DESKRIPSI PERMASALAHAN-PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
PARA SISWA KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2010/2011 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Dwi Suryati
041114010
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
DESKRIPSI PERMASALAHAN-PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
PARA SISWA KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2010/2011 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Dwi Suryati
041114010
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
:
“ ...Segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbutan,
lakukanlah semua itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh dia
kepada Allah... ”
-Kolose 3: 17
PERSEMBAHAN :
Skripsi ini ku persembahkan kepada
orang tuaku tersayang Bapak Yustinus Slamet Raharjo dan Ibu Yustina Jumiati
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam kutipan
dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah
Yogyakarta, 11 Agustus 2011
Penulis
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama
: Dwi Suryati
Nomor Mahasiswa
: 041114010
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Deskripsi Permasalahn-Permasalahan yang Dihadapi Para Siswa Kelas VIII
SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011 dan
Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan Klasikal.
Dengan
demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak
untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 11 Agustus .2011
Yang menyatakan,
ABSTRAK
DESKRIPSI PERMASALAHAN-PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
PARA SISWA KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2010/2011 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
Dwi Suryati
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2011
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode
survei. Masalah penelitian ini adalah (1) Permasalahan-permasalahan apa sajakah
yang dihadapi para siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun
ajaran 2010/2011? (2) Topik-topik bimbingan apa sajakah yang sesuai untuk para
siswa tersebut?
Subyek penelitian ini adalah menggunakan sampel sebanyak 84 siswa kelas
VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Permasalahan Siswa dengan jumlah
pernyataan sebanyak 40 item, dengan memodifikasi kuesioner yang disusun oleh
Robertus Bayu Wibowo (2010).
ABSTRACT
DESCRIPTION OF PROBLEMS EXPERIENCED BY CLASS VIII
STUDENTS OF TAMAN DEWASA JUNIOR HIGH SCHOOL, JETIS,
YOGYAKARTA SCHOOL YEAR 2010/2011 AND ITS IMPLICATIONS ON
THE SUGGESTED CLASSICAL GUIDANCE TOPICS
Dwi Suryati
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2011
This study was a descriptive study which used survey method. The problems
of this study were (1) What problems are experienced by class VIII students of
Taman Dewasa Jetis Yogyakarta, Junior High School, School Year 2010/2011? (2)
Based on the result of the study, what are the appropriate guidance topics for these
students?
Samples of the study were 84 students of class VIII of Taman Dewasa Junior
High School, Jetis, Yogyakarta, School Year 2010/2011. The instrument used in this
study was a modification on questionnaire compiled by Robert Bayu Wibowo (2010).
The questionnaire is consisted of 40 items.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan penyertaanNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini dibuat untuk melengkapi
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di bidang Bimbingan dan
Konseling. Penulis menyadari bahwa penyusunan dan penyelesaian skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Ibu A. Setyandari S. Pd, S. Psi, Psi, M.A Dosen Pembimbing yang dengan tulus
memberikan tuntunan, petunjuk, bimbingan dan perhatian hingga penyelesaian
skripsi ini.
2.
Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si. Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah menyetujui dan memberikan
ijin melakukan penelitian ini.
3.
SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta yang penuh keterbukaan menerima
penulis untuk melakukan penelitian dan Bapak Kepala Sekolah SMP Taman
Dewasa Jetis Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk penelitian.
4.
Para siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran
2010/2011 atas kontribusinya dalam pengisian kuesioner
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi para siswa.
5.
Ibu Nyi Musi Giri Astuti, S.Pd. Koordinator Bimbingan dan Konseling SMP
Taman Dewasa Jetis Yogyakarta yang telah menerima, memberikan ijin
penelitian dan memberi semangat kepada penulis.
6.
Segenap dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang telah dan pernah mendidik penulis selama kuliah serta
ilmu yang telah diberikan kepada penulis.
7.
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan
8.
Orangtuaku tercinta Bapak Yustinus Slamet Raharjo dan Ibu Yustina Jumiati
atas doa, dukungan, perhatian dan biaya yang telah diberikan kepada penulis
serta Kakakku yang selalu memberikan semangat, dukungan dan motivasinya
sehingga saya bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini.
9.
Teman-temanku BK yang sudah memberikan dukungan, bantuan, nasehat
selama ini sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.
10.
Aldes Dwi Pikal yang sudah memberikan doa, dukungan, motivasi, kegembiraan
serta sentuhan terakhir dalam penyelesaian skripsi dan kuliah penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan
dapat digunakan sebagaimana mestinya. Terima kasih.
Yogyakarta, 11 Agustus 2011
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
...………..ii
HALAMAN PENGESAHAN
... iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN
... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
...v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
………...vi
ABSTRAK
...vii
ABSTRACT
...viii
KATA PENGANTAR
...ix
DAFTAR ISI
...xi
DAFTAR TABEL
...……… xiv
DAFTAR LAMPIRAN
...xv
BAB I. PENDAHULUAN
………...1
A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Rumusan Masalah ...4
C. Tujuan Penelitian ...4
D. Manfaat Penelitian ...5
E. Batasan Istilah ... 6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
...7
A. Masalah-masalah Siswa SMP sebagai Remaja………...7
B. Ciri-ciri Perkembangan Siswa SMP sebagai Remaja………10
C. Tugas Perkembangan Siswa SMP sebagai Remaja………...16
D. Topik Bimbingan Klasikal di SMP ………...18
1.
Arti Bimbingan ...18
2.
Tujuan Bimbingan...21
3.
Bimbingan Klasikal di SMP...22
4.
Manfaat Bimbingan Klasikal...24
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
...26
A. Jenis Penelitian ... ……….26
B. Subyek Penelitian………...26
C. Instrumen Penelitian………...27
1.
Jenis Alat Ukur...27
2.
Susunan kuesioner Permasalan Siswa...29
3.
Penskoran...30
4.
Validitas dan Reliabilitas...31
a.
Validitas Instrumen...31
b.
Reliabilitas...34
D. Prosedur Pengumpulan Data……….36
1.
Tahap Persiapan...36
2.
Pelaksanaan Pengumpulan Data...37
E. Teknik Analisis Data ………...39
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
……...41
A. Hasil Penelitian………...41
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...50
BAB V. PENUTUP
………...56
A. Kesimpulan ...56
B. Saran ...57
DAFTAR PUSTAKA
...59
LAMPIRAN
...61
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Rincian siswa-siswi kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta
Tahun Ajaran 2010/2011………...27
Tabel 2: Aspek dan Indikator………...29
Tabel 3: Kisi-kisi Kuesioner PermasalahanSiswa...30
Tabel 4: Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Validitas Item………...33
Tabel 5: Pedoman daftar indeks korelasi reliabilitas………..………35
Tabel 6: Penggolongan Tingkat Permasalahan Siswa- siswi kelas VIII SMP Taman
Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011……….……….39
Tabel 7: Permasalahan siswa dalam bidang Pribadi………...41
Tabel 8: Permasalahan siswa dalam keseluruhan aspek bimbingan Pribadi………..42
Tabel 9:
Permasalahan siswa dalam bidang Sosial……….43
Tabel10: Permasalahan siswa dalam keseluruhan aspek bimbingan Sosial………...44
Tabel 11: Permasalahan siswa dalam bidang Belajar ………....45
Tabel 12: Permasalahan siswa dalam keseluruhan aspek bimbingan Belajar……....46
Tabel 13: Permasalahan siswa dalam bidang Karier ………...47
Tabel 14: Permasalahan siswa dalam keseluruhan aspek bimbingan Karier………..47
Tabel 15: Permasalahan siswa dalam keseluruhan aspek bimbingan……….49
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Kuesioner Permasalahan Siswa………...62
Lampiran 2
: Hasil Tabulasi Data Penelitian………..66
Lampiran 3
: Uji Validitas dan Reliabilitas……….73
Lampiran 4
: Frekuensi Tabel Per Item dan Keseluruhan Aspek………...82
Lampiran 5
: Surat Validitas Isi………100
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Remaja merupakan suatu masa transisi dari masa kanak-kanak menuju
masa dewasa. Dalam masa transisi tersebut banyak perubahan-perubahan yang
terjadi dalam diri remaja. Drajat (1974:34) mengatakan bahwa banyak sekali
perubahan-perubahan yang dialami seseorang pada masa remaja.
