• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Simeulue)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Simeulue)"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di

PERANAN PENANAMAN MODAL DALAM

PEMBANGUNAN DI DAERAH KABUPATEN SIMEULUE

(Studi : Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(BAPPEDA) Kabupaten Simeulue)

SKRIPSI

OLEH :

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008

SUL IKHWAN

NIM : 030200079

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kahadirat Allah subhahanhuwata’ala atas segala rahmat, bimbingan dan petunjukNya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulisan skripsi ini dengan judul “Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Simeulue” dapat dirampungkan sebagaimana adanya.

Diakui bahwa dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan, petunjuk dan arahan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis menghaturkan ucapan terima kasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu., SH., MH selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis selama menjadi mahasiswa di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, SH., MH., selaku Ketua Departemen Hukum Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang juga sekaligus menjadi Dosen Pembimbing I penulis, yang telah banyak memberikan perhatian, motivasi serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Dr. Mahmul Siregar, SH., M., Hum., selaku Dosen Pembimbing II

(3)

Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di

4. Ibu Dr. Sunarmi, SH., M. Hum., selaku sekretaris Departemen Hukum Ekonomi yang telah banyak memberikan kemudahan bagi penulis dalam menjalankan skripsi ini.

5. Kepada Bapak / Ibu dosen Fakultas Huku m yang telah meluangkan waktunya untuk menyumbangkan berbagai ilmu yang dimiliki kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Fakultas Hukum.

6. Kepada Bapak Drs. Kusmayadi, selaku Kepala BAPPEDA Kabupaten Simeulue yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan riset dalam mendukung penyelesaian sskripsi ini.

7. Kepada Bapak Muliyadinsyah, SE., MM., selaku Wakil Kepala BAPPEDA Kabupaten Simeulue yang telah memberikan kemudahan dan bimbingan kepada penulis.

8. Kepada seluruh teman-teman saya stambuk ’03 yang telah bersedia meluangkan waktunya bersama dengan penulis dan telah memberikan banyak motivasi kepada penulis selama menjalani kuliah.

(4)

mendoakan penulis sejak masih kecil hingga pada saat ini, yang telah melakukan banyak pengorbanan baik materil maupun moril sehingga penulis bisa

menyelesaikan studi pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, dan juga kepada kakak saya satu-satunya Siti Rostija dan keluarga semoga kita selalu diridhoi Allah SWT. Selain itu kepada keluarga besar penulis, terutama kepada kakanda saya Isal Amri, SE, MM dan K’ Ija yang telah banyak memberikan dorongan, semangat serta motivasi kepada penulis sejak masih sekolah di SLTA hingga penulis dapat menyelesaikan studi di FH USU, terima kasih atas segala bantuan dan kebaikkannya selama ini. Kepada dawudo (pakcik) Mustaruddin dan etek (bunda) Marni, kepada abangda Iban dan keluarga, K’ Icut dan juga kepada adinda Umi Kalnatada dan Nada, terima kasih atas bantuan dan kekompakan kita selama ini. Kemudian kepada keluarga besar di Nancawa, kakak, abang, serta keponakan penulis yang telah juga memberikan banyak dukungan dan perhatian kepada penulis selama menyelesaiakan kuliah.

Khusus kepada seseorang yang telah bersedia meluangkan waktunya dalam membantu penulis, dengan segala pengorbanannya, serta selalu memberikan motivasi, perhatian, serta dukungannya kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini yaitu adinda saya tercinta Rosmirawati (Rosy). Terima kasih atas segala-galanya.

