• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Peranan Pekerja Sosial dalam Program Pengurangan Risiko

Menurut Thelma Lee Mendoza, pekerjaan sosial merupakan profesi yang memperhatikan penyesuaian antara individu dengan lingkungannya, dan individu dalam hubungan dengan situasi sosialnya. Pandangan ini mengacu pada konsep fungsi sosial yang terkait dengan kinerja dari berbagai peranan sosial yang ada dalam masyarakat. Misalnya saja, peranan seseorang sebagai pemimpin, pegawai, ayah, suami, warga masyarakat, dan lain sebagainya.

Dari pandangan ini, permasalahan dalam bidang pekerjaan sosial erat kaitannya dengan masalah fungsi sosial, yaitu kemampuan seseorang untuk menjalankan peranannya sesuai dengan tuntutan lingkungannya. Oleh karena itu, usaha-usaha untuk membarikan pelayanan sosial, baik secara langsung ataupun secara tidak langsung, juga diarahkan untuk membantu individu, kelompok maupun masyarakat dalam menjalankan fungsi sosialnya (Adi, 1999: 11).

Secara umum, bila melihat bentuk intervensi yang dilakukan di atas, maka dapat dikatakan bahwa upaya yang dikembangkan oleh pekerja sosial dalam proses penerimaan bantuan dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu:

a. Upaya yang dilakukan pekerja sosial untuk membantu klien agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, yang sering disebut sebagai strategi perubahan perilaku individual dalam suatu perubahan yang terencana;

b. Strategi perubahan sosial, yaitu salah satu perwujudan strategi perubahan terencana dimana pekerja sosial memodifikasi atau mengubah situasi lingkungan yang menyenangkan bagi kelompok sasaran.

Dalam kaitan dengan ciri profesi pekerjaan sosial, Dunham menyatakan bahwa ada beberapa karakteristik dari profesi pekerjaan sosial:

a. Pada intinya pekerjaan sosial merupakan kegiatan pemberian bantuan; b. Sosial dalam pekerjaan sosial mempunyai makna bahwa kegiatan pekerjaan

sosial adalah kegiatan yang nirlaba, dalam artian bahwa profesi ini lebih mementingkan pelayanan dibandingkan dengan sekedar mencari keuntungan saja;

c. Kegiatan perantara agar warga masyarakat dapat memanfaatkan semua sumber daya yang terdapat dalam masyarakat (Dunham, dalam Adi, 1999:15).

Menurut Zastrow, ada tujuh peran yang biasa dilakukan oleh pekerja sosial, yaitu:

a. Pemercepat perubahan

Sebagai pemercepat perubahan, seorang pekerja sosial membantu masyarakat agar dapat mengartikulasikan kebutuhan mereka, mengidentifikasikan masalah mereka, dan mengembangkan kapasitas mereka agar dapat menangani masalah yang mereka hadapi secara lebih efektif. Peran sebagai pemercepat perubahan ini adalah peran klasik dari seorang pekerja sosial. Fokusnya adalah menolong seseorang agar dapat menolong dirinya sendiri.

b. Perantara

Peranan seorang perantara berperan dalam menghubungkan individu ataupun kelompok dalam masyarakat yang membutuhkan bantuan ataupun layanan masyarakat, tetapi tidak tahu di mana dan bagaimana mendapatkan bantuan tersebut. Perantara juga dikatakan menjalankan peran sebagai mediator yang menghubungkan piihak yang satu dengan pemilik sumber daya.

c. Tenaga ahli

Dalam kaitan peranan seorang pekerja sosial sebagai tenaga ahli, ia lebih banyak memberikan saran dan dukungan informasi dalam berbagai area. Misalnya saja, seorang tenaga ahli dapat memberikan usulan mengenai bagaimana struktur organisasi yang bisa dikembangkan dalam masyarakat tersebut dan kelompok-kelompok mana saja yang harus terwakili. Seorang tenaga ahli harus sadar bahwa usulan dan saran yang ia berikan bukanlah mutlak harus dijalankan masyarakat, tetapi usulan dan saran tersebut lebih merupakan masukan untuk bahan pertimbangan masyarakat maupun organisasi dalam masyarakat tersebut.

d. Perencana sosial

Seorang perencana sosial mengumpulkan data mengenai masalah sosial yang terdapat dalam masyarakat tersbut; manganalisanya, dan menyajikan alternatif tindakan yang rasional untuk menangani masalah tersebut. Setelah itu perencana sosial mengembangkan program, mencoba mengembangkan alternatif sumber pendanaan, dan mengembangkan konsensus dalam kelompok yang mempunyai berbagai minat ataupun kepentingan.

