• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN SEKTOR KELAPA TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

Pada bab ini dijelaskan hasil analisis peran sektor kelapa terhadap perekonomian wilayah Kabupaten Indragiri Hilir, yang meliputi : (i) gambaran umum perekonomian wilayah, (ii) keterkaitan sektor (sectoral linkage), dan (iii) dampak pengganda (multiplier effect) terhadap perekonomian wilayah.

Gambaran Umum Perekonomian Kabupaten Indragiri Hilir

Secara umum aspek perekonomian wilayah yang dijelaskan pada bab ini terdiri dari produk domestik regional bruto, produk domestik regional bruto perkapita, tenaga kerja, dan struktur perekonomian wilayah Kabupaten Indragiri Hilir.

Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu wilayah merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menggambarkan atau memetakan secara umum kondisi perekonomian suatu wilayah. Gambaran tersebut sangat bermanfaat terutama untuk memberi landasan identifikasi peran suatu sektor terhadap perekonomian suatu wilayah. Produk domestik regional bruto Kabupaten Indragiri Hilir yang akan digambarkan pada bab ini merupakan PDRB yang telah di agregasi dalam sembilan sektor perekonomian, yang terdiri dari (1) sektor pertanian, yang dirinci dalam subsektor perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan, (2) sektor pertambangan dan penggalian, (3) industri pengolahan, (4) sektor listrik dan air bersih, (5) sektor bangunan, (6) sektor perdagangan, hotel dan restoran, (7) sektor pengangkutan dan komunikasi, (8) sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan (9) sektor jasa-jasa lainnya.

Untuk memberi gambaran perkembangan produk domestik regional bruto Kabupaten Indragiri Hilir atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000, pada Tabel 20 dan 21 di bawah ini dijelaskan perkembangan PDRB Kabupaten Indragiri Hilir periode tahun 2002-2006 sebagai berikut.

114

Tabel 20. Perkembangan PDRB Sembilan Sektor Kabupaten Indragiri Hilir Atas Dasar Harga Berlaku (Milyar Rupiah) Periode Tahun 2002-2006

No Lapangan Usaha Kontribusi (Milyar Rupiah) Tahun

2002 2003 2004 2005 2006

1. Pertanian, Perkebunan, Peterna

kan, Kehutanan dan Perikanan 2 389.00 2 820.30 3 735.35 4 672.42 5 750.84 2. Pertambangan dan Penggalian 28.26 32.45 37.59 42.11 50.15 3. Industri Pengolahan 1 158.05 1 599.18 2 089.33 2 400.35 2 780.97

4. Listrik dan Air Bersih 5.55 7.40 8.69 9.92 11.26

5. Bangunan 199.77 222.22 288.85 311.81 348.42

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 611.68 709.41 915.18 1 173.14 1 615.96 7. Pengangkutan dan Komunikasi 128.44 143.78 176.59 191.10 212.67 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 83.66 102.44 134.77 209.16 184.59

9. Jasa-Jasa 420.78 464.21 581.15 650.73 868.44

Total 5 025.18 6 101.39 7 967.49 9 699.74 11 823.31

No Lapangan Usaha Kontribusi (%)

2002 2003 2004 2005 2006

1. Pertanian, Perkebunan, Peterna

kan, Kehutanan dan Perikanan 47.54 46.22 46.88 48.32 48.64 2. Pertambangan dan Penggalian 0.56 0.53 0.47 0.44 0.42 3. Industri Pengolahan 23.04 26.21 26.22 24.82 23.52

4. Listrik dan Air Bersih 0.11 0.12 0.11 0.10 0.10

5. Bangunan 3.98 3.64 3.63 3.22 2.95

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 12.17 11.63 11.49 12.13 13.67 7. Pengangkutan dan Komunikasi 2.56 2.36 2.22 1.98 1.80 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 1.66 1.68 1.69 2.16 1.56

9. Jasa-Jasa 8.37 7.61 7.29 6.73 7.35

Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: BPS Kab. Indragiri Hilir, 2007.

Berdasarkan PDRB sembilan sektor atas dasar harga berlaku, terlihat bahwa perekonomian Kabupaten Indragiri Hilir periode tahun 2002-2006 secara umum di didominasi oleh peran sektor pertanian. Dominannya peran sektor pertanian tersebut sangat terkait dengan struktur daerahnya yang memiliki potensi pertanian yang lebih dominan dibandingkan dengan sektor lainnya. Dengan demikian peran terhadap sektor tersebut dalam menggerakkan pembangunan ekonomi wilayah, menjadi sangat penting, sebagaimana ditunjukkan oleh kontribusi sektor seperti pada tahun 2006, sektor pertanian mewarnai 48.64 persen dari perekonomian wilayah diikuti oleh sektor industri pengolahan 23.52 persen perdagangan 13.67 persen, sektor jasa 7.25 persen sedangkan sektor lainnya berada di bawah 3 persen.

Selanjutnya dilihat sisi produk domestik regional bruto Kabupaten Indragiri Hilir atas dasar harga konstan 2002-2006, juga menunjukkan dominannya peran

115

sektor pertanian dalam mewarnai perekonomian wilayah Kabupaten Indragiri Hilir, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 21 di bawah ini.