Perubahan-perubahan itu meliputi segala segi kehidupan manusia yaitu jasmani, rohani,
pikiran, perasaan dan sosial. Perubahan yang dialami remaja biasanya dimulai dari
segi jasmani terlebih dahulu yang menyangkut segi seksual, biasanya terjadi pada
umur antara 13 dan 14 tahun. Perubahan itu disertai atau diiringi dengan
perubahan-perubahan lain, yang berjalan sampai dengan umur 16-17 tahun.
Siswa SMP pada umumnya berumur antara 13-15 tahun. Hal ini dapat
dikatakan bahwa siswa SMP berada pada masa remaja. Siswa dalam perananya
sebagai masa remaja memiliki berbagai tugas perkembangan yang harus
dijalankan yang terkadang menimbulkan berbagai permasalahan bagi siswa
tersebut. Jika pada suatu tahap siswa dapat menjalankan tugas perkembangannya
dengan baik maka siswa akan lebih mudah menjalankan tugas perkembangan
berikunya. Sebaliknya, jika tugas perkembangan pada suatu tahap tidak dapat
dikerjakan dengan baik oleh siswa maka akan menimbulkan berbagai
permasalahan antara lain permasalahan di bidang pribadi, sosial, belajar dan
Penyelesaian masalah-masalah yang dialami oleh siswa dapat berjalan
dengan baik apabila siswa mendapat bantuan dari orang lain. Agar siswa terbantu
dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi maka diberikan berbagai
kegiatan bimbingan yang dilaksanakan disekolah bertujuan untuk mengatasi
permasalahannya sendiri sehingga dapat menghasilkan perubahan-perubahan
positif dalam diri siswa yang sedang berkembang menuju kedewasaan. Menurut
Winkel & Sri Hastuti (2004:44) bimbingan merupakan proses membantu
orang-perorangan dalam memahami dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya. Secara
umum dapat dikatakan bahwa tujuan dari bimbingan adalah agar individu dapat
mengatur kehidupannya sendiri, menjamin perkembangan dirinya sendiri
seoptimal mungkin, memikul langsung tanggung jawab sepenuhnya atas arah
hidupnya sendiri, menggunakan kebebasannya sebagai manusia secara dewasa
dengan berpedoman pada cita-cita yang mewujudkan semua potensi yang baik
padanya, dan menyelesaikan semua tugas yang dihadapi dalam kehidupan
(Winkel & Sri Hastuti, 2004:65).
Ada beberapa bidang bimbingan yang dapat diberikan kepada para
siswa dalam layanan bimbingan klasikal. Bidang bimbingan yang dimaksud
adalah bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan sosial, bidang bimbingan
belajar, dan bidang bimbingan karier (Prayitno, 1997: 65).
Sebagai tenaga profesional, guru pembimbing diharapkan dapat membantu
siswa dalam mengatasi masalah yang dialaminya. Untuk membantu siswa
masalah yang dihadapi siswa, selanjutnya permasalahan tersebut dapat
ditindaklanjuti melalui layanan-layanan konseling yang ada disekolah.
Permasalahan merupakan suatu yang menghambat, menghalangi,
mempersulit seseorang dalam mencapai sesuatu. Masalah bisa saja berupa tidak
tercapainya tujuan tertentu, belum terpenuhinya kebutuhan tertentu, atau belum
terselesaikannya tugas perkembangan tertentu. Setiap siswa mempunyai masalah
yang beraneka ragam di dalam hidupnya. Masalah yang muncul di dalam
kehidupan sehari-hari harus dicari penyelesaiannya agar hidup dapat dijalani
dengan perasaan tenang dan semua aktivitas dapat berjalan dengan baik. Di
lingkungan sekolah siswa sering mengalami masalah. Contoh masalah yang sering
muncul di SMP Taman Dewasa Jetis misalnya dalam hal masalah pribadi
contohnya kurang percaya diri, kurang bisa menerima kelebihan dan kekurangan,
masalah sosial contohnya beda pendapat, masalah dengan orang tua, masalah
dengan teman sebaya, masalah peraturan di sekolah, masalah interaksi dengan
guru, masalah belajar contohnya kurang bisa membagi waktu, kurang bisa belajar
secara efektif, kesulitan dalam mata pelajaran, masalah karier contohnya
kurangnya informasi dalam hal penjurusan dan pekerjaan.
Dalam rangka pelaksanaan bimbingan di SMP Taman Dewasa Jetis, guru
pembimbing perlu mempertimbangkan kebutuhan dan masalah-masalah yang
dihadapi siswa. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti
permasalahan-permasalahan apa sajakah yang dihadapi oleh siswa kelas VIII SMP
permasalahan-permasalahan siswa, peneliti mengajukan topik-topik bimbingan
yang sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan siswa.
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap masalah-masalah yang
dihadapi para siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun
ajaran 2010/2011. Permasalahan yang diangkat oleh penulis dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Permasalahan-permasalahan apa sajakah yang dihadapi para siswa kelas
VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011?
2. Topik-topik bimbingan apa sajakah yang sesuai untuk para siswa?
C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi para
siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran
2010/2011.
2. Menyusun usulan topik-topik bimbingan klasikal bagi para siswa kelas
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak, khususnya di SMP Taman Dewasa Jetis antara lain:
1. Bagi guru pembimbing
Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dalam menentukan
topik-topik bimbingan yang tepat dan sesuai dengan masalah yang
dihadapi para siswa.
2. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi mengenai masalah
yang dihadapi para siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis
Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011. Dengan informasi ini,
diharapkan kepala sekolah dengan dibantu oleh guru pembimbing
dapat mengupayakan langkah-langkah yang tepat dan sesuai
dalam usaha membantu menyelesaikan masalah siswa.
3. Bagi guru mata pelajaran
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang
masalah-masalah siswa, sehingga dengan mengetahui masalah-masalah-masalah-masalah
siswa, guru diharapkan terdorong untuk turut serta berperan aktif
D. Batasan Istilah
Berikut ini dijelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan topik skripsi.
1. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi para siswa adalah
permasalahan yang menunjuk pada suatu yang menghambat,
menghalangi, mempersulit siswa dalam melakukan hal-hal yang
perlu baginya seperti yang diukur dalam kuesioner permasalahan
siswa.
2. Siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun
ajaran 2010/2011 adalah para siswa yang terdaftar/tercatat sebagai
siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun
ajaran 2010/2011.
3. Usulan topik-topik bimbingan klasikal ialah rangkaian topik-topik
bimbingan yang direncanakan untuk disajikan/dibahas dalam
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Masalah-masalah Siswa SMP sebagai Remaja
Sukardi (1983:49-61) menjelaskan bahwa hanbatan-hambatan atau
masah-masalah dalam belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu masah-masalah yang
bersifat internal dan yang bersifat eksternal.
1. Masalah yang bersifat internal adalah masalah yang berasal/bersumber
dari diri sendiri. Ini dapat bersifat biologis dan psikologis.
a. Masalah yang bersifat biologis
Masalah yang bersifat biologis secara langsung berhubungan dengan
jasmani siswa. Apabila kondisi jasmani siswa pada umumnya sehat, ia
dapat belajar dengan penuh konsekuensi, sebaliknya apabila siswa
mengalami gangguan kesehatan misalnya sakit kepala ia akan
bermasalah dalam belajar.
b. Masalah yang bersifat psikologis
Masalah yang bersifat psikologis secara langsung berhubungan dengan
kejiwaan (psikis). Misalnya untuk dapat belajar dengan baik, siswa
harus berminat terhadap materi pelajaran; apabila materi pelajaran
tidak menarik, maka timbullah rasa bosan dan malas sehingga dapat
2. Masalah yang bersifat eksternal adalah masalah yang bersumber dari luar
dirinya. Masalah eksternal ini dapat timbul karena berbagai faktor, yaitu
faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, dan faktor
lingkungan masyarakat.
a. Masalah yang timbul karena faktor lingkungan keluarga
Faktor lingkungan keluarga meliputi, antara lain keadaan sosial
ekonomi keluarga. Setiap keluarga mempunyai keadaan ekonomi yang
berbeda- beda. Dalam kegiaatan belajar, terkadang dibutuhkan suatu
sarana dan prasarana yang cukup dan memadai, tetapi terkadang sarana
dan prasarana tersebut tidak terjangkau oleh keluarga yang
mempunyai ekonomi yang lemah atau kurang mampu sehingga hal
tersebut menghambat belajar siswa.
b. Masalah yang timbul karena faktor lingkungan sekolah
Faktor lingkungan sekolah meliputi, hubungan guru dan siswa.
