• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Temuan Penelitian

1. Peran Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah Dalam Upaya

Madrasah Diniyah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang menjadi tumpuan dan harapan serta telah mendapat kepercayaan dari masyarakat untuk bisa mencetak generasi-generasi Qur‟ani di masa mendatang.Keberadaannya sebagai tempat untuk memperdalam pengetahuan ilmu agama saat ini sangat diperhitungkan oleh masyarakat sekitar, mengingat pendidikan agama Islam yang diperoleh anak di sekolah umum dirasa belum mencukupi. Hadirnya Madrasah Diniyah di

tengah-tengah masyarakat saat ini seolah menjadi solusi atas keresahan mereka selama ini akan keberlangsungan pendidikan agama Islam anak- anaknya.

Peran Madrasah Diniyah sebagai lembaga pendidikan untuk memperdalam ilmu agama sangatlah penting.Kondisi masyarakat di zaman sekarang khususnya generasi muda yang mulai dilanda krisis moral dan akhlak yang terjadi saat ini tidak bisa dianggap remeh dan harus selalu diupayakan penanggulangannya.Pemberian bekal pendidikan Agama Islam sejak dini adalah salah satu bentuk upaya yang bisa dilakukan melalui TPQ, Madrasah Diniyah, majlis ta‟lim, pengajian dan lain-lain.

Berdasarkan hasil wawancara dengan M selaku wali santri mengenai peran Madrasah Diniyah, sebagai berikut:

“Peran Madrasah Diniyah niku nggeh sangat penting, karena Madrasah Diniyah itu salah satu tempat untuk memperdalam ilmu agama bagi anak sehingga besuk-besuknya itu anak punya bekal agama yang semakin kuat.” (W/WS/M/18-07-2017/18.45 WIB) Hal senada diungkapkan oleh S:

“Ya sangat penting, apalagi babagan agama, kui kanggo sangu

ning akhirat. Yen ono Diniyah ki cara gampangane anak ki entuk tambahan ilmu agama. Sing utamane yo kui babagan ngaji, yen ngaji ki pancen isoh dipelajari ning ngomah, ning tetep kurang yen ngaji ning ora melu Diniyah. Cara-carane Diniyah ki kanggo nambah ben ngajine ki tambah apik meneh ilmune agama yo dadi

tambah apik.” (W/WS/S/18-07-2017/19.05 WIB)

J juga mengungkapkan hal yang sama terkait peran Madrasah Diniyah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam pada anak, sebagai berikut:

“Sangat penting…hehe.Madrasah Diniyah sebagai tempat untuk menambah ilmu agama bagi anak, terus kalau ada Madrasah Diniyah anak itu juga bisa ngaji karena ada yang mengajari.Kalau saya sebagai orang tua disuruh mengajari sendiri sibuk sama pekerjaan rumah, apalagi ibu-ibu kaya saya pekerjaan rumah itu tidak ada habisnya…hehehe.” (W/WS/J/18-07-2017/19.30 WIB) Sedangkan RO mengungkapkan:

“Penting mbak, agar anak-anak itu bisa mendalami ilmu agama. Jadi kedepannya itu anak bisa apa ya, bisa tumbuh jadi anak yang berakhlak baik, jadi anak yang sholih-sholihah.” (W/WS/RO/19- 07-2017/19.15 WIB)

EW mengungkapkan:

“Sangat penting mbak, soalnya gini mbak meskipun anak sudah mendapatkan Pendidikan Agama Islam di sekolah umum itu masih sangat kurang. Sedangkan kalau anak mengaji sendiri di rumah dengan orang tua itu susah. Anak saya yang perempuan itu dulu juga disini mbak, tapi karena sudah besar sekarang malu ikut Diniyah, dirumah ngajinya juga jadi jarang. Kalau diajari sama bapaknya dirumah, misal mengajarinya sedikit keras suaranya, anak malah nangis, kalau pelan suaranya nggak jelas. Kalau anak belajar agama atau ngaji di rumah sama orang tua itu malah males- malesan kebanyakan alasan. Kalau belajar ngajinya diajari sama orang lain akan beda mbak, anak lebih mudah untuk diajari dan lebih semangat mbak ketimbang dirumah sama orangtuanya. Makannya adiknya tak suruh ikut Diniyah biar pengetahuan ilmu agamanya tambah luas. Tapi ya itu mbak sekarang sekolah umum itu menerapkan jam pelajaran tambahan (les) disiang hari,itu jadi kendala buat anak ikut Diniyah, karena kalau lesnya sampai siang menjelang sore anak mau berangkat Diniyah sudah capek. Padahal justru jam tambahan pelajaran di sekolah umum kalau menurut saya lebih efektif kalau diwaktu pagi hari anak masih semangat, tapi nggak tahu kalau disekolah umum disini jam tambahan malah di siang hari.”(W/WS/EW/20-07-2017/15.30 WIB)

