• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PERANAN PENANAMAN MODAL DALAM

D. Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan d

Salah satu gambaran prestasi perekonomian suatu daerah yaitu pertumbuhan ekonomi. Pada dasarnya pertumbuhan ekonomi kabupaten Simeulue terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Akan tetapi, pertumbuhan

perkonomian kabupaten Simeulue rata-rata hanya 1,67 persen dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2004. Perkembangan perkembangan perekonomian kabupaten untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 7

Pertumbuhan PDRB Kabupaten Simeulue Tahun 2000-2004 ADHK 2000 (Rp000.000) No Tahun PDRB (Rp.000.000,-) Y Pertumbuhan (%) 1 2000 154.311,74 2 2001 156.451,52 2.139,78 1,39 3 2002 158.725,97 2.274,45 1,45 4 2003 161.634,49 2.908,52 1,83 5 2004 164.879,33 3.244,84 2,01 Pertumbuhan rata-rata (%) 1,67

Sumber : BPS Kabupaten Simeulue.

Berdasarkan harga konstan 2000, selama kurun waktu 2000-2004 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simeulue dari tahun ke tahun semakin meningkat. Seluruh sektor ekonomi mengalami pertumbuhan yang positif dengan level yang berbeda-beda. Pada Tabel di atas Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Simeulue berdasarkan harga konstan tahun 2000 menurut lapangan usaha mengalami fluktuasi. Pada tahun 2000 sebesar Rp.154,31 milyar, pada tahun 2001 meningkat menjadi Rp.156,45 milyar, tahun 2002 meningkat menjadi Rp 158,73 milyar, tahun 2003 meningkat menjadi Rp 161,63 milyar, tahun 2004 meningkat menjadi Rp 164,88 milyar. Selama kurun waktu 2000 sampai dengan 2004 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simeulue mengalami peningkatan rata- rata 1,67 persen per tahun.

Sedangkan pertumbuhan rata-rata persektor setiap tahunnya dapat dilihat sebagai berikut :

Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di

Tabel 8

Pertumbuhan Rata-rata PDRB Per Sektor Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Rp Milyar)

Kabupaten Simeulue 2000 – 2004 No Lapangan Usaha Tahun Pertumbuhan 2000 2001 2002 2003 2004 Rata-rata 1 Pertanian 87,50 88,63 89,78 91,15 92,47 1,29 1,30 1,53 1,45 1,39 2 Pertambanga n 1,52 1,54 1,58 1,62 1,67 & Penggalian 1,31 2,46 2,63 2,56 2,24 3 Industri Pengolahan 3,32 3,37 3,41 3,51 3,60 1,48 1,27 2,85 2,77 2,09 4 Listrik, gas 0,29 0,29 0,29 0,30 0,31 & Air bersih 1,10 1,06 3,55 3,43 2,29 5 Bangunan 10,40 10,46 10,56 10,79 11,21 0,58 1,03 2,09 3,90 1,90 6 Perdagangan, 26,65 26,94 27,36 27,84 28,52 Hotel & Restoran 1,09 1,57 1,76 2,45 1,72 7 Pengangkutan dan 8,71 8,84 9,14 9,56 9,98 Komunikasi 1,51 3,39 4,58 4,36 3,46 8 Keuangan, Persewaan 2,31 2,57 2,58 2,61 2,62 & Jasa Perush. 11,10 0,46 1,00 0,54 3,28 9 Jasa-jasa 13,62 13,82 14,02 14,26 14,50 1,46 1,42 1,73 1,70 1,58 Jumlah 154,31 156,45 158,73 161,63 164,88

Pertumbuhan per tahun 1,39 1,45 1,83 2,01 1,67 Sumber: BPS Kabupaten Simeulue

Pada tabel di atas, sektor ekonomi yang mengalami peningkatan paling tinggi selama tahun 2000 sampai tahun 2004 adalah sektor Pengangkutan dan Komunikasi yaitu sebesar 3,46 persen dari Rp 8,71 milyar pada tahun 2000 menjadi Rp 9,98 milyar pada tahun 2004, kemudian sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pertumbuhannya cukup besar yaitu sebesar 3,28 persen.

Sektor yang pertumbuhannya terendah selama periode tersebut adalah sektor Pertanian, hanya sebesar 1,39 persen.

