MARGASARI - TEGAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DAN USULAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh :
Yusup Allel Aditya
0 3 1 1 1 4 0 09
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
MARGASARI - TEGAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DAN USULAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh :
Yusup Allel Aditya
0 3 1 1 1 4 0 09
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO :
“
Aku bersyukur kepadamu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu
Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau
nyatakan kepada orang kecil”.
(Matius 11:25)
Segala Sesuatu Ada Waktunya:
Ada waktu untuk menagis, ada waktu untuk tertawa; Ada waktu untuk
mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; Ada waktu untuk berdiam diri,
ada waktu untuk berbicara. Setiap orang dapat makan, minum dan menikmati
kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah. Ia
membuat segala sesuatu indah pada waktunya.
v
Dengan segala kerendahan hati, karya sederhanaku ini
kupersembahkan untuk :
Sang Juru Selamatku, Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas anugerah
terindah dan penyertaan-Nya yang tiada henti, serta mukjizat yang diberikan
selama pengerjaan tulisan ini.
Teristimewa untuk Orang Tuaku yang tercinta papi Hadrianus Tasmadi dan
Mami Agustina Sulistiyanti atas doanya yang tak pernah putus untuk ananda,
cinta, kasih sayang, perhatian, dukungan, dorongan, semangat, kepercayaan,
materi dan rengkuhan saat kujatuh.
Bulik Florentina Suratmiyatun dan Bude Theresia Tasmini atas doa, cinta,
kasih sayang dan supportnya yang tidak pernah henti-hentinya.
Kakakku Christina Dina Mintorini dan Adikku yang tersayang Mario Osann
Aditya atas doa, cinta, kasih sayang, perhatian dan support yang kalian
berikan untuk “Yusup Allel Aditya.”
Seseorang yang selalu ada dihatiku “Tika Anistya” yang telah menjadi
inspirator dan motivatorku selama skripsi, terima kasih atas cinta, kasih
vi
KEBIASAAN BELAJAR SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS VII SMP N I MARGASARI - TEGAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DAN USULAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
Yusup Allel Aditya Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas VII SMP N I Margasari Tegal dengan jumlah 122 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner kebiasaan belajar siswa, dengan jumlah 50 item pernyataan. Instrumen penelitian ini telah digunakan oleh Gita B. (2004) yang kemudian dimodifikasi oleh penulis dengan dibantu oleh dosen pembimbing berdasarkan masalah penelitian, variabel penelitian dan kajian teoritis.
Masalah penelitian ini adalah adalah; (1) Bagaimanakah Kebiasaan belajar siswa putra dan siswa putri kelas VII SMP N I Margasari Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010? (2) Topik-topik bimbingan klasikal apakah yang sesuai dengan Kebiasaan Belajar Siswa putra dan putri Kelas VII SMP N I Margasari Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010?
vii
THE STUDY HABBIT OF THE VII GRADE STUDENTS OF STATE JUNIOR HIGH SCHOOL I MARGASARI-TEGAL ACADEMIC YEAR OF 2009/2010 AND ITS IMPLICATIOAN ON THE PROPOSALS OF CLASICAL GUIDANCE
TOPICS
Yusup Allel Aditya Sanata Dharma University
Yogyakarta 2009
This research was descriptive research by using survey method. The population in this research was the VII grade students in State Junior High School I Margasari Tegal: 122 students. The instrument used was questionare of Study, consisted of 50 items. The instrument has been used by Gita.B (2004) and has been modified by the author assisted by lecturer, the instrument in this research was based on the problems of research, the variable of research, theoretical review.
The problems of this research were : (1) How is the study habbit of students in grade VII in State Junior High School I Margasari Tegal academic year 2009/2010 ? (2) what are the suitable guidance topics for the study habbit of student in grade VII in State Junior High School I Margasari Tegal academic year 2009/2010?
viii
Puji syukur Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan penyertaan-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan dan penyelesaian
skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah Yang Maha Esa, atas segala kasih dan rengkuhan-Nya selama ini, yang
menjadikan segala sesuatu tidak mustahil untuk diraih dan berjuta rencana
indah-Nya bagiku.
2. Ibu A. Setyandari, S. Pd., Psi., M. A, Dosen Pembimbing yang dengan tulus
memberikan tuntunan, petunjuk, bimbingan dan perhatian hingga penyelesaian
skripsi ini.
3. Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah menyetujui dan memberikan ijin
kepada penulis untuk melakukan penulisan skripsi ini.
4. Segenap dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta dan dosen yang pernah mendidik penulis selama masa perkuliah di
Program Studi bimbingan dan konseling.
5. Bapak Sudiyono, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri I Margasari-Tegal yang
telah memberikan ijin, kesempatan, kerjasama dan dukungan untuk mengadakan
penelitian.
6. Bapak Teguh selaku staff bimbingan dan konseling di SMP Negeri I
Margasari-Tegal yang dengan senang hati bersedia membimbing dan membantu penelitian.
7. Segenap guru, karyawan serta siswa-siswi kelas VII SMP Negeri I Margasari-Tegal,
ix
semangat, kepercayaan, materi dan rengkuhan saat ku jatuh. Aku bangga
mempunyai orang tua seperti Papi dan Mami. Inilah persembahanku yang pertama,
tersenyumlah dalam kegembiraanku.
9. Bulik Atun dan Bude Nik atas doa, cinta, kasih sayang, perhatian, dan supportnya
yang tidak pernah henti-hentinya.
10. Kakakku Nana dan Adikku yang tersayang Osann. Makasih untuk cinta, kasih
sayang, doa dan supportnya. Hari-hari yang telah kita lewati bersama adalah waktu
terindah dalam hidupku.
11. Seseorang yang selalu ada di hatiku, “Tika Anistya”. Thank’s untuk kasih sayang,
cinta, perhatian, waktu dan supportnya selama ini aku rasakan. Thank’s telah
menjadi bagian dari hidupku dan tak pernah jemu memahamiku. Banyak yang aku
dapatkan dalam kebersamaan kita selama ini.
12. Motorku Yamaha Sigma dan Vega yang sudah berjasa mengantar saya kesana
kemari sewaktu kuliah sampai saya lulus menjadi sarjana.
13. Teman-teman kontrakan: Bayu, Riyan, Rocy, Mas Albert, Bismo terima kasih atas
dukungan doa, perhatian, semangat dan kebersamaan selama ini.
14. Pak Asep S.Pd. pak Andang S.Pd. dan Pak Wahyu Ardi S.Pd. yang memberikan
semangat, perhatian dan banyak membantu setiap kali penulis mengalami kesulitan
dalam skripsi.
15. Teman-teman Bimbingan & Konseling angkatan 2003 dan atas perhatian, kerjasama
dan kebersamaan yang selama ini kita jalani bersama selama perkuliahaan.
Akhirnya buat semua yang telah mendukung baik lahir maupun batin, semua yang
x
dengan skripsi dan penelitian ini. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang
membangun akan penulis terima dengan senang hati.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih atas perhatian dan kiranya
Tuhan selalu memberkati kita semua.
