untuk Gelar Magister Pendidikan

MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PROGRAM PASCA SARJANA

(2)
(3)
(4)
(5)

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini merupakan

hasil karya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak

mencantumkan tanpa pengakuan bahan bahan yang telah dipublikasikan

sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah

diajukan untuk gelar atau ijazah pada institut Agama Islam Negeri Salatiga

atau Perguruan tinggi lainnya”

Salatiga, 7 Agustus 2018 Yang membuat pernyataan,

Durrotur Rosidah

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini merupakan

hasil karya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak

mencantumkan tanpa pengakuan bahan bahan yang telah dipublikasikan

sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah

diajukan untuk gelar atau ijazah pada institut Agama Islam Negeri Salatiga

atau Perguruan tinggi lainnya”

Salatiga, 7 Agustus 2018 Yang membuat pernyataan,

Durrotur Rosidah

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini merupakan

hasil karya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak

mencantumkan tanpa pengakuan bahan bahan yang telah dipublikasikan

sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah

diajukan untuk gelar atau ijazah pada institut Agama Islam Negeri Salatiga

atau Perguruan tinggi lainnya”

Salatiga, 7 Agustus 2018 Yang membuat pernyataan,

(6)

ABSTRAK

INTEGRASI KURIKULUM PAI

PADA SMK BERBASIS KOMUNITAS PESANTREN

DI KOTA SALATIGA TAHUN 2017

Studi Kasus Pada SMK-SPP Dharma Lestari, SMK Pancasila, dan SMK Al Falah

E-mail : durroh_rosyida@gmail.com

Pesantren telah membuat pencapaian yang luar biasa dalam integrasi kurikulum sejak proses modernisasi dalam sistim pendidikan pesantren. Proses ini sebagai indikasi yang baik bagaimana pesantren telah mampu beradaptasi dan responsive terhadap perubahan saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui integrasi kurikulum PAI di SMK, menyikapi padatnya distribusi kurikulum kejuruan, semakin pendeknya jam belajar disekolah menjadi 5 hari kerja, dan proses belajar mengajar yang harus memenuhi 4 aspek dalam Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yaitu aspek sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan Ketrampilan.

Penelitian kualitatif ini dilakukan di SMK-SPP Dharma Lestari, SMK Pancasila dan SMK Al Falah. Pengumpulan data berdasarkan wawancara, observasi dan dokumentasi, melalui purposive sampling dengan analisis deskriptif kualitatif. Penulis menyimpulkan; (1) Perencanaan integrasi dimulai dari pembentukan visi sekolah yang kemudian diturunkan ke dalam sistem kurikulum sekolah secara keseluruhan. (2) Implementasi integrasi kurikulum berdasarkan regulasi sekolah dan pesantren dengan mengintegrasikan semua aspek kompetensi (3) Adanya kurikulum pendukung yang mengintegrasikan kurikulum pesantren dan kurikulum sekolah kejuruan dan guru yang memberikan pengaruh dalam kelangsungan program pembelajaran pesantren. Terlepas dari sistem integratif, ada beberapa kendala dalam proses integrasi, misalnya; 1) Kesenjangan pengetahuan agama dasar siswa, misalnya; kemampuan membaca Al Qur'an, tulisan Arab dan ketaatan beribadah, 2) Kegiatan belajar mengajar yang berat, karena kendala jam belajar yang padat, 3) Sebagian besar guru berasal dari lulusan baru perguruan tinggi dengan pengalaman mengajar terbatas.

Kata Kunci: Pendidikan, Integrasi Kurikulum, Kurikulum Pesantren

Abstract

Pesantren has made a remarkable achievement in curriculum integration since the modernization process in Pesantren system of education. This process as good indication how pesantren has been able to adapt and responsive to the current change. This research aims to know of curriculum integration in the subject of Islamic Education (PAI) in the curriculum of Vocational Education (SMK) within the tigh vocational curriculum distribution, the shortened school timing into 5 active days and four compulsory competent aspects.

(7)
(8)
(9)

DAFTAR ISI

E. Metode Penelitian……… 12

F. Sistematika Penulisan……….. 14

BAB II PERENCANAAN INTEGRASI KURIKULUM A. Penyusunan Visi dan Misi..……… 15

B. Proses Penerimaan Siswa Baru dan Perekrutan Guru.…….. 19

C. Penyusunan Program Sekolah……… 23

BAB III IMPLEMENTASI INTEGRASI KURIKULUM A. Kegiatan Belajar Mengajar SMK ………. 29

B. Program Pesantren………. 32

C. Integrasi Kurikulum……….. 37

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Latar Belakang Pendidikan Guru………. 25

3.1 Jadwal Kegiatan Harian Terpadu……….. 28

3.2 Jadwal Kegiatan Kajian Pagi SMK Al-Falah TP 2017/2018……… 30

3.3 Jadwal Kegiatan Harian Pagi dan Sore Pondok Pesantren Agro Nuur

El-Falah Salatiga……… 31

3.4 Jadwal Kegiatan Mingguan dan Bulanan Pondok Pesantren Agro Nuur

El-Falah Salatiga ……….. 31

3.5 Kurikulum Pondok Pesantren Pancasila TP. 2017/2018………... 33

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Struktur Organisasi SMK……… 23

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Transkrip Wawancara dengan Bapak Pitoyo Ngatimin S.P….…….. 47

Transkrip Wawancara dengan Bapak KH Usman Mansur...……….. 48

Transkrip Wawancara dengan Ibu Sri Mulyani S.PdI...……….. 49

Transkrip Wawancara dengan Bapak Thoha Saputro……….. 50

Transkrip Wawancara dengan Bapak KH. Maksum….……….. 51

Transkrip Wawancara dengan Bapak Samsidi S.Pd Kim, M.Pd.……. 52

Dokumentasi kegiatan guru dan siswa SMK-SPP Dharma Lestari …. 53

Foto Observasi dan Wawancara di SMK Al-Falah ……….. 54

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada masa awal tumbuh kembangnya, pesantren adalah pusat pendidikan agama

dengan konsepnya yang sederhana, ada kyai, santri, masjid atau pondok. Metode

pembelajarannya pun juga sederhana, sistem sorogan, bandongan dan musyawarah. Pada perkembangannya, muncul sistem baru yang bernama madrasah dan pondok

pesantren dengan segala dinamikanya. Kemudian muncul tipologi pesantren

tradisional dan moderen dengan segala kekhasannya masing-masing. Sistem

pendidikan pesantren tradisional, sering disebut sistem salaf yakni sistem yang tetap

mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik sebagai inti pendidikan di

pesantren, sedangkan pondok modern merupakan sistem pendidikan yang berusaha

mengintegrasikan secara penuh sistem tradisional dan sistem sekolah formal.1 Dikotomi pendidikan Islam ini semakin menunjukkan resistensinya karena dunia

pendidikan di perkenalkan ke Indonesia melalui imperialisme.2 Perjalanan panjang menemukan format pendidikan yang ideal, membuktikan bahwa pola dan sistim

pendidikan di pondok pesantren memiliki tingkat adaptasi yang tinggi.

Salah satu solusi yang diterapkan dalam proses adaptasi tersebut adalah

integrasi pendidikan. Sistem ini bermula dari perubahan sosial yang melahirkan

kebutuhan sumberdaya yang makin beragam. Produk dari pesantren dianggap kurang

siap lebur dan mewarnai kehidupan moderen, atau dengan kata lain hanya

memunculkan santri-santri dengan kemampuan-kemampuan yang terbatas.3 Dipadukanlah kurikulum kementerian terkait, Kementerian Agama dan atau

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan kurikulum pesantren menjadi

1

Badrut Tamam, Pesantren, Nalar dan Tradisi,Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2015, xxx. 2

Mulyadi Kartanegara,Integrasi Ilmu:Sebuah Rekonstruksi Holistik, Bandung: Mizan,2005,19

3

(14)

kurikulum terpadu. Berdirinya sekolah formal di lingkungan pesantren menjadi

sebuah keniscayaan yang tidak boleh diabaikan. Namun tidak sedikit proses integrasi

ini terkendala dengan banyak hal, di antaranya dengan regulasi pendidikan. Jam

belajar yang semakin panjang, dari jam 07.00 sampai dengan jam 14.15, untuk yang

6 hari kerja, atau dari jam 07.00 sampai dengan jam 17.00 untuk yang 5 hari kerja,

sistem Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang mengharuskan siswa berada di

lingkungan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/DI) untuk jangka waktu lama,

sementara alokasi pembelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti hanya

3jam/minggu. Tentu sangat tidak mudah menerapkan pembelajaran secara teori dan

praktik untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu untuk membentuk

pribadi muslim yang menguasai pengetahuan, memiliki kemampuan berkembang,

dan trampil secara intelektual, memiliki minat, sikap, nilai, penghayatan serta

penyesuaian diri, dan trampil dalam amaliyah 4 atau untuk mencapai tujuan pendidikan di pesantren, yaitu mendidik para santri menjadi individu yang bermoral

baik, memiliki wawasan keagamaan yang luas dan memiliki bekal ketrampilan yang

bisa diandalkan.5

Integrasi kurikulum menjadi solusi penengah, agar pembelajaran bisa

terlaksana sesuai regulasi, tetapi tradisi-tradisi mulia dan luhur dari pesantren tidak

terpinggirkan. Tradisi tersebut secara umum terletak pada fungsinya sebagai lembaga

yang mempunyai komitmen terhadap pembentukan moral bangsa, menjadi media

dakwah dan pengembangan agama. Tradisi tersebut mengerucut pada kurikulum

pesantren yang pencapaian ketiga aspek itu idealnya akan bisa ditempuh melalui

4

M. Ridlwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pesantren Ideal;Pondok Pesantren di Tengah Arus Perubahan, Jogjakarta : Pustaka Pelajar, 2010, 74

5

(15)

pendidikan formal yang tumbuh di pesantren, atau dalam nomenklatur Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan disebut dengan SMK Berbasis Pesantren.

