STUDI TENTANG KEBIASAAN BELAJAR PARA SISWA KELAS XI SMA STELLA DUCE BANTUL YOGYAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR
S k r i p s i
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Maria Verawaty Alvares NIM: 031114005
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Hidup adalah seb uah pilihan
Hidu p punya dua sisi yait u m anis & pahit yang t idak dapat disem buny ikan.
Dalam hidup t ent u ada sesuat u harapan yang ingin diwuj udk an.
Unt uk m er aih harapan itu dibut uhkan keinginan , sem angat yang kuat , per j uangan dan pengorbanan.
Jangan per nah m eny erah dengan kegagalan.
Olah lah k egagalan it u menj adi t um puan, pij akan kuat dan key ak inan yang
besar unt uk m er aih kesuksesan.
Tet ap yak in akan kem am pu an dan t alent a yang Tuh an Yesus ber ik an kepada k it a m asing- m asing.
Gunakan lah segala talentam u unt uk selalu berk ary a baik bagi dir i sendir i
m aupun bagi sesam a ter ut am a bagi Tuhan Yesus Krist us. Sem angat .... sem angat dan sem angat ... nev er giv e up! ! !
Kupersembahkan Karya Ini Untuk:
• Tuhan Yesus at as berkat dan kasih-Nya yang melimpah dalam hidupku
• Papa & Mamaku t ercint a yang t elah mengasihiku dengan sepenuh hat i
• Kedua adi kku Nandez dan Et us yang kukasihi
• Keluarga besarku di Yogya, dan di Flores yang kucint ai
• Al mamat erku t ercint a
• Sahabat -sahabat ku yang t ersayang yang t idak bisa kusebut kan sat u persat u,
t erima kasih at as segala perhat iannya
ABSTRAK
STUDI TENTANG KEBIASAAN BELAJAR PARA SISWA KELAS XI SMA STELLA DUCE BANTUL YOGYAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR
Maria Verawaty Alvares Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran tentang kebiasaan belajar para siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 dan mengusulkan topik-topik bimbingan belajar yang sesuai bagi para siswa di SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009.
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek penelitian ini adalah para siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 yang berjumlah 40 siswa. Instrumen yang digunakan adalah Kuesioner Kebiasaan Belajar Siswa, yang berjumlah 76 item yang disusun oleh peneliti berdasarkan masalah penelitian dan kajian teoritis. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menskor jawaban subyek sesuai dengan item, mentabulasi data, menghitung Mean, Standar Deviasi, menjumlahkan skor total dari masing-masing subyek dan item serta membuat kategorisasi tingkat kebiasaan belajar para siswa dan membuat kategorisasi skor item dalam skala berdasarkan kategori jenjang, yaitu: tinggi, sedang dan rendah, menentukan usulan topik bimbingan untuk para siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kebiasaan belajar para siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 adalah: (1) 5 orang siswa (12%) memiliki kebiasaan belajar tinggi, (2) 35 orang siswa (88%) memiliki kebiasaan belajar sedang, dan tidak ada siswa (0%) yang memiliki kebiasaan belajar rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebiasaan belajar para siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 secara keseluruhan berada pada kategori sedang. Dari hasil penelitian ini disusun usulan topik-topik bimbingan belajar untuk meningkatkan kebiasaan belajar siswa, antara lain: Konsentrasi Belajar, Motivasi Belajar, Motivasi Berprestasi, Pengelolaan Waktu, Gaya Belajar yang Efektif, Suasana Belajar yang Kondusif, dan Pemanfaatan Sarana Belajar secara Optimal.
ABSTRACT
THE STUDY OF STUDY HABIT OF THE XI GRADE STUDENTS OF STELLA DUCE BANTUL SENIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA IN
ACADEMIC YEAR OF 2008/2009
AND THE IMPLICATION TO THE ACADEMIC GUIDANCE TOPICS
Maria Verawaty Alvares Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
This study aimed to describe the study habit of the grade students of Stella Duce Bantul Senior High School Yogyakarta in academic year of 2008/2009, and to propose academic guidance topics appropriate to the XI grade students of Stella Duce Bantul Senior High School Yogyakarta in academic year of 2008/2009.
This research was descriptive research with survey method. The subjects of this research were 40 students of the XI grade students of Stella Duce Bantul Senior High School Yogyakarta in academic year of 2008/2009. The instrument used was a questionnaire of study habit and consisted of 76 item. These questionnaire were individually compiled by the research problems and literature review. The technique of data analysis in this research was conducted by scoring the answer of subject on the items, making data table, scoring Mean, Standard Deviation, caculating total score of each subject and item, and categorization of the grade study habit of students and categorization of item score in scale based on three categories i.e. high, average, and low; and to propose the guidance topics to the XI grade students of Stella Duce Bantul Senior High School Yogyakarta.
The result of this research showed that study habit of the XI grade students of Stella Duce Bantul Senior High School Yogyakarta in academic year of 2008/2009 were: (1) 5 students (12%) had a high study habit, (2) 35 students (88%) had a average study habit, and no student (0%) had a low study habit. So the conclusioned that study habit of the XI grade students of Stella Duce Bantul Senior High School Yogyakarta in academic year of 2008/2009 were almost all students include in average categories. Based on these research, the researcher proposed some academic guidance topics to increase the study habit of the students i.e: Consentration, Learning Motivation, Achievement Motivation, Time Management, Effective Learning Style, Effective Learning Situation, and The Use of Teaching Learning Media Optimally.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yesus atas segala kasih dan karuniannya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Kasih Tuhan yang selalu menyertai dan Roh Kudus yang selalu memberi semangat dan memampukan untuk menyelesaikan skripsi ini.
Disadari sepenuhnya bahwa skripsi ini berjalan dengan baik tidak berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. M. M. Sri Hastuti, M.Si., Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan izin untuk penelitian.
2. A. Setyandari. S.Pd., S.Psi., Psikolog., M.A, Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, perhatian, masukan-masukan, dan motivasi sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
3. Dr. A. Supraktiknya dan Drs. H. Sigit Pawanta, SVD., M.A Dosen ahli yang telah berkenan memberikan masukan dan yang telah dengan tekun mengoreksi alat penelitian penulis sebelum penulis melakukan uji coba penelitian.
4. Ibu Sulastri Guru Bimbingan Konseling SMA BOPKRI Banguntapan yang telah berkenan memberikan masukan dan izin bagi penulis untuk melakukan uji coba penelitian di SMA BOPKRI Banguntapan.
5. Suster Louis, CB yang telah memberikan izin bagi penulis untuk mengadakan penelitian di SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta.
6. Para siswa SMA BOPKRI Banguntapan yang telah bersedia membantu penulis dalam melakukan uji coba penelitian.
7. Para Siswa SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009, yang telah bersedia membantu penulis dalam melakukan penelitian.
8. Para Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan telah memberikan banyak bimbingannya selama penulis menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma.
9. Papa dan Mama yang telah mengasihiku, merawat, mengasuh, mendidik dan terima kasih atas perjuangannya dalam memberikan pendidikan yang terbaik buatku.
10. Kedua adikku Vernandez Alvares dan Libertus De Umart Alvares, serta seluruh keluarga besarku di Flores dan di Yogya yang telah menjadi inspirasi bagiku untuk lebih baik lagi. Terima kasih atas segenap kasihmu padaku.
11. Sahabat sahabatku: Titto, James, Morriz, Vita, Wiwi, Ditha, Putri, Pitra, Alle, Enty, Andang, Bang Uno, Iin, Pehalina, Elshinta, Mandus, Alvine, tante dan Om Henky, adek Kelvine, teman-temanku yang ada di Surabaya (Risma kecil, Risma besar, Arum, Dini, Mbak Hay, Dian, Arief, Hendra, Wahyu, Dema, Ayu), Eyang Sidhi, Pak Andre, Mudika St. Mikael dan St. Agustina, D’Amor Voice, para pendamping PIA Angelus terima kasih atas dukungan dan motivasinya serta terima kasih atas segala bentuk bantuannya.
12. Ako: Orang yang pernah memberikan dukungan dan kasihnya untukku selama skripsi.
13. Teman-temanku di Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2003, terima kasih atas kebersamaannya, bantuannya, dan dukungannya selama mengikuti kuliah bersama.
