• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

1. Peranan Kepala Sekolah dalam Perencanaan Sarana dan Prasarana

Kegiatan perencanaan sarana dan prasarana sekolah ditentukan oleh peranan kepala sekolah dalam kegiatan perencanaan, yakni sebagai berikut.

1) Penyusunan rencana pengadaan,

2) Analisa kebutuhan dan penentuan skala prioritas, 3) Penunjukkan panitia, dan

4) Pelaksanaan pengadaan.

Adapun data mengenai peranan kepala sekolah SMP N 1 Panjatan yang didapat dari penelitian dijabarkan sebagai berikut.

71 1) Penyusunan Rencana Pengadaan

Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah adalah kegiatan yang dilakukan oleh pihak sekolah yaitu melakukan rapat perencanaan dan pendataan sarana yang akan diadakan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Tim Perencanaan Pengadaan Sarana dan Prasarana SMP Negeri 1 Panjatan ditemukan bahwa SMP ini melakukan rapat perencanaan terlebih dahulu setiap akan melakukan pengadaan sarana dan prasarana sekolahnya. Menurut Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Panjatan perencanaan harus dilakukan dengan matang dan terkoordinasi, yang ditandai dengan adanya berbagai pertimbangan serta koordinasi atau hubungan baik dari berbagai pihak yang bersangkutan pengadaan barang. Dengan adanya rapat perencanaan, maka secara tidak langsung pihak sekolah akan mengetahui hal apa saja yang akan diadakan melalui keputusan bersama dengan analisa kebutuhan dan penentuan skala prioritas untuk disesuaikan dengan anggaran yang dimiliki oleh sekolah, hal ini dapat disimpulkan dari kutipan wawancara dengan KS1, “…kita mengadakan rapat perencanaan terlebih dahulu untuk mengetahui kebutuhan apa saja yang diperlukan melalui analisis kebutuhan dan menyesuaikannya dengan anggaran yang dimiliki oleh sekolah…”.

Kepala sekolah SMP N 1 Panjatan mencari dan mengumpulkan informasi mengenai keberadaan serta kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah sebelum mengadakan rapat perencanaan tahunan. Kegiatan ini dilakukan sebelum awal tahun ajaran baru, namun secara tidak langsung pendataan mengenai keberadaan serta kondisi sarana prasarana dilakukan setiap hari, karena setiap hari

72

data tersebut diperbarui berdasarkan dari masukan semua warga sekolah tentang kondisi sarana yang dimiliki sekolah. Dari hasil analisis dokumen RKAS juga ditemukan informasi bahwa kegiatan pendataan keberadaan serta kondisi sarana dan prasarana sekolah dilakukan beberapa hari sebelum diadakan rapat perencanaan pengadaan sarana dan prasarana sekolah pada awal tahun ajaran baru. Dilanjutkan dengan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada saat rapat perencanaan sarana dan prasarana sekolah dapat diketahui informasi mengenai adanya partisipasi warga sekolah dalam memberikan informasi secara spesifik mengenai keberadaan dan kondisi sarana dan prasarana sekolah saat ini kepada kepala sekolah dan memberikan masukan-masukan mengenai rencana pengadaan yang akan dilakukan. Jadi, dari hasil pemaparan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan penyusunan rencana pengadaan sarana dan prasarana dilakukan oleh kepala sekolah bersama dengan tim perencanaan melalui analisis kebutuhan dan penyesuaian dengan anggaran yang dimiliki oleh sekolah. 2) Analisa Kebutuhan dan Penentuan Skala Prioritas

Pada rapat perencanaan pengadaan sarana dan prasarana dilakukan kegiatan analisa kebutuhan dan penentuan skala prioritas berdasarkan hasil pendataan mengenai keberadaan dan kondisi sarana dan prasarana yang telah dilaksanakan guna menghasilkan daftar kebutuhan yang memuat sarana dan prasarana apa saja yang akan dibeli atau diadakan. Kepala sekolah melakukan kegiatan analisa dan penentuan skala prioritas kebutuhan di setiap rapat perencanaan. Kegiatan ini dilaksanakan secara mufakat, dan menetapkan kebutuhan yang lebih penting dan mendesak yang dilaksanakan terlebih dahulu.

