• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBAHASAN

D. Peran, Fungsi dan Tanggung Jawab Sekretaris

Seorang sekretaris dituntut untuk dapat membantu atasan secara maksimal, sehingga terkadang sekretaris tidak mempunyai jam kerja yang tetap karena semua tergantung pada pekerjaan atasan, guna menunjang kegiatan atasan tersebut seorang sekretaris harus mempunyai peran dan tanggung jawab yang tepat, oleh karena itu secara global peran dan tanggung jawab sekretaris.

Peran Sekretaris

Menurut Donni Juni Priansa (2014:23) peran sekretaris adalah sebagai membantu kelancaran kegiatan pimpinan terutama pada kegiatan administrasi, hal ini cukup sederhana dalam kalimat, tetapi dalam prakteknya cukup berat karena apapun pekerjaan atasan yang berhubungan dengan kegiatan mencapai tujuan perusahaan. Menurut Donni Juni Priansa (2014:15) sekretaris berperan memotivasi kerja kepada pimpinan sehingga pekerjaan dapat berjalan baik dan berhasil dengan baik dalam sebuah perusahaan seperti:

1. Sekretaris menyiapkan mulai dari pengetikan, menerima sampai pada pengiriman dan tindak lanjutnya.

2. Bila pimpinan akan mengadakan acara atau rapat, maka semua persiapan, saat pelaksanaan sampai setelah rapat pun sekretaris yang melakukannya kelancaran tersebut.

3. Demikian juga apabila atasan akan melakukan perjalanan ke luar daerah, maka semua persiapan sebelum berangkat, saat berangkat sampai setelah atasan kembali sekretaris yang mempelacarkan kegiatan atasan tersebut. Sedapat mungkin sekretaris harus mengambil ahli tugas-tugas yang bersifat detail dari pimpinan, sehingga pimpinan tidak perlu memikirkan

37

hal-hal kecil yang telah didelegasikan kepada sekretaris. Begitu pula keputusan-keputusan yang akan dibuat oleh pimpinan sebagai besar harus ditindak lanjuti oleh sekretaris.

a. Menangani informasi untuk pimpinan

Semua keputusan yang diambil oleh pimpinan banyak tergantung kepada ketangkasan sekretaris dalam mengumpulkan , menyeleksi, mengelola, dan menyampaikan informasi.

b. Menjadi jembatan penghubung

Harus membina dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak yang terkait dalam hubungan kerja dengan pimpinan.

Tanggung Jawab Sekretaris

Dalam bekerja maka seorang sekretaris, mempunyai tanggung jawab yang cukup besar yaitu meningkatkan dan mempertahankan citra atasan, dalam hal ini sekretaris dituntut untuk selalu menjaga nama baik atasan dalam hal baik dalam lingkungan perusahaan maupun di luar lingkungan perusahaan. Mempertahankan citra atasan terkadang juga harus melakukan tindakan atau perkataan yang berbeda dengan fakta yang ada, seperti apabila atasan datang terlambat maka sekretaris harus dapat berargumen bahwa atasan terlambat karena adanya pekerjaan yang dilakukan di kantor. Demikian juga hal yang lainnya, Hal ini dilakukan agar citra atasan tetap baik.

Menurut Ernawati (2006:44) guna meningkatkan peran dan tanggung jawab ini, seorang sekretaris harus mempunyai fungsi dalam kantor seperti:

a. Meningkatkan fungsi kantor, yaitu meningkatkan kantor sebagai tempat yang digunakan untuk melakukan pemikiran tentang jalannya

usaha, atau sebagai pusat informasi pelayanan masyarakat dan juga sumber data.

b. Memperlancar kegiatan ketatausahaan seperti mengetik, kearsipan, komputer, dan penggandaan dokumen yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan.

c. Mempererat hubungan antara bawahan dengan atasan dalam hal komunikasi, karena itu sekretaris dapat dikatakan sebagai media penghubung antara dunia luar dan perusahaan dengan perusahaan itu sendiri.

d. Sebagai media perekam, menyimpan, mengingat kegiatan atasan dalam bentuk penyusunan jadwal kerja harian.

E. Peran Sekretaris dalam membantu kegiatan perkantoran sehari-hari Bagian Bidang lelang pada Direktorat Jenderal kekayaan Negara

Peran sekretaris sangat membantu kelancaran kegiatan pimpinan terutama pada kegiatan administrasi dan tata usaha, hal ini cukup sederhana dalam kalimat, tetapi dalam prakteknya cukup berat karena apapun pekerjaan atasan yang berhubungan dengan kegiatan mencapai tujuan perusahaan seorang sekretaris harus membantunya.

