• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Pemerintah Daerah Dalam Perlindungan Terhadap Motif Hiou Batak Simalungun

KABUPATEN SIMALUNGUN

C. Peranan Pemerintah Daerah Dalam Perlindungan Terhadap Motif Hiou Batak Simalungun

batik karena Hiou adalah karya tradisional yang merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang berada di daerah sumatra Utara, dan dapat disamakan dengan seni songket , ikat dan lain-lain yang dewasa ini terus dikembangkan.

C. Peranan Pemerintah Daerah Dalam Perlindungan Terhadap Motif Hiou Batak Simalungun

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, khususnya dalam Pasal 10 menjamin perlindungan Hak Cipta atas karya peninggalan, prasejarah, dan budaya nasional lainnya. Budaya Nasional yang diatur dalam Pasal 10 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta adalah budaya nasional yang merupakan hasil kebudayaan

88 http://id.wikipedia.org/wiki/songket, (diakses tanggal 14 Desember 2019)

rakyat yang menjadi milik bersama, hak cipta tersebut dipegang oleh Negara.

Penguasaan Hak Cipta atas karya budaya nasional yang merupakan hasil kebudayaan rakyat oleh Negara dimaksud untuk melindungi hasil karya kebudayaan rakyat yang sebagai salah satu nilai budaya bangsa. Perlindungan yang diberikan oleh Pasal 10 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta atas hasil kebudayaan rakyat berbeda dengan perlindungan Hak Cipta atas cipta-ciptaan lain yang diketahui siapa penciptanya.

Hal ini dikarenakan pada umumnya oleh 2 hal yaitu:

1. Hasil kebudayaan rakyat tersebut lahir atau tercipta jauh sebelum adanya Undang Undang Hak Cipta, bahkan tidak tertutup kemungkinan hasil kebudayaan rakyat tersebut lahir pada era pra sejarah. Hal ini juga menyebabkan tidak diketahuinya siapa pencipta atas hasil kebudayaan rakyat tersebut.

2. Sesuai dengan sebutanya sebagai hasil kebudayaan rakyat ini juga yang mengakibatkan tidak diketahui siapa penemu atau pencipta atas hasil kebudayaan tersebut. Hal ini dikarenakan pada umumnya hasil kebudayaan rakyat tersebut merupakan hasil penciptaan secara bersama-sama suatu masyarakat adat. Atau dengan kata lain penciptanya bersifat kolektif. Hak kekayaan kolektif mengarah kepada hak atas kekayaan budaya bangsa yang sudah mengakar.89

Adapun upaya Pemerintah Daerah untuk memperkenalkan dan melestarikan Hiou Batak Simalungun yang diwakili oleh bapak Halason Sidabutar

89 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2002, tentang Hak Cipta .

pada saat penulis melakukan tatap muka dengan beliau di Rest Area di Tiga Runggu Kec. Purba adalah sebagai berikut:

1. Dengan melakukan pengHiouan kepada pejabat-pejabat Negara.

Kata Hiou muncul kata menghioui (memberikan Hiou), yang melambangkan pemberian kehangatan kasih sayang kepada penerima Hiou, dan biasanya Hiou diberikan dari orang tua kepada anak-anaknya dan juga oleh tondong kepada boru. Banyaknya pejabat-pejabat negara yang berkunjung ke Sumatra Utara Khusunya di Kabupaten Simalungun, dalam hal penghiouan selain sebagai tanda penghormatan kepada pejabat negara tersebut, pemberian Hiou juga merupakan salah satu bentuk upaya yang dilakukan oleh orang batak Simalungun kepada masyarakat indonesia. Yang mana Hiou Batak Simalungun merupakan kain tenunan Khas dari suku Batak Simalungun. Adapun penghiouan kepada pejabat-pejabat negara ini dapat dilihat pada waktu kedatangan Peresiden Repiblik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) pada hari Selasa 1 Maret 2016 sewaktu Peresiden Jokowi melakukan kunjungan ke parapat, untuk melihat bangunan tempat pengasingan Peresiden Indonesia pertama, Soekarno (Bung Karno) dan termasuk untuk meninjau proyek pembangunan revitalisasi Pasar (Pekan) Tiga Raja, di Kelurahan Tinggi Raja, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon yang masih merupakan kawasan pemerintah Kabupaten Simalungun.90