Apabila interaksi guru dengan siswa yang kurang bisa bersahabat atau
siswa takut dengan guru, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam
belajar sehingga siswa kurang/ sulit berpartisipasi aktif dalam kegiatan
belajar mengajar.
c. Faktor lingkungan masyarakat
Faktor lingkungan masyarakat meliputi, antara lain hubungan anak
dengan teman sebayanya. Hubungan anak dengan teman sebaya di
yang bermain dengan teman sebayanya sampai belarut-larut dan lupa
waktu.
Menurut Winkel & Sri Hastuti, 2004:47 masalah-masalah yang
dialami siswa dapat digolongkan menjadi beberapa bidang masalah,
yaitu:
1. Masalah belajar (bidang belajar)
Kesulitan yang dihadapi siswa berkaitan dengan belajar antara
lain: motivasi dan semangat belajar kurang, ketidaksukaan dengan
matapelajaran, pemilihan jurusan yang tidak sesuai dengan
bidangnya atau karena tuntutan dari orang tua, peraturan sekolah
yang terlalu ketat, hubungan siswa dengan guru tidak akrab,
hubungan siswa yang satu dengan siswa yang lain tidak baik,
banyaknya tugas-tugas rumah, banyaknya kesibukan kegiatan di
sekolah, sehingga mengakibatkan kesempatan belajar kurang.
2. Keluarga (bidang sosial)
Ada hal-hal yang menyebabkan para siswa mengalami kesulitan
dalam belajar karena situasi keluarga, antara lain; suasana rumah
kurang nyaman, keadaan ekonomi kurang memadai, perceraian
kedua orang tua, banyaknya tugas rumah yang diberikan orang tua,
orang tua yang terlalu banyak menuntut dan menekan.
3. Masalah pengisian waktu luang (bidang belajar)
Kesulitan yang timbul pada pengisian waktu luang misalnya
bagaimana cara mengisi waktu luang yang baik dan bagaimana
menggunakan waktu tersebut lebih bermanfaat.
4. Masalah pergaulan dengan teman sebaya (bidang sosial)
Masalah pergaulan sering terjadi antar teman sebaya, sehingga
dapat menyebabkan hambatan dalam belajar. Misalnya antara lain;
perbedaan latang belakang atau status keluarga, selisih paham dan
pendapat dengan teman, sulitnya menerima kelebihan dan
kekurangan teman.
5. Masalah pergulatan dalam diri (bidang pribadi)
Pergulatan diri dapat mengganggu konsentrasi belajar, seperti:
iri terhadap teman yang sukses, rendah diri dengan segala
kekurangan yang dimiliki, cemburu dengan teman, emosi dan
marah melihat keberhasilan teman, dan gelisah memikirkan masa
depan.
B. Ciri-ciri Perkembangan Siswa SMP sebagai Remaja
Ciri, menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1989), adalah
tanda-tanda yang khas yang membedakan suatu dari yang lain. Berikut ini
diuraikan beberapa ciri remaja.
1. Pertumbuhan Fisik
Remaja mengalami pertumbuhan fisik, seperti tambahnya tinggi badan,
berat badan, dan sebagainya. Pertumbuhan fisik ini terjadi terutama pada
fisik yang sangat pesat; pada wanita pertumbuhan fisik meliputi:
pertumbuhan tulang, payu dara, bulu disekitar alat kelamin, dan
menstruasi. Yang dimaksud menstruasi yaitu pengeluaran darah, lender
dan jaringan sel yang hancur dari rahim secara berkala yang terjadi setiap
bulan pada wanita yang berumur kurang lebih 13-45 tahun (Hurlock,
1996:189). Pada pria meliputi: pertumbuhan tulang, bulu di ketiak dan
sekitar alat kelamin, lengan dan kaki, tumbuh kumis, jenggot, serta kulit
menjadi kasar (Sarwono, 1988:6-7).
Pertumbuhan-pertumbuhan fisik itu dapat mengakibatkan kecangguangan
bagi remaja. Apabila keadaan fisik tidak sesuai dengan keinginannya,
maka remaja akan merasa cemas, dan tidak senang. Remaja mengalami
tantangan dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dan
menerima keadaan fisiknya.
2. Perkembangan Emosi
Beberapa emosi yang sering tampak pada remaja ialah “marah, malu,
takut, cemas, cemburu, iri hati, sedih, gembira, kasih sayang, dan ingin
tahu” (Mappiare, 1982:60). Remaja belum mampu mengontrol emosinya
sehingga pada masa remaja sering terjadi perselisihan misalnya dengan
teman sebaya. Remaja mudah tersinggung dan sulit untuk memaafkan
orang lain; baik orang tua, teman sebaya maupun saudaranya (Wirawan,
1998:84).
Remaja memiliki keinginan kuat untuk bergabung dan diterima teman
kelompoknya dan berusaha menyesuaikan diri dengan norma-norma
kelomponya (Mappiare, 1982:59).
Menurut Mappiare (1982:60)
Rasa sedih merupakan bagian emosi yang sangat menonjol dalam masa remaja awal. Mereka sangat peka terhadap ejekan-ejekan yang dilontarkan pada dirinya. Kesedihan akan muncul apapbila ejekan itu dating dari teman sebaya. Sebaliknya perasaan gembira aakan tampak apabila mereka mendapat pujian atau keberhasilan yang dialaminya.
Menurut Garrison (Mappiare, 1982:16) orang memperoleh kebahagiaan
dalam hidup karena ia terlatih dalam memahami dan menguasai emosinya.
Menurut Hurlock (Mappiare, 1982:61) agar remaja terlatih dalam
memahami dan menguasai atau mengelola emosinya, remaja perlu berlatih
mengungkapkan perasaannya kepada orang yang dipercayainya seperti
kepada guru pembimbing.
1. Perkembangan Sosial
Pada masa ini, remaja ingin tampil secara “prima” karena itu nama
panggilan, pakaian, dan sarana lainya (kendaraan) serta perhiasan
merupakan sarana bagi mereka untuk tampil dengan penuh percaya diri
(Mappiare, 1982:90). Remaja mulai bergaul dan menjalin hubungan sosial
dengan teman sebayanya dan mereka lebih kerasan berada di tengah
kelompok teman sebaya daripada berada di tengah lingkungan keluarga
(Hurlock, 1996:241).
Mappiare (1982:92) menegaskan bahawa dalam perkembangan sosial
a. Penerimaan dan penghargaan: Apabila remaja diterima dan
dihargai oleh orang-orang di sekitarnya, maka remaja akan merasa
percaya diri, dan remaja akan mempunyai pendangan yang positif
terhadap masyarakat di sekitarnya dan dengan senang hati ikut
berpartisipasi dalam kehidupan sosial.
b. Kemampuan mengenal diri sendiri: Remaja perlu semakin
mengenal dirinya dan semakin mampu mengendalikan dirinya.
Dengan demikian remaja akan mampu menghadapi situasi yang
kurang menyenangkan.
2. Perkembangan Moral
Remaja mulai memikirkan hal-hal yang benar dan yang tidak
benar, norma-norma yang berlaku di sekitar dan tidak begitu saja
menerima pendapat orang dewasa yang ia pandang sebagai seorang
manusia yang dapat berbuat kesalahan (Mappiare,1982:68).
