• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran-Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan masukan dan saran kepada KSU-BMT UMJ yang mungkin bisa menjadi bahan pertimbangan kedepannya:

1. Agar KSU-BMT UMJ harus lebih aktif-proaktif dalam menjemput bola, seperti idealnya ciri khas BMT. Bimbingan atas segala macam hasil pelatihan haruslah di dorong agar berkesinambungan, karena masih terdapat anggota yang masih kurang faham dan kurang peduli akan ilmu yang didapat khususnya pencatatan laporan keuangan yang baik.

2. Mengadakan kunjungan monitoring kepada para anggota yang diberikan pendampingan, pada setiap kunjungan dicatat setiap perkembangan usaha dan mengevaluasi/ menilai keberhasilan anggota. Waktu monitoring dan evaluasi bisa dilakukan secara mingguan, bulanan maupun triwulan tergantung dari kebutuhan. Sedangkan alat/ instrumen yang bisa diguankan adalah pembuatan laporan (naratif dan matrik) dan pembuatan format

monitoring untuk mengetahui omzet maupun kendala-kendala usaha yang dihadapin oleh para pelaku usaha.

3. Kepada anggota KSU-BMT UMJ diharapkan mengikuti dengan sungguh-sungguh pendampingan dari KSU-BMT UMJ yang bekerja sama dengan para mitranya, agar pendampingan dimanfaatkan sebaik-baiknya karena manfaat yang didapat sangatlah banyak apabila mengikuti pendampingan dan mengaplikasikannya dalam kegiatan usahanya. Selain itu, pendampingan juga bersifat cuma-Cuma atau gratis yang jarang ditemui di BMT lain khususnya di daerah Tangerang Selatan.

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Adi, Isbadi Rukminto. Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas (Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis). Jakarta: FEUI Press. 2003.

Adi. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas. Al Arif, M. Nur Riyanto. Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis

Praktis. Bandung: CV Pustaka Setia. 2012.

Arikunto, Suharsini. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta. 2002.

Aslihan Burhan, “Pedoman Manajemen Pendampingan”, Makalah untuk Program Pendampingan Fakir Miskin Melalui Keterpaduan KUBE dan BMT KUBE dan SUB URBAN PINBUK. 2009.

Bambang, Ismawan dkk., LSM dan Program Inpres Desa Tertinggal. Jakarta: PT Penebar Swadaya. 1994.

Departemen Sosial RI, Rencana Strategis Penanggulangan Kemiskinan (Program Pemberdayaan Fakir Miskin Tahun 2006-2010). Jakarta: Depatremen Sosial RI. 2005.

Djazuli, A. dan Yadi Janwari. Lembaga-lembaga Perekonomian Umat (SebuahPengenalan) Jakarta: Rajawali Pers. 2002.

Hadari, Nawawi dan Mirni Martini, Penelitian Terapan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. 1996.

Haris Herdiansyah. Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. 2012.

Hertanto Widodo, dkk. PAS (Pedoman Akuntansi Syariat): Panduan Praktis Operasional Baitul Mal Wat Tamwil (BMT). Bandung: Mizan. 2000.

Indrianto, Nor. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE. 1999.

Kartono, Kartini. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju. 1999.

Meerada Saryati Aryani. Proses Pendampingan Guswil DKI dalam Upaya Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kredit Mikro (Studi Kasus pada Kelompok Mugi Sukses di manggarai, Kelompok Dahlia dan Al Alam di Cilincing). Tesis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. 2003.

Moleong, Lexy J. Metode Pendekatan Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. 2004.

Nadzir, Moch. Metode Penelitian. Bogor: Graha Indonesia. 2011.

Prawirokusumo, Soeharto. Ekonomi Rakyat. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2001.

Solihin, Ahmad Ifham. Buku Pintar Ekonomi Syariah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2010.

Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Ekonisia. 2003.

Sudjana, Anas. Metode Riset dan Metode Pembinaan Skripsi. Yogyakarta: Reproduksi UD Darma. 1980.

