• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIASAAN BELAJAR SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS VII SMP N I MARGASARI - TEGAL TAHUN PELAJARAN 20092010 DAN USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan da

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KEBIASAAN BELAJAR SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS VII SMP N I MARGASARI - TEGAL TAHUN PELAJARAN 20092010 DAN USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan da"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

MARGASARI - TEGAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DAN USULAN

TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh :

Yusup Allel Aditya

0 3 1 1 1 4 0 09

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

MARGASARI - TEGAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DAN USULAN

TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh :

Yusup Allel Aditya

0 3 1 1 1 4 0 09

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO :

Aku bersyukur kepadamu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu

Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau

nyatakan kepada orang kecil”.

(Matius 11:25)

Segala Sesuatu Ada Waktunya:

Ada waktu untuk menagis, ada waktu untuk tertawa; Ada waktu untuk

mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; Ada waktu untuk berdiam diri,

ada waktu untuk berbicara. Setiap orang dapat makan, minum dan menikmati

kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah. Ia

membuat segala sesuatu indah pada waktunya.

(6)

v

Dengan segala kerendahan hati, karya sederhanaku ini

kupersembahkan untuk :

Sang Juru Selamatku, Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas anugerah

terindah dan penyertaan-Nya yang tiada henti, serta mukjizat yang diberikan

selama pengerjaan tulisan ini.

Teristimewa untuk Orang Tuaku yang tercinta papi Hadrianus Tasmadi dan

Mami Agustina Sulistiyanti atas doanya yang tak pernah putus untuk ananda,

cinta, kasih sayang, perhatian, dukungan, dorongan, semangat, kepercayaan,

materi dan rengkuhan saat kujatuh.

Bulik Florentina Suratmiyatun dan Bude Theresia Tasmini atas doa, cinta,

kasih sayang dan supportnya yang tidak pernah henti-hentinya.

Kakakku Christina Dina Mintorini dan Adikku yang tersayang Mario Osann

Aditya atas doa, cinta, kasih sayang, perhatian dan support yang kalian

berikan untuk “Yusup Allel Aditya.”

Seseorang yang selalu ada dihatiku “Tika Anistya” yang telah menjadi

inspirator dan motivatorku selama skripsi, terima kasih atas cinta, kasih

(7)

vi

KEBIASAAN BELAJAR SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS VII SMP N I MARGASARI - TEGAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DAN USULAN

TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

Yusup Allel Aditya Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas VII SMP N I Margasari Tegal dengan jumlah 122 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner kebiasaan belajar siswa, dengan jumlah 50 item pernyataan. Instrumen penelitian ini telah digunakan oleh Gita B. (2004) yang kemudian dimodifikasi oleh penulis dengan dibantu oleh dosen pembimbing berdasarkan masalah penelitian, variabel penelitian dan kajian teoritis.

Masalah penelitian ini adalah adalah; (1) Bagaimanakah Kebiasaan belajar siswa putra dan siswa putri kelas VII SMP N I Margasari Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010? (2) Topik-topik bimbingan klasikal apakah yang sesuai dengan Kebiasaan Belajar Siswa putra dan putri Kelas VII SMP N I Margasari Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010?

(8)

vii

THE STUDY HABBIT OF THE VII GRADE STUDENTS OF STATE JUNIOR HIGH SCHOOL I MARGASARI-TEGAL ACADEMIC YEAR OF 2009/2010 AND ITS IMPLICATIOAN ON THE PROPOSALS OF CLASICAL GUIDANCE

TOPICS

Yusup Allel Aditya Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

This research was descriptive research by using survey method. The population in this research was the VII grade students in State Junior High School I Margasari Tegal: 122 students. The instrument used was questionare of Study, consisted of 50 items. The instrument has been used by Gita.B (2004) and has been modified by the author assisted by lecturer, the instrument in this research was based on the problems of research, the variable of research, theoretical review.

The problems of this research were : (1) How is the study habbit of students in grade VII in State Junior High School I Margasari Tegal academic year 2009/2010 ? (2) what are the suitable guidance topics for the study habbit of student in grade VII in State Junior High School I Margasari Tegal academic year 2009/2010?

(9)

viii

Puji syukur Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan penyertaan-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan dan penyelesaian

skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah Yang Maha Esa, atas segala kasih dan rengkuhan-Nya selama ini, yang

menjadikan segala sesuatu tidak mustahil untuk diraih dan berjuta rencana

indah-Nya bagiku.

2. Ibu A. Setyandari, S. Pd., Psi., M. A, Dosen Pembimbing yang dengan tulus

memberikan tuntunan, petunjuk, bimbingan dan perhatian hingga penyelesaian

skripsi ini.

3. Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah menyetujui dan memberikan ijin

kepada penulis untuk melakukan penulisan skripsi ini.

4. Segenap dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta dan dosen yang pernah mendidik penulis selama masa perkuliah di

Program Studi bimbingan dan konseling.

5. Bapak Sudiyono, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri I Margasari-Tegal yang

telah memberikan ijin, kesempatan, kerjasama dan dukungan untuk mengadakan

penelitian.

6. Bapak Teguh selaku staff bimbingan dan konseling di SMP Negeri I

Margasari-Tegal yang dengan senang hati bersedia membimbing dan membantu penelitian.

7. Segenap guru, karyawan serta siswa-siswi kelas VII SMP Negeri I Margasari-Tegal,

(10)

ix

semangat, kepercayaan, materi dan rengkuhan saat ku jatuh. Aku bangga

mempunyai orang tua seperti Papi dan Mami. Inilah persembahanku yang pertama,

tersenyumlah dalam kegembiraanku.

9. Bulik Atun dan Bude Nik atas doa, cinta, kasih sayang, perhatian, dan supportnya

yang tidak pernah henti-hentinya.

10. Kakakku Nana dan Adikku yang tersayang Osann. Makasih untuk cinta, kasih

sayang, doa dan supportnya. Hari-hari yang telah kita lewati bersama adalah waktu

terindah dalam hidupku.

11. Seseorang yang selalu ada di hatiku, “Tika Anistya”. Thank’s untuk kasih sayang,

cinta, perhatian, waktu dan supportnya selama ini aku rasakan. Thank’s telah

menjadi bagian dari hidupku dan tak pernah jemu memahamiku. Banyak yang aku

dapatkan dalam kebersamaan kita selama ini.

12. Motorku Yamaha Sigma dan Vega yang sudah berjasa mengantar saya kesana

kemari sewaktu kuliah sampai saya lulus menjadi sarjana.

13. Teman-teman kontrakan: Bayu, Riyan, Rocy, Mas Albert, Bismo terima kasih atas

dukungan doa, perhatian, semangat dan kebersamaan selama ini.

14. Pak Asep S.Pd. pak Andang S.Pd. dan Pak Wahyu Ardi S.Pd. yang memberikan

semangat, perhatian dan banyak membantu setiap kali penulis mengalami kesulitan

dalam skripsi.

15. Teman-teman Bimbingan & Konseling angkatan 2003 dan atas perhatian, kerjasama

dan kebersamaan yang selama ini kita jalani bersama selama perkuliahaan.

Akhirnya buat semua yang telah mendukung baik lahir maupun batin, semua yang

(11)

x

dengan skripsi dan penelitian ini. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang

membangun akan penulis terima dengan senang hati.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih atas perhatian dan kiranya

Tuhan selalu memberkati kita semua.