Dalam pembentukan nilai,nilai, remaja sering mencoba sendiri; ia lebih
puas dengan pengalamannya sendiri daripada jika orangtua memaksakan
pendirian mereka kepadanya. Remaja merasa dirinya bebas, merasa bahwa
sewaktu-waktu dia dapat merubah nilai-nilai yang dianutnya dengan nilai
yang lebih tinggi. Misalnya perbuatan menyontek pada waktu ujian,
dianggap dianggap perbuatan yang tidak baik dan melanggar norma
kelompoknya. Remaja dapat menyadari hal itu sebagai tidak baik. Karena
itu dia mengubah sikapnya untuk tidak menyontek lagi pada waktu ujian
3. Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget (Suparno, 2001:88) remaja pada umumnya sudah dapat
berpikir secara logis dan logikanya mulai berkembang, sudah dapat
menggunakan logikanya secara efektif dan fleksibel serta mampu
berhadapan dengan persoalan yang kompleks. Menurut Ginsburg
(Suparno,2001:88) remaja dapat berpikir fleksibel karena dapat melihat
berbagai kemungkinan; ia dapat berpikir efektif karena dapat melihat mana
yang cocok pada persoalan yang dihadapi.
4. Perkembangan Cita-cita
(Mappiare, 1982:88-89) cita-cita pendidikan dalam masa remaja pada
umumnya telah mantap. Pemilihan jurusan dapat dikategorikan menjadi
dua tahap yaitu tahap penjajakan dan tahap pemusatan. Dalam tahap
penjajakan dipertimbangkan alternatif-alternatif jurusan yang dapat dipilih,
sedangkan dalam tahap pemusatan ditekunilah jurusan yang telah dipilih.
Remaja dapat mengalami konflik dalam menentukan pemilihannya. Dalam
hal ini remaja membutuhkan seseorang untuk membantu memecahkan
masalah/konlfik yang dihadapi.
5. Perkembangan Minat
Hurlock (1996:217-222) menegaskan bahwa bentuk-bentuk minat remaja
sangat beragam antara lain, minat pada rekreasi, minat pada agama, dan
minat pada penampilan diri.
a. Minat pada rekreasai: pada masa remaja, ia cenderung menghentikan
remaja kegiatan rekreasi dari tahun sebelumnya berubah menjadi
bentuk rekreasi yang baru. Berangsur-angsur bentuk rekreasi yang
kekanak-kanakan menghilang dan menjelang awal masa remaja pola
rekreasi individual hamper sama dengan pola rekreasi akhri masa
remaja. Karena banyak tugas-tugas, antara lain: adanya tugas-tugas
rumah, sekolah, dan organisasi; maka sebagian besar remaja tidak
mempunyai banyak waktu lagi untuk rekreasi. Oleh karena itu, para
remaja membatasi kegiatan rekreasi.
b. Minat pada agama: remaja memikirkan secara serius soal-soal agama
dan mendiskusikanya bersama teman-teman sebaya. Remaja
mempertanyankan kebenaran, dosa, neraka, dan surga. Dalam hal ini,
remaja membutuhkan pendampingan agar informasi tentang
kebenaran, dosa, neraka, dan surga dapat menjadi jelas.
c. Minat pada penampilan: remaja menganggap kecantikan dan daya tarik
fisik sangat penting, oleh karena itu mereka menaruh perhatian dan
minat pada penampilan diri, misalnya memperhatikan pakaian,
perhiasan, dan kerapian.
6. Perkembangan citra diri
Mappiare (1982:101-102), remaja pada umumnya memiliki gambaran diri
tidak sesuai dengan dirinya, mereka menghayal wajahnya cantik/tampan
seperti orang yang dikagumi dan mereka mengkhawatirkan dirinya tidak
diri seperti apa adanya. Maka remaja diharapkan dapat menerima keadaan
diri sebagaimana andanya, bukan suatu khayalan.
Perkembangan yang dialami remaja terjadi dalam kehidupan sehari-sehari.
Dimana masa remaja mengalami perubahan dalam perkembangannya. Remaja
mempunyai beberapa tugas perkembanga, dimana tugas perkembangan bila
dilakukan dengan baik maka remaja akan mengalami kebahagian.
C. Tugas Perkembangan Siswa SMP sebagai Remaja
Menurut Havinghust (Hurlock, 1996:9) tugas perkembangan adalah tugas
yang muncul pada saat tertentu dari kehidupan individu, yang apabila berhasil
akan menimbulkan kebahagiaan dan membawa kearah keberhasilan dalam
melaksanakan tugas berikutnya, tetapi kalau gagal menimbulkan rasa tidak
berharga dan mengalami kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan dalam masa remaja yang penting dan harus
diselesaikan (Mappiare, 1982:99-108, Hurlock, 1996:209-210, dan
Winkel,1997:167 antara lain:
1. Memperkolah hubungan baru dan lebih matang dengan teman-teman
sebaya dari kedua jenis kelamin.
Para remaja mempunyai hubungan dengan teman sebaya baik dengan
teman sejinis maupun dengan lawan jenis. Di atantara mereka ada
saling ketertarikan dan saling menerima sehingga mereka merasa
2. Menerima keadaan dirinya sesuai jenis kelamin.
Remaja dapat menerima keadaan dirinya sebagai pria dan wanita;
remaja pria bersifat maskulin dan remaja wanita bersifat femimim.
Dalam belajar hidup, remaja pria lebih memilikirkan soal pekerjaan
sedangkan pada remaja wanita lebih cenderung memikirkan kebutuhan
rumah tangga.
3. Memperoleh kebebasan emosional dari orangtua dan orang dewasa
lainya.
Remaja berusaha tidak tergantung pada orangtua dan orang dewasa
lainya, agar mereka dapat membuat pilihan atau keputusan sendiri dan
bertanggungjawab atas pilihan sendiri.
4. Memperoleh kemandirian dalam hal keuangan
Remaja belajar sedikit demi sedikit untuk melepaskan diri dari bantuan
orang tua dengan belajar dan mempersiapkan diri untuk mempunyai
penghasilan sendiri. Selain itu juga belajar mengatur penggunaan
uangnya.
5. Mengembangan ketrampilan-ketrampilan baru
Remaja diharapakan berlatih mengembangkan berbagai ketrampilan
untuk mempersiapkan masa depan yang sesuai dengan tuntutan hidup.
Misalnya; wanita dapat berlatih memasak, mencuci pakaian, dan
mengatur rumah; sedangkan pria dapat berlatih mengatur atau
6. Memiliki citra diri yang realistik
Remaja diharapkan dapat menilai diri apa adanya; dapat meliaht
kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangannya. Remaja
diharapkan memiliki gambaran diri yang realistis.
7. Memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan
Remaja belajar memilih suatu jenis pekerjaan yang cocok baginya.
Mereka mulai mencari infromasi tentang pekerjaan yang mereka sukai.
8. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan dan hidup
berkeluarga.
Remaja pada umumnya berusaha mempersiapkan diri melalui proses
yang cukup panjang, misalnya remaja mulai berkenalan dengan lawan
jenis, berkencan, pacaran, tukar cincin dan lain-lain.
D. Topik Bimbingan Klasikal di SMP
1. Arti Bimbingan
Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “guidance”.
Sesuai dengan istilahnya, bimbingan dapat diartikan sebagai bantuan atau
tuntutan, tetapi harus diingat bahwa tidak setiap bantuan atau tuntutan
dapat diartikan sebagai bimbingan. Menurut Winkel & Sri Hastuti
(2004:27), kata “guidance” berkaitan dengan kata guide yang diartikan
sebagai berikut: menunjukkan jalan, memimpin, menuntun, memberikan
Menurut Winkel & Sri Hastuti (2004:27) kata guidance dalam arti-arti
yang demikian menimbulkan dua pengertian yang mendasar
a. Memberikan informasi yaitu menyajikan pengetahuan yang
dapat digunakan untuk mengambil suatu keputusan atau
memberitahukan sesuatu sambil memberi nasehat.
b. Mengarahkan, menuntun ke suatu tujuan. Tujuan itu mungkin
hanya diketahui oleh pihak yang mengarahkan atau diketahui
oleh kedua belah pihak.
Buku Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP
(Depdikbud, 1994:1) mendefinisikan bimbingan sebagai “bantuan yang
diberikan kepada siswa dalam rangka menemukan pribadi, mengenal
lingkungan dan merencanakan masa depan”.
Dalam memberikan pelayanan bimbingan klasikal, guru pembimbing
diharapakan terlebih dahulu menentukan dan membuat topik bimbingan
yang sesuai dengan kebutuhan siswa agar proses pelayanan bimbingan
klasikal sesuai dan tepat sasaran.