Sumampouw, Andriani dkk. Ada Bersama Tradisi. Semarang: Swisscontact & Limpad. 2000.

Tambunan, Tulus. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. 2002.

Wiryasaputra, Totok S. Ready to care: Pendampingan dan Konseling Psikologi, Yogyakarta: Galangpress. 2006.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

UUD 1945 Pasal 28E ayat 3 tentang HAM

UUD No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Company profile KSU-BMT UMJ

Jurnal:

Karsidi, Ravik. Pemberdayaan Masyarakat untuk Usaha Kecil dan Mikro (Pengalaman empiris di Wilayah Surakarta Jawa Tengah). Jurnal Penyuluhan Institut Pertanian Bogor, Vol.3 No.2, 2007.

Internet: https://www.facebook.com/permalink.php?id=190332491131348&story_fbid=19 0336224464308 http://www.kompasiana.com/hermansyahkahir/bmt-sebagai-inklusi-kuangan_54f90a49a3331162158b4cf9 http://www.p2kp.org/wartaarsipdetil.asp?mid=1094&catid=2& http://bisnis.liputan6.com/read/628871/565-juta-pebisnis-kecil-berpeluang-jadi-pengusaha-kakap http://industri.bisnis.com/read/20140918/87/258467/ini-3-kendala-utama-perkembangan-ukm.

Pertanyaan Wawancara Manajer Pemasaran

1. Bagaimana BMT UMJ melihat perkembangan sektor UKM saat ini ? 2. Dari mana saja asal anggota BMT UMJ berasal? Apakah sekitar ciputat

saja?

3. Berapa jumlah anggota BMT UMJ ?

4. Dari keseluruhan jumlah anggota BMT UMJ berapakah yang mengajukan pembiayaan?

5. Apakah di luar anggota dapat meminta pembiayaan?

6. Sejak kapan program pendampingan/bimbingan diterapkan di BMT UMJ? 7. Apakah ada kriteria khusus bagi anggota dalam mengajukan pembiayaan

(akad tertentu) terkait pendampingan tentunya?

8. Apa pengertian pendampingan atau bimbingan yang dilakukan oleh BMT UMJ jika itu berbeda dengan yang lain?

9. Mengapa BMT UMJ mengadakan pendampingan usaha bagi anggotanya? 10.Apakah program pendampingan atau bimbingan yang dilakukan mengikuti

standar tertentu?

11.Apa tujuan pendampingan yang dilakukan BMT UMJ?

12.Siapa yang di tunjuk untuk menjadi pendamping usaha anggota ? 13.Apa kendala yang paling berarti dalam melakukan pendampingan? 14.Apa batasan dalam pendampingan yang dilakukan BMT UMJ ?

15.Apakah ada perubahan ke arah yang lebih baik setelah adanya pendampingan?

16.Apa contoh solusi yang kerap diberikan oleh BMT UMJ guna memecahkan masalah ?

17.Apakah ada biaya yang dikeluarkan oleh BMT untuk pendampingan, jika ada berapa?

18. Bagaimana BMT UMJ menyikapi biaya biaya yang timbul karena adanya pendampingan? Apakah itu tanggung jawab dibebankan kepada BMT atau anggota tersebut?

Pertanyaan Wawancara Anggota

1. Dari mana asal bapak/ibu?

2. Usaha apakah yang bapak/ibu jalani?

3. Sejak kapan tergabung menjadi anggota BMT UMJ? 4. Apakah bapak/ibu meminta pembiayaan pada BMT UMJ? 5. Sejak kapan meminta pembiayaan kepada BMT UMJ?

6. Apakah bapak/ibu mendapatkan pendampingan usaha dari BMT UMJ? 7. Apa peran pendampingan terhadap perkembangan usaha bapak/ibu? 8. Apakah tanggapan bapak/ibu mengenai kinerja para pendamping ?

9. Apakah bapak/ibu mengeluarkan biaya untuk mendapatkan pendampingan?

10.Apa saran bapak/ibu agar pendampingan usaha yang dilakukan BMT UMJ dapat maksimal kedepannya?

Dokumen terkait