Medan, Juni 2008

(5)

Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di

DAFTAR ISI

LEMBARAN PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

SAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 12

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 12

D. Keaslian Penulisan ... 13

E. Tinjauan Pustaka ... 14

F. Metode Penelitian ... 17

G. Sistematika Penulisan ... 19

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENANAMAN MODAL DI INDONESIA ... 21

A. Pembagian dan Sistim Penanaman Modal ... 21

B. Tujuan dan Manfaat Penanaman Modal ... 26

C. Bentuk-bentuk Perjanjian Penanaman Modal ... 32

D. Bidang Usaha Penanaman Modal ... 45

E. Tata Cara Penanaman Modal ... 49

(6)

BAB III TINJAUAN ATAS MASALAH PEMBANGUNAN DAN

PENANAMAN MODAL DI DAERAH ………61

A. Penanaman Modal dan Pembangunan di Daerah ... 61

B. Pihak-pihak Yang Terkait Dalam Pembangunan di Daerah. ... 66

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembangunan di Daerah ... 74

D. Kewenangan Pemerintah Daerah Dalam Bidang Penanaman Modal ... 79

E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penanaman Modal di Daerah ... 85

BAB IV PERANAN PENANAMAN MODAL DALAM PEMBANGUNAN DI DAERAH KABUPATEN SIMEULUE………..93

A. Gambaran Umum Kabupaten Simeulue………...………..93

B. Penanaman Modal di Kabupaten Simeulue………...…….98

1. Upaya Pemerintah Kabupaten Simeulue Dalam Mendatangkan Investor……….….….…….99

2. Faktor-faktor Yang Mendukung Penanaman Modal di Kabupaten Simeulue………..………..102

3. Faktor-faktor Penghambat Penanaman Modal di Kabupaten Simeulue……….…………...….………...105

C. Pengaruh Penanaman Modal Terhadap Pembangunan di Kabupaten Simeulue……….……….………107

D. Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan di Bidang Perekonomian Kabupaten Simeulue………….………114

(7)

Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di

BAB V PENUTUP………....……....125

A. Kesimpulan……….……….…...…..125

B. Saran……….………127

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Jumlah Kecamatan di Kabupaten Simeulue ... 94 Tabel 2 : APBD dan PAD Kabupaten Simeulue 2001-2006 ... 109 Tabel 3 : Data Jumlah Investasi Swasta dan Pemerintah Di Kabupaten

Simeulue ... 110 Tabel 4 : Data Jumlah Investasi Riil Pemerintah Kabupaten Simeulue ... 111 Tabel 5 : Data Jumlah Investasi Swasta di Kabupaten Simeulue

2000-2004 ... 111 Tabel 6 : Perusahaan yang memiliki SIUP di Kabupaten Simeulue ... 112 Tabel 7 : Pertumbuhan PDRB Kabupaten Simeulue Tahun

2000-2004 ADHK 2000 ... 115 Tabel 8 : Pertumbuhan Rata-rata PDRB Per Sektor Atas Dasar

Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten Simeulue 2000–2004 ... 116 Tabel 9 : Kontribusi Rata-rata per Sektor per Tahun Atas Dasar Harga

Konstan Tahun 2000 Kabupaten Simeulue 2000 – 2004 ... 117 Tabel 10 : Proyeksi Pertumbuhan PDRB dengan Tingkat

Pertumbuhan 1,67 persen tahun 2007-2010... 121 Tabel 11 : Proyeksi Pertumbuhan PDRB dengan Tingkat

(9)

Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di

ABSTRAK Sul Ikhwan1)

Prof. Dr. Dismar NST, SH., MH.**) Dr. Mahmul Siregar, SH., M. Hum.**)

Kabupaten Simeulue merupakan daerah yang banyak membutuhkan dana untuk meningkatkan pembangunan dan pertumbuhan ekonominya. Berdasarkan kewenangan yang dimiliki oleh daerah, Kabupaten Simeulue telah melakukan upaya- upaya untuk memberdayakan peran penanaman modal di daerah. Penelitian ini mengangkat permasalahan sebagai berikut : Bagaimana kebijakan pemerintah daerah kabupaten Simeulue, bagaimana pengaruh penanaman modal dalam pembangunan di kabupaten Simeulue, apa pengaruh penanaman modal terhadap pertumbuhan perekonomian di kabupaten Simeulue; dan apa perlunya penanaman modal di kabupaten Simeulue.

Untuk menjawab permasalahan tersebut digunakan metode penelitian hukum normatif yang bersifat deskriptif, dengan cara melakukan penelaahan terhdap bahan-bahan penelitian yang bersumber dari data-data primer dan data skunder.