Yogyakarta, 22 Desember 2009
xi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam kutipan dan
daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah
Yogyakarta, 22 Desember 2009
Penulis
xii
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Yusup Allel Aditya
Nomor Mahasiswa : 031114009
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma, karya ilmiah saya yang berjudul:
KEBIASAAN BELAJAR SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS VII SMP N I
MARGASARI - TEGAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DAN USULAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara
terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya dan tanpa memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 22 Desember 2009
Yang menyatakan,
xiii
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...….……... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN... iv
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vi
KATA PENGANTAR... viii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... xi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………. xii
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
1. Tujuan Penelitian... 4
2. Manfaat Penelitian ... 5
xiv
C. Aspek-aspek yang Mempengaruhi Kebiasaan Belajar Siswa .……..…... 10
1. Motif Belajar ………...…..………... 11
g. Kebiasaan Mengamati Tabel-tabel, Diagram dan Bagan-bagan ……… 16
h. Kebiasaan Menyusun Karangan ………. 17
xv
k. Kebiasaan Mempelajari Ulang Isi Pelajaran Kelas ……….. 18
l. Kebiasaan Menempuh Ujian ……… 18
4. Waktu dan Jadwal Belajar ………... 19
5. Tempat Belajar ………. 20
6. Peralatan Belajar ………... 21
7. Bahan Belajar ……… 21
8. Sumber Belajar ………. 22
a. Orang Sebagai Sumber Belajar ……….. 22
b. Buku Sebagai Sumber Belajar ………... 23
c. Media Sebagai Sumber Belajar ……….. 23
d. Alam atau Tempat Sejarah ………. 23
D. Siswa-siswi SMP N I Maragasari ... 24
E. Bimbingan Klasikal ………... 26
1. Bidang Bimbingan Pribadi ………... 27
2. Bidang Bimbingan Sosial ………. 27
3. Bidang Bimbingan Belajar ……….... 28
4. Bidang Bimbingan Karier ………. 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29
A. Jenis Penelitian ... 29
B. Populasi Penelitian ... 29
C. Instrumen Penelitian ... 29
1. Alat Ukur ………... 29
xvi
a. Validitas ……….. 32
b. Reliabilitas ………... 33
D. Prosedur Pengumpulan data ... 35
1. Tahap Persiapan ……… 35
2. Tahap Pelaksanaan Data Penelitian ……….. 35
E. Teknik Analisis Data …………..……….…………. 36
1. Menentukan Skor ………... 36
2. Perhitungan Kebiasaan Belajar Siswa Dengan Model Distribusi Normal .. 36
3. Perhitungan Kategori Aspek Kebiasaan Belajar Siswa ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……... 40
A. Hasil Penelitian... 40
1. Kebiasaan Belajar Siswa Putra dan Putri ……….….. 40
2. Perhitungan Aspek Kebiasaan belajar Dengan menggunakan Mean …… 41
B. Pembahasan Hasil Penelitian... 41
1. Siswa Putra dan Putri yang Memiliki Kebiasaan Belajar sangat baik... 42
2. Siswa Putra dan Putri yang Memiliki Kebiasaan Belajar cukup baik ... 45
3. Siswa Putra dan Putri yang Memiliki Kebiasaan Belajar tidak baik ... 45
BAB V USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL ... 48
BAB VI PENUTUP……….. 50
A. Kesimpulan ……….. 50
xvii
xviii
Tabel Halaman
Tabel 1 : Sebaran Item Kuesioner Kebiasaan Belajar Siswa …………... 31
Tabel 2 : Klasifikasi Koefisien Reliabilitas dan Validitas Alat Ukur ……… 34
Tabel 3 : Jadwal Pengumpulan Data Penelitian ……… 35
Tabel 4 : Norma Pengelompokan Kebiasaan belajar
Siswa Putra dan Putri Kelas VII SMP N I
Margasari Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010 ……….……… 37
Tabel 5 : Kategori Kebiasaan belajar Siswa Putra dan Putri Kelas VII
SMP N I Margasari Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010 …..……… 38
Tabel 6 : Norma Kategori Kebiasaan Belajar Siswa Aspek III dan VIII ...….. 39
Tabel 7 : Norma Kategori Kebiasaan Belajar Siswa Aspek I dan II
Tabel 8 : Kebiasaan Belajar Siswa Putra dan Putri Kelas VII SMP N I
Margasari Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010 ……….. 40
Tabel 9 : Aspek Kebiasaan Belajar Siswa Putra dan Putri Kelas VII
SMP N I Margasari Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010 ...………… 41
xix
Lampiran Halaman
Lampiran 1 : Pendapat Guru BK Tentang Kuesioner Penelitian Kebiasaan
Belajar Siswa SMP N I Margasari Tegal…………...……… 55
Lampiran 2 : Kuesioner Kebiasaan Belajar Siswa Putra dan putri ……..………... 56
Lampiran 3 : Tabulasi Data Uji Coba dan Penelitian ……...……….….... 62
Lampiran 4 : Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas ………. 74
1
Tugas utama seorang pelajar adalah belajar. Belajar adalah suatu hal yang
sangat penting bagi siswa, sebab dengan belajar siswa mempunyai sarana untuk
mendapatkan suatu ilmu pengetahuan dan untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan dan dengan belajar siswa melakukan
perubahan-perubahan individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Maka dari
itu siswa harus memiliki kesadaran dan kebiasaan dalam diri siswa itu sendiri.
Apabila kedua hal itu bisa dimiliki oleh siswa maka siswa itu akan belajar dengan
sendirinya tanpa ada paksaan dari orang lain.
Kebiasaan belajar adalah perilaku belajar yang digunakan oleh siswa
secara berulang-ulang, terus-menerus, teratur, terjadwal dan menetap untuk
menguasai bahan-bahan pelajaran di sekolah dengan tujuan memperoleh
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan sikap berkaitan dengan isi dalam mata
pelajaran yang dipelajari (Sardiman, 1986 : 36). Oleh karena itu kebiasaan belajar
yang baik sangat penting bagi siswa, karena dengan kebiasaan belajar yang baik
siswa dapat memperoleh hasil belajar yang baik seperti siswa bisa mengikuti
pelajaran yang diajarkan oleh guru, siswa bisa mengerjakan soal atau ujian yang
diberikan oleh guru dan siswa bisa mendapatkan apa yang dicita-citakan. Hal ini
bisa dilaksanakan secara baik dan teratur, apabila siswa mempunyai niat yang
Kegiatan belajar siswa di sekolah dilakukan secara rutin dan teratur, sesuai
dengan jadwal mata pelajaran yang ditetapkan oleh sekolah. Kegiatan belajar
siswa di sekolah saja tidak cukup dan tidak dapat menjamin hasil belajar yang
baik. Kegiatan belajar siswa di sekolah sangat penting bagi siswa, karena hal ini
sangat mendukung siswa untuk lebih efektif dan aktif dalam belajar di sekolah
dan disamping itu juga akan mendukung siswa untuk melanjutkan belajarnya di
luar sekolah. Hasil belajar yang sebaik-baiknya akan dicapai bila siswa turut aktif
mengolah dan mencernakan bahan pelajaran dan tidak sekedar mendengarkan saja
(Nasution, 1994 : 57). Setiap siswa akan lebih berhasil bila siswa itu dapat
menguasai cara-cara atau teknik-teknik belajar (Keiter, 1978 : 2). Jadi kegiatan
belajar siswa di sekolah perlu dilanjutkan dengan kegiatan belajar mandiri siswa
di luar sekolah. Belajar mandiri siswa dilakukan dengan menggunakan cara-cara
belajar seperti membaca, mendengarkan, menulis dan mencatat, mengingat,
berpikir, mengamati tabel-tabel, diagram dan bagan-bagan, menyusun karangan,
membuat ihktisar atau ringkasan, latihan atau praktek, mempelajari ulang isi
pelajaran kelas, dan menempuh ujian.
Siswa perlu mengatur waktu sehari-hari untuk belajar sendiri sesuai
dengan jadwal pelajaran yang ada di sekolah. Pengaturan waktu belajar ini
berguna bagi siswa agar dapat belajar dengan baik (Liang Gie, 1995 : 170).
Mengatur waktu dengan baik juga dapat membantu siswa untuk mengatasi sifat
menunda-nunda mengerjakan tugas sekolah. Bilamana siswa mengulang kembali
atau membaharui bekas-bekas yang tersimpan dalam ingatan, lupa menjadi lebih
yang dibutuhkan untuk mengulanginya (Winkel, 1996 : 474). Jadi penggunaan
waktu belajar yang rutin dan teratur dapat membantu siswa mengingat kembali
bahan pelajaran dan makin memperkuat daya ingat siswa akan bahan pelajaran
tersebut dalam jangka waktu yang lama.
Menurut (Santrock, 2003 : 366) bahwa perempuan biasanya bertingkah
laku dalam sehari-hari penuh kasih sayang, sensitif, menarik, lebih hati-hati dalam
bertindak, lebih rajin dalam urusan belajar dan lebih teliti dalam mencermati
sesuatu hal, sedangkan dengan laki-laki bertingkah laku dalam sehari-hari hanya
mengandalkan emosional, sombong, kurang teliti dan kurang hati-hati dalam
menyikapi dan mencermati sesuatu hal dan kurang rajin dalam urusan belajar.