14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas segala dukungan, perhatian dan bantuannya baik secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Batasan Istilah ... 5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN TEORI ... 7
A. Pengertian Belajar ... 7
B. Kebiasaan Belajar Siswa ... 8
C. Aspek-aspek Kebiasaan Belajar Siswa ... 10
1. Sikap Belajar ... 10
2. Motif Belajar ... 12
3. Cara Belajar ... 14
4. Pemilihan Tempat Belajar ... 26
5. Penggunaan Sarana Belajar ... 29
D. Program Bimbingan Belajar ... 30
1. Arti Bimbingan dan Arti Program Bimbingan ... 30
2. Bimbingan Belajar ... 32
3. Topik-topik Bimbingan ... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34
A. Jenis Penelitian ... 34
B. Populasi Penelitian ... 34
C. Instrumen Penelitian ... 35
1. Jenis Alat Ukur ... 35
2. Penyusunan Kuesioner ... 36
3. Validitas dan Reliabilitas ... 39
D. Prosedur Pengumpulan Data ... 43
1. Tahap Persiapan ... 43
2. Tahap Pelaksanaan ... 44
E. Teknik Analisis Data ... 44
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48
A. Kebiasaan Belajar Para Siswa Kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 ... 48
B. Pembahasan ... 53
BAB V. USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEBIASAAN BELAJAR PARA SISWA KELAS XI SMA STELLA DUCE BANTUL YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/2009 ... 61
BAB VI. PENUTUP ... 64
A. Ringkasan ... 64
B. Kesimpulan ... 67
C. Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 69
LAMPIRAN ... 72
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Daftar Aspek Kuesioner Kebiasaan Belajar Para Siswa
Kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran
2008/2008 ... 37 Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Uji Coba Kuesioner Kebiasaan Belajar
Para Siswa Kelas XI SMA BOPKRI Banguntapan Yogyakarta Tahun Pelajaran
2008/2009 ... 38 Tabel 3. Kisi-kisi Item Kuesioner Kebiasaan Belajar Siswa untuk
Penelitian ... 40 Tabel 4. Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Suatu Tes ... 43 Tabel 5. Jadwal Pengumpulan Data Penelitian ... 44 Tabel 6. Norma Kategori Tingkat Kebiasaan Belajar Para Siswa
Kelas XI SMA Stella Duce Bantul
Yogyakarta ... 46 Tabel 7. Norma Kategori Skor Item Kebiasaan Belajar Para Siswa
Kelas XI SMA Stella Duce Bantul
Yogyakarta ... 47
Tabel 8. Penghitungan Persentase Kebiasaan Belajar Para Siswa
Kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta ... 48 Tabel 9. Kategori Skor Item untuk tiap Aspek ... 49 Tabel 10. Usulan Topik-topik Bimbingan Belajar
untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Para Siswa
Kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta ... 62
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Validitas dan Reliabilitas ... 72
Lampiran 2. Tabulasi Penghitungan Metode Belah Dua ... 75
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian ... 76
Lampiran 4. Tabulasi Data Penelitian ... 82
Lampiran 5. Penghitungan Persentase Gambaran Kebiasaan Belajar Para Siswa Kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta ... 87
Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Uji Coba ... 88
Lampiran 7. Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 89
Lampiran 8. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian ... 90
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya manusia membutuhkan pendidikan untuk memperkembangkan dirinya. Pendidikan sangat dibutuhkan agar manusia mampu menjadi pribadi yang berkualitas dan mampu mengoptimalkan dirinya. Kualitas seseorang juga dapat dilihat dan diukur dari seberapa tinggi tingkat pendidikan yang ditempuhnya. Pendidikan di Indonesia terdiri dari beberapa jenjang pendidikan yaitu TK, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.
Setiap siswa berusaha untuk menjadi pribadi yang unggul dalam setiap bidang studi. Keunggulan dalam bidang studi dapat dicapai apabila siswa belajar. Perilaku belajar tiap siswa tentu berbeda-beda. Ada perilaku belajar siswa yang teratur dan ada perilaku belajar siswa yang belum teratur. Perilaku belajar siswa yang teratur dapat membantu siswa memahami dan menyerap semua ilmu yang ada.
Apabila perilaku belajar yang teratur tersebut terus-menerus dilakukan akan menjadi suatu pola kebiasaan belajar siswa yang baik. Siswa yang mempunyai pola kebiasaan belajar yang telah terbentuk sejak awal akan menjadi titik tolak keberhasilan siswa untuk meraih kesuksesan dalam belajarnya. Pola kebiasaan belajar tersebut dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa. Motivasi
belajar yang ada pada diri siswa harus dibangkitkan dan dikembangkan terus-menerus agar siswa dapat mengetahui dan menentukan tujuan belajar yang hendak dicapai, menanggapi secara positif pujian atau dorongan dari orang lain, menentukan sasaran penyelesaian tugas dan perilaku sejenisnya (Joko Susilo, 2006:59).
Siswa yang memiliki pola kebiasaan belajar yang baik dapat dilihat dari hasil belajarnya di sekolah. Hal ini sejalan dengan pendapat Liang Gie (2002:11) yang menyatakan bahwa jika seorang siswa melakukan studinya secara efisien, maka dengan suatu usaha tertentu ia akan memperoleh hasil yang terbesar. Makin besar usaha belajar yang dikerahkan, tentu hasil studinya menjadi makin besar pula. Efisiensi studi atau belajar yang efisien akan terwujud dengan melakukan atau menggunakan cara-cara yang tepat seperti membaca buku pelajaran di meja (tidak membaca buku pelajaran di atas kasur sambil tiduran), menggarisbawahi kalimat-kalimat penting pada pagina buku yang kelak perlu dicatat dan dihafal, menghafal bahan pelajaran sewaktu badan segar dan menghimpun catatan pengetahuan secara tertib pada tempat tertentu (tidak acak-acakan mencatat disembarang tempat sehingga ketika diperlukan tidak dapat ditemukan).
Liang Gie (1979:18) menyatakan bahwa selama di kelas hendaknya siswa mendengarkan uraian atau penjelasan guru dengan penuh perhatian. Siswa sebaiknya tidak boleh bersikap acuh tak acuh. Siswa hendaknya tidak boleh beranggapan bahwa guru tidak cukup pandai atau tidak dapat mengajar dengan baik.
Kegiatan belajar di sekolah tidak cukup menjamin hasil belajar siswa yang optimal. Hasil belajar yang baik akan dicapai apabila siswa tersebut turut aktif mengolah dan merencanakan bahan pelajaran dan tidak sekedar mendengarkan saja (Nasution:1994). Selain di sekolah siswa juga dapat melakukan kegiatan belajarnya di luar pendidikan formal seperti lembaga pendidikan non formal, di rumah dan lain sebagainya. Ketika berada di rumah siswa dapat melakukan kegiatan belajarnya seperti membuat ringkasan, membaca, mempelajari ulang materi pelajaran, dan lain sebagainya. Di rumah siswa juga dapat membuat rencana belajar pribadi untuk mendukung perilaku belajarnya. Apabila keteraturan ini telah benar-benar dihayati sehingga menjadi kebiasaan belajar maka sifat ini akan mempengaruhi pula jalan pikiran siswa dalam mengerti dan menguasai ilmu (Liang Gie, 1979:49-50).
melakukan aktivitas belajar (Imron, 1996:32). Tempat belajar adalah lingkungan fisik tempat siswa melakukan kegiatan belajar mandiri (Imron, 1996:103).
Ada siswa-siswi SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta yang sudah mempunyai pola kebiasaan belajar yang baik di sekolah dan di rumah, ada juga siswa yang mempunyai pola kebiasaan belajar yang belum cukup baik seperti malas mencatat pelajaran, tidak mau mendengarkan penjelasan guru, tidur di kelas, mengganggu teman, berbicara dengan teman sebangku pada saat pelajaran dan lain sebagainya.
Joko Susilo (2006:148) mengungkapkan bahwa tidak semua siswa mempunyai cara belajar yang sama walaupun mereka bersekolah di sekolah atau bahkan duduk di kelas yang sama. Kemampuan setiap siswa untuk memahami dan menyerap pelajaran pasti berbeda tingkatannya yaitu ada yang cepat, sedang dan ada pula yang sangat lambat. Maka dari itu mereka seringkali menempuh cara yang berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama.
Kurangnya disiplin diri siswa dalam melaksanakan tugas belajarnya juga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Siswa perlu memiliki kesadaran dan disiplin diri yang penuh dalam mengatur waktu belajarnya. Belajar setiap hari secara teratur hanya mungkin dijalankan apabila siswa mempunyai kedisiplinan untuk menaati rencana kerja tertentu (Liang Gie, 1979:51). Hal ini juga dapat membantu siswa untuk mengatasi sifat malas dalam belajarnya. Oleh sebab itu, peneliti merasa tertarik untuk melihat seberapa baik kebiasaan belajar para siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah kebiasaan belajar para siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009?