Atas dasar permasalahan diatas, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan tema, Implementasi Integrasi Kurikulum PAI pada SMK Berbasis

Komunitas Pesantren di Kota Salatiga, yaitu pada SMK-SPP Dharma Lestari di PP

Agro Nuur el Falah Pulutan, SMK Pancasila di PP Pancasila Blotongan, dan SMK Al

Falah di PP. Al Falah Grogol.

B. Rumusan Masalah

Berdasakan latar belakang di atas penulis bermaksud mengadakan penelitian

tentang :

1. Bagaimana penyusunan integrasi kurikulum Pendidikan Agama Islam

(PAI) di SMK Berbasis Pesantren di Kota Salatiga ?

2. Sejauh manakah implementasi kurikulum Pendidikan Agama Islam di

SMK Berbasis Pesantren di Kota Salatiga ?

3. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam proses integrasi

kurikulum PAI di SMK Berbasis Pesantren di Kota Salatiga ?

C. Signifikansi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan model penyusunan

integrasi kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMK berbasis pesantren, dan

implementasinya dalam Kegiatan Belajar Mengajar, serta mengetahui faktor

penunjang dan faktor penghambat dalam proses integrasi kurikulum PAI pada

(16)

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritik

Penelitian ini dapat memberikan masukan dalam rangka

mendukung teori yang berkaitan dengan integrasi kurikulum. Selain itu,

sebagai bahan referensi bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian

terhadap permasalahan yang berkaitan dengan kurikulum.

b. Manfaat praktis

Manfaat bagi sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam

melakukan kajian atau evaluasi kurikulum dalam mengembangkan

pembelajaran agama. Sedangkan bagi penulis, dapat dijadikan dasar

latihan dalam penelitian selanjutnya dan sebagai informasi untuk terus

menambah pengetahuan tentang kurikulum

D. Kajian Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

Tesis yang ditulis oleh Subki yang berjudul Integrasi Sistem Pendidikan Madrasah dan Pesantren Tradisional (Studi Kasus Pondok Pesantren Al Anwar Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang)6 relevan dengan penelitian ini. Melalui kajian studi kasus ini dapat diketahui

langkah-langkah yang dilakukan oleh lembaga dalam mengintegrasikan

kurikulum pesantren dan model pendidikan formal. Perbedaannya,pada

penelitian ini integrasi kurikulum dilakukan dengan memasukkan kurikulum

kemenag menjadi salah satu bagian dari kurikulum pondok.

6

(17)

Kemudian penelitian yang juga penulis anggap relevan dengan

penelitian ini adalah tesis sdr. Nur Faizin yang berjudul Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Berbasis Kitab Kuning Di SMK Roudlotul Mubtadiin Nalumsari Jepara.Integrasi kurikulum yang di lakukan di SMK Roudlotul Mubtadiin dengan pemakaian kitab kuning sebagai bahan ajar

PAI dan penambahan kegiatan keagamaan di luar jam pelajaran yang

diorientasikan untuk meningkatan kualitas keagamaan santri SMK

Roudlotul Mubtadiin.7 Perbedaan penelitian ini dengan yang penulis lakukan adalah kalau integrasi kurikulum dilakukan dengan penambahan

jam belajar dan penggunaan kitab kuning sebagai bahan ajar dengan

menyesuaikan kompetensi yang ingin dicapai, sedangkan pada penelitian ini

integrasi kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) dilakukan dengan cara

mengintegrasikan kurikulum SMK dengan kurikulum pesantrennya, bukan

hanya pada materi ajar, tapi juga pada kegiatan pembelajaran sekolah

kejuruan.

Pada penelitian lain yang berjudul A “New” Thematic, Integrated Curriculum for Primary Schools of Trinidad and Tobago:A Paradigm Shift8 oleh Yvonne J. Jhon. Integrasi kurikulum pada penelitian ini dilakukan

untuk mengukur kemampuan calon guru dalam menerapkan pembelajaran

materi materi pokok di sekolah dasar, yaitu membaca, menulis, matematika,

sains, studi sosial dan mata pelajaran lain yang diidentifikasi dalam konteks

subjek dunia nyata dan memakai Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK). Penelitian ini semakin meneguhkan efektifitas integrasi kurikulum

7

Nur Faizin, “PembelajaranPendidikan Agama Islam (PAI) Berbasis Kitab Kuning Di SMK Roudlotul Mubtadiin Nalumsari Jepara”, Tesis, IAIN Walisongo, Semarang, 2012.

8

(18)

dalam mengatasi masalah pembelajaran yang komplek. Perbedaanya dengan

penelitian yang penulis lakukan adalah pada obyeknya, di mana integrasi

diterapkan pada jenjang Pendidikan Dasar, sementara penelitian ini

dilakukan pada jenjang Pendidikan Menengah.

Penelitian yang relevan juga dilakukan oleh Atsumbe B. Numgwo,

Emmanuel Raymond, Francis Abutu, Okwori Robert O. dalam Curriculum Integration in Vocational and Technology Education: Implication for Teaching and Learning.9 Penelitian ini membahas bagaimana integrasi kurikulum dapat memfasilitasi pengembangan pengajaran dan keterampilan

secara efektif. Siswa harus mempelajari keterampilan baru dengan cepat dan

mampu berkomunikasi, memecahkan masalah, dan bekerja dengan

teknologi. Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah pada

materinya, di mana integrasi dilakukan antar semua materi ajar, sedangkan

penelitian penulis hanya pada materi PAI.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Andy Hargreaves dan Shawn

Moore dalamCurriculum Integration and Classroom Relevance : A study of Teacher’s Practicedimana kurikulum terpadu atau interdisipliner dipandang sebagai salah satu aspek yang paling ambisius namun juga kontroversial

dari pendekatan terkini terhadap reformasi pendidikan yang mencoba

menghubungkan pembelajaran kelas dengan kehidupan dan pemahaman

semua siswa. Proses ini menjadikan guru lebih leluasa menyampaikan

materi dan mendorong untuk bekerjasama dalam satu tim, saling bertukar

informasi, serta mengembangkan kompetensi dan kreatifitas. Perbedaannya

9

(19)

dengan penelitian tesis ini, fokusnya lebih kepada penyiapan guru sebagai

salah satu komponen dari kurikulum.10

Penelitian yang serupa dengan Andy Hargreaves di lakukan juga

oleh Amani K. H. Alghamdi, dengan judul The Effects of an Integrated

Curriculum on Student Achievement in Saudi Arabia. Integrasi kurikulum di

pakai untuk tujuan peningkatan prestasi siswa. Dalam penelitian ini, materi

yang diintegrasikan adalah matematika dan sains dengan kecakapan hidup.

Proses ini menjadikan guru lebih mudah menyampaikan tujuan

pembelajaran, dan mendorong untuk saling bekerjasama, saling bertukar

pengalaman, serta mengembangkan perasaan sosial .11 Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada obyeknya dimana pada penelitian diatas

obyeknya Sekolah Dasar dengan materi matematika dan sains, sedangkan

pada penelitian ini obyeknya siswa SMK dengan materinya PAI.

2. Kerangka Teori

a. Integrasi Kurikulum

Secara sederhana, integrasi kurikulum dimaknai sebagai bentuk

kurikulum yang meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan

menyajikan bahan-bahan dalam bentuk unit dan keseluruhan12. Senada dengan itu, Becker & Park mendefinisikan dengan….

….”as approach that linked teaching and learning between two or more of the STEM (science, technology, engineering, and mathematic) areas or between STEM and another school subject”

10

Andy Hargreaves and Shawn , “Curriculum Integration and Classroom Relevance : A Study of Teacher’s Practice”,Journal of Curriculum and Supervision, Vol. 15 Number 2( 2000) 89-112.

11

Amani K.H. Alghamdi, “The Effects of an Integrated Curriculum on Student Achievement in Saudi Arabia”,EURASIA Journal of Mathematics Science and Technology Education University of Dammam,Vol 13, number 3(2017), 6074- 6100

12

(20)

Pendekatan yang menghubungkan pengajaran dan pembelajaran antara

dua atau lebih wilayah STEM (Sains, Tehnologi, Rekayasa, dan Matematika)

atau antara STEM dan matapelajaran yang lain13

Dalam wacana tentang ilmu dan agama, integrasi dimaknai sebagai

upaya memadukan keduanya (Ilmu dan Agama).14Perpaduan itu bisa digambarkan seperti pendapat Franzie L. Loepp ketika mendefinisikan

integrasi,

The very notion of `integration' incorporates the idea of unity between forms of knowledge and the respective discipline. They use the metaphor of a marble cake versus a layer cake to signify different levels of integration. The layer cake means each of the sciences maintains an identity in a general science course while the marble cake is more problem based with the various sciences contributing to the solution of the problem. They argue that the layer cake is more of an interdisciplinary approach to curriculum because the boundaries among the disciplines are maintained..”