Yogyakarta, 22 Desember 2009

(12)

xi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam kutipan dan

daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah

Yogyakarta, 22 Desember 2009

Penulis

(13)

xii

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Yusup Allel Aditya

Nomor Mahasiswa : 031114009

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma, karya ilmiah saya yang berjudul:

KEBIASAAN BELAJAR SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS VII SMP N I

MARGASARI - TEGAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DAN USULAN

TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam

bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara

terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan

akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya dan tanpa memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 22 Desember 2009

Yang menyatakan,

(14)

xiii

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...….……... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN... iv

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR... viii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... xi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………. xii

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

1. Tujuan Penelitian... 4

2. Manfaat Penelitian ... 5

(15)

xiv

C. Aspek-aspek yang Mempengaruhi Kebiasaan Belajar Siswa .……..…... 10

1. Motif Belajar ………...…..………... 11

g. Kebiasaan Mengamati Tabel-tabel, Diagram dan Bagan-bagan ……… 16

h. Kebiasaan Menyusun Karangan ………. 17

(16)

xv

k. Kebiasaan Mempelajari Ulang Isi Pelajaran Kelas ……….. 18

l. Kebiasaan Menempuh Ujian ……… 18

4. Waktu dan Jadwal Belajar ………... 19

5. Tempat Belajar ………. 20

6. Peralatan Belajar ………... 21

7. Bahan Belajar ……… 21

8. Sumber Belajar ………. 22

a. Orang Sebagai Sumber Belajar ……….. 22

b. Buku Sebagai Sumber Belajar ………... 23

c. Media Sebagai Sumber Belajar ……….. 23

d. Alam atau Tempat Sejarah ………. 23

D. Siswa-siswi SMP N I Maragasari ... 24

E. Bimbingan Klasikal ………... 26

1. Bidang Bimbingan Pribadi ………... 27

2. Bidang Bimbingan Sosial ………. 27

3. Bidang Bimbingan Belajar ……….... 28

4. Bidang Bimbingan Karier ………. 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Populasi Penelitian ... 29

C. Instrumen Penelitian ... 29

1. Alat Ukur ………... 29

(17)

xvi

a. Validitas ……….. 32

b. Reliabilitas ………... 33

D. Prosedur Pengumpulan data ... 35

1. Tahap Persiapan ……… 35

2. Tahap Pelaksanaan Data Penelitian ……….. 35

E. Teknik Analisis Data …………..……….…………. 36

1. Menentukan Skor ………... 36

2. Perhitungan Kebiasaan Belajar Siswa Dengan Model Distribusi Normal .. 36

3. Perhitungan Kategori Aspek Kebiasaan Belajar Siswa ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……... 40

A. Hasil Penelitian... 40

1. Kebiasaan Belajar Siswa Putra dan Putri ……….….. 40

2. Perhitungan Aspek Kebiasaan belajar Dengan menggunakan Mean …… 41

B. Pembahasan Hasil Penelitian... 41

1. Siswa Putra dan Putri yang Memiliki Kebiasaan Belajar sangat baik... 42

2. Siswa Putra dan Putri yang Memiliki Kebiasaan Belajar cukup baik ... 45

3. Siswa Putra dan Putri yang Memiliki Kebiasaan Belajar tidak baik ... 45

BAB V USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL ... 48

BAB VI PENUTUP……….. 50

A. Kesimpulan ……….. 50

(18)

xvii

(19)

xviii

Tabel Halaman

Tabel 1 : Sebaran Item Kuesioner Kebiasaan Belajar Siswa …………... 31

Tabel 2 : Klasifikasi Koefisien Reliabilitas dan Validitas Alat Ukur ……… 34

Tabel 3 : Jadwal Pengumpulan Data Penelitian ……… 35

Tabel 4 : Norma Pengelompokan Kebiasaan belajar

Siswa Putra dan Putri Kelas VII SMP N I

Margasari Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010 ……….……… 37

Tabel 5 : Kategori Kebiasaan belajar Siswa Putra dan Putri Kelas VII

SMP N I Margasari Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010 …..……… 38

Tabel 6 : Norma Kategori Kebiasaan Belajar Siswa Aspek III dan VIII ...….. 39

Tabel 7 : Norma Kategori Kebiasaan Belajar Siswa Aspek I dan II

Tabel 8 : Kebiasaan Belajar Siswa Putra dan Putri Kelas VII SMP N I

Margasari Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010 ……….. 40

Tabel 9 : Aspek Kebiasaan Belajar Siswa Putra dan Putri Kelas VII

SMP N I Margasari Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010 ...………… 41

(20)

xix

Lampiran Halaman

Lampiran 1 : Pendapat Guru BK Tentang Kuesioner Penelitian Kebiasaan

Belajar Siswa SMP N I Margasari Tegal…………...……… 55

Lampiran 2 : Kuesioner Kebiasaan Belajar Siswa Putra dan putri ……..………... 56

Lampiran 3 : Tabulasi Data Uji Coba dan Penelitian ……...……….….... 62

Lampiran 4 : Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas ………. 74

(21)
(22)

1

Tugas utama seorang pelajar adalah belajar. Belajar adalah suatu hal yang

sangat penting bagi siswa, sebab dengan belajar siswa mempunyai sarana untuk

mendapatkan suatu ilmu pengetahuan dan untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan dan dengan belajar siswa melakukan

perubahan-perubahan individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Maka dari

itu siswa harus memiliki kesadaran dan kebiasaan dalam diri siswa itu sendiri.

Apabila kedua hal itu bisa dimiliki oleh siswa maka siswa itu akan belajar dengan

sendirinya tanpa ada paksaan dari orang lain.

Kebiasaan belajar adalah perilaku belajar yang digunakan oleh siswa

secara berulang-ulang, terus-menerus, teratur, terjadwal dan menetap untuk

menguasai bahan-bahan pelajaran di sekolah dengan tujuan memperoleh

pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan sikap berkaitan dengan isi dalam mata

pelajaran yang dipelajari (Sardiman, 1986 : 36). Oleh karena itu kebiasaan belajar

yang baik sangat penting bagi siswa, karena dengan kebiasaan belajar yang baik

siswa dapat memperoleh hasil belajar yang baik seperti siswa bisa mengikuti

pelajaran yang diajarkan oleh guru, siswa bisa mengerjakan soal atau ujian yang

diberikan oleh guru dan siswa bisa mendapatkan apa yang dicita-citakan. Hal ini

bisa dilaksanakan secara baik dan teratur, apabila siswa mempunyai niat yang

(23)

Kegiatan belajar siswa di sekolah dilakukan secara rutin dan teratur, sesuai

dengan jadwal mata pelajaran yang ditetapkan oleh sekolah. Kegiatan belajar

siswa di sekolah saja tidak cukup dan tidak dapat menjamin hasil belajar yang

baik. Kegiatan belajar siswa di sekolah sangat penting bagi siswa, karena hal ini

sangat mendukung siswa untuk lebih efektif dan aktif dalam belajar di sekolah

dan disamping itu juga akan mendukung siswa untuk melanjutkan belajarnya di

luar sekolah. Hasil belajar yang sebaik-baiknya akan dicapai bila siswa turut aktif

mengolah dan mencernakan bahan pelajaran dan tidak sekedar mendengarkan saja

(Nasution, 1994 : 57). Setiap siswa akan lebih berhasil bila siswa itu dapat

menguasai cara-cara atau teknik-teknik belajar (Keiter, 1978 : 2). Jadi kegiatan

belajar siswa di sekolah perlu dilanjutkan dengan kegiatan belajar mandiri siswa

di luar sekolah. Belajar mandiri siswa dilakukan dengan menggunakan cara-cara

belajar seperti membaca, mendengarkan, menulis dan mencatat, mengingat,

berpikir, mengamati tabel-tabel, diagram dan bagan-bagan, menyusun karangan,

membuat ihktisar atau ringkasan, latihan atau praktek, mempelajari ulang isi

pelajaran kelas, dan menempuh ujian.

Siswa perlu mengatur waktu sehari-hari untuk belajar sendiri sesuai

dengan jadwal pelajaran yang ada di sekolah. Pengaturan waktu belajar ini

berguna bagi siswa agar dapat belajar dengan baik (Liang Gie, 1995 : 170).

Mengatur waktu dengan baik juga dapat membantu siswa untuk mengatasi sifat

menunda-nunda mengerjakan tugas sekolah. Bilamana siswa mengulang kembali

atau membaharui bekas-bekas yang tersimpan dalam ingatan, lupa menjadi lebih

(24)

yang dibutuhkan untuk mengulanginya (Winkel, 1996 : 474). Jadi penggunaan

waktu belajar yang rutin dan teratur dapat membantu siswa mengingat kembali

bahan pelajaran dan makin memperkuat daya ingat siswa akan bahan pelajaran

tersebut dalam jangka waktu yang lama.

Menurut (Santrock, 2003 : 366) bahwa perempuan biasanya bertingkah

laku dalam sehari-hari penuh kasih sayang, sensitif, menarik, lebih hati-hati dalam

bertindak, lebih rajin dalam urusan belajar dan lebih teliti dalam mencermati

sesuatu hal, sedangkan dengan laki-laki bertingkah laku dalam sehari-hari hanya

mengandalkan emosional, sombong, kurang teliti dan kurang hati-hati dalam

menyikapi dan mencermati sesuatu hal dan kurang rajin dalam urusan belajar.

Menurut (Huston, 1990 : 368) bahwa siswa laki-laki lebih agresif, mandiri, tidak

mudah menyerah apabila menemukan kesulitan dalam belajar. Sedangkan siswa

perempuan lebih menahan diri, cepat bosan dan mudah menyerah apabila

menemukan kesulitan dalam belajar. sehingga siswa laki-laki lebih aktif dalam

belajar dibandingkan siswa perempuan. Dari teori di atas maka semakin jelas

mengapa peneliti memilih putra dan putri, karena peneliti ingin mengetahui

bagaimana kebiasaan belajar siswa putra dan bagaimana kebiasaan belajar siswa

putri.

