• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Praktisi Humas Kementerian Agama Republik Indonesia Dalam Membangun Citra Positif Lembaga

Bab V Kesimpulan dan Saran , yang berisi kesimpulan dan saran. Pada bagian akhir penulisan skripsi penulis menyajikan daftar pustaka yang

HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Peran Praktisi Humas Kementerian Agama Republik Indonesia Dalam Membangun Citra Positif Lembaga

Lembaga Kementerian Agama merupakan lembaga yang sudah seharusnya memiliki citra positif di masyarakat. Hal tersebut karena sebagian masyarakat menilai bahwa pegawai dan pejabat di Kementerian Agama merupakan orang yang paham agama dan menjalankan tanggungjawabnya menggunakan nilai-nilai agama. Ini diperjelas oleh Rosidin selaku informan 1.

“Kementerian Agama satu-satunya kementerian yang ada kata agama, kenapa artinya publik itu percaya betul dengan orang Kementerian Agama bahwa orang yang ada duduk dalam Kementerian Agama itu adalah orang yang paham agama.

Masyarakat berpikir seperti itu”.1

Meski sebelumnya sempat mengalami krisis yang menyebabkan turunnya tingkat kepercayaan publik terhadap Kementerian Agama. Bahkan KPK merilis hasil survei di unit pelayanan publik di 20 kementerian dan lembaga. Kementerian Agama mendapatkan rapor merah dengan nilai di bawah rata-rata.

Untuk menjaga citra positif Kementerian Agama ini humas memiliki peran yang harus dilakukan guna menjaga citra dan kepercayaan di mata publik. Humas di Kementerian Agama sendiri berada di bawah naungan Pusat Informasi dan Humas. Humas memiliki 2 subbidang

1

Rosidin, Kepala Bidang Humas, Kementerian Agama Republik Indonesia, Wawancara pribadi, pada Senin tanggal 16 Mei 2016.

meliputi layanan informasi publik dan hubungan kelembagaan negara. Kedua subbidang tersebut memiliki tugas dan fungsinya masing-masing.

Peran Praktisi Humas Kementerian Agama pasca krisis menurut informan 1, antara lain:

1. Menjaga citra positif lembaga

Seperti yang dikatakan oleh Rosidin, selaku Kepala Bidang Humas, bahwa menjaga citra positif tidaklah mudah. Praktisi Humas melakukan banyak hal diantaranya melakukan beberapa strategi.

“Tentu saja kasus SDA itu menjadi batu loncatan menjadi

lejutan bagi Humas Kementerian Agama. Kasus SDA ini kan krisis luar biasa, tugas humas di masa saya ini saya harus mengembalikan kepercayaan, citra positif Kementerian Agama

dengan berbagai macam langkah”.2

Tuntutan publik semakin lama semakin tinggi. Tuntutan masyarakat semakin ke sini semakin tinggi akan keterbukaan dan transparansi dari sebuah lembaga pemerintah. Tentu saja tidak mudah bagi Kementerian Agama untuk menjaga citra yang sudah dibangun. Namun kemudian Praktisi Humas berusaha untuk mengimbangi keinginan publik melalui pemanfaatan teknologi informasi, pelayanan berbasis teknologi informasi. Selain itu, Praktisi Humas membenahi tata kelola pemerintah dan dimulai dengan open recruitmen dan assessment. Siapapun pejabat yang akan menduduki jabatan di Kementerian Agama harus lolos open recruitmen. Semua pegawai di Kementerian Agama akan diasses mulai dari pejabat tinggi maupun

2

Rosidin, Kepala Bidang Humas, Kementerian Agama Republik Indonesia, Wawancara Pribadi, pada Senin tanggal 16 Mei 2016.

pegawai baru dalam rangka memetakan potensi masing-masing pegawai. Demikian yang diungkapkan Kepala Bidang Humas Rosidin pada sesi wawancara.

“Upaya dalam menjaga citra positif lembaga juga dapat

melihat kekurangan atau kelemahan apa yang ada di lembaga

tersebut”.3

Sebagai contoh kelemahan atau kekurangan Kementerian Agama dalam hal pelayanan haji yang kemudian dinilai oleh publik. Penting bagi Kementerian Agama sendiri untuk memperbaiki terkait dengan pelayanan haji tersebut. Begitupun dengan lembaga-lembaga yang lain. Sehingga masyarakat akan mendapatkan pelayanan haji sebaik mungkin.