Menurut (Huston, 1990 : 368) bahwa siswa laki-laki lebih agresif, mandiri, tidak
mudah menyerah apabila menemukan kesulitan dalam belajar. Sedangkan siswa
perempuan lebih menahan diri, cepat bosan dan mudah menyerah apabila
menemukan kesulitan dalam belajar. sehingga siswa laki-laki lebih aktif dalam
belajar dibandingkan siswa perempuan. Dari teori di atas maka semakin jelas
mengapa peneliti memilih putra dan putri, karena peneliti ingin mengetahui
bagaimana kebiasaan belajar siswa putra dan bagaimana kebiasaan belajar siswa
putri.
Peneliti memilih subjek siswa kelas VII, karena siswa kelas VII masih
mengalami masa peralihan atau bisa dikatakan masa penyesuaian diri dari SD,
sehingga siswa kelas VII belum bisa menyesuaikan diri dengan baik. Siswa putra
usia ini anak mengakhiri masa kanak-kanak dan memasuki tahun-tahun awal masa
remaja (Hurlock, 1996 : 184).
Berdasarkan uraian di atas peneliti mengambil subyek penelitian kelas VII,
karena ingin mengetahui kebiasaan belajar siswa putra dan siswa putri kelas VII.
Serta topik-topik bimbingan klasikal seperti apakah yang sesuai dengan Kebiasaan
Belajar Siswa putra dan putri Kelas VII SMP N I Margasari - Tegal Tahun
Pelajaran 2009/2010.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kebiasaan belajar siswa putra dan putri SMP N I Margasari
Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010?
2. Topik-topik bimbingan klasikal apakah yang sesuai dengan Kebiasaan
Belajar Siswa putra dan putri Kelas VII SMP N I Margasari Tegal Tahun
Pelajaran 2009/2010?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan belajar Siswa Putra
dan Putri kelas VII SMP N I Margasari - Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh guru pembimbing
E. Definisi Operasional
1. Kebiasaan belajar adalah perilaku belajar yang dilakukan oleh siswa secara
berulang-ulang, terus-menerus, teratur, terjadwal dan menetap untuk
menguasai bahan-bahan pelajaran di sekolah (Sardiman, 1986 : 36). Dalam
penelitian ini kebiasaan belajar dapat diukur dengan kuesioner kebiasaan
belajar.
2. Siswa Putra dan Putri kelas VII SMP N I Margasari - Tegal Tahun
Pelajaran 2009/2010: para siswa yang terdaftar sebagai siswa kelas VII
SMP N I Margasari - Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010.
3. Topik-topik bimbingan adalah tema atau pokok bimbingan yang akan
meningkatkan kebiasaan belajar siswa di sekolah, dengan tujuan agar
6
Pada bab ini akan di bahas mengenai hal-hal yang akan diteliti, yang meliputi:
belajar, kebiasaan belajar, aspek-aspek pembentuk kebiasaan belajar siswa,
siswa-siswi SMP N I Margasari dan program bimbingan klasikal.
A. Belajar
1. Pengertian belajar
Menurut (Tarsito, 1983 : 21) belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau
perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku
yang baru berkat pengalaman dan latihan. Sedangkan menurut (Muh. Joko S,
2005 : 22) berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat siswa
belajar maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila siswa tidak belajar
maka responnya menurun. Maka dari itu belajar hanya dialami oleh siswa itu
sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.
Terjadinya proses belajar berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di
lingkungan sekitar (Djamarah, 2002 : 38) Jadi belajar merupakan proses dari
perkembangan hidup manusia, dengan belajar siswa melakukan
perubahan-perubahan sehingga tingkah lakunya berkembang. Maka dari itu siswa harus
memiliki kesadaran dan kebiasaan dalam diri siswa itu sendiri. Apabila kedua hal
itu bisa dimiliki oleh siswa maka siswa itu akan belajar dengan sendirinya tanpa
ada paksaan dari orang lain, sehingga siswa akan memperoleh hasil belajar yang
2. Prinsip-prinsip belajar
Menurut (Tarsito, 1983 : 28) Proses belajar memang kompleks, tetapi dapat
juga dianalisis dan diperinci dalam bentuk prinsip-prinsip atau azas-azas belajar.
Hal ini perlu siswa ketahui agar siswa memiliki pedoman belajar secara efisien.
Prinsip-prinsip ialah sebagai berikut:
a. Belajar adalah suatu proses aktif di mana terjadi hubungan saling
mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan lingkungannya.
b. Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah dan jelas bagi siswa. Tujuan akan
menuntunnya dalam belajar untuk mencapai harapan-harapannya.
c. Belajar yang paling efektif apabila didasari oleh dorongan motivasi yang
murni dan bersumber dari dalam dirinya sendiri.
d. Senantiasa ada rintangan dan hambatan dalam belajar, karena itu siswa harus
sanggup mengatasinya secara tepat.
e. Belajar memerlukan bimbingan. Bimbingan itu baik dari guru/dosen atau
tuntunan dari buku pelajaran sendiri.
f. Jenis belajar yang paling utama ialah belajar berfikir kritis, lebih baik dari
pada pembentukan kebiasaan-kebiasaan mekanis.
g. Cara belajar yang paling efektif adalah dalam bentuk pemecahan masalah
melalui kerja kelompok asalakan masalah-masalah tersebut telah disadari
bersama.
h. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga
i. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari
dapat dikuasai.
j. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai
tujuan/hasil.
k. Belajar dianggap berhasil apabila si pelajar telah sanggup men-transferkan
atau menerapkannya ke dalam bidang praktek sehari-hari.
B. Kebiasaan Belajar
1. Pengertian kebiasaan belajar siswa
Siswa putra dan siswa putri yang melakukan kegiatan belajar secara rutin dan
teratur akan semakin kuat mengingat dan memahami bahan pelajaran, sehingga ia
memperoleh hasil belajar yang tinggi. Kebiasaan adalah perilaku yang kita
lakukan berulang ulang, dalam hal tertentu. Remaja harus menemukan kebiasaan
menjaga keseimbangan antara waktu sekolah, bekerja, bermain dan lain-lain
(Covey, 2001 : 26). Siswa putra dan siswa putri pada tahun pertama di SMP perlu
membentuk dan memiliki kebiasaan mempelajari bahan-bahan Pelajaran. Ia
menemukan keseimbangan antara waktu belajar dari bahan pelajaran. Menurut
Kingsley (Ahmadi dan Supriyono, 1991 : 120) belajar adalah sebuah proses
dimana tingkah laku dirubah atau disesuaikan melalui proses dan latihan.. Tujuan
belajar siswa dalam mata pelajaran di sekolah yaitu untuk mendapatkan
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan pembentukan sikap (Sardiman, 1986 :
Jadi, kebiasaan belajar siswa dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan siswa
secara rutin dan teratur dalam mempelajari bahan-bahan pelajaran di sekolah
dengan tujuan memperoleh pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan sikap
berkaitan dengan isi dalam mata pelajaran yang dipelajari.
2. Kebiasaan belajar siswa di sekolah
Di sekolah siswa putra dan siswa putri mengikuti pelajaran dari hari Senin
sampai hari Sabtu secara rutin, teratur, dan terjadwal. Keteraturan pelaksanaan
kegiatan pendidikan di sekolah setiap hari tersebut ditetapkan oleh sekolah.
Keteraturan dalam melaksanakan kegiatan pelajaran di sekolah telah membentuk
kebiasaan siswa putra dan siswa putri bersekolah. Kebiasaan studi adalah segenap
tingkah laku yang digunakan oleh siswa secara ajeg dari waktu ke waktu dalam
rangka melaksanakan studi (Liang Gie, 1995 : 192).
Dalam melakukan kegiatan belajar siswa, terdapat empat bentuk kegiatan
belajar di sekolah, yaitu:
a. Belajar tatap muka, yaitu proses belajar siswa yang berlangsung dengan
pendampingan guru pengajar, guru pembimbing, guru pelatih dan yang lazim
berlangsung di kelas. Maksudnya adalah siswa mendapatkan kesempatan
untuk menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan materi pelajaran yang
sedang dipelajari sesuai dengan waktu yang diberikan oleh guru dan
berlangsung di kelas.
b. Belajar terstruktur, yaitu proses belajar siswa yang berlangsung tanpa
kehadiran guru pengajar, guru pembimbing, guru pelatih, siswa mengerjakan
c. Belajar mandiri, yaitu proses belajar siswa yang dilakukan sendiri tanpa ada
pendampingan dari guru pengajar, guru pembimbing, guru pelatih. Belajar
mandiri selalu mengenai program pendidikan sekolah. Maksudnya siswa
mempelajari sendiri bahan-bahan pelajaran yang termuat dalam program
pendidikan tetapi tanpa kehadiran guru dan tanpa ditugaskan oleh guru.
