• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bidan merupakan tenaga kesehatan yang paling berperan dalammelaksanakan IMD karena ibu tidak dapat melakukan IMD tanpa bantuan dan fasilitasi dari bidan. Bidan di kamar bersalin harus memahami tatalaksana IMD dan laktasi yang baik dan benar, bidan tersebut diharapkan selalu mempunyai sikap yang positif terhadap IMD (Setiarini, 2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan IMD oleh bidan : 2.2.4.1 Faktor Internal

2.2.4.1.1 Usia

Usia menurut KBBI adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan) yang dihitung dalam tahun. Secara fisiologi pertumbuhan dan perkembangan seseorang dapat digambarkan dengan pertambahan usia, peningkatan usia diharapkan terjadi peningkatan kemampuan motorik sesuai dengan tumbuh kembangnya. Usia lanjut umumnya lebih bertanggung jawab dan lebih teliti dibanding dengan usia muda, hal ini terjadi kemungkinan usia yang lebih muda kurang berpengalaman (Setiarini, 2012 dalam Robbins 2003). Pernyataan ini sesuai dengan hasil penelitian dari Mardiah tahun 2011, bahwa bidan yang memiliki kinerja baik yaitu lebih dari separuh berusia tua atau sebanyak 54,7%.

Pendidikan menurut KBBI adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan ; proses, cara, perbuatan mendidik. Secara luas pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan individu, berrupa interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal maupun informal (Sunaryo, 2004). Pendidikan formal adalah segenap bentuk pendidikan atau pelatihan yang diberikan secara terorganisasi dan berjenjang, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus. Pendidikan kebidanan formal terakhir yang diselesaikan adalah SPK + 1 tahun, Diploma (DIII dan DIV), dan S2 Kebidanan. 2.2.4.1.3 Motivasi

Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi menurut KBBI adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu, atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tertentu bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki. Hirarki kebutuhan dari Maslow adalah salah satu teori pendekatan motivasi oleh Maslow, yaitu :

2.2.4.1.3.1 Teori motivasi kebutuhan

Teori ini menitikberatkan pada pengenalan rangsangan dari dalam atau kebutuhan individu. Jenjang kebutuhan manusia meliputi: kebutuhan biologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan

akan dicintai dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri.

2.2.4.1.3.2 Teori motivasi dorongan

Teori ini menyebutkan bahwa tingkah laku individu didorong ke arah suatu tujuan tertentu, karena adanya kebutuhan. Dorongan tersebut, dibawa sejak lahir atau bersifat intrinsik.

2.2.4.1.3.3 Teori motivasi keadilan

Teori ini berprinsip bahwa individu akan termotivasi, bila individu mengalami kepuasan dan diterima dari upaya proporsi atau usaha yang dilakukan.

2.2.4.1.3.4 Teori motivasi harapan

Teori ini berpikir atas dasar harapan hasil prestasi valensi dan harapan prestasi usaha.

Teori lain adalah teori faktor ganda Herzberg. Teori faktor ganda merupakan identifikasi dari dua dimensi pekerjaan dasar :

2.2.4.1.3.1 Kondisi luar (extrinsic condition) yang kurang penting, bukan pemuas. Didalamnya tercakup kebijakan administratif perusahaan, kebersihan (kondisi) tempat kerja, hubungan antar pegawai, manfaat sampingan, dan peningkatan dalam penggajian biaya hidup. Herzberg menamakan kondisi itu sebagai faktor higienis, karena meskipun merupakan prasyarat penting bagi kepuasan bekerja, kondisi tersebut tidak membangkitkan performa tinggi. Faktor higienis lebih berpengaruh dalam menghilangkan halangan dalam lingkungan pekerjaan daripada

terkait langsung dengan motivasi dalam pekerjaan sehingga disebut juga faktor pemelihara (maintenance factor).