Adapun beberapa tugas sekretaris dalam melakukan pekerjaan kegiatan sehari-hari kepada pimpinan pada bagian bidang lelang di Kantor wilayah DJKN (Direktorat Jenderal Kekayaan Negara) yaitu:

1. Mengelolah surat-surat masuk, memberikan nomor surat, dan menyelipkan lembar diposisi bagi pimpinan, sehingga pimpinan mudah untuk memberikan perintah tertulis terkait dengan surat-surat.

39

2. Menginput perintah pemimpin atas lembar diposisi yang telah diisi oleh pemimpin sesuai dengan surat masuk.

3. Menerima dan melayani tamu saat menemui pimpinan yang telah dijadwalkan sebelumnya.

4. Menerima telepon dan meneleponkan sesuai kepentingan pimpinan. 5. Memberikan laporan sederhana, baik tertulis maupun tidak tertulis,

yang menjadi sumber informasi bagi pimpinan.

6. Menjaga kebersihan, kerapian, dan penataan kantor sehingga akan menciptakan kenyamanan kerja.

Sekretaris Bagian Bidang Lelang pada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara tidak hanya berperan untuk melaksanakan kegiatan perkantoran sehari-hari untuk membantu pimpinan tetapi juga memiliki peranan sebagai juru bicara pegawai.

Adapun peranan tersebut antara lain:

1. Perantara saluran komunikasi antara Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Bagian Bidang Lelang dan pimpinan dengan pegawainya.

2. Pembina hubungan baik antara Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Bagian Bidang Lelang dan pimpinan organisasi dengan pegawainya.

3. Menyampaikan keinginan-keinginan pimpinan secara langsung kepada pegawainya.

4. Memberikan motivasi kerja kepada pegawai di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Bagian Bidang Lelang sehingga pekerjaan atau tugas yang dilembankan dapat berjalan lancar dan

F. Peran sekretaris dalam membantu pelayanan Bagian Bidang lelang pada Direktorat Jenderal kekayaan Negara

Pelaksanaan pelayanan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Negara Bagian Bidang Lelang dilakukan melalui kegiatan mulai dari membantu melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

Peranan sekretaris dalam memberikan layanan Lelang pada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara mengkomunikasikan sistem pelelangan barang sitaan melalui iklan layanan kepada masyarakat. Salah satu informasi sistem lelang hal ini berkaitan dengan aset-aset serta barang-barang sitaan yang dimiliki negara yang biasa dilelang kepada masyarakat luas secara terbuka.

Adapun peran Sekretaris dalam membantupelayananBagian Bidang Lelang Kantor Wilayah DJKN (Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yaitu:

1. Membantu penyiapan bahan bimbingan teknis, pemantauan, evaluasi, penggalian potensi, pengembangan lelang serta verifikasi dan penatausahaan risalah lelang.

2. Membantu mempersiapkan bahan pengawasan lelang.

3. Membantu kegiatan pelaksanaan Pemeriksaan kinerja lelang dan pembukuan hasil lelang.

4. Membantu pelaksanaan memeriksa pengelolaan data di bidang lelang.Membantu mempersiapkan bahan bimbingan dan pelaksanaan pengawasan profesi penjabat lelang dan jasa lelang.

41

5. Menyusunan berkas akta jual beli dalam susunan urutan nomor terbesar sampai terkecil.

6. Membantu memeriksa penyusunan dokumen persyaratan lelang.

7. Penatausahaan berkas salinan risalah lelang dari pelaksanaan penjual belinya sebuah barang.

8. Penatausahaan berkas hasil lelang dan bea lelang pegadaian. 9. Penyusunan laporan rencana perjalanan dinas bidang lelang. 10. penyusunan aset pengelolaan kekayaan negara

11. memeriksa surat-surat lelang eksekusi dan non eksekusi 12. memeriksa data-data laporan bagian bidang lelang

Selain itu, Sekretaris melaksanakan pengkoordinasian pelayanan kepada pimpinan, agar kegiatan tersebut dilaksanakan dengan efektif dan efesiensi. Pengertian Pelayanan pengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan kepada pimpinan adalah sebagai informasi berguna bagi sekretaris dalam mengenai kegiatan pengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan kepada pimpinan pada Bagian Bidang Lelang pada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.