2. Topik-topik bimbingan belajar manakah yang sesuai untuk meningkatkan kebiasaan belajar para siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009?
C. Batasan Istilah
b. Siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 adalah siswa-siswa yang terdaftar sebagai siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009. c. Topik-topik bimbingan belajar adalah pokok-pokok bahasan yang
dijadikan sebagai pedoman layanan bimbingan belajar.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kebiasaan belajar para siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan belajar. 2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: a. Guru Bidang Studi
Mendapat informasi atau masukan dari guru pembimbing mengenai kebiasaan belajar siswa dan mendapat informasi tentang hal-hal yang diperlukan dalam menciptakan situasi dan kondisi belajar yang menguntungkan.
b. Guru Pembimbing
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Belajar
Hamalik (1983:21) menyatakan belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Liang Gie (1979:6) juga mempunyai pandangan bahwa belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya sedikit banyak permanen.
Sementara itu Ahmadi (1991:121) mengartikan belajar sebagai suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengamatan individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Hal tersebut kemudian diperkuat oleh Winkel (2004:59) yang mendefinisikan belajar sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman keterampilan dan sikap. Perubahan itu bersifat konstan dan berbekas.
Jadi belajar dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan individu yang mengakibatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam dirinya semakin bertambah.
B. Kebiasaan Belajar Siswa
Kebiasaan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah sesuatu yang telah biasa dilakukan (W.J.S. Poerwadarminta, 1982:135). Sementara itu kebiasaan menurut Kamus Bahasa Inggris Oxford (Kathryn Redway,1992:18) adalah suatu tendensi untuk bertindak dalam satu cara tertentu yang didapat dari pengulangan yang sering dari tindakan yang sama.
Winkel (2004:59) mendefinisikan belajar sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman keterampilan dan sikap. Perubahan itu bersifat konstan dan berbekas.
Setiap siswa memiliki kebiasaan belajar yang berbeda-beda. Ada siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik dan ada siswa yang belum memiliki kebiasaan belajar yang baik. Kebiasaan belajar adalah segenap perilaku yang ditunjukkan secara rutin dan teratur dalam rangka mempelajari bahan-bahan pelajaran dengan tujuan memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap berkaitan dengan isi dalam mata pelajaran yang dipelajari (Ida P, 2003).
Cara belajar yang baik adalah suatu kecakapan yang dapat dimiliki oleh setiap siswa dengan jalan latihan. Kecakapan tersebut harus digunakan sehari-hari oleh siswa dalam usaha belajarnya sehingga menjadi kebiasaan yang melekat pada dirinya. Dengan memiliki kebiasaan belajar yang baik setiap usaha yang dilakukan oleh siswa akan selalu memberikan hasil yang sangat memuaskan (Liang Gie 1979:51-52).
Dimyati Mudjiono (1999:246) menjelaskan bahwa dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang baik. Kebiasaan tersebut misalnya belajar hanya pada akhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan waktu belajar dengan bermain. Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut dapat ditemukan di sekolah yang ada di kota besar, kota kecil dan di pelosok tanah air. Kebiasaan belajar tersebut disebabkan oleh ketidakmengertian siswa pada arti belajar bagi diri sendiri. Hal ini dapat diperbaiki apabila siswa mau berusaha untuk mendisiplinkan diri dalam belajarnya. Pemberian penguat dalam keberhasilan belajar juga dapat mengurangi kebiasaan kurang baik dan dapat membangkitkan harga diri siswa.
C. Aspek-aspek Kebiasaan Belajar siswa
Liang Gie (1979) juga berpendapat bahwa sikap belajar, motif belajar, cara belajar, tempat dan jadwal belajar serta sarana dan prasarana belajar juga dapat mempengaruhi kebiasaan belajar siswa. Cara belajar yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Cara belajar setiap siswa tentu berbeda-beda. Berikut ini adalah aspek-aspek kebiasaan belajar yang digunakan siswa untuk memperoleh hasil belajarnya yang akan dijelaskan satu-persatu di bawah ini:
1. Sikap Belajar
Sikap adalah kecenderungan untuk memberi respons baik positif dan negatif terhadap orang-orang, benda-benda atau situasi tertentu (Kartono, 1987:35). Sikap siswa yang positif, terutama kepada guru dan mata pelajaran yang disajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap guru dan mata pelajaran yang disajikan, jika diiringi dengan kebencian dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut.
dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungan. Sementara itu perhatian menurut Ghazali (Joko Susilo, 2006:73) adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu semata-mata tertuju pada satu obyek atau sekumpulan obyek.
Siswa dapat memperoleh hasil belajar yang baik apabila siswa mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka muncullah kebosanan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Sebaliknya siswa yang menyukai suatu mata pelajaran sekolah akan menggunakan banyak waktunya untuk melakukan kegiatan belajar dalam mata pelajaran tersebut secara teratur dan rutin (Slameto, 2003:73).
Lebih lanjut Liang Gie (1979:13) menegaskan bahwa setiap siswa harus yakin bahwa ia mempunyai kemampuan untuk memperoleh hasil yang baik dalam usaha belajarnya. Selain minat, perhatian dan keyakinan diri yang besar, siswa juga harus memiliki keuletan dalam belajar. Jika setiap siswa memiliki sikap belajar yang baik, maka siswa dapat memahami setiap mata pelajaran dengan baik.
2. Motif Belajar
Motif mempunyai hubungan yang erat sekali dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam proses belajar perlu diperhatikan hal-hal yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik, memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang menunjang proses belajar. Motif-motif tersebut dapat ditanamkan pada diri siswa dengan cara memberikan latihan-latihan secara rutin dan teratur.
Motif belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Siswa mempunyai dorongan untuk mengaktualisasikan dirinya sehingga siswa mempunyai rasa ingin tahu yang besar, ingin memperoleh kemampuan dan kompetensi diri yang baik. Jika siswa dapat memperoleh hasil belajar yang baik, maka siswa akan memberikan kepuasan tersendiri bagi dirinya sehingga kegiatan belajar dapat dilakukan secara teratur.
Hal tersebut diperkuat oleh Winkel (2004:169) yang menyatakan bahwa motif adalah daya penggerak di dalam diri orang untuk melakukan setumpuk aktivitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu.
berpengaruh besar dan relatif lebih langgeng dibandingkan dengan dorongan hadiah.
Hal ini kemudian dipertegas lagi oleh Winkel (2004:169) yang menyatakan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar demi mencapai tujuan.
Sardiman A.M (1986:75) juga mejelaskan bahwa motivasi belajar adalah faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Lebih lanjut Sardiman menegaskan bahwa peranan motivasi belajar yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Seorang siswa yang mempunyai intelegensia cukup tinggi, bisa saja gagal karena kekurangan motivasi. Hasil belajar itu akan optimal kalau ada motivasi yang tepat (Sardiman, 1986:75).
3. Cara Belajar
a. Membuat jadwal atau rencana belajar
Hamalik (1983:31) mengungkapkan bahwa rencana belajar yang baik besar manfaatnya dan menjadi keharusan bagi setiap siswa, manfaatnya antara lain:
1) Menjadi pedoman dan panutan dalam belajar sehingga perbuatan belajar menjadi lebih teratur dan lebih sistematis.
2) Menjadi pendorong dalam belajar. 3) Menjadi alat bantu dalam belajar.
4) Rencana belajar yang baik akan membantu siswa untuk mengontrol, menilai dan mengevaluasi sejauh mana tujuan belajar siswa tercapai.
Pengelolaan waktu setiap siswa tentu berbeda-beda karena kebutuhan setiap siswa juga berbeda. Pengelolaan atau pengaturan waktu belajar yang baik dapat membawa dampak yang baik pula bagi prestasi belajar siswa. Siswa dapat mengatur waktu belajarnya, misalnya dengan membuat jadwal belajar sendiri.
Hal ini ditegaskan kembali oleh Liang Gie (1979:61) yang menyatakan bahwa sebagian siswa kurang dapat memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya karena tidak membagi-baginya untuk bermacam-macam keperluan, tidak menyelidiki waktu-waktu terbaik baginya untuk belajar dan tidak mempunyai rencana belajar yang tepat.