2. Humas mengoptimalkan segala macam perangkat media

Peran dalam mengoptimalkan perangkat media yang dimiliki untuk mempublikasi secara masif program, kebijakan Kementerian Agama. Kementerian Agama dinilai sangat aktif dalam hal produksi berita. Ini dibuktikan dengan hasil wawancara dengan Ratna selaku informan 2.

“...potensi dari orang-orang humas yang bisa menulis berita, bahkan menulis feature, sehingga mereka memanfaatkan internet semaksimal mungkin untuk kemudian masyarakat tahu bahwa Kementerian Agama berusaha untuk lepas dari citra yang ada sebelumnya”.4

3

Ratna Puspita, Wartawan, Republika, Wawancara Pribadi, pada Jumat tanggal 29 April 2016.

4

Ratna Puspita, Wartawan, Republika, Wawancara Pribadi, pada Jumat tanggal 29 April 2016.

Dalam proses pelaksanaan peran, Praktisi Humas melakukan beberapa kegiatan dengan mengoptimalkan segala macam perangkat media untuk publikasi. Publikasi humas dilakukan melalui website, pembuatan majalah, konferensi pers, pers release, iklan layanan masyarakat, pelayanan informasi publik, mengadakan pameran, dan media sosial (facebook, twitter).

Praktisi Humas menggunakan website dalam hal publikasi. Praktisi Humas menghimpun berbagai bentuk publikasi hasil dari kebijakan maupun pelaksanaannya seperti berita, banner, text, buku, produk hukum, pedoman, paparan, dan sejenisnya. Dalam publikasi Praktisi Humas melibatkan satuan kerja di lingkungan kantor wilayah untuk menyumbangkan konten publikasi. Melakukan publikasi melalui media yang telah tersedia seperti website, dan papan pengumuman.

Dengan kehadiran website Kementerian Agama ini tentu memudahkan Praktisi Humas dalam menyampaikan segala informasi tentang program dan kebijakan Kementerian Agama. Website Kementerian Agama sudah cukup efektif dan maksimal. Sebab informasi yang ada di website jelas dan up to date. Adanya website saat ini menjadi keharusan yang dimiliki oleh setiap lembaga atau organisasi.

Gambar 4.4

Website Kementerian Agama5

Praktisi Humas melakukan kegiatan berupa pembuatan majalah cetak dan majalah online. Menyusun dan menerbitkan majalah dinas secara berkala. Humas juga menentukan pokok yang menjadi isu dalam pemuatan berita di majalah.

Gambar 4.5

Majalah Cetak Kementerian Agama “Ikhlas Beramal”6

5

Diakses dari http://www.kemenag.go.id,Diunduh pada Selasa tanggal 07 Juni 2016,

6

Diakses dari Kemenag.go.id>file>fcpl1402543109, Diunduh pada Selasa tanggal 07 Juni 2016.

Dalam produksi majalah, humas sangat memperhatikan apa yang menjadi tema dan konten majalah ini sehingga akan menarik minat si pembaca. Dari segi kontennya, saya melihat banyak hal-hal yang menginspirasi di dalamnya. Misalnya seperti cerita yang mengandung hikmah yang membuat si pembaca merasa tenang. Majalah ini cukup mengedukasi setiap orang yang membacanya. Majalah dinas ini akan didistribusikan kepada satuan kerja di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama, Pemerintah Daerah, Organisasi Masyarakat Keagamaan, dan pihak lain yang membutuhkan.

Gambar 4.6

Majalah Online Kementerian Agama7

Kegiatan publikasi humas lainnya dengan mengadakan konferensi pers. Dalam melaksanakan kegiatan konferensi pers Praktisi Humas Kementerian Agama mengundang dan mengkoordinasikan

7

Diakses haji.kemenag.go.id/v2/publikasi/majalah, Diunduh pada Selasa tanggal 07 Juni 2016.

wartawan dari media cetak, online, dan tv. Waktu pelaksanaan konferensi pers disesuaikan dengan agenda pimpinan. Praktisi Humas mengkondisikan tema dan pertanyaan yang diajukan oleh wartawan pada saat konferensi pers.

Gambar 4.7

Konferensi Pers Pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Reguler8

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin hadir dengan didampingi Dirjen PHU Abdul Djamil saat Konferensi Pers tentang Pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Reguler di Operational Room, Kantor Kementerian Agama pada Selasa 17 Mei 2016. Beberapa media juga hadir untuk meliput dalam acara tersebut.