2. Dengan mengikuti pameran-pameran baik ditingkat lokal maupun nasional.

90 Hasil wawancara dengan kepala desa purba tongah

Dengan keikutsertaan pengrajin-pengrajin Hiou pada pameran-pameran baik di tingkat lokal maupun tingkat nasional diharpakan dapat meningkatkan pengetahuan mastarakat banyak mengenai bentuk, motif, dan kegunaan Hiou Batak Simalungun, yang merupakan kain tenunan khas dari Suku Batak Simalungun, yang memiliki motif yang beragam sesuai dengan kegunaanya, sehingga diharapkan Hiou batak simalungun dapat dikenal oleh masyarakat luas sebagai tenunan khas suku Batak Simalungun. Keikutsertaan pengrajin-pengrajin Hiou Batak ini dapat dilihat pada setiap pameran, pada tingkat daerah dapat disebut adanya Stan pengrajin Hiou Pekan Raya Sumatra Utara (PRSU), yang dilaksanakan pada setiap tahun, begitu pula pada pameran-pameran lainya baik kepda tigkat nasional yang biasanya dilakukan setiap Tahun di Jakrta yang dilaksanakan terakhir pada tahun 2017. Pada kesempatan tersebut, Hiou simalungun ditampilkan dengan busana adat Simalungun.

Seperti halnya pengantin.91

3. Dengan menggunakan Hiou sebagai salah satu seragam Pegawai Negeri sipil (PNS)

Kegiatan ini dimulai sejak awal semester genap tahun 2009-2010. Hal ini dilakukan guna mengenalkan hiou kepada anak didik disekolah. Dalam pemakaian Hiou sebagai seragam PNS di Kabupaten Simalungun, Peraturan Daera yang mengenai hal tersebut belum ada tetapi mewajibkan PNS untuk memakai seragam. Penggunaan Hiou bagi PNS dilakukan setiap hari kamis, dan di hari-hari besar yang mewajibkan harus menggunakan seragam Hiou.

91 Hasil wawancara bersama Erikson Purba, salah satu penenun di Kecamatan Purba, pada tanggal 24 November 2019

Peraturan ini dibuat pada waktu kepeminpinan Zulkarnain Damanik sebagai Bupati di Kabupaten Simalungun, tapi sangat di sayangkan setelah bergantinya Bupati Simalungun yang di duduki oleh Jopinus Ramli Saragih penggunan Hiou sebagai seragam PNS di Kabupaten Simalungun ditiadakan sampai saat ini.

4. Dengan mengadakan Rest Area di Tiga Runggu Kec. Purba

Pembangunan rest area yang diberikan nama “Passarannan Na Bujur”

bertujuan untuk menampung dan memamerkan hasil kerajinan berupa Hiou, batik, seni ukir, kuliner, dan berbagai kerajinan lainya kepada masyarakat luas. Dengan kehadiran rest area tersebut diharapkan masyarakat luas dapat lebih mengenal industri kerajinan serta budaya Simalungun lebih dalam lagi.

Pembangunan rest area ini dilakukan dan disahkan pada waktu kepeminpina Bupati Simalungun Jopinus Ramli Saragih (JR saragih), yang didampingi Sekda Gideon Purba dan Kadis Perindag Harmedin Saragih. Dimana keberadaan rest area tersebut diharapkan menjadi salah satu sentra promosi dan pemasaran produk industri kecil menengah (IKM) daerah untuk diharpkan mampu mendukung arus kunjungan wisatawan ke Kabupaten Simalun dan meningkatkan perekonomian pelaku usaha kecil dan menengah. Rest Area ini beroperasi sejak 10 Agustus 2018 dan memasukan tenaga honorer untuk pekerja pengrajin Hiou, Batik, Seni Ukir dan lain-lain. Dan pada tanggal 3 Juli 2019 sangat disayangkan pekerja pengrajin yang ada di rest area tersebut dirumahkan dikarenakan defisitnya anggaran Kabupaten Simalungun.

Sehingga pemerintah Simalungun tidak mampu menggaji pekerja honorer yang ada di rest area tersebut.92

Empat hal tersebutlah Upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Simalungun guna melestarikan Budaya Simalungun mengenai Hiou Batak Simalungun.

92 Hasil wawancara bersama Halason Sidabutar, yang menjabat sebagai bendahara Rest Area di Tiga Runggu Kec. Purba, pada tanggal 27 Sebtember 2019

BAB V