Pembuatan rencana atau jadwal belajar hendaknya dibuat sefleksibel mungkin agar tidak membuat siswa merasa tertekan karena harus mengikuti jadwal tersebut. Khusus mengenai waktu yang disenangi untuk belajar seperti pagi atau sore hari, seorang ahli yang bernama J. Biggers (Muhhibin, 1997:138) berpendapat bahwa belajar pada pagi hari lebih efektif daripada belajar pada waktu-waktu lainnya. Sedangkan menurut Dunn et al (Muhhibin, 1997:138) hasil belajar itu tidak tergantung pada waktu secara mutlak, tetapi tergantung pada pilihan waktu yang cocok dengan kesiapsiagaan siswa. Ada siswa yang siap belajar pada pagi hari bahkan ada pula siswa yang siap belajar pada sore hari bahkan tengah malam. Perbedaan antara waktu dan kesiapan belajar inilah yang menimbulkan perbedaanstudy time preference antara seorang siswa dengan siswa lainnya.
b. Mengikuti pelajaran di kelas
Setiap siswa hendaknya selalu mengikuti pelajaran di kelas dengan tertib dan tidak pernah datang terlambat di kelas. Jika siswa datang lebih pagi, ia dapat memilih tempat duduk yang enak. Memilih tempat duduk di bagian depan, memudahkan siswa untuk mendengar penjelasan guru dengan jelas dan dapat menyalin tulisan guru di papan tulis dengan jelas pula. Mengikuti pelajaran di kelas memudahkan siswa untuk mengerti pelajaran tersebut dengan baik.
Kebiasaan memilih tempat duduk di bagian depan dapat mencegah siswa mengantuk selama mengikuti pelajaran. Setiap siswa hendaknya selalu mengikuti semua mata pelajaran di kelas. Sedapat mungkin siswa tidak absen dari pelajaran. Apabila siswa memiliki kebiasaan membolos atau malas mengikuti pelajaran, maka ketika siswa mengikuti pelajaran di kelas siswa cenderung bersikap tidak perhatian dengan penjelasan guru. Hal ini akan berdampak pada hasil belajar siswa sendiri.
c. Kebiasaan mendengarkan aktif
Set belajar adalah arah perhatian dalam interaksi bertujuan (Ahmadi dan Widodo Supriyono, 1991:124). Selanjutnya Ahmadi dan Widodo Supriyono menjelaskan bahwa manfaat dari set belajar adalah membuat si pelajar mempunyai kepekaan terhadap ketepatan berbagai alternatif tindakan mencapai tujuan. Set belajar mengarahkan perhatian hal-hal relevan dengan kebutuhan dan motivasi si pelajar serta menemukan tujuan atau alternatif tindakan yang paling baik (Ahmadi dan Widodo Supriyono, 1991:124).
Menurut Safaria (2005:172) mendengarkan aktif adalah pendengar memahami, menangkap dan merumuskan kembali dengan kata-kata sendiri dan pesan pembicara berupa pikiran termasuk perasaan pembicara. Minat dan perhatian siswa untuk mendengarkan penjelasan guru di kelas sangat dibutuhkan. Hal ini melatih kognitif siswa agar dapat menyimpan seluruh materi pelajaran dalam ingatannya.
d. Kebiasaan membaca yang efektif
akan menentukan materi yang dipelajari. Siswa menentukan set untk membuat catatan-catatan yang perlu.
Lebih lanjut Ahmadi menjelaskan bahwa material bacaan yang bersifat teknis dan mendetail memerlukan kecepatan membaca yang kurang (lambat), sedang material bacaan yang bersifat popular dan impresif memerlukan kecepatan membaca yang tinggi. Membaca dengan cepat lebih membantu dalam hal menyerap material secara lebih komprehensif (Ahmadi, 1991:128).
Ada dua kebiasaan yang berkaitan dengan membaca yaitu kebiasaan baik dan kebiasaan buruk; kebiasaan yang membantu dan menguatkan membaca secara efisien dan kebiasaan yang merintangi membaca secara efisien. Mengubah kebiasaan bukanlah tugas yang mudah. Kebiasaan telah berakar dari dalam dan telah menjadi satu bagian dari kerutinan (Kathryn Redway, 1992:18).
bekerja lebih keras untuk memahami seluruh gagasan (Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, 2007:254). Kemudian Bobbi DePorter dan Mike Hernacki (2007:254) juga menjelaskan bahwa kebiasaan siswa membaca dengan perlahan dapat menjadi siksaan yang sesungguhnya bagi otak yang sangat berkembang pesat dan cepat bereaksi.
Lebih lanjut Kathryn Redway menambahkan bahwa pembaca yang lambat cenderung menunda dan memperlambat selama mungkin. Siswa menganggap bahwa membaca itu sebagai suatu kegiatan yang kurang menyenangkan, suatu tugas yang melelahkan. Siswa menganggap bahwa bacaannya sedemikian kompleks dan membingungkan sehingga tidak tahu harus memulai dari mana (Kathryn Redway, 1992:20-22).
Dalam hal disiplin diri dalam membaca sangat dibutuhkan agar siswa terbiasa untuk membaca. Disiplin diri diperlukan untuk mengembangkan kebiasaan membaca yang baik sehingga kelas kebiasaan ini dapat terlaksana secara otomatis tanpa banyak kesulitan (Liang Gie, 1979:86).
Lebih lanjut Bobbi DePorter dan Mike Hernacki (2007:258) menegaskan bahwa siswa hendaknya terlebih dahulu sebelum membaca memeriksa daftar isi, judul-judul bab, huruf-huruf dicetak tebal atau miring, grafik dan gambar-gambar dan segala hal yang menonjol. Dengan melakukan hal ini, siswa akan tahu apa yang diharapkan dan pikiran siswa akan mendapatkan gagasan-gagasan baik dari gagasan-gagasan yang diberikan.
Selain itu agar siswa dapat memahami konsep-konsep bacaan dengan baik. Ketika membaca hendaknya siswa menggarisbawahi hal-hal penting dengan menggunakan stabilo (Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, 2007:266).
e. Kebiasaan mencatat yang efektif
menyimpan informasi secara mudah dan mengingatnya kembali jika diperlukan (Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, 2007:248).
Kebiasaan mencatat membantu siswa untuk belajar memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Kebiasaan mencatat dengan rapi juga dapat mendorong siswa untuk semangat dalam belajar. Siswa yang memiliki kebiasaan mencatat tugas-tugas ke dalam buku agenda akan lebih mudah mengatur rencana belajarnya. Sebaliknya jika catatan pelajaran siswa tidak teratur, maka akan memberikan pengaruh yang kurang baik dan akan mengurangi semangat belajarnya (Hamalik, 1983:40).
Sementara itu Ahmadi (1991:127) menyatakan bahwa tidak setiap aktivitas mencatat adalah belajar. Aktivitas mencatat yang bersifat menurun, menjiplak atau mengcopy tidak dapat dikatakan sebagai aktivitas belajar. Lebih lanjut Ahmadi akan menjelaskan bahwa mencatat juga termasuk sebagai aktivitas belajar apabila dalam mencatat itu siswa menyadari kebutuhan dan tujuannya serta menggunakan set tertentu agar catatan itu nantinya berguna bagi pencapaian tujuan belajar. Mencatat dengan menggunakan set tertentu akan dapat dipergunakan sewaktu-waktu tanpa ada kesulitan. Jika tanpa ada set belajar, maka catatan yang kita buat tidak sesuai dengan apa yang semestinya dicatat.
yang dibutuhkan untuk memahami dan memanfaatkan informasi bagi perkembangan pribadi siswa (1991:127).
Kebiasaan membuat catatan dengan meringkas juga merupakan aktivitas belajar. Hal ini ditegaskan kembali oleh Liang Gie (1979:106) yang menyatakan bahwa dalam membuat ringkasan, siswa berusaha mengambil intisari suatu uraian atau pokok pikiran. Kemudian intisari itu dituliskan dengan singkat dengan menggunakan kata-kata sendiri serta dihubungkan dengan pokok-pokok pikiran lainnya yang juga telah diringkasnya.
Kebiasaan meringkas membantu siswa dalam hal mengingat atau mencari kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang akan datang (Ahmadi, 1991:128). Siswa yang mempunyai kebiasaan membuat ringkasan akan selalu mempunyai persiapan diri yang baik ketika akan menghadapi ujian. Agar dapat membuat ringkasan yang baik, maka siswa harus benar-benar mengerti uraian yang akan diringkasnya yaitu pokok-pokok pikiran dalam setiap uraian tersebut beserta hubungan antara yang satu dengan yang lain.
lainnya untuk membentuk kesan. Peta pikiran sangat baik untuk merencanakan dan mengatur pelbagai hal.