8

Diakses dari http://balitbangdiklat.kemenag.go.id/arsip/berita/menag-humas-adalah-etalase-kementerian-agama.html, Diunduh pada Selasa tanggal 07 Juni 2016,

Gambar 4.8

Konferensi Pers tentang rencana Perkemahan Rohis Siswa SMA/SMK Tingkat Nasional Tahun 20169

Pers release merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang humas. Pers release berupa tulisan seperti berita yang disampaikan kepada wartawan dengan tujuan mengumumkan atau mengklarifikasi atas isu tertentu. Tujuannya adalah untuk menarik perhatian media massa untuk dipublikasikan. Praktisi Humas diperlukan mampu analisis isu strategis yang berkembang, terutama tema menarik sehingga patut menjadi perhatian. Bentuk feature release akan lebih menarik perhatian dan informatif bagi masyarakat dibandingkan full text.

Ratna selaku Wartawan Republika menambahkan dalam pers release, Praktisi Humas Kementerian Agama mengetahui mana yang menarik atau tidak untuk media. Sehingga tidak jarang dalam pers release berita yang disampaikan itu dipublikasikan. Kemampuan

9

Diakses http://www.kemenag.go.id/index.php?a=foto&id=154419, Diunduh pada Selasa tanggal 07 Juni 2016.

Praktisi Humas dalam menulis berita, menulis feature juga dinilai sangat baik oleh wartawan karena tidak semua lembaga Kementerian dapat menulis feature. Ia juga menambahkan dengan adanya release wartawan merasa terbantu oleh Praktisi Humas untuk mendapatkan informasi yang menarik.

Dalam membuat iklan layanan masyarakat, Praktisi Humas mengidentifikasi dan menganalisis isu strategis terkini lalu mengemas isu tersebut menjadi bahan bernilai jual di mata masyarakat. Mensosialisasikan program dan kebijakan strategi juga dapat melalui media iklan layanan masyarakat dengan menyiapkan tema, berita, dialog, iklan, dan gambar. Media iklan layanan masyarakat yang digunakan oleh Praktisi Humas antara lain website, koran, majalah, televisi, radio, online, media sosial, TV-Tron, baliho, booklet/leaflet. Dalam dua tahun terakhir humas telah memasang iklan layanan masyarakat antara lain di Antaranews.com, Okezone, Republika, Gatra, Tempo, Inilah.com, NU online.

Saat ini Kementerian Agama memiliki PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi). Hal tersebut implementasi dari UU No. 14 Tahun 2008 tentang KIP. PPID melaksanakan tugas-tugasnya antara lain memberikan layanan informasi publik, menerima pengaduan serta penyelesaian sengketa informasi publik. Rosidin menambahkan informasi yang ada di website dan PPID sudah utuh, maka permintaan informasi publik melalui meja secara fisik ke email, SMS, dan telepon jauh berkurang. Jadi jika masyarakat sudah

mendapat informasi secara online, maka permintaan layanan informasi yang masuk melalui email, SMS, dan telepon itu berkurang.

Gambar 4.10

PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) Kementerian Agama10

Di dalam kolom PPID yang tercantum di website Kementerian Agama, terdapat iklan layanan masyarakat yang terpampang di sebelah kanan kolom. Selain itu, dalam pelayanan informasi publik terlihat berapa jumlah berita yang dikeluarkan perharinya dan berapa orang yang melihat dan mengakses kolom PPID tersebut. Dengan demikian sangat efektif untuk mengetahui sudah sejauh mana PPID ini memberikan pelayanan informasi dan mengetahui tingkat perkembangan penerimaan publik dari hari ke hari.

Publikasi dilakukan Praktisi Humas juga dengan menyelenggarakan kegiatan yang bersifat nasional maupun provinsi

10

yang dapat diikuti. Dalam menyelenggarakan kegiatan tersebut Kementerian Agama mengkoordinasikan keikutsertaan dalam pameran atau kegiatan dari seluruh unit kerja, termasuk diantaranya penempatan dan dekorasi stand, penyediaan dan pengiriman bahan pameran, dan pembagian tugas jaga.

Kegiatan pameran merupakan ajang publikasi yang baik. Pembukaan pameran dengan adanya upacara serta mengundang pejabat dan tokoh masyarakat sendiri akan mengundang kedatangan pers. Sehingga Praktisi Humas dapat memanfaatkan kegiatan pameran ini untuk memperoleh publisitas. Stand dan lokasi pameran juga dapat didesain menarik sehingga pengunjung yang datang lebih banyak. Selain itu, pelayanan dari kegiatan pameran Kementerian Agama ini harus sesuai dengan budaya lembaga seperti bersikap santun, ramah, komunikatif, dan lain-lain.

