• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20092010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbinga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20092010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbinga"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan Dan Konseling

Disusun Oleh: Xaveria Rini br Tarigan

051114039

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan Dan Konseling

Disusun Oleh: Xaveria Rini br Tarigan

051114039

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto

Kutemukan Cinta

Tuhan hidup ini tak slalu mudah. Berbatu terjal dan penuh liku Terkadang terluka dan menderita. Namun akan tetap kujalani.

Badai guntur kan kuhadapi Jurang tebing kurayapi Duka lara pun kualami Demi meraih apa yang kucari

Reff : Gunung pun kan kudaki laut kan kusebrangi Jalan berliku kutelusuri, apapun yang terjadi Aku takan berhenti bila disana kutemukan Cinta

Ku tak mampu tuk slalu mengasihi Bila di benci dan disakiti

Meski lemah dan tak berdaya jiwa Namun akan tetap kujalani

Persembahan

(6)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 12 Mei 2011 Penulis

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Xaveria Rini br Tarigan

No Induk Mahasiswa : 051114039

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN. Beserta perangkat yang diperlukan bila ada. Dengan demikian saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan dalam internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tangggal: 12 Mei 2011 Yang menyatakan,

(8)

vii ABSTRAK

DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

Xaveria Rini br Tarigan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi motivasi belajar siswa tahun ajaran 2009/2010 dan membuat usulan topik-topik bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Pertanyaan secara khusus yang menjawab penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah deskripsi motivasi belajar siswa SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010? 2) usulan topik-topik bimbingan apa sajakah yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa SMA Stella Duce 2 Yogyakarta?. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner yang disusun oleh peneliti. Kuesioner ini terdiri dari 49 butir. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Stella duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010 dengan jumlah 117 orang siswi. Teknik analisis data yang digunakan adalah penggolongan motivasi belajar berdasarkan PAP (Penilaian Acuan Patokan) tipe 1. Motivasi belajar siswi kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta digolongkan menjadi 5 yaitu: sangat tinggi, tinggi, cukup tinggi, rendah dan sangat rendah.

(9)

viii ABSTRACT

THE DESCRIPTION OF LEARNING MOTIVATION AMONG THE GRADE 10 STUDENTS OF STELLA DUCE 2 SENIOR HIGH SCHOOL,

YOGYAKARTA, SCHOOL YEAR 2009/2010 AND ITS IMPLICATIONS TO THE PROPOSED GUIDANCE TOPICS

Xaveria Rini br Tarigan Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

This study aimed to explore the description of learning motivation among the grade 10 students of Stella Duce 2 Senior High School, Yogyakarta, School Year 2009/2010 and to propose the guidance topics to improve the learning motivation among these students.

This study was a descriptive study and used survey method. The specific questions asked in the survey were intended to reveal 1) the description of the learning motivation among the grade 10 students of SMA Stella Duce 2, Yogyakarta, School Year 2009/2010, and 2)to know the appropriate guidance topics needed to improve the learning motivation among these students. This study used questionnaire which consisted of 49 items as the research instrument. The sample of the study were the grade 10 students of Stella Duce 2 Senior High School,Yogyakarta in the School Year 2009/2010. The number of the sample was 117 students. The data was analyzed and classified based on the Criterion Referenced Evaluation (Penilaian Acuan Patokan) type 1. The learning motivation among these students was classified into five groups namely: very high, high, moderate, low, and very low.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus pemberi hidup atas cinta dan dan kesetiaan, kekuatan dan dukungan serta kasih-Nya yang begitu besar pada saya dalam proses pembuatan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir yang menjadi syarat kelulusan dan memperoleh gelar Sarjana Pendidika Bimbingan dan Konseling.

Penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu saya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dra. M. J. Retno Priyani, M.Si sebagai Dosen Pembimbing yang dengan tulus memberi petunjuk, bimbingan dan perhatian selama proses pembuatan skripsi ini.

2. Ibu Dr. M. M. Sri Hastuti, M.Si sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan dukunganya dalam proses penyelesaian skripsi ini.

3. Segenap Dosen dan Karyawan Bimbingan dan Konseling yang telah banyak mendukung studi sehingga dapat menyelesaikan skripsi pada waktunya.

(11)

x

5. Ibu Ax. Eko. S, S. Pd, selaku koordinator Bimbingan dan Konseling SMA Stella Duce 2 Yogyakarta yang berkenan menerima, mendampingi, dan membantu saya dalam melaksanakan penelitian.

6. Para siswi-siswi SMA Stella Duce 2 Yogyakarta yang dengan senang hati berbagi pengalaman, berkerjasama dan memberikan bantuan dalam pelaksanaan penelitian.

7. Orang tuaku tercinta Bpk. FX. D. Tarigan dan Ibu R. br Barus yang telah memberi dukungan doa, perhatian, kasih sayang dan biaya selama menjalani studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

8. Abang Jopen dan Aden, kak Lely dan adikku tercinta Frans atas cinta dan dukungan yang diberikan pada saya dalam menyelesaikan studi ini.

9. Matius Rohadi yang telah mendukung dalam doa, perhatian dan kasih sayang selama ini.

10.Teman-teman Prodi Bimbingan dan Konseling angkatan 2005: Sr. Miryam PI, Mbak Dwi (Emilia), Lusi, Agnes, Wulan, Luci, Br. Edi BM, Br. Cahyo MSC, Beni, Hendra, Ike, Beatrix, Dhe-Dhe, Desi, Sr. Aquila SPM, Sr. Leo PBHK, Marsel, Sr. Mediatrix, Dian, Sisil, Wahyu, Putri, Siska yang telah menjalin kebersamaan dan persahabatan selama saya mengikuti perkuliahan dan segala bentuk bantuan dalam penyelesaian skripsi.

(12)

xi

Akhirnya, saya menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan skripsi ini belum sempurna. Semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak dan dapat memberi sumbangan bagi pengembangan bidang Bimbingan dan Konseling.

Penulis

(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERNYATAAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Operasional ... 5

BAB II KAJIAN TEORI ... 7

A. Motivasi Belajar ... 7

1. Pengertian Motivasi Belajar ... 7

(14)

xiii

B. Siswa Kelas X ... 12

1. Ciri-Ciri Remaja ... 13

2. Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja ... 14

C. Bimbingan ... 16

1. Pengertian Bimbingan ... 16

2. Tujuan Bimbingan ... 17

3. Program Bimbingan ... 18

D. Peran Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa ... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26

A. Jenis Penelitian ... 26

B. Subyek Penelitian ... 26

C. Alat Pengumpulan Data ... 27

1. Koesioner Motivasi Belajar ... 27

2. Skoring Kuesioner ... 29

3. Uji Coba Kuesioner Motivasi Belajar ... 29

4. Menentukan Validitas dan Reliabilitas ... 30

D. Pengumpulan Data ... 36

1. Tahap Persiapan ... 36

2. Tahap Pelaksanaan ... 36

E. Teknik analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

(15)

xiv

B. Pembahasan ... 42

USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 ... 46

BAB V PENUTUP KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 78

(16)

xv Daftar Tabel

Tabel 1 : Rincian Jumlah Siswa Kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta ... 27

Tabel 2 : Tabel Kisi-Kisi Item Koesioner ... 28

Tabel 3 : Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Validitas ... 33

Tabel 4 : Jadwal Pengumpulan Data Penelitian ... 37

Tabel 5 : Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe 1 ... 39

Tabel 6 : Penggolongan Motivasi Belajar Kelas X Siswa SMA Stella Duce 2 Yogyakarta... 41

Tabel 7 : Analisis Butir Item Penelitian ... 45

(17)

xvi Daftar Lampiran

Lampiran 1: Koesioner Motivasi Belajar Siswa Yang Diuji Coba ... 83

Lampiran 2: Tabulasi Data Uji Coba Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ... 87

Lampiran 3: Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Instrumen Motivasi Belajar Siswa ... 100

Lampiran 4: Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Yang Digunakan Untuk Penelitian ... 108

Lampiran 5: Tabulasi Data Penelitian Motivasi Belajar Siswa ... 111

Lampiran 6: Perhitungan Gambaran Motivasi Belajar Siswa ... 121

Lampiran 7: Kualifikasi Tingkat Motivasi Belajar Siswa... 124

Lampiran 8: Surat Ijin Uji Coba Penelitian... 129

(18)

1   

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dibahas latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional dari beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman yang semakin maju pada era globalisasi ini membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Salah satu prasyarat untuk menunjang hal tesebut adalah melalui jalur pendidikan.