Kegiatan belajar mandiri adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa atas
inisiatif sendiri untuk mendalami mata pelajaran, melengkapi catatan dan
latihan soal, pada situasi ini siswa berada dalam situasi belajar sesungguhnya.
d. Belajar kreatif atau belajar produktif, yaitu siswa sendiri meyelesaikan
masalah-masalah hidup yang ia hadapi dengan menggunakan pengetahuan dan
cara kerja yang ia miliki termasuk yang ia pelajari di sekolah.
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Henry Clay Lindgren terhadap siswa San
Francisco State College yang mengungkap rahasia kesuksesan mereka dalam studi
sebagai berikut: “a) kebiasaan belajar yang baik – 33 %, b) minat – 25 %, c)
kecerdasan – 15 %, d) pengaruh keluarga – 5 %, e) orang lain – 22 %” (Liang
Gie, 1995:194). Nampak bahwa kebiasaan studi yang baik mempunyai peranan
yang lebih besar dalam memperoleh hasil belajar yang baik.
C. Aspek-aspek yang mempengaruhi Kebiasaan Belajar Siswa
Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa putra dan siswa putri secara rutin
1. Motif belajar
Dorongan untuk belajar datang dari keinginan siswa putra dan siswa putri
untuk tahu lebih, keinginan untuk memperoleh kemampuan melalui pengalaman
dalam pergaulan sehari-hari. Motif belajar merupakan kekuatan mental yang
mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Kegiatan belajar yang
dilakukan dengan rutin dan teratur jika membawa hasil belajar yang baik maka
akan memberi rasa puas dan senang pada diri siswa sehingga kegiatan belajar
secara rutin dan teratur terhadap suatu mata pelajaran makin diperkuat. Dengan
motif belajar yang kuat maka siswa akan berusaha untuk mengahadapi tugas yang
telah ditentukan. Motif belajar ini akan cukup kuat bila siswa mempunyai
kesadaran akan makna serta tujuan dari apa yang akan dilakukan (Slameto, 2003 :
76). Jadi motif belajar yang kuat pada siswa putra dan siswa putri kelas VII
karena ada dorongan untuk mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar
di SMP.
2. Sikap belajar
Siswa yang menyukai belajar suatu mata pelajaran sekolah akan menggunakan
banyak waktunya untuk melakukan kegiatan belajar suatu mata pelajaran secara
teratur. Kegiatan belajar yang dilakukan secara rutin dan teratur akan memberi
hasil belajar yang tinggi bagi siswa (Slameto, 2003 : 87). Selanjutnya hasil belajar
yang tinggi ini akan meningkatkan rasa senang dan sikap yang semakin positif
dalam belajar. Rasa percaya diri siswa sangat perlu dalam melakukan kegiatan
belajar secara rutin dan teratur. Rasa percaya diri tersebut timbul dari keinginan
berhasil terus menerus memiliki rasa percaya diri yang tinggi, rasa percaya diri
yang tinggi ini memacu semangat siswa putra dan siswa putri untuk terus belajar
dengan rutin dan teratur. Selain itu siswa putra dan siswa putri yang berhasil
dalam belajar akan membentuk sikap disiplin karena ia sadar bahwa kesuksesan
dalam belajar hanya dapat diperoleh bila la taat melakukan kegiatan belajar
dengan teratur.
Dalam melakukan kegiatan belajar siswa putra dan siswa putri perlu
berkonsentrasi pada bahan pelajaran yang sedang ia pelajari, sehingga dapat
disimpan dan dikuasai dengan baik. Siswa putra dan siswa putri yang biasa
berkonsentrasi pada saat belajar tentu berminat terhadap mata pelajaran yang
sedang dipelajari. Siswa putra dan siswa putri yang berminat terhadap mata
pelajaran yang dipelajari tentu memiliki potensi yang besar untuk sukses dalam
studinya. Bila ia mampu berkonsentrasi dalam belajar, maka ia makin
memperoleh pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan sikap dalam suatu bahan
pelajaran yang berguna untuk mengembangkan dirinya kearah yang lebih baik.
Jadi kesimpulannya siswa putra dan siswa putri kelas VII baru membentuk
sikap-sikap belajar di SMP.
3. Cara belajar
(Djamarah, 2002 :38) cara belajar adalah aktivitas-aktivitas belajar yang
digunakan oleh siswa untuk memperoleh hasil belajar. Aktivitas-aktivitas belajar
yang biasa dilakukan adalah melihat, membaca, mendengarkan, menulis dan
mencatat, mengingat, berpikir, mengamati tabel-tabel, diagram, dan bagan-bagan,
mempelajari ulang isi pelajaran kelas, dan menempuh ujian. Aktivitas-aktivitas ini
akan dijelaskan satu persatu dibawah ini:
a. Kebiasaan melihat
Pada saat guru menjelaskan atau menerangkan bahan pelajaran, siswa
putra dan siswa putri selalu melihat dengan penuh perhatian, sehingga
bahan pelajaran tersebut dipelajari kembali di rumah dengan mudah.
b. Kebiasaan membaca
Menurut (Djamarah, 2002 :41) aktivitas membaca adalah: aktivitas yang
paling banyak dilakukan selama belajar di sekolah atau di perguruan tinggi.
Siswa putra dan siswa putri membaca bahan pelajaran hendaknya
dilakukan di meja belajar supaya pikiran mudah berkonsentrasi pada
bahan yang sedang dipelajari. Kebiasaan membaca perlu dibentuk dan
dimiliki oleh siswa putra dan siswa putri karena hampir semua
bahan-bahan pelajaran yang berbentuk tulisan yang hanya dapat dipelajari
dengan cara membaca. Membaca perlu dilakukan dengan prosedur
tertentu seperti memperhatikan judul-judul, bab, topik-topik utama.
Belajar adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, maka membaca
adalah jalan menuju ke pintu ilmu pengetahuan. Ini berarti untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan tidak ada cara lain yang harus dilakukan
kecuali memperbanyak membaca (Djamarah, 2002 :41). Jadi membaca
identik dengan mencari ilmu pengetahuan agar menjadi cerdas., dan
c. Kebiasaan mendengarkan
Menurut (Djamarah, 2002 :38) mendengarkan adalah salah satu aktivitas
belajar. Siswa putra dan siswa putri selalu mendengarkan penjelasan guru
tentang bahan pelajaran. Siswa putra dan siswa putri dapat menggunakan
alat perekam (tape recorder) ketika guru menerangkan, sehingga pada saat
belajar di rumah siswa putra dan siswa putri bisa memutar kembali kaset
yang berisi rekaman pelajaran tadi. Bila siswa putra dan siswa putri telah
memiliki kebiasaan mendengarkan pada saat guru menerangkan pelajaran,
maka ia akan lebih mudah mendengarkan orang lain yang menyampaikan
informasi yang baru, mendengarkan informasi-informasi dari siaran
televisi, radio yang ada kaitannya dengan suatu bahan pelajaran.
d. Kebiasaan menulis dan mencatat
Menurut (Djamarah, 2002 : 40) Menulis dan mencatat merupakan kegiatan
yang tidak terpisahkan dari aktivitas belajar. Setiap siswa mempunyai
cara tertentu dalam mencatat pelajaran. Demikian juga dalam hal memilih
pokok pikiran yang dianggap penting. Hal ini disebabkan ilmu
pengetahuan yang seseorang memiliki berbeda-beda, sehingga berbeda
pula dalam menilai bahan yang akan dicatat (Djamarah, 2002 : 40).