Berikut ini diuraikan bidang-bidang bimbingan yang dapat diupayakan
dalam pelayanan bimbingan klasikal (Prayitno,1997:65-68, Depdikbud,
1994:25-26), yaitu:
1) Bidang Bimbingan Pribadi
Pelayanan bidang bimbingan pribadi bertujuan membantu siswa agar
mengenal, menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan
Topik layanan bimbingan klasikal yang termasuk dalam bidang bimbingan
pribadi, antara lain:
a. Ciri-ciri dan kemampuan diri sendiri
b. Cara-cara mengembangkan sikap yang positif
c. Rasa tanggungjawab
d. Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Diri
2) Bidang Bimbingan Sosial
Pelayanan dibidang ini bertujuan membantu siswa memahami dirinya
dalam kaitannya dengan lingkungan sosialnya dan etika pergaulan sosial
yang berdasarkan budi pekerti luhur. Topik layanan bimbingan yang
termasuk dalam bimbingan sosial, antara lain:
a. Strategi untuk mengatasi konflik dan prasangka terhadap orang lain
b. Keefektifan hubungan sosial dan hubungan keluarga
3) Bidang Bimbingan Belajar
Tujuan dari pelayanan bimbingan di bidang ini ialah agar para siswa
mengenal sikap dan kebiasaan belajar yang baik, dapat mengembangkan
diri untuk mempersiapkan masa depan. Topik layanan bimbingan yang
termasuk dalam bimbingan belajar, antara lain:
a. Cara belajar yang baik
4) Bidang Bimbingan Karier
Tujuan pelayanan bimbingan di bidang ini ialah membantu siswa
mengenal potensinya sebagai persiapan karier masa depan. Topik
bimbingan yang termasuk dalam bimbingan karier antara lain:
a. Pemahaman diri (melihat bakat dan minat)
b. Informasi jurusan yang sesuai dengan bakat dan minatnya
c. Informasi lapangan pekerjaan
2. Tujuan Bimbingan
Tujuan pelayanan bimbingan ialah membantu sesama manusia
mengatur kehidupan sendiri, menjamin perkembangan dirinya sendiri,
mengemukakan kebebasannya sebagai manusia secara dewasa dengan
berpedoman pada cita-cita yang mewujudkan semua potensi yang baik
padanya untuk menyelesaikan semua tugas yang dihadapi dalam
kehidupan ini secara memuaskan. Dalam Winkel (1997:68) tujuan
bimbingan dapat dibedakan menjadi dua yaitu; tujuan sementara dan
tujuan akhir. Tujuan sementara bimbingan adalah supaya individu mampu
bersikap dan bertindak sendiri dalam situasi hidupnya sekarang ini,
misalnya melanjutkan atau memutuskan hubungan percintaan, mengambil
sikap dalam pergaulan, dan lain-lain. Tujuan akhir bimbingan adalah
supaya individu mampu mengatur kehidupanya sendiri, mengambil sikap,
mempunyai pandangan sendiri, dan mampu menanggung resiko dari
dibimbing dapat berkembang lebih baik dan memiliki kemampuan untuk
mandiri.
3. Bimbingan klasikal di SMP
Guru pembimbing menyelengarakan kegiatan bimbingan
sebagaimana mestinya tercakup dalam materi bimbingan. Materi
bimbingan adalah suatu rangkaian topik-topik bimbingan yang
direncanakan untuk dilaksanakan secara terorganisasi dan terkoordinasi
selama periode waktu tertentu, misalnya satu tahun ajaran.
Bimbingan klasikal merupakan bimbingan kelompok yang
diberikan kepada siswa di kelas dan tingkatan kelas tertentu, pada jenjang
pendidikan yang sama ( Winkel, 1997:516). Komponen bimbingan yang
tampak dalam bimbingan klasikal adalah pemberian informasi. Perlu
diketahui informasi yang diberikan tidak hanya diceramahkan saja, tetapi
harus dicerna oleh siswa-siswi sehingga mereka dapat mengambil
maknanya bagi diri mereka sendiri dan menunjang perkembangan mereka.
Hal tersebut dapat dicapai dengan cara melibatkan siswa dalam diskusi
kelompok kecil, mangisi lembar-lembar kerja, membuat kliping dan
sebagainya.
Materi untuk bimbingan klasikal, menurut Winkel (1997:533)
biasanya digali dari berbagai sumber, yaitu:
a. Pengetahuan dan pemahaman guru pembimbing di berbagai
ilmu sosial seperti ilmu sosiologi, ilmu antropologi, ilmu
ekonomi dengan berbagai cabangnya.
b. Hasil refleksi guru pembimbing dan tokoh-tokoh
masyarakat di berbagai bidang kehidupan. Hasil refleksi
akan menghasilkan gagasan-gagasan tentang materi yang
relevan untuk kegiatan bimbingan klasikal di dalam kelas
karena keadaan masyarakat tertentu mampunyai dampak
positif dan negatif pada remaja.
c. Perumusan tujuan nasional dan perumusan tujuan
institusional. Perumusan-perumusan tersebut dapat
mengarahkan pikiran guru pembimbing tentang materi
bimbingan klasikal di kelas supaya selaras dengan sasaran
pokok pada jenjang pendidikan tertentu.
d. Berbagai daftar masalah yang dihadapi oleh kaum muda,
yang disusun oleh para ahli di bidang pendidikan dan
psikologi.
e. Usul-usul dari para siswa sendiri. Usul-usul tersebut dapat
f. Hasil penelitian yang diadakan oleh guru pembimbing
sendiri, misalnya dengan menyebarkan sebuah daftar cek
masalah.
g. Pengalaman guru pembimbing selama beberapa tahun.
4. Manfaat Bimbingan Klasikal
Bimbingan klasikal dijenjang pendidikan menengah mempunyai manfaat
baik bagi guru pembimbing maupun bagi para siswa (Winkel 1997:520).
a. Manfaat bimbingan klasikal bagi guru pembimbing
1) Mendapat kesempatan untuk berkontak dengan banyak
siswa sekaligus, sehingga guru pembimbing menjadi
dikenal.
2) Menghemat waktu dan tenaga dalam kegiatan yang
dapat dilakukan dalam suatu kelompok.
3) Guru pembimbing dapat memberikan banyak informasi
yang dibutuhkan oleh siswa secara kelompok.
b. Manfaat bimbingan klasikal bagi siswa
1) Menjadi lebih sadar akan tantangan yang dihadapi.
2) Rela menerima dirinya sendiri.
3) Berani mengemukakan pandangannya sendiri bila
4) Diberi kesempatan untuk mendiskusikan sesuatu
bersama. Dengan begitu siswa mendapat latihan untuk
berkomunikasi dengan teman-teman di kelasnya.
5) Bersedia menerima suatu pandangan yang
dikemukakan oleh teman.
6) Tertolong untuk mengatasi suatu masalah yang dirasa
sulit untuk dibicarakan secara langsung oleh guru
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitan
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode
survey. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan
suatu gejala pada saat penelitian dilakukan (Furchan, 1982: 415).
Penelitian ini dikatakan diskriptif karena penelitian ini ingin
mendeskripsikan masalah-masalah yang terjadi pada saat peneletian ini
dilakukan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran
mengenai masalah-masalah yang sering dialami oleh mayoritas siswa
kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011;
kemudian berdasarkan hasil penelitian akan disusun topik-topik bimbingan
klasikal.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini ialah siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa
Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 dengan jumlah 84 siswa. Peneliti
mengambil subyek penelitian kelas VIII B, C, dan E dengan pertimbangan
ingin membantu memberikan bimbingan kepada siswa khususnya siswa
Tabel 1
Rincian siswa-siswi kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011
Kelas Jumlah Siswa
VIII B 28
VIII C 27
VIII E 29
Total 84
C. Instrumen Penelitian / Alat Ukur
1. Jenis Alat Ukur
Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner untuk mengukur
tingkat permasalahan-permasalahan yang dihadapi para siswa kelas VIII
SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011.