Lebih lanjut IZ mengungkapkan:

“Ya sangat penting, sebab dengan adanya Madrasah Diniyah anak- anak-anak bisa belajar agama lebih dalam dan luas, serta anak-anak dapat belajar membaca al-Qur‟an lebih baik dan benar sesuai tajwid.” (W/WS/IZ/24-07-2017/15.00 WIB)

Sedangkan R berpendapat sebagai berikut:

“Penting mbak, biar anak bisa mengaji dan akhlaknya menjadi lebih baik, karena Diniyah itu tidak hanya untuk mengajari anak mengaji saja tapi juga untuk…..untuk perbaikan akhlak pada anak- anak” (W/WS/R/20-07-2017/15.45 WIB)

Selain itu penulis juga melakukan wawancara dengan beberapa tokoh masyarakat mengenai peran Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam pada anak.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Y selaku tokoh masyarakat di Dusun Cabean Kulon, berikut yang penulis peroleh:

“Nak Diniyah ki kaitane karo babagan agama dadi yo penting.

Senajano ning sekolah sing esuk utawa sekolah umum ki yo oleh pelajaran agama ning iseh kurang. Gampangane koyo ning MI kui yo oleh pelajaran agama, lha Diniyah kui kanggo nguatke ngilmu

agama sing wes dipelajari ning MI mau.” (W/TM/Y/17-07- 2017/19.15 WIB)

Selain itu MK juga mengemukakan:

“Oooo….penting soale nyangkut karo agama, yen kaitane karo agama kui mengko nyangkute ning hukum-hukum agama.Dadine Diniyah kui yo penting ben bocah ki isoh sinau agama dadi isoh

ngerti hukum.Oooo…nak ngene ki hukume ngene, nak ngene

hukume ngene, lha ning Diniyah kui mau, hukume ngono ki isoh disinaoni. Yo ora mung Diniyah sekolah umum ki yo penting, dadi nak isoh loro-lorone ki imbang antarane Diniyah sekolah sore

karo sekolah umum sekolah sing esuk.” (W/TM/MK/17-07- 2017/19.48 WIB)

K mengungkapkan:

“Diniyah ya mbak, sangat penting karena Diniyah itu untuk tempat mendidik anak-anak utamanya mendidik ilmu agama agar kedepannya agama mereka menjadi lebih baik dan tambah berkualitas.” (W/TM//K/15-07-2017/19.10 WIB)

Jadi kesimpulannya Madrasah Diniyah sangat berperan dalam keberlangsungan Pendidikan Agama Islam pada anak di masa mendatang.Keberadaan Madrasah Diniyah diharapkan mampu menjadi tambahan bekal anak untuk memperdalam pengetahuan agamanya, sehingga di masa mendatang anak memiliki bekal agama yang cukup kuat dalam kehidupannya. Selain itu untuk menanamkan serta mengembangkan kebiasaan dalam melakukan amal ibadah,amal shalih dan akhlak mulia

Selain pentingnya peran Madrasah Diniyah bagi anak, peneliti mendapatkan informasi tentang perbedaan anak yang mengikuti Madrasah Diniyah dengan yang tidak mengikuti.

a. Perbedaan Anak Yang Mengikuti Madrasah Diniyah Dengan Tidak Mengikuti

Berikut ini perbedaan anak yang mengikuti Madrasah Diniyah dengan yang tidak mengikuti, data yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti dan hasil wawancara dengan tokoh-tokoh agama dan masyarakat.

Bapak K yang merupakan salah satu tokoh masyarakat mengatakan sebagai berikut:

“Anak yang ikut Diniyah itu akan tahu tentang ilmu agama, yang tidak pastinya juga akan kurang.Meskipun tahu pasti tidak seperti yang ikut Diniyah mbak pengetahuan agamanya. Perbedaannya akan sangat mencolok antara yang tidak ikut dan ikut Diniyah mbak. Misalnya saja dalam hal akhlak nggeh, karena Diniyah itu seakan-akan untuk membina akhlak.” (W/TM/K/15-07-2017/19.10 WIB)

Hal yang berbeda diungkapkan oleh Bapak MK.