Kegiatan mencatat bahan pelajaran yang dianggap penting pada saat guru
menjelaskan bahan pelajaran, sebab sangat berguna bagi siswa putra dan
siswa putri untuk merekam informasi yang diperoleh dan mempelajarinya
kembali. Kegiatan mencatat bahan pelajaran dalam buku catatan dengan
belajar dengan rutin dan teratur (Keiter, 1978 : 12). Bahan pelajaran dari
buku-buku bacaan akan sangat membantu siswa putra dan siswa putri
menambah informasi-informasi tentang bahan pelajaran yang
bersangkutan. Dengan menulis dan mencatat bahan pelajaran, dan dengan
mengulang kembali bahan pelajaran yang sudah diperolehnya melalui
kegiatan mendengarkan dan menatap pada saat mempelajari bahan
pelajaran, serta dengan mencatat tugas-tugas yang belum selesai dalam
buku kegiatan atau buku agenda, maka akan mudah bagi ia untuk
mengatur rencana belajar. Dengan demikian suatu rencana dapat diingat
dan dilaksanakan dengan mudah bila dicatat.
e. Kebiasaan mengingat
Menurut (Djamarah, 2002 : 44) mengingat adalah salah satu aktivitas belajar.
Tidak ada seorang pun yang tidak pernah mengingat dalam belajar, kecuali
orang gila yang tidak pernah belajar selama mengalami kegilaan. Karena
orang gila tidak akan dapat mengingat kesan dari sikap dan perbuatannya
dalam kegilaannya itu. Kemampuan mengingat setiap siswa putra dan
siswa putri terhadap bahan-bahan pelajaran berbeda-beda. Kemampuan
mengingat bahan pelajaran dengan baik diperoleh melalui kegiatan belajar
pelajaran secara rutin dan teratur (Ahmadi dan Supriyono, 1991 : 96). Siswa
putra dan siswa putri perlu mengulangi bahan pelajaran secara rutin dan
teratur sejak awal tahun pelajaran, sehingga bahan pelajaran yang banyak
dan senantiasa bertambah dari waktu ke waktu tetap dapat dipanggil
f. Kebiasaan berpikir
Siswa putra dan siswa putri perlu melatih kemampuan berpikir dalam belajar
dengan berpikir orang memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang
menjadi tahu tentang hubungan antar suatu bahan pelajaran (Djamarah, 2002 :
44). Dengan berpikir pula, siswa putra dan siswa putri dapat
mempertimbangkan kebenaran-kebenaran dari suatu materi yang disampaikan
oleh guru kepadanya, sehingga ia tidak hanya menerima materi yang
diajarkan, tapi juga berpikir materi itu. Kebiasaan Berpikir yang sangat
penting untuk pemikiran yang efektif. Individu yang memiliki kebiasaan ini
tidak hanya dapat berpikir secara dalam, tetapi mereka memilih untuk
melakukannya (Costa, 2000b) Kebiasaan Berpikir ini terbentuk oleh
kecerdasan kita, kepribadian kita, dan pengalaman kita; dan mereka membantu
kita mengakses kemampuan mental untuk menyelesaikan masalah saat kita
membutuhkannya (Costa. A. L. & Kallick, B, 2000b).
g. Kebiasaan mengamati tabel-tabel, diagram, dan bagan-bagan
Dalam buku ataupun di lingkungan lain sering dijumpai tabel-tabel, diagram
ataupun bagan-bagan. Materi non-verbal semacam ini sangat berguna bagi
siswa dalam mempelajari materi yang relevan. Demikian pula
gambar-gambar, peta, dll dapat menjadi bahan ilustratif yang membantu pemahaman
siswa tentang sesuatu hal (Djamarah, 2002 : 42). Pengamatan yang dilakukan
secara berulang-ulang akan membantu siswa putra dan siswa putri semakin
memiliki pemahaman terhadap bahan-bahan pelajaran tersebut akan mampu
mengikuti pelajaran selanjutnya.
h. Kebiasaan menyusun karangan
Kegiatan menyusun karangan akan membantu siswa putra dan siswa putri agar
semakin terampil mengungkapkan gagasan-gagasan dalam bentuk tulisan yang
dapat dipahami oleh orang lain (Liang Gie 1996) menjelaskan karangan yang
baik berpangkal pada bahasa tulis yang mengandung pengertian bahwa
gagasan itu harus diatur secara tertib, disusun secara rapi, diurutkan secara
runtut dan disajikan secara jelas. Di sekolah guru akan membantu siswa putra
dan siswa putri agar dapat menuliskan buah pikirannya kedalam sebuah
karangan secara baik dan teratur.
i. Kebiasaan membuat ihktisar atau ringkasan
Penyusunan ihktisar atau ringkasan dari bahan pelajaran yang dipelajari
akan membantu siswa dalam mengingat isi suatu bab atau sub-sub bab
tertentu dari suatu buku pelajaran atau akan membantu siswa putra dan
siswa putri mencari kembali materi-materi yang telah lalu dalam
buku-buku. Kegiatan meringkas atau membuat ihktisar ini juga berguna bagi
siswa putra dan siswa putri untuk membedakan hal-hal yang lebih penting
dari pada hal yang kurang penting (Djamarah, 2002 : 42).
j. Kebiasaan latihan atau praktek
Latihan dan praktek adalah konsep yang menghendaki adanya penyatuan
usaha mendapatkan kesan-kesan dengan cara berbuat. Belajar sambil
untuk memperkuat ingatan (Djamarah, 2002 : 45). Siswa putra dan siswa
putri yang melakukan latihan atau praktek berarti siswa putra dan siswa
putri menerapkan bahan pelajaran baik dalam kaitan dengan latihan
penginderaan dan anggota tubuh (ketrampilan) maupun siswa putra dan
siswa putri menerapkan prinsip dalam penggunaan prosedur kerja dalam
pemecahan masalah.
k. Kebiasaan mempelajari ulang isi pelajaran kelas
Siswa putra dan siswa putri yang memperhatikan dengan sungguh-sungguh
pada saat guru menjelaskan pelajaran, memahami bahan pelajaran dengan
baik. Bahan pelajaran yang dipahami dengan baik akan disimpan dalam
ingatan dengan baik pula. Pengulangan terhadap bahan pelajaran membuat
penyimpanan bahan pelajaran dengan baik dalam ingatan dipertahankan
dalam jangka waktu yang lama, sehingga pada waktu dibutuhkan informasi
tersebut dengan mudah dimunculkan kembali. (Keiter, 1978 : 12).
l. Kebiasaan menempuh ujian
Sebelum menempuh ujian, siswa putra dan siswa putri perlu
mempersiapkan diri berkaitan dengan ujian, seperti menjaga kesehatan
(makan dan istirahat yang cukup), ia perlu mempelajari bahan-bahan
pelajaran secara berulang-uiang dari jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan ujian.
Siswa putra dan siswa putri yang telah melakukan kegiatan belajar secara rutin
dan teratur setiap hari, akan memasuki ruang ujian dengan penuh rasa percaya
diri dan memiliki keyakinan akan lulus. Liang Gie menegaskan apabila setiap
sesungguhnya la sudah cukup slap siaga untuk menempuh ujian (Liang Gie,
1995:100).
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa sejak tahun pertama di SMP
siswa mulai membentuk cara-cara belajar di sekolah dan pada tahun-tahun
berikutnya siswa semakin meningkat dalam penggunaan cara-cara belajar di
sekolah.
4. Waktu dan jadwal belajar
Siswa putra dan siswa putri perlu memiliki kebiasaan dalam melaksanakan
kegiatan belajar sesuai dengan jadwal yang telah dibuat. Belajar sesuai dengan
jadwal akan sangat membantu siswa putra dan siswa putri dalam mengingat dan
memahami bahan pelajaran. Banyaknya bahan pelajaran yang harus dipelajari,
kesukaran tingkat bahan pelajaran, dan berat-ringannya tugas yang harus
dikerjakan menuntut siswa putra dan siswa putri untuk dapat membagi waktu
yang sesuai dengan keperluan belajarnya sampai suatu pelajaran tersebut dapat
dikuasai dengan baik (Keiter, 1978 : 28). Siswa putra dan siswa putri yang
mampu membagi waktu untuk melakukan kegiatan-kegiatan belajarnya akan
berhasil dalam belajar mata pelajaran sekolah. Jadwal belajar mata pelajaran siswa
putra dan siswa putri perlu dibuat sefleksibel mungkin, agar jadwal tersebut dapat
dilaksanakan dengan penuh kesadaran bukan dengan paksaan. Namun demikian
ada baiknya siswa putra dan siswa putri belajar tiap mata pelajaran selama tiga
puluh sampai enam puluh menit yang diselingi dengan istirahat selama lima sampai
sepuluh menit, supaya perhatian terhadap suatu pelajaran dapat dipertahankan
puluh menit, setelah itu menurun. Jadi selama siswa belajar perlu pula ada istirahat
selama beberapa menit, agar konsentrasi siswa dalam belajar kembali meningkat.
