• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Satuan Pengawas Internal dalam upaya mewujudkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 13-30

F. Peran Satuan Pengawas Internal dalam upaya mewujudkan

Good university governance (GUG) ialah langkah yang bisa mendukung pencapaian mutu suatu perguruan tinggi. Menurut Wijatno (2009: 119), pencapaian good university governance (GUG) bisa diukur lewat sebagian penanda ialah transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta keadilan. Pada prakteknya, keseluruhannya prinsip tersebut wajib diterapkan buat mewujudkan suatu tata kelola universitas yang baik (Puspitarini, 2012).

Dalam rangka menjamin keberlangsungan usaha perguruan tinggi, pengelola butuh mempraktikkan konsep good governance dalam pengelolaan perguruan tinggi yang diketahui dengan good university governance (GUG). Kedudukan audit internal dalam perihal ini satuan pengawas internal wajib lebih diberdayakan baik secara internal (manajemen) ataupun eksternal (stakeholder) supaya memiliki donasi yang lebih besar dalam mewujudkan good uniiversity

governance tersebut. Pemberdayaan auditor antara lain: uraian good governance yang lebih baik, tanggungjawab yang lebih besar serta kebebasan mengkreasi pekerjaan dalam menolong stakeholder tetapi tidak menyalahi etika profesi yang terdapat (Trisnaningsih, 2007).

Pengelolaan perguruan tinggi yang baik hendak bisa menjamin keberlangsungan usaha perguruan tinggi dalam jangka panjang. Secara simpel good university governance bisa kita pandang selaku pelaksanaan prinsip-prinsip dasar konsep good governance dalam system serta proses pengelolaan institusi perguruan tinggi lewat bermacam penyesuaian yang dicoba bersumber pada nilai- nilai yang wajib dijunjung besar dalam penyelenggaraan perguruan tinggi secara spesial serta pendidikan secara universal. Pelaksanaan good university governance diyakini bisa meminimalkan terbentuknya fraud karena dalam perguruan tinggi. Sebab mekanisme good university governance hendak menimbulkan sesuatu skema pengawasan serta pertanggung jawaban terhadap pengelolaan perguruan tinggi. Dalam perihal ini guna pengawasan serta pengendalian internal suatu perguruan tinggi bisa dicoba oleh Kementerian Audit Internal. Tidak hanya itu audit internal diperlukan buat memperhitungkan akuntabilitas serta kepatuhan manajemen terhadap kebijakan serta peraturan yang berlaku untuk kepentingan para pemangku kepentingan. Perihal inipun butuh dicoba dalam pengelolaan perguruan tinggi supaya dapat menciptakan ekonomis, efesiensi serta efektivitas (3E). Oleh sebab itu, auditor internal dipandang mempunyai kedudukan berarti dalam upaya mewujudkan penciptaan

perguruan tinggi yang sanggup mempunyai pengelolaan yang baik good university governance (GUG).

G. E-SMS, Upaya Peningkatan Tata Kelola menuju Good University Governance (GUG)

Delegasi dari Unit Teknologi Informasi Pangkalan Data (TIPD) IAIN Parepare, e-SMS merupakan aplikasi manajemen yang diharapkan dapat menggerakkan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) mewujudkan Governance University, Teaching University, Research University dan Global University. Dalam kegiatan rapat koordinasi percepatan pengisian Elektronik Sistem Manajemen Strategis (E-SMS) yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Pendidikan Kementerian Agama RI di Hotel Grand Aston, Yogyakarta. Kegiatan ini berlangsung mulai tanggal 11 sampai 13 April 2019.

(Djalil, 2019). Elektronik Strategic Management System (e-SMS) ini merupakan upaya pemeringkatan bagi PTKIN dalam rangka peningkatan tata kelola menuju Good University Governance (GUG), kunci utama kesuksesan pengisian Dashboard e-SMS ini adalah kerjasama yang baik antara seluruh stakeholder di masing-masing unit kerja, terutama pimpinan untuk menghadirkan jawaban yang tepat beserta bukti-bukti pendukung yang dimilikinya.