“Nak sing melu Diniyah kuwi mau nak gelem menanamkan

keimanane, atine bakal ketata dadine isoh ngklakoni opo sing diajarke, nak wong tuo gelem ngarahake anak bakal isoh ning nak wong tuane ora peduli utowo cuek yo ora bakal mlaku. Misale ngene nak bocah ki sinau ilmu tajwid sithik seko sithik,

bocah ki bakal ngerti hukume naliko praktik. Oooo….. nak ngene ki mocone kudu idzhar, nak ngene kudu ikhfa‟. Ning yo

kui mau wong tuo ki kudu ngarahake anggone anak sinau.” (W/TM/MK/17-07-2017/19.48 WIB)

Pendapat yang hampir sama diungkapkan oleh Y, sebagai berikut:

“Jelas bedo. Yo koyo sing tak jelaske mau bocah nak gelem melu Diniyah sing awale ora isoh iqro‟ gampangane, dadi isoh turmeneh ngajine tambah lancar, tambah apik. Njajal nak ora

melu Diniyah ditakoni nak shalat jenazah ki kepiye ora isoh.”

(W/TM/Y/17-07-2017/19.15 WIB)

b. Perkembangan Anak Sebelum dan Sesudah Mengikuti Madrasah Diniyah

Tidak hanya tentang perbedaan anak yang mengikuti Madrasah Diniyah dengan yang tidak.Akan tetapi penulis juga mendapatkan informasi terkait perkembagan anak sebelum dan setelah masuk Madrasah Diniyah dari para wali santri dan ustadz/ustadzah serta dari santriwan/santriwati itu sendiri. Berikut ini beberapa pendapat narasumber:

EW menyampaikan:

“Kalau melihat dari anak saya sendiri, untuk perkembangannya dari pengetahuan agamannya jadi lebih baik soalnya anak saya dari kecil sudah ikut TPQ mbak terus dilanjut ikut Diniyah ini.Jadi ya kalau melihat perkembangannya semakin baik. Kalau dari sikap dengan teman, keluarga juga baik, sopan, bagus, shalatnya juga lumayan rutin, tapi kadang juga masih

bolong-bolong kalau nggak dikontrol sedikit-sedikit biasanya shalat isya‟nya yang ketinggalan karena anak sudah capek suka ketiduran…..hehehe, kalau shalat subuh malah rutin karena anak kan memang harus bangun pagi juga buat sekolah. Untuk hafalan lumayan, ngajinya juga lebih bagus dibanding belajar di rumah, lebih bagus di Diniyah.” (W/WS/EW/20-07- 2017/15.30 WIB)

Pendapat berbeda diungkapkan oleh S:

“Sebelum ikut Diniyah nak seko sikap gampangane cara bocah

ki iseh minder, iseh wedi, bar melu Diniyah srawung karo koncone soyo wani, kendel tur meneh bocah ki dadi mandiri. Karo koncone yo akrab, isoh srawung kanthi apik, karo koncone nak nduwe panganan ki yo dibagi. Yo kuwi mau mergo ning Diniyah ki yo diajari kepiye carane ben isoh dadi bocah sing nduweni akhlak kang apik. Nak hafalane yo lumayan, nak masalah ngajine bocah ki semangat mbak, arepo sore ki wes melu Diniyah bengine iseh gelem ngaji ning nggone mbah Salamah, kadang bar maghrib udano grimis ki iseh tetep nekat mangkat arepo tekan kono ora ono koncone ngaji dewe

yo ora peduli…hehehe. Iki semangat ngajine meh koyo

mbakyune mbak, mbiyen mbakyune ki yo melu Diniyah nak sore, bengine iseh ngaji ning nggone mbah Salamah, nak saiki ngono wes mplebu pondok dadi wes ora Diniyah ning

kene…hehehe.” (W/WS/S/18-07-2017/19.05 WIB) Sedangkan M mengatakan:

