BAB I PENDAHULUAN
B. Alat Peraga
Pada sub bab ini akan diuraikan tentang pengertian alat peraga, jenis-jenis
1. Pengertian alat peraga
Alat peraga adalah bagian dari media pembelajaran. Kata media
berasal dari bahasa latin “Medòë’ yang berarti perantara atau pengantar
pesan dari pengirim ke penerima pesan” (Sardiman 1986:6). Gagne (dalam Sadiman dkk.,1986:6) mengatakan media pendidikan adalah
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar.
Faizal mendefinisikan alat peraga pendidikan sebagai instrumen
audio maupun visual yang digunakan untuk membantu proses
pembelajaran menjadi lebih menarik dan membangkitkan minat siswa
dalam mendalami suatu materi (Faizal, 2010). Wijaya dan Rusyan
menyatakan bahwa yang dimaksud alat peraga pendidikan adalah media
pendidikan yang berperan sebagai perangsang belajar dan dapat
menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak menjadi bosan
dalam meraih tujuan-tujuan belajar (Wijaya dan Rusyan, 1994).
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa alat peraga
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan,
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga
dapat mendorong proses belajar pada diri siswa.
Sastradiradja (1971) mengatakan bahwa alasan penggunaan alat-alat
peraga pendidikan dalam mengajar adalah sebagai berikut:
a. Membantu murid belajar lebih banyak
b. Membantu siswa memngingat lebih lama
d. Menjadikan belajar yang lebih konkrit
e. Membawa dunia kedalam kelas
f. Memberikan pendekatan-pendekatan bayangan yang
bermacam-macam dari satu subjek yang sama
Untuk menggunakan alat peraga pembelajaran (Musiyam, 2011:50),
hendaknya memperhatikan persyaratan dalam penggunaan alat peraga
sebagai berikut:
a. Tahan lama
b. Bentuk dan warna menarik
c. Dapat menyajikan dan memperjelas konsep
d. Ukuran sesuai dengan kondisi fisik siswa
e. Fleksibel
f. Tidak membahayakan siswa
g. Mudah disimpan saat tidak digunakan
2. Macam-macam alat peraga
Berdasarkan karakteristik bentuknya, alat peraga dibagi menjadi
alat peraga tanpa proyeksi, alat peraga tiga dimensi, dan alat peraga yang
diproyeksikan. Pada sub bab ini, penulis akan lebih menguraikan alat
perga tanpa proyeksi, sedangkan alat peraga tiga dimensi dan alat peraga
yang diproyeksikan hanya akan dibahas secara sekilas.
2.1. Alat peraga tanpa proyeksi
Sejalan dengan perkembangan teknologi, pendidikan di
negara-negara yang telah maju menggunakan gambar-gambar, film, radio
pemerataan teknologi belum begitu merata, sehingga alat-alat
peraga tanpa proyeksi lebih efektif untuk pendidikan di daerah
tertentu. Keuntungan dari alat-alat peraga tanpa proyeksi adalah
mudah dalam pembuatannya. Alat peraga tanpa proyeksi atau yang
lebih kita kenal dengan alat peraga dua dimensi tidak kalah efektif
dibanding alat-alat peraga modern. Berikut ini akan diuraikan
ala-alat peraga yang tergolong tanpa proyeksi.
a. Papan tulis
Papan tulis adalah papan dengan warna hitam/kontras yang
digunakan untuk menulis atau menggambar dengan
menggunakan kapur tulis. Media ini adalah media paling
konvensional dalam sebuah pembelajaran, khususnya informasi
yang berbentuk tulisan. Dalam pemakaian alat peraga ini, guru
harus menyesuaikan dengan kebutuhan pokok bahasan juga.
