• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI PERMASALAHAN-PERMASALAHAN YANG DIHADAPI PARA SISWA KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20102011 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ge

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DESKRIPSI PERMASALAHAN-PERMASALAHAN YANG DIHADAPI PARA SISWA KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20102011 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ge"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

DESKRIPSI PERMASALAHAN-PERMASALAHAN YANG DIHADAPI

PARA SISWA KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2010/2011 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN

TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Dwi Suryati

041114010

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

DESKRIPSI PERMASALAHAN-PERMASALAHAN YANG DIHADAPI

PARA SISWA KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2010/2011 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN

TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Dwi Suryati

041114010

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

:

“ ...Segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbutan,

lakukanlah semua itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh dia

kepada Allah... ”

-Kolose 3: 17

PERSEMBAHAN :

Skripsi ini ku persembahkan kepada

orang tuaku tersayang Bapak Yustinus Slamet Raharjo dan Ibu Yustina Jumiati

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam kutipan

dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah

Yogyakarta, 11 Agustus 2011

Penulis

(7)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama

: Dwi Suryati

Nomor Mahasiswa

: 041114010

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Deskripsi Permasalahn-Permasalahan yang Dihadapi Para Siswa Kelas VIII

SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011 dan

Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan Klasikal.

Dengan

demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak

untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam

bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari

saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 11 Agustus .2011

Yang menyatakan,

(8)

ABSTRAK

DESKRIPSI PERMASALAHAN-PERMASALAHAN YANG DIHADAPI

PARA SISWA KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2010/2011 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN

TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

Dwi Suryati

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2011

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode

survei. Masalah penelitian ini adalah (1) Permasalahan-permasalahan apa sajakah

yang dihadapi para siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun

ajaran 2010/2011? (2) Topik-topik bimbingan apa sajakah yang sesuai untuk para

siswa tersebut?

Subyek penelitian ini adalah menggunakan sampel sebanyak 84 siswa kelas

VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Permasalahan Siswa dengan jumlah

pernyataan sebanyak 40 item, dengan memodifikasi kuesioner yang disusun oleh

Robertus Bayu Wibowo (2010).

(9)

ABSTRACT

DESCRIPTION OF PROBLEMS EXPERIENCED BY CLASS VIII

STUDENTS OF TAMAN DEWASA JUNIOR HIGH SCHOOL, JETIS,

YOGYAKARTA SCHOOL YEAR 2010/2011 AND ITS IMPLICATIONS ON

THE SUGGESTED CLASSICAL GUIDANCE TOPICS

Dwi Suryati

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2011

This study was a descriptive study which used survey method. The problems

of this study were (1) What problems are experienced by class VIII students of

Taman Dewasa Jetis Yogyakarta, Junior High School, School Year 2010/2011? (2)

Based on the result of the study, what are the appropriate guidance topics for these

students?

Samples of the study were 84 students of class VIII of Taman Dewasa Junior

High School, Jetis, Yogyakarta, School Year 2010/2011. The instrument used in this

study was a modification on questionnaire compiled by Robert Bayu Wibowo (2010).

The questionnaire is consisted of 40 items.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan penyertaanNya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini dibuat untuk melengkapi

salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di bidang Bimbingan dan

Konseling. Penulis menyadari bahwa penyusunan dan penyelesaian skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1.

Ibu A. Setyandari S. Pd, S. Psi, Psi, M.A Dosen Pembimbing yang dengan tulus

memberikan tuntunan, petunjuk, bimbingan dan perhatian hingga penyelesaian

skripsi ini.

2.

Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si. Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah menyetujui dan memberikan

ijin melakukan penelitian ini.

3.

SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta yang penuh keterbukaan menerima

penulis untuk melakukan penelitian dan Bapak Kepala Sekolah SMP Taman

Dewasa Jetis Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk penelitian.

4.

Para siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran

2010/2011 atas kontribusinya dalam pengisian kuesioner

Permasalahan-permasalahan yang dihadapi para siswa.

5.

Ibu Nyi Musi Giri Astuti, S.Pd. Koordinator Bimbingan dan Konseling SMP

Taman Dewasa Jetis Yogyakarta yang telah menerima, memberikan ijin

penelitian dan memberi semangat kepada penulis.

6.

Segenap dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta yang telah dan pernah mendidik penulis selama kuliah serta

ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

7.

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan

(11)

8.

Orangtuaku tercinta Bapak Yustinus Slamet Raharjo dan Ibu Yustina Jumiati

atas doa, dukungan, perhatian dan biaya yang telah diberikan kepada penulis

serta Kakakku yang selalu memberikan semangat, dukungan dan motivasinya

sehingga saya bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini.

9.

Teman-temanku BK yang sudah memberikan dukungan, bantuan, nasehat

selama ini sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

10.

Aldes Dwi Pikal yang sudah memberikan doa, dukungan, motivasi, kegembiraan

serta sentuhan terakhir dalam penyelesaian skripsi dan kuliah penulis.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan

dapat digunakan sebagaimana mestinya. Terima kasih.

Yogyakarta, 11 Agustus 2011

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

...………..ii

HALAMAN PENGESAHAN

... iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN

... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

...v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

………...vi

ABSTRAK

...vii

ABSTRACT

...viii

KATA PENGANTAR

...ix

DAFTAR ISI

...xi

DAFTAR TABEL

...……… xiv

DAFTAR LAMPIRAN

...xv

BAB I. PENDAHULUAN

………...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...4

C. Tujuan Penelitian ...4

D. Manfaat Penelitian ...5

E. Batasan Istilah ... 6

(13)

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

...7

A. Masalah-masalah Siswa SMP sebagai Remaja………...7

B. Ciri-ciri Perkembangan Siswa SMP sebagai Remaja………10

C. Tugas Perkembangan Siswa SMP sebagai Remaja………...16

D. Topik Bimbingan Klasikal di SMP ………...18

1.

Arti Bimbingan ...18

2.

Tujuan Bimbingan...21

3.

Bimbingan Klasikal di SMP...22

4.

Manfaat Bimbingan Klasikal...24

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

...26

A. Jenis Penelitian ... ……….26

B. Subyek Penelitian………...26

C. Instrumen Penelitian………...27

1.

Jenis Alat Ukur...27

2.

Susunan kuesioner Permasalan Siswa...29

3.

Penskoran...30

4.

Validitas dan Reliabilitas...31

a.

Validitas Instrumen...31

b.

Reliabilitas...34

(14)

D. Prosedur Pengumpulan Data……….36

1.

Tahap Persiapan...36

2.

Pelaksanaan Pengumpulan Data...37

E. Teknik Analisis Data ………...39

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

……...41

A. Hasil Penelitian………...41

B. Pembahasan Hasil Penelitian ...50

BAB V. PENUTUP

………...56

A. Kesimpulan ...56

B. Saran ...57

DAFTAR PUSTAKA

...59

LAMPIRAN

...61

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Rincian siswa-siswi kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta

Tahun Ajaran 2010/2011………...27

Tabel 2: Aspek dan Indikator………...29

Tabel 3: Kisi-kisi Kuesioner PermasalahanSiswa...30

Tabel 4: Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Validitas Item………...33

Tabel 5: Pedoman daftar indeks korelasi reliabilitas………..………35

Tabel 6: Penggolongan Tingkat Permasalahan Siswa- siswi kelas VIII SMP Taman

Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011……….……….39

Tabel 7: Permasalahan siswa dalam bidang Pribadi………...41

Tabel 8: Permasalahan siswa dalam keseluruhan aspek bimbingan Pribadi………..42

Tabel 9:

Permasalahan siswa dalam bidang Sosial……….43

Tabel10: Permasalahan siswa dalam keseluruhan aspek bimbingan Sosial………...44

Tabel 11: Permasalahan siswa dalam bidang Belajar ………....45

Tabel 12: Permasalahan siswa dalam keseluruhan aspek bimbingan Belajar……....46

Tabel 13: Permasalahan siswa dalam bidang Karier ………...47

Tabel 14: Permasalahan siswa dalam keseluruhan aspek bimbingan Karier………..47

Tabel 15: Permasalahan siswa dalam keseluruhan aspek bimbingan……….49

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

: Kuesioner Permasalahan Siswa………...62

Lampiran 2

: Hasil Tabulasi Data Penelitian………..66

Lampiran 3

: Uji Validitas dan Reliabilitas……….73

Lampiran 4

: Frekuensi Tabel Per Item dan Keseluruhan Aspek………...82

Lampiran 5

: Surat Validitas Isi………100

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Remaja merupakan suatu masa transisi dari masa kanak-kanak menuju

masa dewasa. Dalam masa transisi tersebut banyak perubahan-perubahan yang

terjadi dalam diri remaja. Drajat (1974:34) mengatakan bahwa banyak sekali

perubahan-perubahan yang dialami seseorang pada masa remaja.