Peneliti memilih subjek siswa kelas VII, karena siswa kelas VII masih

mengalami masa peralihan atau bisa dikatakan masa penyesuaian diri dari SD,

sehingga siswa kelas VII belum bisa menyesuaikan diri dengan baik. Siswa putra

(25)

usia ini anak mengakhiri masa kanak-kanak dan memasuki tahun-tahun awal masa

remaja (Hurlock, 1996 : 184).

Berdasarkan uraian di atas peneliti mengambil subyek penelitian kelas VII,

karena ingin mengetahui kebiasaan belajar siswa putra dan siswa putri kelas VII.

Serta topik-topik bimbingan klasikal seperti apakah yang sesuai dengan Kebiasaan

Belajar Siswa putra dan putri Kelas VII SMP N I Margasari - Tegal Tahun

Pelajaran 2009/2010.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah kebiasaan belajar siswa putra dan putri SMP N I Margasari

Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010?

2. Topik-topik bimbingan klasikal apakah yang sesuai dengan Kebiasaan

Belajar Siswa putra dan putri Kelas VII SMP N I Margasari Tegal Tahun

Pelajaran 2009/2010?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan belajar Siswa Putra

dan Putri kelas VII SMP N I Margasari - Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh guru pembimbing

(26)

E. Definisi Operasional

1. Kebiasaan belajar adalah perilaku belajar yang dilakukan oleh siswa secara

berulang-ulang, terus-menerus, teratur, terjadwal dan menetap untuk

menguasai bahan-bahan pelajaran di sekolah (Sardiman, 1986 : 36). Dalam

penelitian ini kebiasaan belajar dapat diukur dengan kuesioner kebiasaan

belajar.

2. Siswa Putra dan Putri kelas VII SMP N I Margasari - Tegal Tahun

Pelajaran 2009/2010: para siswa yang terdaftar sebagai siswa kelas VII

SMP N I Margasari - Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010.

3. Topik-topik bimbingan adalah tema atau pokok bimbingan yang akan

meningkatkan kebiasaan belajar siswa di sekolah, dengan tujuan agar

(27)

6

Pada bab ini akan di bahas mengenai hal-hal yang akan diteliti, yang meliputi:

belajar, kebiasaan belajar, aspek-aspek pembentuk kebiasaan belajar siswa,

siswa-siswi SMP N I Margasari dan program bimbingan klasikal.

A. Belajar

1. Pengertian belajar

Menurut (Tarsito, 1983 : 21) belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau

perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku

yang baru berkat pengalaman dan latihan. Sedangkan menurut (Muh. Joko S,

2005 : 22) berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat siswa

belajar maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila siswa tidak belajar

maka responnya menurun. Maka dari itu belajar hanya dialami oleh siswa itu

sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.

Terjadinya proses belajar berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di

lingkungan sekitar (Djamarah, 2002 : 38) Jadi belajar merupakan proses dari

perkembangan hidup manusia, dengan belajar siswa melakukan

perubahan-perubahan sehingga tingkah lakunya berkembang. Maka dari itu siswa harus

memiliki kesadaran dan kebiasaan dalam diri siswa itu sendiri. Apabila kedua hal

itu bisa dimiliki oleh siswa maka siswa itu akan belajar dengan sendirinya tanpa

ada paksaan dari orang lain, sehingga siswa akan memperoleh hasil belajar yang

(28)

2. Prinsip-prinsip belajar

Menurut (Tarsito, 1983 : 28) Proses belajar memang kompleks, tetapi dapat

juga dianalisis dan diperinci dalam bentuk prinsip-prinsip atau azas-azas belajar.

Hal ini perlu siswa ketahui agar siswa memiliki pedoman belajar secara efisien.

Prinsip-prinsip ialah sebagai berikut:

a. Belajar adalah suatu proses aktif di mana terjadi hubungan saling

mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan lingkungannya.

b. Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah dan jelas bagi siswa. Tujuan akan

menuntunnya dalam belajar untuk mencapai harapan-harapannya.

c. Belajar yang paling efektif apabila didasari oleh dorongan motivasi yang

murni dan bersumber dari dalam dirinya sendiri.

d. Senantiasa ada rintangan dan hambatan dalam belajar, karena itu siswa harus

sanggup mengatasinya secara tepat.

e. Belajar memerlukan bimbingan. Bimbingan itu baik dari guru/dosen atau

tuntunan dari buku pelajaran sendiri.

f. Jenis belajar yang paling utama ialah belajar berfikir kritis, lebih baik dari

pada pembentukan kebiasaan-kebiasaan mekanis.

g. Cara belajar yang paling efektif adalah dalam bentuk pemecahan masalah

melalui kerja kelompok asalakan masalah-masalah tersebut telah disadari

bersama.

h. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga

(29)

i. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari

dapat dikuasai.

j. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai

tujuan/hasil.

k. Belajar dianggap berhasil apabila si pelajar telah sanggup men-transferkan

atau menerapkannya ke dalam bidang praktek sehari-hari.

B. Kebiasaan Belajar

1. Pengertian kebiasaan belajar siswa

Siswa putra dan siswa putri yang melakukan kegiatan belajar secara rutin dan

teratur akan semakin kuat mengingat dan memahami bahan pelajaran, sehingga ia

memperoleh hasil belajar yang tinggi. Kebiasaan adalah perilaku yang kita

lakukan berulang ulang, dalam hal tertentu. Remaja harus menemukan kebiasaan

menjaga keseimbangan antara waktu sekolah, bekerja, bermain dan lain-lain

(Covey, 2001 : 26). Siswa putra dan siswa putri pada tahun pertama di SMP perlu

membentuk dan memiliki kebiasaan mempelajari bahan-bahan Pelajaran. Ia

menemukan keseimbangan antara waktu belajar dari bahan pelajaran. Menurut

Kingsley (Ahmadi dan Supriyono, 1991 : 120) belajar adalah sebuah proses

dimana tingkah laku dirubah atau disesuaikan melalui proses dan latihan.. Tujuan

belajar siswa dalam mata pelajaran di sekolah yaitu untuk mendapatkan

pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan pembentukan sikap (Sardiman, 1986 :

(30)

Jadi, kebiasaan belajar siswa dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan siswa

secara rutin dan teratur dalam mempelajari bahan-bahan pelajaran di sekolah

dengan tujuan memperoleh pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan sikap

berkaitan dengan isi dalam mata pelajaran yang dipelajari.

2. Kebiasaan belajar siswa di sekolah

Di sekolah siswa putra dan siswa putri mengikuti pelajaran dari hari Senin

sampai hari Sabtu secara rutin, teratur, dan terjadwal. Keteraturan pelaksanaan

kegiatan pendidikan di sekolah setiap hari tersebut ditetapkan oleh sekolah.

Keteraturan dalam melaksanakan kegiatan pelajaran di sekolah telah membentuk

kebiasaan siswa putra dan siswa putri bersekolah. Kebiasaan studi adalah segenap

tingkah laku yang digunakan oleh siswa secara ajeg dari waktu ke waktu dalam

rangka melaksanakan studi (Liang Gie, 1995 : 192).

Dalam melakukan kegiatan belajar siswa, terdapat empat bentuk kegiatan

belajar di sekolah, yaitu:

a. Belajar tatap muka, yaitu proses belajar siswa yang berlangsung dengan

pendampingan guru pengajar, guru pembimbing, guru pelatih dan yang lazim

berlangsung di kelas. Maksudnya adalah siswa mendapatkan kesempatan

untuk menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan materi pelajaran yang

sedang dipelajari sesuai dengan waktu yang diberikan oleh guru dan

berlangsung di kelas.

b. Belajar terstruktur, yaitu proses belajar siswa yang berlangsung tanpa

kehadiran guru pengajar, guru pembimbing, guru pelatih, siswa mengerjakan

(31)

c. Belajar mandiri, yaitu proses belajar siswa yang dilakukan sendiri tanpa ada

pendampingan dari guru pengajar, guru pembimbing, guru pelatih. Belajar

mandiri selalu mengenai program pendidikan sekolah. Maksudnya siswa

mempelajari sendiri bahan-bahan pelajaran yang termuat dalam program

pendidikan tetapi tanpa kehadiran guru dan tanpa ditugaskan oleh guru.

Kegiatan belajar mandiri adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa atas

inisiatif sendiri untuk mendalami mata pelajaran, melengkapi catatan dan

latihan soal, pada situasi ini siswa berada dalam situasi belajar sesungguhnya.

d. Belajar kreatif atau belajar produktif, yaitu siswa sendiri meyelesaikan

masalah-masalah hidup yang ia hadapi dengan menggunakan pengetahuan dan

cara kerja yang ia miliki termasuk yang ia pelajari di sekolah.

Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Henry Clay Lindgren terhadap siswa San

Francisco State College yang mengungkap rahasia kesuksesan mereka dalam studi

sebagai berikut: “a) kebiasaan belajar yang baik – 33 %, b) minat – 25 %, c)

kecerdasan – 15 %, d) pengaruh keluarga – 5 %, e) orang lain – 22 %” (Liang

Gie, 1995:194). Nampak bahwa kebiasaan studi yang baik mempunyai peranan

yang lebih besar dalam memperoleh hasil belajar yang baik.

C. Aspek-aspek yang mempengaruhi Kebiasaan Belajar Siswa

Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa putra dan siswa putri secara rutin

(32)

1. Motif belajar

Dorongan untuk belajar datang dari keinginan siswa putra dan siswa putri

untuk tahu lebih, keinginan untuk memperoleh kemampuan melalui pengalaman

dalam pergaulan sehari-hari. Motif belajar merupakan kekuatan mental yang

mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Kegiatan belajar yang

dilakukan dengan rutin dan teratur jika membawa hasil belajar yang baik maka

akan memberi rasa puas dan senang pada diri siswa sehingga kegiatan belajar

secara rutin dan teratur terhadap suatu mata pelajaran makin diperkuat. Dengan

motif belajar yang kuat maka siswa akan berusaha untuk mengahadapi tugas yang

telah ditentukan. Motif belajar ini akan cukup kuat bila siswa mempunyai

kesadaran akan makna serta tujuan dari apa yang akan dilakukan (Slameto, 2003 :

76). Jadi motif belajar yang kuat pada siswa putra dan siswa putri kelas VII

karena ada dorongan untuk mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar

di SMP.

2. Sikap belajar

Siswa yang menyukai belajar suatu mata pelajaran sekolah akan menggunakan

banyak waktunya untuk melakukan kegiatan belajar suatu mata pelajaran secara

teratur. Kegiatan belajar yang dilakukan secara rutin dan teratur akan memberi

hasil belajar yang tinggi bagi siswa (Slameto, 2003 : 87). Selanjutnya hasil belajar

yang tinggi ini akan meningkatkan rasa senang dan sikap yang semakin positif

dalam belajar. Rasa percaya diri siswa sangat perlu dalam melakukan kegiatan

belajar secara rutin dan teratur. Rasa percaya diri tersebut timbul dari keinginan

(33)

berhasil terus menerus memiliki rasa percaya diri yang tinggi, rasa percaya diri

yang tinggi ini memacu semangat siswa putra dan siswa putri untuk terus belajar

dengan rutin dan teratur. Selain itu siswa putra dan siswa putri yang berhasil

dalam belajar akan membentuk sikap disiplin karena ia sadar bahwa kesuksesan

dalam belajar hanya dapat diperoleh bila la taat melakukan kegiatan belajar

dengan teratur.

Dalam melakukan kegiatan belajar siswa putra dan siswa putri perlu

berkonsentrasi pada bahan pelajaran yang sedang ia pelajari, sehingga dapat

disimpan dan dikuasai dengan baik. Siswa putra dan siswa putri yang biasa

berkonsentrasi pada saat belajar tentu berminat terhadap mata pelajaran yang

sedang dipelajari. Siswa putra dan siswa putri yang berminat terhadap mata

pelajaran yang dipelajari tentu memiliki potensi yang besar untuk sukses dalam

studinya. Bila ia mampu berkonsentrasi dalam belajar, maka ia makin

memperoleh pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan sikap dalam suatu bahan

pelajaran yang berguna untuk mengembangkan dirinya kearah yang lebih baik.

Jadi kesimpulannya siswa putra dan siswa putri kelas VII baru membentuk

sikap-sikap belajar di SMP.

3. Cara belajar

(Djamarah, 2002 :38) cara belajar adalah aktivitas-aktivitas belajar yang

digunakan oleh siswa untuk memperoleh hasil belajar. Aktivitas-aktivitas belajar

yang biasa dilakukan adalah melihat, membaca, mendengarkan, menulis dan

mencatat, mengingat, berpikir, mengamati tabel-tabel, diagram, dan bagan-bagan,

(34)

mempelajari ulang isi pelajaran kelas, dan menempuh ujian. Aktivitas-aktivitas ini

akan dijelaskan satu persatu dibawah ini:

a. Kebiasaan melihat

Pada saat guru menjelaskan atau menerangkan bahan pelajaran, siswa

putra dan siswa putri selalu melihat dengan penuh perhatian, sehingga

bahan pelajaran tersebut dipelajari kembali di rumah dengan mudah.

b. Kebiasaan membaca

Menurut (Djamarah, 2002 :41) aktivitas membaca adalah: aktivitas yang

paling banyak dilakukan selama belajar di sekolah atau di perguruan tinggi.

Siswa putra dan siswa putri membaca bahan pelajaran hendaknya

dilakukan di meja belajar supaya pikiran mudah berkonsentrasi pada

bahan yang sedang dipelajari. Kebiasaan membaca perlu dibentuk dan

dimiliki oleh siswa putra dan siswa putri karena hampir semua

bahan-bahan pelajaran yang berbentuk tulisan yang hanya dapat dipelajari

dengan cara membaca. Membaca perlu dilakukan dengan prosedur

tertentu seperti memperhatikan judul-judul, bab, topik-topik utama.

Belajar adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, maka membaca

adalah jalan menuju ke pintu ilmu pengetahuan. Ini berarti untuk

mendapatkan ilmu pengetahuan tidak ada cara lain yang harus dilakukan

kecuali memperbanyak membaca (Djamarah, 2002 :41). Jadi membaca

identik dengan mencari ilmu pengetahuan agar menjadi cerdas., dan

(35)

c. Kebiasaan mendengarkan

Menurut (Djamarah, 2002 :38) mendengarkan adalah salah satu aktivitas

belajar. Siswa putra dan siswa putri selalu mendengarkan penjelasan guru

tentang bahan pelajaran. Siswa putra dan siswa putri dapat menggunakan

alat perekam (tape recorder) ketika guru menerangkan, sehingga pada saat

belajar di rumah siswa putra dan siswa putri bisa memutar kembali kaset

yang berisi rekaman pelajaran tadi. Bila siswa putra dan siswa putri telah

memiliki kebiasaan mendengarkan pada saat guru menerangkan pelajaran,

maka ia akan lebih mudah mendengarkan orang lain yang menyampaikan

informasi yang baru, mendengarkan informasi-informasi dari siaran

televisi, radio yang ada kaitannya dengan suatu bahan pelajaran.

d. Kebiasaan menulis dan mencatat

Menurut (Djamarah, 2002 : 40) Menulis dan mencatat merupakan kegiatan

yang tidak terpisahkan dari aktivitas belajar. Setiap siswa mempunyai

cara tertentu dalam mencatat pelajaran. Demikian juga dalam hal memilih

pokok pikiran yang dianggap penting. Hal ini disebabkan ilmu

pengetahuan yang seseorang memiliki berbeda-beda, sehingga berbeda

pula dalam menilai bahan yang akan dicatat (Djamarah, 2002 : 40).

Kegiatan mencatat bahan pelajaran yang dianggap penting pada saat guru

menjelaskan bahan pelajaran, sebab sangat berguna bagi siswa putra dan

siswa putri untuk merekam informasi yang diperoleh dan mempelajarinya

kembali. Kegiatan mencatat bahan pelajaran dalam buku catatan dengan

(36)

belajar dengan rutin dan teratur (Keiter, 1978 : 12). Bahan pelajaran dari

buku-buku bacaan akan sangat membantu siswa putra dan siswa putri

menambah informasi-informasi tentang bahan pelajaran yang

bersangkutan. Dengan menulis dan mencatat bahan pelajaran, dan dengan

mengulang kembali bahan pelajaran yang sudah diperolehnya melalui

kegiatan mendengarkan dan menatap pada saat mempelajari bahan

pelajaran, serta dengan mencatat tugas-tugas yang belum selesai dalam

buku kegiatan atau buku agenda, maka akan mudah bagi ia untuk

mengatur rencana belajar. Dengan demikian suatu rencana dapat diingat

dan dilaksanakan dengan mudah bila dicatat.

e. Kebiasaan mengingat

Menurut (Djamarah, 2002 : 44) mengingat adalah salah satu aktivitas belajar.