73

Kepala sekolah selalu berusaha untuk menentukan suatu tindakan atau kebijakan secara bersama melalui rapat, terbukti dengan selalu diadakan rapat dalam menganalisa sarana dan prasarana kebutuhan sekolah dan menentukan skala prioritas terhadap kebutuhan yang sangat penting dan paling diutamakan saat itu melalui berbagai pertimbangan. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh KS1,

“Pertama, melihat perbandingan anggaran tahun itu; yang kedua melihat kondisi stok barang atau mungkin inventaris. Beli yang baru mengganti yang lama atau mungkin pengadaan yang murni baru. Untuk prosedur kita sesuaikan dengan kebutuhan guru, karyawan, dan siswa”.

Pernyataan tersebut didukung oleh hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan WKS1, “Kepala sekolah menganalisis kebutuhan secara umum saja apa yang sekiranya dibutuhkan maka kita adakan segera dengan melihat persediaan dana yang ada”.

Selanjutnya, menurut hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap peranan kepala sekolah ketika melakukan analisis kebutuhan dan menetapkan skala prioritas dalam rapat perencanaan, diperoleh hasil bahwa analisa dan penentuan skala prioritas merupakan hal utama yang dibahas dalam rapat perencanaan pengadaan sarana prasarana. hasil rapat merupakan penentuan pengadaan sarana prasarana selanjutnya, karena kebutuhan akan sarana prasarana tidak dapat ditunda terutama untuk tipe barang habis pakai.

Dari semua pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam rapat perencanaan pengadaan sarana dan prasarana kepala sekolah memutuskan hasil rapat berupa suatu daftar kebutuhan sarana dan prasarana sekolah yang didapat dari usulan-usulan serta masukan-masukan dari anggota tim perencanaan

74

pengadaan sarana dan prasarana berdasarkan analisa kebutuhan dan skala prioritas.

3) Penunjukkan Panitia

Pembentukan panitia pengadaan merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai tindak lanjut dan pelaksanaan dari program yang telah diagendakan sesuai dengan keputusan rapat perencanaan. Pada keputusan tersebut, kepala sekolah menunjuk tim RKAS, tim belanja tahunan, serta menunjuk seorang staf bagian sarana dan prasarana untuk menjadi ketua panitia pengadaan sebagai penanggungjawabnya. KS1 menyatakan bahwa, “…Tinggal kita lihat apa yang diadakan dan berapa nilainya, nanti kan itu ada ketentuan-ketentuan dan prosedurnya”. Didukung dengan pernyataan KMS1,

“…Untuk dasar pembentukannya tentu saja dipilih yang berkompeten dan berhubungan dengan perencanaan pengadaan tersebut”.

Hal tersebut menunjukkan bahwa keanggotaan dalam panitia pengadaan ditunjuk oleh kepala sekolah disesuaikan dengan kebutuhan sarana dan prasarana yang akan diadakan, hal ini dimaksudkan agar pengadaan ditangani oleh orang yang bersangkutan dengan sarana dan prasarana serta paham dengan sarana dan prasarana yang akan diadakan.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa pada saat pelaksanaan rapat perencanaan pengadaan sarana dan prasarana terdapat anggota yang hadir dalam rapat yakni tim perencanaan pengadaan sarana dan prasarana yang terdiri dari kepala sekolah sebagai ketua dan penanggung jawab,

75

wakil kepala sekolah bagian sarana dan prasarana, guru, dan staf pengelola sarana prasarana.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa penunjukkan panitia perencanaan dilakukan oleh kepala sekolah dengan mempertimbangkan keterlibatan seseorang tersebut dengan pengelolaan sarana dan prasarana yang nantinya akan diadakan dengan maksud supaya pengadaan sarana dan prasarana dapat ditangani oleh orang yang paham dengan sarana dan prasarana yang akan diadakan.

4) Pelaksanaan Pengadaan

Pengadaan sarana dan prasarana di SMP Negeri 1 Panjatan sebagian besar dilakukan melalui pembelian. Adapun sumber dana yang digunakan adalah dana yang berasal dari dana BOS regular, BOSDA, dan BPBD Kabupaten. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh KS1 “Semua dana yang didapat oleh sekolah sendiri itu dari dana BOS regular, BOSDA, dan BPBD Kabupaten”.