Pelaksanaan pembangunan di daerah kabupaten Simeulue berjalan sedikit lambat dari daerah-daerah lainnya. Kendala utama dalam pelaksanaan pembangunan di kabupaten Simeulue adalah masih rendahnya pendapatan yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan di daerah. Masih kurangnya penerimaan daerah disebabkan karena belum banyak berkembang kagiatan usaha atau penanaman modal di daerah itu.

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diketahui bahwa pemerintah daerah Kabupaten Simeulue telah berupaya untuk mendatangkan investor ke daerah dengan melakukan perbaikan infrastruktur jalan, perbaikan sarana transportasi, baik transportasi laut maupun transportasi udara, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta mendirikan Perusahaan Daerah Kabupaten Simeulue (PDKS) sebagai upaya untuk mendorong masuknya penanaman modal ke daerah. Ada beberapa faktor yang mendukung pelaksanaan penanaman modal di daerah yaitu potensi sumber daya alam, kemudahan yang diberikan kepada pihak penanam modal, jaminan keaman serta sikap masyarakat daerahnya yang tidak fanatik. Penghambat penanaman modal di daerah tersebut yaitu masalah infrasstruktur, masih rendahnya jaminan kepastian hukum, rendahnya kualitas sumber daya manusia dan kemampuan pemerintah daerah untuk memberdayakan investasi. Penanaman modal sangat brpengaruh terhadap pembangunan di daerah, dimana tidak adanya kegiatan penanaman modal menyebabkan rendahnya penerimaan daerah, sehingga pemabngunan berjalan lambat. Penanaman modal juga belum memegang peranan penting dalam mempercepat laju pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.

*Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara angkatan 2003

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selama lebih setengah abad berbagai kebijakan otonomi daerah telah dilahirkan sesuai dengan semangat zamannya. Mulai dari UU Nomor 1 Tahun 1945, UU Nomor 22 Tahun 1948, UU Nomor 1 Tahun 1957, UU Nomor 18 Tahun 1965, Penpres Nomor 6 Tahun 1969, UU Nomor 5 Tahun 1974, UU 22/1999, dan terakhir dengan UU Nomor 32 Tahun 2004. Selama masa itu pula terdapat perubahan dan pergeseran semangat otonomi daerah antara lain, otonomi daerah yang seluas-luasnya, otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab serta otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab2

Kebijakan otonomi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah merupakan kebijakan yang lahir dalam rangka menjawab dan memenuhi tuntutan reformasi akan demokratisasi hubungan Pusat dan daerah serta upaya pemberdayaan daerah. Otonomi daerah menurut UU Nomor 32 Tahun 2004 dipahami sebagai kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan

.

3

Jadi dapat dipahami di sini bahwa inti dari otonomi daerah adalah demokratisasi dan pemberdayaan. Otonomi daerah sebagai demokratisasi maksudnya adalah adanya kesetaraan hubungan antara pusat dan daerah, dimana

.

2

Edy Suandi Hamid, Memperkokoh Otonomi Otonomi Daerah : Kebijakan, Evaluasi

dan Saran, (Yogyakarta : UII Press, 2004), hal. 26.

3

(11)

Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di

daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan, kebutuhan dan aspirasi masyarakatnya. Aspirasi dan kepentingan daerah akan mendapatkan perhatian dalam setiap pengambilan kebijakan oleh pusat. Sedangkan otonomi daerah sebagai pemberdayaan daerah merupakan suatu proses pembelajaran dan penguatan bagi daerah untuk mampu mengatur, mengurus dan mengelola kepentingan dan aspirasi masyarakatnya sendiri. Dengan demikian daerah secara bertahap akan berupaya untuk mandiri dan melepaskan diri dari ketergantungan kepada pusat.

Pemberdayaan merupakan suatu konsep yang diadopsi dari kata “empowerment”. Menurut Webster dan Oxford English Dictionary4

Daerah dan masyarakat yang selama ini powerless mengalami hal-hal yang oleh Chambers

kata

empowerment atau empower mengandung dua pengertian yaitu : pertama to give

power or authority to, kedua to give ability or enable. Jadi dapat dipahami

pengertian pertama sebagai memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain. Sedangkan pada pengertian kedua dipahami sebagai upaya untuk memberikan kemampuan atau keberdayaan.