Integrasi digambarkan dengan menggunakan metafora kue marmer versus kue

lapis. Kue lapis berarti masing-masing sains mempertahankan identitas

ditengah perpaduan, sementara kue marmer memadukan banyak unsur menjadi

satu bentukan baru. Menurut Loepp, kue lapis lebih merupakan pendekatan

interdisipliner terhadap kurikulum karena batasan di antara disiplin ilmu

dipertahankan15

Pendapat yang lain dari Zuwaynah Al-Jahuri menyebutkan….

"

Becker.K & Park.K, Effects of Integrative Approach Among STEM subjects on Students Learning: A Preliminary Meta- Analysis,Journal of STEM Education, Vol. 12 Number 5(2011):23-37

14

Yusril Ihza Mahendra, Modernisme Islam dan Demokrasi, Pandangan Politik Muhammad Natsir Dalam Islamika, Bandung: Mizan, 1994,18.

15

(21)

bahwa integrasi adalah sebuah upaya untuk menghubungkan mata pelajaran

yang berbeda yang disajikan kepada siswa dalam bentuk yang koheren dan

terpadu dan mengatur secara akurat untuk membantu mengatasi hambatan

antara subyek yang berbeda16

Sedangkan menurut Abdur Rahman, struktur keilmuan integratif bukan

berarti antara berbagai ilmu tersebut dilebur menjadi satu bentuk, melainkan

karakter, corak, dan hakikat antar ilmu tersebut terpadu dalam kesatuan

dimensimaterial-spiritual, akal-wahyu, ilmu umum-ilmu agama,

jasmani-ruhani, dan dunia-akhirat.17

Memahami integrasi kurikulum, terutama yang berkaitan dengan

Pendidikan Islam tentu tidak bisa dilepaskan dari gagasan awal Profesor

Kuntowijoyo dengan konsep pengilmuan Islam dengan al-Quran sebagai

paradigma, dan dilakukan dengan dua cara, pertama pengintegrasian kekayaan

keilmuan manusia dengan wahyu, dan kedua obyektifikasi, yaitu menjadikan

pengilmuan Islam sebagai rahmat untuk semua orang18. Dalam pengilmuan Islam tujuan Profesor Kunto adalah mengkontekskan teks agama,

menghubungkan agama dengan kenyataan.

Selanjutnya, gagasan tentang Integrasi tidak bisa dilepaskan dari sosok

Prof. Amin Abdullah dengan Integrasi Interkoneksinya. Integrasi interkoneksi

merupakan dua kata yang berbeda, tapi mempunyai maksud dan tujuan yang

sama, yaitu menggabungkan dan mengkaitkan dua persoalan yang dianggap

16

Zuwaynah Binti Salim Al Jahuri, “Failiyah At Thariqah At Takamuliyyah fi Tahqiqi Al hdaf Al Marjuwwah fi Tadriisi Al Muthaala’ati wa An Nushusi laday Thaalibaati Ash-shoffi Al Awwali Ats Tsanawiy bi Sulthanah ‘Amman”, Thesis, Kulliyyah At Tarbiyah, Univ. Sulthan Qabus, Oman, 2002,74

17

Abd. Rahman Assegaf,Sebuah Pengantar Dalam Pendidikan Islam Integratif, Yogyakarta:Jasa Ungguh Mulia , 2005, xii.

18

(22)

terpisah.19 Pendekatan integratif dimaksudkan untuk memadukan kebenaran

wahyu (burhan Ilahi) dalam bentuk pembidangan matakuliah yang terkait

dengan Al-Qur’an-Hadis (hadlarah al-nash), dengan bukti-bukti yang

ditemukan di alam semesta ini (burhan kauni) dalam bentuk pembidangan

matakuliah empiris-kemasyarakatan dan kealaman (hadlarah al-‘ilm), dan

pembidangan matakuliah yang terkait dengan falsafah dan etika (hadlarah

al-falsafah)20. Istilah tigahadlarahini dipopulerkan oleh M. Amin Abdullah.

Jika masing-masinghadlarahsulit terintegrasi, maka perlu diberlakukan

pendekatan interkonektif, yaitu mengaitkan satu pengetahuan dengan

pengetahuan lain melalui satu hubungan yang saling menghargai dan saling

mempertimbangkan. Prinsip dasarnya terletak pada satu kesatuan simbiosis

demi kemaslahatan universal21. Asumsi dasar yang dibangun pada paradigma

ini adalah bahwa dalam memahami kompleksitas fenomena kehidupan yang

dihadapi dan dijalani manusia, setiap bangunan keilmuan apapun baik ilmu

agama, ilmu sosial, humaniora maupun kealaman tidak dapat berdiri sendiri.

Kerjasama, saling membutuhkan dan bertegursapa antar disiplin ilmu akan

dapat memecahkan persoalan yang dihadapi, karena tanpa saling bekerjasama

antar disiplin ilmu akan menjadikan narrowmindedness22. Dari kondisi sikap single entity, (arogansi keilmuan : merasa satu satunya yang paling benar), isolated entities ( dari berbagai disiplin keilmuan terjadi isolasi, tidak bersentuhan) menuju pada interconnected entities (menyadari akan

19

M. Dahlan Al Barry,Kamus Ilmiah Populer, Surabaya:Arloka,1994, 264 20

M. Amin Abdullah, dkk.,Kerangka Dasar Keilmuan dan Pengembangan Kurikulum Universitas Islam Negri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta,Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2006, 26.

21

M. Amin Abdullah, dkk.,Kerangka Dasar Keilmuan…., 27

22

(23)

keterbatasan dari masing-masing disiplin keilmuan, sehingga terjadi kerjasama,

dan bersedia menggunakan metode walaupun itu berasal dari rumpun ilmu

yang lain)23 b. Kurikulum SMK

Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah terdiri atas mata pelajaran

umum kelompok A, mata pelajaran umum kelompok B, dan mata pelajaran

peminatan kejuruan kelompok C. Peminatan kejuruan ini

dikelompokkan lagi menjadi mata pelajaran Dasar Bidang Keahlian (kelompok

C1), mata pelajaran Dasar Program Keahlian (kelompok C2), dan mata

pelajaran Paket Keahlian (kelompok C3).24 Mata pelajaran kelompok A dan C merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan acuannya disusun oleh

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Mata pelajaran kelompok B dapat

berupa mata pelajaran muatan lokal, bisa memuat bahasa daerah yang berdiri

sendiri, dimana muatan dan acuannya dikembangkan oleh Kemendikbud

dan dapat dilengkapi dengan muatan/ konten lokal. Satu jam pelajaran

beban belajar tatap muka adalah 45 menit dengan beban belajar penugasan

terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 60% dari waktu kegiatan tatap

muka. Masa pendidikan SMK terdiri atas 3 (tiga) atau 4 (empat) tingkatan kelas,

sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Untuk yang menyelenggarakan

program 4 tahun diatur lebih lanjut oleh Ditjend Pendidikan Menengah.25

23

M.Amin Abdullah,Islamic Studies di Perguruan Tinggi Pendekatan Integratif-Interkonektif, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2006, 404.

24

Direktorat Pembinaan SMK KEMENDIKBUD, Implementasi Kurikulum 13 Sekolah Menengah Kejuruan,LPMP Jawa Tengah, 2017.13

25

(24)

Sebagai unit pendidikan yang diharapkan menyiapkan tenaga terlatih,

Praktek Kerja Lapangan merupakan salah satu kekhasan struktur kurikulum

SMK. SMK menyelenggarakan program Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

bersama dengan institusi pasangan yang memadukan program pendidikan di

sekolah dengan program penguasaan keahlian melalui bekerja langsung di

dunia nyata, untuk mencapai tingkat keahlian profesional tertentu. Praktek

Kerja Lapangan dapat dilaksanakan menggunakan sistem blok selama setengah

semester (sekitar 3 bulan); dapat pula dengan cara masuk 3 hari dalam seminggu,

setiap hari 8 jam selama 1 semester. Pelaksanaan pembelajaran kelompok A

dan B dilakukan di satuan pendidikan sedangkan pembelajaran kelompok C

dapat dilakukan di satuan pendidikan dan/atau di Dunia Usaha/Dunia Industri

(DU/DI) yang terintegrasi dengan Praktik Kerja Lapangan dengan Portofolio

sebagai instrument utama penilaian.26 E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian dengan mengamati, bertatap muka, berinteraksi sosial dan

berpartisipasi secara langsung dengan obyek yang dituju untuk

memperoleh data yang benar tentang integrasi kurikulum PAI pada SMK

Berbasis Komunitas Pesantren di kota Salatiga.

2. Metode Penentuan Subyek

Penulis menggunakan tehnik purposive sampling dalam menentukan subyek, dimana dari populasi 20 SMK yang ada di Kota

Salatiga, hanya ada 3 Sekolah yang berbasis komunitas pesantren, yaitu

26

(25)

SMK SPP Dharma Lestari, SMK Al-Falah dan SMK Pancasila. Sumber

data digali dari Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Komite Sekolah,

Kyai, Ustadz, siswa dan warga sekolah yang lain.

3. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan adalah observasi, wawancara.dan

dokumentasi. Metode observasi dilaksanakan sebagai langkah awal dengan

melihat secara langsung kegiatan harian siswa. Metode wawancara

digunakan untuk mendapatkan data, keterangan dan informasi yang

dibutuhkan. Wawancara dilakukan dengan teknik semi terstruktur, dimana

peneliti membuat pedoman wawancara secara garis besarnya saja,

sehingga pertanyaan dapat meluas dan mendalam pada saat proses

berlangsung.

Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data-data

pendukung untuk memperkuat data yang diperoleh dari hasil observasi dan

wawancara, yaitu data administrasi pembelajaran, dan data lain yang

berkaitan dengan penelitian, bisa berupa foto-foto kegiatan, rekaman

wawancara ataupun dokumentasi administrasi.

4. Metode Analisis Data

Tahap berikutnya adalah analisis data, dengan langkah langkah

mereduksi data, menyajikan data, dan menyimpulkan data.27Kegiatan mereduksi data dilakukan dengan cara membuat rangkuman hal-hal yang

pokok, mencari hal-hal yang penting terhadap aspek-aspek permasalahan

yang diteliti, sehingga akan memudahkan dalam menganalisis. Setelah

data direduksi, selanjutnya adalah menyajikan data. Setelah itu

27

(26)

dibandingkan dan diurai dengan teori yang menjadi acuan peneliti

kemudian kesimpulan diambil dan diverifikasi dengan cara mencari data

yang lebih mendalam melalui pengumpulan data ulang, meninjau kembali

ke lapangan untuk mengecek hasil kesimpulan. Setelah tidak menunjukkan

perbedaan maka disimpulkan secara final dalam bentuk pembahasan dan

penyajian hasil secara deskriptif analisis

F. Sistimatika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal, bagian utama

dan bagian akhir. Pada bagian awal terdiri dari hal-hal bersifat formal seperti

halaman sampul, halaman judul, halaman pernyataan, halaman pengesahan,

halaman persetujuan, nota dinas pembimbing, abstrak, kata pengantar, daftar

isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran dan daftar singkatan.

Bagian utama terdiri dari tiga bab, Bab I berisi pendahuluan yang

meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, signifikansi penelitian,

kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab I

membahas model penyusunan integrasi kurikulum PAI, Bab III membahas

implementasi integrasi kurikulum PAI di SMK Berbasis Pesantren, Bab IV

membahas faktor penunjang dan faktor penghambat dalam proses integrasi

kurikulum PAI di SMK Berbasis Pesantren Bab V merupakan bagian penutup

yang berisi kesimpulan dan saran. Bagian paling akhir adalah berisi daftar

(27)

BAB II

PERENCANAAN SISTEM INTEGRASI KURIKULUM

A. Penyusunan Visi Misi

1. SMK SPP Dharma Lestari

Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah berdiri bersamaan dengan

Yayasan Sosial Yatim Piatu Dharma Lestari pada tanggal 2 Mei tahun 2002 di

Pulutan Salatiga. Pondok Pesantren dan Yayasan ini didirikan oleh Bapak H.

Dharmo Supono, pengusaha asal Boyolali yang tinggal di Jakarta. Nama

Dharma Lestari diambil dari nama orang tua beliau, H. Dharmo Thohir dan Hj.

Sri Lestari, dengan harapan agar amal (dharma) yang diberikan bisa ajeg, abadi

(lestari). Sedangkan nama Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah diberikan

oleh perintis awal berdirinya Pondok yaitu KH. Usman Mansur BA, Ust.

Samsul Maarif S. Pd.I, Ust. Ir. M. Ali Qomaruddin, Ust. Drs Farid Hudaf dan

Ust. Muhammad Irfan, atas restu KH. Imam Ali dari Cirebon. Berharap dengan

nama tersebut tumbuh cahaya kemenangan yang akan dibawa pulang oleh para

alumni ke seluruh penjuru tanah air. Pada tahun tersebut juga sekaligus

didirikan SMP Dharma Lestari, sedangkan SPP SPMA (Nama awal dari

SMK-SPP) didirikan 3 tahun kemudian. Jurusan yang ada di SMK SPP Dharma

Lestari adalah Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura dari bidang

Keahlian Agribisnis dan Agrotehnologi, menyusul didirikan jurusan Tata Boga

pada tahun 2017.

Adapun visi dan misi SMK SPP Dharma Lestari adalah sebagai berikut

:

Visi : Terwujudnya alumni SMK-SPP Dharma Lestari yang profesional,

(28)

”Optimalkan Hati, Akal dan Panca Indera”.

Misi: a. Mengembangkan dan memberdayakan siswa dalam proses

pendidikan dengan sistem pembelajaran berbasis ganda, agar

siswa mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang dinamis.

b. Menciptakan masa depan siswa untuk bekerja secara

professional dengan etos kerja yang baik sehingga mampu

berkompetisi dalam memasuki dunia kerja

c. Menciptakan masa depan siswa yang kreatif, mampu

memberdayakan lingkungan sumber daya yang berdaya guna bagi

kehidupannya

d. Menumbuhkembangkan jiwa wirausaha agar mampu menjadi

pelopor dan motivator di wilayahnya28

Tujuan sebuah lembaga tercermin dari visi dan misi yang dicanangkan,

karena visi dan misi adalah gambaran proyeksi dan cita cita lembaga yang

ingin diwujudkan dimasa mendatang. Semua pemangku kebijakan terlibat

dalam perumusan dan sosialisasi visi tersebut, yaitu Pengasuh Pesantren

sebagai peletak dasar kurikulum kepesantrenan, Kepala Sekolah sebagai

penanggung jawab kurikulum sekolah, sekaligus Kordinator Pelaksana harian

dan guru-guru sebagai ujung tombak proses pembelajaran. Interkoneksi,

menurut Prof Amin Abdullah adalah usaha memahami kompleksitas fenomena

kehidupan yang dihadapi dan dijalani manusia dan karenanya harus bertegur

sapa, bekerjasama dan saling berhubungan.29 Ketiga stake holder itu saling berhubungan dalam merumuskan visi, misi, tujuan yang kemudian

28

Tim Pengembang Kurikulum,Dokumen I Kurikulum 13 SMK-SPP Dharma Lestari Tahun Pelajaran 2017/2018, 6

29

(29)

dikembangkan dalam perumusan perencanaan jangka panjang, jangka

menengah, dan jangka pendek yang dijabarkan dalam kurikulum sekolah, dan

dievaluasi setiap tahun. Perencanaan dan evaluasi itu dilakukan bersama

yayasan dan unit pendidikan lain, agar proses KBM yang berjalan bisa selaras

dengan visi, misi dan tujuan, melalui kurikulum terpadu antara pembelajaran

diniyyah, sekolah, dan aktifitas harian pondok. 2. SMK Pancasila

Pondok Pesantren Pancasila didirikan oleh K. Muhlasin pada tanggal

30 September 1992.Beliau adalah putra dari KH. Abdur Rochim, dan cucu dari

K. R. Affandi, Pengasuh Ponpes Salafiyah Blotongan Salatiga.

Sistem pendidikan di Ponpes Pancasila menggunakan sistem salafiyah yang dikolaborasikan dengan sistem moderen yaitu disamping mengaji dengan

sorogandanbandongan juga memakai sistim klasikal dengan mengedepankan pembelajaran yang sistematis. Selain pengajian kitab kuning, tradisi pesantren

yang dihidupkan secara rutin di Ponpes Pancasila adalah mujahadah, istighotsah, khataman Quran, pengajian umum akhirussanah, bahtsul masail, dan pengajian kilatan Ramadlan. Pada tahun 2004 dibuka SMK Elektro

Pancasila, dan tahun 2008 dibuka MTs Pancasila untuk semakin melengkapi

jenjang pendidikan formal yang ada. Kedua lembaga tersebut diberi tambahan

ekstra kurikuler berbagai bekal ketrampilan seperti menjahit, beternak,

percetakan, berbagai cabang olahraga dan kesenian.

Adapun Visi dan Misi lembaganya adalah :

Visi : Menanamkan Aqidah Ahlussunnah Wa al Jamaah dan menjadikan

Santri yang Ahli Fikir, Ahli Dzikir, dan Ahli Ikhtiyar

(30)

b. Menggali dan mengembangkan potensi anak, khususnya dalam

bidang wirausaha

c. Melatih siswa/santri untuk bisa menjadi dirinya sendiri

d. Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada nilai nilai

ahlussunnah wal jamaah30

Di SMK Pancasila visi misi diturunkan dari idealisme Pengasuh

Pondok yang kemudian dijabarkan oleh masing-masing unit pendidikan di

bawahnya dalam bentuk kurikulum sekolah. Kurikulum sekolah ini berfungsi

sebagai pedoman atau petunjuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran, juga

berfungsi untuk menggerakkan roda organisasi dan tata laksana sesuai dengan

tujuan lembaga, dan berlaku secara periodik. Dari kurikulum ini bisa dilihat

bagaimana sekolah menata pelajaran dan kegiatannya untuk memadukan

materi agama kedalam materi atau kegiatan lain

3. SMK Al Falah

SMK Al-Falah berdiri tahun 2005 di lingkungan Pondok Pesantren Al

Falah Grogol, Salatiga. Cikal bakal lembaga pendidikan ini adalah Tarbiyatul Islam Al Falah yang didirikan oleh KH. M. Zumri bersama istri beliau Nyai Lathifah pada tahun 1986. Tahun 1990 didirikan madrasah diniyyah di lingkungan pondok ini, dan pembelajarannya dilaksanakan ba’da ashar, ba’da

maghrib, ba’da isya’ dan ba’da shubuh, dengan materi kajian kitab kuning dan

tahsin qur’an. Waktu pembelajaran di luar jam sekolah formal karena mayoritas santri bersekolah formal mulai dari pendidikan dasar, menengah dan

pendidikan tinggi yang ada di kota Salatiga. Letaknya yang strategis di tengah

tengah lingkungan sekolah menjadikan Pondok Pesantren Al-Falah alternatif

30

(31)

untuk tinggal selama masa pendidikan. Jurusan yang dibuka adalah Tehnik

Otomotif dan Tata Busana.

