• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

D. Peran Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Meningkatkan

Guru pembimbing hendaknya peka terhadap keadaan dan kebutuhan para siswa dalam hal memotivasi untuk belajar. Anderson, C. R dan Faust, G.W. 1979 (dalam Prayitno, 1989 : 10) mengemukakan bahwa motivasi dalam belajar dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku siswa yang menyangkut minat, ketajaman perhatian, konsentrasi dan ketekunan.

Siswa yang motivasi belajarnya tinggi menampakkan minat yang besar dan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas belajar. Siswa memusatkan sebanyak mungkin energi fisik maupun psikis terhadap kegiatan belajar, tanpa mengenal perasaan bosan dan tidak menyerah. Sebaliknya siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah akan menampakkan keengganan, cepat bosan dan berusaha untuk menghindar dari kegiatan belajar.

Motivasi sangat terkait dalam belajar, dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam belajar, dan motivasi juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam proses belajar setiap bidang studi siswa mempunyai motivasi yang kuat dan jelas, pasti akan tekun dan berhasil dalam belajarnya. Ini disebabkan karena ada tiga fungsi motivasi yaitu: mendorong manusia untuk berbuat dan melakukan aktivitas, menentukan arah perbuatannya, serta menyeleksi perbuatannya. Perbuatan siswa senantiasa selaras dengan tujuan belajar yang akan dicapainya. Dalam hal proses belajar mengajar di sekolah, motivasi belajar sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Bagaimanapun sempurnanya metode yang digunakan oleh guru, namun jika motivasi belajar siswa kurang atau tidak ada, maka siswa tidak akan belajar dan akibatnya prestasi belajarnya pun tidak akan tercapai.

Proses pelayanan bimbingan sangat penting bagi siswa dalam kehidupan di sekolah maupun di rumah. Pelayanan bimbingan yang berkesinambungan, memungkinkan siswa dapat memperoleh dukungan

dan semangat dalam meningkatkan motivasi belajarnya. Siswa mampu dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar yang diberikan dengan baik.

Program bimbingan di bidang akademik dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Bimbingan akademik adalah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan belajar di Institusi Pendidikan (Winkel & Sri Hastuti, 2004 : 115). Unsur-unsur program bimbingan di bidang belajar akademik, antara lain:

1. Orientasi kepada siswa baru tentang tujuan institusional, isi kurikulum pengajaran, struktur organisasi sekolah, prosedur belajar yang tepat, dan penyesuaian diri dengan corak pendidikan di sekolah yang bersangkutan.

2. Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat selama mengikuti pelajaran di sekolah dan selama belajar di rumah, secara individual atau berkelompok.

3. Bantuan dalam hal memilih program studi yang sesuai, memilih kegiatan non akademik yang menunjang usaha belajar, dan memilih program studi lanjutan di tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

4. Mengatasi beraneka kesulitan belajar, seperti belum dapat membuat dan mentaati jadwal belajar di rumah, kurang siap dalam menghadapi ujian dan ulangan, kurang konsentrasi dalam belajar, kurang menguasai cara belajar yang tepat dalam

berbagai bidang studi, dan keadaan rumah yang mempersulit belajar secara rutin.

5. Membentuk berbagai kelompok belajar dan mengatur seluruh kegiatan kelompok, supaya berjalan efisien dan efektif.(Winkel & Sri Hastuti, 2004: 116-117).

Pelayanan bimbingan dapat dibawakan dengan cara bimbingan kelompok di kelas maupun kegiatan kelompok khusus yang di bentuk untuk mengembangkan motivasi belajar. Misalnya dengan game atau refleksi.