Sekretaris melakukan informasi dalam lelang email dan lelang internet yang sangat baik kepada peminat dan calon penjual/ pembeli dalam membantu hasil realisasi pokok lelang dan bea lelang serta transparansi dan tingkat keamanan yang tinggi kepada KPKNL (Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang).

Pelayanan sekretaris dalam membantu bagian bidang lelang pada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara bertujuan agar memperkuat sistem dan meningkatkan kinerja dan hubungan masyarakat dalam mengkoordinasikan pelaksanaan

tugas sekretaris pada kantor wilayah DJKN (Direktorat Jenderal kekayaan Negara). Pelaksanaan pelayanan lelang kepada pimpinan agar kegiatan pelayanan kepada pimpinan dapat terlaksana dengan cepat dan tepat.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pembahasan terhadap peran sekretaris dalam membantu pelayanan bidang lelang di kementrian keuangan di kantor wilayah DJKN (Direktorat Jenderal Kekayaan Negara), maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Peran sekretaris dalam pelayanan Bagian Bidang Lelang sangat penting dalam membantu pimpinan, sekertaris juga merupakan penghubung antara pimpinan dan pekerjaan-pekerjaan seluruh staff dan publik sehingga menciptakan hubungan baik dan kelancaran bisnis kantor pada Kantor Wilayah DJKN (Direktorat Jenderal Kekayaan Negara) Sumatera Utara. 2. Kantor Wilayah DJKN (Direktorat Jenderal Kekayaan Negara) dalam

Bagian Bidang Lelang melakukansuatu pelelangan melalui iklan layanan kepada masyarakat. Salah satunya melalui informasi sebuah pelelangan barang yang biasanya dari barang sitaan yang dimiliki negara.

3. Pelayanan sekretaris dalam membantuBagian Bidang Lelang membantu kelancaran tugas-tugas pimpinan, bertanggung jawab, dan membantu pimpinan dalam suatu kegiatan dalam kantoragar kegiatan pelayanan kepada pimpinan dapat terlaksana dengan baik,cepat dan tepat pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Negara Sumatera Utara.

B. SARAN

Adapun saran-saran yang ingin penulis kemukakan setelah melakukan pengamatan secara langsung pada kantor wilayah DJKN (Direktorat Jenderal kekayaan Negara) Sumatera Utara sebagai berikut:

1. Sekretaris melakukan hubungan kerja kepada pimpinan maupun sesama pegawai yang berada dalam lingkungan perusahaan agar tetap terpelihara demi kelancaran bagi perusahaan dalam rangka mencapai secara efektif pada Kantor Wilayah DJKN (Direktorat Jenderal Kekayaan Negara). 2. Pelaksanaan dalam pelayanan lelang melakukan penjualan lelang barang

milik negara melaluiiklan layanan kepada masyarakatdalam suatusistem lelang ini berkaitan dengan aset-aset serta barang-barang sitaan penjualan yang berupa yang dimiliki negara yang biasa dilelang kepada masyarakat luas secara terbuka pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang. 3. Pelayanan sekretaris dalam membantu Bagian Bidang Lelang kepada

pimpinan dilakukan agar meningkatkan kinerja sudah berjalan dengan baik dan efisien terhadap pelayanan lelang kepada pimpinan, sehingga mampu mendukung kelancaran tugas sekretaris pada Kantor Wilayah DJKN (Direktorat Jenderal Kekayaan Negara).

BAB II

PROFIL DJKN (Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara) Sumatera Utara

A. Sejarah Ringkas DJKN (Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara) Sumatera Utara

Pada tahun 1971 struktur organisasi dan sumber daya manusia panitia urusan piutang negara (PUPN) tidak mampu menangani penyerahan piutang negara yang berasal dari kredit investasi. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1976 dibentuk Badan Urusan Piutang Negara (BUPN) dengan tugas mengurus penyelesaian piutang negara sebagaimana Undang-Undang Nomor 49 Tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara, sedangkanPanitia Urusan Piutang Negara(PUPN) yang merupakan panitia interdepartemental hanya menetapkan produk hukum dalam pengurusan piutang negara. Sebagai penjabaran Keppres (keputusan presiden) tersebut, maka Menteri Keuangan mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 517/MK/IV/1976 tentang susunan organisasi dan tata kerja BUPN, dimana tugas pengurusan piutang Negara dilaksanakan oleh SatuanTugas (Satgas) BUPN.