(19)

Dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dibutuhkan motivasi belajar siswa yang tinggi agar prestasi yang diperoleh semakin baik. Motivasi merupakan kekuatan mental yang ada pada diri siswa dan sebagai penggerak untuk belajar. Kekuatan tersebut berasal dari berbagai sumber, siswa didorong oleh kekuatan mental yang ia miliki. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan dan cita-cita.

Dalam pelaksanaan proses belajar setiap siswa memiliki motivasi belajar yang bervariasi. Hal ini nampak dari reaksi yang berbeda pada saat pemberian tugas dan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru di kelas. Terdapat sebagian siswa yang langsung tertarik dan menyenangi topik-topik pelajaran yang baru diperkenalkan pada siswa, tetapi ada pula sebagian siswa yang menerima dengan perasaan jengkel atau pasrah bahkan ada siswa yang benar-benar menolak untuk belajar. Tidak jarang ditemukan di dalam kelas, dimana siswa melakukan kegiatan belajar karena takut pada guru, siswa yang memanipulasi tugas-tugas agar tidak perlu susah payah, tetapi tugasnya selesai. Ada pula siswa yang selalu ingin unggul dalam seluruh mata pelajaran, baik mata pelajaran yang bercorak keterampilan maupun mata pelajaran yang bercorak intelektual yang menuntut daya abstraksi atau analisis yang tinggi ( Prayitno:1989).

(20)

juga berbeda-beda. Tentu saja setiap orang memiliki motivasi dan melakukan kegiatan-kegiatan tersebut untuk memenuhi kebutuhannya.

Motivasi belajar siswa sangat berperan dalam perolehan prestasi siswa karena dengan motivasi belajar yang tinggi akan mendapatkan hasil yang baik pula. Dewasa ini siswa lebih banyak meluangkan waktunya untuk mencari kesenangan mereka sendiri, misalnya kumpul-kumpul dengan teman, nonton televisi, jalan-jalan, dan lain sebagainya.

(21)

bertemu dengan teman-teman mereka cenderung mencari kegiatan yang membuat mereka senang.

Melihat permasalahan di atas, siswa membutuhkan perhatian dan dukungan orang tua dan orang-orang di sekitarnya. Perhatian dan dukungan dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam proses belajarnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru pembimbing untuk memberi motivasi pada siswa adalah dengan memberikan layanan bimbingan yang tersusun dalam program bimbingan.

Penelitian ini diadakan untuk memperoleh informasi mengenai deskripsi tentang motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010 dan implikasinya terhadap topik-topik bimbingan konseling di sekolah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, disusunlah rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah tingkat motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010.

(22)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui deskripsi motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010.

2. Membuat usulan topik-topik bimbingan klasikal untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi guru pembimbing, karena dapat memberikan gambaran mengenai motivasi belajar siswa sehingga dapat memberikan layanan bimbingan untuk memotivasi siswa dalam belajar. Topik-topik bimbingan ini juga dapat membantu guru pembimbing dalam mengembangkan program bimbingan klasikal yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

E. Definisi Operasional

1. Motivasi belajar siswa adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan (Sardiman, 2005 : 75).

(23)

3. Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap (Winkel, 1996:53).

(24)

7   

BAB II

KAJIAN TEORI

Dalam bab ini, peneliti mengkaji hasil tinjauan pustaka yang dapat memperjelas topik bahasan penelitian yaitu: 1) motivasi belajar yang mencakup pengertian motivasi belajar, macam-macam motivasi belajar. 2) Siswa kelas X yang meliputi : ciri-ciri remaja dan tugas perkembangan remaja. 3) program bimbingan dan konseling. 4) peran guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

(25)

Donald dalam Hamalik, 2009). Menurut Uno (2008) motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu.

Motivasi adalah faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk usaha yang kuat atau lemah. Motivasi juga sering diartikan sebagai keinginan, tujuan, kebutuhan dan dorongan.

Belajar adalah proses yang di dalamnya terbentuk perubahan tingkahlaku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktek atau penguatan (reinforced practice) untuk mencapai tujuan. Menurut Winkel (1996:53) belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.

Motivasi belajar adalah sesuatu yang mendorong siswa untuk belajar. Ada motivasi siswa ingin tahu lebih, aktualisai diri, motivasi dirinya sebagai penyebab perubahan dalam diri dan motivasi ingin memiliki kompetensi untuk bergaul dengan lingkungannya dan semua motif ini adalah kebutuhan siswa (Slameto, 2010 : 2).

(26)

dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian yaitu:

a. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil. Motivasi belajar tampak pada keinginan siswa untuk memperoleh prestasi yang baik.

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. Tumbuhnya motivasi belajar siswa karena adanya dorongan dan kebutuhan untuk belajar.

c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan. Cita-cita dapat memperkuat motivasi belajar dan mengarahkan perilaku belajar siswa.

d. Adanya penghargaan dalam belajar. Penghargaan yang dimaksudkan adalah pemberian dukungan dan hadiah pada siswa jika ia memperoleh prestasi yang baik.

(27)

2. Macam-Macam Motivasi Belajar a. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah suatu hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya untuk belajar. Menurut Sardiman (2008: 89) motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

Seseorang yang terdorong oleh keinginanya sendiri untuk mengetahui sesuatu tanpa berpikir akan nilai yang ia peroleh, tetapi ia belajar karena merasa senang untuk menambah pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya. Biasanya, kegiatan belajar disertai dengan minat dan perasaan senang tanpa ada tekanan dari luar. Siswa menyadari bahwa dengan belajar dapat memperkaya dirinya sendiri, menambah wawasan dan tentunya akan berguna untuk perkembangan dirinya. Orang yang tidak memiliki motivasi intrinsik akan sulit untuk termotivasi dalam belajar secara terus-menerus.

Faktor-faktor yang menimbulkan motivasi intrinsik adalah adanya kebutuhan, memahami akan pentingnya kemajuan akan dirinya sendiri dan adanya cita-cita atau asprasi dalam dirinya.

(28)

kebutuhan, serta tujuan siswa untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam pelajaran bukan karena keinginan untuk mendapat pujian, nilai yang tinggi atau hadiah. Maka kegiatan belajar bertujuan untuk menuju realita dalam mencapai cita-cita.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah suatu hal atau keadaan yang datang dari luar individu siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Siswa melakukan kegiatan belajar karena mendapat pujian, hadiah atau penghargaan sehingga membuat siswa lebih giat untuk belajar. Menurut Sardiman (2008: 90) motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar. Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajin belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya, pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, teladan orang tua, guru dan lain-lain merupakan contoh konkrit dari motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong siswa untuk belajar.

(29)

pada kondisi eksternal yang mendukung untuk mencapai yang diinginkannya. Misalnya, keinginan untuk mendapatkan imbalan, menghindari suatu hukuman dan mendapatkan pujian.

Perlu ditegaskan, bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting, karena kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis berubah-ubah dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa sehingga siswa tidak bersemangat dalam melakukan proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di rumah. Perlu dipahami pula bahwa setiap siswa tingkat motivasi belajarnya tidak sama, maka motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dan dapat diberikan secara tepat.

B. Siswa Kelas X

(30)

kehidupan manusia, dimana individu sudah tidak dapat disebut anak kecil lagi, tetapi juga belum disebut orang dewasa. Istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1999). Pandangan ini didukung oleh Piaget (Hurlock, 1999) yang mengatakan bahwa secara psikologis remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi kedalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada dibawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar.

1. Ciri-Ciri Remaja

Menurut Gunarsa dan Gunarsa (1986:204) remaja memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Terlihat timbulnya perubahan jasmani: perubahan fisik yang terjadi begitu cepat dan jelas berbeda dibandingkan dengan sebelumnya.

b. Perkembangan intelektualnya lebih mengarah pada pemikiran tentang dirinya. Remaja memiliki keinginan untuk berprestasi dalam bidang tertentu. Seperti olahraga, kesenian dan prestasi akademik.