Gambar 1.1

Berdasarkan data tabel pada capaian nilai e-sms unit utama periode 2021 dapat diketahui bahwa Fakultas Tarbiyah mencapai skor 1.064,14 dengan persentase capaian nilai e-sms sebesar 42,73% dan persentase kelengkapan pengisian instrumen e-sms sebesar 100%. Fakultas Syariah mencapai skor 733,37 dengan persentase capaian nilai e-sms sebesar 29,33% dan persentase kelengkapan pengisian instrumen e-sms sebesar 46,78%. Fakultas Adab mencapai skor 421,84 dengan persentase capaian nilai e-sms sebesar 16,87%

dan persentase kelengkapan pengisian instrumen e-sms sebesar 22,41%.

Sedangkan Fakultas Ushuluddin mencapai skor 222,00 dengan persentase capaian nilai e-sms sebesar 8,88% dan persentase kelengkapan pengisian instrumen e-sms sebesar 39,42%. Dengan kata lain hanya Fakultas Tarbiyah

yang memiliki persentase kelengkapan pengisian instrumen e-sms sebesar 100% pada STAIN Majene.

Gambar 1.2

Berdasarkan data tabel pada capaian nilai e-sms unit pendukung periode 2021 dapat diketahui bahwa pada bagian Lembaga Penjaminan Mutu memperoleh skor 600,69 dengan persentase capaian nilai e-sms sebesar 75,09%

dan persentase kelengkapan pengisian instrumen e-sms sebesar 100%. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat memperoleh skor 406,12 dengan persentase capaian nilai e-sms sebesar 40,61% dan persentase kelengkapan pengisian instrumen e-sms sebesar 100%. Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data memperoleh skor 372,75 dengan persentase capaian nilai e-sms sebesar 53,25% dan persentase kelengkapan pengisian instrumen e-sms sebesar

100%. Biro AUK memperoleh skor 325,17 dengan persentase capaian nilai e-sms sebesar 64,26% dan persentase kelengkapan pengisian instrumen e-e-sms sebesar 100%. Sedangkan pada unit Satuan Pengawas Internal memperoleh skor 322,69 dengan persentase capaian nilai e-sms sebesar 46,1% dan persentase kelengkapan pengisian instrumen e-sms sebesar 100%. Dengan kata lain sebagian besar unit pendukung bisa mencapai persentase kelengkapan pengisian instrumen e-sms sebesar 100% pada STAIN Majene (kemenag.go.id, 2021).

H. Undang-Uundang PMA Nomor 25

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724):

1. Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia.

2. Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.

3. Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing

sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.

4. Penanam modal adalah perseorangan atau badan usaha yang melakukan penanaman modal yang dapat berupa penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing.

5. Penanam modal dalam negeri adalah perseorangan warga negara Indonesia, badan usaha Indonesia, negara Republik Indonesia, atau daerah yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia.

6. Penanam modal asing adalah perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, dan/atau pemerintah asing yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia.

7. Modal adalah aset dalam bentuk uang atau bentuk lain yang bukan uang yang dimiliki oleh penanam modal yang mempunyai nilai ekonomis.

8. Modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negara asing, perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing, dan/atau badan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing.

9. Modal dalam negeri adalah modal yang dimiliki oleh negara Republik Indonesia, perseorangan warga negara Indonesia, atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum.

10. Pelayanan terpadu satu pintu adalah kegiatan penyelenggaraan suatu perizinan dan nonperizinan yang mendapat pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari lembaga atau instansi yang memiliki kewenangan

perizinan dan nonperizinan yang proses pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap terbitnya dokumen yang dilakukan dalam satu tempat.

11. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

12. Pemerintah pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

13. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati atau walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

I. Kerangka Pikir

Dalam rangka menjamin keberlangsungan usaha Perguruan Tinggi, pengelola perlu menerapkan konsep good governance dalam pengelolaan Perguruan Tinggi yang dikenal dengan good university governance (GUG).

Pengelolaan perguruan tinggi yang baik akan dapat menjamin keberlangsungan usaha perguruan tinggi dalam jangka panjang.