Kuesioner permasalahan siswa ini bersifat tertutup. Dipilih bentuk
kuesioner tertutup dengan maksud agar para siswa lebih terbuka dalam
memberikan informasi. Maksud kuesioner tertutup adalah kuesioner
tersebut berisi pernyataan-pernyataan yang jawabannya sudah disediakan
oleh peneliti (Furchan, 1982: 249). Berikut ini dijelaskan beberapa hal
yang berkaitan dengan instrumen penelitian.
a. Skala pengukuran permasalahan siswa
Metode yang digunakan dalam skala permasalahan siswa ini adalah
Likert yang terdiri atas empat jawaban yaitu: “Selalu”, “Sering”,
“Jarang”, dan “ Tidak pernah”.
b. Indikator permasalahan siswa
Kuesioner ini disusun dengan melihat ”Kuesioner Permasalahan
Siswa” yang berjudul Permasalahan-permasalahan yang dihadapi
siswa kelas XI SMA Bruderan Purworejo yang disusun oleh Robertus
Bayu Wibowo (2010) dalam skripsinya yang kemudian penulis
modifikasi lagi dengan dibantu oleh dosen pembimbing.
Kuesioner permasalahan siawa yang digunakan dalam penelitian
ini terdiri dari empat bagian, bagian yang pertama berisi identitas diri,
bagian yang kedua berisi tujuan, bagian yang ketiga berisi petunjuk
dan bagian yang keempat berisi 40 pernyataan tentang permasalahan
siswa.
Butir-butir pertanyaan dalam kuesioner ini terbagi menjadi empat
bidang yaitu, bidang pribadi, bidang sosial, bidang belajar, dan bidang
Tabel 2 Aspek dan Indikator
No. ASPEK (BIDANG
BIMBINGAN)
INDIKATOR
1. Bimbingan Pribadi Penyesuaian diri Bakat minat
Pengambilan keputusan Pemecahan masalah Kesehatan
Manajemen waktu
Pengelolahan emosi (perasaan)
2. Bidang Sosial Pemecahan masalah dengan teman Menjalin relasi dengan teman sebaya
Berempati
Pergaulan dengan teman sebaya Menghargai teman
3. Bimbingan Belajar Manajemen waktu belajar Disiplin belajar
Gaya belajar Cara belajar Motivasi velajar Kebiasaan belajar
Daya tangkap materi / mata pelajaran
4. Bimbingan Karier Mengenal berbagai bidang pekerjaan
Bakat minat
Informasi SMA/SMK dan Jurusan
2. Susunan kuesioner permasalahan siswa
Secara keseluruhan item permasalahan siswa dibagi menjadi item
positif. Item positif isinya mendukung, memihak atau menunjukkan
3. Penskoran
Skor untuk masing-masing alternatif jawaban tergantung dari
bentuk pernyataan. Untuk pernyataan positif skor untuk jawaban Selalu
(SL): 4, Sering (SR): 3, Jarang (J): 2, dan Tidak Pernah (TP): 1.
Nomor-nomor butir pertanyaan yang termasuk masing-masing bidang teresebut
sebagai berikut:
a. Bidang pribadi, terdapat pada nomor 1 sampai dengan 12.
b. Bidang sosial, terdapat pada nomor 13 sampai dengan 23.
c. Bidang belajar, terdapat pada nomor 24 sampai dengan 34.
d. Bidang karier, terdapat pada nomor 35 sampai dengan 40.
Kuesioner permasalahan siswa ini disusun berdasarkan kisi-kisi yang
disajikan pada tabel 3.
Tabel 3
Kisi-kisi Kuesioner Permasalahan Siswa
No. ASPEK INDIKATOR NOMOR
BUTIR JUMLAH 1. Bimbingan Pribadi Penyesuaian diri Bakat minat Pengambilan keputusan Pemecahan masalah Kesehatan Manajemen waktu
Pengelolahan emosi (perasaan)
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
12
12 item
2. Bidang Sosial
Pemecahan masalah dengan teman
Menjalin relasi dengan teman sebaya
Berempati
Pergaulan dengan teman sebaya Menghargai teman
13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21,
22, 23
No. ASPEK INDIKATOR NOMOR BUTIR
JUMLAH
3. Bimbingan Belajar
Manajemen waktu belajar Disiplin belajar
Gaya belajar Cara belajar Motivasi velajar Kebiasaan belajar
Daya tangkap materi / mata pelajaran
24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32,
33, 34
11 item
4. Bimbingan Karier
Mengenal berbagai bidang pekerjaan
Bakat minat
Informasi SMA/SMK dan Jurusan
35, 36, 37, 38, 39, 40
6 item
Jumlah
item
40 item
4. Validitas dan reliabilitas Instrumen
a. Validitas Instrumen
Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang
digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Sebuah alat
ukur dapat dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari
variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2006: 168). Jadi,
sebuah alat ukur dapat dikatakan valid jika alat ukur tersebut
memberikan hasil ukur sesuai dengan maksud tersebut.
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
validitas konstruk yaitu suatu validitas yang menunjukkan sampai
menjadi isi tes atau alat pengukur tersebut. Teknik statistik yang
dipergunakan untuk menguji validitas instrumen penelitian ini
adalah teknik product moment yang dikemukakan oleh Pearson
(Masidjo, 1995: 246)
xy
r =
(
)( )
(
)
{
∑
∑
−∑
∑
}
{
∑
∑
−( )
∑
}
−
2 2
2
2 X N Y Y
X N
Y X XY
N
Keterangan :
xy
r : Koefisien validitas item
N : Jumlah subyek
X : Skor-skor item
Y : Skor total peraspek
Penentuan validitas dilakukan dengan memberi skor pada
setiap item dan mentabulasi data uji coba. Selanjutnya proses
perhitungan dilakukan dengan komputer program SPSS
(Statistical Programme for Social Sciences) agar lebih efektif
dan efisien.
Prosedur seleksi item berdasarkan data hasil penelitian item
pada kelompok subyek yang karakteristiknya setara dengan
subyek yang hendak dikenai skala dengan melakukan analisis
kualitatif terhadap parameter-parameter item. Dalam penentuan
layak tidaknya suatu item yang digunakan, biasanya dilakukan
uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikan 0,05,
terhadap skor total. Jadi semua item yang mencapai koefisien
korelasi item total positif dan signifikan pada taraf signifikansi ≤ 0,05 dianggap mempunyai konsitensi internal yang memuaskan.
Hasil rekapitulasi penelitian yang di dapat bahwa semua
kuesioner dinyatakan valid semua. Hasil valid tidaknya
kuesioner ada pada tabel 4.
Tabel 4
Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Validitas Item
No. ASPEK (BIDANG BIMBINGAN) INDIKATOR Jumlah Item Jumlah Item Valid Jumlah Item Gugur 1. Bimbingan Pribadi Penyesuaian diri Bakat minat Pengambilan keputusan Pemecahan masalah Kesehatan Manajemen waktu Pengelolahan emosi (perasaan)
12 12 0
2. Bidang Sosial Pemecahan masalah dengan teman Menjalin relasi dengan teman sebaya Berempati Pergaulan dengan teman sebaya Menghargai teman
No. ASPEK (BIDANG BIMBINGAN) INDIKATOR Jumlah Item Jumlah Item Valid Jumlah Item Gugur 3. Bimbingan Belajar Manajemen waktu belajar Disiplin belajar Gaya belajar Cara belajar Motivasi belajar Kebiasaan belajar Daya tangkap materi / mata pelajaran
11 11 0
4. Bimbingan Karier Mengenal berbagai bidang pekerjaan Bakat minat Informasi SMA/SMK dan Jurusan
6 6 0
Jumlah
item
40
b. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas instrumen adalah taraf sampai di mana suatu
instrumen menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang
diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Reliabilitas
sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil
ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar,
2003: 83). Tes yang reliabel akan menunjukkan ketepatan dan
ketelitian hasil dalam suatu pengukuran. Metode yang dipakai
untuk pengujian tingkat reliabilitas adalah metode crombach alpha.