Tabel 21. Perkembangan PDRB Sembilan Sektor Kabupaten Indragiri Hilir Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Milyar Rupiah), Periode 2002-2006

No Lapangan Usaha Kontribusi (Milyar Rupiah) Tahun

2002 2003 2004 2005 2006

1. Pertanian, Perkebunan, Peterna kan, Kehutanan dan Perikanan

1 915.78 2 032.04 2 170.47 2 307.16 2 446.62 2. Pertambangan dan Penggalian 23.52 25.10 27.76 29.26 31.59 3. Industri Pengolahan 606.56 659.07 720.12 770.52 839.97

4. Listrik dan Air Bersih 3.82 3.95 4.13 4.30 4.50

5. Bangunan 156.04 166.55 176.44 187.43 203.08

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 537.82 575.97 620.36 698.39 775.46 7. Pengangkutan dan Komunikasi 110.61 119.51 129.74 138.80 150.62 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan

56.09 62.15 67.95 75.09 85.20

9. Jasa-Jasa 365.76 383.71 418.99 443.10 486.40

Total 3 776.00 4 028.03 4 335.96 4 654.05 5 023.44

No Lapangan Usaha Kontribusi (%)

2002 2003 2004 2005 2006

1. Pertanian, Perkebunan, Peterna kan, Kehutanan dan Perikanan

50.74 50.45 50.06 49.57 48.70

2. Pertambangan dan Penggalian 0.62 0.62 0.64 0.63 0.63

3. Industri Pengolahan 16.06 16.36 16.61 16.56 16.72

4. Listrik dan Air Bersih 0.10 0.10 0.10 0.09 0.09

5. Bangunan 4.13 4.13 4.07 4.03 4.04

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 14.24 14.30 14.31 15.01 15.44 7. Pengangkutan dan Komunikasi 2.93 2.97 2.99 2.98 3.00 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan

1.49 1.54 1.57 1.61 1.70

9. Jasa-Jasa 9.69 9.53 9.66 9.52 9.68

Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber:BPS Kab.Indragiri Hilir, 2007.

Selanjutnya apabila dilihat posisi PDRB Kabupaten Indragiri Hilir berdasarkan Tabel Input-Output Kabupaten Indragiri Hilir empat puluh dua sektor tahun 2005, menunjukkan bahwa dari total PDRB tahun 2005 sebesar 4.65 triliun rupiah, terlihat sektor yang paling dominan membentuk PDRB Kabupaten Indragiri Hilir adalah sektor kelapa sebesar 17.87 persen, kemudian disusul oleh sektor industri pengolahan kelapa sebesar dan rumah tangga 15.75 persen dan sektor perdagangan sebesar 14.61 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa sektor kelapa dan industri pengolahannya memberikan kontribusi sebesat 33.61 persen. Sedangkan untuk mengetahui lebih rinci peran sektor dalam membentuk PDRB Kabupaten Indragiri Hilir dijelaskan pada Tabel 22 di bawah ini.

116

Tabel 22. PDRB Empat Puluh Dua Sektor Kabupaten Indragiri Hilir Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah) Tahun 2005

No Sektor Nilai Persentase

1 Padi 219 793.34 4.72 2 Jagung 25 360.61 0.54 3 Ketela Pohon 3 859.64 0.08 4 Umbi-umbian 3 243.05 0.07 5 Kacang-Kacangan 1 072.98 0.02 6 Kedele 1 147.60 0.02 7 Sayur-Sayuran 11 075.30 0.24 8 Buah-buahan 73 147.18 1.57

9 Bahan Makanan Lainnya 20.97 0.00

10 Karet 2 780.54 0.06

11 Kelapa 831 190.81 17.86

12 Kelapa Sawit 176 597.34 3.79

13 Kopi 753.11 0.02

14 Hasil Perkebunan Lainnya 13 856.68 0.30 15 Ternak dan Hasil-hasilnya 23 741.57 0.51 16 Unggas dan Hasil-hasilnya 46 010.66 0.99

17 Kayu 544 560.30 11.70

18 Hasil Hutan Lainnya 37.46 0.00 19 Ikan Laut dan Hasilnya 253 797.21 5.45 20 Ikan Darat dan Hasilnya 39 643.32 0.85

21 Udang 35 466.02 0.76

22 Barang Tambang & Galian 29 257.62 0.63 23 Industri Makanan 472.18 0.01 24 Industri Pakaian Jadi 92.10 0.00 25 Industri alat-alat Pertanian 9.29 0.00

26 Indsutri Kayu 36 820.40 0.79

27 Industri lainnya 19.24 0.00 28 Industri Kelapa Skala Besar (Swasta) 676 075.566 14.53 29 Industri Kelapa Skala Rumah Tangga 57 034.562 1.23 30 Listrik dan Air Bersih 4 296.24 0.09

31 Bangunan 187 433.16 4.03

32 Perdagangan 679 833.53 14.61

33 Restoran & Hotel 18 552.86 0.40 34 Angkutan Jalan Raya 58 242.72 1.25

35 Angkutan Laut 64 664.52 1.39

36 Penunjang Angkutan 10 547.56 0.23

37 Komunikasi 5 346.21 0.11

38 Bank dan Lembaga Keuangan 16 473.05 0.35 39 Jasa Perusahaan & Sewa Bangunan 58 615.93 1.26 40 Pemerintahan Umum 342 138.48 7.35 41 Jasa Sosial Kemasyarakatan 20 158.97 0.43 42 Jasa Perorangan & Rumah tangga 80 805.29 1.74

Total 4 654 045.18 100.00

Sumber: I-O dan SNSE Kab.Indragiri Hilir 2005, diolah.