Siswa putra dan siswa putri yang mampu mengatur waktu belajarnya secara rutin
dan teratur karena telah mampu mengatur unsur-unsur potensi dalam dirinya seperti
tenaga, pikiran, perasaan, dan lain-lain akan memperoleh hasil belajar yang baik.
Siswa putra dan siswa putri kelas VII bisa dikatakan kurang mampu melakukan
kebiasaan belajar secara rutin dan teratur karena siswa putra dan siswa putri kelas
VII masih dalam tahap penyesuaian diri.
5. Tempat belajar
Tempat belajar yang baik adalah lingkungan fisik yang mendukung siswa putra
dan siswa putri untuk memperoleh konsentrasi selama melakukan kegiatan belajar,
sehingga hasil belajar dapat dicapai (Keiter, 1978 : 28). Lingkungan fisik yang
mendukung konsentrasi siswa putra dan siswa putri dalam belajar antara lain:
lingkungan yang tenang, teratur, rapi, bersih, dan memiliki penerangan yang cukup.
Selama melakukan kegiatan belajar tidak jarang konsentrasi siswa putra dan siswa
putri akan terganggu karena pengaruh-pengaruh dan luar diri maupun dan dalam
diri siswa sendiri. Pengaruh dari luar diri dapat berupa suara-suara seperti lagu,
pembicaraan, acara-acara TV. Sebaliknya pengaruh dan dalam diri sendiri dapat
berupa rasa haus, lapar, rasa sakit, dan lain-lain. Jadi siswa putra dan siswa putri
kelas VII perlu menciptakan dan mencari suasana yang cocok dan sesuai bagi
6. Peralatan belajar.
Penggunaan peralatan dalam aktivitas belajar akan membantu kelancaran
siswa dalam belajar. Peralatan yang digunakan siswa dalam belajar tersebut
berupa meja, kursi, tinta, pensil, penghapus, penggaris, buku tulis, buku
pelajaran, kertas dll (Keiter, 1978 : 28). Belajar yang dilakukan di meja belajar
akan membantu siswa putra dan siswa putri untuk lebih berkonsentrasi pada
bahan yang sedang dipelajari dari pada belajar yang dilakukan ditempat lain.
Siswa putri lebih banyak menggunakan peralatan dalam belajar sesuai dengan
mata pelajaran tertentu dari pada siswa putra, sehingga siswa putri lebih
biasa menggunakan peralatan belajar dari pada siswa putra
7. Bahan belajar
Bahan belajar adalah pesan atau informasi yang harus dipelajari oleh
siswa dalam melaksanakan aktivitas belajarnya. Bahan belajar yang diperoleh
dari guru adalah informasi yang disampaikan secara langsung oleh guru
kepada siswa dalam kelas (belajar tatap muka). Bahan belajar yang diperoleh
dari buku teks, paper, majalah, dan artikel adalah bahan yang dipelajari oleh
siswa karena melakukan kegiatan belajar mandiri (Sudjana 2002 : 37). Siswa
putri lebih banyak mencari dan memperoleh informasi tentang bahan
pelajaran di SMP dari pada siswa putra sehingga siswa putri lebih biasa
melakukan kegiatan belajar mandiri secara rutin dan teratur melalui
8. Sumber belajar
Bahan belajar yang diterima oleh siswa berasal dari sumber-sumber yang
tersedia baik di sekolah maupun dimasyarakat. Bahan-bahan tersebut diberikan
oleh para pendidik ataupun dimanfaatkan oleh siswa secara langsung dari
masyarakat berkaitan dengan mata pelajaran yang la pelajari di sekolah. Bahan
tersebut berguna bagi siswa untuk mengembangkan dirinya sejalan dengan
perkembangan yang terjadi dalam masyarakat maupun dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi.Seperti yang diungkapkan oleh (Dalyono 2001 : 241)
bahwa “kelengkapan sumber atau fasilitas belajar akan membantu siswa dalam
belajar, dan kurangnya sumber atau fasilitas belajar akan menghambat kemajuan
belajarnya.” Sumber-sumber belajar tersebut akan dijelaskan satu persatu dibawah
ini:
a. Orang sebagai sumber belajar
Guru mata pelajaran tenaga pendidik di sekolah yang mengajarkan bahan
pelajaran kepada siswa putra dan siswa putri sebagai ilmu pengetahuan yang
berguna bagi siswa putra dan siswa putri untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, ketrampilan, yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupannya
sehari-hari. Guru pembimbing memberikan materi bimbingan berkaitan
dengan bidang-bidang bimbingan (Pribadi, Sosial, Belajar, dan Karier).
Bidang bimbingan belajar adalah dimana siswa putra dan siswa putri
dibimbing untuk mengembangkan cara-cara belajar yang sesuai bagi dirinya
sehingga ia dapat melaksanakan kegiatan belajar dengan rutin dan teratur.
dan siswa putri sesuai dengan program bidang studi pada tahun ajaran yang
bersangkutan, sehingga siswa putra dan siswa putri memiliki ketrampilan yang
berguna bagi pengembangan dirinya dalam melakukan kegiatan belajar secara
rutin dan teratur.
b. Buku sebagai sumber belajar
Siswa putra dan siswa putri mempelajari bahan-bahan pelajaran dari
buku-buku paket yang telah ditentukan oleh masing-masing guru mata
pelajaran, agar siswa putra dan siswa putri memahami bahan pelajaran
yang dijelaskan oleh guru tersebut. Selain itu siswa putra dan siswa putri
juga perlu membaca sendiri buku-buku sumber seperti majalah, surat
kabar, yang berguna untuk menambah wawasannya dalam bidang-bidang
ilmu pengetahuan yang sedang dipelajarinya saat ini.
c. Media sebagai sumber belajar
Siswa putra dan siswa putri dapat memperoleh bahan belajar melalui siaran
radio dan televisi, melalui informasi-informasi dari internet dan media
lainnya. Dengan demikian siswa tidak menggantungkan diri hanya pada
guru mata pelajaran saja sebagai sumber belajar yang dapat ia manfaatkan
untuk perkembangan dirinya.
d. Alam atau tempat bersejarah
Karya wisata merupakan salah satu metode bagi siswa putra dan siswa
putri untuk mendalami bahan pelajaran di kelas secara langsung. Karya
wisata memberi kesempatan kepada siswa putra dan siswa putri untuk
berhubungan dengan pelajaran di sekolah. Hasil pengamatan karya wisata
siswa tersebut dilaporkan dalam bentuk laporan tertulis. Dengan demikian
melalui karya wisata, bahan pelajaran yang selama ini bersifat abstrak
dapat dipelajari siswa putra dan siswa putri secara nyata.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa siswa putri telah
lebih banyak atau sering menggunakan sumber belajar dalam mempelajari bahan
pelajaran sekolah dibandingkan dengan siswa putra kelas VII SMP.
D. Siswa–siswi SMP N I Margasari
Pada tahun 2009 siswa memasuki tahun pertama atau tahun pelajaran baru.
Siswa yang lulus kelas VI SD dapat melanjutkan ketahap yang lebih tinggi yaitu
SMP. Siswa putra dan siswa putri kelas VII SMP N I Margasari dapat dikatakan
berusia antara 13 sampai 15 tahun. Hal ini berdasarkan penetapan tahapan usia
anak sekolah menurut Jhon Amos Camenius tahun 1592-1670 berdasarkan teori
perkembangan jiwa. Tahapan ini dianut pula oleh sistem pendidikan di Indonesia
sebagai berikut: usia 6-12 tahun adalah usia SD, usia 13 sampai 18 tahun adalah
usia Sekolah Lanjutan yang dibagi menjadi usia 13 sampai 15 tahun berada pada
tingkat SMP dan usia 15 sampai 18 tahun berada pada tingkat SMA, dan tahapan
yang terakhir adalah usia 18 sampai 24 tahun disebut usia Perguruan Tinggi
(Sarlito, 1989 : 40).