Tidak ada seorang pun yang tidak pernah mengingat dalam belajar, kecuali

orang gila yang tidak pernah belajar selama mengalami kegilaan. Karena

orang gila tidak akan dapat mengingat kesan dari sikap dan perbuatannya

dalam kegilaannya itu. Kemampuan mengingat setiap siswa putra dan

siswa putri terhadap bahan-bahan pelajaran berbeda-beda. Kemampuan

mengingat bahan pelajaran dengan baik diperoleh melalui kegiatan belajar

pelajaran secara rutin dan teratur (Ahmadi dan Supriyono, 1991 : 96). Siswa

putra dan siswa putri perlu mengulangi bahan pelajaran secara rutin dan

teratur sejak awal tahun pelajaran, sehingga bahan pelajaran yang banyak

dan senantiasa bertambah dari waktu ke waktu tetap dapat dipanggil

(37)

f. Kebiasaan berpikir

Siswa putra dan siswa putri perlu melatih kemampuan berpikir dalam belajar

dengan berpikir orang memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang

menjadi tahu tentang hubungan antar suatu bahan pelajaran (Djamarah, 2002 :

44). Dengan berpikir pula, siswa putra dan siswa putri dapat

mempertimbangkan kebenaran-kebenaran dari suatu materi yang disampaikan

oleh guru kepadanya, sehingga ia tidak hanya menerima materi yang

diajarkan, tapi juga berpikir materi itu. Kebiasaan Berpikir yang sangat

penting untuk pemikiran yang efektif. Individu yang memiliki kebiasaan ini

tidak hanya dapat berpikir secara dalam, tetapi mereka memilih untuk

melakukannya (Costa, 2000b) Kebiasaan Berpikir ini terbentuk oleh

kecerdasan kita, kepribadian kita, dan pengalaman kita; dan mereka membantu

kita mengakses kemampuan mental untuk menyelesaikan masalah saat kita

membutuhkannya (Costa. A. L. & Kallick, B, 2000b).

g. Kebiasaan mengamati tabel-tabel, diagram, dan bagan-bagan

Dalam buku ataupun di lingkungan lain sering dijumpai tabel-tabel, diagram

ataupun bagan-bagan. Materi non-verbal semacam ini sangat berguna bagi

siswa dalam mempelajari materi yang relevan. Demikian pula

gambar-gambar, peta, dll dapat menjadi bahan ilustratif yang membantu pemahaman

siswa tentang sesuatu hal (Djamarah, 2002 : 42). Pengamatan yang dilakukan

secara berulang-ulang akan membantu siswa putra dan siswa putri semakin

(38)

memiliki pemahaman terhadap bahan-bahan pelajaran tersebut akan mampu

mengikuti pelajaran selanjutnya.

h. Kebiasaan menyusun karangan

Kegiatan menyusun karangan akan membantu siswa putra dan siswa putri agar

semakin terampil mengungkapkan gagasan-gagasan dalam bentuk tulisan yang

dapat dipahami oleh orang lain (Liang Gie 1996) menjelaskan karangan yang

baik berpangkal pada bahasa tulis yang mengandung pengertian bahwa

gagasan itu harus diatur secara tertib, disusun secara rapi, diurutkan secara

runtut dan disajikan secara jelas. Di sekolah guru akan membantu siswa putra

dan siswa putri agar dapat menuliskan buah pikirannya kedalam sebuah

karangan secara baik dan teratur.

i. Kebiasaan membuat ihktisar atau ringkasan

Penyusunan ihktisar atau ringkasan dari bahan pelajaran yang dipelajari

akan membantu siswa dalam mengingat isi suatu bab atau sub-sub bab

tertentu dari suatu buku pelajaran atau akan membantu siswa putra dan

siswa putri mencari kembali materi-materi yang telah lalu dalam

buku-buku. Kegiatan meringkas atau membuat ihktisar ini juga berguna bagi

siswa putra dan siswa putri untuk membedakan hal-hal yang lebih penting

dari pada hal yang kurang penting (Djamarah, 2002 : 42).

j. Kebiasaan latihan atau praktek

Latihan dan praktek adalah konsep yang menghendaki adanya penyatuan

usaha mendapatkan kesan-kesan dengan cara berbuat. Belajar sambil

(39)

untuk memperkuat ingatan (Djamarah, 2002 : 45). Siswa putra dan siswa

putri yang melakukan latihan atau praktek berarti siswa putra dan siswa

putri menerapkan bahan pelajaran baik dalam kaitan dengan latihan

penginderaan dan anggota tubuh (ketrampilan) maupun siswa putra dan

siswa putri menerapkan prinsip dalam penggunaan prosedur kerja dalam

pemecahan masalah.

k. Kebiasaan mempelajari ulang isi pelajaran kelas

Siswa putra dan siswa putri yang memperhatikan dengan sungguh-sungguh

pada saat guru menjelaskan pelajaran, memahami bahan pelajaran dengan

baik. Bahan pelajaran yang dipahami dengan baik akan disimpan dalam

ingatan dengan baik pula. Pengulangan terhadap bahan pelajaran membuat

penyimpanan bahan pelajaran dengan baik dalam ingatan dipertahankan

dalam jangka waktu yang lama, sehingga pada waktu dibutuhkan informasi

tersebut dengan mudah dimunculkan kembali. (Keiter, 1978 : 12).

l. Kebiasaan menempuh ujian

Sebelum menempuh ujian, siswa putra dan siswa putri perlu

mempersiapkan diri berkaitan dengan ujian, seperti menjaga kesehatan

(makan dan istirahat yang cukup), ia perlu mempelajari bahan-bahan

pelajaran secara berulang-uiang dari jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan ujian.

Siswa putra dan siswa putri yang telah melakukan kegiatan belajar secara rutin

dan teratur setiap hari, akan memasuki ruang ujian dengan penuh rasa percaya

diri dan memiliki keyakinan akan lulus. Liang Gie menegaskan apabila setiap

(40)

sesungguhnya la sudah cukup slap siaga untuk menempuh ujian (Liang Gie,

1995:100).

Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa sejak tahun pertama di SMP

siswa mulai membentuk cara-cara belajar di sekolah dan pada tahun-tahun

berikutnya siswa semakin meningkat dalam penggunaan cara-cara belajar di

sekolah.

4. Waktu dan jadwal belajar

Siswa putra dan siswa putri perlu memiliki kebiasaan dalam melaksanakan

kegiatan belajar sesuai dengan jadwal yang telah dibuat. Belajar sesuai dengan

jadwal akan sangat membantu siswa putra dan siswa putri dalam mengingat dan

memahami bahan pelajaran. Banyaknya bahan pelajaran yang harus dipelajari,

kesukaran tingkat bahan pelajaran, dan berat-ringannya tugas yang harus

dikerjakan menuntut siswa putra dan siswa putri untuk dapat membagi waktu

yang sesuai dengan keperluan belajarnya sampai suatu pelajaran tersebut dapat

dikuasai dengan baik (Keiter, 1978 : 28). Siswa putra dan siswa putri yang

mampu membagi waktu untuk melakukan kegiatan-kegiatan belajarnya akan

berhasil dalam belajar mata pelajaran sekolah. Jadwal belajar mata pelajaran siswa

putra dan siswa putri perlu dibuat sefleksibel mungkin, agar jadwal tersebut dapat

dilaksanakan dengan penuh kesadaran bukan dengan paksaan. Namun demikian

ada baiknya siswa putra dan siswa putri belajar tiap mata pelajaran selama tiga

puluh sampai enam puluh menit yang diselingi dengan istirahat selama lima sampai

sepuluh menit, supaya perhatian terhadap suatu pelajaran dapat dipertahankan

(41)

puluh menit, setelah itu menurun. Jadi selama siswa belajar perlu pula ada istirahat

selama beberapa menit, agar konsentrasi siswa dalam belajar kembali meningkat.

Siswa putra dan siswa putri yang mampu mengatur waktu belajarnya secara rutin

dan teratur karena telah mampu mengatur unsur-unsur potensi dalam dirinya seperti

tenaga, pikiran, perasaan, dan lain-lain akan memperoleh hasil belajar yang baik.

Siswa putra dan siswa putri kelas VII bisa dikatakan kurang mampu melakukan

kebiasaan belajar secara rutin dan teratur karena siswa putra dan siswa putri kelas

VII masih dalam tahap penyesuaian diri.

5. Tempat belajar

Tempat belajar yang baik adalah lingkungan fisik yang mendukung siswa putra

dan siswa putri untuk memperoleh konsentrasi selama melakukan kegiatan belajar,

sehingga hasil belajar dapat dicapai (Keiter, 1978 : 28). Lingkungan fisik yang

mendukung konsentrasi siswa putra dan siswa putri dalam belajar antara lain:

lingkungan yang tenang, teratur, rapi, bersih, dan memiliki penerangan yang cukup.