Bila dilihat dari pertumbuhan ekonomi Kabupaten Indragiri Hilir periode 2002-2006 menunjukkan bahwa laju pertumbuhan perekonomian Kabupaten Indragiri Hilir berdasarkan PDRB harga konstan yaitu cenderung mengalami pertumbuhan yang positif dimana pertumbuhan PDRB Kabupaten Indragiri Hilir pada tahun 2002 sebesar 6.77 persen dan pada tahun 2003 sebesar 6.46 persen.

117

Selanjutnya pada tahun 2004 mengalami peningkatan menjadi 7.38 persen dan pada tahun 2005 sebesar 6.66 persen serta tahun 2006 meningkat lagi menjadi 8.01 persen (Tabel 23)

Tabel 23. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Indragiri Hilir Berdasar PDRB Harga Konstan Tahun 2000 ( Persen) Periode 2002-2006

No Rata-Rata Pertumbuhan Atas Dasar Harga Konstan 2000 (%)

2002 2003 2004 2005 2006

1. Pertanian, Perkebunan, Peterna-

kan, Kehutanan dan Perikanan 7.23 5.72 6.38 5.92 5.70 2. Pertambangan dan Penggalian 11.99 6.28 9.59 5.12 7.37

3. Industri Pengolahan 7.46 7.97 8.48 6.54 8.27

4. Listrik dan Air Bersih 5.59 3.40 4.41 3.80 4.53

5. Bangunan 8.39 6.31 5.61 5.86 7.70

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7.57 6.62 7.16 11.17 9.94 7. Pengangkutan dan Komunikasi 10.06 7.45 7.88 6.53 7.85 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan -5.33 9.75 8.54 9.51 11.86

9. Jasa-Jasa 7.99 4.68 8.42 5.44 8.90

Rata-Rata Pertumbuhan 6.77 6.46 7.38 6.66 8.01

Sumber: BPS Kab.Indragiri Hilir, 2007.

Perkembangan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Indragiri Hilir periode 2002-2006 menunjukkan bahwa laju pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2006, yaitu sebesar 8.01 persen. Tingginya laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2006 terlihat dominan didukung oleh peran sektor keuangan yaitu sebesar 11.86 persen berada di atas peran sektor lainnya. Sedangkan ditinjau dari laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku periode tahun 2006 menunjukkan sektor perdagangan memiliki laju pertumbuhan yang paling tinggi yaitu 27.40 persen kemudian disusul oleh sektor jasa sebesar 25.07 persen, sebagaimana dijelaskan pada Tabel 24.

Tabel 24. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Indragiri Hilir Atas Dasar PDRB Harga Berlaku (Persen) Periode 2002-2006

No Rata-Rata Pertumbuhan Atas Dasar Harga Berlaku (%)

2002 2003 2004 2005 2006

1. Pertanian, Perkebunan, Peterna

Kan, Kehutanan dan Perikanan 10.16 15.29 24.50 20.06 18.75

2. Pertambangan dan Penggalian 18.47 12.93 13.66 10.74 16.02

3. Industri Pengolahan 20.54 27.58 23.46 12.96 13.69

4. Listrik dan Air Bersih 18.96 25.00 14.86 12.43 11.85

5. Bangunan 17.78 10.10 23.07 7.36 10.51

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 11.70 13.78 22.48 21.99 27.40

7. Pengangkutan dan Komunikasi 15.72 10.67 18.58 7.60 10.14

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 28.60 18.34 23.99 35.56 13.31

9. Jasa-Jasa 14.43 9.36 20.12 10.69 25.07

Rata-Rata Pertumbuhan 17.37 15.89 20.52 15.49 16.30

118

Namun demikian dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Indragiri Hilir berdasarkan harga berlaku menunjukkan bahwa priode 2002-2006, laju pertumbuhan cenderung berfluaktif yaitu dari 17.37 persen pada tuhun 2002, menjadi 15.89 persen pada tahun 2003, kemudian 20.52 persen tahun 2004, dan 15.49 persen pada tahun 2005, serta 16.30 persen pada tahun 2006. Selanjutnya berdasarkan harga berlaku periode tahun 2002-2006 terlihat sektor perdagangan dan jasa merupakan sektor yang cenderung memiliki laju pertumbuhan tertinggi, seperti ditunjukkan Gambar 9 di bawah ini.

Gambar 9. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Indragiri Hilir Berdasarkan Harga Berlaku Periode 2002-2006.

Berdasarkan perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Indragiri Hilir, memperlihatkan bahwa sektor pertanian dominan mewarnai perekonomian Kabupaten Indragiri Hilir, namun bila dilihat lebih jauh ternyata sektor pertanian cenderung mengalami fluktuasi dalam hal laju pertumbuhan ekonominya. Untuk mengetahui perkembangan PDRB sektor pertanian dapat ditunjukkan pada Tabel 25 di bawah ini.