(31)

d. Muncul perubahan dalam berperilaku, pengamatan dan kebutuhan seksual.

e. Terjadi perubahan dalam harapan dan tuntutan terhadap orang dewasa.

2. Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja

Menurut Mappiare (1984:43) tugas-tugas perkembangan pada masa remaja adalah:

a. Menerima keadaan fisiknya dan menerima peranannya sebagai pria atau wanita. Dalam periode ini individu mengadakan penyesuaian terhadap perubahan yang terjadi secara cepat dan menimbulkan goncangan-goncangan emosional.

b. Menjalin hubungan baru dengan teman-teman sebaya baik sesama jenis maupun lain jenis kelamin.

c. Memperoleh kebabasan secara emosional dari orang tuanya dan orang-orang dewasa lain.

d. Memperoleh kepastian dalam hal kebebasan pengaturan secara ekonomis.

e. Memilih dan mempersiapkan diri kearah suatu pekerjaan atau jabatan.

(32)

g. Menginginkan dan dapat berperilaku yang di perbolehkan masyarakat. Mengikuti norma-norma dan tata krama yang berlaku di lingkungan tempat tinggalnya.

h. Mempersiapkan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga. Mengingat kebanyakan pada masa ini remaja sudah mulai mengenal teman lawan jenisnya menjadi teman dekat atau pacar. i. Menyusun nilai-nilai kata hati yang sesuai dengan gambaran

dunia, yang diperoleh dari ilmu pengetahuan yang memadai.

Dengan melihat ciri-ciri dan tugas perkembangan remaja ini dimaksudkan agar guru pembimbing semakin mudah dalam memberikan layanan bimbingan yang sesuai dan tepat untuk memotivasi siswa dalam belajar. Dalam membimbing siswa remaja yang beranjak dewasa awal yang bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan berpikir yang baik dan melihat realita sehingga dapat memahami bahwa motivasi dalam belajar itu sangatlah penting untuk masa depannya.

(33)

sekolah. Sikap siswa kelas X dalam menghadapi situasi belajarnya di sekolah baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan sangatlah dipengaruhi oleh motivasi belajar yang dimilikinya. Meskipun siswa SMA sudah mengetahui pentingnya motivasi belajar untuk meningkatkan hasil belajarnya di sekolah, sikap remaja sebagai siswa SMA terhadap pendidikan masih mudah di pengaruhi oleh faktor luar. Misalnya kurangnya dukungan dari teman sebaya di kelas, lingkungan sosial di sekolah yang tidak kondusif dan kebanyakan remaja ingin menjadi popular diantara teman sebaya menghindari kesan bahwa ia “pandai” (Hurlock, 1980).

C. Bimbingan

1. Pengertian Bimbingan

Bimbingan adalah sebuah proses pemberian bantuan kepada individu secara berkesinambungan, agar individu dapat memahami dirinya, sehingga sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak dengan wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga dan masyarakat sekitarnya. Dengan demikian individu dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti (Winkel, 2004: 29).

(34)

depan. Bimbingan dalam menemukan pribadi dimaksudkan agar peserta didik menemukan kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkuangan dimaksudkan agar peserta didik dapat mengenal secara obyektif lingkugan, baik sosial maupun fisik. Sedangkan bimbingan dalam merencanakan masa depan dimaksudkan agar peserta didik mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan masa depannya, baik yang menyangkut bidang pendidikan, bidang karier, maupun bidang keluarga atau masyarakat (Winkel, 2004: 43-44).

Menurut Prayitno (2004) bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada serta dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Melihat pengertian di atas secara umum dapat dikatakan bahwa bimbingan merupakan sebuah proses layanan yang diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan bantuan untuk memecahkan masalah, menyesuaikan diri dan mebuat sebuah pilihan yang baik.

2. Tujuan Bimbingan

(35)

kehidupan sehari-hari. Pelayanan bimbingan membantu siswa untuk mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi, mampu untuk mengambil keputusan dan mempunyai keberanian untuk melakukannya, mengenali diri dan dapat berperan dalam kehidupan bermasyarakat.

Menurut Sukardi (1989), tujuan bimbingan secara umum di sekolah adalah:

a. Agar siswa dapat mengembangkan pengertian dan pemahaman diri dalam kemajuannya di sekolah.

b. Agar siswa dapat mengembangkan pengetahuan tentang dunia kerja, kesempatan kerja, serta rasa tanggung jawab dalam memilih suatu kesempatan kerja tertentu, sesuai dengan tingkat pendidikan yang diisyaratkannya.

c. Agar siswa dapat mengembangkan kemampuan untuk memilih dan mempertemukan pengetahuan tentang dirinya dengan informasi tentang kesempatan yang ada secara tepat dan bertanggung jawab.

d. Agar siswa dapat mewujudkan penghargaan terhadap kepentingan dan harga diri orang lain.

3. Program Bimbingan

(36)

tertentu misalnya dalam satu tahun ajaran, ini dapat menjadi pegangan bagi guru pembimbing dalam memberikan layanan bimbingan. Pelayanan bimbingan diwujudkan dalam sejumlah rangkaian kegiatan bimbingan yang tercakup dalam program bimbingan. Program bimbingan bertujuan agar siswa (1) mengembangkan pengertian dan pemahaman diri dalam kemajuannya di sekolah, (2) mengembaangkan pengetahuan dunia kerja, kesempatan kerja dan tanggung jawab dalam memilih kesempatan kerja sesuai dengan tingkat pendidikan yang diisyaratkan, (3) mengembangkan kemampuan untuk memilih dan mempertemukan pengetahuan tentang dirinya dan informasi tentang kesempatan yang ada secara tepat dan bertanggung jawab, (4) mewujudkan penghargaan terhadap kepentingan dan harga diri orang lain. Program bimbingan disusun harus sesuai dengan masalah dan kebutuhan siswa. Masalah dan kebutuhan siswa dijadikan sebagai topik-topik dalam pelayanan bimbingan.

D. Peran Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa.

(37)

Siswa yang motivasi belajarnya tinggi menampakkan minat yang besar dan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas belajar. Siswa memusatkan sebanyak mungkin energi fisik maupun psikis terhadap kegiatan belajar, tanpa mengenal perasaan bosan dan tidak menyerah. Sebaliknya siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah akan menampakkan keengganan, cepat bosan dan berusaha untuk menghindar dari kegiatan belajar.

Motivasi sangat terkait dalam belajar, dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam belajar, dan motivasi juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam proses belajar setiap bidang studi siswa mempunyai motivasi yang kuat dan jelas, pasti akan tekun dan berhasil dalam belajarnya. Ini disebabkan karena ada tiga fungsi motivasi yaitu: mendorong manusia untuk berbuat dan melakukan aktivitas, menentukan arah perbuatannya, serta menyeleksi perbuatannya. Perbuatan siswa senantiasa selaras dengan tujuan belajar yang akan dicapainya. Dalam hal proses belajar mengajar di sekolah, motivasi belajar sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Bagaimanapun sempurnanya metode yang digunakan oleh guru, namun jika motivasi belajar siswa kurang atau tidak ada, maka siswa tidak akan belajar dan akibatnya prestasi belajarnya pun tidak akan tercapai.

(38)

dan semangat dalam meningkatkan motivasi belajarnya. Siswa mampu dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar yang diberikan dengan baik.

Program bimbingan di bidang akademik dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Bimbingan akademik adalah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan belajar di Institusi Pendidikan (Winkel & Sri Hastuti, 2004 : 115). Unsur-unsur program bimbingan di bidang belajar akademik, antara lain:

1. Orientasi kepada siswa baru tentang tujuan institusional, isi kurikulum pengajaran, struktur organisasi sekolah, prosedur belajar yang tepat, dan penyesuaian diri dengan corak pendidikan di sekolah yang bersangkutan.

2. Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat selama mengikuti pelajaran di sekolah dan selama belajar di rumah, secara individual atau berkelompok.