Selama melakukan kegiatan belajar tidak jarang konsentrasi siswa putra dan siswa

putri akan terganggu karena pengaruh-pengaruh dan luar diri maupun dan dalam

diri siswa sendiri. Pengaruh dari luar diri dapat berupa suara-suara seperti lagu,

pembicaraan, acara-acara TV. Sebaliknya pengaruh dan dalam diri sendiri dapat

berupa rasa haus, lapar, rasa sakit, dan lain-lain. Jadi siswa putra dan siswa putri

kelas VII perlu menciptakan dan mencari suasana yang cocok dan sesuai bagi

(42)

6. Peralatan belajar.

Penggunaan peralatan dalam aktivitas belajar akan membantu kelancaran

siswa dalam belajar. Peralatan yang digunakan siswa dalam belajar tersebut

berupa meja, kursi, tinta, pensil, penghapus, penggaris, buku tulis, buku

pelajaran, kertas dll (Keiter, 1978 : 28). Belajar yang dilakukan di meja belajar

akan membantu siswa putra dan siswa putri untuk lebih berkonsentrasi pada

bahan yang sedang dipelajari dari pada belajar yang dilakukan ditempat lain.

Siswa putri lebih banyak menggunakan peralatan dalam belajar sesuai dengan

mata pelajaran tertentu dari pada siswa putra, sehingga siswa putri lebih

biasa menggunakan peralatan belajar dari pada siswa putra

7. Bahan belajar

Bahan belajar adalah pesan atau informasi yang harus dipelajari oleh

siswa dalam melaksanakan aktivitas belajarnya. Bahan belajar yang diperoleh

dari guru adalah informasi yang disampaikan secara langsung oleh guru

kepada siswa dalam kelas (belajar tatap muka). Bahan belajar yang diperoleh

dari buku teks, paper, majalah, dan artikel adalah bahan yang dipelajari oleh

siswa karena melakukan kegiatan belajar mandiri (Sudjana 2002 : 37). Siswa

putri lebih banyak mencari dan memperoleh informasi tentang bahan

pelajaran di SMP dari pada siswa putra sehingga siswa putri lebih biasa

melakukan kegiatan belajar mandiri secara rutin dan teratur melalui

(43)

8. Sumber belajar

Bahan belajar yang diterima oleh siswa berasal dari sumber-sumber yang

tersedia baik di sekolah maupun dimasyarakat. Bahan-bahan tersebut diberikan

oleh para pendidik ataupun dimanfaatkan oleh siswa secara langsung dari

masyarakat berkaitan dengan mata pelajaran yang la pelajari di sekolah. Bahan

tersebut berguna bagi siswa untuk mengembangkan dirinya sejalan dengan

perkembangan yang terjadi dalam masyarakat maupun dalam bidang ilmu

pengetahuan dan teknologi.Seperti yang diungkapkan oleh (Dalyono 2001 : 241)

bahwa “kelengkapan sumber atau fasilitas belajar akan membantu siswa dalam

belajar, dan kurangnya sumber atau fasilitas belajar akan menghambat kemajuan

belajarnya.” Sumber-sumber belajar tersebut akan dijelaskan satu persatu dibawah

ini:

a. Orang sebagai sumber belajar

Guru mata pelajaran tenaga pendidik di sekolah yang mengajarkan bahan

pelajaran kepada siswa putra dan siswa putri sebagai ilmu pengetahuan yang

berguna bagi siswa putra dan siswa putri untuk mengembangkan pengetahuan,

pemahaman, ketrampilan, yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupannya

sehari-hari. Guru pembimbing memberikan materi bimbingan berkaitan

dengan bidang-bidang bimbingan (Pribadi, Sosial, Belajar, dan Karier).

Bidang bimbingan belajar adalah dimana siswa putra dan siswa putri

dibimbing untuk mengembangkan cara-cara belajar yang sesuai bagi dirinya

sehingga ia dapat melaksanakan kegiatan belajar dengan rutin dan teratur.

(44)

dan siswa putri sesuai dengan program bidang studi pada tahun ajaran yang

bersangkutan, sehingga siswa putra dan siswa putri memiliki ketrampilan yang

berguna bagi pengembangan dirinya dalam melakukan kegiatan belajar secara

rutin dan teratur.

b. Buku sebagai sumber belajar

Siswa putra dan siswa putri mempelajari bahan-bahan pelajaran dari

buku-buku paket yang telah ditentukan oleh masing-masing guru mata

pelajaran, agar siswa putra dan siswa putri memahami bahan pelajaran

yang dijelaskan oleh guru tersebut. Selain itu siswa putra dan siswa putri

juga perlu membaca sendiri buku-buku sumber seperti majalah, surat

kabar, yang berguna untuk menambah wawasannya dalam bidang-bidang

ilmu pengetahuan yang sedang dipelajarinya saat ini.

c. Media sebagai sumber belajar

Siswa putra dan siswa putri dapat memperoleh bahan belajar melalui siaran

radio dan televisi, melalui informasi-informasi dari internet dan media

lainnya. Dengan demikian siswa tidak menggantungkan diri hanya pada

guru mata pelajaran saja sebagai sumber belajar yang dapat ia manfaatkan

untuk perkembangan dirinya.

d. Alam atau tempat bersejarah

Karya wisata merupakan salah satu metode bagi siswa putra dan siswa

putri untuk mendalami bahan pelajaran di kelas secara langsung. Karya

wisata memberi kesempatan kepada siswa putra dan siswa putri untuk

(45)

berhubungan dengan pelajaran di sekolah. Hasil pengamatan karya wisata

siswa tersebut dilaporkan dalam bentuk laporan tertulis. Dengan demikian

melalui karya wisata, bahan pelajaran yang selama ini bersifat abstrak

dapat dipelajari siswa putra dan siswa putri secara nyata.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa siswa putri telah

lebih banyak atau sering menggunakan sumber belajar dalam mempelajari bahan

pelajaran sekolah dibandingkan dengan siswa putra kelas VII SMP.

D. Siswa–siswi SMP N I Margasari

Pada tahun 2009 siswa memasuki tahun pertama atau tahun pelajaran baru.

Siswa yang lulus kelas VI SD dapat melanjutkan ketahap yang lebih tinggi yaitu

SMP. Siswa putra dan siswa putri kelas VII SMP N I Margasari dapat dikatakan

berusia antara 13 sampai 15 tahun. Hal ini berdasarkan penetapan tahapan usia

anak sekolah menurut Jhon Amos Camenius tahun 1592-1670 berdasarkan teori

perkembangan jiwa. Tahapan ini dianut pula oleh sistem pendidikan di Indonesia

sebagai berikut: usia 6-12 tahun adalah usia SD, usia 13 sampai 18 tahun adalah

usia Sekolah Lanjutan yang dibagi menjadi usia 13 sampai 15 tahun berada pada

tingkat SMP dan usia 15 sampai 18 tahun berada pada tingkat SMA, dan tahapan

yang terakhir adalah usia 18 sampai 24 tahun disebut usia Perguruan Tinggi

(Sarlito, 1989 : 40).

Siswa putra dan putri kelas VII di sekolah bisa dikatakan masih mengalami

masa peralihan atau masa penyesuaian diri dari SD ke SMP. Dalam artian siswa

(46)

siswa menerapkan diri di kelas sewaktu guru menerangkan atau menjelaskan

pelajaran, bagaimana siswa bisa bersikap sopan, rendah hati, tidak sombong

terhadap guru, siswa dan lingkungan sekitar. Hal ini sangat di butuhkan kerja

keras dan kepercayaan diri dalam diri siswa, agar siswa mudah menyesuaikan diri

dengan guru, teman-teman dan lingkungan sekolah, karena hal ini dapat

menunjang proses belajar di sekolah.

Kegiatan siswa putra dan putri kelas VII selama di sekolah adalah belajar dan

mengikuti aturan-aturan yang sudah ditentukan oleh sekolahan. Kegiatan belajar

siswa di sekolah dilakukan secara rutin dan teratur dari hari senin-sabtu mulai jam

07.00 sampai jam 12.00 terkecuali hari jumat mulai jam 07.00 sampai jam 11.30.

Selama di sekolah siswa dituntut untuk belajar dengan sungguh-sungguh,

sehingga apa yang yang diterangkan atau dijelaskan oleh guru bisa diserap dan

diterima dengan baik oleh siswa. Kalau hal ini bisa dilaksanakan dan diterapkan

dengan baik oleh siswa, maka kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan

lancar, siswa bisa mengikuti pelajaran dengan baik dan memperoleh hasil yang

diinginkan.