Penerapan GUG diyakini dapat meminimalkan terjadinya fraud karena dalam perguruan tinggi karena mekanisme GUG akan memunculkan suatu skema pengawasan dan pertanggungjawaban terhadap pengelolaan perguruan tinggi.

Gambar 2.1 Rerangka Pikir Good University

Governance

Audit Internal

Stewardship Theory

Teori Pengawasan

Perbaikan Akuntabilitas

Meningkatnya Kepercayaan

Masyarakat

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian 1. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.

Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian kualitatif merupakan metode penelit ian yang dilandasi oleh filsafat positivisme, yang kegunaannya untuk meneliti kon disi objek alamiah. Pengambilan sampel sumber data dapat dilakukan secara purp osive ataupun snowball, yang hasilnya akan lebih menekankan makna dari pada ge neralisasi. Selain itu, pendekatan deskriptif digunakan untuk mengumpulkan infor masi sebanyak-banyaknya melalui berbagai teknik. Metode deskriptif analitis mer upakan metode yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran te ntang objek penelitian melalui sampel atau data yang terkumpul dan membuat kes impulan secara umum (Sugiyono, 2012). Penelitian kualitatif didasarkan pada dua alasan, pertama permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini membutuhkan sejumlah data lapangan yang sifatnya aktual dan kontekstual. Kedua, pemilihan pendekatan ini didasarkan pada keterkaitan masalah yang dikaji dan tidak dapat dipisahkan oleh fakta alamiahnya. Penelitian kualitatif menghasilkan analisis tentang kegiatan, proses atau peristiwa-peristiwa penting (Sudjana, 2009).

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Majene, yang terletak di Jalan BLK Kelurahan Totoli Kabupaten Majene, Sulawesi Barat Indonesia. Penelitian dilakukan di tempat ini adalah karena tempat ini dinilai

paling sesuai dengan topik penelitian. Waktu penelitiaan yang dipakai kurang lebih selama 30 hari estimasi waktu yang di gunakan termasuk interview, olah data peneliti dan penyusunan kesimpulan untuk kemudian di susun dalam hasil penelitian.

3. Pendekatan penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (2016:9) metode deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci teknik pengumpulan data dilakukan secara trigulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan, melukiskan, menerangkan,menjelaskan dan menjawab secara lebih rinci permasalahan yang akan diteliti dengan mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, suatu kelompok atau suatu kejadian. Dalam penelitian kualitatif manusia merupakan instrumen penelitian dan hasil penulisannya berupakata-kata atau pernyataan yang sesuai dengan keadaan sebenarnya.

B. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis data

Jenis data dari penelitian ini adalah Data Subjek (2013), menyebutkan bahwa data subjek adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang

menjadi subjek penelitian (reponden). Data subjek, dengan demikinan merupakan data penelitian yang dilaporkan sendiri oleh responden secara individual. Data subjek selanjutanya diklasifikasikan berdasarkan bentuk tanggapan (respon) yang diberikan. Yaitu: lisan (verbal), tertulis, dan ekspresi. Penelitian ini diklasifikasikan dalam data subjek lisan (verbal) karena respon verbal diberikan sebagai tanggapan atas pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dalam wawancara.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah data primer, dimana peneliti sendiri secara langsung mencari data dari pihak yang berkompeten, dengan cara melakukan praktik wawancara. Indriantoro (2013) mengatakan bahwa data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Data primer dalam penelitian ini didapatkan dengan mewawancarai informan.

C. Metode Penelitian Data

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan dua metode yaitu metode sekunder dan metode primer. Adapun pengumpulan datanya adalah:

1. Wawancara, dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai permasalahan yang diteliti. Wawancara ini dilakukan pada informan yang dianggap kompeten dan memiliki informasi yang dibutuhkan diantaranya:

a. Audit Internal Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Majene b. Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Majene

c. Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Majene

2. Penelitian Kepustakaan, kegiatan yang dilakukan dalam penelitian kepustakaan ini adalah melakukan kajian pada sumber bacaan dan berbagai penelitian terdahulu untuk mengetahui kaitan antara penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian sebelumnya.