3. Bantuan dalam hal memilih program studi yang sesuai, memilih kegiatan non akademik yang menunjang usaha belajar, dan memilih program studi lanjutan di tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

(39)

berbagai bidang studi, dan keadaan rumah yang mempersulit belajar secara rutin.

5. Membentuk berbagai kelompok belajar dan mengatur seluruh kegiatan kelompok, supaya berjalan efisien dan efektif.(Winkel & Sri Hastuti, 2004: 116-117).

Pelayanan bimbingan dapat dibawakan dengan cara bimbingan kelompok di kelas maupun kegiatan kelompok khusus yang di bentuk untuk mengembangkan motivasi belajar. Misalnya dengan game atau refleksi.

(40)

motivasi yang dimaksud disini adalah memberikan dorongan atau semangat dalam mengikuti pelajaran di kelas.

Menurut Muzaqi (2005) guru pembimbing dapat berperan dalam memotivasi siswa yaitu: pertama sebagai motivator. Dengan menjadi motivator guru pembimbing berperan untuk menyadarkan dan mendorong siswa untuk mengenali lebih jauh kemampuan yang dimilikinya sehingga dapat untuk semakin dikembangkan. Hal ini dapat dilakukan oleh pembimbing melalui proses pelayanan bimbingan di kelas. Kedua, guru pembimbing sebagai fasilitator. Dengan menjadi fasilitator guru pembimbing bertanggung jawab untuk menciptakan kondisi yang baik dan memberi fasilitas dalam proses belajar yaitu dengan memberikan cara untuk belajar yang efektif dan menyenangkan.

(41)

meningkatkan motivasi belajar adalah motivasi belajar, belajar efektif dan motivasi berprestasi.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan konselor untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam sebuah program bimbingan kelasikal antara lain:

1. Kebermaknaan

Siswa yang bermotivasi belajar apa bila hal-hal yang dipelajarinya mengandung makna tertentu baginya. Kebermaknaan itu sebenarnya bersifat personal karena dirasakan sebagai sesuatu yang penting bagi seseorang. Jika ada kemungkinan pelajaran yang diberikan guru tidak dirasakan bermakna sebaiknya guru berusaha menjadikan pelajaran yang disajikan bermakna bagi semua siswa. Caranya adalah dengan mengkaitkan pelajaran dengan pengalaman masa lalu siswa, tujuan yang ingin dicapai untuk masa depan, minat dan nilai-nilai yang berarti bagi mereka.

2. Memberikan hadiah pada siswa yang berprestasi, hal ini akan memacu semangat siswa untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Bagi siswa yang belum berprestai akan termotivasi untuk mengejar siswa yang berprestasi.

3. Menjelaskan tujuan yang ingin dicapai

(42)

dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, maka akan semakin kuat motivasi belajar siswa. Oleh sebab itu, sebelum proses pembelajaran dimulai hendaknya guru menjelaskan terlebih dulu tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini, para siswa pun seyogyanya dapat dilibatkan untuk bersama-sama merumuskan tujuan belajar beserta cara-cara untuk mencapainya.

4. Menyadarkan kembali secara bertahap mengenai cara belajar yang tepat di sekolah dan di rumah, baik secara individu maupun dalam kelompok.

(43)

26   

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskripstif dengan menggunakan

metode survei. Menurut Furchan (1982: 424) metode survei dapat

digunakan bukan hanya untuk melukiskan kondisi yang ada, melainkan

juga untuk membandingkan kondisi-kondisi tersebut dengan menilai

keefektifaan suatu program. Tujuan survei adalah untuk mengumpulkan

informasi tentang variabel. Variabel adalah atribut suatu obyek yang

mempunyai variasi antara satu dengan yang lain (Sugiyono, 2008:60).

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang

deskripsi motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

Tahun Pelajaran 2009/2010 dan usulan topik-topik bimbingan yang sesuai

untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce 2

Yogyakarta tahun 2009/2010.

B. Subjek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA

Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010 yang dibagi dalam 4

kelas dengan jumlah 125 siswa. Subjek yang sesungguhnya diambil 117

siswa (4 kelas) karena ada beberapa siswa yang tidak hadir saat penelitian

dilakukan. Alasan peneliti memilih kelas X sebagai subjek penelitian

(44)

perlu dibekali motivasi belajar yang dapat berguna untuk kelanjutan

belajar dimasa yang akan datang. Penelitian ini termasuk penelitian

populasi karena semua anggota populasi menjadi subjek penelitian.

Tabel 1

Rincian Jumlah Siswa Kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

Tahun Ajaran 2009/2010

Kelas Jumlah Siswa

X A 31 Siswa

X B 32 Siswa

X C 32 Siswa

X D 31 Siswa

Total 125 Siswa

C. Alat pengumpulan Data 1. Kuesioner Motivasi Belajar

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang

disusun oleh peneliti, yang terdiri dari 60 item pernyataan yang

menggambarkan motivasi belajar siswa. Kuesioner yang digunakan

adalah kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang disusun dengan

menyediakan pilihan jawaban sehingga responden tinggal memilih

(45)

Tabel 2

Kisi-kisi Kuesioner

No

Macam-macam

motivasi

Indikator motivasi

belajar

Item Kuesioner Uji

Coba

1. Motivasi

intrinsik.

Adanya hasrat dan

keinginan untuk

berhasil.

1,4,7,8,13,14,16,22,23

,24,34,45.

2. Adanya dorongan dan

kebutuhan dalam

belajar.

3,9,11,12,19,21,25,27,

30,33,35, 49.

3. Adanya harapan dan

cita-cita masa depan.

28,38,41,42,48,51,53, 54,55,57,58,59. 4. Motivasi ekstrinsik Adanya penghargaan dalam belajar. 2,5,10,17,18,20,31,36, 40,43,46,47.

5. Adanya kegiatan yang

menarik dalam belajar

dan lingkungan yang

kondusif sehingga dapat

memungkinkan siswa

belajar dengan baik.

6,15,26,29,32,37,39,4

4,50,52,56,60.

(46)

2. Skoring Kuesioner

Penentuan skor dan item-item pernyataan adalah sebagai berikut:

a. Untuk pernyataan yang bersifat positif (favorable), jawaban sangat

sangat setuju (SS) diberi skor 4, setuju (S) diberi skor 3, tidak

setuju (TS) diberi skor 2 dan sangat tidak setuju (STS) diberi skor

1.

b. Untuk pernyataan yang bersifat negatif (unfavorable), jawaban

sangat setuju (SS) diberi skor 1, setuju (S) diberi skor 2, tidak

setuju (TS) diberi skor 3 dan jawaban sangat tidak setuju (STS)

diberi skor 4.

Subyek diminta untuk memilih salah satu jawaban dari 4 alternatif

jawaban yang disediakan pada setiap pernyataan dan memberi tanda

centang (√) pada kolom alternatif jawaban. Untuk mengungkap

deskripsi motivasi belajar siswa, keseluruhan jawaban diakumulasi.

Semakin tinggi skor total item-item yang bersifat favorable maka

semakin tinggi motivasi belajar siswa. Demikian pula, semakin rendah

skor total item favorable maka semakin rendah pula motivasi belajar

siswa

3. Uji Coba Kuesioner Motivasi Belajar

Sebelum kuesioner digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu

diuji cobakan untuk mengetahui kualitas dari kuesioner tersebut.

Kualitas yang dimaksud adalah tingkat validitas dan reliabilitas dari

(47)

ukur yang baik dan memenuhi syarat. Sebelum melakukan uji coba

alat, peneliti mengubungi pihak SMA Sanata Maria Yogyakarta pada

hari Rabu pagi tanggal 21 April 2010. Peneliti bertemu dengan Sr. M.

Cornelia, OSF., S.Ag selaku kepala SMA Santa Maria Yogyakarta,

dan pada hari itu juga peneliti menyerahkan proposal dan surat izin uji

coba penelitian.

Uji coba alat dilakukan pada hari Kamis tanggal 22 April 2010

pada jam ke VI di kelas X D dan pada jam ke VII kelas X B dengan

jumlah responden 41 siswa. Sebelum mengisi kuesioner siswa

diberikan penjelasan tentang cara pengisian kuesioner dan diberi

kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum

dipahami kemudian siswa mengisi kuesioner dengan suasana yang

tenang. Jumlah item kuesioner yang diuji cobakan sebanyak 60

pernyataan. Kuesioner tersebut dapat dilihat pada lampiran 1.

