Semua manajer dalam tiap tingkatan cendrung memiliki perilaku yang sama, mereka memiliki wewenang formal atas unit-unit organisasi mereka sendiri dan memperoleh status dari wewenang tersebut. Status tersebut melahirkan konsekuensi logis, semua manajer terlibat dalam hubungan antar-pribadi dengan bawahan, rekan, dan atasan. Pada sisi yang lain, mereka juga harus memberikan informasi yang dibutuhkan manajer sebagai dasar pengambilan keputusan. Aspek-aspek pekerjaan yang berbeda tersebut menyebabkan semua manajer pada tiap tingkatan harus menjalankan sepuluh peran yang berbeda, yakni peran sebagai tokoh, pemimpin, penghubung, pemantau, penyebar, juru bicara, wiraswastawan, pereda gangguan, peng-alokasi sumber daya, dan peran perunding. Kesepuluh peran tersebut kemudian dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu hubungan peran antar-pribadi, peran informasional, dan peran mengambil keputusan (Henry Mintzberg (1975) dikutip oleh Stoner (1994)48. Selanjtnya hubungan peran manajer tersebut digambarkan sebagai berikut:
47
Byron, William J.. 2010. The Power of Principles: Etika Untuk Budaya Baru
Perusahaan. Diterjemahkan oleh: Hardono Hadi. Jakarta: Penerbit Kanisius. h. 14.
Gambar 2.3: Peran Manajer
Sumber: Herujito (2016:10)
Dari gambar di atas, terlihat hubungan antar tiga golongan peran manajer, dan dari tiga golongan itu terdapat sepuluh peran manajer, dengan uraian berikut:
1. Peran antar-pribadi, meliputi: a) Tokoh
Tokoh yang dimaksudkan adalah bahwa pada satu sisi seorang manajer berperan sebagai figurehead (tokoh sebagai simbol organi-sasi). Artinya manajer merupakan orang yang memiliki peranan penting dalam kantor, tetapi secara de facto sebenarnya memiliki sedikit kekuatan, paling sering dibatasi oleh konvensi, bukan hukum. Semua inspirasi, sosial, kewajiban hukum dan seremonial. Dalam hal ini, manajer dipandang sebagai simbol status dan otoritas suatu organisasi. Misalnya melaksanakan tugas-tugas sosial dan hukum, bertindak sebagai pemimpin simbolis dengan mengunjungi dan menyapa rekan serta bawahan, dan lain sebagainya.
b) Pemimpin
Seorang manajer juga berperan sebagai pemimpin yang memiliki setumpuk tugas yang harus dijalankan. Bagi seorang pemimpin, tugas adalah jantung dari hubungan mencakup penataan dan pemberian motivasi kepada bawahan, mengawasi kemajuannya, mempromosi-kan dan mendorong perkembangannya, dan menyeimbangmempromosi-kan efektivitas. WEWENAG FORMAL DAN STATUS PERAN ANTAR PRIBADI Tokoh Pemimpin Penghubung PERAN PENGAMBIL KEPUTUSAN Wiraswastawan Pereda gangguan Pengalokasi sumber daya Perunding PERAN INFORMASIONAL Pemantau Penyebar Juru bicara
c) Penghubung
Pada sisi yang lain dalam konteks peran antar-pribadinya, seorang pemimpin juga harus menjadi penghubung. Dalam arti kata bahwa seorang menajer harus dapat membangun dan memelihara kontak dalam dan di luar organisasi, bisnis, korespondensi, partisipasi dalam pertemuan dengan perwakilan dari divisi atau organisasi lain. Manajer harus dapat berkomunikasi dengan baik dan dapat menyerap informasi sebanyak mungkin, membangun jaringan dan terlibat dalam berbagai kesempatan untuk mendapatkan akses ke basis-basis yang berpotensi membantu pencapaian tujuan organisasi secara maksimal.