Bagi guru yang tidak mempunyai keahlian tersebut, ada
berbagai alat seperti stensil papan tulis, pantograf, peta dan
cetakan papan yang dapat digunakan untuk menjelaskan pokok
bahasan tertentu ke dalam sebuah papan tulis. Untuk
menggambar sebuah bangun datar misalnya, pembuatan gambar
bangun datar dapat menggunakan cetakan papan.
b. Papan tempel dan papan flannel
Disamping papan tulis, ada juga alat peraga yang berbentuk
papan yang digunakan untuk memperagakan pokok bahasan
tergantung pada kebutuhan informasi yang akan ditempel dan
cara kerja papan. Jenis papan tempel yang lazim digunakan
untuk alat peraga adalah papan pengumuman, papan visual,
papan demonstrasi, papan listrik, papan magnet, papan pameran
dan papan bergerak.
Papan flannel juga termasuk salah satu dari papan tempel.
Hal yang membedakan dari papan flannel dengan papan tempel
lainnya adalah pada bahan pembuatnya. Informasi yang ingin
disampaikan dibuat dari bahan flannel. Pada bagian papannya
terbuat dari bahan berperekat khusus flannel atau sering disebut
dengan ambril papan. Selanjutnya, informasi yang terbuat dari
flannel tersebut dapat ditempelkan pada pada papan tersebut.
Gambar 2.1 Papan Flanel
c. Bagan
Sadiman (1986:35) menyatakan bagan/chart memiliki fungsi pokok menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit
bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual.
Bagan/chart membantu siswa mengerti tentang sebuah urutan atau hirarki. Jenis-jenis bagan/chart dibedakan menjadi bahan pohon (tree chart), bagan Arus (flow chart), bagan garis waktu (time line chart).
d. Diagram
Untuk menerangkan sesuatu hendaknya guru
memperlihatkan benda yang sebenarnya. Akan tetapi
keterbatasan ruang ruang, keterbatasan biaya dan keterbatasan
lainnya membuat guru harus menggunakakan cara lain. Untuk
menerangkan sistem listrik atau sistem kerja mesin uap tentu
guru tidak menghadirkannya ke dalam kelas, maka guru
memerlukan sebuah alat peraga yaitu diagram.
e. Grafik
Sadiman (1986:40) mengatakan grafik adalah gambar
sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar.
Media ini berfungsi untuk menggambarkan data kuantitatif
secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan
suatu objek atau atau peristiwa yang saling berhubungan secara
singkat dan jelas. Grafik dibagi menjadi grafik lingkaran, grafik
4 5 0 90
Gambar 2.2 Grafik lingkaran, grafik batang dan grafik garis
f. Poster
Poster adalah gambar besar yang memberi tekanan pada
satu atau dua ide pokok yang dirancang kuat dengan warna dan
pesan untuk menangkap perhatian orang yang sedang melintas
di jalan agar ia berhenti dan mengamati dan kemudian ia dapat
menangkap gagasan yang berarti di dalam ingatannya. “Poster
tidak saja penting untuk menyampaikan kesan-kesan tertentu,
tetapi dia mampu pula mempengaruhi dan memotivasi tingkah
laku orang yang melihatnya.
g. Gambar
Media gambar erat hubungannya dengan indera
penglihatan. Gambar adalah “tiruan” dari aslinya yang
dituang/direkam dalam media dua dimensi. Gambar kartoon,
gambar komik, gambar seri dan gambar mati adalah jenis-jenis
gambar.
Gambar 2.4 Gambar
i. Peta dasar
Peta adalah gambar permukaan bumi secara langsung
ataupun tidak langsung mengungkapkan banyak informasi
(lokasi, luas, bentuk, persebaran penduduk, dataran, perairan,
iklim, sumber daya alam, sumber ekonomi, dan lain
sebagainya). Peta terbentuk dari kombinasi yang abstrak dari
titik-titik, garis-garis, simbol-simbol, bidang-bidang dan
Gambar 2.5 Peta Dasar
2.2. Alat peraga tiga dimensi
Alat peraga tiga dimensi adalah alat peraga yang
mempunyai bentuk sama atau hampir sama dengan benda-benda
sebenarnya. Alat peraga ini disebut alat peraga tiga dimensi
karena mempunyai ukuran tinggi, lebar dan panjang. Beberapa
alat peraga tiga dimensi yang biasa digunakan di
sekolah-sekolah dengan bahan-bahan yang ada di sekitar kita adalah
model, benda asli (object), contoh (specimen), mock-up (alat tiruan), diorama, peta timbul, boneka, topeng, ritatoon, rotatoon,
standar lembar balik, T.T. unit, globe.