5

4

Priyono dan Pranarka, Oxford English Dictionary, (Jakarta : Salemba Empat, 1996,), hal. 56.

5

Mudrajad Kuncoro, Otonomi dan Pembangunan Daerah : Reformasi, Perencanaan,

strategi dan Peluang, (Jakarta : Erlangga, 2004), hal. 36.

(12)

komponen, yaitu pemerintah, masyarakat dan swasta. Tanpa melibatkan semua komponen yang ada di daerah maka mustahil upaya pemberdayaan ini akan dapat meningkatkan kapasitas dan barganing position daerah. Jika hanya melibatkan sebagian atau salah satu komponen saja maka akan terdapat ketimpangan yang dikhawatirkan mungkin akan memperbesar ketidak berdayaan daerah. Dengan demikian proses pembangunan di daerah pun tidak mungkin dapat dilaksanakan dengan baik, yang akan berakibat terhadap perekonomian di daerah tersebut.

Salah satu aspek yang perlu diberdayakan di daerah adalah penanaman modal (investasi) di daerah. Investasi yang dimaksud adalah investasi yang dilakukan oleh komponen pemerintah, masyarakat dan swasta. Investasi oleh pemerintah dapat dilihat dari segi investasi fisik dan investasi non fisik. Investasi fisik yang dilakukan oleh pemerintah daerah antara lain berupa pembangunan infrastruktur yang bertujuan menyediakan sarana dan prasarana bagi peningkatan pertumbuhan perekonomian serta peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Sedangkan investasi nonfisik adalah pengembangan kapasitas sumber daya manusia di daerah berupa penyediaan layanan kesehatan dan peningkatan gizi masyarakat, penyediaan kesempatan pendidikan bagi anak usia sekolah, serta jaminan sosial lainnya6

6

Ibid., hal. 36

.

(13)

Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di

Investasi dunia usaha di daerah sebenarnya diharapkan dapat memacu pertumbuhan perekonomian daerah sekaligus pemerataan pendapatan masyarakat. Dengan banyak investasi dunia usaha di daerah maka diharapkan semakin bertambahnya lapangan kerja yang dapat menampung angkatan kerja. Hal ini juga akan membawa dampak terhadap penurunan angka urbanisasi. Investasi dunia usaha di daerah selama ini lebih banyak didominasi oleh pengusaha kuat, sedangkan pengusaha lemah yang umumnya pengusaha lokal lebih banyak terpinggirkan. Kondisi ini disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya yaitu regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah, keterbatasan kapasitas pengusaha lokal, jaringan yang kuat dari nasional, dan sebagainya7

Peningkatan investasi daerah akan dapat terwujud jika di daerah terdapat potensi yang dapat “dijual” kepada para investor, baik itu berupa potensi sumber daya alam maupun potensi sumber daya manusia. Selanjutnya, hal yang sangat penting lagi adalah kemampuan daerah menjual potensi yang dimilikinya tersebut. Kemampuan daerah untuk menjual tersebut harus didukung oleh terciptanya iklim yang kondusif dan mendukung investasi di daerah, seperti adanya jaminan keamanan dan kepastian hukum bagi investasi di daerah. Pemerintah daerah

.

Sejalan dengan kewenangan daerah berdasarkan kebijakan otonomi daerah, maka pemerintah daerah juga berkewajiban untuk membina dan mengembangkan dunia usaha daerah sebagai pilar pertumbuhan perekonomian di daerah. Untuk itu langkah utama yang harus dilakukan adalah pemberdayaan investasi daerah. Pemberdayaan investasi daerah adalah suatu upaya harus dilakukan secara sistematis untuk mendorong peningkatan investasi di daerah.