“Sebelum anak ikut Diniyah dalam hal keagamaan masih kurang, setelah Diniyah jadi bertambah, terutama dalam shalatmya itu lebih baik lebih tertib. Kalau masalah sopan santunnya itu, mmmmm ya istilahnya tambah baik, tata kramane karo wong tua juga lebih baik. hafalan surat bagus semakin bertambah. Shalatnya Alhamdulillah selalu rutin tidak pernah bolong, masalah baca al-Qur‟an juga sudah lancar masalah tartil, tajwid sudah paham. Kalau ngaji, di rumah kadang-kadang kalau ingat suk ngaji yo raketung sithik mbak, piye wong jenenge bocah suk gelem suk ora, sing penting iseh

tetep gelem Diniyah……hehehe.” (W/WS/M/18-07-2017/18.45 WIB)

RO berpendapat sebagai berikut:

“Semenjak ikut Diniyah akhlak itu lebih baik dan bagus, semakin meningkat, teruspiye yo mbak bingung sing arep ngomong…...hehehe. Kalau shalat tanpa disuruh sudah bisa melaksanakan dengan baik, sudah biasa.Nak ngaji, setiap malam masih mengaji meskipun sorenya sudah Diniyah.” (W/WS/RO/19-07-2017/19.15 WIB)

Pendapat berbeda diungkapkan J seperti berikut:

“Ya setelah ikut Diniyah tambah semangat dalam mengajinya karena banyaknya teman.Kalau sikap ada peingkatan lebih baik, soalnya dia itu terkenal mahal mbak dalam berbicara, kalau bicara hanya seperlunya. Dalam berbicara sama orang tua sekarang juga lebih sopan, dengan teman sikapnya juga lebih dewasa. Hafalan surat juga bagus, shalatnya tertib, baca qur‟annya lancar, bagus.”(W/WS/J/18-07-2017/19.30 WIB) Lebih lanjut IZ menjelaskan:

“Kalau saya melihat untuk perkembangan anak saya sendiri yaaa….. meningkat lebih bagus terutama dalam mengajinya. Kalau dalam shalat, hafalan surat, tajwid In Shaa Allah juga lebih baik daripada sebelum masuk Diniyah, karena kalau masuk Diniyah kan ilmu agamanya juga bertambah terus, sopan santun juga bagus soalnya anak ini kalau berbicara sama orang tua juga “boso” istilahnya pakai bahasa karma lah….hehe.” (W/WS/IZ/24-07-2017/15.00 WIB)

Hal senada diungkapkan R:

“Ya kalau perkembangan dulunya anak belum bisa membaca al-Qur‟an, sekarang Alhamdulillah masalah shalat, hafalan jadi lebih baik. Terus akhlaknya juga tambah baik, sama orang tua lebih menghormati, sama orang lain yang lebih tua juga sopan.” (W/WS/R/20-07-2017/15.45 WIB)

Ustadz MA selaku pengajar di Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah mengatakan sebagai berikut:

“Sebelum masuk MADIN adab atau akhlak kurang baik, anak- anak juga belum menguasai materi-materi Diniyah dengan baik.Sementara kalau setelah masuk MADIN sebaliknya,

akhlak jadi lebih baik dan anak jadi lebih menguasai materi- materi Diniyah.” (W/U/MA/12-07-2017/18.45 WIB)

Sedangkan ustadz AS selaku pengampu mata pelajaran Aqidah Akhlak mengatakan:

“Perbedaan sebelum dan sesudah masuk Diniyah nggeh, yang pertama itu mulai timbul mental dalam diri anak.Mental disini itu seperti dalam menghadapi permasalahan karena ada interaksi dengan banyaknya teman nggeh mbak.Terus yang utama wawasan ilmu agama anak bertambah, dari pergaulannya anak juga berbeda anak menjadi lebih baik karena sudah mengetahui hukumnya setiap melakukan suatu perbuatan.” (W/U/AS/14-07-2017/18.45 WIB)

Hal yang hampir sama diungkapkan oleh ustadz M sebagai berikut:

“Perkembangan anak pasti ada.Para santriwan-santriwati sebelum dan sesudah masuk Diniyah baik dari segi ilmu/akhlak atau pun perilaku tentunya menjadi lebih baik daripada sebelumnya.” (W/U/M/12-07-2017/20.00 WIB)

Ustadzah PM mengatakan:

“Sebelum masuk Madrasah anak belum lancar dalam mengaji, bacaan shalat, dan lain-lain.Sesudah masuk Madrasah anak itu mulai lancar dalam mengaji, sudah mulai hafal do‟a-do‟a maupun surat-surat dalam al-Qur‟an.” (W/U/PM/13-07- 2017/19.30 WIB)