Siswa putra dan putri kelas VII di sekolah bisa dikatakan masih mengalami
masa peralihan atau masa penyesuaian diri dari SD ke SMP. Dalam artian siswa
siswa menerapkan diri di kelas sewaktu guru menerangkan atau menjelaskan
pelajaran, bagaimana siswa bisa bersikap sopan, rendah hati, tidak sombong
terhadap guru, siswa dan lingkungan sekitar. Hal ini sangat di butuhkan kerja
keras dan kepercayaan diri dalam diri siswa, agar siswa mudah menyesuaikan diri
dengan guru, teman-teman dan lingkungan sekolah, karena hal ini dapat
menunjang proses belajar di sekolah.
Kegiatan siswa putra dan putri kelas VII selama di sekolah adalah belajar dan
mengikuti aturan-aturan yang sudah ditentukan oleh sekolahan. Kegiatan belajar
siswa di sekolah dilakukan secara rutin dan teratur dari hari senin-sabtu mulai jam
07.00 sampai jam 12.00 terkecuali hari jumat mulai jam 07.00 sampai jam 11.30.
Selama di sekolah siswa dituntut untuk belajar dengan sungguh-sungguh,
sehingga apa yang yang diterangkan atau dijelaskan oleh guru bisa diserap dan
diterima dengan baik oleh siswa. Kalau hal ini bisa dilaksanakan dan diterapkan
dengan baik oleh siswa, maka kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan
lancar, siswa bisa mengikuti pelajaran dengan baik dan memperoleh hasil yang
diinginkan.
Kegiatan siswa setelah pulang sekolah atau tiba di rumah, siswa juga
melakukan kegiatan lain untuk mengisi waktu luangnya di rumah, seperti mengaji
atau madrasah 48,08%, istirahat, bermain atau olahraga 35,19 %, dan belajar
16,73 % (SMP N I Margasari, 2009).
Keadaan sosial ekonomi orang tua siswa putra dan putri kelas VII SMP N I
Margasari bermacam-macam, antara lain: ada yang berprofesi sebagai buruh
TNI 1,05 % (SMP N I Margasari, 2009). Meskipun orang tua siswa profesinya
kebanyakan dari buruh, tetapi tidak membuat siswa itu malu dan minder dalam
belajar dan dalam bergaul dengan teman sekelas atau teman sekolah yang profesi
orang tuanya sebagai guru, TNI, dll. Melainkan siswa merasa bangga dengan
keadaan orang tuanya dan tetap percaya diri dalam sekolah. Kebanggaan siswa itu
terhadap orang tua ditunjukan dengan memperoleh nilai yang baik yaitu rata-rata
7,5 dan bisa masuk di sekolah favorit SMP N I Margasari.
E. Bimbingan Klasikal
Arti bimbingan menurut Shertzer & Stone (1981 : 40) dibagi menjadi tiga,
yaitu: (1) sebagai konsep, bimbingan berarti sebuah sudut pandang dalam
menolong seseorang, (2) sebagai konstruk pendidikan, bimbingan mengacu pada
bekal dari pengalaman-pengalaman yang menolong siswa untuk mengenal dirinya
sendiri, (3) sebagai program, bimbingan menunjuk pada cara-cara dan proses
mengatur untuk mencapai pendidikan tertentu dan tujuan pribadi. Dengan kata
lain, Shertzer & Stone menyebutkan bimbingan sebagai proses menolong individu
untuk memahami dirinya dan lingkungannya.
Dalam memberikan pelayanan bimbingan klasikal, guru pembimbing
diharapakan terlebih dahulu menentukan dan membuat topik bimbingan yang
sesuai dengan kebutuhan siswa agar proses pelayanan bimbingan klasikal sesuai
Berikut ini diuraikan bidang-bidang bimbingan yang dapat diupayakan dalam
pelayanan bimbingan klasikal (Prayitno,1997:65-68, Depdikbud, 1994:25-26),
yaitu:
1. Bidang Bimbingan Pribadi
Pelayanan bidang bimbingan pribadi bertujuan membantu siswa agar
mengenal, menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Esa, mandiri, dan sehat jasmani dan rohani.
Topik layanan bimbingan klasikal yang termasuk dalam bidang bimbingan
pribadi, antara lain:
a. Ciri-ciri dan kemampuan diri sendiri.
b. Cara-cara mengembangkan sikap yang positif.
c. Pengaruh kegiatan waktu luang terhadap fisik dan mental.
d. Rasa tanggungjawab.
2. Bidang Bimbingan Sosial
Pelayanan dibidang ini bertujuan membantu siswa memahami dirinya dalam
kaitannya dengan lingkungan sosialnya dan etika pergaulan sosial yang
berdasarkan budi pekerti luhur. Topik layanan bimbingan yang termasuk
dalam bimbingan sosial, antara lain:
a. Strategi untuk mengatasi konflik dan prasangka terhadap orang lain.
b. Keefektifan hubungan sosial dan hubungan keluarga.
3. Bidang Bimbingan Belajar
Tujuan dari pelayanan bimbingan di bidang ini ialah agar para siswa mengnal
sikap dan kebiasaan belajar yang baik, dapat mengembangkan diri untuk
mempersiapkan masa depan. Topik layanan bimbingan yang termasuk dalam
bimbingan belajar, antara lain:
a. Cara belajar yang baik.
b. Pemilihan jurusan.
c. Disiplin belajar.
4. Bidang Bimbingan Karier
Tujuan pelayanan bimbingan di bidang ini ialah membantu siswa mengenal
potensinya sebagai persiapan karier masa depan. Topik bimbingan yang
termasuk dalam bimbingan karier antara lain:
a. Pemahaman diri (melihat bakat dan minat).
b. Informasi perguruan tinggi yang cocok dengan jurusan dan pekerjaan yang
dicita-citakan.
29
Pembahasan dalam bab ini mengenai jenis penelitian, alat pengumpul data,
populasi penelitian, dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survey. Metode
survey digunakan untuk melukiskan kondisi yang ada dan untuk membandingkan
kondisi-kondisi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya
(Furchan, 1982:424). Tujuan metode survey adalah untuk mengumpulkan
informasi tentang variabel yaitu kebiasaan belajar siswa putra dan siswa putri
kelas VII SMP N I Margasari - Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010 dan usulan
topik-topik bimbingan klasikal.
B. Populasi Penelitian
Menurut Donald Ary dalam Furchan (2004 : 193) populasi adalah semua
anggota bersama sekelompok orang dengan kejadian atau objek yang sudah
dirumuskan dengan jelas. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas VII
SMP N I Margasari Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 122 siswa.
C. Instrumen Penelitian
1. Alat Ukur
Alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data siswa dalam
oleh Gita B. (2004) dalam skripsinya yang kemudian penulis memodifikasinya
dalam bentuk (perubahan alternatif jawaban, perubahan kalimat, perubahan
jumlah kuesioner yang tadinya 60 item menjadi 50 item). Kuesioner ini bertujuan
untuk mengukur kebiasaan belajar siswa putra dan siswa putri kelas VII SMP N I
Margasari - Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010.
Alat ini berupa kuesioner tertutup yang berisi pernyataan-pernyataan yang
disertai sejumlah alternatif jawaban-jawaban yang sudah disediakan (Sanapiah,
1981). Jawaban responden terikat pada sejumlah kemungkinan jawaban yang
sudah disediakan. Dalam penelitian ini item-item kuesioner disusun berdasarkan
delapan aspek kebiasaan belajar siswa yang telah dibahas pada bab sebelumnya.
Seleksi item kuesioner dalam uji coba penelitian ini menggunakan daya
diskriminasi item. Daya diskriminasi item adalah sejauh mana item mampu
membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang
tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2007 : 57). Kriteria penilaian item
berdasarkan korelasi skor setiap item dan skor total skala, digunakan batasan
xy
r
≥0,30. Jadi, item yang mencapai koefisien korelasi minimal ≥ 0,30 dianggap valid.
Proses perhitungan ini dilakukan dengan komputer melalui program SPSS
(Statistical Programe for Social Sciences) for windows versi 12.0.