Selain menjadi metode yang efektif dalam pencatatan, peta pikiran berfungsi untuk pekerjaan-pekerjaan lainnya. Peta pikiran juga ideal untuk menulis dan mengingat presentasi yang harus siswa lakukan karena siswa dapat meringkas keseluruhan isi presentasi dalam satu halaman.
Lebih lanjut Bobbi DePorter dan Mike Hernacki (2007:160) menjelaskan bahwa catatan Tulis dan Susun juga merupakan salah satu metode yang efektif dalam pencatatan. Penulisan catatan adalah mendengarkan apa yang dibicarakan oleh seorang pembicara atau guru seraya menuliskan poin-poin utamanya. Penyusunan-catatan berarti menuliskan pemikiran dan kesan siswa sendiri sambil mendengarkan materi yang sedang disampaikan. Menurut Bobbi DePorter dan Mike Hernacki (2007:186) menulis cepat membantu siswa mengatasi masalah lembaran kosong dan melihat kemajuan dengan segera.
f. Kebiasaan mengingat dan menghafal
Siswa yang mempunyai kebiasaan menghafal materi pelajran dengan membaca keras tetapi tidak menaruh perhatian penuh terhadap apa yang dibacanya itu, memang akhirnya dapat mengingat juga pelajaran tersebut tetapi hafalan itu dalam kurun waktu yang sangat singkat akan mudah untuk dilupakan kembali. Hanya dengan menghafal sambil memahami dan memperhatikan sungguh-sungguh apa yang dipelajari itu, barulah bahan yang bersangkutan dapat ditahan di kepala untuk kurun waktu yang cukup (Liang Gie, 1979:125).
termasuk aktivitas belajar, apalagi jika mengingat itu berhubungan dengan aktivitas-aktivitas belajar lainnya.
Sedangkan pengertian mengingat menurut Mohammad Surya (2004:73) adalah proses menerima, menyimpan dan mengeluarkan kembali informasi-informasi yang telah diterima melalui pengamatan kemudian disimpan dalam pusat kesadaran (otak) setelah diberi tafsiran. Mohammad Surya (2004:73) juga menjelaskan bahwa dalam otak ada (2) dua macam tempat untuk menyimpan informasi/tanggapan/ingatan jangka pendek (short time memory) dan ingatan jangka panjang long time memory). Ingatan jangka pendek adalah tempat menyimpan informasi yang akan dikeluarkan segera dalam waktu yang lebih pendek. Sedangkan ingatan jangka panjang ialah gudang tempat menyimpan informasi untuk masa yang cukup lama. Proses mengingat terjadi dalam tiga tahapan, yaitu: a) tahapan perolehan informasi, b) tahapan penyimpanan jangka pendek/jangka panjang, dan c) tahapan mengeluarkan kembali apabila suatu waktu diperlukan.
g. Kebiasaan mempelajari ulang isi pelajaran
hati-hati, membuat perbandingan dan pertentangan serta memberikan analisa pada setiap kalimat atau materi pelajaran.
Catatan yang lengkap juga dapat membantu siswa mempelajari ulang isi pelajaran dengan mudah. Apabila kebiasaan ini selalu diterapkan, maka segala informasi mengenai materi pelajaran dapat selalu tersimpan sehingga ketika kita membutuhkan informasi tersebut, kita langsung dapat memunculkannya kembali dengan mudah.
h. Kebiasaan bertanya
Dalam belajar, banyak hal yang belum dimengerti oleh siswa. Siswa masih belum dapat memahami isi dari materi pelajaran tersebut. Siswa berusaha untuk mendapatkan fakta atau kebenaran yang baik tentang pelajaran tersebut dengan bertanya. Ketika berada di kelas, siswa menggunakan waktunya untuk memahami apa yang disampaikan oleh guru. Jika ada materi yang belum dimengerti, siswa akan bertanya pada teman-temannya yang lebih mengerti ataupun pada guru yang bersangkutan (Joko Susilo, 2006:134).
4. Pemilihan Tempat Belajar
belajar siswa yaitu seperti lingkungan belajar yang jauh dari keramaian, bersih, rapi dan memiliki penerangan cukup.
Sementara itu Joko Susilo (2006:90-92) berpendapat bahwa ada beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi konsentrasi belajar siswa yaitu:
a. Suara
Setiap siswa mempunyai reaksi yang berbeda-beda terhadap suara. Ada siswa yang dapat berkonsentrasi belajar ketika berada di tempat yang ramai bersama teman sambil mendengarkan musik keras, musik lembut ataupun nonton tv. Mereka tidak merasa terganggu baik ada suara ataupun tidak. Mereka tetap dapat berkonsentrasi belajar dalam keadaan apapun. Tetapi ada juga siswa yang tidak dapat berkonsentrasi belajar karena terganggu oleh suara musik atau orang banyak. Mereka akan memilih belajar tanpa musik atau di tempat yang dianggap tenang tanpa ada suara. b. Pencahayaan
c. Temperatur
Reaksi setiap siswa tehadap temperatur berbeda-beda. Ada siswa yang lebih nyaman memilih belajar di tempat yang dingin dan sejuk dan ada siswa yang memilih tempat yang hangat untuk belajar.
d. Desain belajar
Siswa yang membutuhkan desain formal dalam belajarnya dapat melengkapi tempat belajarnya dengan kalimat-kalimat positif, foto, gambar atau jadwal belajar yang dapat berguna untuk meningkatkan semangat belajarnya. Siswa yang membutuhkan desain informal dalam belajarnya dapat melakukan kegiatan belajarnya sambil santai di kursi, sofa atau tempat tidur.
Lingkungan yang bersifat mendukung dan dapat menstimulasi pemikiran siswa akan sangat baik bagi kekuatan daya pikir siswa. Lingkungan yang dapat memberikan tekanan mental dan stress akan sangat menghambat kinerja otak siswa (Adi W. Gunawan, 2003:70). Menurut Muhibbin (1997:138) kondisi rumah yang sempit dan berantakan serta perkampungan yang terlalu padat dan tidak memiliki sarana umum untuk kegiatan remaja akan mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat-tempat yang sebenarnya tak pantas untuk dikunjungi. Kondisi rumah dan perkampungan seperti itu jelas berpengaruh terhadap kegiatan belajar siswa.
menciptakan lingkungan belajar yang optimal. Dengan mengatur lingkungan, siswa mengambil langkah utama yang efektif untuk mengatur pengalaman belajar siswa secara keseluruhan (Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, 2007:70). Penyediaan dan pemilihan ruangan tersendiri di rumah akan lebih memudahkan siswa dalam belajarnya dan memudahkan siswa untuk mengabaikan gangguan-gangguan (Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, 2007:70).
5. Penggunaan Sarana Belajar
Sarana belajar yang memadai dapat menjadi faktor pendukung siswa dalam belajar. Semakin lengkap sarana belajar, maka semakin besar pula kemungkin siswa dapat belajar dengan baik. Setiap siswa perlu memiliki dan menggunakan sumber bacaan, yang lengkap seperti buku catatan dan buku pelajaran, meja, kursi belajar, kamar atau ruangan khusus untuk belajar dan peralatan tulis yang lengkap seperti pensil, bullpen, buku tulis dan lain sebagainya. Keterbatasan fasilitas belajar dapat menghambat kegiatan belajar siswa.
lengkap dan baik maka siswa mudah menerima pelajaran dengan baik serta dapat belajar dengan baik pula.
D. Program Bimbingan Belajar
1. Arti Bimbingan dan Arti Program Bimbingan
Winkel, Moegiadi (Winkel, 1997:67) mengartikan bimbingan: “suatu proses pemberian bantuan atau pertanyaan kepada individu dalam hal: memahami diri sendiri; menghubungkan pemahaman tentang dirinya dengan lingkungannya; memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan dari lingkungan.”
Sementara itu Miller, F.W (Prayitno, 1976:38-39) mendefinisikan bimbingan sebagai proses untuk membantu individu memperoleh pengertian tentang diri sendiri yang perlu untuk penyesuaian diri yang maksimal di sekolah, rumah dan masyarakat.
Suatu program bimbingan perlu direncanakan agar pelayanan yang diberikan kepada siswa dapat seoptimal mungkin. Kegiatan bimbingan yang dilakukan oleh guru pembimbing ditujukan terutama kepada siswa, tetapi dapat juga ditujukan kepada rekan tenaga kerja kependidikan dan orang tua siswa.