Kegiatan siswa setelah pulang sekolah atau tiba di rumah, siswa juga

melakukan kegiatan lain untuk mengisi waktu luangnya di rumah, seperti mengaji

atau madrasah 48,08%, istirahat, bermain atau olahraga 35,19 %, dan belajar

16,73 % (SMP N I Margasari, 2009).

Keadaan sosial ekonomi orang tua siswa putra dan putri kelas VII SMP N I

Margasari bermacam-macam, antara lain: ada yang berprofesi sebagai buruh

(47)

TNI 1,05 % (SMP N I Margasari, 2009). Meskipun orang tua siswa profesinya

kebanyakan dari buruh, tetapi tidak membuat siswa itu malu dan minder dalam

belajar dan dalam bergaul dengan teman sekelas atau teman sekolah yang profesi

orang tuanya sebagai guru, TNI, dll. Melainkan siswa merasa bangga dengan

keadaan orang tuanya dan tetap percaya diri dalam sekolah. Kebanggaan siswa itu

terhadap orang tua ditunjukan dengan memperoleh nilai yang baik yaitu rata-rata

7,5 dan bisa masuk di sekolah favorit SMP N I Margasari.

E. Bimbingan Klasikal

Arti bimbingan menurut Shertzer & Stone (1981 : 40) dibagi menjadi tiga,

yaitu: (1) sebagai konsep, bimbingan berarti sebuah sudut pandang dalam

menolong seseorang, (2) sebagai konstruk pendidikan, bimbingan mengacu pada

bekal dari pengalaman-pengalaman yang menolong siswa untuk mengenal dirinya

sendiri, (3) sebagai program, bimbingan menunjuk pada cara-cara dan proses

mengatur untuk mencapai pendidikan tertentu dan tujuan pribadi. Dengan kata

lain, Shertzer & Stone menyebutkan bimbingan sebagai proses menolong individu

untuk memahami dirinya dan lingkungannya.

Dalam memberikan pelayanan bimbingan klasikal, guru pembimbing

diharapakan terlebih dahulu menentukan dan membuat topik bimbingan yang

sesuai dengan kebutuhan siswa agar proses pelayanan bimbingan klasikal sesuai

(48)

Berikut ini diuraikan bidang-bidang bimbingan yang dapat diupayakan dalam

pelayanan bimbingan klasikal (Prayitno,1997:65-68, Depdikbud, 1994:25-26),

yaitu:

1. Bidang Bimbingan Pribadi

Pelayanan bidang bimbingan pribadi bertujuan membantu siswa agar

mengenal, menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Esa, mandiri, dan sehat jasmani dan rohani.

Topik layanan bimbingan klasikal yang termasuk dalam bidang bimbingan

pribadi, antara lain:

a. Ciri-ciri dan kemampuan diri sendiri.

b. Cara-cara mengembangkan sikap yang positif.

c. Pengaruh kegiatan waktu luang terhadap fisik dan mental.

d. Rasa tanggungjawab.

2. Bidang Bimbingan Sosial

Pelayanan dibidang ini bertujuan membantu siswa memahami dirinya dalam

kaitannya dengan lingkungan sosialnya dan etika pergaulan sosial yang

berdasarkan budi pekerti luhur. Topik layanan bimbingan yang termasuk

dalam bimbingan sosial, antara lain:

a. Strategi untuk mengatasi konflik dan prasangka terhadap orang lain.

b. Keefektifan hubungan sosial dan hubungan keluarga.

(49)

3. Bidang Bimbingan Belajar

Tujuan dari pelayanan bimbingan di bidang ini ialah agar para siswa mengnal

sikap dan kebiasaan belajar yang baik, dapat mengembangkan diri untuk

mempersiapkan masa depan. Topik layanan bimbingan yang termasuk dalam

bimbingan belajar, antara lain:

a. Cara belajar yang baik.

b. Pemilihan jurusan.

c. Disiplin belajar.

4. Bidang Bimbingan Karier

Tujuan pelayanan bimbingan di bidang ini ialah membantu siswa mengenal

potensinya sebagai persiapan karier masa depan. Topik bimbingan yang

termasuk dalam bimbingan karier antara lain:

a. Pemahaman diri (melihat bakat dan minat).

b. Informasi perguruan tinggi yang cocok dengan jurusan dan pekerjaan yang

dicita-citakan.

(50)

29

Pembahasan dalam bab ini mengenai jenis penelitian, alat pengumpul data,

populasi penelitian, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survey. Metode

survey digunakan untuk melukiskan kondisi yang ada dan untuk membandingkan

kondisi-kondisi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya

(Furchan, 1982:424). Tujuan metode survey adalah untuk mengumpulkan

informasi tentang variabel yaitu kebiasaan belajar siswa putra dan siswa putri

kelas VII SMP N I Margasari - Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010 dan usulan

topik-topik bimbingan klasikal.

B. Populasi Penelitian

Menurut Donald Ary dalam Furchan (2004 : 193) populasi adalah semua

anggota bersama sekelompok orang dengan kejadian atau objek yang sudah

dirumuskan dengan jelas. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas VII

SMP N I Margasari Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 122 siswa.

C. Instrumen Penelitian

1. Alat Ukur

Alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data siswa dalam

(51)

oleh Gita B. (2004) dalam skripsinya yang kemudian penulis memodifikasinya

dalam bentuk (perubahan alternatif jawaban, perubahan kalimat, perubahan

jumlah kuesioner yang tadinya 60 item menjadi 50 item). Kuesioner ini bertujuan

untuk mengukur kebiasaan belajar siswa putra dan siswa putri kelas VII SMP N I

Margasari - Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010.

Alat ini berupa kuesioner tertutup yang berisi pernyataan-pernyataan yang

disertai sejumlah alternatif jawaban-jawaban yang sudah disediakan (Sanapiah,

1981). Jawaban responden terikat pada sejumlah kemungkinan jawaban yang

sudah disediakan. Dalam penelitian ini item-item kuesioner disusun berdasarkan

delapan aspek kebiasaan belajar siswa yang telah dibahas pada bab sebelumnya.

Seleksi item kuesioner dalam uji coba penelitian ini menggunakan daya

diskriminasi item. Daya diskriminasi item adalah sejauh mana item mampu

membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang

tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2007 : 57). Kriteria penilaian item

berdasarkan korelasi skor setiap item dan skor total skala, digunakan batasan

xy

r

0,30. Jadi, item yang mencapai koefisien korelasi minimal ≥ 0,30 dianggap valid.

Proses perhitungan ini dilakukan dengan komputer melalui program SPSS

(Statistical Programe for Social Sciences) for windows versi 12.0.

Uji coba kuesioner dilaksanakan di kelas VIIA SMP N I Margasari Tegal

Tahun Pelajaran 2009/2010 pada tanggal 09 September 2009 dengan jumlah

responden 41 siswa. Kuesioner yang dijadikan uji coba oleh peneliti berjumlah 54

(52)

di bawah 0.30 yaitu item nomor 16 (0.292), item nomor 27 (0.251), item nomor

45 (0.030), dan item nomor 53 (0.251), oleh karena itu empat item ini tidak

dipakai dalam perhitungan selanjutnya sehingga keusioner menjadi 50 item. Dari

50 item tersebut yang akan dijadikan data penelitian oleh peneliti dengan jumlah

responden 122 siswa. Nomor dan jumlah item pada kuesioner yang digunakan

untuk penelitian disajikan pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Sebaran item Kuesioner kebiasaan belajar siswa putra dan putri

kelas VII SMP N I Margasari - Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010.

Aspek Pernyataan

Kebiasaan Belajar

1. Motif Belajar 1,2,3,4,5,6,7

2. Sikap Belajar 8,9,10,11,12,13,14

3. Cara Belajar 15,16,17,18,19,20

4. Waktu dan Jadwal Belajar 21,22,23,24,25,26

5. Tempat Belajar 27,28,29,30,31,32

6. Peralatan belajar 33,34,35,36,37,38

7. Bahan Belajar 39,40,41,42,43,44

8. Sumber Belajar 45,46,47,48,49,50

2. Skoring

Skoring item kuesioner dilakukan sebagai berikut:

Skor Selalu = 4, Sering = 3, Kadang-kadang = 2, Tidak Pernah = 1. Alasan

peneliti memilih empat alternatif jawaban adalah untuk menghindari

(53)

Haryatna (2002 : 35) pembuatan empat alternatif jawaban dimaksudkan untuk

menghilangkan kelemahan yang dikandung oleh skala lima bertingkat. Alternatif

jawaban yang netral (di tengah) mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum dapat

memutuskan atau ragu-ragu. Tersedianya jawaban di tengah menimbulkan

kecenderungan menjawab alternatif yang netral atau yang di tengah, terutama bagi

mereka yang ragu-ragu dalam memberikan jawaban.