7

(14)

hendaknya juga mampu melahirkan regulasi yang dapat memacu pertumbuhan perekonomian yang mampu merebut investor Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sekaligus memberdayakan investor lokal. Keberhasilan pemerintah daerah mengelola faktor-faktor tersebut akan dapat mendorong peningkatan daya saing daerah dalam merebut investor. Kemudian dalam rangka menghadapi era globalisasi dan pasar bebas, persaingan antar daerah dalam menjual potensinya dan merebut investor akan semakin terbuka tidak hanya terhadap investor nasional tetapi juga internasional. Kesiapan daerah terutama sumber daya manusia, pengelola dan infrastuktur yang tersedia akan sangat mendukung dalam merebut para investor untuk menanamkan modalnya di daerah.

Dalam upaya merebut para investor untuk menanamkan modalnya di daerah, maka pemerintah daerah hendaknya terlebih dahulu dapat menciptakan iklim investasi yang baik di daerah. Salah satu proses bagi terciptanya iklim investasi yang kondusif adalah dengan membangun komitmen pembagian peran dari pemerintah daerah dengan swasta dan masyarakat, yang diawali dengan upaya membangun persepsi yang sama dengan cara memetakan kebutuhan akselerasi pencapaian visi dan misi daerah8

Oleh karena itu, pemerintahan daerah memang harus memfasilitasi secara maksimal untuk memberikan kemudahan peningkatan investasi, termasuk di dalamnya penciptaan iklim yang kondusif bagi investasi dengan senantiasa mempertimbangkan kepentingan kesejahteraan masyarakat. Sementara itu, peranan swasta dan masyarakat menjadi pembuka kunci penggerak roda ekonomi

.

8

(15)

Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di

masyarakat. Sinergitas dan kolaborasi ini tidak hanya pada tataran implementasi, tetapi harus dimulai sejak tahap perencanaan pembangunan di daerah.

Rumusan di atas menekankan bahwa iklim investasi harus mendukung pembangunan masyarakat (community development) yang dapat diartikan sebagai berikut9

a. Pembangunan masyarakat merupakan suatu proses pembangunan yang berkesinambungan. Artinya kegiatan itu dilaksanakan secara terorganisir dan dilaksanakan tahap demi tahap dimulai dari tahap permulaan sampai pada tahap kegiatan tindak lanjut dan evaluasi (follow-up activity and

evaluation).

:

b. Pembangunan masyarakat bertujuan memperbaiki kondisi ekonomi, sosial, dan kebudayaan masyarakat untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik.

c. Pembangunan masyarakat memfokuskan kegiatannya melalui pemberdayaan potensi-potensi yang dimiliki masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka, sehingga prinsip to help the community to

help themselve dapat menjadi kenyataan.

d. Pembangunan masyarakat memberikan penekanan pada prinsip kemandirian. Artinya partisipasi aktif dalam bentuk aksi bersama (group

action) di dalam memecahkan masalah dan memenuhi

kebutuhan-kebutuhannya dilakukan berdasarkan potensi-potensi yang dimiliki masyarakat.

9

(16)

Dari berbagai pemahaman tentang pembangunan masyarakat (community

development) di atas, maka kerjasama antara pemerintah daerah dengan investor

dalam kerangka pembangunan masyarakat lebih diarahkan pada pembangunan masyarakat yang dapat menciptakan trickle down effect, daripada pembangunan masyarakat yang hanya bersifat charity. Sehingga, paling tidak ada tiga hal yang dapat dilakukan melalui kemitraan strategis antara pemerintah daerah dengan investor dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat yaitu10

a. Pembangunan masyarakat (community development) yang sesuai dengan harapan masyarakat serta dapat menimbulkan trickle down effect pada masyarakat sekitar.

:

b. Pengembangan ekonomi lokal (local economic development), yang merupakan suatu pola kemitraan dengan sektor swasta, untuk menciptakan pekerjaan baru dan merangsang kegiatan ekonomi daerah, dimana kegiatan investasi oleh swasta diperlukan untuk menopang peran pemerintah dalam penciptaan lapangan kerja.

c. Pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang berkelanjutan, selain dalam peningkatan ekonomi kerjasama antara pemerintah dengan investor juga lebih diarahkan kepada cara bagaimana mewujudkan lingkungan yang bermanfaat bagi tercapainya pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development).