Ustadzah UK mengatakan bahwa:

“Mmmmm….kalau perkembangannya yang jelas yang awalnya belum bisa menjadi bisa dan tambah lancar, terus wawasan agama bertambah itu sudah pasti ya.” (W/U/UK/15-07- 2017/19.45 WIB)

Terkait perkembangan yang dirasakan sebelum dan sesudah masuk Madrasah Diniyah, sebagai salah satu santri AH mengungkapkan:

“Hmmmm….kalau perubahan dari pengetahuan dari yang tidak tahu menjadi tahu mbak, ketika belajar agama di sekolah umum ketika teman-teman yang lain belum tahu kita sudah tahu dulu karena sudah diajarkan di Madin. Kalau dari segi sikap menjadi tambah dewasa.Dari pengetahuan agamanya dari yang awalnya sudah paham menjadi tambah paham, baik dari ilmu tajwid, fiqh dan lain-lain.Ngajinya juga tambah semangat soalnya banyak temennya.” (W/S/AH/19-07-2017/19.30 WIB)

Pendapat selanjutnya diungkapkan oleh KM:

“Ada mbak. Hehehe… ya apa ya kalau dari ngajinya tambah bagus soale sekarang sudah mudeng tajwidnya, shalatnya tambah rajin sudah nggak bolong-bolong, soale kalau bolong- bolong malu sama temenne masa udah gede nggak shalat. Kalau dari pengetahuan agamanya ya sedikit-sedikit bertambah, tapi nak bahasa arab susah mbak, sampai sekarang masih bingung soale kan di sekolah umum nggak diajari, jadi kalau ikut Diniyah pas pelajaran bahasa arab bingung nggak mudeng-mudeng….hehehe, tapi kalau tajwid In Shaa Allah sudah paham, soale setiap habis tadarus selalu dibahas ilmu tajwidnya.” (W/S/KM/24-07-2017/15.20 WIB)

Jadi dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak sebelum dan setelah masuk Madrasah Diniyah semakin berkembang menjadi lebih baik serta meningkat.Seperti respon yang diberikan oleh para orang tua santri dan para ustadz/ustadzah bahwa perkembangan yang terlihat pada anak sangatlah bagus, baik dari segi ilmu pengetahuan, dari segi praktik dan intensitas ibadah dalam kehidupan sehari-harinya, serta akhlak dengan sesama.Sedangkan dari para santri sendiri juga merasakan adanya perubahan dari diri mereka baik dari segi ilmu pengetahuan, sikap serta intensitas ibadah dalam kesehariannya.

c. Metode, Strategi dan Kegiatan Penunjang Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan Agama Islam Pada Anak

Pentingnya keberadaan Madrasah Diniyah menjadi harapan masyarakat untuk mencetak generasi-generasi Qur‟ani di masa mendatang.Oleh sebab itu diperlukan upaya-upaya dari para pengajar agar dapat memberikan pendidikan Agama Islam yang terbaik bagi anak sehingga bisa melahirkan generasi berkualitas. Proses pendidikan merupakan bagian yang sangat penting bagi tercapainya pendidikan yang bermutu tinggi. Segala upaya dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan yang diinginkan dalam pembelajaran, mulai dari materi yang diberikan, metode, strategi, kegiatan penunjang, dan lain-lain.

a) Materi

Materi merupakan bahan yang akan disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar yang disesuaikan dengan kebutuhan santriwan-santriwati. Mata pelajaran yang diajarkan di Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah ada aqidah akhlak, hadits, tajwid, aqidatul awwam, fiqh, dan bahasa arab.

Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah dulunya menggunakan kurikulum dari FKMD (Forum Komunikasi Madrasah Diniyah) yang sekarang dikenal dengan FKDT (Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah). Namun karena para ustadz/ustadzah yang tidak biasa atau tidak “telaten” dalam

mengikuti kurikulum yang ada, pada akhirnya sampai saat ini Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah menggunakan kurikulum mandiri yang dirasa lebih mudah bagi para pengajar. Akan tetapi para pendidik masih menggunakan beberapa buku sebagai pedoman yang diperoleh dari lembaga, seperti mata pelajaran Fiqh (Mabadi Fiqhiyah), Aqidah (Aqidatul Awwam), Akhlak (Akhlaqul Li Banin).Mata pelajaran Fiqh untuk Diniyah kelas I menggunakan Mabadi Fiqhiyah sedangkan Diniyah kelas II menggunakan Kitab