Hal tersebut didukung dengan hasil pencermatan dokumen yang dilakukan oleh peneliti terhadap dokumen inventaris barang di SMP Negeri 1 Panjatan memperoleh informasi bahwa sekolah ini tidak menerima barang dalam bentuk droping dan melakukan pengadaan dengan menggunakan dana dari BOS, BOSDA, dan BPBD kabupaten. Dropping yang sudah pernah ada di sekolah ini kebanyakan tidak sesuai dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan sekolah.

Selain berperan dalam menentukan sumber dana dalam pengadaan sarana dan prasarana, kepala sekolah juga mengadakan evaluasi atau penilaian kembali terhadap pelaksanaan pengadaan sarana dan prasarana sekolah seperti pendapat

76

WKS1, “…kepala sekolah melakukan evaluasi untuk kebutuhan kebutuhan pengadaan sarana prasarana”.

Kegiatan penilaian dilakukan dengan pengecekan barang hasil pengadaan yang dilakukan oleh SMP Negeri 1 Panjatan, Kepala Sekolah kadang ikut mendampingi dalam proses ini sebagai bentuk peran kepala sekolah dalam kontrol pengadaan barang, penjelasan ini sesuai dengan pernyataan KS1, “…Ya karena saya sebagai kepala sekolah dan penanggungjawab dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah, saya sering ikut melakukan checkingtersebut”.

Menurut pengamatan yang dilakukan di lapangan, kepala sekolah turun langsung dalam mengawasi proses pengadaan sarana dan prasarana, walaupun sebenarnya kegiatan ini tidak diikuti setiap ada pengadaan karena padatnya jadwal dan pekerjaan kepala sekolah, namun hal itu merupakan suatu tindakan positif yang dimiliki kepala sekolah dalam lingkungan kerjanya.

Dari berbagai pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa peranan kepala sekolah dalam kegiatan pelaksanaan pengadaan sarana dan prasarana adalah sebagai penentu sumber dana pengadaan, melakukan penilaian kembali atau evaluasi terhadap pelaksanaan pengadaan dengan melakukan pengecekan barang.

b) SMP Negeri 2 Panjatan

Keberhasilan perencanaan sarana dan prasarana sekolah ditentukan oleh berbagai faktor yang salah satunya adalah peranan kepala sekolah dalam kegiatan perencanaan pengadaan sarana dan prasarana sekolah. Kegiatan perencanaan

77

tersebut terdiri dari kegiatan penyusunan rencana pengadaan, analisa kebutuhan, penentuan skala prioritas, penunjukkan panitia, dan pelaksanaan pengadaan. 1) Penyusunan Rencana Pengadaan

Rapat perencanaan selalu dilakukan setiap awal tahun ajaran baru sebagai langkah awal dalam penentuan program apa saja yang akan dilakukan selama setahun ke depan. Perencanaan yang dilakukan dalam rapat tahunan ini tidak hanya lingkup sarana dan prasarana, tetapi semua aspek yang berhubungan dengan kelangsungan pembelajaran maupun kebutuhan sekolah.

Dari analisis dokumen RKAS sekolah diperoleh informasi bahwa perencanaan kebutuhan dilakukan dengan rapat tahunan menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah untuk satu tahun kedepan yang nantinya dirumuskan dalam Rencana Anggaran Pendapatan Sekolah (RAPBS). Sumber dana yang diperoleh dan pengalokasiannya terperinci pada proses ini yang dirangkum dalam suatu rencana kebutuhan dan anggaran sekolah (RKAS). Menurut KS2 kegiatan perencanaan diharapkan dapat menyeimbangkan antara pemasukkan dan pengeluaran sekolah, namun pada kenyataannya sekolah ini sering mengalami defisit karena pengeluaran yang bersifat insidental.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kegiatan perencanaan pengadaan di SMP N 2 Panjatan dilakukan dengan rapat tahunan menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah untuk satu tahun kedepan yang nantinya dirumuskan dalam Rencana Anggaran Pendapatan Sekolah.