Perubahan-perubahan itu meliputi segala segi kehidupan manusia yaitu jasmani, rohani,

pikiran, perasaan dan sosial. Perubahan yang dialami remaja biasanya dimulai dari

segi jasmani terlebih dahulu yang menyangkut segi seksual, biasanya terjadi pada

umur antara 13 dan 14 tahun. Perubahan itu disertai atau diiringi dengan

perubahan-perubahan lain, yang berjalan sampai dengan umur 16-17 tahun.

Siswa SMP pada umumnya berumur antara 13-15 tahun. Hal ini dapat

dikatakan bahwa siswa SMP berada pada masa remaja. Siswa dalam perananya

sebagai masa remaja memiliki berbagai tugas perkembangan yang harus

dijalankan yang terkadang menimbulkan berbagai permasalahan bagi siswa

tersebut. Jika pada suatu tahap siswa dapat menjalankan tugas perkembangannya

dengan baik maka siswa akan lebih mudah menjalankan tugas perkembangan

berikunya. Sebaliknya, jika tugas perkembangan pada suatu tahap tidak dapat

dikerjakan dengan baik oleh siswa maka akan menimbulkan berbagai

permasalahan antara lain permasalahan di bidang pribadi, sosial, belajar dan

(18)

Penyelesaian masalah-masalah yang dialami oleh siswa dapat berjalan

dengan baik apabila siswa mendapat bantuan dari orang lain. Agar siswa terbantu

dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi maka diberikan berbagai

kegiatan bimbingan yang dilaksanakan disekolah bertujuan untuk mengatasi

permasalahannya sendiri sehingga dapat menghasilkan perubahan-perubahan

positif dalam diri siswa yang sedang berkembang menuju kedewasaan. Menurut

Winkel & Sri Hastuti (2004:44) bimbingan merupakan proses membantu

orang-perorangan dalam memahami dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya. Secara

umum dapat dikatakan bahwa tujuan dari bimbingan adalah agar individu dapat

mengatur kehidupannya sendiri, menjamin perkembangan dirinya sendiri

seoptimal mungkin, memikul langsung tanggung jawab sepenuhnya atas arah

hidupnya sendiri, menggunakan kebebasannya sebagai manusia secara dewasa

dengan berpedoman pada cita-cita yang mewujudkan semua potensi yang baik

padanya, dan menyelesaikan semua tugas yang dihadapi dalam kehidupan

(Winkel & Sri Hastuti, 2004:65).

Ada beberapa bidang bimbingan yang dapat diberikan kepada para

siswa dalam layanan bimbingan klasikal. Bidang bimbingan yang dimaksud

adalah bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan sosial, bidang bimbingan

belajar, dan bidang bimbingan karier (Prayitno, 1997: 65).

Sebagai tenaga profesional, guru pembimbing diharapkan dapat membantu

siswa dalam mengatasi masalah yang dialaminya. Untuk membantu siswa

(19)

masalah yang dihadapi siswa, selanjutnya permasalahan tersebut dapat

ditindaklanjuti melalui layanan-layanan konseling yang ada disekolah.

Permasalahan merupakan suatu yang menghambat, menghalangi,

mempersulit seseorang dalam mencapai sesuatu. Masalah bisa saja berupa tidak

tercapainya tujuan tertentu, belum terpenuhinya kebutuhan tertentu, atau belum

terselesaikannya tugas perkembangan tertentu. Setiap siswa mempunyai masalah

yang beraneka ragam di dalam hidupnya. Masalah yang muncul di dalam

kehidupan sehari-hari harus dicari penyelesaiannya agar hidup dapat dijalani

dengan perasaan tenang dan semua aktivitas dapat berjalan dengan baik. Di

lingkungan sekolah siswa sering mengalami masalah. Contoh masalah yang sering

muncul di SMP Taman Dewasa Jetis misalnya dalam hal masalah pribadi

contohnya kurang percaya diri, kurang bisa menerima kelebihan dan kekurangan,

masalah sosial contohnya beda pendapat, masalah dengan orang tua, masalah

dengan teman sebaya, masalah peraturan di sekolah, masalah interaksi dengan

guru, masalah belajar contohnya kurang bisa membagi waktu, kurang bisa belajar

secara efektif, kesulitan dalam mata pelajaran, masalah karier contohnya

kurangnya informasi dalam hal penjurusan dan pekerjaan.

Dalam rangka pelaksanaan bimbingan di SMP Taman Dewasa Jetis, guru

pembimbing perlu mempertimbangkan kebutuhan dan masalah-masalah yang

dihadapi siswa. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti

permasalahan-permasalahan apa sajakah yang dihadapi oleh siswa kelas VIII SMP

(20)

permasalahan-permasalahan siswa, peneliti mengajukan topik-topik bimbingan

yang sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan siswa.

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap masalah-masalah yang

dihadapi para siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun

ajaran 2010/2011. Permasalahan yang diangkat oleh penulis dapat dirumuskan

sebagai berikut :

1. Permasalahan-permasalahan apa sajakah yang dihadapi para siswa kelas

VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011?

2. Topik-topik bimbingan apa sajakah yang sesuai untuk para siswa?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi para

siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran

2010/2011.

2. Menyusun usulan topik-topik bimbingan klasikal bagi para siswa kelas

(21)

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai

pihak, khususnya di SMP Taman Dewasa Jetis antara lain:

1. Bagi guru pembimbing

Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dalam menentukan

topik-topik bimbingan yang tepat dan sesuai dengan masalah yang

dihadapi para siswa.

2. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi mengenai masalah

yang dihadapi para siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis

Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011. Dengan informasi ini,

diharapkan kepala sekolah dengan dibantu oleh guru pembimbing

dapat mengupayakan langkah-langkah yang tepat dan sesuai

dalam usaha membantu menyelesaikan masalah siswa.

3. Bagi guru mata pelajaran

Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang

masalah-masalah siswa, sehingga dengan mengetahui masalah-masalah-masalah-masalah

siswa, guru diharapkan terdorong untuk turut serta berperan aktif

(22)

D. Batasan Istilah

Berikut ini dijelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan topik skripsi.

1. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi para siswa adalah

permasalahan yang menunjuk pada suatu yang menghambat,

menghalangi, mempersulit siswa dalam melakukan hal-hal yang

perlu baginya seperti yang diukur dalam kuesioner permasalahan

siswa.

2. Siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun

ajaran 2010/2011 adalah para siswa yang terdaftar/tercatat sebagai

siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun

ajaran 2010/2011.

3. Usulan topik-topik bimbingan klasikal ialah rangkaian topik-topik

bimbingan yang direncanakan untuk disajikan/dibahas dalam

(23)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Masalah-masalah Siswa SMP sebagai Remaja

Sukardi (1983:49-61) menjelaskan bahwa hanbatan-hambatan atau

masah-masalah dalam belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu masah-masalah yang

bersifat internal dan yang bersifat eksternal.

1. Masalah yang bersifat internal adalah masalah yang berasal/bersumber

dari diri sendiri. Ini dapat bersifat biologis dan psikologis.

a. Masalah yang bersifat biologis

Masalah yang bersifat biologis secara langsung berhubungan dengan

jasmani siswa. Apabila kondisi jasmani siswa pada umumnya sehat, ia

dapat belajar dengan penuh konsekuensi, sebaliknya apabila siswa

mengalami gangguan kesehatan misalnya sakit kepala ia akan

bermasalah dalam belajar.

b. Masalah yang bersifat psikologis

Masalah yang bersifat psikologis secara langsung berhubungan dengan

kejiwaan (psikis). Misalnya untuk dapat belajar dengan baik, siswa

harus berminat terhadap materi pelajaran; apabila materi pelajaran

tidak menarik, maka timbullah rasa bosan dan malas sehingga dapat

(24)

2. Masalah yang bersifat eksternal adalah masalah yang bersumber dari luar

dirinya. Masalah eksternal ini dapat timbul karena berbagai faktor, yaitu

faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, dan faktor

lingkungan masyarakat.

a. Masalah yang timbul karena faktor lingkungan keluarga

Faktor lingkungan keluarga meliputi, antara lain keadaan sosial

ekonomi keluarga. Setiap keluarga mempunyai keadaan ekonomi yang

berbeda- beda. Dalam kegiaatan belajar, terkadang dibutuhkan suatu

sarana dan prasarana yang cukup dan memadai, tetapi terkadang sarana

dan prasarana tersebut tidak terjangkau oleh keluarga yang

mempunyai ekonomi yang lemah atau kurang mampu sehingga hal

tersebut menghambat belajar siswa.

b. Masalah yang timbul karena faktor lingkungan sekolah

Faktor lingkungan sekolah meliputi, hubungan guru dan siswa.