Visi Misi SMK Al Falah adalah :

Visi : Menyiapkan tamatan yang kompeten dan berakhlak mulia

Misi : a. Menyiapkan tamatan yang menguasai IPTEK

b. Menyiapkan tamatan yang mandiri, cerdas dan jujur

c. Menyiapkan tamatan yang berjiwa wirausaha

d. Menyiapka tamatan yang kompeten di bidangnya

e. Menyelenggaran sekolah yang berkarakter31

SMK Al-Falah adalah bagian dari Pondok Pesantren Al-Falah, dimana

diantara ide pendiriannya adalah untuk membekali masyarakat dengan

pendidikan agama. Visi dan misi sekolah ini menjadi pedoman

penyelenggaraan penguatan karakter siswa melalui tradisi-tradisi pesantren

yang berkembang, diantaranya literasi pagi dengan tilawah, pembacaan

sholawat Nabi, dzikir tahlil, dan pengayaan pengetahuan agama melalui kajian

kitab kuning, yang dilakukan secara terjadwal di SMK. Sementara untuk siswa

yang tinggal di Pondok tentu sudah mendapatkan tambahan pengetahuan

melalui kegiatan madrasahdiniyyah.

B. Proses Penerimaan Siswa Baru dan Perekrutan Guru

1. SMK-SPP Dharma Lestari

Penerimaan siswa baru di SMK-SPP Dharma Lestari dilaksanakan

sesuai Kalender Pendidikan Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah.

Kepanitiaan dikendalikan oleh Yayasan melalui satuan kerjanya yang disebut

Majelis Maarif, dengan membentuk Panitia Gabungan. Panitia ini dibentuk

31

(32)

setiap bulan Februari, dan berakhir dengan pelaksanaan Masa Pengenalan

Lingkungan Sekolah ditahun ajaran baru. Tes masuk meliputi Pengetahuan

Umum sesuai jenjangnya, Pengetahuan Agama yang meliputi baca tulis

bahasa arab, membaca al-Qur’an dan hafalan surat-surat pendek, serta

praktek ibadah. Tes masuk ini menjadi standar kompetensi minimal yang

harus dikuasai siswa, agar pembelajaran selanjutnya siswa bisa beradaptasi

dengan mudah. Setelah dinyatakan diterima, kegiatan pertama adalah Masa

Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), yang langsung digabung dengan

masa perkenalan pondok yang disebut dengan kegiatan Khutbatul Iftitah. Kegiatan ini berisi pengenalan lingkunan belajar baik di sekolah maupun di

pondok, pengetahuan kesehatan, kesadaran tertib lalu lintas, wawasan

kebangsaan, dan tambahan kegiatan Pengenalan Baris Berbaris dan Bela

Negara. Masa Orientasi biasanya diakhiri dengan kunjungan industri ke

kelompok kelompok tani atau pelaku usaha yang sudah maju.

Adapun perekrutan guru dilakukan oleh Yayasan, sesuai yang

disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren KH Usman Mansur BA,

Karena yayasan tentunya juga mempunyai tujuan dan program yang

sesuai dengan AD ART Yayasan.Tentunya yang kredibel dan

kompeten di bidangnya. Dengan memiliki guru yang kompeten akan

bisa mempengaruhi proses pembelajaran, karena bagaimanapun guru

itu kunci pembelajaran. Disamping itu juga untuk menyelamatkan

visi misi dan tujuan daripada Yayasan, maka yayasan berkepentingan

mencari guru yang sesuai, dan harus memiliki latar belakang

pendidikan pesantren32

32

(33)

Dalam pembinaan SDM, selain diadakan supervisi berkala, juga

diadakan pembinaan rutin dalam bentuk In House Training, kegiatan sosial kemasyarakatan, dan pengajian mingguan. Pola perekrutan dan pembinaan

ini dimaksudkan agar guru sebagai kunci proses pembelajaran tidak hanya

menguasai bidang ilmu yang menjadi tanggungjawabnya, tapi juga

mengetahui, memahami, mampu mendialogkan dan mampu meng

“integrasi-interkoneksi”kan disiplin ilmunya dengan mata pelajaran lain dengan

pendekatan scientific melalui lima tahapan yaitu mengamati (observing), menanya (questioning), mengeksplorasi (exploring), mengasosiasi (associating) dan mengkomunikasikan (communicating)

2. SMK Pancasila

Proses penerimaan siswa dan santri baru hampir sama dengan

SMK-SPP Dharma Lestari. Kegiatan ini ditangani oleh panitia gabungan pondok

dan sekolah, tesnya pun selain tes kemampuan akademik juga tes

pengetahuan keagamaan dan praktek ibadah. Setelah selesai, mereka harus

menjalani Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Setelah itu,

resmilah mereka menjadi siswa dan santri di Ponpes Pancasila, karena semua

siswa SMK wajib tinggal di Pondok, baik yang berasal dari luar kota maupun

dari Salatiga sendiri. Saat ini sebaran santri Pondok Pesantren Pancasila

berasal dari Pulau Sumatra, dan kota kota di Pulau Jawa.33

Adapun rekrutmen guru diserahkan sepenuhnya kepada sekolah,

disesuaikan dengan kebutuhan, namun diprioritaskan alumni Ponpes

Pancasila yang memenuhi syarat akademik. Bagi yang memungkinkan untuk

bertempat tinggal dilingkungan pesantren, akan diminta untuk tinggal di

33

(34)

pesantren untuk memperkuat pembinaan santri dalam sehari semalam.

Tujuannya seperti disampaikan Ibu Kepala Sekolah Sri Mulyani S.PdI.,

Kita memprioritaskan alumni sendiri itu maksudnya agar proses transfer ilmu sekaligus penanaman nilai nilai kepondokan itu mudah dan tidah butuh adaptasi yang panjang. Selain itu tentu untuk memotivasi siswa agar bisa meniru kesuksesan gurunya dalam belajar. Gurunya pun akan lebih mudah memberikan arahan dan bimbingan karena beliau beliau itu pernah berada di posisi menjadi santri.34

Ini selaras dengan yang disampaikan KH. Syukri Zarkasy, bahwa dalam

masyarakat pesantren, Kyai, pimpinan sekolah, dan guru selain berfungsi

sebagaicentral figure,juga menjadimoral forcebagi para santri dan seluruh penghuni pesantren. Hal ini adalah suatu kondisi yang mesti bagi dunia

pendidikan, tetapi kenyataannya jarang didapati dalam sistem pendidikan

selain pesantren.35

3. SMK Al-Falah

Untuk penerimaan siswa baru di SMK Al-Falah ditangani pihak

sekolah, tanpa campur tangan dari pondok, dan dilaksanakan sesuai regulasi

Dinas Pendidikan Provinsi, baik itu waktu pelaksanaan maupun peraturan

teknis lainnya. Setelah dinyatakan diterima melalui tes penempatan, siswa

dipersilakan memilih untuk tinggal di pondok atau tidak. Khusus siswi, entah

tinggal di pondok atau tidak, wajib berbusana muslimah. Setelah itu, mereka

harus menjalani MPLS yang berisi kegiatan pengenalan lingkungan sekolah

yang baru, kesehatan, tertib lalu lintas dan bela Negara. Narasumber dari

KODIM, POLSEK Sidorejo, dan Dinas Kesehatan Kota.36

34

Wawancara dengan Kepala Sekolah SMK Pancasila Ibu Sri Mulyani pada hari Kamis 10 Agustus 2017

35

Abdullah Syukri Zarkasyi, Manajemen Pesantren: Pengalaman Pondok Modern Gontor, Ponorogo:Timurti Press, 2005, 33.

36

(35)

Adapun rekrutmen guru diserahkan sepenuhnya kepada Sekolah,

Tentu dengan ketentuan dan syarat syarat yang disesuaikan dengan kondisi

pondok dan aturan akademik yang berlaku. Berbeda dengan SMK-SPP

Dharma Lestari dan SMK Pancasila, keterpaduan sistem ditunjukkan

melalui kurikulum tersembunyi, dimana kurikulum ini tidak terprogram,

namun memiliki pengaruh terhadap hasil belajar.

C. Penyusunan Program Sekolah

1. SMK-SPP Dharma Lestari

Program sekolah disusun sebelum tahun ajaran baru dimulai,

dikelompokkan dalam 8 standar pendidikan yang dikoordinatori oleh 4

orang Wakil Kepala Sekolah. Implementasinya mengacu pada Permendiknas

No. 19 Tahun 2007 dan Kalender Pendidikan Pondok yang sudah disusun

oleh Majelis Maarif. Dari 8 standar tersebut, semuanya saling terkait satu

sama lain, dan progressnya mengerucut ke Standar Kompetensi Lulusan

(SKL). Karena itu sejak awal seluruh program perencanaan harus melibatkan

seluruh warga yang ada di Pondok Pesantren agar kegiatan tersebut bisa

diketahui dan didukung oleh semua pihak.