4. Menentukan Validitas dan Reliabilitas

a. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti

ketepatan dan kecermatan dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu

tes atau alat pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang

tinggi apabila alat yang bersangkutan menjalankan fungsi ukurnya,

yaitu memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud

(48)

tidak sekedar mampu mengungkapkan data yang tepat, akan tetapi

juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data yang

bersangkutan ( Azwar, 1997: 6).

Penelitian ini menggunakan validitas konstruk atau bangun

pengertian, yaitu validitas yang menunjukkan seberapa jauh suatu

tes mengukur sifat atau bangun pengertian (construct) tertentu

(Furchan, 2004: 301).

Prosedur pengujian kesahihan item dilakukan dengan cara

menganalisis setiap item dengan mengkorelasikan skor setiap item

X dengan skor total seluruh item Y yang di peroleh setiap

responden. Untuk perhitungan validitas ini digunakan teknik

korelasi Product Moment Pearson (Masidjo, 1995: 246) sebagai

berikut:

( )

[

2 2

)

[

2

( )

2

]

)

)(

(

y

y

N

x

x

N

y

x

xy

N

r

xy

=

Keterangan rumus: xy

r

=

Koefisien korelasi antara X dan Y

x

= Skor variabel X
(49)

N= Jumlah responden

Batasan yang digunakan adalah taraf signifikasi 0.05 (5%).

Penentuan validitas item-item menggunakan patokan koefisien

korelasi minimum 0,30. Dengan demikian item yang koefisien

korelasinya lebih kecil dari 0,30 dinyatakan gugur sehingga tidak

dapat digunakan sebagai item pengumpul data. Koefisien korelasi

yang lebih besar atau sama dengan 0,30 dinyatakan valid, sehingga

dapat digunakan sebagai item pengumpulan data (Azwar,1999: 6).

Proses perhitungan taraf validitas dilakukan dengan

memberi skor pada setiap item dan mentabulasi data ujicoba.

Selanjutnya proses perhitungan dilakukan dengan program SPSS

(Statistical Programe For Social Science) versi 12,0 for windows

agar lebih efektif dan efisien. Berdasarkan hasil perhitungan yang

dilakukan terhadap 60 pernyataan koesioner motivasi belajar siswa

dinyatakan 49 pernyataan valid. Rekapitulasi taraf validitas uji

coba alat disajikan dalam tabel 3. Hasil perhitungan taraf validitas

(50)

Tabel 3

Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Validitas

No Indikator Motivasi

Belajar

Item Kuesioner Uji

Coba

Item Kuesioner

Penelitian

1. Adanya hasrat dan

keinginan untuk berhasil.

1,4,7,8,13,14,16,22,23,

24,34,45.

1,4,7,8,13,14,16,22

,23,24,34,45.

2. Adanya dorongan dan

kebutuhan dalam belajar.

3,9,11,12,19,21,25,27,3

0,33,35, 49.

9,12,19,21,25,27,3

3,35,49

3. Adanya harapan dan

cita-cita masa depan.

28,38,41,42,48,51,53,5

4,55,57,58,59.

2,5,17,31,40,46,47.

4. Adanya penghargaan

dalam belajar. 2,5,10,17,18,20,31,36,4 0,43,46,47. 6,26,29,32,37 ,39, 44,50,52,56,60

5 Adanya kegiatan yang

menarik dalam belajar

dan lingkungan yang

kondusif sehingga dapat

memungkinkan siswa

belajar dengan baik.

6,15,26,29,32,37,39,44,

50,52,56,60.

28,38,41,42,48,51,

53,55,58

Jumlah 60 49

Jadi total keseluruhan yang digunakan untuk penelitian

(51)

b. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan terjemahan dari kata reliability yang

berasal dari kata rely dan bility. Suatu tes yang reliabel akan

menunjukkan ketepatan dan ketelitian hasil dalam berbagai ukuran.

Reliabilitas suatu alat ukur adalah derajat keajegan alat tersebut

dalam mengukur apa saja yang diukurnya (Furchan 1982:295).

Menurut Masidjo (1995:209), reliabilitas suatu alat ukur adalah

taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi

hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan

ketelitian hasil. Taraf reliabilitas suatu dinyatakan dalam suatu

koefisien yang disebut keofisien reliabilitas atau

r

tt. Koefisian

reliabilitas dinyatakan dalam sutu bilangan koefisien -1,00 sampai

1,00. Metode yang digunakan untuk menentukan taraf relibilitas

alat yang digunakan adalah metode belah dua. Metode belah dua

merupakan cara menentukan taraf reliabilitas dengan satu kali

pengukuran saja. Dengan metode belah dua instrumen dibagi

menjadi dua bagian yaitu pertama berupa item-item yang bernomor

gasal dan bagian kedua berupa item-item yang bernomor genap.

Koefisien reliabilitas ditentukan dengan rumus Spearman and

Brown:

gg gg tt

r

xr

r

+

=

1

2

(52)

8772

,

0

1

8772

,

0

2

+

=

x

r

tt

8772

,

1

7544

,

1

=

tt

r

9345

,

0

=

tt

r

Keterangan rumus: tt

r = koefisien reliabilitas

gg

r = koefisien korelasi skor item gasal-genap

Untuk mempertegas keterandalan instrumen, Masidjo

(1995:209) mengelompokkan kualifikasi koefisien reliabilitas yaitu

koefisien reliabilitas yang besarnya 0,91 - 1,0 dianggap sangat

tinggi. 0,71 - 0,90 dianggap tinggi, 0,41 – 0,70 dianggap cukup,

0,21 – 0,40 dianggap rendah, dan 0,20 – negatif dianggap sangat

rendah. Dalam penelitian ini perhitungan korelasi belahan ganjil

genap uji coba koesioner motivasi belajar siswa, atas dasar taraf

signifikan 5 % untuk N = 30 dituntut

r

xy = 0,36. Koefisien

reliabilitas yang diperoleh

r

xy 0,93. Jadi taraf reliabilitas uji coba

koesioner motivasi belajar siswa ternyata signifikan pada taraf

(53)

D. Pengumpulan Data 1. Tahap Persiapan

Dalam tahap persiapan ini, peneliti menyusun kuesioner yang

sudah diuji cobakan. Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti

menghubungi pihak SMA Stella Duce 2 Yogyakarta pada tanggal 20

April 2010. Peneliti meminta izin dan menyerahkan surat izin

penelitian kepada pihak sekolah. Seminggu sebelum penelitian

dilaksanakan peneliti menghubungi koordinator Bimbingan dan

Konseling untuk memperoleh informasi dan waktu yang tepat untuk

penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian dilakukan di ruang kelas masing-masing

sesuai dengan jadwal pelajaran Bimbingan dan Konseling. Dalam

mengisi koesioner membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit. Jadwal

pengumpulan data penelitian setiap kelas disajikan pada tabel 5

(54)

Tabel 4

Jadwal pengumpulan data penelitian

Kelas Tanggal

Pengumpulan Data

Waktu

Pengumpulan

Data

Jumlah Siswa

Yang Mengisi

Koesioner

VII A 14 Mei 2010 11.00 30 Siswa

VII B 27 Mei 2010 09.30 26 Siswa

VII C 15 Mei 2010 10.15 31 Siswa

VII D 12 Mei 2010 12.45 31 siswa

Sebelum koesioner dibagikan terlebih dahulu dilakukan penjelasan

tentang tujuan pengisian koesioner. Setelah koesioner dibagikan

peneliti menjelaskan petunjuk pengerjaan koesioner. Suasana kelas

pada saat pengisian koesioner tenang dan mereka mengerjakannya

dengan sungguh-sungguh. Setelah para siswa selesai mengisi

koesioner, diberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi

kembali kuesioner yang telah diisi.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

skoring jawaban subyek, membuat tabulasi data dan menghitung total

jawaban, menghitung persentase, mengelompokkan data, menyusun

(55)

penelitian. Untuk menilai tinggi rendahnya motivasi belajar siswa, peneliti

menggunakan PAP tipe 1 (Masidjo, 1995:153). Penilaian Acuan Patokan

(PAP) adalah suatu penilaian yang membandingkan perolehan skor

individu yang seharusnya atau ideal dengan perolehan skor yang dicapai

oleh setiap individu. Penilaian Acuan Patokan menetapkan batas

pencapaian minimum pada yaitu: Siswa yang memiliki motivasi belajar

yang tergolong sangat tinggi antara 90% - 100%, motivasi yang tinggi

antara 80% - 89%, motivasi yang cukup antara 65% - 79%, motivasi yang

rendah 55% - 64% dan dibawah 55% itu motivasi belajar sangat rendah.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Memberikan skor pada setiap jawaban subyek sesuai dengan sifat item.