Dalam memilih materi pelayanan bimbingan guru pembimbing tentunya mengetahui bahwa dalam kegiatan belajar motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Dari uraian tersebut guru pembimbing dapat melakukan pengamatan pada siswa pada saat memberi layanan bimbingan di kelas. Kemungkinan besar kecenderungan berkurangnya motivasi belajar siswa disebabkan karena beberapa faktor; diantaranya adalah rasa jenuh, bosan. Karena selama ini metode yang digunakan adalah ceramah tidak bervariasi, sehingga terkesan membosankan. Oleh karena itu perlu diberikan motivasi atau semangat dan merubah metode yang tidak bervariasi itu, setelah ceramah diberikan tugas untuk melakukan pengamatan langsung, sehingga kejenuhan atau kebosanan dalam kelas dapat dihindari. Memberikan

motivasi yang dimaksud disini adalah memberikan dorongan atau semangat dalam mengikuti pelajaran di kelas.

Menurut Muzaqi (2005) guru pembimbing dapat berperan dalam memotivasi siswa yaitu: pertama sebagai motivator. Dengan menjadi motivator guru pembimbing berperan untuk menyadarkan dan mendorong siswa untuk mengenali lebih jauh kemampuan yang dimilikinya sehingga dapat untuk semakin dikembangkan. Hal ini dapat dilakukan oleh pembimbing melalui proses pelayanan bimbingan di kelas. Kedua, guru pembimbing sebagai fasilitator. Dengan menjadi fasilitator guru pembimbing bertanggung jawab untuk menciptakan kondisi yang baik dan memberi fasilitas dalam proses belajar yaitu dengan memberikan cara untuk belajar yang efektif dan menyenangkan.

Ahmadi (1977) mengungkapkan bahwa, salah satu ketentuan dalam bimbingan harus berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang baik. Peran guru pembimbing sebagai motivator dan fasilitator untuk memotivasi siswa untuk belajar merupakan salah satu bentuk usaha maksimal yang dapat dilakukan oleh guru pembimbing. Untuk mendukung usaha itu guru pembimbing harus membuat rencana kegiatan sebelum melaksanakan layanan bimbingan kelompok di kelas yaitu yang dikenal sebagai satuan pelayanan bimbingan (SPB). Satuan pelayanan bimbingan dibuat berdasarkan topik-topik bimbingan kelompok yang sesuai dengan masalah dan kebutuhan siswa. Usulan topik bimbingan yang dibuat untuk

meningkatkan motivasi belajar adalah motivasi belajar, belajar efektif dan motivasi berprestasi.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan konselor untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam sebuah program bimbingan kelasikal antara lain:

1. Kebermaknaan

Siswa yang bermotivasi belajar apa bila hal-hal yang dipelajarinya mengandung makna tertentu baginya. Kebermaknaan itu sebenarnya bersifat personal karena dirasakan sebagai sesuatu yang penting bagi seseorang. Jika ada kemungkinan pelajaran yang diberikan guru tidak dirasakan bermakna sebaiknya guru berusaha menjadikan pelajaran yang disajikan bermakna bagi semua siswa. Caranya adalah dengan mengkaitkan pelajaran dengan pengalaman masa lalu siswa, tujuan yang ingin dicapai untuk masa depan, minat dan nilai-nilai yang berarti bagi mereka.

2. Memberikan hadiah pada siswa yang berprestasi, hal ini akan memacu semangat siswa untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Bagi siswa yang belum berprestai akan termotivasi untuk mengejar siswa yang berprestasi.

3. Menjelaskan tujuan yang ingin dicapai

Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham ke arah mana ia ingin dibawa. Pemahaman siswa tentang tujuan pembelajaran

dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, maka akan semakin kuat motivasi belajar siswa. Oleh sebab itu, sebelum proses pembelajaran dimulai hendaknya guru menjelaskan terlebih dulu tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini, para siswa pun seyogyanya dapat dilibatkan untuk bersama-sama merumuskan tujuan belajar beserta cara-cara untuk mencapainya.

4. Menyadarkan kembali secara bertahap mengenai cara belajar yang tepat di sekolah dan di rumah, baik secara individu maupun dalam kelompok.

5. Membangkitkan dorongan pada siswa untuk belajar yaitu dengan memberi perhatian yang maksimal.

26   

Dokumen terkait