2.2.4.1.3.2 Kondisi tugas itu sendiri (intrinsic condition) atau motivator. Apakah tugas itu memberikan perasaan telah mencapai sesuatu (prestasi/achievement) dan pengakuan (recognition) atas pencapaian tersebut. Apakah tugas itu sendiri (the work it self) cukup menarik, merupakan sesuatu yang ingin dikenang setelah selesai bekerja. Apakah tugas itu memberikan rasa keterlibatan dalam lingkungan pekerjaannya dan menimbulkan dorongan tanggung jawab untuk menyelesaikannya (responsibility). Apakah tugas memberikan suatu tantangan sehingga memberikan adanya rasa pertumbuhan kemampuan (advancement).

Motivasi dalam hubungan seseorang dengan pekerjaannya itu merupakan hal yang mendasar (Fithananti, 2013). Semakin baik motivasi maka semakin baik kinerja seseorang. Hal tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Padmi Suparti tahun 2010 yang menyatakan bahwa ada hubungan antar motivasi dengan kinerja bidan. Motivasi yang muncul dari dalam diri bidan berhubungan dengan rasa tanggungjawab, aktualisasi diri, dan kesadaran.

2.2.4.1.4 Pengalaman

Pengalaman adalah proses pembentukan, pengetahuan atau keterampilan tentang metode suatu pekerjaan karena keterlibatan individu dalam pelaksanaan tugas pekerjaan (Manulang, 1984).

Pengalaman menurut KBBI adalah yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung). Pengalaman seseorang dapat diukur dari masa kerja, tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Pengalaman kerja seseorang sangat ditentukan oleh rentan waktu lamanya seseorang menjalani pekerjaan tertentu. Semakin lama seseorang bekerja, maka semakin banyak pengalaman yang dimiliki. Pernyataan ini sesuai dengan hasil penelitian dari Faizin tahun 2008, bahwa ada hubungan lama kerja perawat terhadap kinerja. Pengalaman juga bisa didapat dengan mengikuti pelatihan. Hasil penelitian Mardiah tahun 2011, menyatakan bahwa pelatihan merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi kinerja bidan dalam mendukung program IMD di kota Pekanbaru.

2.2.4.2 Faktor Eksternal

2.2.4.2.1 IBI (Ikatan Bidan Indonesia)

Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh organisasi untuk para anggotanya. Penetapan kode etik IBI harus dilakukan dalam kongres IBI. Dari 7 bab kode etik, salah satu kode etik bidan yaitu kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat yang isinyasetiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan tanggungjawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat, setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak klien dan

menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya, setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan - tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.

2.2.4.2.2 Fasilitas

Fasilitas menurut KBBI adalah sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsi. Ketersediaan sumber daya kesehatan yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas atau saran-sarana yang merupakan sumber daya untuk menunjang perilaku. Produktifitas kerja dan kualitas kerja yang baik sangat ditentukan oleh sarana dan prasarana yang baik (Setiarini, 2012).

2.2.4.2.3 Sistem pelayanan kesehatan

Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan pelayanan kesehatan. Keberhasilan sistem pelayanan kesehatan tergantung dari berbagai komponen yang masuk dalam pelayanan kesehatan antara tim kesehatan yang satu dengan yang lain saling menunjang (nursingppni). Dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam pelayanan kesehatan, arah kebijakan pemerintah diprioritaskan pada (Pratiwi, 2010) :

2.2.4.2.3.1 Meningkatkan jumlah, jaringan, dan kualitas pusat kesehatan masyarakat

2.2.4.2.3.2 Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan

2.2.4.2.3.3 Mengembangkan sistem jaminan kesehatan bagi masyarakat

2.2.4.2.3.4 Meningkatkan sosialisasi kesehatan lingkungan pada pola hidup sehat

2.2.4.2.3.5 Meningkatkan pendidikan kesehatan kepada masyarakat sejak usia dini

2.2.4.2.3.6 Meningkatkan pemerataan dan kualitas fasilitas kesehatan dasar

BAB 3

Dokumen terkait