119

Tabel 25. Perkembangan PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Indragiri Hilir Atas Dasar Harga Berlaku (Milyar Rupiah) Periode Tahun 2002-2006

No Subsektor Pertanian Tahun

2002 2003 2004 2005 2006

1. Tanaman Bahan Pangan 329.94 342.09 390.65 403.64 425.76 2. Tanaman Perkebunan 881.37 1 094.69 1 581.93 2 119.59 2 968.71 3. Peternakan dan hasil-hasilnya 67.70 71.22 82.72 89.45 98.03

4. Kehutanan 691.00 793.05 966.86 1 210.37 1 450.96

5. Perikanan 418.99 519.24 713.20 849.36 999.55

Total 2 389.00 2 820.30 3 735.35 4 672.42 5 943.00 Laju Pertumbuhan (%)

1. Tanaman Bahan Pangan 3.55 12.43 3.22 5.19

2. Tanaman Perkebunan 19.49 30.80 25.37 28.60

3. Peternakan dan hasil-hasilnya 4.95 13.90 7.52 8.75

4. Kehutanan 12.87 17.98 20.12 16.58

5. Perikanan 19.31 27.20 16.03 15.03

Rata-rata laju pertumbuhan 12.03 20.46 14.45 14.83

Sumber:BPS Kab.Indragiri Hilir, diolah, 2007.

Peran sektor pertanian dalam perekonomian wilayah ditentukan oleh kontribusi subsektor perkebunan yaitu sebesar 2 968.71 milyar rupiah (49.95 persen), kemudian disusul oleh sektor kehutanan sebesar 1 459.69 milyar rupiah (24.41 persen), Perikanan sebesar 999.55 milyar rupiah (16.82 persen), tanaman pangan yaitu sebesar 425.96 milyar rupiah (7.16 persen), dan sektor peternakan sebesar 98.03 milyar rupiah (1.65 persen).

Secara grafik laju pertumbuhan subsektor-subsektor dalam sektor pertanian ditunjukkan pada Gambar 10, dimana laju pertumbuhan untuk sektor perkebunan terlihat perkembangannya cenderung berfluktuatif.

Gambar 10. Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Indragiri Hilir Atas Dasar Harga Berlaku Periode 2003-2006.

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 2002 2003 2004 2005 2006 Tahun L a ju P e rt u m b u h a

n Tanaman Bahan Pangan

Tanaman Perkebunan

Peternakan dan hasil-hasilnya

Kehutanan

120

Selain itu pentingnya peran sektor pertanian dalam pembentukan perekonomian wilayah juga ditunjukkan kontribusi dalam harga konstan seperti disajikan pada Tabel 26 di bawah ini.

Tabel 26. Perkembangan PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Indragiri Hilir Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Milyar Rupiah) Periode 2002-2006

No Subsektor Pertanian Tahun

2002 2003 2004 2005 2006

1. Tanaman Bahan Pangan 311.98 318.63 328.77 338.72 362.28 2. Tanaman Perkebunan 804.74 875.33 961.33 1 025.18 1 089.17 3. Peternakan dan hasil-hasilnya 60.89 63.13 65.66 69.75 77.45

4. Kehutanan 480.34 495.85 511.40 544.60 570.65

5. Perikanan 257.84 279.10 303.31 328.91 347.07

Total 1 915.78 2 032.04 2 170.47 2 307.16 2 446.62 Laju Pertumbuhan (%)

1. Tanaman Bahan Pangan 2.09 3.09 2.94 6.50

2. Tanaman Perkebunan 8.06 8.95 6.23 5.88

3. Peternakan dan hasil-hasilnya 3.55 3.85 5.86 9.94

4. Kehutanan 3.13 3.04 6.10 4.56

5. Perikanan 7.62 7.98 7.78 5.23

Rata-rata laju pertumbuhan 4.89 5.38 5.78 6.03

Sumber: BPS Kab. Indragiri Hilir, diolah, 2008.

Produk Domestik Regional Bruto Perkapita

Produk domestik regional bruto perkapita merupakan salah satu indikator penting untuk memetakan tingkat kesejahteraan masyarakat dalam suatu wilayah. Selanjutnya memperhatikan jumlah penduduk Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2006 yaitu sebesar 647 512 jiwa dengan PDRB menurut harga berlaku sebesar 11 823.31 milyar rupiah, maka terlihat bahwa pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Indragiri Hilir pada tahun 2006 yaitu sebesar 18.26 juta rupiah. Sedangkan dilihat dari perkembangannya periode tahun 2002-2006, menunjukkan bahwa pada tahun 2002 pendapatan perkapita mencapai 8.19 juta rupiah, pada tahun 2003 sebesar 9.58 juta rupiah, tahun 2004 sebesar 12.76 juta rupiah, dan pada tahun 2005 sebesar 15.12 juta rupiah.

Selanjutnya dengan laju rata-rata pertumbuhan mencapai 16.84 persen pada tahun 2003, dan 22.84 persen pada tahun 2004, serta 15.64 persen pada tahun 2005 dan 17.17 persen pada tahun 2006. Dari rata-rata laju pertumbuhan PDRB perkapita empat tahun terakhir, terlihat bahwa pada tahun 2004 merupakan laju pertumbuhan tertinggi yaitu mencapai 22.84 persen dan pada tahun 2005 merupakan laju pertumbuhan terendah, seperti ditunjukkan Tabel 27 di bawah ini.