Untuk mempercepat proses pelunasan piutang negara macet, diterbitkanlah Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 1991 yang menggabungkan fungsi lelang dan seluruh aparatnya dari lingkungan Direktorat Jenderal Pajak ke dalam struktur organisasi BUPN, sehingga terbentuklah organisasi baru yang bernama Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN). Sebagai tindak lanjut, Menteri Keuangan memutuskan bahwa tugas operasional pengurusan piutang Negara

dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pengurusan Piutang Negara (KP3N), sedangkan tugas operasional lelang dilakukan oleh Kantor Lelang Negara (KLN).

Selanjutnya, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 177 Tahun 2000 yang ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 2/KMK.01/2001 tanggal 3 Januari 2001, BUPLN ditingkatkan menjadi Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara (DJPLN) yang fungsi operasionalnya dilaksanakan oleh Kantor Pengurusan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN).

Reformasi Birokrasi di lingkungan Departemen Keuangan pada tahun 2006 menjadikan fungsi pengurusan piutang negara dan pelayanan lelang digabungkan dengan fungsi pengelolaan kekayaan negara pada Direktorat Pengelolaan Barang Milik/Kekayaan Negara (PBM/KN) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb), sehingga berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2006 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Republik Indonesia, DJPLN (Direktorat jenderal piutang dan lelang negara) berubah menjadi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), dan KP2LN (Kantor pelayanan piutang dan lelang negara) berganti nama menjadi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) dengan tambahan fungsi pelayanan di bidang kekayaan negara dan penilaian.

Penertiban Barang Milik Negara (BMN) yang terdiri dari kegiatan inventarisasi, penilaian dan pemetaan permasalahan BMN (Badan Milik Negara) mengawali tugas DJKN dalam pengelolaan kekayaan negara, dilanjutkan dengan koreksi nilai neraca pada Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (LKKL). Dari kegiatan ini, LKPP yang

9

sebelumnya mendapat opini disclaimer (penolakan) dari BPK RI (Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia), telah meraih opini wajar dengan pengecualian. Pada periode pelaporan 2012, sebanyak 50 dari 93 kementerian/lembaga meraih opini wajar tanpa pengecualian.

Mengingat fungsi pengelolaan aset negara yang merupakan pos terbesar neraca pada LKPP, dan sebagai kontributor perkembangan perekonomian nasional, saat ini DJKN tengah melaksanakan transformasi kelembagaan sebagai bagian dari Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan. Transformasi kelembagaan di DJKN ini dimaksudkan untuk meningkatkan dan mempertajam fungsi DJKN yang terkait dengan manajemen aset dan special mission pengelolaan kekayaan negara.

B. Visi dan Misi DJKN (Direktorat Jenderal Kekayaan Negara) Sumatera Utara

VISI

Menjadi pengelola kekayaan negara yang profesional dan akuntabel untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

MISI

1. Mewujudkan optimalisasi penerimaan, efisiensi pengeluaran, dan efektivitas pengelolaan kekayaan negara.

2. Mengamankan kekayaan negara secara fisik, administrasi, dan hukum. 3. Meningkatkan tata kelola dan nilai tambah pengelolaan investasi

4. Mewujudkan nilai kekayaan negara yang wajar dan dapat dijadikan acuan dalam berbagai keperluan.

5. Melaksanakan pengurusan piutang negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.

6. Mewujudkan lelang yang efisien, transparan, akuntabel, adil, dan kompetitif sebagai instrumen jual beli yang mampu mengakomodasi kepentingan masyarakat.

Berdasarkan visi dan misi tersebut dapat disimpulkan bahwa DJKN Kantor Wilayah (Direktorat Jenderal Kekayaan Negara) mempunyaimemiliki tugas dan fungsi yang sangat disiplin dalam pengembangan karir dalam pekerjaan di dunia kerja dan juga sebagai kantor yang mengutamakan kejujuran dalam pengelolaan kekayaan negaraterus berupaya untuk menata, menertibkan, menjaga, serta mengelola aset-aset yang dimiliki negara yang ditetapkan oleh menteri keuangan dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Di samping itu, DJKN juga menyelenggarakan fungsi penyiapan perumusan kebijakan departemen keuangan di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang; pelaksanaan kebijakan di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang; penyusunan standarisasi, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang; pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang; dan pelaksanaan administrasi direktorat jenderal.

11

Tugas dan Fungsi DJKN(Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara

Tugas

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang.

Fungsi

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan di bidang kekayaan negara, piutang negara,dan lelang; b. pelaksanaan kebijakan di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan

lelang;

c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang;

d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang; dan

e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.

