BAB V KESMIPULAN DAN SARAN
B. Saran
Dalam penelitian ini, penulis melihat ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Lembata.Dari pemaparan di bab sebelumnya ditemukan bahwa dalam kerangka migrasi aman, untuk mengurus dokumen seperti paspor dan visa kerja, calon buruh migran harus mengurus di Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara. Oleh karena itu, menurut penulis perlu dibangun Kantor Imigrasi di Kabupaten Lembata guna memudahkan pengurusan dokumen bagi calon buruh migran sebagai komitmen pemerintah daerah dalam melidungi hak-hak buruh migran terutama melidungi mereka dari potensi kejahatan human trafficking.
Disamping itu, dengan adanya kantor imigrasi di Kabupaten Lembata maka kantor imigrasi ini akan berkontribusi terhadap peningkatan sumber pendapatan daerah. Disisi lain, dengan adanya kantor migrasi ini maka keberadaannya akan menjadi lapangan pekerjaan baru dan tentu akan menyerap tenaga kerja. Selain kantor urusan imigrasi, menurut penulis, pemerintah daerah kabupaten Lembata perlu mendirikan Balai Latihan Kerja (BLK) untuk calon buruh migran sebagai integrasi perlindungan yang kohesif antara Desbumi dan pemerintah daerah. Layaknya kantor imigrasi, pendirian BLK juga diharapkan akan menyerap tenaga kerja dan menjadi sumber pendapatan daerah melalui biaya retribusi yang didapat dari pelayanan pengurusan dokumen imigrasi.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Raymond Hall, “Mixed Migration Flows in the Asia-Pacific Region” dalam presentasi Ad Hoc Group Meeting pada 27-29 Juli 2009.
Sulaiman Hamid. 2002. HAM dalam Lembaga Suaka Hukum Intrnasional. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada.
Jack Donnely.2003. Universal Human Rights in Theory and Practice. London :Cornell University Press.
Maurice Cranston. 1973. What are Human Rights?. New York :Taplinger
Mantra, I. B., Kasto, Keban, Y.T. 1999. Mobilitas Tenaga Kerja Indonesia ke Malaysia: Studi Kasus Flores Timur, Lombok Tengah, Pulau Bawean.
Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan, Universitas Gadjah Mada.
A. Mansyur Effendi dan Taufani Sulimana Evandri.2007.HAM dalam Dimensi/Dinamika Yuridis, Sosial, Politik dan Proses Penyusunan/Aplikasi Ha-Kham dalam Masyarakat. Bogor: Ghalia Indonesia.
Maurice Cranston (1983) dalam Prof. A. Mansyur Effendi, SH.M.S dan Taufani Sulimana Evandri .2007.HAM dalam Dimensi/Dinamika Yuridis, Sosial, Politik dan Proses Penyusunan/Aplikasi Ha-Kham dalam Masyarakat.Bogor: Ghalia Indonesia.
P. Hadjon. 1985. dalam Mansyur Effendi dkk. 2007. HAM dalam Dimensi/Dinamika Yuridis, Sosial, Politik, dan Proses Penyusunan/Aplikasi Ha-kham dalam Masyarakat.
Leszek Kolakowski. 1983. Dalam Mansyur Effendi dkk. 2007. HAM dalam Dimensi/Dinamika Yuridis, Sosial, Politik, dan Proses Penyusunan/Aplikasi Ha-kham dalam Masyarakat.
M. Jacobsen dan O Bruun. 2000. Human Rights and Asian Values: Contesing National Identities and Cultural Representations in Asia. Dikutip oleh Michael K. Connors, “Culture and Politics in the Asia Pacific: Asian Values and Human Rights” dalam Citra Hennida dan Nurul Ratna Sari. 2008.
Wei Zhou. 1998. Marxism and human rights : theroritical perspective. Creative Commons: Attribution 3.0 Hong Kong License. Hong Kong University.
Peraturan Desa Dulitukan Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Desa Tenaga Kerja Indonesia
Peraturan Desa BeutaranNomor 4 Tahun 2016 Tentang Desa Tenaga Kerja Indonesia Peraturan Desa Tagawiti Nomor 3 Tahun 2016 Tentang Desa Tenaga Kerja Indonesia Jurnal
Bogor Selatan: Ghalia Indonesia. White Papers.The Socialist System of Laws with Chinese Charateristics.
Tibet dan Permasalahan HAM di China :Jurnal Dinamika HAM.
Zulkarnain, Desember 2017.Pengungsi Dalam Perspektif Hubungan Internasional, Populis Jurnal, Vol 2, No 4.
James D.Seymour. 1994. Human Rights in China. Current History.Academic Research Library.hal.256 dalam Citra Hennida dan Nurul Ratna Sari. 2008.
Tibet dan Permasalahan HAM di China :Jurnal Dinamika HAM. Vol.8
IOM-Migrations Research Division, Global Migration Trends; An Overview, December 2011
Internet
https://www.komnasperempuan.go.id
http://www.bnp2tki.go.id/uploads/data/data_08-02-2017_111324_Data P2TKI_tahun_2016.pdf,
https://www.komnasperempuan.go.id
http://www.bnp2tki.go.id/uploads/data/data_08-02-2017_111324_Data P2TKI_tahun_2016.pdf,
http://www.ohchr.org/en/issues/Pages/WhatareHumanRights.aspx http://www.ohchr.org/en/issues/Pages/WhatareHumanRights.aspx
http://www.chinahumanrights.org/Messages/China/t20111028_809304_1.htm http://www.Chinahumanrights.org/CSHRS/Magazine/Text/t20080604_34928 2.htm
LAMPIRAN WAWANCARA
1. Wawancara dengan Bapak Bernadus Tena selaku Kepala seksi pemberdayaan masyarakat desa Beutaran. Wawancara berlangsung di Kantor Desa Beutaran Kecamatan Ile Ape Kabupaten Lembata pada tanggal 1 Agustus 2018 pukul 11.00 WITA
Penulis : Bagaimana tahapan pengurusan administrasi bagi calon buruh migran?
