• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Guru PAI dalam menumbuhkembangkan konsep CERIA di MAN Suruh adalah sebagai berikut:

a. Sebagai Inisiator

Setelah melakukan penelitian selama dua bulan, penulis menyimpulkan bahwa guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. Diantaranya yaitu sebelum melakukan kegiatan pembelajaran guru terlebih dahulu membuat perencanaan pembelajaran yang berupa silabus, RPP dan perangkat pembelajaran yang lainnya. Selain itu memberikan teladan dalam hal berucap, bersikap, berpenampilan atau berperilaku Islami yang berdasarkan ilmu pengetahuan al-Qur’an dan Sunnah yang dipahami (berhijab / berpakaian syar’i).47

b. Peran guru sebagai pengelola kelas

Berdasarkan wawancara penulis dengan guru PAI hendaknya guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Juga hubungan interpersonal yang baik antara guru dan siswa, siswa dengan siswa, itu merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas. Sebagai contoh guru menggunakan variasi dalam menyampaikan materi seperti menggunakan power point, kuis, membentuk kelompok belajar dan lain-lain.

47

Disamping itu juga memberikan pengetahuan/ ilmu dalam kajian keislaman di madrasah. Contohnya kajian jumat berisi : keluarga sakinah, make up, menstruasi, pergaulan muda mudi, thoharoh, dan lain-lain.

Dengan adanya peran guru PAI sebagai pengelola kelas ini dapat meningkatkan minat siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, sehingga akan berdampak pula pada prestasi belajar siswa yang lebih baik terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam.

c. Motivator

Peran guru PAI sebagai motivator sangat penting terutama dalam usaha meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa, guru PAI selalu memberikan semangat dan motivasi kepada siswa untuk belajar dengan baik dan mampu meningkatkan potensi atau bakat pada dirinya baik yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotor.

d. Fasilitator

Sebagai fasilitator hendaknya guru dapat menyediakan fasilitas yang mendukung proses peningkatan minat belajar, antara lain minat belajar siswa terhadap mata pelajaran yang akan mendukung terciptanya suasana belajar mengajar yang kondusif, adanya dukungan dari pihak madrasah, kondisi pembelajaran yang baik seperti pengadaan buku paket dan LKS, pemberian fasilitas untuk praktik manasik haji, praktik jenazah dan santunan anak yatim. e. Evaluator.

Dalam evaluasi siswa guru melakukan antara lain: Ulangan harian, UTS, UAS, remidi dan memberikan layanan konsultasi masalah keagamaan

bagi setiap siswa. Setiap tugas yang telah diselesaikan oleh siswa dan telah diberi nilai, guru PAI MAN Suruh Kab. Semarang selalu membagikan kembali hasil kerja.

Jika ada kesalahan kerja yang dilakukan oleh siswa dalam nilai ulangan, seperti nilai yang diperoleh siswa tidak mencapai KKM yang telah ditentukan dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam maka diadakan remidi.

C. Peran Guru Pendidikan Agama Islam di MAN Suruh Dalam Konsep CERIA

Setiap madrasah mempunyai kebijakan tersendiri atau kebijakan khusus untuk mendukung pencapaian visi dan misi. Dalam hal ini MAN Suruh Kab. Semarang juga memfasilitasi berbagai kegiatan intra madrasah. Di antaranya kegiatan kepemimpinan, OSIM, Paskibra, keagamaan dan kegiatan lain untuk mendukung tercapainya program MAN Suruh CERIA, yang diberlakukan mulai bulan Januari tahun 2016 (pada semester genap).48

Setiap hari di MAN Suruh bel masuk dimulai 6.50 siswa-siswi harus masuk kelas masing-masing untuk membaca asmaul husna kemudian dilanjutkan dengan tadarus al-Qur’an selama lima menit, sehingga dalam kurun waktu kira -kira 10 bulan sudah khatam 30 juz. Pada saat pagi itulah suara tadarus al-Qur’an

dikumandangkan di setiap kelas sehingga menunjukkan nuansa religiusitas yang sangat tinggi dan bisa didengar oleh masyarakat di sekitar madrasah.

Disamping itu bapak dan ibu guru serta karyawan juga melaksanakan doa bersama di ruang guru dipimpin oleh kepala madrasah dan para wakil kepala. Setelah doa bersama kegiatan pagi itu dilanjutkan dengan beberapa informasi

48

yang berkaitan dengan madrasah, baik yang berhubungan dengan guru maupun dengan siswa. Di akhir kegiatan madrasah juga diakhiri dengan doa bersama oleh bapak ibu guru serta karyawan.

Contoh yang berkaitan dengan guru, bapak kepala madrasah selalu memberikan arahan tentang kedisiplinan guru didalam melaksanakan tugas dan kewajibannya juga mengevaluasi setiap kegiatan yang telah dilakukan oleh bapak dan ibu guru serta karyawan.

Berikutnya contoh yang berkaitan dengan masalah siswa yang terkait dengan masalah akademik maupun sosial selalu dipecahkan bersama antara guru, wali kelas, BP serta kepala madrasah. Semua komponen tersebut terlibat dalam

policy maker (pembuat kebijakan). Selanjutnya wali siswa dipanggil ke madrasah untuk memutuskan bersama secara win win solution (memutuskan sebuah permasalahan secara kekeluargaan di madrasah).

Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama.

Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar kompetesi sesuai dengan jenjang persekolahan yang secara nasional ditandai dengan ciri-ciri:

a. Lebih menitik beratkan pencapaian kompetensi secata utuh selain penguasaan materi;

b. Mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia;

c. Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan untuk mengembangkan strategi dan program pembelajaran seauai dengan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya pendidikan.

30 BAB IV

IMPLEMENTASI KONSEP CERIA PADA PESERTA DIDIK

Dokumen terkait