78

2) Analisa Kebutuhan dan Penentuan Skala Prioritas

Pembahasan dalam rapat perencanaan di SMP Negeri 2 Panjatan juga mencakup hal apa saja yang akan diadakan dalam satu tahun kedepan dengan melihat anggaran sekolah yang ada. Penetapan skala prioritas ditentukan dalam rapat atau musyawarah secara mufakat, hal ini dilakukan sebagai bentuk transparansi program dan penganggaran dana yang akan digunakan termasuk di dalamnya adalah komite sekolah. Peran komite di SMP Negeri 2 Panjatan sangat aktif dalam keorganisasian sekolah. Secara tidak langsung komite sekolah juga berhak mengetahui dan ikut menyetujui apa saja kebutuhan yang akan diadakan sekolah. Analisis di atas menggambarkan bahwa SMP Negeri 2 Panjatan melakukan penentuan skala prioritas secara musyawarah dalam rapat perencanaan sebagai pemecahan masalah terhadap kepentingan bersama dalam lingkup sekolah, hal ini tetap dilakukan walaupun Kepala Sekolah juga memiliki kebijakan tersendiri untuk menentukan.

KMS2 menyatakan, “…kedudukan kami sebagai komite yaitu harus memberikan advice serta support kepada sekolah sekaligus menjadi mediator antara pemerintah dengan masyarakat jadi mau nggak mau ya harus melibatkan komite”.

Pencermatan terhadap dokumen pencatatan kondisi sarana dan prasarana dapat diketahui daftar sarana dan prasarana apa saja yang perlu diperbaiki atau diadakan karena kondisinya yang rusak atau hilang. Daftar kondisi sarana dan prasarana sekolah yang ada akan diseleksi lagi sesuai kebutuhan sekolah saat itu

79

juga, kegiatan ini dilakukan dengan menyesuaikan anggaran yang dimiliki oleh sekolah.

Menurut berbagai pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan analisis kebutuhan dan penentuan prioritas kebutuhan kepala sekolah menetapkan rencana pengadaan sesuai dengan keputusan dalam rapat perencanaan secara mufakat setelah melalui berbagai pertimbangan analisis kebutuhan dan skala prioritas barang.

3) Penunjukan panitia

Menurut KS2, dalam kegiatan perencanaan pengadaan sarana dan prasarana sekolah dibentuk panitia khusus yang disebut dengan tim perencanaan. Tim perencanaan ini terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian sarana dan prasarana, staf pengelola sarana dan prasarana, komite sekolah, dan guru mata pelajaran.

Penunjukkan anggota tim perencanaan dilakukan oleh kepala sekolah berdasarkan berbagai pertimbangan seperti yang diungkapkan oleh KS2, “Dasar pembentukannya dengan melihat siapa saja yang bersangkutan langsung dan tentunya memiliki peran dalam keberadaan sarpras sekolah”. Hal tersebut didukung dengan pendapat yang dikemukakan oleh WKS2, “…Untuk urusan sarana prasarana tentunya yang kompeten dalam sarana prasarana, komite sekolah, ketua, sekretaris, dan bendahara”.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah menunjuk anggota tim perencanaan dengan mempertimbangkan seseorang yang bersangkutan langsung,

80

memiliki peran dan tanggung jawab serta mengetahui tentang sarana dan prasarana yang akan diadakan

4) Pelaksanaan pengadaan

Menurut KS2 pelaksanaan pengadaan di SMP Negeri 2 Panjatan juga dilakukan oleh panitia pengadaan, namun untuk kebutuhan rutin, sekolah telah memiliki panitia tersendiri dan tetap keanggotaannya selama menjadi warga sekolah tersebut yang biasa disebut dengan panitia belanja. Kepanitiaan yang dibentuk didasarkan pada kebutuhan yang akan diadakan secara rutin maupun insidental. Bagian-bagian yang sangat berperan penting dan visual dalam kepanitiaan pengadaan ini ada pada bagian sarana dan prasarana TU dan keuangan.

Proses pengadaan sarana dan prasarana dilakukan setelah ada panitia pengadaan dan disesuaikan dengan agenda pengadaan dalam rapat perencanaan. Proses pengadaan yang dilakukan SMP Negeri 2 Panjatan sebagian besar dengan melakukan pembelian dari macam-macam dana pemerintah, misal dana BOSDA, walaupun ada cara dengan hibah tapi itu hanya sebagian kecil dari sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah. Pada tahun ajaran ini sekolah juga tidak mengajukan proposal pengadaan kebutuhan, hal ini sesuai dengan hasil pencermatan dokumen dropping bahwa sekolah ini nihil tidak menerima dropping dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, maupun pihak ketiga. Analisis di atas dapat diketahui bahwa sekolah ini secara garis besar melakukan pengadaan dengan mengendalikan anggaran dari pemerintah dengan cara pembelian.