Pada sisi lain, iklim investasi juga harus memberikan dukungan bagi Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL). Pengembangan ekonomi lokal pada hakekatnya merupakan proses yang mana pemerintah daerah dan/ atau kelompok

10

(17)

Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di

berbasis komunitas mengelola sumber daya yang ada dan masuk kepada penataan kemitraan dengan sektor swasta, atau di antara mereka sendiri, untuk menciptakan pekerjaan baru dan merangsang kegiatan ekonomi wilayah.

Ciri utama pengembangan ekonomi lokal adalah pada titik beratnya pada kebijakan pelaksanaannya menggunakan potensi sumber daya manusia, institutional dan fisik setempat. Orientasi ini mengarahkan kepada fokus dalam proses pembangunan untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang pertumbuhan kegiatan ekonomi. Mengembangkan ekonomi lokal berarti bekerja secara langsung membangun daya saing ekonomi (economic competitiveness) suatu daerah untuk meningkatkan ekonominya. Prioritas ekonomi lokal pada peningkatan daya saing ini adalah krusial, mengingat keberhasilan kelangsungan hidup komunitas ditentukan oleh kemampuannya beradaptasi terhadap perubahan yang cepat dan meningkatnya kompetisi pasar11

Apapun bentuk kebijakan yang diambil, pengembangan ekonomi lokal dipersyaratkan mempunyai satu tujuan, yaitu meningkatkan jumlah dan variasi peluang kerja tersedia untuk penduduk setempat. Dalam mencapai hal itu, pemerintah daerah dan pihak swasta sebagai pemilik modal dituntut untuk mengambil inisiatif dan bukan hanya berperan pasif saja. Setiap kebijakan dan keputusan publik dan sektor usaha, serta keputusan dan tindakan masyarakat, harus memperhatikan ekonomi masyarakat lokal, atau sinkron dan mendukung kebijakan pengembangan ekonomi daerah yang telah disepakati bersama

.

12

Dari uraian di atas, jelas bahwa pembangunan daerah dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak hanya menjadi tanggung jawab

.

11

Edy Suandi Hamid, Op.cit., hal. 28 12

(18)

pemerintah sendiri melainkan tanggung jawab bersama, untuk secara bersatu padu, bekerjasama atas dasar kemitrasejajaran baik antara pemerintah daerah dengan investor, pemerintah daerah dengan masyarakat, maupun antar masyarakat dengan investor. Dengan demikian pembangunan di daerah dapat dengan mudah berkembang terutama di sektor perekonomian daerah.

Kabupaten Simeulue merupakan suatu daerah yang baru berkembang. Oleh karena itu, daerah tersebut memerlukan energi yang tidak sedikit sebagai kekuatan dalam upaya melancarkan proses pembangunan dalam berbagai sektor. Pemerintah daerah harus melakukan berbagai upaya dalam usaha untuk mencapai tujuan pembangunan daerah secara menyeluruh. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan kompetensi daerah sebagai daerah otonom dalam membuat setiap kebijakan pembangunan di daerah. Kewenangan pemerintah daerah yang diberikan oleh pusat harus dimanfaatkan seoptimal mungkin, khususnya dalam bidang pemberdayaan penanaman modal di daerah. Hal ini sesuai dengan amanat dari Peraturan Pemerintan Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Pemerintah Dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom.

(19)

Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di

modal dalam upaya menarik para investor untuk menanamkan modalnya di daerah. Sehingga dengan tercapainya tujuan tersebut akan mempercepat proses pembangunan di daerah dalam berbagai bidang yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di daerah.

Program pembangunan Kabupaten Simeulue dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM) Kabupaten Simeulue. Dalam rangka merealisasikan program pembangunan ekonomi di Kabupaten Simeulue tentunya diperlukan tambahan modal (investasi) yang cukup untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang telah ditargetkan. Investasi ini berdasarkan sumbernya berasal dari investasi pemerintah dan swasta. Investasi pemerintah tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan dari penerimaan lainnya. Investasi ini banyak digunakan untuk membangun sarana dan prasarana umum. Sedangkan investasi swasta langsung digunakan pada kegiatan ekonomi produktif13

Pertumbuhan ekonomi kabupaten Simeulue telah ditargetkan dalam RPJMD kabupetan Simeulue yaitu 4% pada tahun 2006 hingga 2010

.