Selaras dengan tugas Praktisi Humas menurut Cutlip, Center, dan Broom yakni mengadakan special event. Special event di sini Praktisi Humas menyelenggarakan pameran. Pameran atau kegiatan yang telah dilakukan oleh Kementerian Agama antara lain MTQ Nasional/Provinsi, STQ Nasional/Provinsi, pameran produk halal, pameran pendidikan, dan event nasional/provinsi lainnya.

Gambar 4.13

Stand Pameran Kementerian Agama dalam memperingati Hari Anti Korupsi se-Dunia11

Media sosial merupakan media online yang cukup efektif untuk sosialisasi dan berkomunikasi dengan masyarakat. Media sosial yang banyak digunakan oleh Kementerian Agama adalah facebook dan twitter. Praktisi Humas melakukan update secara rutin serta merespon secara cepat dari setiap pertanyaan yang masuk. Praktisi Humas dalam memanfaatkan media sosial (facebook, twitter) Kementerian Agama terlihat sangat aktif dan up to date. Didukung dengan pengikutnya yang semakin hari semakin bertambah. Saat ini jumlah pengikutnya ada 101 ribu. Jika ada yang bertanya atau berkomentar di media sosial ini humas akan merespon langsung.

11

Diakses http://www.kemenag.go.id/index.php?a=foto&id=69678, Diunduh pada

Gambar 4.14

Twitter Kementerian Agama @Kemenag_RI12

Hubungan komunikasi yang terjalin dengan publik di media sosial juga terbilang cukup baik dan efektif. Begitupun dengan media sosial facebook yang dikelola oleh humas sangat efektif dan up to date. Segala informasi yang diberikan juga jelas. Sehingga segala sesuatu yang telah, sedang, dan akan dilakukan oleh Kementerian Agama ini sifatnya terbuka dan transparan karena dapat diakses oleh publik. Saat ini publik berkomunikasi tidak lagi menuntut keduanya harus bertemu. Dengan adanya perkembangan media baru saat ini seseorang dalam melakukan komunikasi lebih cenderung melalui dunia maya yaitu internet kaarena dianggap cepat dan mudah. Begitupun yang dilakukan Praktisi Humas Kemenag dengan publiknya.

12

Diakses https://twitter.com/Kemenag_RI, Diunduh pada Selasa tanggal 07 Juni 2016.

Gambar 4.11

Facebook Kementerian Agama RI13

Ratna sebagai informan 2 menambahkan Kementerian Agama memiliki pegawai humas yang melek teknologi dan mengetahui bagaimana caranya mengemas informasi yang baik di situs/website juga di laman media sosial baik itu facebook, twitter, maupun media sosial lainnya. Belakangan ini Praktisi Humas juga main di info grafis. Sehingga apa yang telah dilakukan Kementerian Agama menjadi lebih terbuka dan transparan.

3. Membina relationship secara internal dan eksternal

Selain mengoptimalkan segala macam perangkat media untuk publikasi, ada hal-hal yang harus dibenahi oleh Praktisi Humas terkait pendekatan baik secara internal maupun eksternal. Secara internal, Praktisi Humas harus mengembalikan rasa kepercayaan diri pegawai Kementerian Agama. Hal ini tidak mudah, karena pada posisi yang sudah sangat turun pasca krisis, seorang humas harus memberikan

13

Diakses https://www.facebook.com/KementerianAgamaRI/?ref=ts, Diunduh pada Selasa tanggal 07 Juni 2016.

kepercayaan diri kepada para pegawai ketika tampil di masyarakat. Dengan memberikan wajah baru Kementerian Agama berupa prestasi, penghargaan serta perubahan yang sedang dan akan dilakukan ini, Praktisi Humas didukung dengan publikasi melalui media baik secara online maupun media sosial. Publikasi tersebut haruslah semaksimal mungkin sehingga sedikit demi sedikit mengkikis pemahaman publik di masyarakat bahwa Kementerian Agama sudah lebih baik begitupun kinerja para pegawainya.

Sedangkan secara eksternal Praktisi Humas melakukan pendekatan atau hubungan harmonis dengan beberapa lembaga seperti yang diungkapkan oleh informan 1 selaku Kepala Bidang Humas.