Narasumber : Tahapannya, mereka (calon buruh migran) datang lapor diri
untuk di data, setelah itu Kami (Desbumi) memberikan surat keterangan pindah, ambil surat keterangan pinda Seandainya mereka (calon buruh migran) tidak punya akta kelahiran, Kartu Tanda Penduduk kami berikan surat keterangannya.
Penulis : Dimana dan bagaimana proses pengurusan paspor oleh calon buruh migran ?
Narasumber : Perihal pengerusan paspor calon buruh migran harus melalui
kantor imigrasi di Nununkan. Setelah sampai ditempat kerja (lokasi migrasi), buruh migran memberikan kabar atau dikonfirmasi keberadaannya oleh pihak Desbumi perihal informasi tentang pekerjaan berikut upah yang terima kepada Desbumi.
Penulis : Dalam kerangka Desbumi, langkah antisipatif seperti apa yang
dilkakukan oleh Desbumi dalam melindungi calaon buruh migran dari unsur-unsur human trafficking?
Bernadus Tena :Untuk sosialisasi tentang trafficking kita lakukan, dan untuk
usai anak atau 18 tahun kebawah kami tidak memberikan surat pengantar pindah dan penerbitan surat pengantar dari desa untuk urusan administrasi ditingkat kabupaten, kecuali untuk tujuan pendidikan. Desa sudah pertegas begitu, untuk mencegah potensi trafficking. kalaupun disana anak yang dibawah 18 tahun diberikan surat pindah dengan alasaan pendidikan dan pada saat ditempat ia bekerja, itu bukan kami tidak tahu”
Penulis : Bagaimana pengaruh dari langkah pencegahan oleh Desbumi melalui pelayanan administrasi?
Narasumber :Untuk tujuan keberangkatan disatu tahun terakhir ini, sudah
mulai kurang jumlah yang keluar negeri (buruh migran) kalaupun ada, hannya satu dua saja,lebih banyak di Papua, Kalimantan Utara dan Kalimant Timur karena mungkin sekarang lebih ketat sehingga lebih banyak memilih didalam negeri.
Penulis : Selain antisipasi administratif hal-hal apa lagi dilakukan oleh Desbumi ?
Narasumber : Intervensi Pemerintah Desa melalui anggaran dana desa, Tujuan dari dana desa ini kan lebih fokus terhadap pemberdayaan, sehingga
kami menekankan kepada masyarakat kami untuk tidak bermigrasi. Bahkan hampir seluruh Desbumi itu memiliki kelompok usaha buruh migran ya g anggotanya tidak hanya dari kalangan kelurga buruh migran ataupun mantan buruh migran.
Penulis : apa tujuan dari bantuan anggaran desa terhadap kelompok usaha buruh migran ?
Narasumber : tujuannya adalah dengan dana yang ada ini kita prioritaskan
kepada usaha-usaha ekonomi produktif masyarakat agar mereka dapat terbantukan dan harapannya mereka (Masyarakat) tidak bermigrasi lagi.
2. Wawancara dengan Marlin Koten Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja Dinas Penaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dan Ketenagakerjaan Kabupaten Lembata di Kota Lewoleba (Ibu Kota Kabupaten Lembata) pada tanggal 3 Agustus 2018 pukul 13.00 WITA
Penulis : Bagaimana tahapan pengurusan administrasi bagi calon buruh
migran setelah dari Desbumi dan bagaimana peran Pemda khususnya Dinas terkait?
Narasumber : Jika berkas dokumen calon buruh migran telah rampung melalui Desbumi, dari dinas ini kami keluarkan rekomendasi setelah meregistrasi berikut nomor identitas calon buruh migran dengan perangkat online yang
terhubung dengan KBRI bagi calon buruh migran yang berangkat secara mandiri maupun melalui PPTKIS.
Penulis : Bagaimana jika calon buruh migran tidak melalui mekanisme administratif yang diamanahkan oleh aturan negara?
Narasumber : Jika tidak melalui prosedur maka, buruh migran tidak
mendapatkan perlindungan dari pemerintah, dan jika melalui jalur sewasta maka akan mendapatkan asuransi dari pihak perusahaan tenaga kerja. Tetapi jika tidak sama sekali atau tidak melalui keduanya maka buruh migran yang bersangkutan juga tidak mendapatkan apa-apa. Dan, biasanya di nunukan atau ditempat lain, mereka mencari jalan mudah dengan tidak melalui jalur resmi seperti mengurusi administrasi untuk mendapatkan dokumen dengan menggunakan calo.
3. Wawancara dengan Marlin Bapak Kor Sekeng Koordinator Yayasan Kesehatan untuk Semua (YKS) di Kelurahan Selandoro Kecamatan Nubatukan, Lewoleba pada tanggal 15 Agustus 2018 pukul 16.00 WITA
Penulis: Apa peran YKS dalam upaya perlindungan terhadap buruh migran?
Narasumber : Kami (YKS) bersama Migran Care adalah mitra dalam
upaya-upaya konstruktif perlindungan terhadap buruh migran. Seperti mendorong pemerintah Kabupaten Lembata untuk mengadakan perda perlindungan terhadap buruh migran itu.