Uji coba kuesioner dilaksanakan di kelas VIIA SMP N I Margasari Tegal
Tahun Pelajaran 2009/2010 pada tanggal 09 September 2009 dengan jumlah
responden 41 siswa. Kuesioner yang dijadikan uji coba oleh peneliti berjumlah 54
di bawah 0.30 yaitu item nomor 16 (0.292), item nomor 27 (0.251), item nomor
45 (0.030), dan item nomor 53 (0.251), oleh karena itu empat item ini tidak
dipakai dalam perhitungan selanjutnya sehingga keusioner menjadi 50 item. Dari
50 item tersebut yang akan dijadikan data penelitian oleh peneliti dengan jumlah
responden 122 siswa. Nomor dan jumlah item pada kuesioner yang digunakan
untuk penelitian disajikan pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Sebaran item Kuesioner kebiasaan belajar siswa putra dan putri
kelas VII SMP N I Margasari - Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010.
Aspek Pernyataan
Kebiasaan Belajar
1. Motif Belajar 1,2,3,4,5,6,7
2. Sikap Belajar 8,9,10,11,12,13,14
3. Cara Belajar 15,16,17,18,19,20
4. Waktu dan Jadwal Belajar 21,22,23,24,25,26
5. Tempat Belajar 27,28,29,30,31,32
6. Peralatan belajar 33,34,35,36,37,38
7. Bahan Belajar 39,40,41,42,43,44
8. Sumber Belajar 45,46,47,48,49,50
2. Skoring
Skoring item kuesioner dilakukan sebagai berikut:
Skor Selalu = 4, Sering = 3, Kadang-kadang = 2, Tidak Pernah = 1. Alasan
peneliti memilih empat alternatif jawaban adalah untuk menghindari
Haryatna (2002 : 35) pembuatan empat alternatif jawaban dimaksudkan untuk
menghilangkan kelemahan yang dikandung oleh skala lima bertingkat. Alternatif
jawaban yang netral (di tengah) mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum dapat
memutuskan atau ragu-ragu. Tersedianya jawaban di tengah menimbulkan
kecenderungan menjawab alternatif yang netral atau yang di tengah, terutama bagi
mereka yang ragu-ragu dalam memberikan jawaban.
3. Validitas dan Reliabilitas
a. Validitas
Validitas suatu alat ukur adalah derajat ketepatan dan ketelitian dari suatu alat
ukur. Menurut Donald Ary dkk (2005 : 293) Validitas adalah sejauh mana suatu
alat mampu mengukur apa yang sebenarnya diukur oleh alat tersebut. Dalam
penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas isi. Menurut Donald Ary
dkk (2005 : 295) validitas isi menunjuk pada sejauh mana instrumen tersebut
mencerminkan isi yang dikehendaki.
Dalam penyusunan alat ini peneliti juga mendapat masukan dari para guru
Bimbingan Konseling di sekolah SMP N I Margasari Tegal dan dari dosen
pembimbing sehingga alat yang dibuat bisa disebut sebagai alat yang memiliki
validitas isi. Adanya keterlibatan guru BK adalah sebagai berikut: melihat dan
menanggapi item-item kuesioner, bahwa kuesioner tersebut sudah benar-benar
mengambarkan kebiasaan belajar siswa, menganggapi bahasa yang digunakan
dalam kuesioner tersebut mudah dipahami oleh siswa, selain itu juga menanggapi
format kuesioner dan penampilan kuesioner itu sudah baik, jelas dan tepat. Selain
agar dengan maksud agar siswa bisa lebih mengetahui dan memahami makna dari
kebiasaan belajar itu sendiri, selain itu masukan dari guru BK adalah pengunaan
kertas HVS dengan maksud agar siswa lebih jelas dalam membacanya dan siswa
tidak cepat bosan. Sedangkan dengan dosen pembimbing sendiri adalah sebagai
berikut: merevisi kuesioner sampai alat itu menjadi jelas dan sesuai dengan
rumusan masalah dan bab II yang dibahas, meneliti bahasa yang digunakan dalam
kuesioner dengan maksud agar kuesioner tersebut dapat dipahami oleh siswa kelas
VII SMP. Setelah mendapat beberapa masukan dari guru BK dan dosen
pembimbing peneliti melakukan uji coba terlebih dulu yaitu dengan maksud
melihat apakah kuesioner tersebut valid dan reliabel atau tidak. Hasil perhitungan
validitas untuk kuesioner uji coba yaitu 0.893. hasil ini tergolong sangat tinggi
berarti alat ukur tersebut valid digunakan untuk penelitian.
b. Reliabilitas
Reliabilitas diperlukan dalam penelitian untuk mengetahui keajegan suatu alat
dalam mengukur apa yang hendak diukurnya dan mengetahui sejauh mana alat itu
dapat mengukur apa yang hendak diukurnya. Menurut Donald dkk (2005 : 310)
Reliabilitas adalah derajat keajegan suatu alat ukur tersebut dalam mengukur apa
saja yang diukurnya. Reliabilitas mengacu kepada konsistensi atau keterpercayaan
hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Pengukuran yang
tidak reliabel akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena
perbedaan skor yang terjadi di antara individu lebih ditentukan oleh faktor
kesalahan daripada faktor perbedaan yang sesungguhnya (Azwar, 2007 : 83).
suatu alat ukur adalah metode belah dua (Split-half-method). Perhitungan
reliabilitas keusioner kebiasaan belajar siswa menggunakan rumus
Product-Moment dari Pearson. Perhitungan reliabilitas kuesioner kebiasaan belajar siswa
dengan langkah sebagai berikut:
r
: Koefisien korelasi ganjil genap N : Jumlah subyekX : Skor-skor item belahan ganjil Y : Skor-skor item belahan genap
Perhitungan koefisien korelasi untuk mendapat taraf reliabilitas dilakukan
dengan bantuan komputer program SPSS versi 12 for windows. Hasil perhitungan
taraf reliabilitas untuk kuesioner uji coba yaitu 0,798.
Koefisien reliabilitas dan validitas diinterpretasikan dengan mengacu pada
pedoman yang dikemukakan oleh Garret (1967 : 176) berikut ini:
Tabel 2. Klasifikasi koefisien reliabilitas dan validitas Alat Ukur
Koefisien Korelasi Klasifikasi
0,70 - ±1,00 Tinggi – sangat tinggi
0,40 - ±0,70 Cukup
0,20 - ±0,40 Rendah
D. Prosedur Pengumpulan Data
1. Tahap persiapan
a. Meminta ijin kepada Kepala Sekolah SMP N I Margasari Tegal
b. Meminta surat pengantar penelitian dari Program Studi Bimbingan dan
Konseling.
c. Menyerahkan surat pengantar penelitian dari Program Studi Bimbingan dan
Konseling kepada koordinator BK SMP N I Margasari Tegal.
d. Melakukan koordinasi dengan koordinator Bimbingan dan Konseling dan
koordinator kurikulum untuk pengaturan jadwal penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Data Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di ruang kelas masing-masing. Jadwal
pengumpulan data penelitian di setiap kelas disajikan pada tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 3. Jadwal Pengumpulan Data Penelitian
Kelas Tanggal Waktu Jumlah Siswa
yang hadir
Sebelum kuesioner dibagikan, terlebih dahulu peneliti memberikan pengantar
dan perkenalan sedikit serta menjelaskan maksud dan tujuan kuesioner dibagikan
kepada siswa. Setelah kuesioner dibagikan, peneliti memberikan penjelasan
mengenai petunjuk pengerjaan keusioner dan memberikan kesempatan kepada
Setelah selesai mengerjakan, siswa diberi kesempatan untuk meneliti kembali
kuesioner yang telah diisi apabila ada pernyataan yang belum dijawab. Pada akhir
pertemuan, peneliti mengucapkan terima kasih kepada siswa yang telah bersedia
mengisi kuesioner. Kuesioner penelitian dapat dilihat pada lampiran 1. Tabulasi
data penelitian dapat dilihat pada lampiran 2.
E. Teknik Analisis Data
Langkah-langkah teknik analisis data yang digunakan dalam mengolah dan
menganalisis data penelitian kebiasaan belajar siswa putra dan siswa putri kelas
VII SMP N I Margasari Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010 adalah sebagai berikut:
1. Menentukan skor
Peneliti memberikan skor pada masing-masing jawaban dengan kunci jawaban
yang telah disediakan oleh peneliti. Kemudian membuat tabulasi data dan
menghitung skor masing responden serta menghitung skor
masing-masing butir item.
2. Perolehan data dilanjutkan dengan mengolah data tersebut menggunakan
model distribusi normal dengan melakukan perhitungan mean, standar deviasi
dan mengkategorikannya menurut kategorisasi jenjang Azwar (1999 : 109).