“Pertama, Lembaga Pemerintah. Lembaga Pemerintah itu kita

relatif lebih gampang menjalin hubungannya. Kebetulan dengan era sekarang ini lebih dikendalikan oleh Kominfo dan kita lebih mudah melakukannya. Sehingga ketika ada informasi di Kementerian Agama kita lempar ke Kominfo lalu

Kominfo yang menyebarkan ke semuanya”.14

Dapat dikatakan saat ini segala publikasi informasi Kementerian Agama kepada lembaga pemerintah disebarluaskan juga oleh lembaga Kominfo. Sehingga komunikasi informasi di setiap lembaga pemerintah akan lebih baik dan lebih kondusif.

Kedua, Praktisi Humas juga melakukan hubungan dengan organisasi masyarakat. Di sini peran menteri sangat dibutuhkan upaya memperlancar hubungan baik dengan organisasi masyarakat di luar Kemenag. Sebagaimana yang dikatakan Rosidin selaku informan 1.

14

Rosidin, Kepala Bidang Humas, Kementerian Agama Republik Indonesia, Wawancara Pribadi, pada Senin tanggal 16 Mei 2016.

“Nah kita kan punya ikon Kementerian Agama ada menteri,

menteri ini kita dorong untuk bersilaturahmi ke

ormas-ormas”.15

Pendekatan yang dilakukan Praktisi Humas kepada organisasi masyarakat tidak hanya lembaga-lembaga keagamaan yang mayoritas saja. Seperti yang dikatakan informan 1.

“...tetapi juga kepada organisasi masyarakat yang minoritas

seperti Badui, Kaharingan, Kejawen, dan lain-lain. Pendekatan kepada organisasi non Islam juga kita lakukan”.16

Tidak dipungkiri bahwa Menteri Agama saat ini memiliki rasa kepedulian terhadap masyarakat. Ia juga memiliki profil yang baik. Tentu dengan hadirnya Lukman Hakim Saifuddin sangat membantu dalam mengembalikan citra dan kepercayaan publik terhadap lembaga Kementerian Agama. Hal tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh informan 2.

“Kita ga bisa mengungkiri bahwa Lukman memiliki citra yang baik, dan Lukman mampu mengambil simpati publik. Lukman juga sangat melek gadget, dia main di twitter media sosial. Itu yang kemudian memacu Kemenag melalui humas juga

memanfaatkan si medium itu”.17

Pendekatan kepada lembaga-lembaga keagamaan inilah yang pertama dilakukan oleh Kementerian Agama. Hal ini didasarkan pada asumsi dasar bahwa negara Indonesia meskipun bukan negara agama tetapi warganya yang religius. Pendekatan itu bisa secara personal, kelompok, maupun organisasi yang mereka gunakan.

15

Rosidin, Kepala Bidang Humas, Kementerian Agama Republik Indonesia, Wawancara Pribadi, pada Senin tanggal 16 Mei 2016.

16

Rosidin, Kepala Bidang Humas, Kementerian Agama Republik Indonesia, Wawancara Pribadi, pada Senin tanggal 16 Mei 2016.

17

Ratna Puspita, Wartawan, Republika, Wawancara Pribadi, pada Jumat tanggal 29 April 2016.

Selain melakukan hubungan dan pendekatan kepada lembaga pemerintah dan organisasi masyarakat, Praktisi Humas melakukan hubungan dan pendekatan juga ke berbagai media. Pendekatan kepada media dengan melaksanakan visit media. Seperti yang diungkapkan oleh informan 1 visit media ke Kompas, TVONE, MNC itu sudah dilakukan.

Visit media ini dilakukan untuk membina hubungan harmonis antara Kementerian Agama dengan media. Tentu fungsi media massa ini tidak akan terlepas dari kegiatan seorang humas. Humas dengan wartawan memiliki hubungan yang saling menguntungkan. Dalam arti Praktisi Humas memberikan pelayanan informasi kepada wartawan, begitu pula wartawan merasa terbantu dalam melaksanakan tugasnya untuk mendapatkan informasi di Kementerian Agama.

“Karena Praktisi Humas sangat helpfull untuk akses data ke narasumber kemudian menghubungkan saya dengan

orang-orang bahkan bantuin “colekin” sampai ke batas itu”.18

Bagi seorang humas tentu saja penting juga memiliki kemampuan membangun dan menjaga hubungan personal dengan wartawan yang bersangkutan. Karena hubungan personal dengan wartawan juga bisa menjadi penentu baik buruknya hubungan perusahaan dengan media massa. Kemampuan menjalin hubungan interpersonal tersebut sangat menunjang berjalan baiknya kegiatan media relations.