Apabila interaksi guru dengan siswa yang kurang bisa bersahabat atau

siswa takut dengan guru, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam

belajar sehingga siswa kurang/ sulit berpartisipasi aktif dalam kegiatan

belajar mengajar.

c. Faktor lingkungan masyarakat

Faktor lingkungan masyarakat meliputi, antara lain hubungan anak

dengan teman sebayanya. Hubungan anak dengan teman sebaya di

(25)

yang bermain dengan teman sebayanya sampai belarut-larut dan lupa

waktu.

Menurut Winkel & Sri Hastuti, 2004:47 masalah-masalah yang

dialami siswa dapat digolongkan menjadi beberapa bidang masalah,

yaitu:

1. Masalah belajar (bidang belajar)

Kesulitan yang dihadapi siswa berkaitan dengan belajar antara

lain: motivasi dan semangat belajar kurang, ketidaksukaan dengan

matapelajaran, pemilihan jurusan yang tidak sesuai dengan

bidangnya atau karena tuntutan dari orang tua, peraturan sekolah

yang terlalu ketat, hubungan siswa dengan guru tidak akrab,

hubungan siswa yang satu dengan siswa yang lain tidak baik,

banyaknya tugas-tugas rumah, banyaknya kesibukan kegiatan di

sekolah, sehingga mengakibatkan kesempatan belajar kurang.

2. Keluarga (bidang sosial)

Ada hal-hal yang menyebabkan para siswa mengalami kesulitan

dalam belajar karena situasi keluarga, antara lain; suasana rumah

kurang nyaman, keadaan ekonomi kurang memadai, perceraian

kedua orang tua, banyaknya tugas rumah yang diberikan orang tua,

orang tua yang terlalu banyak menuntut dan menekan.

3. Masalah pengisian waktu luang (bidang belajar)

Kesulitan yang timbul pada pengisian waktu luang misalnya

(26)

bagaimana cara mengisi waktu luang yang baik dan bagaimana

menggunakan waktu tersebut lebih bermanfaat.

4. Masalah pergaulan dengan teman sebaya (bidang sosial)

Masalah pergaulan sering terjadi antar teman sebaya, sehingga

dapat menyebabkan hambatan dalam belajar. Misalnya antara lain;

perbedaan latang belakang atau status keluarga, selisih paham dan

pendapat dengan teman, sulitnya menerima kelebihan dan

kekurangan teman.

5. Masalah pergulatan dalam diri (bidang pribadi)

Pergulatan diri dapat mengganggu konsentrasi belajar, seperti:

iri terhadap teman yang sukses, rendah diri dengan segala

kekurangan yang dimiliki, cemburu dengan teman, emosi dan

marah melihat keberhasilan teman, dan gelisah memikirkan masa

depan.

B. Ciri-ciri Perkembangan Siswa SMP sebagai Remaja

Ciri, menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1989), adalah

tanda-tanda yang khas yang membedakan suatu dari yang lain. Berikut ini

diuraikan beberapa ciri remaja.

1. Pertumbuhan Fisik

Remaja mengalami pertumbuhan fisik, seperti tambahnya tinggi badan,

berat badan, dan sebagainya. Pertumbuhan fisik ini terjadi terutama pada

(27)

fisik yang sangat pesat; pada wanita pertumbuhan fisik meliputi:

pertumbuhan tulang, payu dara, bulu disekitar alat kelamin, dan

menstruasi. Yang dimaksud menstruasi yaitu pengeluaran darah, lender

dan jaringan sel yang hancur dari rahim secara berkala yang terjadi setiap

bulan pada wanita yang berumur kurang lebih 13-45 tahun (Hurlock,

1996:189). Pada pria meliputi: pertumbuhan tulang, bulu di ketiak dan

sekitar alat kelamin, lengan dan kaki, tumbuh kumis, jenggot, serta kulit

menjadi kasar (Sarwono, 1988:6-7).

Pertumbuhan-pertumbuhan fisik itu dapat mengakibatkan kecangguangan

bagi remaja. Apabila keadaan fisik tidak sesuai dengan keinginannya,

maka remaja akan merasa cemas, dan tidak senang. Remaja mengalami

tantangan dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dan

menerima keadaan fisiknya.

2. Perkembangan Emosi

Beberapa emosi yang sering tampak pada remaja ialah “marah, malu,

takut, cemas, cemburu, iri hati, sedih, gembira, kasih sayang, dan ingin

tahu” (Mappiare, 1982:60). Remaja belum mampu mengontrol emosinya

sehingga pada masa remaja sering terjadi perselisihan misalnya dengan

teman sebaya. Remaja mudah tersinggung dan sulit untuk memaafkan

orang lain; baik orang tua, teman sebaya maupun saudaranya (Wirawan,

1998:84).

Remaja memiliki keinginan kuat untuk bergabung dan diterima teman

(28)

kelompoknya dan berusaha menyesuaikan diri dengan norma-norma

kelomponya (Mappiare, 1982:59).

Menurut Mappiare (1982:60)

Rasa sedih merupakan bagian emosi yang sangat menonjol dalam masa remaja awal. Mereka sangat peka terhadap ejekan-ejekan yang dilontarkan pada dirinya. Kesedihan akan muncul apapbila ejekan itu dating dari teman sebaya. Sebaliknya perasaan gembira aakan tampak apabila mereka mendapat pujian atau keberhasilan yang dialaminya.

Menurut Garrison (Mappiare, 1982:16) orang memperoleh kebahagiaan

dalam hidup karena ia terlatih dalam memahami dan menguasai emosinya.

Menurut Hurlock (Mappiare, 1982:61) agar remaja terlatih dalam

memahami dan menguasai atau mengelola emosinya, remaja perlu berlatih

mengungkapkan perasaannya kepada orang yang dipercayainya seperti

kepada guru pembimbing.

1. Perkembangan Sosial

Pada masa ini, remaja ingin tampil secara “prima” karena itu nama

panggilan, pakaian, dan sarana lainya (kendaraan) serta perhiasan

merupakan sarana bagi mereka untuk tampil dengan penuh percaya diri

(Mappiare, 1982:90). Remaja mulai bergaul dan menjalin hubungan sosial

dengan teman sebayanya dan mereka lebih kerasan berada di tengah

kelompok teman sebaya daripada berada di tengah lingkungan keluarga

(Hurlock, 1996:241).

Mappiare (1982:92) menegaskan bahawa dalam perkembangan sosial

(29)

a. Penerimaan dan penghargaan: Apabila remaja diterima dan

dihargai oleh orang-orang di sekitarnya, maka remaja akan merasa

percaya diri, dan remaja akan mempunyai pendangan yang positif

terhadap masyarakat di sekitarnya dan dengan senang hati ikut

berpartisipasi dalam kehidupan sosial.

b. Kemampuan mengenal diri sendiri: Remaja perlu semakin

mengenal dirinya dan semakin mampu mengendalikan dirinya.

Dengan demikian remaja akan mampu menghadapi situasi yang

kurang menyenangkan.

2. Perkembangan Moral

Remaja mulai memikirkan hal-hal yang benar dan yang tidak

benar, norma-norma yang berlaku di sekitar dan tidak begitu saja

menerima pendapat orang dewasa yang ia pandang sebagai seorang

manusia yang dapat berbuat kesalahan (Mappiare,1982:68).

Dalam pembentukan nilai,nilai, remaja sering mencoba sendiri; ia lebih

puas dengan pengalamannya sendiri daripada jika orangtua memaksakan

pendirian mereka kepadanya. Remaja merasa dirinya bebas, merasa bahwa

sewaktu-waktu dia dapat merubah nilai-nilai yang dianutnya dengan nilai

yang lebih tinggi. Misalnya perbuatan menyontek pada waktu ujian,

dianggap dianggap perbuatan yang tidak baik dan melanggar norma

kelompoknya. Remaja dapat menyadari hal itu sebagai tidak baik. Karena

itu dia mengubah sikapnya untuk tidak menyontek lagi pada waktu ujian

(30)

3. Perkembangan Kognitif

Menurut Piaget (Suparno, 2001:88) remaja pada umumnya sudah dapat

berpikir secara logis dan logikanya mulai berkembang, sudah dapat

menggunakan logikanya secara efektif dan fleksibel serta mampu

berhadapan dengan persoalan yang kompleks. Menurut Ginsburg

(Suparno,2001:88) remaja dapat berpikir fleksibel karena dapat melihat

berbagai kemungkinan; ia dapat berpikir efektif karena dapat melihat mana

yang cocok pada persoalan yang dihadapi.