Menurut Winkel (Winkel dan Sri Hastuti, 2004:116) program bimbingan di bidang akademik memuat unsur-unsur sebagai berikut:
a. Orientasi siswa baru tentang tujuan institusional isi, kurikulum pengajaran, struktur organisasi sekolah, prosedur belajar yang tepat dan penyesuaian diri dengan corak pendidikan di sekolah yang bersangkutan. b. Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat
selama mengikuti pelajaran di sekolah maupun di rumah baik secara individual ataupun kelompok.
c. Bantuan dalam hal memilih program studi yang sesuai, kegiatan non akademik yang menunjang usaha belajar dan memilih program lanjutan di tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
d. Pengumpulan data mengenai data siswa tentang program studi yang tersedia di berbagai perguruan tinggi.
e. Bantuan dalam hal kesulitan belajar seperti kurang mampu menyusun jadwal belajar di rumah. Maka tenaga bimbingan harus mempunyai pengetahuan tentang belajar, termasuk pemahaman psikologis.
2. Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar sering disebut bimbingan akademik, yaitu “Bimbingan dalam hal menentukan cara belajar yang tepat dalam memilih program studi yang sesuai dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan belajar di suatu institusi belajar” (Winkel dan Sri Hastuti, 2004:116). Belajar merupakan inti dari kegiatan pengajaran di sekolah, maka wajiblah siswa dibimbing agar tercapai tujuan belajarnya. Menurut Ahmadi (1991:105) tujuan bimbingan belajar adalah membantu siswa-siswi agar mendapat penyesuaian diri yang baik di dalam situasi belajar yang dimilikinya dan mencapai perkembangan yang optimal.
Ketut Sukardi (1983:80) mengungkapkan tujuan bimbingan belajar sebagai berikut:
a. Mencari cara yang efektif dan efisien bagi seorang anak atau sekelompok anak.
b. Menunjukkan cara-cara mempelajari sesuatu dan menggunakan buku pelajaran.
c. Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan dan ujian. d. Memberi informasi bagaimana memanfaatkan perpustakaan.
e. Memilih suatu bidang studi sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan, cita-cita dan kondisi fisik atau kesehatannya.
h. Memilih pelajaran tambahan baik yang berhubungan dengan pelajaran di sekolah maupun untuk pengembangan bakat dan kariernya di masa depan.
3. Topik-topik Bimbingan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pembahasan dalam bab ini mengenai jenis penelitian, populasi penelitian, alat pengumpul data dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode survey. Menurut Arief Furchan (1982:424) survey adalah salah satu metode penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang variabel yang digunakan untuk melukiskan keadaan variabel atau membandingkan keadaan variabel dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya atau menilai keefektikan program atau untuk menyelidiki hubungan antar variabel-variabel atau menguji hipotesis.
Dalam penelitian ini yang akan dideskripsikan adalah kebiasaan belajar para siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan belajar.
B. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini merupakan populasi dari para siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009. Populasi adalah semua anggota kelompok orang, kejadian atau obyek yang telah dirumuskan
secara jelas (Furchan, 1982:189). Jumlah anggota populasi penelitian yaitu sebanyak 40 siswa.
C. Instrumen Penelitian
1. Jenis Alat Ukur
Alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data siswa berupa Kuesioner Kebiasaan Belajar Siswa. Kuesioner ini disusun sendiri oleh peneliti yang bertujuan untuk mengukur kebiasaan belajar para siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009. Alat ini berupa kuesioner tertutup yang berisi pernyataan-pernyataan yang disertai sejumlah alternatif jawaban-jawaban yang sudah disediakan (Sanapiah, 1981). Jawaban subjek terikat pada sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan. Kuesioner terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pertama berisi tentang identitas, kata pengantar, dan petunjuk pengisian. Bagian kedua berisi tentang pernyataan–pernyataan tentang kebiasaan belajar siswa yang terdiri dari 76 item.
belajar yang baik. Pernyataan unfavorable menunjukkan para siswa berpendapat bahwa dirinya belum/tidak memiliki kebiasaan belajar yang baik.
2. Penyusunan Kuesioner
a. Alternatif Jawaban
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan empat alternatif jawaban, yaitu “Sangat Setuju” (SS), “Setuju” (S), “Tidak Setuju” (TS) dan “Sangat Tidak Setuju” (STS).
Alasan peneliti menggunakan empat alternatif jawaban adalah untuk menghindari kemungkinan responden cenderung memilih alternatif jawaban yang di tengah-tengah. Menurut Hadi (1990) penggunaan empat alternatif jawaban dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan yang dikandung oleh skala lima tingkat, di mana alternatif jawaban yang netral (di tengah) mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum dapat memutuskan atau ragu-ragu. Tersedianya jawaban di tengah menimbulkan kecenderungan menjawab alternatif yang netral atau yang di tengah (Central Tendency Effect) terutama bagi mereka yang ragu-ragu dalam memberikan jawaban.
b. Penentuan Skor
unfavorable, alternatif jawaban “Sangat Setuju” (SS) diberi skor 1, “Setuju” (S) diberi skor 2, “Tidak Setuju” (TS) diberi skor 3, “Sangat Tidak Setuju” (STS) diberi skor 4.
c. Komponen Kebiasaan Belajar
Kuesioner kebiasaan belajar siswa ini merupakan penjabaran dari teori yang tersaji dalam Bab II seperti yang digambarkan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1.
Daftar Aspek Kuesioner Kebiasaan Belajar Para Siswa Kelas XI SMA Stella Duce 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009
No Aspek Sub Aspek Item
Favorable Unfavorable
1. Sikap Belajar Sikap siswa terhadap mata pelajaran 1,27,53 14,40,64 2. Motif Belajar a. Motif intern siswa 2,28,56 15,41,79 b. Motif ekstern siswa 3,29,54 16,42,65 3. Cara Belajar a. Kebiasaan membuat jadwal belajar 4,30,55 17,43,66 b. Kebiasaan mengikuti pelajaran di kelas 5,31,57 18,44,67 c. Kebiasaan mendengarkan aktif 6,32,59 19,46 d. Kebiasaan membaca yang efektif 7,33,58,77 20,45,68,80 e. Kebiasaan mencatat yang efektif 8,34,60,73 21,47,69,75 f. Kebiasaan mengingat dan menghafal 9,35,78 22,51 g.Kebiasaan mempelajari ulang isi pelajaran 10,36 23,48 h. Kebiasaan bertanya 11,37, 61 24,49,70 4. Pemilihan
Tempat Belajar
Lingkungan atau tempat yang mendukung belajar
12,38,62,74 25,50,71,76
5. Penggunaan Sarana Belajar
Sumber bacaan, peralatan dan perlengkapan belajar yang digunakan secara optimal
13,39,63 26,52,72
Jumlah 40 40
d. Uji Coba Kuesioner Kebiasaan Belajar
dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan beberapa dosen ahli serta seorang guru BK di SMA BOPKRI Banguntapan Yogyakarta, yaitu: 1) A. Setyandari, S.Pd., Psi., M.A
2) Dr. A. Supratiknya
3) Drs. H. Sigit Pawanta, SVD. M.A 4) Sulastri
Setelah kuesioner dikonsultasikan dan dikoreksi oleh beberapa dosen ahli, seorang guru BK dan dosen pembimbing, peneliti memperbaiki kuesioner dan kemudian diijinkan untuk melakukan ujicoba di SMA BOPKRI Banguntapan Yogyakarta.
Uji coba kuesioner ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan responden untuk mengerjakan kuesioner, mengetahui apakah responden memahami maksud pernyataan, dan untuk menemukan kekurangan atau masalah yang mungkin timbul sehubungan dengan kuesioner tersebut. Uji coba kuesioner dilaksanakan di kelas XI SMA BOPKRI Banguntapan. Jadwal pelaksanaan uji coba kuesioner disajikan pada tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 2.
Jadwal Pelaksanaan Uji Coba Kuesioner Kebiasaan Belajar Para Siswa Kelas XI SMA BOPKRI Banguntapan Yogyakarta
Kelas Tanggal Pelaksanaan Uji Coba
Jumlah keseluruhan responden yaitu 34 siswa (telah memenuhi syarat statistik yaitu N minimal = 30 (Furchan, 2005:204)).
Waktu yang diperlukan untuk menjawab kuesioner sekaligus memberikan petunjuk tentang pengisian kuesioner kurang lebih 40 menit. Jumlah item kuesioner kebiasaan belajar siswa yang diujicobakan sebanyak 80 item.
3. Validitas dan Reliabilitas
a. Validitas
memiliki koefisien korelasi lebih atau sama dengan 0,339 maka item tersebut sudah dianggap valid. Proses penghitungan koefisien korelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Programme for Social Science) versi 15.