3. Studi Dokumentasi, merupakan pengumpulan data berupa data-data sekunder yang berupa dokumen-dokumen, foto, tabel dan grafik yang memuat penjelasan mengenai perusahaan.

4. Internet Searching, dilakukan dengan mengumpulkan berbagai tambahan referensi yang bersumber dari internet guna melengkapi referensi penulis serta digunakan untuk menemukan fakta atau teori berkaitan masalah yang diteliti.

D. Instrumen Penelitian data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat perekam yang mendukung dalam kegiatan wawancara kepada responden. Serta alat tulis untuk menulis jawaban dari responden sebagai antisipasi jika terjadi kesalahan pada alat perekam yang digunakan untuk mewawancarai dan laptop untuk mencari artikel ataupun jurnal yang terkit dengan penelitian. Namun, dalam penelitian kualitatif instrument terpenting adalah diri peneliti itu sendiri.

E. Metode Analisis Data

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2009). Reduksi data bisa dilakukan dengan jalan melakukan abstrakasi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada dalam data penelitian (Moeleng, 2007). Dengan kata lain proses reduksi data ini dilakukan oleh peneliti secara terus menerus saat melakukan penelitian untuk menghasilkan catatan-catatan inti dari data yang diperoleh dari hasil penggalian data.

2. Penyajian data

Menurut Idrus (2009) bahwa penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Langkah ini dilakukan dengan menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. hal ini dilakukan dengan alasan data-data yang diperoleh selama proses penelitian kualitatif biasanya berbentuk naratif, sehingga memerlukan penyederhanaan tanpa mengurangi isinya.

3. Kesimpulan atau verifikasi

Kesimpulan atau verifikasi adalah tahap akhir dalam proses analisa data.

Pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan, atau perbedaan. Penarikan kesimpulan bisa dilakukan dengan jalan membandingkan kesesuaian pernyataan

dari subyek penelitian dengan makna yang terkandung dengan konsep-konsep dasar dalam penelitian tersebut.

4. Pengujian Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, pengujian keabsahan data untuk mendapatkannilai kebenaran terhadap penelitian. Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang diperoleh. Sugiyono (2007:270) uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal). Agar data dalam penelitian kualitatif dapat dipertanggungjawabkan sebagai penelitian ilmiah perlu dilakukan uji keabsahan data. Adapun uji keabsahan dat yang dapat dilaksanakan.

a. Credibility

Uji Credibility (kredibilitas) atau uji kepercayaan terhadap data hasil penelitian yang disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian yang dilakukan tidak meragukan sebuah karya ilmiah dilakukan.

1) Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan dapat meningkatkan kredibilitas/kepercayaan data. Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang ditemui maupun sumber data yang lebih baru. Perpanjangan pengamatan berarti hubungan antara peneliti dengan sumber akan semakin terjalin, semakin akrab, semakin

terbuka, saling timbul kepercayaan, sehingga informasi yang diperoleh semakin banyak dan lengkap. Perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian di fokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh. Data yang diperoleh setelah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak, ada perubahan atau masih tetap. Setelah dicek kembali ke lapangan data yang telah diperoleh sudah dapat dipertanggungjawabkan/benar berarti kredibel, maka perpanjangan pengamatan perlu diakhiri.

2) Meningkatkan kecermatan dalam penelitian

Meningkatkan kecermatan dalam atau ketekunan secara berkelanjutan maka kepastian data dan urutan kronologis peristiwa dapat dicatat atau direkam dengan baik, sistematis. Meningkatkan kecermatan merupakan salah satu cara mengontrol/mengecek pekerjaan apakah data yang telah dikumpulkan, dibuat dan disajikan sudah benar atau belum. Untuk meningkatkan ketekunan peneliti dapat dilakukan dengan cara membaca berbagai referensi, buku, hasil penelitian terdahulu, dan dokumen-dokumen terkait dengan membandingkan hasil penelitian yang telah diperoleh. Dengan cara demikian, maka peneliti akan semakin cermat dalam membuat laporan yang pada akhirnya laporan yang dibuat akan semakin berkualitas.

b. Transferability

Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif.

Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil (Sugiyono, 2007: 276).

Pertanyaan yang berkaitan dengan nilai transfer sampai saat ini masih dapat

diterapkan/dipakai dalam situasi lain. Bagi peneliti nilai transfer sangat bergantung pada si pemakai, sehingga ketika penelitian dapat digunakan dalam konteks yang berbeda disituasi sosial yang berbeda, validitas nilai transfer masih dapat dipertanggung jawabkan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Abd Jabar. 2016. Penguatan Tata Kelola Kelembagaan IAIN Menuju Iain Ambon Bermutu Melalui Pelaksanaan Good University Governance.

Jurnal Fikratuna. 8 (2): 22-34.

Anggriawan, E. Ferry. 2014. Pengaruh Pengalaman Kerja, Skeptisme Profesional Dan Tekanan Waktu Terhadap Kemampuan Auditor Dalam Mendeteksi Fraud (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di DIY). Jurnal Nominal. 3(2): 102-116.

Asbandi, Erik Fortanatus. 2015. Implementasi Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 04 Pengadang, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara. vol 4(3).

Aurangzeb, Asif, K. (2012). Good governance in universities, and prospects of employment for the students: evidence from Pakistan. Universal Journal of Management and Social Sciences. 2(11): 86-103.

Djalil, W. K. (2019). E-SMS, Upaya Peningkatan Tata Kelola menuju Good University Governance (GUG). Iainpare. Ac. Id.

https://www.iainpare.ac.id/e-sms-upaya-peningkatan-tata-kelola-menuju-good-university-governance-gug/

Gusnardi. 2008. Analisis Audit Internal dan Pengaruhnya terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance. Ekuitas. 12 (3): 1-20.

Halim, Abdul. 2008. Dasar-Dasar Prosedur Pengauditan Laporan Keuangan, Edisi Empat, UPP AMP YKPN: Yogyakarta.

Handayani, Desi. 2012. Good Governance dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah. Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis. 5 (1): 12-16.

Kemenag.go.id. (2021). Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia Sistem Manajemen Strategis.

https://e-smsdiktis.kemenag.go.id/pt/s0005/STAIN-Majene.

Kuntadi, Cris. 2009. Peningkatan Kapisitas Audit Internal Dalam pelaksanaan Review Atas Laporan Keuangan. Majalah Dwiwulan BPK-RI No. 119.

Kusuma, Marhaendra. 2012. Pengaruh Akuntabilitas Terhadap Transparansi Penyusunan laporan Keuangan pemerintah Daerah. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. 2(2): 1-20.

Kuswarno, Engkus, 2009. Fenomenologi, Konsepsi, Pedoman, dan Contoh Penelitian. Widya Padjadjaran: Bandung.

Larasati, Rudiawie., Meinarni Asnawi dan Yundy Hafizrianda. 2018. Analisis penerapan Good University Governance Pada Perguruan Tinggi di Kota Jayapura. Journal Of Applied Managerial Accounting. vol 2(2):176-197.

Maryono. 2014. Penerapan Good University Governance Pada PTAI Berbasis

Pesantren (Studi Kasus di Universitas Sains Al-Qur’an (Unsiq) Wonosobo). Jurnal Al-Qalam. 13(2): 180-191.

Mihela, Dumitrascu dan S. Julian. 2012. Internal Control and the Impact on Corporate Governance, in Romanian Listed Companies. Journal of Eastern Europe Research in Business & Economics. 20 (2): 1-10.

Muktiyanto, Ali. 2016. Good University Governance dan Kinerja Perguruan Tinggi. Jurnal Dinamika Akuntansi. 2 (3): 45-65.

Muljo, H. Harjono., A. Wicaksono dan I. E. Rianto. 2014. Optimalisasi Penerapan Prinsip Good Governance Bidang Akademik Dalam Upaya Mewujudkan Good University Governance. Binus Business Review. 5(1): 91-100.

Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Enam, Buku Satu, Salemba Empat: Jakarta.