4. Perkembangan Cita-cita

(Mappiare, 1982:88-89) cita-cita pendidikan dalam masa remaja pada

umumnya telah mantap. Pemilihan jurusan dapat dikategorikan menjadi

dua tahap yaitu tahap penjajakan dan tahap pemusatan. Dalam tahap

penjajakan dipertimbangkan alternatif-alternatif jurusan yang dapat dipilih,

sedangkan dalam tahap pemusatan ditekunilah jurusan yang telah dipilih.

Remaja dapat mengalami konflik dalam menentukan pemilihannya. Dalam

hal ini remaja membutuhkan seseorang untuk membantu memecahkan

masalah/konlfik yang dihadapi.

5. Perkembangan Minat

Hurlock (1996:217-222) menegaskan bahwa bentuk-bentuk minat remaja

sangat beragam antara lain, minat pada rekreasi, minat pada agama, dan

minat pada penampilan diri.

a. Minat pada rekreasai: pada masa remaja, ia cenderung menghentikan

(31)

remaja kegiatan rekreasi dari tahun sebelumnya berubah menjadi

bentuk rekreasi yang baru. Berangsur-angsur bentuk rekreasi yang

kekanak-kanakan menghilang dan menjelang awal masa remaja pola

rekreasi individual hamper sama dengan pola rekreasi akhri masa

remaja. Karena banyak tugas-tugas, antara lain: adanya tugas-tugas

rumah, sekolah, dan organisasi; maka sebagian besar remaja tidak

mempunyai banyak waktu lagi untuk rekreasi. Oleh karena itu, para

remaja membatasi kegiatan rekreasi.

b. Minat pada agama: remaja memikirkan secara serius soal-soal agama

dan mendiskusikanya bersama teman-teman sebaya. Remaja

mempertanyankan kebenaran, dosa, neraka, dan surga. Dalam hal ini,

remaja membutuhkan pendampingan agar informasi tentang

kebenaran, dosa, neraka, dan surga dapat menjadi jelas.

c. Minat pada penampilan: remaja menganggap kecantikan dan daya tarik

fisik sangat penting, oleh karena itu mereka menaruh perhatian dan

minat pada penampilan diri, misalnya memperhatikan pakaian,

perhiasan, dan kerapian.

6. Perkembangan citra diri

Mappiare (1982:101-102), remaja pada umumnya memiliki gambaran diri

tidak sesuai dengan dirinya, mereka menghayal wajahnya cantik/tampan

seperti orang yang dikagumi dan mereka mengkhawatirkan dirinya tidak

(32)

diri seperti apa adanya. Maka remaja diharapkan dapat menerima keadaan

diri sebagaimana andanya, bukan suatu khayalan.

Perkembangan yang dialami remaja terjadi dalam kehidupan sehari-sehari.

Dimana masa remaja mengalami perubahan dalam perkembangannya. Remaja

mempunyai beberapa tugas perkembanga, dimana tugas perkembangan bila

dilakukan dengan baik maka remaja akan mengalami kebahagian.

C. Tugas Perkembangan Siswa SMP sebagai Remaja

Menurut Havinghust (Hurlock, 1996:9) tugas perkembangan adalah tugas

yang muncul pada saat tertentu dari kehidupan individu, yang apabila berhasil

akan menimbulkan kebahagiaan dan membawa kearah keberhasilan dalam

melaksanakan tugas berikutnya, tetapi kalau gagal menimbulkan rasa tidak

berharga dan mengalami kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.

Tugas-tugas perkembangan dalam masa remaja yang penting dan harus

diselesaikan (Mappiare, 1982:99-108, Hurlock, 1996:209-210, dan

Winkel,1997:167 antara lain:

1. Memperkolah hubungan baru dan lebih matang dengan teman-teman

sebaya dari kedua jenis kelamin.

Para remaja mempunyai hubungan dengan teman sebaya baik dengan

teman sejinis maupun dengan lawan jenis. Di atantara mereka ada

saling ketertarikan dan saling menerima sehingga mereka merasa

(33)

2. Menerima keadaan dirinya sesuai jenis kelamin.

Remaja dapat menerima keadaan dirinya sebagai pria dan wanita;

remaja pria bersifat maskulin dan remaja wanita bersifat femimim.

Dalam belajar hidup, remaja pria lebih memilikirkan soal pekerjaan

sedangkan pada remaja wanita lebih cenderung memikirkan kebutuhan

rumah tangga.

3. Memperoleh kebebasan emosional dari orangtua dan orang dewasa

lainya.

Remaja berusaha tidak tergantung pada orangtua dan orang dewasa

lainya, agar mereka dapat membuat pilihan atau keputusan sendiri dan

bertanggungjawab atas pilihan sendiri.

4. Memperoleh kemandirian dalam hal keuangan

Remaja belajar sedikit demi sedikit untuk melepaskan diri dari bantuan

orang tua dengan belajar dan mempersiapkan diri untuk mempunyai

penghasilan sendiri. Selain itu juga belajar mengatur penggunaan

uangnya.

5. Mengembangan ketrampilan-ketrampilan baru

Remaja diharapakan berlatih mengembangkan berbagai ketrampilan

untuk mempersiapkan masa depan yang sesuai dengan tuntutan hidup.

Misalnya; wanita dapat berlatih memasak, mencuci pakaian, dan

mengatur rumah; sedangkan pria dapat berlatih mengatur atau

(34)

6. Memiliki citra diri yang realistik

Remaja diharapkan dapat menilai diri apa adanya; dapat meliaht

kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangannya. Remaja

diharapkan memiliki gambaran diri yang realistis.

7. Memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan

Remaja belajar memilih suatu jenis pekerjaan yang cocok baginya.

Mereka mulai mencari infromasi tentang pekerjaan yang mereka sukai.

8. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan dan hidup

berkeluarga.

Remaja pada umumnya berusaha mempersiapkan diri melalui proses

yang cukup panjang, misalnya remaja mulai berkenalan dengan lawan

jenis, berkencan, pacaran, tukar cincin dan lain-lain.

D. Topik Bimbingan Klasikal di SMP

1. Arti Bimbingan

Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “guidance”.

Sesuai dengan istilahnya, bimbingan dapat diartikan sebagai bantuan atau

tuntutan, tetapi harus diingat bahwa tidak setiap bantuan atau tuntutan

dapat diartikan sebagai bimbingan. Menurut Winkel & Sri Hastuti

(2004:27), kata “guidance” berkaitan dengan kata guide yang diartikan

sebagai berikut: menunjukkan jalan, memimpin, menuntun, memberikan

(35)

Menurut Winkel & Sri Hastuti (2004:27) kata guidance dalam arti-arti

yang demikian menimbulkan dua pengertian yang mendasar

a. Memberikan informasi yaitu menyajikan pengetahuan yang

dapat digunakan untuk mengambil suatu keputusan atau

memberitahukan sesuatu sambil memberi nasehat.

b. Mengarahkan, menuntun ke suatu tujuan. Tujuan itu mungkin

hanya diketahui oleh pihak yang mengarahkan atau diketahui

oleh kedua belah pihak.

Buku Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP

(Depdikbud, 1994:1) mendefinisikan bimbingan sebagai “bantuan yang

diberikan kepada siswa dalam rangka menemukan pribadi, mengenal

lingkungan dan merencanakan masa depan”.

Dalam memberikan pelayanan bimbingan klasikal, guru pembimbing

diharapakan terlebih dahulu menentukan dan membuat topik bimbingan

yang sesuai dengan kebutuhan siswa agar proses pelayanan bimbingan

klasikal sesuai dan tepat sasaran.