Saffinatunnaja. Untuk mata pelajaran yang lain para

ustadz/ustadzah mencari buku pegangan sendiri sebagai bahan materi yang akan diajarkan. Adapun hasil wawancara dengan salah satu ustadz MA mengenai materi pembelajaran yang diajarkan di Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah, sebagai berikut:

“Sementara ini materi yang diajarkan ada tajwid, tartil al- Qur‟an, fiqh, aqidah akhlak, aqidatul awam, bahasa arab, hadits, kaligrafi, sejarah perjuangan islam, untuk Diniyah kelas I ada juga hafalan surat pendek dan do‟a keseharian. Dengan segala keterbatasan yang ada sampai saat ini pun kami masih menggunakan kurikulum sendiri. Jadi para ustadz/ustadzahnya cari materi sendiri yang disesuaikan dengan yang diampu apa.” (W/U/MA/12-07-2017/18.45 WIB)

b) Metode dan Strategi Pembelajaran

Metode merupakan suatu cara yang dipakai oleh seorang pendidik untuk menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang sebelumnya telah ditetapkan. Metode pembelajaran yang digunakan di Madrasah

Diniyah Uswatun Khasanah, sebagian besar para pengajar masih menggunakan metode yang sama yaitu metode ceramah dilanjut tanya jawab dan penugasan. Seperti informasi yang peneliti peroleh dari salah satu pengajar di Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah ustadz AS:

“Untuk metode yang digunakan, berarti dalam pembelajaran nggeh kersane santri niku mudeng apa yang disampaikan nggeh, kalau di Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah semua pengajar masih menggunakan metode ceramah, dijelaskan diberi tugas ngoten.Kalau untuk metode mengajar dari saya sendiri nggeh, baisanya saya menjelaskan pada anak-anak sedikit materi pelajaran dialnjutkan tanya jawab kaleh anak-anak, biasanya juga saya kasih tugas aktif ngoten, tapi kalau saya lebih sering anak-anak tak suruh bikin drama terus praktik didepan, khususnya aqidah akhlak nggeh sesuai yang saya ampu. Kalau untuk strategi biar anak-anak tetap semangat dalam belajar agama saya kadang beri iming-iming berupa hadiah kalau mereka bisa melakukan apa yang diminta mbak biar mereka tambah seneng.” (W/U/AS/14-07-2017/18.45 WIB) Pendapat yang berbeda diungkapkan oleh MA terkait strategi pembelajaran agar kualitas pendidikan agama Islam pada anak semakin meningkat, sebagai berikut:

“Untuk strateginya sendiri agar kualitas pendidikan agama Islam anak meningkat diadakan ulangan materi pelajaran biasanya ulangan mingguan, terus ada evaluasi atau tes hasil belajar setiap semester, juga diadakan study banding ke MADIN yang lebih maju biar kita sebagai para penagajar dan pengelola tahu apa saja strategi-strategi yang dipakai untuk membuat MADIN maju, sama mengirimkan para guru untuk mengikuti pelatihan dan workshop.” (W/U/MA/12-07-2017/18.45 WIB)

c) Kegiatan Penunjang

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam pada anak salah satunya melalui kegiatan yang dilakukan agar anak tidak merasa bosan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar didalam kelas.Hal serupa juga dilakukan oleh Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah agar para santriwan/santriwati tetap memiliki semangat yang tinggi dalam menimba ilmu agama di Madin.

UK selaku salah satu ustadzah mengatakan:

“Emmmmm….. kalau strateginya itu sering diadakan kegiatan-kegiatan baik di luar maupun di dalam kelas, karena jika dalam waktu yang lama tidak diadakan kegiatan semangat anak-anak untuk belajar agama jadi kendor, itu juga salah satu bentuk kegiatan untuk menunjang biar kualitas pendidikan agama Islam mereka mbak, kalau di Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah kegiatannya itu ada ada rebana, kaligrafi, renang, tadabur alam dan kegiatan- kegiatan lain yang biasanya dilakukan saat jeda semester.” (W/U/UK/15-07-2017/19.45 WIB)

Alasan yang hampir sama diungkapkan oleh AS:

“Untuk kegiatan penunjang ada ziarah, terkadang juga rekreasi seperti renang seperti yang belum lama ini, bulan lalu habis renang dari BBI biar anak-anak nggak bosan

Dokumen terkait