3. Validitas dan Reliabilitas

a. Validitas

Validitas suatu alat ukur adalah derajat ketepatan dan ketelitian dari suatu alat

ukur. Menurut Donald Ary dkk (2005 : 293) Validitas adalah sejauh mana suatu

alat mampu mengukur apa yang sebenarnya diukur oleh alat tersebut. Dalam

penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas isi. Menurut Donald Ary

dkk (2005 : 295) validitas isi menunjuk pada sejauh mana instrumen tersebut

mencerminkan isi yang dikehendaki.

Dalam penyusunan alat ini peneliti juga mendapat masukan dari para guru

Bimbingan Konseling di sekolah SMP N I Margasari Tegal dan dari dosen

pembimbing sehingga alat yang dibuat bisa disebut sebagai alat yang memiliki

validitas isi. Adanya keterlibatan guru BK adalah sebagai berikut: melihat dan

menanggapi item-item kuesioner, bahwa kuesioner tersebut sudah benar-benar

mengambarkan kebiasaan belajar siswa, menganggapi bahasa yang digunakan

dalam kuesioner tersebut mudah dipahami oleh siswa, selain itu juga menanggapi

format kuesioner dan penampilan kuesioner itu sudah baik, jelas dan tepat. Selain

(54)

agar dengan maksud agar siswa bisa lebih mengetahui dan memahami makna dari

kebiasaan belajar itu sendiri, selain itu masukan dari guru BK adalah pengunaan

kertas HVS dengan maksud agar siswa lebih jelas dalam membacanya dan siswa

tidak cepat bosan. Sedangkan dengan dosen pembimbing sendiri adalah sebagai

berikut: merevisi kuesioner sampai alat itu menjadi jelas dan sesuai dengan

rumusan masalah dan bab II yang dibahas, meneliti bahasa yang digunakan dalam

kuesioner dengan maksud agar kuesioner tersebut dapat dipahami oleh siswa kelas

VII SMP. Setelah mendapat beberapa masukan dari guru BK dan dosen

pembimbing peneliti melakukan uji coba terlebih dulu yaitu dengan maksud

melihat apakah kuesioner tersebut valid dan reliabel atau tidak. Hasil perhitungan

validitas untuk kuesioner uji coba yaitu 0.893. hasil ini tergolong sangat tinggi

berarti alat ukur tersebut valid digunakan untuk penelitian.

b. Reliabilitas

Reliabilitas diperlukan dalam penelitian untuk mengetahui keajegan suatu alat

dalam mengukur apa yang hendak diukurnya dan mengetahui sejauh mana alat itu

dapat mengukur apa yang hendak diukurnya. Menurut Donald dkk (2005 : 310)

Reliabilitas adalah derajat keajegan suatu alat ukur tersebut dalam mengukur apa

saja yang diukurnya. Reliabilitas mengacu kepada konsistensi atau keterpercayaan

hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Pengukuran yang

tidak reliabel akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena

perbedaan skor yang terjadi di antara individu lebih ditentukan oleh faktor

kesalahan daripada faktor perbedaan yang sesungguhnya (Azwar, 2007 : 83).

(55)

suatu alat ukur adalah metode belah dua (Split-half-method). Perhitungan

reliabilitas keusioner kebiasaan belajar siswa menggunakan rumus

Product-Moment dari Pearson. Perhitungan reliabilitas kuesioner kebiasaan belajar siswa

dengan langkah sebagai berikut:

r

: Koefisien korelasi ganjil genap N : Jumlah subyek

X : Skor-skor item belahan ganjil Y : Skor-skor item belahan genap

Perhitungan koefisien korelasi untuk mendapat taraf reliabilitas dilakukan

dengan bantuan komputer program SPSS versi 12 for windows. Hasil perhitungan

taraf reliabilitas untuk kuesioner uji coba yaitu 0,798.

Koefisien reliabilitas dan validitas diinterpretasikan dengan mengacu pada

pedoman yang dikemukakan oleh Garret (1967 : 176) berikut ini:

Tabel 2. Klasifikasi koefisien reliabilitas dan validitas Alat Ukur

Koefisien Korelasi Klasifikasi

0,70 - ±1,00 Tinggi – sangat tinggi

0,40 - ±0,70 Cukup

0,20 - ±0,40 Rendah

(56)

D. Prosedur Pengumpulan Data

1. Tahap persiapan

a. Meminta ijin kepada Kepala Sekolah SMP N I Margasari Tegal

b. Meminta surat pengantar penelitian dari Program Studi Bimbingan dan

Konseling.

c. Menyerahkan surat pengantar penelitian dari Program Studi Bimbingan dan

Konseling kepada koordinator BK SMP N I Margasari Tegal.

d. Melakukan koordinasi dengan koordinator Bimbingan dan Konseling dan

koordinator kurikulum untuk pengaturan jadwal penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Data Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di ruang kelas masing-masing. Jadwal

pengumpulan data penelitian di setiap kelas disajikan pada tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 3. Jadwal Pengumpulan Data Penelitian

Kelas Tanggal Waktu Jumlah Siswa

yang hadir

Sebelum kuesioner dibagikan, terlebih dahulu peneliti memberikan pengantar

dan perkenalan sedikit serta menjelaskan maksud dan tujuan kuesioner dibagikan

kepada siswa. Setelah kuesioner dibagikan, peneliti memberikan penjelasan

mengenai petunjuk pengerjaan keusioner dan memberikan kesempatan kepada

(57)

Setelah selesai mengerjakan, siswa diberi kesempatan untuk meneliti kembali

kuesioner yang telah diisi apabila ada pernyataan yang belum dijawab. Pada akhir

pertemuan, peneliti mengucapkan terima kasih kepada siswa yang telah bersedia

mengisi kuesioner. Kuesioner penelitian dapat dilihat pada lampiran 1. Tabulasi

data penelitian dapat dilihat pada lampiran 2.

E. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah teknik analisis data yang digunakan dalam mengolah dan

menganalisis data penelitian kebiasaan belajar siswa putra dan siswa putri kelas

VII SMP N I Margasari Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010 adalah sebagai berikut:

1. Menentukan skor

Peneliti memberikan skor pada masing-masing jawaban dengan kunci jawaban

yang telah disediakan oleh peneliti. Kemudian membuat tabulasi data dan

menghitung skor masing responden serta menghitung skor

masing-masing butir item.

2. Perolehan data dilanjutkan dengan mengolah data tersebut menggunakan

model distribusi normal dengan melakukan perhitungan mean, standar deviasi

dan mengkategorikannya menurut kategorisasi jenjang Azwar (1999 : 109).

Gambar

Tabel 1. Sebaran item Kuesioner kebiasaan belajar siswa putra dan  putri
Tabel 2. Klasifikasi koefisien reliabilitas dan validitas Alat Ukur
Tabel 3. Jadwal Pengumpulan Data Penelitian
Tabel 5. Kategorisasi Kebiasaan Belajar Siswa Putra Dan Putri Kelas VII
+6

Referensi

Dokumen terkait

Setiap mahasiswa yang menjadi mekanik di Bengkel Prototype Honda dipastikan akan mendapatkan pengalaman sedang proses melakukan perbaikan/perawatan sepeda motor dan pada

Penelitian tentang degree diameter problem menghasilkan dua kegiatan penelitian yang utama, yaitu mengkonstruksi graf berarah dengan ordo lebih besar dari ordo graf berarah yang

Menurut Tjiptono (2001:165) bahwa kualitas layanan merupakan tingkatan kondisi baik buruknya sajian yang diberikan oleh perusahaan jasa dalam rangka memuaskan konsumen

Prov. Arahan Kepala Badan Ketahanan Pangan Prov. 1) Masalah pangan kedepan tentunya akan menjadi tantangan tersendiri, hal ini seiring dengan meningkatnya permintaan pangan

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin kepada pihak Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus

--- Menimbang, bahwa berdasarkan uraian-uraian Memori Banding yang diajukan oleh pihak Tergugat / Pembanding, telah dapat disimpulkan bahwa dengan sering terjadi

Menimbang, bahwa selanjutnya setelah memperhatikan dengan seksama Memori banding selebihnya yang diajukan oleh pihak Tergugat/Pembanding dan surat Kontra memori

Apabila dalam Pasal 2 ayat (4) undang-undang a quo haruslah ditafsirkan sebagai berikut, “Dirjen Pajak tidak lagi berwenang untuk meneruskan proses pengukuhan PKP