Berikut ini diuraikan bidang-bidang bimbingan yang dapat diupayakan

dalam pelayanan bimbingan klasikal (Prayitno,1997:65-68, Depdikbud,

1994:25-26), yaitu:

1) Bidang Bimbingan Pribadi

Pelayanan bidang bimbingan pribadi bertujuan membantu siswa agar

mengenal, menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan

(36)

Topik layanan bimbingan klasikal yang termasuk dalam bidang bimbingan

pribadi, antara lain:

a. Ciri-ciri dan kemampuan diri sendiri

b. Cara-cara mengembangkan sikap yang positif

c. Rasa tanggungjawab

d. Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Diri

2) Bidang Bimbingan Sosial

Pelayanan dibidang ini bertujuan membantu siswa memahami dirinya

dalam kaitannya dengan lingkungan sosialnya dan etika pergaulan sosial

yang berdasarkan budi pekerti luhur. Topik layanan bimbingan yang

termasuk dalam bimbingan sosial, antara lain:

a. Strategi untuk mengatasi konflik dan prasangka terhadap orang lain

b. Keefektifan hubungan sosial dan hubungan keluarga

3) Bidang Bimbingan Belajar

Tujuan dari pelayanan bimbingan di bidang ini ialah agar para siswa

mengenal sikap dan kebiasaan belajar yang baik, dapat mengembangkan

diri untuk mempersiapkan masa depan. Topik layanan bimbingan yang

termasuk dalam bimbingan belajar, antara lain:

a. Cara belajar yang baik

(37)

4) Bidang Bimbingan Karier

Tujuan pelayanan bimbingan di bidang ini ialah membantu siswa

mengenal potensinya sebagai persiapan karier masa depan. Topik

bimbingan yang termasuk dalam bimbingan karier antara lain:

a. Pemahaman diri (melihat bakat dan minat)

b. Informasi jurusan yang sesuai dengan bakat dan minatnya

c. Informasi lapangan pekerjaan

2. Tujuan Bimbingan

Tujuan pelayanan bimbingan ialah membantu sesama manusia

mengatur kehidupan sendiri, menjamin perkembangan dirinya sendiri,

mengemukakan kebebasannya sebagai manusia secara dewasa dengan

berpedoman pada cita-cita yang mewujudkan semua potensi yang baik

padanya untuk menyelesaikan semua tugas yang dihadapi dalam

kehidupan ini secara memuaskan. Dalam Winkel (1997:68) tujuan

bimbingan dapat dibedakan menjadi dua yaitu; tujuan sementara dan

tujuan akhir. Tujuan sementara bimbingan adalah supaya individu mampu

bersikap dan bertindak sendiri dalam situasi hidupnya sekarang ini,

misalnya melanjutkan atau memutuskan hubungan percintaan, mengambil

sikap dalam pergaulan, dan lain-lain. Tujuan akhir bimbingan adalah

supaya individu mampu mengatur kehidupanya sendiri, mengambil sikap,

mempunyai pandangan sendiri, dan mampu menanggung resiko dari

(38)

dibimbing dapat berkembang lebih baik dan memiliki kemampuan untuk

mandiri.

3. Bimbingan klasikal di SMP

Guru pembimbing menyelengarakan kegiatan bimbingan

sebagaimana mestinya tercakup dalam materi bimbingan. Materi

bimbingan adalah suatu rangkaian topik-topik bimbingan yang

direncanakan untuk dilaksanakan secara terorganisasi dan terkoordinasi

selama periode waktu tertentu, misalnya satu tahun ajaran.

Bimbingan klasikal merupakan bimbingan kelompok yang

diberikan kepada siswa di kelas dan tingkatan kelas tertentu, pada jenjang

pendidikan yang sama ( Winkel, 1997:516). Komponen bimbingan yang

tampak dalam bimbingan klasikal adalah pemberian informasi. Perlu

diketahui informasi yang diberikan tidak hanya diceramahkan saja, tetapi

harus dicerna oleh siswa-siswi sehingga mereka dapat mengambil

maknanya bagi diri mereka sendiri dan menunjang perkembangan mereka.

Hal tersebut dapat dicapai dengan cara melibatkan siswa dalam diskusi

kelompok kecil, mangisi lembar-lembar kerja, membuat kliping dan

sebagainya.

(39)

Materi untuk bimbingan klasikal, menurut Winkel (1997:533)

biasanya digali dari berbagai sumber, yaitu:

a. Pengetahuan dan pemahaman guru pembimbing di berbagai

ilmu sosial seperti ilmu sosiologi, ilmu antropologi, ilmu

ekonomi dengan berbagai cabangnya.

b. Hasil refleksi guru pembimbing dan tokoh-tokoh

masyarakat di berbagai bidang kehidupan. Hasil refleksi

akan menghasilkan gagasan-gagasan tentang materi yang

relevan untuk kegiatan bimbingan klasikal di dalam kelas

karena keadaan masyarakat tertentu mampunyai dampak

positif dan negatif pada remaja.

c. Perumusan tujuan nasional dan perumusan tujuan

institusional. Perumusan-perumusan tersebut dapat

mengarahkan pikiran guru pembimbing tentang materi

bimbingan klasikal di kelas supaya selaras dengan sasaran

pokok pada jenjang pendidikan tertentu.

d. Berbagai daftar masalah yang dihadapi oleh kaum muda,

yang disusun oleh para ahli di bidang pendidikan dan

psikologi.

e. Usul-usul dari para siswa sendiri. Usul-usul tersebut dapat

(40)

f. Hasil penelitian yang diadakan oleh guru pembimbing

sendiri, misalnya dengan menyebarkan sebuah daftar cek

masalah.

g. Pengalaman guru pembimbing selama beberapa tahun.

4. Manfaat Bimbingan Klasikal

Bimbingan klasikal dijenjang pendidikan menengah mempunyai manfaat

baik bagi guru pembimbing maupun bagi para siswa (Winkel 1997:520).

a. Manfaat bimbingan klasikal bagi guru pembimbing

1) Mendapat kesempatan untuk berkontak dengan banyak

siswa sekaligus, sehingga guru pembimbing menjadi

dikenal.

2) Menghemat waktu dan tenaga dalam kegiatan yang

dapat dilakukan dalam suatu kelompok.

3) Guru pembimbing dapat memberikan banyak informasi

yang dibutuhkan oleh siswa secara kelompok.

b. Manfaat bimbingan klasikal bagi siswa

1) Menjadi lebih sadar akan tantangan yang dihadapi.

2) Rela menerima dirinya sendiri.

3) Berani mengemukakan pandangannya sendiri bila

(41)

4) Diberi kesempatan untuk mendiskusikan sesuatu

bersama. Dengan begitu siswa mendapat latihan untuk

berkomunikasi dengan teman-teman di kelasnya.

5) Bersedia menerima suatu pandangan yang

dikemukakan oleh teman.

6) Tertolong untuk mengatasi suatu masalah yang dirasa

sulit untuk dibicarakan secara langsung oleh guru

(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitan

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode

survey. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan

suatu gejala pada saat penelitian dilakukan (Furchan, 1982: 415).

Penelitian ini dikatakan diskriptif karena penelitian ini ingin

mendeskripsikan masalah-masalah yang terjadi pada saat peneletian ini

dilakukan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran

mengenai masalah-masalah yang sering dialami oleh mayoritas siswa

kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011;

kemudian berdasarkan hasil penelitian akan disusun topik-topik bimbingan

klasikal.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini ialah siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa

Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 dengan jumlah 84 siswa. Peneliti

mengambil subyek penelitian kelas VIII B, C, dan E dengan pertimbangan

ingin membantu memberikan bimbingan kepada siswa khususnya siswa

(43)

Tabel 1

Rincian siswa-siswi kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011

Kelas Jumlah Siswa

VIII B 28

VIII C 27

VIII E 29

Total 84

C. Instrumen Penelitian / Alat Ukur

1. Jenis Alat Ukur

Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner untuk mengukur

tingkat permasalahan-permasalahan yang dihadapi para siswa kelas VIII

SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011.

Kuesioner permasalahan siswa ini bersifat tertutup. Dipilih bentuk

kuesioner tertutup dengan maksud agar para siswa lebih terbuka dalam

memberikan informasi. Maksud kuesioner tertutup adalah kuesioner

tersebut berisi pernyataan-pernyataan yang jawabannya sudah disediakan

oleh peneliti (Furchan, 1982: 249). Berikut ini dijelaskan beberapa hal

yang berkaitan dengan instrumen penelitian.

a. Skala pengukuran permasalahan siswa

Metode yang digunakan dalam skala permasalahan siswa ini adalah

(44)

Likert yang terdiri atas empat jawaban yaitu: “Selalu”, “Sering”,

“Jarang”, dan “ Tidak pernah”.

b. Indikator permasalahan siswa

Kuesioner ini disusun dengan melihat ”Kuesioner Permasalahan

Siswa” yang berjudul Permasalahan-permasalahan yang dihadapi

siswa kelas XI SMA Bruderan Purworejo yang disusun oleh Robertus

Bayu Wibowo (2010) dalam skripsinya yang kemudian penulis

modifikasi lagi dengan dibantu oleh dosen pembimbing.