2. Skor dimasukkan dalam tabulasi data dengan bantuan komputer

program Microsoft Excel versi XP 2007 for Windows.

3. Besarnya persentase skor setiap subyek dihitung dengan cara: total

skor penilaian setiap subyek dibagi dengan skor maksimal dan

dikalikan dengan 100 %.

4. Peringkat besarnya persentase pada subyek penelitian diurutkan dari

nilai yang tertinggi hingga yang terendah.

Untuk mengetahui besarnya motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella

Duce 2 Yogyakarta, diberi skor perolehan siswa yang diolah dengan

(56)

Tabel 5

Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe 1

Kategori Patokan

Sangat Tinggi 90 % - 100 %

Tinggi 80 % - 89 %

Cukup 65 % - 79 %

Rendah 55 % - 64 %

Sangat Rendah Kurang 55 %

5. Berdasarkan skor total, per item yang rendah dapat menjadi acuan

untuk menyusun topik-topik bimbingan yang sesuai untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce 2

(57)

40   

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membuat jawaban atas masalah penelitian yaitu mengetahui bagaimana deskripsi motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010 dan implikasinya terhadap topik-topik Bimbingan dan Konseling.

A. Hasil Penelitian

(58)

Tabel 6

Penggolongan Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010

Rumus PAP Tipe 1

Rentang Skor Frekuensi Persentase (%)

Kualifikasi

90% - 100 % 176 – 196 6 Siswa 5,1 % Sangat Tinggi

80% - 89% 157 – 175 39 Siswa 33,3 % Tinggi

65% - 79 % 127 –155 70 Siswa 59,8 % Cukup

55% - 64% 107 –126 2 Siswa 1,7 % Rendah

Dibawah 55 % < 106 0 0 % Sangat Rendah

Dari tabel 6 disimpulkan bahwa:

a. 6 (5,1%) siswa mempunyai motivasi belajar yang termasuk dalam kualifikasi sangat tinggi.

b. 39 (33,3%) siswa mempunyai motivasi belajar yang termasuk dalam kualifikasi tinggi.

(59)

d. 2 (1,7%) siswa yang mempunyai motivasi belajar yang termasuk dalam kulifikasi rendah.

Hasil penelitian berikutnya digunakan sebagai dasar menyusun topik-topik bimbingan bagi siswa kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.

B. Pembahasan

(60)
(61)

guru dituntut untuk menjadi teladan yang dapat ditiru oleh siswa. Hamalik (2009:175) berpendapat bahwa guru sering menggunakan insentif dalam memotivasi siswa untuk mencapai tujuan pengajarannya. Insentif bermanfaat jika mengandung tujuan yang akan memberikan kepuasan terhadap kebutuhan psikologis anak. Oleh karena itu seorang guru harus kreatif dan imajinatif dalam memberikan insentif.

Ada 70 siswa (59,8%) yang mempunyai motivasi belajar berkualifikasi cukup. Motivasi belajar yang berkualifikasi cukup, ditafsirkan sebagai motivasi yang cenderung menuju rendah atau kurang tinggi dan belum ideal. Peneliti menduga bahwa siswa mengalami kesulitan dalam proses belajar dipengaruhi oleh kurangnya perhatian orang tua. Djamarah (2002:297) berpendapat bahwa ketika orang tua tidak dapat memperhatikan pendidikan anak, tidak memberikan suasana sejuk dan menyenangkan bagi aktivitas belajar anak, keharmonisan keluarga tak tercipta, kebutuhan belajar tidak tercukupi, maka keluarga tidak menciptakan dan menyediakan suatu kondisi dengan lingkungan yang kreatif bagi belajar anak.

(62)
(63)

46   

USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA STELLA DUCE 2

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

Dalam pembahasan ini memuat implikasi hasil penelitian terhadap usulan topik-topik bimbingan siswa kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Topik-topik bimbingan untuk siswa kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta yang diusulkan berikut ini berdasarkan pada jumlah total nilai dari masing-masing item dibawah 75 % dari total setiap item yang dicantumkan pada unsur-unsur motivasi belajar siswa yang belum dimiliki oleh siswa. Seperti yang dimaksudkan pada butir-butir kuesioner.

Tabel 7

Analisis Butir Item Penelitian

No Item Jumlah Skor Jumlah Skor mulai dari Skor Tertinggi

No Item

1 350 430 4

2 333 426 38

3 393 424 31

4 430 423 11

5 354 413 46

6 395 412 35

7 347 411 40

8 359 401 23

9 373 399 45

10 345 395 6

11 423 393 3

12 318 392 17

13 350 388 33

14 365 385 43

(64)

   

No Item Jumlah Skor Jumlah Skor mulai dari Skor Tertinggi

No Item

16 362 374 48

17 392 373 9

18 340 373 28

19 336 368 30

20 334 367 39

21 327 365 14

22 363 363 24

23 401 363 22

24 363 362 16

25 345 359 8

26 359 359 26

27 355 359 37

28 373 358 29

29 358 358 42

30 368 355 27

31 424 354 5

32 384 354 44

33 388 352 15

34 340 350 1

35 412 350 14

36 344 347 7

37 359 346 49

38 426 345 10

39 367 345 25

40 411 344 36

41 309 340 18

42 358 340 34

43 385 336 19

44 354 334 20

45 399 333 2

46 413 327 21

47 320 320 47

48 374 318 12

(65)

   

Diharapkan topik bimbingan ini dapat digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Program bimbingan yang diusulkan (tabel 8) adalah berupa garis-gasir besar pelayanan bimbingan yang hendaknya dilakukan seperti: tujuan pelayanan, bahan pelayanan dan metode pelayanan.

Selain memberikan pelayanan bimbingan guru mata pelajaran juga dapat membantu dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Guru harus menempatkan usaha memotivasi siswa pada perencanaan pembelajarannya. Sebagai mana yang diungkapkan oleh Gagne yang dikutip oleh Abdul Majid (2008:69) Siswa sadar akan tujuan yang harus dicapai dan bersedia melibatkan diri. Hal ini sangat berperan karena siswa harus berusaha untuk memeras otaknya sendiri. Kalau kadar motivasinya rendah siswa akan cenderung membiarkan permasalahan yang diajukan sehingga guru dapat membantu siswa meningkatkan motivasi belajarnya yaitu dengan cara:

1. Memberikan tugas rumah, ulangan harian, kuis, dan ujian tengah semester untuk membantu siswa untuk memperoleh nilai yang maksimal.

2. Metode pengajaran yang menarik dan bervariasi. Misalnya dengan alat peraga, memberikan contoh konkrit dan mengunakan alat teknologi informasi untuk menunjang pengajaran.

(66)

   

4. Memberikan respon positif kepada siswa ketika mereka berhasil melakukan sebuah tahapan kegiatan belajar. Respon positif ini bisa berupa pujian, hadiah, atau pernyataan-pernyataan positif lainnya. 5. Melakukan improvisasi-improvisasi yang bertujuan untuk menciptakan

(67)

   

Tabel 7

Garis-Garis Besar Program Pelayanan Bimbingan Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

No Tujuan Bimbingan

Topik Sub Topik Waktu Bidang Bimbingan

Metode Sumber

1 Siswa dapat memahami arti dari motivasi belajar Motivasi belajar a.Pengertian motivasi belajar. b.Pentingnya motivasi belajar. c.Upaya untuk

meningkatkan motivasi belajar.