121

Tabel 27. Perkembangan PDRB Perkapita Kabupaten Indragiri Hilir Atas Dasar Harga Berlaku Periode Tahun 2002-2006

No Komponen Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 1. PDRB (Milyar Rupiah) 5 025.18 6 101.39 7 967.49 9 669.74 11 823.31 2. Jumlah Penduduk (Jiwa) 613 757 619 742 624.450 639 330 647 512 3. PDRB Perkapita (Juta Rupiah) 8.19 9.85 12.76 15.12 18.26 4. Laju Pertumbuhan PDRB Perkapita (%) 16.84 22.84 15.64 17.17 5. Laju Pertumbuhan PDRB Perkapita rata- rata Tahun 2003-2006 (%) 18.12

Sumber: BPS Kab. Indragiri Hilir, diolah, 2008.

Dilihat dari laju pertumbuhan pendapatan perkapita Kabupaten Indragiri Hilir berdasarkan harga konstan tahun 2000, periode tahun 2002-2006 menunjukkan bahwa pertumbuhannya cenderung meningkat. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat Indragiri Hilir cenderung meningkat seperti pada tahun 2002 terlihat PDRB perkapita Kabupaten Indragiri Hilir sebesar 6.15 juta rupiah, tahun 2003 sebesar 6.50 juta rupiah, tahun 2004 sebesar 6.94 juta rupiah, tahun 2005 sebesar 7.28 juta rupiah dan pada tahun 2006 sebesar 7.76 juta rupiah.

Demikian juga berdasarkan PDRB harga konstan tahun 2000, terlihat pertumbuhan rata-rata tahun 2002-2006 sebesar 5.63 persen, dan tahun 2004 sebesar 6.40 persen. Dari perkembangan tersebut menunjukkan pertumbuhan ekonomi tahun 2004 berada di atas rata-rata laju pertumbuhan tahun lainnya seperti ditunjukkan Tabel 28 di bawah ini.

Tabel 28. Perkembangan PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000, Periode Tahun 2002-2006

No Pendapatan Perkapita Tahun

2002 2003 2004 2005 2006

1. PDRB (Milyar Rupiah) 3 776.00 4 028.03 4 335.96 4 654.05 5 023.44 2. Jumlah Penduduk (Jiwa) 613 757 619 742 624 450 639 330 647 512 3. PDRB Perkapita

(Juta Rupiah) 6.15 6.50 6.94 7.28 7.76

4. Laju Pertumbuhan PDRB

Perkapita (%) 5.34 6.40 4.61 6.17

5. Laju Pertumbuhan PDRB Perkapita Rata-rata Tahun 2003- 2006 (%)

5.63

122

Dari perkembangan laju pertumbuhan PDRB perkapita periode yang sama menunjukkan bahwa pada tahun 2004 merupakan laju pertumbuhan tertinggi, atau mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun lainnya dalam periode 2002-2006. Oleh karena sektor pertanian merupakan sektor dominan dalam perekonomian Wilayah Kabupaten Indragiri Hilir, maka perkembangannya perlu terus didorong.

Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha

Komponen tenaga kerja merupakan variabel penting dalam menggerakkan perekonomian wilayah. Untuk mengetahui jumlah tenaga kerja menurut lapangan usaha di Kabupaten Indragiri Hilir, berikut disajikan perkembangan tenaga kerja berdasarkan agregasi sembilan sektor menurut lapangan usaha tahun 2006.

Dari jumlah tenaga kerja di Kabupaten Indragiri Hilir berdasarkan lapangan usaha pada tahun 2006 yaitu sebesar 647 512 jiwa, terlihat sektor pertanian merupakan sektor yang dominan menyerap tenaga kerja yaitu sebesar 481 684 (74.39 persen). Dominannya serapan tenaga kerja dalam sektor pertanian mampu mendorong sektor pertanian sehingga dapat menekan angka pengangguran di Kabupaten Indragiri Hilir, dan akhirnya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Berikut disajikan data distribusi tenaga kerja menurut lapangan usaha di Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2006 (Tabel 29).

Tabel 29. Distribusi Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2006

No Lapangan Usaha Jumlah

(Jiwa) Persentase (%)

1. Pertanian 481 684 74.39

2. Pertambangan dan Galian 1 166 0.18

3. Industri Pengolahan 22 080 3.41

4. Listrik dan Air Bersih 583 0.09

5. Konstruksi 5 504 0.85

6. Perdagangan, hotel dan restoran 71 680 11.07

7. Komunikasi dan angkutan 24 282 3.75

8. Keuangan 712 0.11

9. Jasa-jasa 39 822 6.15

Total 647 512 100 00

123

Subsektor yang mendukung penyediaan lapangan usaha dalam sektor pertanian terdiri dari subsektor pertanian tanaman bahan makanan (pangan) sebesar 41 125 jiwa (8.54 persen), subsektor perkebunan yaitu sebesar 405 667 jiwa (84.22 persen), subsektor peternakan dan hasil-hasilnya sebesar 1 975 jiwa (0.41 persen), dan subsektor kehutanan sebesar 3 136 jiwa (0.65 persen) serta subsektor perikanan sebesar 29 781 jiwa (6.18 persen), sebagaimana disajikan pada Tabel 30.