Kuesioner permasalahan siawa yang digunakan dalam penelitian

ini terdiri dari empat bagian, bagian yang pertama berisi identitas diri,

bagian yang kedua berisi tujuan, bagian yang ketiga berisi petunjuk

dan bagian yang keempat berisi 40 pernyataan tentang permasalahan

siswa.

Butir-butir pertanyaan dalam kuesioner ini terbagi menjadi empat

bidang yaitu, bidang pribadi, bidang sosial, bidang belajar, dan bidang

(45)

Tabel 2 Aspek dan Indikator

No. ASPEK (BIDANG

BIMBINGAN)

INDIKATOR

1. Bimbingan Pribadi Penyesuaian diri Bakat minat

Pengambilan keputusan Pemecahan masalah Kesehatan

Manajemen waktu

Pengelolahan emosi (perasaan)

2. Bidang Sosial Pemecahan masalah dengan teman Menjalin relasi dengan teman sebaya

Berempati

Pergaulan dengan teman sebaya Menghargai teman

3. Bimbingan Belajar Manajemen waktu belajar Disiplin belajar

Gaya belajar Cara belajar Motivasi velajar Kebiasaan belajar

Daya tangkap materi / mata pelajaran

4. Bimbingan Karier Mengenal berbagai bidang pekerjaan

Bakat minat

Informasi SMA/SMK dan Jurusan

2. Susunan kuesioner permasalahan siswa

Secara keseluruhan item permasalahan siswa dibagi menjadi item

positif. Item positif isinya mendukung, memihak atau menunjukkan

(46)

3. Penskoran

Skor untuk masing-masing alternatif jawaban tergantung dari

bentuk pernyataan. Untuk pernyataan positif skor untuk jawaban Selalu

(SL): 4, Sering (SR): 3, Jarang (J): 2, dan Tidak Pernah (TP): 1.

Nomor-nomor butir pertanyaan yang termasuk masing-masing bidang teresebut

sebagai berikut:

a. Bidang pribadi, terdapat pada nomor 1 sampai dengan 12.

b. Bidang sosial, terdapat pada nomor 13 sampai dengan 23.

c. Bidang belajar, terdapat pada nomor 24 sampai dengan 34.

d. Bidang karier, terdapat pada nomor 35 sampai dengan 40.

Kuesioner permasalahan siswa ini disusun berdasarkan kisi-kisi yang

disajikan pada tabel 3.

Tabel 3

Kisi-kisi Kuesioner Permasalahan Siswa

No. ASPEK INDIKATOR NOMOR

BUTIR JUMLAH 1. Bimbingan Pribadi Penyesuaian diri Bakat minat Pengambilan keputusan Pemecahan masalah Kesehatan Manajemen waktu

Pengelolahan emosi (perasaan)

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,

12

12 item

2. Bidang Sosial

Pemecahan masalah dengan teman

Menjalin relasi dengan teman sebaya

Berempati

Pergaulan dengan teman sebaya Menghargai teman

13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21,

22, 23

(47)

No. ASPEK INDIKATOR NOMOR BUTIR

JUMLAH

3. Bimbingan Belajar

Manajemen waktu belajar Disiplin belajar

Gaya belajar Cara belajar Motivasi velajar Kebiasaan belajar

Daya tangkap materi / mata pelajaran

24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32,

33, 34

11 item

4. Bimbingan Karier

Mengenal berbagai bidang pekerjaan

Bakat minat

Informasi SMA/SMK dan Jurusan

35, 36, 37, 38, 39, 40

6 item

Jumlah

item

40 item

4. Validitas dan reliabilitas Instrumen

a. Validitas Instrumen

Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang

digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Sebuah alat

ukur dapat dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari

variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2006: 168). Jadi,

sebuah alat ukur dapat dikatakan valid jika alat ukur tersebut

memberikan hasil ukur sesuai dengan maksud tersebut.

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

validitas konstruk yaitu suatu validitas yang menunjukkan sampai

(48)

menjadi isi tes atau alat pengukur tersebut. Teknik statistik yang

dipergunakan untuk menguji validitas instrumen penelitian ini

adalah teknik product moment yang dikemukakan oleh Pearson

(Masidjo, 1995: 246)

xy

r =

(

)( )

(

)

{

}

{

( )

}

2 2

2

2 X N Y Y

X N

Y X XY

N

Keterangan :

xy

r : Koefisien validitas item

N : Jumlah subyek

X : Skor-skor item

Y : Skor total peraspek

Penentuan validitas dilakukan dengan memberi skor pada

setiap item dan mentabulasi data uji coba. Selanjutnya proses

perhitungan dilakukan dengan komputer program SPSS

(Statistical Programme for Social Sciences) agar lebih efektif

dan efisien.

Prosedur seleksi item berdasarkan data hasil penelitian item

pada kelompok subyek yang karakteristiknya setara dengan

subyek yang hendak dikenai skala dengan melakukan analisis

kualitatif terhadap parameter-parameter item. Dalam penentuan

layak tidaknya suatu item yang digunakan, biasanya dilakukan

uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikan 0,05,

(49)

terhadap skor total. Jadi semua item yang mencapai koefisien

korelasi item total positif dan signifikan pada taraf signifikansi ≤ 0,05 dianggap mempunyai konsitensi internal yang memuaskan.

Hasil rekapitulasi penelitian yang di dapat bahwa semua

kuesioner dinyatakan valid semua. Hasil valid tidaknya

kuesioner ada pada tabel 4.

Tabel 4

Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Validitas Item

No. ASPEK (BIDANG BIMBINGAN) INDIKATOR Jumlah Item Jumlah Item Valid Jumlah Item Gugur 1. Bimbingan Pribadi Penyesuaian diri Bakat minat Pengambilan keputusan Pemecahan masalah Kesehatan Manajemen waktu Pengelolahan emosi (perasaan)

12 12 0

2. Bidang Sosial Pemecahan masalah dengan teman Menjalin relasi dengan teman sebaya Berempati Pergaulan dengan teman sebaya Menghargai teman

(50)

No. ASPEK (BIDANG BIMBINGAN) INDIKATOR Jumlah Item Jumlah Item Valid Jumlah Item Gugur 3. Bimbingan Belajar Manajemen waktu belajar Disiplin belajar Gaya belajar Cara belajar Motivasi belajar Kebiasaan belajar Daya tangkap materi / mata pelajaran

11 11 0

4. Bimbingan Karier Mengenal berbagai bidang pekerjaan Bakat minat Informasi SMA/SMK dan Jurusan

6 6 0

Jumlah

item

40

b. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen adalah taraf sampai di mana suatu

instrumen menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang

diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Reliabilitas

sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil

ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar,

2003: 83). Tes yang reliabel akan menunjukkan ketepatan dan

ketelitian hasil dalam suatu pengukuran. Metode yang dipakai

untuk pengujian tingkat reliabilitas adalah metode crombach alpha.

(51)

penelitian ini menggunakan skala likert. Derajat reliabilitas

ditentukan dengan pedoman daftar indeks korelasi reliabilitas

tersebut ditentukan dengan pedoman daftar indeks korelasi

reliabilitas dengan ancar-ancar sebagai berikut (Masidjo, 2006:

72):

Tabel 5

Pedoman daftar indeks korelasi reliabilitas

Koefisien korelasi Kualifikasi

0,91-1,00

0,71-0,90

0,41-0,70

0,21-0,40

Negatif-0,20

Sangat tinggi

Tinggi

cukup

Rendah

Sangat rendah

c. Uji Realibilitas

Realibilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan

konsistensi suatu alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama

(Umar, 2003). Suatu kuesioner dikatakan konsisten apabila dalam

pengambilan data secara berulang-ulang dapat memberikan hasil

yang sama (konsisten) dengan catatan semua kondisi tidak

berubah. Jadi, suatu kuesioner dikatakan realibel apabila jawaban

seseorang atas pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu

(52)

Untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya bukan

1, tetap merupakan rintangan antara beberapa nilai, misalnya

0-10 atau bentuk skala 1-3, 1-5, atau 1-7 dan seterusnya dapat

menggunakan teknik Cronbach (Umar, 2003). Rumus Cronbach

adalah sebagai berikut:

⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ ∑ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ −

= 1 22

1 t b n k k r σ σ Keterangan:

rn = Reliabilitas instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan

2

b

σ

Σ = Jumlah varian butir

2

t

σ

= Varians total

Dengan ketentuan yang berlaku adalah apabila hasil uji

reliabilitas akan dinyatakan benar-benar reliabel jika koefisien

alpha yang dihasilkan > indeks reliabilitas yaitu sebesar 0,6

menurut kriteria Nunally dalam Ghozali (2001). D. Prosedur Pengumpulan Data

Secara garis besar pengumpulan data dilaksanakan dalam tahap persiapan

mencakup penyusunan kuesioner dan pelaksanaan pengumpulan data

mencakup penyebaran dan pengisian kuesioner, serta pengumpulan kuesioner.