1 JP Pribadi Sosial Ceramah singkat, tanya jawab dan refleksi.

1.A.M. Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar mengajar. Jakarta: PT Raja Garfindo Persada.

2.Djamarah, S. 2008. Psikologi Belajar (edisi ke-2). Jakarta: Rineka Cipta.

3.Dra. Elida Prayitno, 1989 Motivasi dalam Belajar, FKIP IKIP Padang

4.Umi Puji Lestari, 2010 Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa SMAN 1 Pundong Kelas XI IPS 3 Melalui

(68)

   

No Tujuan Bimbingan

Topik Sub Topik Waktu Bidang

Bimbingan

Metode Sumber

2 Siswa dapat mengetahui, memahami cara belajar yang efektif sehingga bisa menerapkan nya dalam kegiatan belajar. Belajar efektif.

a.Pengertian cara belajar efektif dan ciri orang yang belajar dengan efektif.

b.langkah-langkah untuk mengembangkan cara belajar yang efektif.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam cara belajar efektif.

1 JP Belajar Ceramah singkat dan tanya jawab.

1.Covey,R.Stephen.1997.the 7Habits of highly effective people.Jakarta Barat:binarupa.

2.Stainback. W dan Stainback, S. (1999). Bagaimana Membantu anak anda Berhasil Di Sekolah?. Yogyakarta: Kanisius.

(69)

   

No Tujuan Bimbingan

Topik Sub Topik Waktu Bidang

Bimbingan Metode Sumber 3. Siswa semakin termotivasi untuk mencapai prestasi belajarnya. Motivasi berprestasi

a.Pengertian tentang motivasi berprestasi.

b.Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi.

c.Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi berprestasi.

1 JP Belajar Ceramah singkat, tanya jawab dan refleksi.

1.Cremer, HW dan Siregar,MF.1993. Proses Pengembangan Diri.Jakarta:Grasindo.

2.Robbins, Stephen,P.1996. perilaku organisasi, konsep, kontroversi, aplikasi.(edisi bahasa

Indonesia). Jakarta: PT Prenhallindo.

3.Rola.Fasti.2006. Hubungan Konsep diri dengan motivasi berprestasi pada remaja. Skripsi.Medan: Universitas Sumatra Utara.

(70)

Satuan pelayanan Bimbingan

1. Pokok Bahasan : Motivasi Belajar

2. Tugas Perkembangan : Berusaha meningkatkan Motivasi Belajar yang baik.

3. Bidang Bimbingan : Bimbingan Belajar.

4. Jenis Layanan : Layanan dasar bimbingan (pemberian informasi) 5. Fungsi Bimbingan : Pemahaman, Pemeliharaan dan Pengembangan. 6. Sasaran : SMA Kelas X

7. Standar Kompetensi : Siswa dapat menguasai ketrampilan belajar yang baik dan efektif.

8. Kompetensi dasar : Sesudah mengikuti kegiatan ini siswa diharapkan termotivasi dalam belajarnya.

9. Indikator

a. Mengidentifikasi motivasi belajar dengan baik. b. Mengatur waktu belajar dengan tepat.

c. Menerapkan motivasi belajar dengan baik. 10.Materi : Terlampir

11.Metode : Ceramah singkat, simulasi permainan, tanya jawab, nonton film

12.Waktu : 45 “

13.Tempat : Ruang Kelas.

(71)

   

Peretemuan (sesi)

Intrakurikuler Kokurikuler Konselor (Guru Pembimbing) Konseli (siswa)

Siswa memperaktekkan hasil belajarnya dalam kehidupan sehari-hari

Pengantar (5 menit)

Pembimbing memberikan pengantar dengan salam pembuka dan sedikit ceramah singkat

Para siswa mendengarkan.

Pembahasan materi mengenai Motivasi Belajar.

(5 menit)

Pembimbing menjelaskan materi mengenai Motivasi Belajar dan memberikan contoh-contoh untuk membangkitkan motivasi belajar siswa dan manfaat dari motivasi belajar.

Para siswa mendengarkan dan mencatat bagian terpenting dalam materi yang disampaikan pembimbing.

Ice Breaker (10 menit)

pembimbing memimpin ice breaker supaya para siswa tidak jenuh dan focus dalam mengikuti kegiatan.

Para siswa mengikuti kegiatan.

Judul: Tini dan

Tempat: didalam ruangan atau di luar ruangan Waktu: 5-10 menit

(72)

   

Tono Perserta: berpasangan

Deskripsi: dalam sebuah keluarga terdiri Ayah, Ibu dan dua anak yaitu laki-laki dan perempuan. Tujuan: melatih kepercayaan diri dan membangkitkan motivasi

Prosedur: setiap peserta dipasangkan baik laki-laki mapun perempuan, kemudian pasangan tersebut bergandengan tangan saling berhadap-hadapan. Pada saat pembimbing menyebut nama Tono peserta laki-laki menggerakkan pinggulnya ke kanan, dan pada saat terucap nama Tini peserta perempuan menggerakkan pinggul ke arah kiri. Dan ketika pembimbing mengucapkan nama papa peserta laki-laki menggerakkan pinggulnya ke depan, kemudian ketika terucap kata mama peserta perempuan menggerakkan pinggul ke arah belakang. Begitu seterusnya. Lalu ketika terucap kata Papa, Mama,Tini, Tono kemudian peserta menggabungkan gerakan tersebut dengan cepat dan rapi. Demikian seterusnya dan dapat diulang-ulang semakin-lama semakin cepat.

gerakan tersebut dengan baik, jika tidak maka akan dikenakan

hukuman.

Nonton Film durasi pendek

(10 menit)

Pembimbingan mengajak para siswa utuk melihat dan merefleksiakan film tersebut guna membangkitkan motivasi belajar para siswa.

(73)

   

Refleksi (10 menit)

• Apa yang anda temukan dalam film Tony Melendes?

• Setelah melihat film tersebut apa yang ingin anda lakukan?

Siswa menuliskan refleksinya dalm buku BK.

Penutup (2 menit)

Menutup kegiatan bimbingan. Para siswa mendengarkan.

Kesimpulan (3 menit)

Guru BK bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan ini, dan pemberian tugas/PR untuk dapat dilakukan oleh para siswa.

(74)

1. Penilaian

a. Apa yang dimaksud dengan Motivasi Belajar? b. Bagai mana cara mengembangkan motivasi tersebut?

c. Manfaat apa yang anda peroleh jika anda dapat mengembangkan motivasi belajar dengan baik?

2. Rencana tindak lanjut

Siswa yang belum memahami materi akan diidentifikasi dan akan diberi layanan konseling individual.

3. Sumber pustaka

a. A.M. Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar mengajar. Jakarta: PT Raja Garfindo Persada.

b. Djamarah, S. 2008. Psikologi Belajar (edisi ke-2). Jakarta: Rineka Cipta.

c. Dra. Elida Prayitno, 1989 Motivasi dalam Belajar, FKIP IKIP Padang.

d. Umi Puji Lestari, 2010 Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa SMAN 1 Pundong Kelas XI IPS 3 Melalui

(75)

Hand Out

Motivasi Belajar A. Pengertian:

Motivasi adalah prasyarat utama dalam pembelajaran, tanpa itu hasil belajar yang dicapai tidak akan optimal, dan motivasi sendiri merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri sendiri atau ditimbulkan oleh lingkungan sekitar. Sadiman (1996) memperkuat tentang pentingnya motivasi dengan menyatakan bahwa ada faktor-faktor psikologi dalam belajar yang menyebabkan pembelajaran akan berhasil baik, jika didukung oleh faktor-faktor psikologi peserta didik, salah satu faktor psikologi itu adalah motivasi.

motivasi siswa sangat ditentukan oleh lingkungannya. Oleh karena itu siswa akan termotivasi dalam belajar jika lingkungan belajar dapat memberikan rangsangan sehingga siswa termotivasi untuk belajar.

A.1. Motivasi sebagai Energi Penggerak

Motivasi dalam belajar tidak saja merupakan suatu energi yang menggerakkan siswa untuk belajar, tetapi juga sebagai suatu yang mengarahkan aktifitas siswa sebagai tujuan belajar.

