• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran dan tanggung jawab dari orang – orang yang akan terlibat dalam proyek Six Sigma

Terdapat beberapa orang atau kelompok orang dengan peran generik beserta gelar–gelar yang umum dipakai dalam program Six Sigma sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 2.4

Tabel 2.2 Contoh Dari Beberapa Peran Generik Dengan Gelar Atau “Belt” Dalam Program Six Sigma

No Peran Generik dengan berbagai Gelar atau “Belt”

1 Dewan Kepemimpinan ( Leadership Council ),

Dewan Kualitas ( Quality Council),

Komite Pengarah (Steering Committee) Six Sigma,

Senior Champions

2 Champions

3 Master Black Belts

4 Black Belts

5 Greean Belts

6 Anggota Tim (Team Members)

Sumber : Vincent Gasperz,2002, hal 35

keterangan :

1. Dewan Kepemimpinan

Dewan kepemimpinan, dikenal juga sebagai Dewan kualitas , Komite pengarah Six Sigma atau Senior Champions, merupakan orang – orang yang

berada pada posisi manajemen puncak ( top management ) dari organisasi Peranan dari orang – orang yang berada dalam posisi ini adalah

a) Menetapkan visi, peran, dan infrastruktur dari Six Sigma

b) Memilih proyek–proyek spesifik Six Sigma dan mengalokasikan sumber–sumber daya

c) Meninjau–ulang secara periodik tentang kemajuan dari berbagai proyek Six Sigma

d) Membantu mengkuantifikasikan dampak dari usaha–usaha Six Sigma kepada orang–orang yang berada ditingkat bawah dalam organisasi

e) Menilai kemajuan serta mengidentifikasikan kekuatan–kekuatan dan kelemahan–kelemahan dalam usaha–usaha Six Sigma

f) Membagi atau menyebarluaskan praktek–praktek terbaik dari Six Sigma ke seluruh organisasi serta kepada pemasok–pemasok kunci dan pelanggan–pelanggan utama

g) Membantu mengatasi hambatan–hambatan dalam organisasi yang

berdampak negatif proyek–proyek Six Sigma

2. Champions

Merupakan individu yang berada pada manajemen atas (top managemen)

yang memahami Six Sigma dan bertanggung jawab untuk keberhasilan dari Six Sigma itu. Secara umum , champions bertanggung jawab untuk :

1. Mendefinisikan jalur implementasi Six Sigma ke seluruh oganisasi

2. Menetapkan dan memelihara atau mempertahankan sasaran yang luas untuk proyek peningkatan kualitas Six Sigma

3. Menyetujui perubahan–perubahan dalam arah atau lingkup dari proyek Six Sigma

4. Mengembangkan rencana pelatihan komprehensif untuk implementasi Six Sigma

5. menemukan dan menegosiasikan sumber–sumber daya untuk proyek Six Sigma

6. Memberikan pengakuan dan penghargaan

7. Menerapkan pengetahuan yang diperoleh melalui peningkatan proses pada tugas–tugas manajemen

3. Master Black Belts

Merupakan individu–individu yang dipilih oleh Champions untuk bertindak sebagai tenaga ahli atau konsultan dalam perusahaan untuk menumbuh kembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan–pengetahuan stategis yang bersifat terobosan– terobosan Six Sigma keseluruh organisasi. Secara umum,

Master Black Belts bertanggung jawab untuk :

Bekerja sama dengan Champions

Mengembangkan dan menyebarluaskan bahan – bahan pelatihan tentang Six Sigma ke berbagai tingkat dalam organisasi

Membantu dalam menidentifikasi proyek – proyek Six Sigma

Mengambil tanggung jawab kepemimpinan dari program – program utama

Memudahkan atau menyediakan fasilitas untuk penyebarluasan praktek– praktek terbaik berdasarkan Six Sigma keseluruh organisasi

4. Black Belts

Orang yang menempati posisi pemimpin penuh waktu ( full time position) dalam proyek Six Sigma. Secara umum , Black Belt bertanggung jawab untuk

a) Mengidentifikasikan hambatan–hambatan yang ada dalam proyek Six Sigma

b) Memimpin dan mengarahkan tim dalam mengeksekusi proyek Six Sigma c) Menyiapkan penilaian proyek secara terperinci selama tahap pengukuran d) Mempertahankan jadual proyek dan menjaga kemajuan proyek menuju

solusi akhir dan hasil – hasil

e) Mendokumentasikan hasil –hasil akhir dan menciptakan “Story board”

(peta – peta kemajuan) dari proyek.

5. Green Belts

Six Sigma Green Belt merupakan individu – individu yang bekerja paruh waktu dalam area spesifik atau mengambil tanggung jawab pada proyek – proyek kecil dalam lingkup proyek Six Sigma yang ditangani oleh Black Belts. Secara umum, Green Belts memiliki tanggung jawab untuk :

1. Mempelajari metodologi Six Sigma untuk dapat diaplikasikan pada proyek–proyek tertentu berskala kecil

2. Melanjutkan mempelajaridan mempraktekkan metode–metode dan alat– alat Six Sigma setelah proyek Six Sigma berakhir

6. Anggota Tim ( Team Members)

Anggota – anggota tim proyek Six Sigma yang harus menerima pelatihan dasar tentang metode – metode dan alat – alat Six Sigma agar mampu menerapkan dalam proyek – proyek spesifik atau proses – proses dalam organisasinya.

Pernyataan tujuan proyek harus ditetapkan untuk setiap proyek Six Sigma

yang terpilih. Pernyataan tujuan yang benar adalah apabila mengikuti prinsip SMART sebagai berikut :

a. Spesific: Tujuan peningkatan kualitas Six Sigma bersifat spesifik.

b. Measureable: Tujuan peningkatan kualitas Six Sigma harus dapat diukur menggunakan indikator pengukuran yang tepat guna mengevaluasi keberhasilan, peninjauan ulang dan tindakan perbaikan di waktu mendatang.

c. Achiveable: Tujuan peningkatan kualitas Six Sigma harus dapat dicapai.

d. Result–Oriented: Tujuan peningkatan kualitas Six Sigma harus berfokus pada hasil – hasil berupa pencapaian target – target kualitas yang ditetapkan.

e. Time–Bound: Tujuan peningkatan kualitas Six Sigma harus menetapkan batas waktu pencapaian tujuan itu dan tepat waktu.

2.2.4.2Measure

Measure (M) merupakan langkah operasional kedua dalam program peningkatan kualitas Six Sigma. Terdapat tiga hal yang harus dilakukan pada tahap Measure (M), yaitu :

1. Menetapkan karakteristik kualitas (CTQ) kunci yang berhubungan langsung dengan kebutuhan spesifik dari pelanggan.

Pengukuran karakteristik kualitas dapat dilakukan dengan menggunakan data variabel dan data atribut :

1. Data Variabel : data kuantitatif yang diukur dengan menggunakan alat pengukuran tertentu untuk keperluan pencatatan dan analisis.

2. Data Atribut : data kualitatif yang dihitung menggunakan daftar pencacahan atau tally untuk keperluan pencatatan dan analisis.

3. Mengukur kinerja sekarang (current performance) pada tingkat proses,

output dan atau outcome untuk ditetapkan sebagai baseline kinerja (performance baseline) pada awal obyek penelitian Six Sigma.

Oleh karena proyek–proyek peningkatan kualitas Six Sigma yang ditetapkan akan berfokus kepada upaya–upaya dalam peningkatan kualitas menuju kegagalan nol (zero defect), maka kita harus mengetahui tingkat kinerja yang sekarang (current performance) atau dalam terminologi Six Sigma disebut sebagai baseline kinerja. Baseline kinerja dalam proyek Six Sigma biasanya ditetapkan menggunakan satuan pengukuran Defects Per Millon Opportunities (DPMO) atau tingkat kapabilitas sigma (sigma level)

Beberapa cara untuk menghitung dan mengekspresikan ukuran-ukuran berbasis defect, yaitu :

a. Defect per Opportunity (DPO)

Menunjukkan proporsi defect atas jumlah total peluang dalam sebuah kelompok.

Formula untuk atribut=

potensial CTQ Jumlah x diperiksa Unit defect Jumlah

P{z (LSL – X-bar)/S} b. Defect per Million Opportunities (DPMO)

Mengindikasikan berapa banyak defect akan muncul jika ada 1 juta peluang.

Formula = DPO x 106

2.2.4.3Analyze

Analyze merupakan langkah operasional ketiga dalam program peningkatan kualitas Six Sigma. Pada tahap ini, perlu dilakukan beberapa hal berikut :

Dokumen terkait