1. Tahap persiapan

(53)

adalah menentukan variabel penelitian yaitu permasalahan siswa.

Selanjutnya merumuskan aspek-aspek bidang bimbingan yang meliputi 4

bidang bimbingan yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karier,

kemudian dijabarkan dalam indikator-indikator. Dari indikator-indikator

tersebut dirumuskan menjadi butir-butir yang dapat mengungkapkan aspek

yang ingin diukur. Butir-butir pernyataan yang tersusun sebanyak 40 butir.

Setelah butir kuesioner tersusun, penulis mengkonsultasikannya kepada ahli

dalam bidang yang bersangkutan yaitu:

a. A. Setyandari S. Pd, S. Psi, Psi, M.A (Dosen pembimbing

skripsi)

b. Nyi Musi Giri Astuti, S.Pd. (Koordinator BK SMP Taman

Dewasa Jetis Yogyakarta)

2. Tahap pelaksanaan pengumpulan data

Setelah mendapat persetujuan dari dosen pembimbing untuk

melakukan penelitian, maka peneliti mengurus perijinan untuk melakukan

penelitian kepada Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Surat ijin diberikan dengan nomor

009/Pen/BK/JIP/V/2011, tanggal 9 Mei 2011. Pengumpulan data

dilakukan di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta.

Sebelum pengumpulan data dilakukan, peneliti menghubungi

Koordinator BK di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta untuk

menentukan waktu yang tepat. Setelah terjadi kesepakatan maka penelitian

(54)

masing-masing kelas. Pelaksanaan pengisian kuesioner berlangsung

selama 2 hari berturut-turut yakni dari tanggal 10 Mei sampai 11 Mei

2011. Waktu pengisian kuesioner berkisar antara 20 menit sampai 30

menit.

Dalam tahap pelaksanaan penelitian, penulis datang sendiri ke

sekolah SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta. Sebelum pengambilan data

dimulai penulis menjelaskan tujuan penelitian serta menjelaskan petunjuk

tentang cara pengisian kuesioner. Jumlah siswa dalam tiga kelas adalah 91

siswa, terdiri dari Kelas VIII B terdiri dari 28 siswa semua hadir, untuk

kelas VIII C terdiri 32 siswa tetapi ada siswa yang tidak hadir 5,

sedangkan untuk kelas VIII E terdiri dari 31 siswa tetapi ada siswa yang

tidak hadir 2 sehingga jumlah subyek penelitian adalah 84 siswa.

Langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut:

a. Mempersiapkan diri 1 jam lebih awal dari waktu yang sudah

ditentukan.

b. Membagikan kuesioner yang telah dipersiapkan

c. Memberi penjelasan mengenai cara mengisi kuesioner, dan responden

di beri kesempatan untuk bertanya.

d. Memberi kesempatan kepada responden untuk mengisi kuesioner.

e. Memeriksa kembali kuesioner yang telah dikumpulkan.

(55)

E. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah analisis yang ditempuh yaitu:

1. Menentukan skor dari setiap alternatif jawaban. Skor untuk

masing-masing alternatif jawaban tergantung dari bentuk pernyataan. Untuk

pernyataan positif skor untuk jawaban Selalu (S): 4, Sering (SR): 3, Jarang

(JR): 2, dan Tidak Pernah (TP): 1.

2. Menghitung jumlah skor dari masing-masing subyek.

3. Membuat tabulasi data.

4. Menghitung frekuensi berdasarkan skor untuk setiap item.

5. Menghitung prosentase berdasarkan frekuensi yang telah diperoleh untuk

setiap item.

6. Menentukan penggolongan tingkat masing-masing aspek permasalahan

siswa berdasarkan tiga kategori yaitu kategori tinggi, sedang, dan rendah

(Azwar, 1999). penggolongan tingkat permasalahan siswa dilihat pada

tabel 6.

Tabel 6

Penggolongan Tingkat Permasalahan Siswa- siswi kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011

Kategori Patokan

Tinggi > 75 %

Sedang 56% - 75 %

(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Permasalahan yang dihadapi oleh siswa-siswi, dibagi dalam empat aspek

bimbingan yaitu bimbingan pribadi, bimbingan social, bimbingan belajar, dan

bimbingan karier. Permasalahan siswa-siswi tersebut dibagi menjadi empat

alternative jawaban yaitu tidak pernah, jarang, sering, dan selalu.

Permasalahan siswa terdiri dari bidang bimbingan pribadi, bimbingan

sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karier. Permasalahan tersebut

dikategorikan dalam tiga kategori yaitu kategori rendah, kategori sedang dan

kategori tinggi.

a. Bimbingan Pribadi

Pada bidang bimbingan pribadi yang terdiri dari 12 item permasalahan

siswa yang meliputi mengenal kelebihan dan kekurangan, percaya diri,

minat dan bakat, tanggungjawab, mengambil keputusan sendiri, dapat

memecahkan masalah, dapat membedakan antara hal-hal yang bermanfaat

dan berbahaya bagi kesehatan, cara mengembangkan sikap yang positif,

memahami perubahan yang terjadi yang terkait dengan pertumbuhan

badan, pengungkapan perasaan secara jujur, menerima kelemahan diri dan

pengisian waktu luang. Hasil data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel

(57)

Tabel 7

Permasalahan Siswa dalam Bidang Pribadi

No Item

Alternatif jawaban

Selalu Sering Jarang Tidak

pernah

1 Saya mengenal kelebihan dan kekurangan saya.

44,0% 26,2% 29,8% 0%

2 Saya adalah orang yang percaya diri.

25,0% 29,8% 45,2% 0%

3 Saya mengetahui minat dan bakat saya.

47,6% 26,2% 23,8% 2,4%

4 Saya mampu bertanggung jawab dalam kehidupan saya sehari-hari.

31,0% 29,8% 38,1% 1,2%

5 Saya mampu mengambil keputusan sendiri

44,0% 22,6% 33,3% 0%

6 Saya dapat memecahkan masalah yang sedang saya hadapi.

11,9% 46.4% 40,5% 1,2%

7 Saya mampu membedakan antara hal-hal yang bermanfaat dan berbahaya bagi kesehatan fisik saya.

42,9% 40,5% 16,7% 0%

8 Saya memahami cara-cara mengembangkan sikap yang positif

32,1% 38,1% 28,6% 1,2%

9 Saya memahami dengan baik perubahan-perubahan yang terjadi pada diri saya terkait dengan pertumbuhan badan saya.

32,1% 40,5% 26,2% 1,2%

10 Saya mampu

mengungkapkan perasaan saya dengan jujur.

22,6% 36,9% 38,1% 2,4%

11 Saya bisa menerima kelemahan-kelemahan

dalam diri saya.

39,3% 31,0% 28,6% 1,2%

12 Saya mengetahui cara-cara yang tepat untuk mengisi waktu luang sehingga waktu tersebut dapat digunakan dengan sebaik mungkin

21,4% 35,7% 39,3% 3,6%

(58)

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa permasalahan siswa

pada bimbingan pribadi yaitu meliputi kurang mengetahui cara-cara yang

tepat untuk mengisi waktu luang, kurang mampu mengungkapkan

perasaan secara jujur, dan kurang mengetahui minat dan bakat dirinya.