2. Peran informasional, meliputi: a) Pemantau
Manajer juga berperan sebagai pemantau atau pegawasan, artinya tugas seorang manajer meliputi operasi internal untuk menilai keberhasilan kinerja departemen-departemen atau bawahannya. Manajer juga harus bisa membaca masalah dan peluang yang mungkin timbul sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi. Semua informasi yang diperoleh dalam kapasitas ini harus disimpan dan dipelihara sebaik-baiknya, karena informasi merupakan data yang sangat berharga untuk memenangkan persaingan. Dengan demikian, seorang manajer harus memperbanyak kegiatan yang berhubungan dengan informasi seperti membaca berita, majalah, laporan, meng-hadiri seminar dan pelatihan, serta menjaga kontak relasi.
b) Penyebar
Maksudnya adalah manajer sebagai penyebar informasi yang bersifat faktual atau menyebarkan informasi mengenai nilai-nilai pandangan eksternal yang dapat memberikan dorongan kepada sumber daya manusia yang ada dalam mencapai tujuan organisasi yang dipim-pinnya. Dengan demikian, informasi yang akan disebarkan dan disampaikan kepada bawahan atas rekan-rekannya harus akurat. Sehingga dalam konteks ini seorang manajer juga harus memiliki kemampuan untuk menyaring informasi-informasi yang benar-benar sesuai dengan fakta dan informasi-informasi yang hanya berbentuk kabar burung.
c) Juru bicara
Pada sisi ini manajer dalam kapasitas public relation dengan mengin-formasikan dan melobi orang lain yang memiliki power untuk menjaga stabilitas organisasinya mencapai tujuan yang ditentukan. Misalnya berkomunikasi atau mengirimkan informasi ke luar, menyampaikan memo, menyampaikan laporan dan bahan informasi, berpartisipasi dalam konferensi atau pertemuan dan laporan kemajuan.
3. Peran pengambil keputusan, meliputi: a) Wiraswastawan (Berjiwa Pengusaha)
Manajer yang memiliki berbagai keterampilan memang sangat dibutuhkan, termasuk keterampilan berwiraswasta. Peran manajer dala konteks ini adalah dengan mengidentifikasi ide-ide baru dan memulai proyek perbaikan dengan menerapkan inovasi dalam rencana untuk masa depan organisasi. Berwiraswasta ini dapat dimulai dengan mendorong para rekan manajer untuk membuat proyek-proyek perbaikan dan bekerja untuk mendelegasikan, memberdayakan dan mengawasi tim dalam proses kemajuan organisasi khususnya. b) Pereda gangguan
Manajer juga harus menjadi penetralisir terhadap berbagai perma-salahan yang berpotensi menimbulkan ketegangan, gangguan, dan gesekan dalam organisasinya. Sederhananya, seorang manajer harus mampu mengatasi situasi krisis, seperti sengketa atau masalah yang terjadi dan harus segera mengambil tindakan korektif dan menyelesaikan konflik dengan mencari jalan keluar alternatif yang strategis.
c) Pengalokasi sumber daya (Resource Allocation)
Peran lain dari seorang manajer adalah mengalokasikan sumber daya yang dimiliki organisasi serta berwenang mengendalikannya. Dalam pengalokasian sumber daya tentunya manajer membutuhkan kemampuan menganalisis potensi, sehingga tidak salah menempatkan. Intinya adalah bagaimana seorang manajer dapat memilih sumber daya yang tepat dan menempatkan pada posisi yang tepat pula. Dengan demikian, esensinya adalah seorang manajer dengan segala kewenangannya terhadap sumber daya organisasi harus dapat bersikap objektif tanpa mengutamakan yang satu dan mengesampingkan yang lainnya. Semua harus pada posisi dan porsi yang tepat agar aktivitas manajemen dalam pencapaian tujuan dapat berjalan secara maksimal. Pengalokasian sumber daya oleh manajer seperti menjelaskan tanggung jawab, pengalokasian dan pengawasan keu-angan, material dan sumber daya manusia, persetujuan rencana, jadwal, anggaran, program prioritas, dan seterusnya.
d) Perunding/Negosiator
Peran terakhir yang harus dijalankan oleh seorang manajer adalah peran negosiasi. Negosiasi dilakukan untuk dengan berbagai orga-nisasi lain atau individu lain, tujuannya untuk meningkatkan kualitas sumber daya dalam mencapai tujuan organisasi secara efektif. Dalam negosiasi, seorang manajer melakukan hal-hal seperti membela kepentingan bisnis, mempertahankan kepentingan organisasi, men-jaga kestabilan organisasi, dan sebagainya.