C. Jenis usaha atau kegiatan

Kantor Wilayah DJKN (Direktorat Jenderal Kekayaan Negara)Sumatera Utara mengadakan jenis kegiatan seperti asosialisasi, rapat koordinasi, DJKN goes to campus dan workshop capacity building kanwil DJKN sumatera utara. Rangkaian utama dari jenis kegiatan tersebut adalah peran, tugas dan fungsi DJKN yang terdiri dari pengelolaan kekayaan negara, pengetahuan penilaian,

Kantor wilayah DJKN (Direktorat Jenderal Kakayaan Negara) melakukan kegiatan ini agar kegiatan yang sangat baik ini mampu mendekati dan mengenal di lingkungan kantor wilayah DJKN (Direktorat Jenderal Kakayaan Negara) kepada masyarakat. Lalu lebih penting juga bagaimana DJKN (Direktorat Jenderal Kakayaan Negara) untuk terus meningkatkan peran dalam pengelolaan kekayaan negara dan mampu mengembangkan tugas dan fungsinya dengan baik.

D. Struktur Organisasi

Organisasi adalah suatu sistem yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan. Dalam suatu organisasi terdapat hubungan formal dan informal. Hubungan formal merupakan bentuk hubungan yang disengaja, secara resmi (kedinasan). Sedangkan informal menyangkut hubungan manusia, diluar dinas bersifat tidak resmi.

Kantor wilayah DJKN (Direktorat Jenderal Kakayaan Negara), dipandang perlu untuk menyempurnakan organisasi dan tata kerja Kantor wilayah DJKN (Direktorat Jenderal Kakayaan Negara) dan KPKNL (Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang) yang mempunyai tugas melakukan pemantauan pengendalian intern pengelolaan kinerja, pengelolaan risiko, kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin, serta perumusan rekomendasi perbaikan proses bisnis. Bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja Direktorat Jenderal Kakayaan Negara, di pandang perlu untuk menyempurnakan organisasi dan tata kerja kantor wilayah Direktorat Jenderal Kakayaan Negara dan kantor pelayanan kekayaan negara dan lelang.

13

Sumber : Kantor Wilayah DJKN (Direktorat Jenderal Kekayaan Negara) Sumatera Utara(2015)

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Kantor Wilayah DJKN (Direktorat Jenderal Kekayaan Negara) Sumatera Utara

KEPALA KANTORWILAYAH KEPALA BAGIANUMUM KEPALA KPKNL (Kekayaan Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang) KASUBBAG KEUANGAN KEPALA BIDANG PKN (Pengelolaan Kekayaan Negara) KEPALA BIDANG PENILAIAN KEPALA BIDANG PIUTANG NEGARA KEPALA BIDANG LELANG KASI PKN III KASUBBAG TU dan RT KASI PENILAIANII I KASI PENILAIAN II KASI BIMBINGAN LELANG I KASUBBAG KEPEGAWAIAN KASI PKN I KASI PENILAIANI KASI

PIUTANG I KASI HUKUM

PELAKSANA KASI PKN II KASI PENILAIAN II PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA KASI PENILAIAN III KEPALA BIDANG KEPATUHAN INTERNAL HUKUM DAN INFORMASI KASI BIMBINGAN LELANG II PELAKSANA KASI INFORMASI KASI KEPATUHAN INTERNAL PELAKSANA

E. Job Description

Berikut adalah beberapa tugas, fungsi, dan tanggung jawab direksi masing-masing bagian kantor wilayahDJKN (Direktorat Jenderal Kekayaan Negara) Sumatera Utara.

1. Kepala Kantor

a. Bertugas melaksanakan koordinasi bimbingan teknis, pengendalian, evaluasi dan pelaksanaan tugas di bidang kekayaan negara, piutang negara dan lelang.

b. Pemberian bimbingan teknis, supervisi, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan di bidang penilaian.

c. Pemberian bimbingan teknis, penggalian potensi, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengurusan piutang negara.

d. Pemberian bahan pertimbangan atas usul penghapusan, keringanan hutang, pencegahan, paksa badan atau penyelesaian piutang negara.

e. Pemberian bimbingan teknis pengelolaan barang jaminan dan pemeriksaan harta kekayaan atau barang jaminan yang tidak diketemukan milik penangggung hutang atau penjamin hutang. f. Pemberian bimbingan teknis penggalian potensi, pemantauan,

evaluasi dan verifikasi lelang serta pengembangan lelang.

g. Pemberian pelayanan bantuan hukum di bidang kekayaan negara, penilaian, piutang negara dan lelang.