18

Ratna Puspita, Wartawan, Republika, Wawancara Pribadi, pada Jumat tanggal 29 April 2016.

“Karena yang penting kan hubungan humas sama wartawan itu

di soal hubungan personal ya bukan cuma hubungan profesional. Tapi kadang yang dilupakan oleh humas adalah hubungan personal itu. Meski demikian, kita tetap saling menghargai. Akhirnya yang dibangun adalah dia bukan sebagai sekedar humas buat saya, saya juga bukan sekedar wartawan bagi dia. Ada silaturahim yang harus dijaga. Kalau pertemanan itu kan bukan pas butuh doang dia ada.”19

Dalam hal ini Praktisi Humas melakukan kegiatan yaitu melakukan hubungan atau pendekatan oleh media. Berhadapan dengan media harus berhati-hati, karena tidak semua media massa berpihak kepada pemerintah. Meskipun demikian, perlu dibangun hubungan simbiosis mutualisme antara pemerintah dan media. humas harus menyampaikan informasi yang sejelas mungkin kepada wartawan, meski akhirnya berita yang terbit sangat jauh dari harapan. Karena setiap arah pemberitaan media itu berbeda-beda. Sehingga hasil berita yang mereka publikasikan bisa berupa positif dan negatif.

Dalam perkembangannya media massa berwujud dalam media cetak (Koran, majalah, bulletin) dan media elektronik (TV, radio) dan media online (internet). Dari berbagai macam media massa tersebut mempunyai ciri khas masing-masing baik dalam isi dan pengemasan beritanya, maupun dalam tampilan serta tujuan dasarnya. Perbedaan ini dilatarbelakangi oleh kepentingan yang berbeda dari masing-masing media massa.

Pendekatan yang dilakukan oleh Kementerian Agama kepada media massa, antara lain:

19

Ratna Puspita, Wartawan, Republika, Wawancara Pribadi, pada Jumat tanggal 29 April 2016.

a. Pimpinan melakukan visit media (Kompas, TVOne, MNC, Harian Waspada Medan)

b. Mengundang wartawan dalam berbagai acara dengan pimpinan. c. Memasang iklan layanan masyarakat di media (Koran, Majalah,

Online, TV) seperti Antaranews.com, Okezone, Republika, Gatra, Tempo, Inilah.com, NU online.

d. Mengajak wartawan untuk berdiskusi terkait dengan isu strategis. Praktisi Humas menyelenggarakan FGD (Focus Group Discussion) dengan mengajak wartawan membahas isu tertentu dan untuk menerima masukan-masukan dari para wartawan. Selain itu, Praktisi Humas memberikan fasilitas kepada wartawan untuk akses informasi dan menulis berita seperti media center yang ada di Kementerian Agama yang ada saat ini.

Gambar 4.9

Menag saat berkunjung ke Kantor Redaksi Harian Waspada Medan20

20

Diakses http://www.kemenag.go.id/index.php?a=foto&id=159172, Diunduh pada Selasa tanggal 07 Juni 2016.

Poin terakhir Praktisi Humas melakukan hubungan dan pendekatan kepada publik. Tentu tidaklah mudah, publik dengan jumlah yang begitu banyak dengan berbagai macam latar belakang dan karakteristik humas dituntut untuk dapat membina hubungan yang harmonis. Pendekatan ini dilakukan dengan cara memberikan informasi semaksimal mungkin sesuai dengan apa yang dibutuhkan publik.

“...Informasi yang paling dibutuhkan publik tentang nikah dan

haji. Ini yang paling banyak dibutuhkan. Jadi kita sudah mempunyai isu-isu prioritas”.21

Seperti yang diungkapkan oleh informan 1 tentang informasi nikah dan haji. Saat ini nikah itu gratis kalau nikahnya di KUA. Ini yang harus diketahui Kalau nikahnya di rumah tetap harus membayar. Pembayaran harus melalui bank tidak langsung kepada penghulu. Informasi semacam inilah yang dibutuhkan oleh masyarakat. Yang kedua masalah haji yang paling dibutuhkan oleh masyarakat kan itu besarnya biaya haji dan waktu keberangkatan. Dua tahun terakhir ini humas sudah memberikan kemudahan untuk menjawab itu semua. Calon jemaah haji tinggal mengisi nomor porsi di kolom website

Dokumen terkait