penelitian ini menggunakan skala likert. Derajat reliabilitas
ditentukan dengan pedoman daftar indeks korelasi reliabilitas
tersebut ditentukan dengan pedoman daftar indeks korelasi
reliabilitas dengan ancar-ancar sebagai berikut (Masidjo, 2006:
72):
Tabel 5
Pedoman daftar indeks korelasi reliabilitas
Koefisien korelasi Kualifikasi
0,91-1,00
0,71-0,90
0,41-0,70
0,21-0,40
Negatif-0,20
Sangat tinggi
Tinggi
cukup
Rendah
Sangat rendah
c. Uji Realibilitas
Realibilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan
konsistensi suatu alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama
(Umar, 2003). Suatu kuesioner dikatakan konsisten apabila dalam
pengambilan data secara berulang-ulang dapat memberikan hasil
yang sama (konsisten) dengan catatan semua kondisi tidak
berubah. Jadi, suatu kuesioner dikatakan realibel apabila jawaban
seseorang atas pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu
Untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya bukan
1, tetap merupakan rintangan antara beberapa nilai, misalnya
0-10 atau bentuk skala 1-3, 1-5, atau 1-7 dan seterusnya dapat
menggunakan teknik Cronbach (Umar, 2003). Rumus Cronbach
adalah sebagai berikut:
⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ ∑ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ −
= 1 22
1 t b n k k r σ σ Keterangan:
rn = Reliabilitas instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan
2
b
σ
Σ = Jumlah varian butir
2
t
σ
= Varians totalDengan ketentuan yang berlaku adalah apabila hasil uji
reliabilitas akan dinyatakan benar-benar reliabel jika koefisien
alpha yang dihasilkan > indeks reliabilitas yaitu sebesar 0,6
menurut kriteria Nunally dalam Ghozali (2001). D. Prosedur Pengumpulan Data
Secara garis besar pengumpulan data dilaksanakan dalam tahap persiapan
mencakup penyusunan kuesioner dan pelaksanaan pengumpulan data
mencakup penyebaran dan pengisian kuesioner, serta pengumpulan kuesioner.
1. Tahap persiapan
adalah menentukan variabel penelitian yaitu permasalahan siswa.
Selanjutnya merumuskan aspek-aspek bidang bimbingan yang meliputi 4
bidang bimbingan yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karier,
kemudian dijabarkan dalam indikator-indikator. Dari indikator-indikator
tersebut dirumuskan menjadi butir-butir yang dapat mengungkapkan aspek
yang ingin diukur. Butir-butir pernyataan yang tersusun sebanyak 40 butir.
Setelah butir kuesioner tersusun, penulis mengkonsultasikannya kepada ahli
dalam bidang yang bersangkutan yaitu:
a. A. Setyandari S. Pd, S. Psi, Psi, M.A (Dosen pembimbing
skripsi)
b. Nyi Musi Giri Astuti, S.Pd. (Koordinator BK SMP Taman
Dewasa Jetis Yogyakarta)
2. Tahap pelaksanaan pengumpulan data
Setelah mendapat persetujuan dari dosen pembimbing untuk
melakukan penelitian, maka peneliti mengurus perijinan untuk melakukan
penelitian kepada Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Surat ijin diberikan dengan nomor
009/Pen/BK/JIP/V/2011, tanggal 9 Mei 2011. Pengumpulan data
dilakukan di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta.
Sebelum pengumpulan data dilakukan, peneliti menghubungi
Koordinator BK di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta untuk
menentukan waktu yang tepat. Setelah terjadi kesepakatan maka penelitian
masing-masing kelas. Pelaksanaan pengisian kuesioner berlangsung
selama 2 hari berturut-turut yakni dari tanggal 10 Mei sampai 11 Mei
2011. Waktu pengisian kuesioner berkisar antara 20 menit sampai 30
menit.
Dalam tahap pelaksanaan penelitian, penulis datang sendiri ke
sekolah SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta. Sebelum pengambilan data
dimulai penulis menjelaskan tujuan penelitian serta menjelaskan petunjuk
tentang cara pengisian kuesioner. Jumlah siswa dalam tiga kelas adalah 91
siswa, terdiri dari Kelas VIII B terdiri dari 28 siswa semua hadir, untuk
kelas VIII C terdiri 32 siswa tetapi ada siswa yang tidak hadir 5,
sedangkan untuk kelas VIII E terdiri dari 31 siswa tetapi ada siswa yang
tidak hadir 2 sehingga jumlah subyek penelitian adalah 84 siswa.
Langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut:
a. Mempersiapkan diri 1 jam lebih awal dari waktu yang sudah
ditentukan.
b. Membagikan kuesioner yang telah dipersiapkan
c. Memberi penjelasan mengenai cara mengisi kuesioner, dan responden
di beri kesempatan untuk bertanya.
d. Memberi kesempatan kepada responden untuk mengisi kuesioner.
e. Memeriksa kembali kuesioner yang telah dikumpulkan.
E. Teknik Analisis Data
Langkah-langkah analisis yang ditempuh yaitu:
1. Menentukan skor dari setiap alternatif jawaban. Skor untuk
masing-masing alternatif jawaban tergantung dari bentuk pernyataan. Untuk
pernyataan positif skor untuk jawaban Selalu (S): 4, Sering (SR): 3, Jarang
(JR): 2, dan Tidak Pernah (TP): 1.
2. Menghitung jumlah skor dari masing-masing subyek.
3. Membuat tabulasi data.
4. Menghitung frekuensi berdasarkan skor untuk setiap item.
5. Menghitung prosentase berdasarkan frekuensi yang telah diperoleh untuk
setiap item.
6. Menentukan penggolongan tingkat masing-masing aspek permasalahan
siswa berdasarkan tiga kategori yaitu kategori tinggi, sedang, dan rendah
(Azwar, 1999). penggolongan tingkat permasalahan siswa dilihat pada
tabel 6.
Tabel 6
Penggolongan Tingkat Permasalahan Siswa- siswi kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011
Kategori Patokan
Tinggi > 75 %
Sedang 56% - 75 %
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Permasalahan yang dihadapi oleh siswa-siswi, dibagi dalam empat aspek
bimbingan yaitu bimbingan pribadi, bimbingan social, bimbingan belajar, dan
bimbingan karier. Permasalahan siswa-siswi tersebut dibagi menjadi empat
alternative jawaban yaitu tidak pernah, jarang, sering, dan selalu.
Permasalahan siswa terdiri dari bidang bimbingan pribadi, bimbingan
sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karier. Permasalahan tersebut
dikategorikan dalam tiga kategori yaitu kategori rendah, kategori sedang dan
kategori tinggi.
a. Bimbingan Pribadi
Pada bidang bimbingan pribadi yang terdiri dari 12 item permasalahan
siswa yang meliputi mengenal kelebihan dan kekurangan, percaya diri,
minat dan bakat, tanggungjawab, mengambil keputusan sendiri, dapat
memecahkan masalah, dapat membedakan antara hal-hal yang bermanfaat
dan berbahaya bagi kesehatan, cara mengembangkan sikap yang positif,
memahami perubahan yang terjadi yang terkait dengan pertumbuhan
badan, pengungkapan perasaan secara jujur, menerima kelemahan diri dan
pengisian waktu luang. Hasil data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel
Tabel 7
Permasalahan Siswa dalam Bidang Pribadi
No Item
Alternatif jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak
pernah
1 Saya mengenal kelebihan dan kekurangan saya.
44,0% 26,2% 29,8% 0%
2 Saya adalah orang yang percaya diri.
25,0% 29,8% 45,2% 0%
3 Saya mengetahui minat dan bakat saya.
47,6% 26,2% 23,8% 2,4%
4 Saya mampu bertanggung jawab dalam kehidupan saya sehari-hari.
31,0% 29,8% 38,1% 1,2%
5 Saya mampu mengambil keputusan sendiri
44,0% 22,6% 33,3% 0%
6 Saya dapat memecahkan masalah yang sedang saya hadapi.
11,9% 46.4% 40,5% 1,2%
7 Saya mampu membedakan antara hal-hal yang bermanfaat dan berbahaya bagi kesehatan fisik saya.
42,9% 40,5% 16,7% 0%
8 Saya memahami cara-cara mengembangkan sikap yang positif
32,1% 38,1% 28,6% 1,2%
9 Saya memahami dengan baik perubahan-perubahan yang terjadi pada diri saya terkait dengan pertumbuhan badan saya.
32,1% 40,5% 26,2% 1,2%
10 Saya mampu
mengungkapkan perasaan saya dengan jujur.
22,6% 36,9% 38,1% 2,4%
11 Saya bisa menerima kelemahan-kelemahan
dalam diri saya.