15

h. Pemberian teknis pemantauan, evaluasi dan pelakasanaan pelayanan informasi serta pelaksanaan vertifikasi pengurusan piutang negara dan lelang.

i. Pembina terhadap penilai, usaha jasa lelang dan profesi penjabat lelang.

j. Pelaksanaan pengawasan teknis pengelolaan kekayaan negara, penilaian, pengurusan piutang negara dan lelang.

k. Pelaksanaan penilaian dan pengurusan piutang negara.

l. Pelaksanaan administrasi kantor wilayahDJKN (Direktorat Jenderal Kekayaan Negara).

2. Bagian Umum

Bertugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, protokol, tata usaha, dan rumah tangga, serta penatausahaan, pengamanan, dan pengawasan barang milik negara di lingkungan kantor wilayah DJKN (Direktorat Jenderal Kekayaan Negara).

a. Subbagian kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian.

b. Subbagian keuangan mempunyai tugas melakukan urusan keuangan.

c. Subbagian Tata usaha dan Rumah tangga mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha, perlengkapan dan rumah tangga, serta penatausahaan, pengamanan, pengawasan barang milik negara di kantor wilayah DJKN (Direktorat Jenderal Kekayaan

Bagian umum terdiri dari atas: a) Subbagian kepegawaian b) Subbagian keuangan

c) Subbagian tata usaha dan rumah tangga.

1. Subbagian kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian.

2. Subbagian keuangan mempunyai tugas melakukan urusan keuangan.

3. Subbagian tata usaha dan rumah tangga mempunyai tugas melakukan urusan tugas tata usaha, perlengkapan dan rumah tangga, serta penatausahaan, pengamanan, pengawasan barang milik negara di lingkungan kantor wilayah.

3. Bagian Pengelolaan Kekayaan Negara

Bertugas melaksanakan pemberian bimbingan teknis, pemantauan, evaluasi dan Pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penghapusan, pemindah tanganan, penatausahaan dan akuntansi, pembina, pengawasan, dan pengendalian di bidang kekayaan negara, serta pengoordinasian penatausahaan barang milik negara pada kantor pelayanan kekayaan negara dan lelang (KPKNL) di kantor wilayah DJKN (Direktorat Jenderal Kekayaan Negara).

a. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan evaluasi penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penghapusan, pemindah tanganan, pembina, penatausahaan dan akuntansi,

17

pengawasan, pengendalian, pemantauan barang milik negara/ kekayaan negara.

b. Penyiapan bahan pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan, pengamanan, dan pemeliharaan, penghapusan, pemindahtanganan, pengawasan, pengendalian, pemantauan dan penatausahaan barang milik negara/ kekayaan negara.

c. Penyiapan bahan penatausahaan dan akuntansi, serta penyusunan daftar barang milik negara/ kekayaan negara.

d. Pengoordinasikan penataanusahaanbarang milik negara pada KPKNL (kantor pelayanan kekayaan negara dan lelang).

Bidang pengelolaan kekayaan negara terdiri dari: a) Seksi pengelolaan kekayaan Negara I

b) Seksi pengelolaan kekayaan Negara II c) Seksi pengelolaan kekayaan Negara III

Seksi pengelolaan kekayaan negara I, II, dan III masing-masing mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan bimbingan teknis, evaluasi dan pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan, pengamanan, dan pemeliharaan, penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan, akuntansi, dan penyusunan laporan/ daftar barang milik negara/ kekayaan negara/ kekayaan negara lingkup I, II, dan III, sesuai penugasan yang diatur lebih lanjut oleh direktur jenderal. 4. Bidang Penilaian

penilaian, pembina, dan pengawasan terhadap penilai serta pelaksanaan kegiatan penilaian.

a. Penyiapan bahan bimbingan teknis, supervisi pemantauan, serta evaluasi pelaksanaan dan laporan penilaian.

b. Penyiapan bahan penyusunan, pengelolaan basis data di bidang penilaian.

c. Penyiapan bahan pembina, pengawasan, dan peningkatan kualitas penilai.

d. Pelaksanaan kegiatan di bidang penilaian. Bidang penilaian terdiri atas:

a) Seksi penilaian I b) Seksi penilaian II

Seksi penilaian I dan II masing-masing mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan bimbingan teknis, supervisi, pemantauan, evaluasi pelaksanaan dan laporan penilaian, penyusunan dan pengelolaan basis data, pembinaan, pengawasan kegiatan di bidang penilaian lingkup I dan II sesuai

Dokumen terkait