Berdasarkan kontribusi terhadap PDRB daerah jika ditinjau dari sektor- setor tersebut dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 9

Kontribusi Rata-rata per Sektor per Tahun Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Rp Milyar)

Kabupaten Simeulue 2000 – 2004 No Lapangan Usaha Tahun Kontribusi 2000 2001 2002 2003 2004 Rata-rata/ th 1 Pertanian 87,50 88,63 89,78 91,15 92,47 56,70 56,65 56,56 56,39 56,08 56,48 2 Pertambangan 1,52 1,54 1,58 1,62 1,67 & Penggalian 0,99 1,00 1,03 1,05 1,08 1,03 3 Industri Pengolahan 3,32 3,37 3,41 3,51 3,60 2,15 2,18 2,21 2,27 2,33 2,23 4 Listrik, gas 0,29 0,29 0,29 0,30 0,31 & Air bersih 0,19 0,19 0,19 0,20 0,20 0,19 5 Bangunan 10,40 10,46 10,56 10,79 11,21 6,74 6,78 6,85 6,99 7,26 6,92 6 Perdagangan, 26,65 26,94 27,36 27,84 28,52 Hotel & Restoran 17,27 17,46 17,73 18,04 18,48 17,80 7 Pengangkutan dan 8,71 8,84 9,14 9,56 9,98 Komunikasi 5,64 5,73 5,92 6,20 6,47 5,99 8 Keuangan, Persewaan 2,31 2,57 2,58 2,61 2,62

& Jasa Perush. 2 1,66 1,67 1,69 1,70 1,64 9 Jasa-jasa 13,62 13,82 14,02 14,26 14,50

8,83 8,96 9,08 9,24 9,40 9,10

Jumlah 154,31 156,45 158,73 161,63 164,88 Pertumbuhan per tahun 1,39 1,45 1,83 2,01 1,67 Sumber: BPS Kabupaten Simeulue

Berdasarkan tabel di atas sektor yang masih mendominasi perekonomian Kabupaten Simeulue adalah sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 56,08 persen pada tahun 2000-2004 dari total penerimaan PDRB, pada tahun 2000

Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di

sebesar Rp 87,50 milyar naik menjadi Rp 92,47 milyar tahun 2004 atau mengalami pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 1,39 persen, kemudian diikuti sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dengan kontribusi sebesar 17,30 persen dan laju pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 1,72 persen serta diikuti sektor jasa-jasa dengan kontribusi sebesar 9,10 persen dengan tingkat pertumbuhan rata- rata sebesar 1,58 persen. Sedangkan sektor bangunan kontribusinya sebesar 6,92 persen dengan tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 1,90 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi kontribusinya sebesar 5,99 persen dengan pertumbuhan rata-rata per tahunnya sebesar 3,46 persen.

Dari kondisi di atas, maka kabupaten Simeulue memiliki tingkat pertumbuhan perekonomian yang masih tergolong rendah dibandingkan dengan daerah-daerah lain, meskipun labih tinggi dari pertumbuhan ekonomi tingkat provinsi. Dengan pertumbuhan ekonomi sebagaimana tergambar di atas, tidaklah mudah bagi pemerintah daerah untuk dapat segera meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah Simeulue tersebut.

Akan tetapi , pendapatan per kapita daerah ini pada dasarnya lebih sedikit meningkat daripada tingkat pendapatan perkapita provinsi. Selama kurun waktu 2001 sampai dengan 2003 pendapatan per kapita (PDRB per kapita) maupun pendapatan regional per kapita Simeulue atas dasar harga berlaku menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi. Namun demikian, PDRB per kapita dan pendapatan regional per kapita Simeulue tahun 2004 dan 2005 mengalami penurunan. Pada tahun 2006 PDRB kabupaten Simeulue kembali meningkat sebesar 3,59 juta rupiah. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2005 yang hanya 3,37 juta rupiah atau meningkat sebesar 6,73 persen. Pendapatan

regional per kapita Simeulue tahun 2006 juga mengalami pertumbuhan positif, yakni 6,42 persen atau senilai 3,40 juta rupiah, lebih tinggi dibandingkan tahun 2005 yang mencapai angka 3,19 juta rupiah115

Di sisi lain, belenggu kemiskina tersebut masih menjerat lebih separuh penduduk kabupaten Simeulue. Merujuk garis kmiskinan yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik yakni 175 rubu rupiah per orang perbulan, seharusnya dengan pendapatan 3,40 juta rupiah atau setara dengan 283 ribu rupiah, dapat dikatakan bahwa tidak ada lagi penduduk miskin di Simeulue. Namun demikian, ironisnya hasil kegiatan pendapatan sosial ekonomi (PSE) 2006 menunjukkan persentase rumah tangga miskin di Simeulue mencapai 73,35 persen

.