Berdasarkan hasil penghitungan yang dilakukan terhadap 80 item kuesioner diperoleh item yang valid adalah 76 item dan 4 dinyatakan gugur atau tidak valid. 76 item yang valid dijadikan sebagai item untuk kuesioner penelitian. Kisi-kisi item kuesioner penelitian dapat dilihat pada tabel 3. Hasil penghitungan validitas dapat dilihat padalampiran 1.
Tabel 3.
Kisi-kisi Item Kuesioner Kebiasaan Belajar Siswa untuk Penelitian
No Aspek Sub Aspek No Item
Untuk penelitian 1. Sikap Belajar Sikap siswa terhadap mata pelajaran 27,53,14,40,64 2. Motif Belajar a. Motif intern siswa 28,56,15,41,79 b. Motif ekstern siswa 29,54,16,42,65 3. Cara Belajar a. Kebiasaan membuat jadwal belajar 30,55,17,43,66 b. Kebiasaan mengikuti pelajaran di kelas 5,31,57,18,44, 67 c. Kebiasaan mendengarkan aktif 6,32,59,19,46 d. Kebiasaan membaca yang efektif 7,33,58,77,20,45,68,80 e. Kebiasaan mencatat yang efektif 8,34,60,73,21,47,69,75 f. Kebiasaan mengingat dan menghafal 9,35,78,22,51 g. Kebiasaan mempelajari ulang isi pelajaran 10,36, 23,48 h. Kebiasaan bertanya 11,37,61,24,49,70 4. Pemilihan
Tempat Belajar
Lingkungan atau tempat yang mendukung belajar
12,38,62,74,25,50,71, 76
5. Penggunaan Sarana Belajar
Sumber bacaan, peralatan dan perlengkapan belajar yang digunakan secara optimal
13,39,63,26,52,72
Jumlah 76
b. Reliabilitas
menunjukkan konsistensi suatu alat pengukuran di dalam mengukur gejala yang mau diukur. Sependapat dengan Umar, Masidjo (1995:209) menyatakan bahwa reliabilitas suatu alat ukur mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukuran yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mengukur taraf reliabilitas suatu alat ukur adalah metode belah dua (Split half method). Metode ini digunakan untk menguji reliabilitas suatu alat ukur dengan satu kali pengukuran pada satu kelompok. Metode belah dua yang dipakai adalah berdasarkan pengelompokan item yang bernomor gasal dan genap. Skor-skor yang berasal dari item-item yang bernomor gasal dijadikan sebagai belahan pertama (X) dan item-item yang bernomor genap dijadikan sebagai belahan kedua (Y). Skor-skor yang dari belahan pertama dikorelasikan dengan skor-skor belahan kedua. Karena hasil dari suatu tes dibagi menjadi dua bagian, maka koefisien korelasi dari dua bagian tersebut baru mencerminkan taraf reliabilitas setengah. Tabel penghitungan metode belah dua dapat dilihat pada lampiran 2.
r
xy : Koefisien korelasi bagian gasal dan genap X : belahan gasalr
xy =Rumus formula Spearman Brown:
r
tt=r
tt =Koefsien reliabilitasUntuk mempertegas keterandalan instrumen, Masidjo (1995:209) mengelompokkan kualifikasi koefisien reliabilitas yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Suatu Tes
Koefisien Korelasi Klasifikasi
0,91- 1,00 sangat tinggi
0,71- 0,90 Tinggi
0,41- 0,70 Cukup
0,21- 0,40 Rendah
0,20- negatif Sangat rendah
Jadi, reliabilitas kuesioner termasuk sangat tinggi (0,91- 1,00).
D. Prosedur Pengumpulan Data
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di ruang kelas masing-masing. Masing-masing kelas membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit untuk mengisi kuesioner. Jadwal pelaksanaan pengumpulan data penelitian di setiap kelas disajikan pada tabel 5 sebagai berikut:
Tabel 5.
Jadwal Pengumpulan Data Penelitian
Kelas Tanggal Pengumpulan Data
Waktu Pengumpulan Data
Jumlah Siswa
XI IPA 17 Juli 2008 07.45-08.15 13
XI IPS 17 Juli 2008 08.30-09.00 27
Jumlah 40
Kuesioner penelitian dapat dilihat pada lampiran 3. Tabulasi data penelitian dapat dilihat padalampiran 4.
E. Teknik Analisis Data
Tahap-tahap yang digunakan dalam mengolah dan menganalisis data adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Skor
2. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan analisis statistik deskriptif yang meliputi penghitungan Mean, Standar Deviasi serta mengkategorisasikannya menurut norma yang telah ditentukan. Pengkategorisasian disusun berdasarkan model distribusi normal dengan kategorisasi jenjang. Tujuan kategorisasi ini adalah untuk menempatkan subjek penelitian ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2007).
Kontinum jenjang ini disusun dengan menggunakan acuan atau norma sebagai berikut:
Penghitungan Kategori
(µ + 1,0 ) X Tinggi
(µ - 1,0 ) X < (µ + 1,0 ) Sedang X < (µ - 1,0 ) Rendah
a. Kategori tingkat kebiasaan belajar siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta secara keseluruhan (dengan total item 76) diperoleh melalui penggolongan dengan perhitungan sebagai berikut:
X maksimum teoritik : 76 x 4 = 304 X minimum teoritik : 76 x 1 = 76
Range : 304 – 76 = 228
: 228 : 6 = 38
µ : (304 + 76) : 2 = 190
Kategorisasi tingkat kebiasaan belajar para siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta secara umum dapat dilihat dalam tabel 6.
Tabel 6.
Norma Kategori Tingkat Kebiasaan Belajar Para Siswa Kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta
Penghitungan Skor Frekuensi Kategori
(µ + 1,0 ) X
Kategorisasi skor setiap item kebiasaan belajar para siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7.
Norma Kategori Skor Item Kebiasaan Belajar Para Siswa Kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta
Penghitungan Skor Kategori
(µ + 1,0 ) Xitem 120 Xitem
120 160 Tinggi
(µ - 1,0 ) Xitem< (µ + 1,0 ) 100 20 Xitem < 100 + 20 80 Xitem< 120
80 119 Sedang
Xitem < (µ - 1,0 ) Xitem < 100 20 Xitem < 80
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
Pada bab ini akan diuraikan jawaban atas rumusan masalah penelitian yang terdapat pada bab I, yaitu “Bagaimanakah kebiasaan belajar para siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009? Topik-topik bimbingan belajar manakah yang sesuai untuk meningkatkan kebiasaan belajar para siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009?” Untuk dapat menjawab kedua rumusan masalah tersebut akan disajikan hasil penelitian yang disertai dengan pembahasan secukupnya.
A. Kebiasaan Belajar Para Siswa Kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta
Tahun Ajaran 2008/2009
Tabel 8.
Penghitungan Persentase Kebiasaan Belajar Para Siswa Kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009
Rentang Skor Frekuensi Persentase Kategori
228 X (228 304)
5 12% Tinggi
152 X< 228 (152 227)
35 88% Sedang
X < 152 (0 151)
- 0% Rendah
Penghitungan persentase gambaran kebiasaan belajar para siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta (N=40) dapat dilihat pada lampiran 5.
Berdasarkan data di atas disimpulkan bahwa ada 5 siswa (12%) memiliki kebiasaan belajar berkategori Tinggi, 35 siswa (88%) memiliki kebiasaan belajar berkategori Sedang, dan tidak ada siswa (0%) yang memiliki kebiasaan belajar yang berkategori Rendah.
Selanjutnya topik-topik yang sesuai untuk para siswa ini didasarkan pada item-item kuesioner yang memiliki kategori rendah dengan jumlah skor antara 0-79 dan kategori sedang dengan jumlah skor antara 80-119. Skor item kebiasaan belajar siswa dengan kategori rendah dan sedang dapat dilihat pada tabel 9. Usulan topik-topik bimbingan yang sesuai untuk para siswa ini akan disajikan pada Bab VI.
Tabel 9.
Kategori Skor Item untuk Tiap Aspek
No Aspek Kebiasaan Belajar Item Skor Kategori Usulan Topik Bimbingan
1. SIKAP BELAJAR Konsentrasi Belajar
Saya sering menganggap diri saya gagal karena tidak mampu memahami pelajaran dengan cepat dan baik
10 111 Rendah
Saya dapat memusatkan perhatian pada setiap mata pelajaran.
23 95
Saya sering merasa malas ketika mempelajari mata pelajaran yang saya anggap sulit.
36 84
Saya yakin dapat memahami setiap mata pelajaran dengan baik.