Penyusunan program ini juga diharapkan dapat mengakomodir

seluruh kegiatan pengembangan siswa mulai dari Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM) SMK, KBM Diniyyah, kegiatan pengembangan diri berupa latihan pramuka dan muhadloroh, kegiatan seni budaya dan olah raga serta kegiatan sosial kemasyarakatan. Menurut KH. Usman Mansur BA, Pengasuh Pondok,

tujuan dari beragamnya kegiatan siswa adalah :

(36)

memberikan stimulan untuk memancing bakat, minat, potensi dan kelebihan siswa…misalnya anak mempunyai kecenderungan di bidang IPA, atau menyukai dakwah maka pondok hanya memberikan fasilitas, agar mereka nanti bisa mandiri37

2. SMK Pancasila

Untuk SMK Pancasila penyusunan Rencana Kerja Sekolah (RKS)

dilaksanakan mandiri, namun seperti yang disampaikan Wakil Pengasuh,

rambu-rambunya adalah :

Rumusan tujuan sekolah sudah ditentukan oleh Pengasuh Pondok,

yakni menyiapkan peserta didik yang mempunyai bekal hidup di

masyarakat yaitu ilmu pengetahuan dan ilmu agama. Ilmu

Pengetahuan bisa didapatkan di sekolah, Ilmu agama bisa didapatkan

di Pondok, tapi pengamalan nilai luhur agama harus dibudayakan

setiap hari, setiap saat, dan dimana saja berada38

Rencana Kerja Sekolah adalah kegiatan menyusun pembelajaran

selama satu tahun, dimana satuan waktu pendidikan itu berjalan dan

pengukuran ketercapaian kemampuan siswa dievaluasi. Di SMK Pancasila,

RKS disusun bersamaan dengan penyusunan kurikulum pondok untuk

penyesuaian jadwal dan Kalender Pendidikan. Seluruh kegiatan SMK harus

diketahui dan dikoordinasikan dengan Pengasuh Pondok, untuk menghindari

tumpang tindihnya kegiatan, atau menghindari kegiatan yang kurang sesuai

dengan nilai-nilai kepondokan. Untuk pendidikan diniyyah, dilaksanakan secara mandiri, diasuh oleh guru-guru pondok yang sudah kompeten

dibidangnya. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada sore dan malam

hari, setelah kegiatn KBM SMK selesai. Evaluasi dan penilaian sebagai salah

37

Wawancara dengan Pengasuh Pondok KH Usman Mansur BA pada hari Sabtu, 5 Agustus 2017

38

(37)

satu bukti pelaksanaan pembelajaran juga dilaksanakan di Madrasah

Diniyyah, dan diakhir semester siswa akan mendapatkan 2 (dua) buah rapot

3. SMK Al-Falah

Di SMK Al-Falah Penyusunan Rencana Kerja Sekolah (RKS)

dilaksanakan awal Tahun Ajaran baru melalui rapat sekolah. Penanggung

jawab utamanya adalah Kepala Sekolah, sesuai tabel dibawah ini

Tabel 2.1 Struktur Organisasi SMK39

RKS ini di bagi menjadi empat bidang dan dibawahi oleh Waka

Kesiswaan, Waka Kurikulum, Waka Humas dan Waka Sarpras.

Masing-masing Waka bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dan melaporkan

tugasnya secara berkalam dalam rapat sekolah yang diadakan setiap bulan

sekali.40

RKS ini menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran selama

setahun. Dalam penyusunan RKS, dimana acuannya adalah Standar

39

Tim Pengembang Kurikulum,Dokumen I Kurikulum 13 SMK Al Falah Tahun Pelajaran 2017/2018, 15

40

Wawancara dengan Kepala Sekolah SMK-Al Falah Bapak Samsidi S.Pd.Kim., M.Pd pada hari Senin 28 Agustus 2017

Kepala Sekolah

DU /DI TA

Waka Kur. Waka Sarpras Waka Humas Waka Kesis.

Perpus Kaprogli

Tehnik Otomotif

BK Kaprogli

Tata Busana

(38)

Kompetensi Lulusan, Pengasuh Pondok sudah memberikan batasannya, yaitu

:

Santri atau siswa dari Al Falah itu harus punya basis agama yang kuat, punya karakter dan berakhlakul karimah dan juga memiliki ketrampilan atau kompetensi yang memadai untuk bekal masa depannya. Dari banyak pertimbangan para pengurus, kami memilih jurusan Otomotif dan Tata Busana untuk bekal ketrampilannya41 Karena itu semua pembelajaran harus mengacu pada standar yang sudah

ditetapkan, yaitu siswa yang kompeten atau memiliki ketrampilan sesuai

dengan jurusan yang dipilih sekaligus siswa yang berakhlakul karimah dan

memiliki kemampuan agama yang baik, minimal bisa membaca Al-Quran.

Dari pemaparan data di atas, perencanaan integrasi kurikulum di

SMK berbasis pesantren di Kota Salatiga dilakukan oleh Kepala Sekolah dan

Guru-guru, di bawah dukungan dan kontrol Pimpinan Pesantren. Perencanaan

itu di awali dari proses penyusunan visi misi dan pembuatan Rencana Kerja

Sekolah yang kemudian diturunkan ke dalam Kalender Pendidikan dan

perangkat pembelajaran lainnya. Penyiapan perangkat ini menjadi strategis,

karena di sinilah proses pembelajaran selama satu tahun disiapkan, mulai dari

materi, perencanaan metode dan tujuan yang akan dicapai. Sementara itu, dari

sisi penyiapan sumberdaya, ada model yang berbeda-beda. Penerimaan siswa

baru di SMK-SPP Dharma Lestari dan SMK Pancasila melalui tes masuk

pondok sekaligus, sementara di SMK Al-Falah tidak. Pada proses perekrutan

guru, di SMK-SPP Dharma Lestari dilakukan oleh Yayasan, dengan

syarat-syarat yang sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan. SMK Pancasila

melakukan perekrutan dengan sistim tertutup, yaitu ditawarkan dulu untuk

kalangan interen pondok yang memenuhi syarat akademik, kalau kemudian

41

(39)

masih belum terpenuhi baru dipublikasikan. Sedangkan untuk SMK Al-Falah,

perekrutan di lakukan oleh sekolah tanpa melibatkan Pondok atau yayasan,

karena manajemennya sudah terpisah. Sekalipun demikian, pertimbangan

ketrampilan beragama tetap menjadi prioritas untuk penerimaan tenaga guru.

Untuk SMK –SPP Dharma Lestari proses ini lebih memudahkan dalam

proses integrasi pembelajaran karena guru berlatar belakang pesantren namun

tetap linier dengan bidang yang diampu. Di SMK Pancasila, karena prioritas

yang diambil adalah dari kalangan internal, maka beberapa Guru Mapel

disekolah tidak linier dengan mapel yang diampu. Sedangkan di SMK

Al-Falah semua guru sudah sesuai dengan mapel yang diampu, tapi tidak harus

mensyaratkan guru berlatar belakang pesantren karena secara manajemen

memang terpisah.

Tabel 2.1 Latar Belakang Pendidikan Guru

NO NAMA SEKOLAH JML

2 SMK Pancasila 17 92 66,7% 58,8%

3 SMK Al-Falah 18 167 95,5% 27,8%

Sumber : Data Keadaan Guru di SMK-SPP Dharma Lestari, SMK Pancasila dan SMK Al-Falah

Ketiga model perekrutan ini tetap tidak mengurangi bobot integrasi

kurikulum pembelajaran PAI di masing-masing sekolah, karena manajemen

nya tidak sama dan metode yang dipakai berbeda-beda pula, dan tentu tujuan

yang ingin dicapai oleh masing-masing lembaga tidak sama. Namun akan

lebih strategis kalau penerapan kebiasaan beragama di lakukan oleh guru

(40)

pendidikan yang sesuai agar bisa menghasilkan peserta didik yang

berkarakter, produktif, inovatif, afektif melalui penguatan integrasi sikap,

(41)

BAB III

IMPLEMENTASI INTEGRASI KURIKULUM

A. Kegiatan Belajar Mengajar SMK

1. SMK-SPP Dharma Lestari

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMK-SPP Dharma Lestari

mengacu pada Kalender Pendidikan (Kaldik) yang sudah ditetapkan oleh

yayasan, baik itu dalam pembelajaran harian, mingguan, bulanan, kegiatan

wajib, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan pribadi maupun penetapan hari aktif

dan hari libur. Kaldik Yayasan ini diturunkan dari Kaldik Dinas Pendidikan

Provinsi, kemudian disinkronkan dengan kegiatan pondok sehingga tidak ada

kegiatan yang tumpang tindih atau saling membebani. Hari efektif, masa

ulangan, upacara hari besar nasional maupun Peringatan Hari Besar Islam

sudah dirancang sedemikian rupa, sehingga penanggung jawab masing-masing

bisa mengendalikan kegiatan. Hal ini seperti yang di sampaikan oleh Kepala

Sekolah SMK-SPP Dharma Lestari,

Pada rapat persiapan awal tahun ajaran baru, kami menyiapkan seluruh perencanaan pembelajaran dengan berpedoman pada Kaldik yang dibuat oleh Yayasan.Ini kami lakukan agar seluruh kegiatan pembelajaran bisa terlaksana dengan baik, tidak saling membebani dan bisa lancar, sukses. Ulangan, liburan, dan hari aktif bisa sinkron waktunya42

Jam belajar dimulai pukul 06.45 setiap hari dari Sabtu sampai Ahad.