Tabel 30. Distribusi Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha Dalam Sektor Pertanian Kabupaten Indragiri Hilir (Jiwa) Tahun 2007

No Lapangan Usaha Sektor Pertanian Tenaga Kerja (Jiwa) Persentase (%) 1. Perkebunan 405 667 84.22 2. Tanaman Pangan 41 125 8.54 3. Peternakan 1 975 0.41 4. Kehutanan 3 136 0.65 5. Perikanan 29 781 6.18 Total 481 684 481 684

Sumber: BPS Kab.Indragiri Hilir, 2007.

Berdasarkan Tabel 30 di atas terlihat subsektor perkebunan merupakan subsektor terbesar yang mendukung serapan tenaga kerja di sektor pertanian di Kabupaten Indragiri Hilir. Secara visual dapat ditunjukkan distribusi serapan tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Indragiri Hilir, seperti ditunjukkan Gambar 11 di bawah ini.

Gambar 11. Distribusi Serapan Tenaga Kerja Sektor Pertanian di Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2007.

Jumlah Tenaga Kerja (Jiwa)

T anaman Pangan, 41,125 Peternakan , 1,975 Kehutanan , 3,136 Perikanan , 29,781 Perkebunan, 405,667

124

Dari distribusi penyerapan tenaga kerja sektor pertanian, menunjukkan subsektor perkebunan merupakan subsektor terbesar dalam menyerap lapangan kerja. Dengan demikian apabila subsektor tersebut dikembangkan maka serapan tenaga kerja di daerah akan berkembang.

Struktur Perekonomian Wilayah Kabupaten Indragiri Hilir Output Perekonomian

Output merupakan nilai produksi (baik barang maupun jasa) yang dihasilkan oleh sektor-sektor ekonomi di suatu negara/wilayah (BPS, 2000). Memperhatikan besarnya output yang diciptakan oleh sektor-sektor dalam perekonomian wilayah, berarti akan mengetahui prospek sumbangan sektor potensial yang dapat mendorong pembentukan output daerah.

Berdasarkan tabel Input-Output perekonomian wilayah Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2005 menunjukkan bahwa sektor industri kelapa dan perdagangan merupakan sektor yang paling dominan kontribusinya dalam menciptakan output perekonomian wilayah Kabupaten Indragiri Hilir, seperti ditunjukkan Tabel 31 berikut ini.

125

Tabel 31. Komposisi Output Sektor Perekonomian Kabupaten Indragiri Hilir 2005

No Sektor Nilai

(Juta Rupiah) Persentase (%)

1 Padi 307 119.90 4.30 2 Jagung 29 688.74 0.42 3 Ketela Pohon 4 248.63 0.06 4 Umbi-umbian 3 571.09 0.05 5 Kacang-Kacangan 1 259.95 0.02 6 Kedele 1 394.17 0.02 7 Sayur-Sayuran 12 624.10 0.18 8 Buah-buahan 78 421.09 1.10

9 Bahan Makanan Lainnya 34.25 0.00

10 Karet 4 063.07 0.06

11 Kelapa 960 277.48 13.44

12 Kelapa Sawit 227 126.35 3.18

13 Kopi 1 164.92 0.02

14 Hasil Perkebunan Lainnya 15 974.97 0.22

15 Ternak dan Hasil-hasilnya 35 499.67 0.50

16 Unggas dan Hasil-hasilnya 65 369.56 0.92

17 Kayu 637 644.76 8.93

18 Hasil Hutan Lainnya 332.80 0.00

19 Ikan Laut dan Hasilnya 281 320.15 3.94

20 Ikan Darat dan Hasilnya 50 325.14 0.70

21 Udang 51 411.98 0.72

22 Barang Tambang & Galian 32 487.43 0.45

23 Industri Makanan 1 371.61 0.02

24 Industri Pakaian Jadi 251.45 0.00

25 Industri alat-alat Pertanian 129.04 0.00

26 Indsutri Kayu 115 877.83 1.62

27 Industri lainnya 70.41 0.00

28 Industri Kelapa Skala Besar (Swasta) 1 398 757.502 19.58

29 Industri Kelapa Skala Rumah Tangga 104 892.746 1.47

30 Listrik dan Air Bersih 23 492.75 0.33

31 Bangunan 325 055.76 4.55

32 Perdagangan 1 298 051.14 18.17

33 Restoran & Hotel 80 501.79 1.13

34 Angkutan Jalan Raya 105 072.66 1.47

35 Angkutan Laut 105 241.54 1.47

36 Penunjang Angkutan 15 232.65 0.21

37 Komunikasi 8 948.98 0.13

38 Bank dan Lembaga Keuangan 20 685.04 0.29

39 Jasa Perusahaan & Sewa Bangunan 70 770.44 0.99

40 Pemerintahan Umum 532 357.60 7.45

41 Jasa Sosial Kemasyarakatan 35 282.58 0.49

42 Jasa Perorangan & Rumah tangga 100 096.02 1.40

Total 7 143 499.73 100.00

Sumber: I-O dan SNSE Kab. Indragiri Hilir 2005, diolah.

Selain sektor industri kelapa dan perdagangan, sektor yang dominan lainnya terhadap pembentukan output perekonomian wilayah adalah sektor kelapa sebesar 960 277.48 juta rupiah (13.44 persen), kayu 637 644.76 juta rupiah (8.93 persen), dan padi sebesar 307 119.90 juta rupiah (4.30 persen).

126

Nilai Tambah Bruto

Berdasarkan tabel input output Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2005 menunjukkan bahwa nilai tambah bruto (NTB) Kabupaten Indragiri Hilir yaitu sebesar 4.65 triliun rupiah seperti disajikan pada Tabel 32 di bawah ini.

Tabel 32. Komposisi Nilai Tambah Bruto Sektor Perekonomian Kabupaten Indragiri Hilir Berdasarkan Harga Produsen Tahun 2005

No Sektor Nilai (juta rupiah) Persentase

1 Padi 219 793.34 4.72 2 Jagung 25 360.61 0.54 3 Ketela Pohon 3 859.64 0.08 4 Umbi-umbian 3 243.05 0.07 5 Kacang-Kacangan 1 072.98 0.02 6 Kedele 1 147.60 0.02 7 Sayur-Sayuran 11 075.30 0.24 8 Buah-buahan 73 147.18 1.57

9 Bahan Makanan Lainnya 20.97 0.00

10 Karet 2 780.54 0.06

11 Kelapa 831 190.81 17.86

12 Kelapa Sawit 176 597.34 3.79

13 Kopi 753.11 0.02

14 Hasil Perkebunan Lainnya 13 856.68 0.30

15 Ternak dan Hasil-hasilnya 23 741.57 0.51

16 Unggas dan Hasil-hasilnya 46 010.66 0.99

17 Kayu 544 560.30 11.70

18 Hasil Hutan Lainnya 37.46 0.00

19 Ikan Laut dan Hasilnya 253 797.21 5.45

20 Ikan Darat dan Hasilnya 39 643.32 0.85

21 Udang 35 466.02 0.76

22 Barang Tambang & Galian 29 257.62 0.63

23 Industri Makanan 472.18 0.01

24 Industri Pakaian Jadi 92.10 0.00

25 Industri alat-alat Pertanian 9.29 0.00

26 Indsutri Kayu 36 820.40 0.79

27 Industri lainnya 19.24 0.00

28 Industri Kelapa Skala Besar (Swasta) 676 075.566 14.53

29 Industri Kelapa Skala Rumah Tangga 57 034.562 1.23

30 Listrik dan Air Bersih 4 296.24 0.09

31 Bangunan 187 433.16 4.03

32 Perdagangan 679 833.53 14.61

33 Restoran & Hotel 18 552.86 0.40

34 Angkutan Jalan Raya 58 242.72 1.25

35 Angkutan Laut 64 664.52 1.39

36 Penunjang Angkutan 10 547.56 0.23

37 Komunikasi 5 346.21 0.11

38 Bank dan Lembaga Keuangan 16 473.05 0.35

39 Jasa Perusahaan & Sewa Bangunan 58 615.93 1.26

40 Pemerintahan Umum 342 138.48 7.35

41 Jasa Sosial Kemasyarakatan 20 158.97 0.43

42 Jasa Perorangan & Rumah tangga 80 805.29 1.74

Total 4 654 045.18 100.00

Sumber : I-O dan SNSE Kab.Indragiri Hilir 2005, diolah.

Dari NTB tersebut terlihat sektor yang berkontribusi paling besar adalah sektor kelapa yaitu sebesar 831 milyar rupiah (17.86 persen), disusul sektor industri kelapa sebesar 733 milyar rupiah (15.75 persen), sektor perdagangan sebesar 679 milyar rupiah (14.61 persen), sektor kayu sebesar 544 milyar rupiah

127

(11.70 persen) dan sektor pemerintahan umum sebesar 342 milyar rupiah (7.35 persen).

Dilihat dari komponen pembentukan nilai tambah bruto perekonomian wilayah Kabupaten Indragiri Hilir yang terdiri dari upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tak langsung neto menunjukkan bahwa komponen upah dan gaji berkontribusi sebesar 1 508 milyar rupiah (32.42 persen) terhadap pembentukan nilai tambah bruto tahun 2005, komponen surplus usaha berkontribusi sebesar 2 639 milyar rupiah (56.72 persen), komponen penyusutan berkontribusi sebesar 279 milyar rupiah (6.01 persen) dan komponen pajak tak langsung neto berkontribusi sebesar 225 milyar rupiah (4.85 persen), sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 33 di bawah ini.

Tabel 33. Distribusi Nilai Tambah Bruto Perekonomian Kabupaten Indragiri Hilir, Menurut Komponennya Tahun 2005

Kode Nama Sektor Nilai

(Juta Rupiah)

Persentase (%)

201. Upah dan Gaji 1 508 750.79 32.42

202. Surplus Usaha 2 639 842.57 56.72

203. Penyusutan 279 732.39 6.01

204. Pajak Tak Langsung 225 719.43 4.85 209. Nilai Tambah Bruto/Jumlah Input Primer 4 654 045.18 100.00

Sumber: I-O dan SNSE Kab.Indragiri Hilir 2005, diolah.