39,3% 31,0% 28,6% 1,2%
12 Saya mengetahui cara-cara yang tepat untuk mengisi waktu luang sehingga waktu tersebut dapat digunakan dengan sebaik mungkin
21,4% 35,7% 39,3% 3,6%
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa permasalahan siswa
pada bimbingan pribadi yaitu meliputi kurang mengetahui cara-cara yang
tepat untuk mengisi waktu luang, kurang mampu mengungkapkan
perasaan secara jujur, dan kurang mengetahui minat dan bakat dirinya.
Tabel 8
Permasalahan siswa dalam keseluruhan aspek bimbingan Pribadi
Kategori Frekuensi %
Rendah
3 3.6
Sedang
40 47.6
Tinggi
41 48.8
Total
84 100.0
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa permasalahan
siswa dalam aspek bimbingan pribadi memiliki tiga ketegori yaitu dengan
kategori rendah ada 3 siswa (3,6%), kategori sedang ada 40 siswa (47,6 %)
dan kategori tinggi ada 41 siswa (48,8%). Kategori rendah dan sedang
diartikan bahwa siswa mengalami masalah sedangkan kategori tinggi
siswa tidak mengalami masalah. Pada bidang bimbingan pribadi dapat
disimpulkan bahwa dari 84 siswa skor tertinggi terdapat pada kategori
tinggi dengan jumlah siswa 41 siswa.
a. Bimbingan Sosial
Pada bidang bimbingan sosial yang terdiri dari 11 item yang
penuh perhatian pada teman yang berbicara, dapat bekerja sama, dapat
berempati, mampu berbagi dengan teman ketika menghadapi masalah,
berteman dengan lawan jenis, menghargai teman yang berbeda
pendapat, berani mengungkapkan pendapat dan mampu berinteraksi
dengan baik. Hasil data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9
Permasalahan Siswa dalam Bidang Sosial
No. Item Alternatif Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
1. Saya mengetahui cara mengatasi permasalahan saya dengan teman
22,6% 36,9% 39,3% 1,2%
2. Saya bercerita kepada teman saya untuk mendapatkan solusi terhadap permasalahan yang saya alami
38,1% 29,8% 25,0% 7,1%
3. Saya bisa berteman dengan siapa saja
64,3% 23,8% 11,9% 0%
4. Saya mampu mendengarkan dengan penuh perhatian pada teman yang berbicara dengan saya.
48,8% 36,9% 14,3% 0%
5. Saya mampu bekerjasama dengan teman
44,0% 39,3% 14,3% 2,4%
6. Saya mampu berempati terhadap perasaan teman
33,3% 38,1% 27,4% 1,2%
7. Saya bercerita kepada teman ketika saya mempunyai masalah
36,9% 22,6% 33,3% 7,1%
8. Saya mampu berteman dengan lawan jenis
44,0% 32,1% 22,6% 1,2%
9. Saya menghargai teman yang berbeda pendapat dengan saya.
38,1% 42,9% 19,0% 0%
10. Saya berani mengungkapkan pendapat kepada teman
25,0% 44,0% 27,4% 3,6%
11. Saya mampu berinteraksi dengan baik
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa permasalahan
siswa pada bimbingan sosial yaitu meliputi kurang bisa bercerita kepada
teman saya untuk mendapatkan solusi terhadap permasalahan yang saya
alami, kurang berani mengungkapkan pendapat kepada teman, kurang
mampu bekerjasama dengan teman.
Tabel 10
Permasalahan siswa dalam keseluruhan aspek bimbingan Sosial
Kategori Frekuensi %
Rendah
3 3.6
Sedang
33 39.3
Tinggi
48 57.1
Total
84 100.0
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa permasalahan
siswa dalam aspek bimbingan sosial memiliki tiga ketegori yaitu dengan
kategori rendah ada 3 siswa dengan persentase 3,6%, kategori sedang ada
33 siswa dengan kategori 39,3 % dan kategori tinggi ada 48 siswa dengan
persentase 57,1 %. Pada bidang bimbingan sosial dapat disimpulkan
bahwa dari 84 siswa skor tertinggi terdapat pada kategori tinggi dengan
jumlah siswa 48 siswa.
b. Bimbingan Belajar
Pada bidang bimbingan belajar yang terdiri dari 11 item yang
menghadapi ujian, kedisiplinan waktu pada saat belajar, kebiasaan
belajar yang baik, merasa tidak cemas pada saat menghadapi ujian,
dapat menerima materi yang diberikan oleh guru, dapat mengikuti
penjelasan guru sewaktu pelajaran berlangsung, membuat ringkasan
atau catatan untuk membantu kegiatan belajar dan menggunakan
tempat belajar yang nyaman dan mendukung. Hasil data yang
diperoleh dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 11
Permasalahan Siswa dalam Bidang Belajar
No. Item
Alternatif Jawaban
Selalu Sering Jarang
Tidak Pernah
1. Saya mengetahui cara-cara yang tepat dan efektif untuk meningkatkan semangat belajar.
26,2% 35,7% 35,7% 2,4%
2. Saya mengetahui cara-cara yang tepat dan efektif dalam menghadapi ujian.
23,8% 42,9% 33,3% 0%
3. Saya termasuk orang yang disiplin waktu dalam belajar
10,7% 19,0% 61,9% 8,3%
4. Saya dapat berkonsentrasi dengan baik pada saat belajar.
14,3% 35,7% 50,0% 0%
5. Saya memiliki kebiasaan belajar yang baik
11,9% 22,6% 59,5% 6,0%
6. Saya mampu
menggunakan waktu belajar saya dengan baik.
10,7% 26,2% 59,5% 3,6%
7. Saya merasa siap dan tidak cemas pada saat menghadapi
ujian/ulangan.
No. Item
Alternatif Jawaban
Selal
u Sering Jarang
Tidak Pernah
8. Saya dapat menerima materi yang diberikan oleh guru
28,6 %
41,7% 29,8% 0%
9. Saya dapat mengikuti penjelasan dari guru sewaktu pelajaran berlangsung.
27,4 %
47,6% 25,0% 0%
10. Saya membuat catatan/
ringkasan untuk membantu kegiatan belajar
16,7 %
34,5% 44,0% 4,8%
11. Saya menggunakan tempat belajar yang nyaman dan mendukung
32,1 %
40,5% 26,2% 1,2%
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa permasalahan
siswa pada bimbingan belajar yaitu meliputi kurang disiplin waktu
dalam belajar, kurang memiliki kebiasaan belajar yang baik, malas
membuat catatan/ ringkasan untuk membantu kegiatan belajar.
Tabel 12
Permasalahan siswa dalam keseluruhan aspek bimbingan Belajar
Kategori Frekuensi %
Rendah 12 14.3 Sedang 53 63.1 Tinggi 19 22.6 Total 84 100.0
ketegori yaitu dengan kategori rendah ada 12 siswa dengan persentase
14,3%, kategori sedang ada 53 siswa dengan kategori 63,1 % dan
kategori tinggi ada 19 siswa dengan persentase 22,6 %. Pada bidang
bimbingan belajar dapat disimpulkan bahwa dari 84 siswa skor
tertinggi terdapat pada kategori sedang dengan jumlah siswa 53 siswa.
c. Bimbingan Karier
Pada bidang bimbingan karier terdapat 6 item yang meliputi
mencari informasi SMA/SMK, mencari informasi berbagai jurusan,
dapat merencanakan masa depan dengan baik, menentukan sendiri
jenis jurusan yang sesuai dengan bakat dan minatnya, mencari
informasi mengenai berbagai jurusan yang diminati, mengetahui
jenis khusus yang sesuai dengan bidang pekerjaan yang diinginkan.
Hasil data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 13.
Tabel 13
Permasalahan Siswa dalam Bidang karier
No. Item Alternatif Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
1. Saya mencari informasi
SMA/SMK
14,3% 15,5% 38,1% 32,1%
2. Saya mencari informasi berbagai jurusan yang ada di SMA/SMK
19,0% 14,3% 50,0% 16,7%
3. Saya dapat
merencanakan masa depan saya dengan baik.
No. Item Alternatif Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak
pernah
4. Saya menentukan sendiri jenis jurusan yang sesuai dengan bakat dan minat saya
53,6% 26,2% 19,0% 1,2%
5. Saya mencari informasi mengenai berbagai jurusan yang saya minati
31,0% 28,6% 31,0% 9,5%
6. Saya mengetahui ber