Meskipun pertumbuhan ekonomi cenderung meningkat setiap tahun dengan pertumbuhan rata-rata 1.67 persen atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi provinsi 1,5 persen, serta dengan pendapatan per kapita yang lebih tinggi dari pendapatan per kapita provinsi, Simeulue tetap tercatat sebagai salah satu wilayah dengan jumlah penduduk miskin cukup banyak. Hingga pertengahan tahun 2003, penduduk miskin dan sangat miskin lebih dari 46.000 orang atau sekitar 71 persen dari jumlah penduduk.

116

Berdasarkan gambaran di atas, penanaman modal di Simeulue belum memegang peranannya dalam pembangunan sektor perekonomian kabupaten . Dengan kata lain, distribusi pendapatan daerah di Simeulue masih belum dapat dinikmati secara merata oleh penduduk Simeulue. Faktor lain yang mempengaruhi rendahnya tingkat daya beli masyarakat adalah tingginya biaya hidup di daerah ini dibandingkan dengan daerah lain di provinsi NAD.

115

PDRB Kabupaten Simeulue tahun 2001-2005. 116

Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di

Simeulue. Kegiatan perekonomian masih didominasi oleh kegiatan usaha lokal, sehingga masih banyak potensi-potensi perekonomian yang masih belum digali untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi daerah. Hal ini disebabkan oleh belum adanya kegiatan usaha yang dapat menggali semua potensi perekonomian daerah, dimana daerah mempunyai keterbatasan kemampuan untuk menggerakkannya. Oleh karena itu, untuk menjadikan kabupaten ini lebih menjanjikan dari sisi ekonomi, jalan utamanya adalah mengundang pemodal.

Sementara itu pertumbuhan penduduk kabupaten Simeulue terus meningkat setiap tahunnya. Pertumbuhan penduduk kabupaten Simeulue rata-rata setiap tahun mencapai 2,14 persen. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan perekonomian kabupaten Simeulue yang hanya 1,67 persen setiap tahun, maka pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Simeulue menunjukan lebih rendah daripada pertumbuhan penduduk.

Namun demikian Pemerintah Kabupaten Simeulue telah menetapkan untuk terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2006-2010 adalah 4 persen. Untuk mencapai pertumbuhan perkonomian sebagaimana yang telah ditargetkan tersebut tentunya membutuhkan tambahan modal yang tidak sedikit. Sementara kita ketahui bahwa investasi yang berasal dari pemerintah hanya 60,07 miliar. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus membuat kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan investasi di daerah selain yang bersumber dari pemerintah daerah. Untuk mengetahui kebutuhan investasi yang diperlukan Kabupaten Simeulue untuk mempertahankan petumbuhan ekonomi sebesar 1,67 persen dan untuk mencapai pertumbuhan 4 persen tahun 2007-2010 dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 10

Proyeksi Pertumbuhan PDRB dengan Tingkat Pertumbuhan 1,67 persen tahun 2007-2010

Tahun Proyeksi PDRB (Rupiah) 2007 173.278,97 2008 176.172,89 2009 179.115,14 2010 182.106,52

Sumber : Bardansyah Ali

Pada Tabel 10 dapat diketahui besarnya hasil proyeksi PDRB Kabupaten Simeulue pada tahun 2007 sebesar Rp. 173,28 milyar, tahun 2008 sebesar Rp. 176,17 milyar, tahun 2009 sebesar Rp. 179,12 milyar dan, tahun 2010 sebesar Rp. 182,11 milyar.

Tabel 11

Proyeksi Pertumbuhan PDRB dengan Tingkat Pertumbuhan 4 persen tahun 2007-2010

Tahun Proyeksi PDRB (Rupiah) 2007 185.466,82 2008 192.885,50 2009 200.600,92 2010 208.624,95 Sumber : Bardansyah Ali

Pada Tabel 11 dapat diketahui besarnya hasil proyeksi PDRB Kabupaten Simeulue pada tahun 2007 sebesar Rp. 185,47 milyar, tahun 2008 sebesar Rp. 192,88 milyar, tahun 2009 sebesar Rp. 200,60 milyar dan, tahun 2010 sebesar Rp. 208,62 milyar.

Melihat kenyataan di atas, maka untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi pada tingkat 1,67 persen memerlukan tambahan modal yang cukup banyak. Dengan demikian jelas bahwa tanpa adanya upaya yang untuk memberdayakan kegiatan usaha dan penanaman modal di daerah, tidak mudah bagi pemerintah daerah untuk mencapai pertumbuhan perekonomi pada tingkat 4 persen setiap tahunnya. Berkembangnya kegiatan usaha dan penanaman modal di daerah diharapkan akan mampu mencukupi kebutuhan investasi yang bersumber dari pihak swasta.

Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di

Dokumen terkait