Nurhayati. 2015. Melukiskan Akuntansi Dengan Kuas Interpretif. Jurnal Bisnis.

3(1): 174- 191.

Peraturan Pemerintah Nomor Republik Indonesia 60 Tahun 1999 Tentang Penetapan Perguruan Tinggi sebagai Badan Hukum.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Perguruan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.

Pratiwi, R. Octava. 2012. Evaluasi efektivitas fungsi Satuan Pengawas Inertnal (SPI) dalam melaksanakan Audit Internal. Jurnal Akuntansi UNESA.5(2):

1-18.

Puspitarini, N. Dyah. 2012. Peran Satuan Pengawasan Intern Dalam Pencapaian Good University Governance Pada Perguruan Tinggi Berstatus Pk-Blu.

Accounting Analysis Journal. 1(2): 1-7.

Puspitarini, N. Dyah., Sukirman dan I. Anisykurlillah. 2013 Peran Satuan Pengawasan Internal (SPI) dalam Pencapaian Good University Governance (GUG) pada perguruan tinggi Se-Jawa yang Berstatus Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-LBU). Simposium Seminar Akuntansi (SNA) Manado. Hal: 1-25.

Rama, Dasaratha V. dan Frederick L. Jones 2009. Sisitem Informasi Akuntansi.

Selema Empat. Jakarta.

Rosyid, Ahmad., A. Fakhrina dan M. Huda. 2014. Survei Atas Implementasi Good University Governance (Studi Kasus STAIN Pekalongan). Jurnal Penelitian. 11(1): 172-188.

Rustiarini, Ni Wayan. 2010. Pengaruh Corporate Governance pada Hubungan Corporate Social Responsibility dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.

Saptapradipta, P. 2013. Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Internal terhadap Pelaksanaan Good Governance. Journal of Chemical Information and Modeling. 53(9): 1689–1699.

Sari, C. M. A. dan R. Rustiana. 2016. Pemetaan Penerapan Standar Audit Berbasis ISA Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Daerah Istimewa Yogyakarta.

MODUS-Jurnal Ekonomi dan Bisnis. 28 (1):23-38.

Sari, M. P., & Raharja. 2012. Peran Audit Internal Dalam Upaya Mewujudkan Good Corporate Governance (GCG) pada Badan Layanan Umum (BLU) di Indonesia. In Simposium Nasional Akuntansi 15. Hal:1-65

Sawyer, Lawrence B. 2005, Audit Internal, Edisi Lima, Buku Satu, Salemba Empat: Jakarta.

Siswanto, Ely, Djumahir, Sonhadji, A., Idrus, M. S. 2013. Good university income generating governance in Indonesia: agency theory perspective.

International Journal of Learning & Development, 3(1): 67-78.

Soh, Dominic S. B., dan Nonna Martinov-Bennie. 2011. The Internal Audit Function: Perceptions of Internal Audit Roles, Effectiveness and Evaluation. Managerial Auditing Journal. 26(7): 605-622.

Sukirman & M.P. Sari. 2012. Peran internal audit dalam upaya mewujudkan Good University Governance di UNNES. Jurnal Dinamika Akuntansi. 4 (1): 64-71.

Simposium Nasional Akuntansi X. Hal: 1-56.

Tugiman, Hiro. 1997. Standar Profesional Auditor Internal.. Penerbit Kanisius:

Yogyakarta.

Valery, Kumaat G. 2011. Internal Audit. Jakarta: Erlangga.

Wahab, A. Azis dan S. Rahayu. 2013. Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good University Governance Terhadap Citra Serta Implikasinya Pada Keunggulan Bersaing Perguruan Tinggi Negeri Pasca Perubahan Status Menjadi Bhmn (Survei Pada Tiga Perguruan Tinggi Negeri Berstatus

Wahab, A. Azis dan S. Rahayu. 2013. Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good University Governance Terhadap Citra Serta Implikasinya Pada Keunggulan Bersaing Perguruan Tinggi Negeri Pasca Perubahan Status Menjadi Bhmn (Survei Pada Tiga Perguruan Tinggi Negeri Berstatus

Dokumen terkait