Karena nilai tambah bruto merupakan komponen penting dalam struktur perekonomian wilayah, dan menurut pendekatan model input-output pembentukannya bersumber dari komponen upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan, serta pajak tak langsung neto. Dengan demikian maka pengembangan sektor yang memiliki potensi yang dapat meningkatkan nilai tambah bruto perekonomian wilayah perlu menjadi perhatian.

Struktur Permintaan Akhir

Komponen permintaan akhir dalam struktur perekonomian wilayah secara umum terdiri dari komponen konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stok, dan komponen ekspor. Secara rinci struktur permintaan akhir perekonomian Kabupaten Indragiri Hilir ditunjukkan pada Tabel 34.

128

Tabel 34. Struktur Permintaan Akhir Perekonomian Wilayah Kabupaten Indragiri Hilir Menurut Komponennya Tahun 2005

Kode Komponen Permintaan Akhir Nilai (Juta Rupiah)

Persentase PA (%)

Persentase NTB (%) 301. Konsumsi Rumah Tangga 2 562 928.77 47.56 55.07 302. Konsumsi Pemerintah 513 096.65 9.52 11.02 303. Pembentukan Modal Tetap 394 939.71 7.33 8.49 304. Perubahan Stok -110 546.77 (2.05) (2.38) 305. Ekspor Barang dan Jasa 2 028 693.74 37.64 43.59 309. Jumlah Permintaan Akhir 5 389 112.11 100.00 115.79 409. Jumlah Impor 735 066.93 13.64 15.79 209. Nilai Tambah Bruto (PA-Impor) 4 654 045.18 86.36 100.00

Sumber : I-O dan SNSE Kab.Indragiri Hilir 2005, diolah.

Dari komponen permintaan akhir sebagaimana disajikan pada Tabel 34 dapat diketahui bahwa pada tahun 2005 konsumsi rumah tangga merupakan komponen yang paling dominan dalam pembentukan struktur permintaan akhir perekonomian Kabupaten Indragiri Hilir. Dari kondisi tersebut dapat diartikan bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Indragiri Hilir masih sangat dominan didorong oleh kegiatan konsumsi rumah tangga. Namun apabila dibandingkan antara konsumsi yang bersumber dari domestik dan impor ternyata di Kabupaten Indragiri Hilir konsumsi masyarakat lebih dominan bersumber dari sektor impor, kondisi tersebut tentu berimplikasi bagi tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi yang semakin berat.

Selanjutnya dari sisi pembentukan modal tetap, terlihat kontribusinya mencapai 7.33 persen dari total permintaan akhir dan 8.49 persen dari nilai tambah bruto. Kondisi di atas terlihat memiliki prospek bagi upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Indragiri Hilir. Sedangkan dari komponen perubahan stok yang mencapai negatif yaitu –2.05 persen dari pembentukan permintaan akhir dan 2.38 persen dari komponen nilai tambah bruto.

Dari struktur permintaan akhir yang ditunjukkan di atas, terlihat bahwa kondisi perekonomian Kabupaten Indragiri Hilir ke depan dalam upaya pengembangan ekonomi wilayah selain perlu meningkatkan peran komponen ekspor juga perlu mendorong pengembangan industri pengolahan, terutama dalam upaya meningkatkan nilai tambah ekonomi wilayah. Sedangkan untuk

129

mengimbangi konsumsi yang bersumber dari komponen impor perlu didorong pengembangan konsumsi domestik terutama dalam memenuhi konsumsi rumah tangga yang dewasa ini lebih cenderung berasal dari komponen impor.

Peran Sektor Kelapa terhadap Perekonomian Kabupaten Indragiri Hilir

Peran Kelapa dalam Sektor Pertanian

Peran sektor kelapa terhadap pembentukan komponen perekonomian Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2005, secara khusus ditinjau dari peran dalam kelompok sektor pertanian.

Output Sektor Pertanian

Kontribusi sektor kelapa terhadap sektor pertanian yaitu sebesar 960 milyar rupiah (34.68 persen), seperti ditunjukkan pada Tabel 35 di bawah ini.

Tabel 35. Output Sektor Pertanian di Kabupaten Indragiri Hilir, Tahun 2005

No. Sektor Kelompok Pertanian Nilai Output

(Juta Rupiah) Persentase (%)

1 Padi 307 119.90 11.09 2 Jagung 29 688.74 1.07 3 Ketela Pohon 4 248.63 0.15 4 Umbi-umbian 3 571.09 0.13 5 Kacang-Kacangan 1 259.95 0.05 6 Kedele 1 394.17 0.05 7 Sayur-Sayuran 12 624.10 0.46 8 Buah-buahan 78 421.09 2.83

9 Bahan Makanan Lainnya 34.25 0.00

10 Karet 4 063.07 0.15

11 Kelapa 960 277.48 34.68

12 Kelapa Sawit 227 126.35 8.20

13 Kopi 1 164.92 0.04

14 Hasil Perkebunan Lainnya 15 974.97 0.58

Dokumen terkait