Khusus hari Senin langsung upacara, dengan diawali apel pagi dan pembacaan

asmaal-husna di halaman sekolah, setelah itu masuk pembelajaran kelas sampai

pukul 14. 20. Sebelum mulai pelajaran, siswa melantunkan nadzoman (syair dalam bahasa arab yang dilagukan) sebagai pembuka belajar kelas. Sholat

42

(42)

dhuhur berjamaah dan makan siang dimanfaatkan pada jam istirahat

kedua.

Di bawah ini adalah jadwal kegiatan siswa/santri selama 24 jam di Pondok

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Harian Terpadu

SMP/SMK/Pondok

Sumber : Dokumen Kurikulum PP. Agro Nuur El-Falah 2017

Kegiatan belajar mengajar di SMK Dharma Lestari berjalan sesuai

prosedur yang berlaku, mulai pengaturan jam belajar, distribusi kurikulum sampai

program Praktek Kerja Lapangan. Materi Pendidikan Agama Islam yang

berjumlah 3 jam/minggu bisa disiasati dengan penajaman materi yang sama pada

WAKTU KEGIATAN

Bangun pagi dilanjutkan Shalat Subuh Berjamaah Melaksanakan Pengajian Sorogan di Masjid Melaksanakan pembersihan umum sekitar ponpes Melaksanakan pembersihan pribadi

Persiapan apel makan pagi dengan berpakaian seragam rapi Masuk kelas masing-masing

Apel di depan masjid dilanjutkan makan siang  SMP Muhadatsah/conversation

 Santri SMK melanjutkan pembelajaran Seluruh santri masuk Madrasah Diniyyah Melaksanakan Sholat Ashar berjamah Kegiatan AGRO/Pertanian

Melaksanakan giat cuoris (cuci, olah raga, istirahat) Nastamir

Sholat Maghrib berjamaah Makan Malam

Sholat Isya berjamaah

Seluruh santri masuk Diniyah I malam Seluruh santri masuk Diniyah II malam Persiapan Takror

Melaksanakan takror

(43)

jam diniyyah dengan kolaborasi antar pengajar. Begitu juga praktek ibadah yang membutuhkan waktu yang panjang bisa dilakukan secara berkelanjutan dengan

materidiniyyah, sehingga Kompetensi Inti 1 (Sikap Spiritual), Kompetensi Inti 2 (Sikap Sosial), Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) dan Kompetensi Inti 4

(Ketrampilan) bisa dicapai sesuai target.

2. SMK Pancasila

SMK Pancasila menyelenggarakan pembelajaran mulai pukul 07.00,

diawali dengan sholat dhuha, sampai pukul 13.50, satu jam pelajaran 45 menit

dengan 2 kali istirahat selama 15 menit. Kewenangan dalam pembelajaran pada

guru mata pelajaran masing-masing dengan memperhatikan pedoman pada

standar proses. Namun sesuai KI 1 dan KI 2 pada masing masing mapel, semua

guru bertanggung jawab terhadap perkembangan spiritual dan sosial seluruh

siswa. Karena itu, pengampu mapel juga menjadi penggerak kegiatan kegiatan

spiritual siswa seperti sholat dhuha, sholat dhuhur berjamaah, pengajian rutin, dan

kegiatan kegiatan lain. Termasuk menjadi teladan dalam perilaku sehari hari

seperti mengucap salam, bersalaman ketika bertemu, berbahasa jawa halus dalam

berkomunikasi, berbicara, makan, minum dan bermedia sosial yang baik.

Kurikulum ini diarahkan untuk membangun karakter dan mengembangkan

wawasan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya

membangun masyarakat. Pengasuh Pondok ikut terlibat langsung dalam dalam

kegiatan harian santri, sehingga ada sumber motivasi dan teladan yang setiap saat

bisa di jumpai.

3. SMK Al-Falah

Di SMK Al Falah, KBM dimulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 13.50.,

(44)

sholat dhuha, dan istirahat kedua untuk sholat dhuhur berjamaah. Kegiatan belajar

harian diawali dengan kajian agama selama 45 menit. Kegiatan dipimpin oleh

guru PAI atau guru lain yang kompeten dibidangnya dengan bidang kajian yang

berbeda beda setiap harinya. Seluruh siswa siswi wajib mengikuti kegiatan ini

tanpa kecuali. Guru guru yang tidak memiliki tugas pada jam tersebut juga

diharapkan mengikuti. Penulis beberapa kali melakukan observasi lapangan pada

jam Kajian Pagi, dan selalu melihat banyak bapak ibu guru turut hadir di aula.

Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Kajian Pagi SMK AL FALAH TP 2017/2018

NO HARI MATERI KAJIAN PENANGGUNG JAWAB

1 Senin Pengajian Al-Quran Sutoyo, S.PdI 2 Selasa Kajian Kitab Kuning K. Kholil

3 Rabu Sholawatan Sutoyo, S. PdI

4 Kamis Pengajian Al Quran Semua Guru

5 Jumat Yasin, Tahlil Samsidi, M.Pd

6 Sabtu Sabtu Bersih + Senam Eka

Sumber : Dokumen Kurikulum SMK Al Falah 2017/2018

Dari paparan data di atas, seluruh KBM di SMK berbasis pesantren di

Kota Salatiga melaksanakan pembelajaran sesuai regulasi yang ditetapkan,

namun tetap memakai jam tambahan untuk pengayaan dan pendalaman materi

agama untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Diharapkan siswa memiliki

karakter santri sesuai pembiasaan mereka sehari-hari.

B. Program Pesantren

1. Ponpes Agro Nuur El-Falah

Di Ponpes Agro Nuur El-Falah, seluruh siswa baik itu SMP, SMK maupun

mahasantri wajib tinggal di pondok. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan

Pengasuh Pondok,

(45)

bekal ketrampilan agar bisa banyak manfaatnya untuk umat, bangsa dan negara masyarakat43

Tabel3.3 Jadwal Kegiatan Harian Pagi dan Sore Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah Salatiga

1. Kegiatan Pagi

Jum’at Olahraga Nur Soleh, S. Pd. I

Sabtu Mufrodat / Tausiyah KH. Usman Mansur

Ahad Muhadatsah Konsulat Asatidz Pengabdian

Jum’at Seni Baca Al-Qur’an Ahmad Su’udi

Sabtu Agro/Pertanian Guru Pertanian

Ahad Agro/Olahraga Piket

Sumber : Dokumen Kurikulum PP. Agro Nuur ElFalah 2017

Tabel3.4 Jadwal Kegiatan Mingguan dan Bulanan Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah Salatiga

1. Hari Kamis Sore pukul 14.00

a. Kelas 1, 2 SMP dan 1 SMK

PRAMUKA

Kamis 1 Kamis 2 Kamis 3 Kamis 4 Penanggungjawab

Pramuka Beladiri Pramuka Agro OPPN

b. Kelas 3 SMP dan 2, 3 SMK

Kamis 1 Kamis 2 Kamis 3 Kamsi 4 Penanggungjawb

Pembersihan

(46)

2. Hari Kamis Pukul 16.30

Kamis 1 Kamis 2 Kamis 3 Kamsi 4 Penanggungjawb

Ziarah

Jum’at 1 Jum’at 2 Jum’at 3 Jum’at 4 Penanggungjawab

MuhadlorohKamar Muhadloroh

Sighor/Kiba

Istighotsah Muhadloroh

Akbar

Asatidz Pengabdian

Sumber : Dokumen Kurikulum PP. Agro Nuur ElFalah 2017

Siswa belajar di sekolah mulai pk. 06.30 sampai pk. 14.30. Diluar waktu

tersebut mereka ada dibawah tanggung jawab pondok. Pembelajaran diniyyah, sholat berjamaah, mengaji, olahraga, praktek lahan adalah diantara metode

pondok mengintegrasikan pendidikan karakter yang termasuk dalam KI 1 dan KI

2. Penanaman disiplin diterapkan dalam kegiatan apel ala militer yang

dilaksanakan pada pagi, siang dan malam untuk absensi siswa serta menyiapkan

fisik dan mental untuk kegiatan selanjutnya. Seluruh kegiatan ini ditangani oleh

guru pondok dibantu oleh pengurus. Koordinator dari guru dan pengurus ini

adalah seorang lurah pondok, Sedangkan pengurus pondok, tergabung di

Organisasi Pengurus Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah (OPPN).