2.3. Alat peraga yang diproyeksikan
Alat peraga yang diproyeksikan merupakan alat peraga
yang telah menggunakan alat-alat teknologi. Karakteristik dari
alat peraga ini adalah terdiri dari dua alat. Alat-alat tersebut
memproyeksikan atau yang lebih kita kenal dengan proyektor.
Alat peraga yang diproyeksikan diantaranya adalah filmstrip,
slides, proyektor opaque dan proyektor everhead.
Gambar 2.6 proyektor filmstrip, proyektor opaque, proyektor
overhead
3. Alat peraga persegi satuan
Gambar 2.7 Alat peraga persegi satuan (dalam cm)
a. Fungsi Alat Peraga :
Menghitung luas daerah persegi dan persegi panjang.
b. Alat dan bahan:
Alat yang diperlukan adalah pisau, gunting, penggaris, pensil
dan pena. Selanjutnya, persiapkan bahan-bahan yang terdiri dari
c. Prinsip dan cara kerja alat ini
Prinsip kerja alat ini adalah untuk menentukan rumus luas
bangun datar persegi dan persegi panjang. Langkah pertama adalah
mempersiapkan alat peraga persegi satuan dengan bentuk seperti pada
gambar 2.1. Ukuran dari persegi satuan bermacam-macam, tetapi
biasanya selalu mewakili ukuran satuan baku misalnya 1 , 1 .
Ada dua prinsip kerja dari persegi satuan. Prinsip pertama dari alat
peraga ini adalah untuk menghitung luas sebuah bangun datar. Berikut
ini contoh penggunaan persegi satuan untuk menghitung luas sebuah
bangun persegi panjang.
Gambar 2.8 Penggunaan Persegi Satuan
Berdasarkan contoh penggunaan persegi satuan diatas, maka
60 persegi satuan yang menutupi luas bangun A. Maka dapat
disimpulkan bahwa luas bangun A adalah 60 .
Prinsip kedua dari alat peraga ini berfungsi membangun
konsep berfikir siswa mengenai rumus menghitung luas persegi dan
persegi panjang. Berikut ini contoh penggunaan alat peraga persegi
satuan untuk membuktikan rumus luas persegi maupun persegi
panjang.
Gambar 2.9 Contoh Penggunaan
Panjang : 9 satuan
lebar : 6 satuan
Luas Bangun A adalah : panjang x lebar
: 9 x 6
: 54 satuan
Kegiatan diatas menunjukkan bahwa luas bangun A jika
persegi satuan yang menutupi luas bangun hasilnya adalah sama. Hal
ini tentu menguatkan pengetahuan siswa tentang rumus persegi maupn
persegi panjang.
d. Cara membuat
Gambar 2.10 Alat dan Bahan
1) Persiapkan alat–alat dan bahan–bahan seperti yang telah pada gambar di atas
2) Ambillah selembar karton bekas.
3) Ambilah sebuah penggaris, dan buatlah sebanyak mungkin persegi
yang dapat dibuat diatas karton bekas tersebut, dengan ukuran
panjang 1cm dan lebar 1cm
4) Potonglah persegi-persegi tersebut.
6) Setelah selesai memotong persegi-persegi tersebut, ambilah kuas
dan cat. Warnai persegi-persegi tersebut agar berwarna lebih
menarik.