81

Pengecekan terhadap barang yang telah diadakan harus selalu dilakukan untuk penyesuaian dengan kriteria awal. KS2 menyatakan bahwa beliau melakukan pengecekkan terhadap barang pengadaan sesuai dengan prosedur yang ada, hal ini dimaksudkan untuk melakukan pengawasan terhadap proses pengadaan karena kalau ada barang yang tidak sesuai bisa langsung diadakan komplain terhadap pihak yang terkait. Fungsi dari penunjukkan anggota dalam kepanitiaan sesuai dengan bidangnya akan tampak pada proses ini, panitia akan melakukan pengecekkan terhadap sarana dan prasarana yang diadakan untuk diketahui kondisinya setelah sampai di sekolah. Jika nantinya terdapat kecacatan atau kekurangan bisa langsung di-return, dengan demikian pihak sekolah akan mendapatkan sarana dan prasarana pengadaan yang benar-benar sesuai dengan apa yang diharapkan.

2. Peranan Kepala Sekolah dalam Penyaluran Sarana Prasarana a. SMP Negeri 1 Panjatan

1) Penyaluran Sarana dan Prasarana

Penyaluran sarana dan prasarana dilakukan setelah kegiatan pengadaan sarana dan prasarana selesai dilakukan. Kegiatan penyaluran sarana dan prasarana dilakukan dengan cara kepala sekolah berkoordinasi dengan pihak-pihak yang mengelola atau bertanggung jawab menyalurkan atau mendistribusikan sarana prasarana. Seperti yang diungkapkan oleh WKS1, “…untuk penyaluran sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengelola dan petugas inventaris karena

82

penyaluran keluar masuk barang di bawah pencatatannya”. Hal tersebut didukung dengan pernyataan yang dikemukakan oleh ST1,

“Pada penyaluran sarana dan prasarana biasanya dari orang yang ditunjuk untuk membeli langsung menyerahkan kepada bagian yang sesuai dengan bidang tujuan barang itu nantinya akan dipergunakan, akan tetapi sebelumnya dimasukkan dalam buku inventaris terlebih dahulu, ya kami ini yang diserahi tugas oleh kepala sekolah untuk melaksanakan kegiatan tersebut.”.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah menyerahkan tugas ini kepada penanggungjawabnya masing-masing dan kepala sekolah hanya bersifat mengawasi saja.

2) Inventarisasi Sarana dan Prasarana

Pelaksanaan kegiatan ini ditangani oleh bagian sarana dan prasarana yang ada di sekolah. SMP Negeri 1 Panjatan ini sudah mempunyai tenaga administrasi bagian sarana dan prasarana yang berkompeten dan mendapat SK dari bupati sebagai penerima barang. Kegiatan inventarisasi di SMP Negeri 1 Panjatan ini telah dilakukan dengan baik, hasil ini diindikasikan dari orang yang mengurusi bagian ini adalah orang yang sangat paham dan ahli pada bagian sarana dan prasarana. Kondisi ini membuat guru dan staf saling bekerjasama dan saling membantu untuk menjalankan dan menikmati pekerjaan yang diberikan. Prosedur yang ada disamakan persepsinya dengan diadakannya diklat tentang inventarisasi melalui program kegiatan yang diselenggarakan dinas pendidikan Kulon Progo.

Hasil inventarisasi juga dilaporkan untuk kepentingan pemantauan sarana dan prasarana yang dimiliki. Hasil pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa SMP Negeri 1 Panjatan memiliki buku inventarisasi induk. Adanya buku inventarisasi induk barang akan sangat membantu para pengelola untuk mengecek

83

keseluruhan barang karena harus melihat satu persatu dari buku golongan. Dari uraian di atas mengenai aspek penginventarisasian sarana prasarana dapat diketahui bahwa kondisi sarana prasarana di SMP Negeri 1 Panjatan saat ini cukup baik. Hal ini terbukti dengan adanya buku pencatatan tentang sarana dan prasarana pendidikan (buku induk), adanya pengkodean terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah dan sudah terpasang dengan baik.