Gambar 3.1 Struktur Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah

(47)

2. PP. Pancasila

Kegiatan diniyyah Pondok Pesantren Pancasila dilaksanakan setelah pembelajaran SMK selesai, yaitu setelah sholat ashar, setelah sholat maghrib dan

setelah sholat isya’. Tenaga pendidik sebagian besar adalah guru-guru SMK yang

pernah menjadi santri. Hal ini menjadi salah satu faktor yang memudahkan dalam

pengaturan jadwal, pendistribusian jam mengajar dan proses pendidikan dan

pengajaran. Berikut adalah kurikulum Pondok Pesantren Pancasila,

Tabel 3.5 Kurikulum Pondok Pesantren Pancasila Tahun Pelajaran 2017/2018

Sumber :Dokumen Kurikulum Pondok Pesantren Pancasila 2017 Khusus

KELAS

7

-Awamil - Khulashoh Juz 1 - Alala

-Tuhfah al-Athfal - Akhlaq al-Banin - Badi’ al-Amal -Arbain Nawawi - Targhib wa Tarhib - Fasholatan -Mabadi‘ al-Fiqh

- Jurumiyah - Riyadh al-Badiah - Washoya - Qowaid al-I’rob - Sulam Taufiq - I’lal - Tasrif Istilahiy - Hidayat al-Mustafid - Al Quran - Khulashoh Juz 2

- Imrithy - Mustholah Tajwid - Taqrib - Tasrif Lughowiy - Khulashoh Juz 3 - Aswaja - Qawaid as-Shorfiy - Ta’lim al-Mutaallim - I’lal - Al fiyah 1 - Fath al-Muin - Bahar - Qawaid al- I’rab - Abi Jamrah - Jazariyah

-Manthiq - Ihya’ Ulumuddin - Falaq -Balaghah - Bukhori Muslim - Aufaq -Um al-Barahin - Jawahir al-Maknun - Juma’

- Alfiyah 2 - Minhat al Mughits - Ulum al-Hadits - Fath al-Muin - Qawaid al-I’rab

(48)

3. Pondok Al Falah.

Santri yang mukim di Pondok Al-Falah bukan hanya siswa SMK Al-Falah,

namun juga pelajar dan mahasiswa yang kebetulan menempuh pendidikan di

lembaga pendidikan formal sekitar Pondok Pesantren Al-Falah seperti SMPN 5,

SMKN 1, SMKN 2, SMK PGRI 1, 2, 3 dan IAIN Salatiga. Karena itu jam belajar

di pondok menyesuaikan dengan jam belajar formal, dimulai setelah ashar, setelah

maghrib dan setelah isya’. Penentuan kelas diniyyah berdasar test penempatan kelas pada saat pendaftaran. Berikut adalah gambar sebaran kurikulum dan

kegiatan harian santri Pondok Pesantren Al-Falah Grogol

Tabel 3.6 Kurikulum Pondok Pesantren Al-Falah Grogol Tahun Pelajaran 1438/1439

(49)

C. Integrasi Kurikulum

1. SMK-SPP Dharma Lestari

Pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di Dharma Lestari secara

administratif mungkin bisa dipilah-pilah per satuan pendidikan, karena secara

manajemen memang berbeda. Tetapi karena proses itu harus berjalan secara

beriringan, maka prakteknya dilaksanakan bersama-sama. Pada pembelajaran

kelas formal, hafalan nadzom materi diniyyah bisa dipakai sebagai pembuka jam belajar. Demikian juga pada kegiatan literasi pagi, Al-Quran bisa dipakai

sebagai materi.

Untuk kegiatan pengembangan bahasa Arab dan bahasa Inggris, ada

muhadloroh dan penambahan mufrodat pagi. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai ajang pengembangan diri santri untuk tampil percaya diri, berlatih

memimpin dan berorganisasi. Kegiatan mingguan yang lain adalah latihan

pramuka, olahraga dan seni. Seluruh kegiatan ini ditangani oleh pengurus

pondok, karena pelaksanaannya diluar jam sekolah atau pada hari libur sekolah

yaitu Jumat.

Kegiatan yang lain adalah Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang

menghabiskan 4 bulan di luar lingkungan sekolah.Kegiatan ini juga sekaligus

dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan pondok yaitu Praktek Dakwah

Kemasyarakatan. Di tempat magang, peserta PKL wajib mengikuti kegiatan

kemasyarakatan seperti pengajian rutin, kerjabhakti, pirukunan, dan mencari TPA/TPQ terdekat untuk praktek mengajar. Penilaian dari hasil PKL ini, baik

magang di DU/DI maupun di lembaga soosial kemasyarakatan menjadi salah

satu poin penentu kelulusan. Dari semua kegiatan pembelajaran diatas, secara

(50)

2. SMK Pancasila

Pelaksanaan Integrasi Kurikulum di SMK Pancasila berjalan seiring

pembelajaran di Pondok Pesantren Pancasila yang berlangsung selama 24 jam.

Apa yang dipelajari di sekolah formal tidak mereka dapatkan di madrasah

diniyyah, demikian juga sebaliknya. Itu artinya antara pendidikan formal dan pendidikan non formal saling melengkapi. Khusus untuk materi PAI,

pembelajaran di madrasah diniyyah adalah pendalaman dan pengayaan, misalnya pada materi merawat jenazah pada kompetensi dasar kelas XI,

prakteknya dilaksanakan pada mata pelajaran diniyyahpada kelasfathul muin, pada KI 1 (Sikap Spiritual) dan KI 2 (Sikap Sosial) diterapkan dalam

pembentukan akhlak al-karimah melalui tradisi pesantren. Kebiasaan

berbahasa jawa kromo kepada yang lebih tua, bersalaman ketika bersua guru,

meminta izin ketika akan bepergian adalah diantara tradisi baik yang selalu

dibudayakan di sekolah maupun di pondok. Demikian juga amalan amalan

sunnah seperti sholat berjamaah, sholat dhuha, membaca asma al-husna, Yasin

tahlil, khataman Al-Quran rutin, sholawatan, berdoa sebelum pembelajaran

juga ditradisikan untuk menanamkan kebiasaan ibadah.

3. SMK Al-Falah

Berbeda dengan SMK Pancasila dan SMK-SPP Dharma Lestari, siswa

di SMK Al Falah tidak diwajibkan untuk tinggal di pesantren. Karena itu, pada

struktur kurikulum formal, ada penambahan jam untuk pembelajaran agama,

dari 3 jam menjadi 6 jam. Pembelajaran terstruktur ini dipakai untuk

pendalaman materi-materi keagamaan. Di samping itu, pada materi kajian pagi

hari siswa mendapat tambahan materi dari pengajian kitab kuning, juga

(51)

al-barzanji. Pencapaian Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar didapat dari

pelaksanaan pembelajaran di kelas dan penguatan karakter siswa dilakukan

melalui pembiasaan adab sopan santun bersama-sama guru dalam pergaulan

sehari-hari.

Dari data-data yang diuraikan diatas, pelaksanaan integrasi kurikulum

PAI di SMK berbasis pesantren di Kota Salatiga bisa dilaksanakan dengan cara

yang berbeda-beda, namun memakai landasan yang sama yaitu Kurikulum

Nasional, yang mengembangkan dua modus pembelajaran yaitu pembelajaran

langsung dan tidak langsung. Pembelajaran langsung dilakukan untuk

mengembangkan pengetahuan bersama sumber belajar yang dirancang dalam

kegiatan pembelajaran kelas, sedang pembelajaran tidak langsung berkenaan

dengan pengembangan nilai dan sikap, akan tetapi tidak dirancang secara

khusus. Pembelajaran langsung dan tidak langsung ini terjadi secara

terintegrasi dan tidak terpisahkan dalam ranah kompetensi Inti 1, sikap

spiritual, Kompetensi Inti 2 sikap sosial, Kompetensi Inti 3 Pengetahuan dan

Kompetensi Inti 4 yaitu Ketrampilan. Integrasi interkoneksi berlangsung

dalam setiap kegiatan pembelajaran, dimulai dari kehadiran siswa di sekolah,

bersalaman dengan guru, apel pagi, berdoa atau membaca asma al husna.

Rutinitas pagi ini berjalan secara rutin di SMK-SPP Dharma Lestari, SMK

Pancasila dan SMK Al-Falah. Setelah itu materi pembelajaran kelas, dengan

tetap mengedepankan aspek spiritual dan sosial. Untuk program sekolah, di

SMK-SPP Dharma Lestari sudah melaksanakan kegiatan gabungan antara

Praktek Kerja Lapangan dan Praktek Dakwah Kemasyarakatan diantaranya

praktek khotbah, imamah, dan bhakti sosial sedangkan di SMK Pancasila

(52)

kemasyarakatan berbaur dengan kegiatan pondok yaitu pada pengajian lapanan

Gambar

Tabel 2.1 Struktur Organisasi SMK39
Tabel  2.1 Latar Belakang Pendidikan Guru
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Harian Terpadu
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Kajian Pagi
+3

Referensi

Dokumen terkait

Komisi Kateketik Konferensi Waligereja Indonesia sebagai lembaga yang bertanggungjawab atas ajaran iman Katolik berterima kasih kepada pemerintah, dalam hal ini Kementerian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Kompetansi hard skill bidang produksi yang dikuasai oleh mahasiswa, pada aspek pengetahuan menunjukkan kategori baik dengan

7- Barangsiapa yang mendaftar melalui Departemen Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Republik Islam Iran dan tidak diterima di Dewan Beasiswa maka ia tidak berhak untuk

Pada penelitian ini ditemukan ketinggian lapisan inversi atau mixing height memiliki korelasi positif lemah dengan curah hujan (0,120) akibat ketinggian awan hujan

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka pada penelitian ini akan menyusun jadwal khutbah Jum’at para mubaligh di IKMI Pekanbaru dengan

Hasil penelitian menunjukkan terdapat variasi jumlah sekolah pada setiap tingkat pendidikan pada tipologi Enam Koridor Indonesia.Anggaran pendidikan yang

28 Tahun 2014 menyebutkan para pengelola tempat perdagangan dilarang membiarkan penjualan/penggadaan barang hasil pelanggaran hak cipta dan/atau hak terkait di

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR MANAJEMEN BISNIS DESAIN MODE TERHADAP KESIAPAN MENJADI PUBLIC RELATIONS FASHION.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu