• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peralihan Hak atas Tanah dan Bangunan hak atas tanah dan bangunan pada hibah wasiat yang dikenakan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan

Bangunan

Terdapat hubungan yang erat antara kadaster dan pembayaran pajak karena data dari kadaster merupakan informasi yang paling tepat untuk pembayaran pajak atas tanah. Dalam pengertian kadaster yang modern dapat dikatakan sebagai pendaftaran atau pembukuan bidang-bidang tanah dalam daftar-daftar sesuai dengan pengukuran dan pemetaan atau pengertian sebagaimana diurakan dalm Pasal 19 ayat (2) sub a Undang-Undang Pokok Agraria yaitu berupa pengukuran, pemetaan dan pembukuan tanah.117

Kadaster ini sering dibedakan atas jenis tujuannya. Dilihat dari tujuan ini maka kadaster yang dimaksud terlihat sebagai berikut : a). Juridicial cadaster; b).

Fiscal cadaster; c).Land use cadaster; d).Multipurpose cadaster.118

Dimulai pada zaman Napoleon, zaman di Prancis dan di Belanda, kadaster diselengarakan tidak hanya menjamin kepastian hukum tentang objek-objek tetapi juga untuk keperluan pemungutan pajak. Hubungan antara tanah dan pajak demikian pula hubungan pendaftaran tanah dan perpajakan tanah telah dikenal lama. Hal ini

117 Wiratni Ahmadi, Sinkronisasi Kebijakan Pengenaan Pajak Tanah dengan Kebijakan

Pertanahan di Indonesia, (Bandung: PT.Refika Aditama, 2006), hal.44

ditandai dengan dikenal pendaftaran tanah dengan tujuan memberian jaminan kepastian hukum (rechts cadaster) dan dikenal pula kegiatan pendaftaran tanah dengan tujuan yang berbeda yaitu dalam rangka fiscal, kegiatan ini disebut Fiscal Cadaster.119 Kegiatan pendaftaran tanah dengan Fiscal Cadaster lebih diperuntukan bagi kepentingan pemerintah yaitu untuk keperluan pengumpulan dana dari pajak tanah. Keterkaitan diatas dapat menghasilkan dua keuntungan, satu sisi pajak dapat dipungut dengan lebih tertib dan disisi lain administrasi pertanahan akan tertata dengan baik.

Setiap suatu perbuatan hukum yang menyebabkan terjadinya peralihan hak atau pemindahan hak sehingga terjadinya perolehan hak atas tanah dan atau bangunan maka akan dikenakan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Hibah wasiat yang merupakan perbuatan hukum peralihan hak untuk memindahkan hak atas tanah yang dimiliki kepada orang lain maka akan dikenakan Bea Perolehan Hak atas Tanah.

Saat ini Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan diatur dalam Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 dalam Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Saat terutang atau saat dibayarnya Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan terhadap pemindahan hak melalui hibah wasiat adalah saat tanggal dan penandatanganan akta. Jika akta yang dimaksud adalah akta wasiat atau testament yang berisikan hibah wasiat maka kurang tepat dikatakan bahwa tanggal penandatanganan akta tersebut

merupakan saat terutang karena pada saat tersebut belum adanya perolehan hak yang dapat dikenakan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

Surat Edaran Bersama Meneteri Keuangan, Menteri dalam Negeri dan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4/SE/V/2014 tentang petunjuk pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dalam kaitannya dengan pendaftaran Hak Atas Tanah atau pendaftaran peralihan hak atas tanah. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 101 ayat (4) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008 tersebut, Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk dapat melakukan penelitian/ verifikasi atas bukti pembayaran BPHTB dengan tujuan :

a. Mencocokkan NOP yang dicantumkan dalam SSPD BPHTB dengan NOP yang tercantum dalam fotokopi SPPT atau bukti pembayaran PBB lainnya.

b. Mencocokkan NJOP Bumi dan Bangunan per meter persegi yang dicantumkan dalam SSPD BPHTB dengan NJOP bumi per meter persegi pada basis data PBB. c. Mencocokkan NJOP Bangunan per meter persegi yang dicantumkan dalam

SSPD BPHTB dengan NJOP bangunan per meter persegi pada basis data PBB. d. Meneliti kebenaran pengitungan BPHTB terutang yang meliputi dasar pengenaan

(NPOP/NJOP), NPOPTKP, tarif, pegenaan atas objek tertentu, BPHTB terutang yang harus dibayar.

e. Meneliti kebenaran penghitungan BPHTB yang disetor, termasuk besarnya pengurangan yang dihitung sendiri.

f. Bukti pembayaran BPHTB wajib dilakukan penelitian/verifikasi dan ditanda tangani oleh Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk. Adapun proses pendaftaran hak atas tanah atau pendaftaran peralihan hak atas tanah tanah dilakukan sesuai dengan edaran Menteri Badan Pertanahan Nasional Nomor 5/SE/IV/2013 tentang Pendaftaran Hak atas Tanah atau Pendaftaran Peralihan Hak atas Tanah terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah.

Melalui surat edaran Menteri Badan Pertanahan Nasional Nomor 5/SE/IV/2013 tentang Pendaftaran Hak atas Tanah atau Pendaftaran Peralihan Hak atas Tanah terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak dan Retribusi Daerah, mengatur bahwa berkaitan dengan Pasal 91 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan Retribusi Daerah dan dalam rangka peningkatan pelayanan dibidang pertanahan, bukti pembayaran pajak tidak diprasyaratkan pengecekan tanda bukti setoran pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan pada instansi yang terkait dan dapat langsung melakukan proses pendaftaran hak atas tanah atau pendaftaran peralihan hak atas tanah.

Pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan memiliki peranan yang penting sebagai syarat dalam pendaftaran peralihan hak atas Tanah dan Bangunan. Badan Pertanahan Nasional di masing-masing daerah akan memeriksa mengenai bukti pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan sebagai syarat pendaftaran hak atas Tanah. Bukti tersebut tidak harus dilakukan verifikasi ke dinas terkait yaitu Dinas Pendapatan Daerah. Walaupun demikian terdapat surat pernyataan yang harus dibuat oleh pemohon hak atas tanah atau notaris/PPAT, yang berisikan pernyataan bahwa telah disetorkan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan. Surat pernyataan tersebut gunanya untuk memberikan jaminan bahwa benar adanya telah dilakukan pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.120

Ketentuan tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara pendaftaran tanah dengan pengenaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

120 Wawancara dengan Syafrudin Chandra, Staff Badan Pertanahan Nasional Kota Medan

Pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah karena peralihan hak akibat hibah wasiat merupakan hal yang penting harus dipenuhi agar dapat dilaksanakannya pendaftaran peralihan hak atas tanah tersebut.

Pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan terhadap hibah wasiat dilakukan pada saat legataris memperoleh hak atas Tanah dan Bangunan. Dimana perolehan tersebut merupakan hasil dari proses peralihan yaitu proses penyerahan hibah wasiat dari ahli waris atau pelaksana wasiat kepada penerima hibah wasiat (legataris).