3) Penyimpanan sarana dan prasarana

Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan merupakan kegiatan meletakkan dan menyimpan alat/bahan di tempat yang aman dari berbagai kerusakan dan kecelakaan. Penyimpanan yang baik akan membantu dalam pencarian secara cepat serta menjaga keawetan alat.

Menurut GR1, “Semua peralatan yang telah digunakan wajib dikembalikan ke tempat semula, dalam hal ini kita mendapatkan kendala yaitu peralatan masih belum bisa tertata baik karena terbatasnya tempat penyimpanan”. Komponen yang terdapat dalam penyimpanan adalah pengelompokkan, pemisahan, tempat aman, mudah dicari, mudah diambil, daftar nama dan jumlah sarana dan prasarana yang dimiliki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekolah ini sudah melakukan pengelompokkan dan pemisahan terhadap sarana dan prasarana yang ada sehingga barang yang disimpan tidak bercampur dengan jenis lainnya. Sarana dan prasarana yang dirasa sangat penting disimpan dalam ruangan khusus yang terdapat di dalam ruang kepala sekolah, sehingga tidak sembarang orang yang dapat mengambilnya, untuk sarana prasarana lainnya disimpan di dalam gudang dan ruang khusus yang terdapat di ruang laboratorium IPA.

84 4) Penugasan/Penunjukkan Personil

Penunjukan personil dilakukan untuk membina hubungan kerja sama yang baik dengan petugas sarana dan prasarana, memimpin kerja sama dengan staf yang membantu petugas sarana dan prasrana, memberikan pelatihan kepada petugas untuk peningkatan kerjanya, mengawasi pembaharuan dan perbaikan sarana dan prasarana, dan mengadakan inspeksi secara periodik dan teliti terhadap sarana dan prasarana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa personil di SMP Negeri 1 Panjatan sudah dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya petugas khusus di bidang sarana dan prasarana, adanya kerjasama petugas sarana dan prasarana dengan pihak-pihak lain seperti guru, dan melakukan koordinasi dalam pembaharuan sarana dan prasarana di sekolah serta turut menjaga dan merawatnya. Hal tersebut didukung oleh pernyataan KS1, “...sebenarnya ada petugas khusus, akan tetapi diharapkan semua warga sekolah mau turut serta dalam memelihara sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah”.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah memiliki peranan dalam membina hubungan kerja sama yang baik dengan petugas sarana dan prasarana, memimpin kerja sama dengan staf yang membantu petugas sarana dan prasrana, memberikan pelatihan kepada petugas untuk peningkatan kerjanya, mengawasi pembaharuan dan perbaikan sarana dan prasarana, dan mengadakan inspeksi secara periodik dan teliti terhadap sarana dan prasarana.

85 b) SMP Negeri 2 Panjatan

1) Penyaluran sarana dan prasarana

Penyaluran sarana prasarana yang dimiliki oleh sekolah sepenuhnya menjadi tugas staf pengelola barang yang diserahi tugas untuk mengelola barang, seperti yang dikemukakan oleh WKS2, “...urusan keluar masuk barang sepenuhnya menjadi tanggung jawab si pengelola barang dan secara tidak langsung juga otomatis menjadi tanggung jawab penginventaris barang karena pendistribusian keluar masuk barang berada dibawah pencatatannya”.

Sebelum didistribusikan kepala sekolah mempertimbangkan terlebih dahulu alokasi sarana dan prasarana, KS2 mengatakan, “Alokasi sarana prasarana yaitu dengan melihat rasio barang yang dimiliki dengan jumlah murid yang menggunakan barang tersebut. jika jumlahnya masih kurang maka dilakukan sistem penggiliran penggunaan sarana”.

Selanjutnya, dalam penggunaan sarana dan prasarana serta administrasi peminjaman sarana dan prasarana dipantau serta diatur berdasarkan oleh kesepakatan bersama. Kegiatan pendistribusian barang dilakukan dengan melihat tanggal terima barang, cek barang-barang, melihat garansi, pencatatan lalu dilakukan penyaluran. seperti yang dikemukakan oleh WKS2, “…dengan melihat tanggal terima, cek barang-barang, melihat garansi, pencatatan lalu penyaluran”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan penyaluran semuanya diserahkan kepada pengelola sarana dan prasarana yang telah diadakan dan kepala sekolah hanya bertugas untuk mengawasi saja.

86 2) Inventarisasi sarana dan prasarana

Dokumen terkait