A.2. Motivasi dan Kebutuhan

(76)

a. Pentingnya motivasi belajar adalah:

1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir 2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan

dengan teman sebaya

3. Mengarahkan kegiatan belajar sehingga anak mengubah cara menjadi lebih tekun

4. Membesarkan semangat belajar, mempertinggi semangat lulus tepat waktu dengan hasil yang memuaskan

5. Menyadarkan tetang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja yang berkesinambungan, individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa hingga dapat berhasil

b. Motivasi dibagi menjadi dua yaitu: 1. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari dalam diri individu.

(77)

2. Motivasi ekstrinsik

Rumusan lama mengatakan bahwa motivasi ektrinsik adalah motivasi yang keberadaanya karena pengaruh ransangan dari luar. Rumusan yang baru menegaskan bahwa tujuan utama individu melakukan kegiatan adalah untuk mencapai tujuan yang terletak diluar aktifitas belajar itu sendiri, atau tujuan itu tidak terlibat didalam aktivitas belajar. Contoh: seorang siswa belajar bahasa inggris demi mengejar Ijazah.

Bahwa motivasi intrinsik dapat diperkuat oleh motivasi ektrinsik dapat dicontohkan dengan seorang yang senang bekerja keras, lalu dibayar dengan pembayaran yang pantas; maka kombinasi kedua jenis motivasi ini memperkuat motivasi kerjanya.

Disamping itu perlu diingat bahwa motivasi ektrinsik dapat melemahkan motivasi intrinsik menurut. Motivasi intrinsik yang pada mulanya sudah ada, tetapi kalau terlalu sering diberi hadiah maka motivasi intrinsik itu akan menurun. Anak akhirnya belajar dengan mengharapkan hadiah.

(78)

mudah bergaul dengan teman-temannya disekolah dan mampu menjadi pemimpin.

Siswa yang berhasil belajar karena dikritik cenderung terbagi dua: satu kelompok yang dapat bergaul dan menyesuaikan diri dalam hubungan sosial, tetapi cenderung bertingkah laku untuk menyenangkan hati si “penguasa”. Sedangkan kelompok kedua adalah siswa-siswa yang sulit menyesuaikan diri dalam hubungan sosial dan bahkan mengalami ganggauan jiwa. Siswa yang kegiatan belajarnya lebih baik jika tidak dipuji atau tidak dikritik, cenderung sulit untuk menyesuaikan diri secara sosial, namun tidak sesulit siswa-siswa yang berhasil belajar karena dikritik.

Dari berbagai pendapat dapat diambil beberapa kesimpulan seperti berkut:

a) Bahwa pemberian pujian atau kritikan yang berlebihan atau terus menerus akan berpengaruh buruk kepada perkembangan kejiwaan anak. Pujian yang terus menerus dapat menjadikan anak belajar ketergantungan kepada pujian; sedangkan kritikan yang terus menerus dapat mengakibatkan rasa percaya diri dan penghargaan terhadap diri sendiri menjadi hilang.

(79)

cenderung berhasil positif jika hubungan guru dengan siswa yang dikritik sangat akrab dan hangat, bukan hubungan yang renggang. c) Sebaiknya yang dibangun dalam diri siswa adalah keadaan akan

pentingnya hasil belajar bagi dirinya dengan mencari cara agar siswa menjadi merasa butuh terhadap bidang studi yang sedang dipelajarinya.

(80)

Satuan pelayanan Bimbingan

1. Pokok Bahasan : Belajar Efektif

2. Tugas Perkembangan : Berusaha meningkatkan belajar yang efektif. 3. Bidang Bimbingan : Bimbingan Belajar.

4. Jenis Layanan : Layanan dasar bimbingan (pemberian informasi) 5. Fungsi Bimbingan : Pemahaman, Pemeliharaan dan Pengembangan. 6. Sasaran : Kelas X

7. Standar Kompetensi : Siswa semakin mampu mengetahui cara belajar yang efektif.

8. Kompetensi dasar : Setelah mengikuti kegiatan ini siswa diharapkan mampu untuk dapat menerapkan belajar yang efektif.

9. Indikator

a. Menyebutkan dan menjelaskan ciri-ciri orang yang belajar dengan efektif.

b. Memahami langkah langkah cara belajar yang efektif. 10.Materi : Terlampir

11.Metode : Ceramah singkat, simulasi permainan, tanya jawab.

12.Waktu : 45 “

13.Tempat : Ruang Kelas.

(81)

   

Peretemuan (sesi)

Intrakurikuler Kokurikuler

Konselor (Guru Pembimbing) Konseli

(siswa) Pengantar Pembimbing memberikan pengantar dengan salam pembuka dan sedikit

ceramah singkat.

Para siswa mendengarkan.

Pembahasan materi mengenai belajar yang efektif.

Pembimbing membagi siswa dalam kelompok dan memberi kesempatan pada siswa untuk berdiskusi dalam kelompok.

Para siswa mendengarkan dan mencatat bagian terpenting dalam materi yang disampaikan pembimbing.

Ice Breaking Pembimbing memimpin ice breaking supaya para siswa tidak jenuh dan fokus dalam mengikuti kegiatan.

Para siswa mengikuti kegiatan.

Menggabungkan gambar satu dengan gambar yang lain.

Sebelum permainan dimulai,guru pembimbing menyediakan kertas yang ditempel dipapan tulis dengan gambar lingkaran kecil ditengah kertas tersebut. guru pembimbing membagi siswa dalam kelompok kecil yang terdiri dari 3-5. Siswa dberikan alat tulis berupa spidol atau pensil warna

(82)

   

secukupnya.

Instruksinya: setiap siswa yang sudah terbadi dalam kelompok kecil diminta untuk berbanjar kebelakang menghadap ke papan tulis. Cara mainnya adalah setiap siswa diberikan jatah untuk menambah gambar dalam lingkaran kecil tersebut satu kali putaran tidak boleh terputus, kemudian bergantian ke teman yang lain hingga semua mendapatkan jatah untuk menggambar. Semuanya diberikan waktu putaran 2 menit. Jika gambar tersebut sesuai dengan harapan guru pembimbing maka kelompok menang.

Refleksi a.Manfaat apa yang anda peroleh setelah mengikuti BK pada hari ini? b.Bagaimana kesan anda terhadap kegiatan bimbingan pada pertemuan ini?

Menuliskan refleksi dalam buku BK.

Penutup Menutup kegiatan bimbingan Para siswa mendengarkan. Kesimpulan Guru BK bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan ini, dan

pemberian tugas/PR untuk dapat dilakukan oleh para siswa.

(83)

1. Penilaian

a. Jelaskanlah langkah-langkah me

Gambar

Tabel 2 : Tabel Kisi-Kisi Item Koesioner ............................................................................
Tabel 1 Rincian Jumlah Siswa Kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta
Tabel 2 Kisi-kisi Kuesioner
Tabel 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kuesioner disusun berdasarkan aspek-aspek motivasi belajar intrinsik yaitu menyadari akan kebutuhan dalam belajar, belajar dengan gigih untuk meraih tujuan yang ingin

(2) Topik-topik bimbingan klasikal apakah yang sesuai dengan Kebiasaan Belajar Siswa putra dan putri Kelas VII SMP N I Margasari Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010.. Hasil penelitian

Masalah pertama yang diteliti adalah “Bagaimana tingkat motivasi belajar siswi - siswi kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta, tahu n pelajaran 2009/2010?” masalah

Masalah penelitian ini adalah (1) Permasalahan-permasalahan apa sajakah yang dihadapi para siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011.. (2)

Adalah dorongan untuk melakukan sesuatu pekerjaan karena pengaruh lingkungan. Kebiasaan remaja awal mula dari coba-coba dan meniru dari orang tua. Kebiasaan dibagi menjadi dua,

usulan topik-topik bimbingan kelompok yang sesuai untuk mengembangkan aspek-aspek kecerdasan emosional para Siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. Usulan

(Puspitasari, 2020) dengan situasi pandemi COVID-19 yang melanda sekarang ini, kerap kali beberapa metode yang harus dilakukan oleh guru agar pelajaran yang belum

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) Peranan guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IX yang pernah memiliki motivasi