Peran tenaga ahli dan perencana sosial saling tumpang tindih. Seorang tenaga ahli lebih memfokuskan pada pemberian usulan dan saran, sedangkan perencana sosial lebih memfokuskan tugas-tugas yang terkait dengan pengembangan dan pengimplementasian program.

e. Advokat

Peran sebagai advokat dicangkok dari profesi hukum. Peran ini merupakan peran yang aktif dan terarah, dimana pekerja sosial menjalankan fungsi sebagai advokat yang mewakili kelompok masyarakat yang membutuhkan bantuan atapun layanan, tetapi institusi yang seharusnya memberikan bantuan atau layanan tersebut tidak memperdulikan.

f. Aktivis

Sebagai aktivis, seorang pekerja sosial melakukan perubahan institusional yang cukup mendasar, dan seringkali tujuannya adalah pengalihan sumber daya ataupun kekuasaan pada kelompok yang kurang mendapatkan keuntungan. Seorang aktivis biasanya memperhatikan isu-isu tertentu, seperti ketidaksesuaian dengan hukum yang berlaku, ketidakadilan, dan perampasan hak. Seorang aktivis juga mencoba menstimulasikan kelompok- kelompok yang kurang diuntungkan tersebut untuk mengorganisir diri dan melakukan tindakan melawan struktur kekuasaan yang ada, melalui konflik, konfrontasi, dan negosiasi.

g. Pendidik

Dalam menjalankan peran sebagai pendidik, pekerja sosial ataupun sarjana kesejahteraan sosial diharapkan mempunyai keterampilan sebagai pembicara dan pendidik. Pekerja sosial harus mampu berbicara di depan publik untuk

menyampaikan informasi mengenai hal-hal yang terkait dengan bidang yang ditanganinya (Adi, 1999: 26).

Dalam hal ini, PMI berperan sebagai pemercepat perubahan. Hal ini terlihat pada saat dilakukannya analisis kerentanan dan kapasitas, yaitu kegiatan pengumpulan informasi yang akan dipergunakan dalam pengambilan keputusan untuk program penanggulangan bencana dan pengurangan resiko. Tujuan utama penggunaan analisis kerentanan dan kapasitas adalah memperoleh analisis data untuk pengambilan keputusan atau alat perencanaan dalam upaya pegurangan resiko. Analisis kerentanan dan kapasitas memberikan pemahaman mengenai sifat, tingkat, dan resiko yang dialami masyarakat. Antara lain menentukan keberadaan dan derajat kerentanan, mengetahui kapasitas dan sumber daya yang tersedia, bentuk alternatif tindakan yang dapat dilaksanakan untuk memperkuat dampak program, dan menentukan kegiatan yang dipusatkan untuk peningkatan kapasitas masyarakat yang rentan.

Melalui analisis kerentanan dan kapasitas, dapat dicapai empat fungsi utama dari seorang pemercepat perubahan. Pertama, membantu masyarakat menyadari dan melihat kondisi mereka. Kedua, membangkitkan dan mengembangkan pengorganisasian dalam masyarakat. Ketiga, mengembangkan relasi interpersonal yang baik. Dan yang keempat, memfasilitasi perencanaan yang efektif.

Selain itu, PMI juga dapat berperan sebagai perantara yang menghubungkan antara masyarakat yang tertimpa bencana dengan bantuan yang diberikan oleh masyarakat ataupun pihak donor. Sebagai seorang perencana sosial, PMI juga memfasilitasi masyarakat untuk memahami keadaan sendiri dan lingkungannya, dengan melibatkan peran aktif masyarakat secara penuh. Dalam hal ini termasuk

menyusun rancangan program yang sesuai dengan kondisi masyarakat melalui tahap penilaian masyarakat yang partisipatif.

Dokumen terkait