Tabel 8

Permasalahan siswa dalam keseluruhan aspek bimbingan Pribadi

Kategori Frekuensi %

Rendah

3 3.6

Sedang

40 47.6

Tinggi

41 48.8

Total

84 100.0

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa permasalahan

siswa dalam aspek bimbingan pribadi memiliki tiga ketegori yaitu dengan

kategori rendah ada 3 siswa (3,6%), kategori sedang ada 40 siswa (47,6 %)

dan kategori tinggi ada 41 siswa (48,8%). Kategori rendah dan sedang

diartikan bahwa siswa mengalami masalah sedangkan kategori tinggi

siswa tidak mengalami masalah. Pada bidang bimbingan pribadi dapat

disimpulkan bahwa dari 84 siswa skor tertinggi terdapat pada kategori

tinggi dengan jumlah siswa 41 siswa.

a. Bimbingan Sosial

Pada bidang bimbingan sosial yang terdiri dari 11 item yang

(59)

penuh perhatian pada teman yang berbicara, dapat bekerja sama, dapat

berempati, mampu berbagi dengan teman ketika menghadapi masalah,

berteman dengan lawan jenis, menghargai teman yang berbeda

pendapat, berani mengungkapkan pendapat dan mampu berinteraksi

dengan baik. Hasil data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9

Permasalahan Siswa dalam Bidang Sosial

No. Item Alternatif Jawaban

Selalu Sering Jarang Tidak pernah

1. Saya mengetahui cara mengatasi permasalahan saya dengan teman

22,6% 36,9% 39,3% 1,2%

2. Saya bercerita kepada teman saya untuk mendapatkan solusi terhadap permasalahan yang saya alami

38,1% 29,8% 25,0% 7,1%

3. Saya bisa berteman dengan siapa saja

64,3% 23,8% 11,9% 0%

4. Saya mampu mendengarkan dengan penuh perhatian pada teman yang berbicara dengan saya.

48,8% 36,9% 14,3% 0%

5. Saya mampu bekerjasama dengan teman

44,0% 39,3% 14,3% 2,4%

6. Saya mampu berempati terhadap perasaan teman

33,3% 38,1% 27,4% 1,2%

7. Saya bercerita kepada teman ketika saya mempunyai masalah

36,9% 22,6% 33,3% 7,1%

8. Saya mampu berteman dengan lawan jenis

44,0% 32,1% 22,6% 1,2%

9. Saya menghargai teman yang berbeda pendapat dengan saya.

38,1% 42,9% 19,0% 0%

10. Saya berani mengungkapkan pendapat kepada teman

25,0% 44,0% 27,4% 3,6%

11. Saya mampu berinteraksi dengan baik

(60)

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa permasalahan

siswa pada bimbingan sosial yaitu meliputi kurang bisa bercerita kepada

teman saya untuk mendapatkan solusi terhadap permasalahan yang saya

alami, kurang berani mengungkapkan pendapat kepada teman, kurang

mampu bekerjasama dengan teman.

Tabel 10

Permasalahan siswa dalam keseluruhan aspek bimbingan Sosial

Kategori Frekuensi %

Rendah

3 3.6

Sedang

33 39.3

Tinggi

48 57.1

Total

84 100.0

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa permasalahan

siswa dalam aspek bimbingan sosial memiliki tiga ketegori yaitu dengan

kategori rendah ada 3 siswa dengan persentase 3,6%, kategori sedang ada

33 siswa dengan kategori 39,3 % dan kategori tinggi ada 48 siswa dengan

persentase 57,1 %. Pada bidang bimbingan sosial dapat disimpulkan

bahwa dari 84 siswa skor tertinggi terdapat pada kategori tinggi dengan

jumlah siswa 48 siswa.

b. Bimbingan Belajar

Pada bidang bimbingan belajar yang terdiri dari 11 item yang

(61)

menghadapi ujian, kedisiplinan waktu pada saat belajar, kebiasaan

belajar yang baik, merasa tidak cemas pada saat menghadapi ujian,

dapat menerima materi yang diberikan oleh guru, dapat mengikuti

penjelasan guru sewaktu pelajaran berlangsung, membuat ringkasan

atau catatan untuk membantu kegiatan belajar dan menggunakan

tempat belajar yang nyaman dan mendukung. Hasil data yang

diperoleh dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11

Permasalahan Siswa dalam Bidang Belajar

No. Item

Alternatif Jawaban

Selalu Sering Jarang

Tidak Pernah

1. Saya mengetahui cara-cara yang tepat dan efektif untuk meningkatkan semangat belajar.

26,2% 35,7% 35,7% 2,4%

2. Saya mengetahui cara-cara yang tepat dan efektif dalam menghadapi ujian.

23,8% 42,9% 33,3% 0%

3. Saya termasuk orang yang disiplin waktu dalam belajar

10,7% 19,0% 61,9% 8,3%

4. Saya dapat berkonsentrasi dengan baik pada saat belajar.

14,3% 35,7% 50,0% 0%

5. Saya memiliki kebiasaan belajar yang baik

11,9% 22,6% 59,5% 6,0%

6. Saya mampu

menggunakan waktu belajar saya dengan baik.

10,7% 26,2% 59,5% 3,6%

7. Saya merasa siap dan tidak cemas pada saat menghadapi

ujian/ulangan.

(62)

No. Item

Alternatif Jawaban

Selal

u Sering Jarang

Tidak Pernah

8. Saya dapat menerima materi yang diberikan oleh guru

28,6 %

41,7% 29,8% 0%

9. Saya dapat mengikuti penjelasan dari guru sewaktu pelajaran berlangsung.

27,4 %

47,6% 25,0% 0%

10. Saya membuat catatan/

ringkasan untuk membantu kegiatan belajar

16,7 %

34,5% 44,0% 4,8%

11. Saya menggunakan tempat belajar yang nyaman dan mendukung

32,1 %

40,5% 26,2% 1,2%

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa permasalahan

siswa pada bimbingan belajar yaitu meliputi kurang disiplin waktu

dalam belajar, kurang memiliki kebiasaan belajar yang baik, malas

membuat catatan/ ringkasan untuk membantu kegiatan belajar.

Tabel 12

Permasalahan siswa dalam keseluruhan aspek bimbingan Belajar

Kategori Frekuensi %

Rendah 12 14.3 Sedang 53 63.1 Tinggi 19 22.6 Total 84 100.0

(63)

ketegori yaitu dengan kategori rendah ada 12 siswa dengan persentase

14,3%, kategori sedang ada 53 siswa dengan kategori 63,1 % dan

kategori tinggi ada 19 siswa dengan persentase 22,6 %. Pada bidang

bimbingan belajar dapat disimpulkan bahwa dari 84 siswa skor

tertinggi terdapat pada kategori sedang dengan jumlah siswa 53 siswa.

c. Bimbingan Karier

Pada bidang bimbingan karier terdapat 6 item yang meliputi

mencari informasi SMA/SMK, mencari informasi berbagai jurusan,

dapat merencanakan masa depan dengan baik, menentukan sendiri

jenis jurusan yang sesuai dengan bakat dan minatnya, mencari

informasi mengenai berbagai jurusan yang diminati, mengetahui

jenis khusus yang sesuai dengan bidang pekerjaan yang diinginkan.

Hasil data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 13.

Tabel 13

Permasalahan Siswa dalam Bidang karier

No. Item Alternatif Jawaban

Selalu Sering Jarang Tidak pernah

1. Saya mencari informasi

SMA/SMK

14,3% 15,5% 38,1% 32,1%

2. Saya mencari informasi berbagai jurusan yang ada di SMA/SMK

19,0% 14,3% 50,0% 16,7%

3. Saya dapat

merencanakan masa depan saya dengan baik.

(64)

No. Item Alternatif Jawaban

Selalu Sering Jarang Tidak

pernah

4. Saya menentukan sendiri jenis jurusan yang sesuai dengan bakat dan minat saya

53,6% 26,2% 19,0% 1,2%

5. Saya mencari informasi mengenai berbagai jurusan yang saya minati

31,0% 28,6% 31,0% 9,5%

6. Saya mengetahui ber

Gambar

Tabel 1
Tabel 2 Aspek dan Indikator
Tabel 3 Kisi-kisi Kuesioner Permasalahan Siswa
Tabel 4 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Validitas Item
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Untuk mengatasinya digunakan alat yang memakai prinsip pantulan dari cermin, dimana perubahan posisi cermin yang sangat kecil ( akibat perpanjangan batang) menyebabkan

Diklat Fungsional Penjenjangan Pranata Komputer adalah diklat yang diwajibkan bagi PNS yang akan memangku Jabatan Fungsional Pranata Komputer pada jenjang tertentu, kecuali

Tidak seorangpun boleh mengoperasikan balon udara yang ditambatkan, layang-layang, roket tanpa awak, atau balon udara bebas tanpa awak di dalam area terlarang atau area

Bagian Isi terdiri dari beberapa bab yakni: (Bab I) Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah

Bila dilhat dari ketiga perlakuan ini (D, I dan J) dosis pupuk yang diberikan adalah sama, yang berbeda adalah cara pengairannya, dengan demikian K-total pada

Menurut Tjiptono (2001:165) bahwa kualitas layanan merupakan tingkatan kondisi baik buruknya sajian yang diberikan oleh perusahaan jasa dalam rangka memuaskan konsumen

dalam Pasal 6 ayat (2) tidak diketahui atau lebih rendah dari NJOP yang digunakan dalam pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan pada tahun terjadinya perolehan, besaran pokok Bea