49 100
Saya sering merasa sulit berkonsentrasi ketika belajar di rumah.
60 86
Total 476:40=
11,9
2. MOTIF BELAJAR • Motivasi Belajar
• Motivasi Berprestasi a. Motif Intern Siswa
1) Terkadang saya merasa tidak yakin dapat memperoleh prestasi belajar yang baik.
2) Saya selalu berusaha berlatih mengerjakan latihan soal-soal dengan baik.
24 113
3) Saya kurang tertarik mencari informasi-informasi baru yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.
37 106
4) Saya rasa saya dapat memperoleh nilai yang baik apabila saya belajar dengan baik.
52 146
5) Jika saya gagal, sebenarnya hal itu karena takdir belaka sehingga saya merasa tidak perlu berusaha belajar lebih rajin lagi.
75 144
b. Motif Ekstern Siswa
1) Sikap guru yang keras atau galak membuat saya tidak nyaman untuk belajar.
12 66
2) Teman-teman saya selalu mengajak saya untuk belajar bersama di rumah.
25 92
3) Ketika jam belajar, saya lebih tertarik mengikuti ajakan teman untuk bermain daripada belajar bersama di rumah.
61 105
4) Saya hanya mau belajar jika disuruh oleh orang tua. 38 131 5) Saya tertarik mengikuti les tambahan mata pelajaran
yang diberikan oleh guru.
50 122
Total 1120:40=28
3. CARA BELAJAR
a. Kebiasaan Membuat Jadwal Belajar
1) Terkadang saya suka menunda waktu untuk menyelesaikan tugas atau PR saya.
13 79 Rendah § Pengelolaan waktu
§ Gaya Belajar yang Efektif 2) Saya selalu belajar teratur sesuai jadwal. 26 91
3) Saya sering merasa kesulitan mengatur waktu belajar saya.
39 76
4) Saya selalu dapat menyelesaikan tugas sekolah/PR tepat waktu.
51 95
5) Saya sering merasa tertekan jika harus belajar rutin sesuai dengan jadwal belajar.
62 87
Total 428:40=10,7
b. Kebiasaan Mengikuti Pelajaran Di Kelas
1) Saya mengikuti pelajaran di kelas dengan semangat. 1 116 Rendah 2) Ketika malas mengikuti pelajaran di kelas, saya pernah
berpura-pura sakit dan tidur di ruang UKS.
14 133
3) Saya terbiasa datang ke sekolah tepat waktu. 27 132 4) Saya pernah membolos sekolah. 40 138 5) Saya sering memperhatikan penjelasan guru ketika jam
pelajaran berlangsung.
53 124
6) Terkadang saya suka terlambat datang ke sekolah. 63 122
Total 765 :
40=19,125 c. Kebiasaan Mendengarkan Aktif
1) Saya sering mengantuk ketika mendengarkan penjelasan guru.
15 90
Rendah 2) Saya suka sibuk berbicara dengan teman sebangku saya
saat saya jenuh atau bosan mendengarkan penjelasan guru.
42 89
3)Setelah mendengarkan penjelasan guru, saya berusaha merumuskan kembali penjelasan materi dari guru dengan menggunakan kalimat saya sendiri.
4)Saya selalu berusaha mendengarkan semua penjelasan guru dengan penuh perhatian.
2 125
5) Ketika guru menjelaskan materi pelajaran yang tidak saya sukai, saya tetap berusaha untuk mendengarkan penjelasan guru di kelas.
28 124
Total 528:40=13,2
d. Kebiasaan Membaca yang Efektif
1) Saya menggunakan waktu luang saya untuk membaca buku pelajaran.
3 90 Rendah
2) Untuk mengatasi kekurangan saya dalam memahami mata pelajaran, saya suka membaca buku tentang apa saja yang berhubungan dengan pelajaran tersebut.
29 103
3) Saya lebih sering menggunakan waktu luang saya untuk membaca komik atau majalah daripada membaca buku pelajaran.
41 92
4) Membaca buku pelajaran atau buku pengetahuan adalah kegiatan yang kurang menyenangkan atau membosankan.
64 100
5) Sebelum membaca saya terbiasa memeriksa dan memperhatikan daftar isi dan judul-judul bab terlebih dahulu.
73 116
6) Saya tidak biasa membaca dengan cepat sehingga saya membutuhkan waktu yang lama untuk memahami materi pelajaran.
76 93
7) Saya tidak terbiasa atau tidak pernah menggarisbawahi hal-hal yang penting ketika membaca buku bacaan pelajaran.
16 127
8) Saya berusaha untuk menenangkan pikiran atau berkonsentrasi terlebih dahulu sebelum membaca.
54 120
Total 841:40=
21,025 e. Kebiasaan Mencatat yang Efektif
1) Saya dapat mencatat pelajaran dengan baik dan rapi. 4 104
Rendah 2) Saya sering mencatat intisari atau hal-hal penting dari
setiap penjelasan guru di kelas.
30 114
3) Saya suka meminjam atau mencopy catatan teman dari pada mencatat sendiri.
43 119
4) Ketika di rumah saya selalu berusaha meringkas buku bacaan atau pelajaran dengan baik.
56 95
5) Saya mencatat semua yang dikatakan guru di kelas dan tidak mengambil point atau hal-hal penting dari setiap penjelasan guru.
65 118
6) Saya merasa tidak cukup terampil membuat ringkasan materi pelajaran dengan baik.
71 88
7) Saya lebih suka mencatat beberapa mata pelajaran pada satu buku yang sama.
17 144
8) Setiap mata pelajaran saya catat pada buku yang berbeda.
69 142
Total 924 : 40
= 23,1 f. Kebiasaan Mengingat dan Menghafal
1) Saya menghafal dan mengingat pelajaran dengan cara tanpa bersuara keras.
5 100 Rendah
2) Saya membutuhkan waktu yang lama untuk mengingat atau menghafal materi pelajaran dengan baik.
3) Saya dapat menghafal dan mengingat pelajaran dengan baik dan cepat.
31 86
4) Saya mengingat atau menghafal pelajaran dengan membaca keras-keras.
47 125
5) Saya berusaha menghafalkan dan mengingat kata-kata baru yang saya temui ketika mempelajari buku paket pelajaran.
74 122
Total 511 : 40
= 12,775 g. Kebiasaan Mempelajari Ulang Isi Pelajaran
1) Saya lebih suka menonton tv daripada mempelajari kembali materi pelajaran.
19 93 Rendah
2) Meskipun tidak ada ujian, saya selalu berusaha mempelajari kembali materi pelajaran dengan penuh semangat.
32 88
3) Catatan yanag saya buat secara lengkap memotivasi atau mendorong saya untuk mempelajari kembali materi pelajaran.
6 120
4) Saya hanya akan mempelajari kembali materi pelajaran apabila disuruh atau diminta oleh orang tua saya.
44 121
Total 422 : 40
= 10,55 h. Kebiasaan Bertanya
1) Saya sering bertanya pada guru ketika saya tidak mengerti materi pelajaran yang disampaikan guru.
7 115 Rendah
2) Ketika belajar di rumah, saya terbiasa mempersiapkan beberapa pertanyaan mengenai materi pelajaran yang belum saya pahami.
33 78
3) Saya sering merasa takut ketika ingin bertanya pada guru tentang materi pelajaran yang belum saya mengerti.
45 87
4) Saya malas mempersiapkan beberapa pertanyaan mengenai materi pelajaran yang belum saya mengerti.
66 104
5) Saya takut dianggap bodoh oleh teman jika saya bertanya pada teman tentang materi pelajaran yang belum saya mengerti.
20 131
6) Saya selalu bertanya pada teman apabila saya belum memahami materi pelajaran tertentu.
57 128
Total 643 : 40
= 16,075 4. PEMILIHAN TEMPAT BELAJAR
1) Gambar, poster atau kalimat-kalimat seperti rajin pangkal pandai membuat ruangan belajar saya menjadi semakin sempit dan kotor sehingga saya tidak nyaman untuk belajar.
21 119 Rendah Suasana Belajar yang Kondusif
2) Saya selalu menyediakan ruangan khusus untuk belajar. 34 102 3) Tata letak kamar belajar, saya atur dengan baik dan rapi. 58 117 4) Saya suka belajar di tempat tidur sambil tiduran. 67 86
5) Untuk menigkatkan semangat belajar, saya berusaha melengkapi ruang belajar saya dengan poster-poster atau kalimat-kalimat seperti rajin pangkal pandai atau gapailah cita-citamu setinggi langit.
70 88
6) Saya sering membiarkan ruang belajar saya berantakan atau tidak rapi.