14

13

Rencana Pembanguan Daerah Kabupaten Simeulue Tahun 2002-2006 14

Rencana Pembanguan Daerah Kabupaten Simeulue Tahun 2007-2011

(20)

peningkatan penanaman modal sangat berpengaruh dalam mencapai target yang sudah ditentukan oleh pemerintah daerah kabupaten Simeulue.

Selain itu, kita ketahui bahwa pembangunan ekonomi adalah suatu proses di mana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya-sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta15

Dari berbagai uraian di atas, maka yang perlu dipertanyakan adalah apakah di setiap daerah telah memanfaatkan kewenangannya khususnya dalam bidang penanaman modal?. Kabupaten Simeulue merupakan daerah yang sedang berkembang dan melakukan kegiatan pembangunan dalam berbagai sektor. Dalam pelaksanaan pembangunan di kabupaten Simeulue tentunya sulit untuk merealisasikannya jika hanya mengaharapkan pembiayaan dari PAD atau APBD saja, akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut harus ada tunjangan pembiayaan dari sumber lain yaitu penanaman modal. Oleh karena itu, peranan penanaman modal sangat mempengaruhi kelancaran pembangunan di daerah Kabupaten

. Pola kemitraan tersebut diharapkan dapat menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut.

Pemberdayaan penanaman modal sebagai wujud kemitraan pemerintah dengan sektor swasta di daerah baik PMA maupun PMDN menjadi sesuatu yang urgen untuk diperhatikan oleh pemerintah daerah. Dengan adanya perhatian yang serius dari pemerintah daerah, diharapkan dapat mengundang datangnya investor baik investor asing maupun dari dalam negeri. Masuknya penanaman modal asing atau dalam negeri sangat berpengaruh dalam proses pembangunan di daerah.

15

(21)

Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di

Simeulue. Akan tetapi apakah penanaman modal di daerah kabupaten Simeulue betul-betul berperan dalam proses pembangunan yang sedang dilakukan.

Latar belakang di atas menjadi alasan bagi penulis untuk mengangkat permasalahan yang berkaitan dengan penanaman modal di daerah yaitu “Peranan Penanaman Modal dalam Pembangunan di Daerah Kabupaten Simeulue”.

B. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah : 1. Bagaimana kebijakan pemerintah daerah kabupaten Simeulue dalam upaya

mendatangkan investor;

2. Bagaimana pengaruh penanaman modal dalam pembangunan di kabupaten Simeulue;

3. Apa pengaruh penanaman modal terhadap pertumbuhan perekonomian di kabupaten Simeulue; dan

4. Apa perlunya penanaman modal di kabupaten Simeulue.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui secara langsung perkembangan penanaman modal di daerah Kabupaten Simeulue;

(22)

c. Untuk mengetahui pengaruh penanaman modal terhadap pembangunan di daerah Kabupaten Simeulue;

d. Untuk mengetahui pengaruh penanaman modal terhadap perkembangan perekonomian di daerah Kabupaten Simeulue.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi setiap pembacanya terutama bagi kalangan akademis, dalam memahami dan mendalami berbagai permasalahan hukum di bidang penanaman modal. Selain itu penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

b. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan masukan dan informasi kepada pemrintah daerah mengenai peranan penting penanaman modal dalam meningkatkan pembangunan di daerah dan diharapkan pemerintah daerah serta semua stakeholders yang ada di daerah dapat menyadari betapa pentingnya kerja sama berbagai pihak di daerah untuk mencapai tujuan pembangunan di daerah. Dan pada akhirnya penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam membuat setiap kebijakan di daerah terutama mengenai penanaman modal di daerah.

D. Keaslian Penulisan

(23)

Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di

judul skripsi di Fakultas Hukum tertanggal 29 November 2007 yang menyatakan bahwa judul skripsi ini belum pernah dibahas oleh mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Penulis menyusun skripsi ini dengan berbagai referensi yang penulias dapatkan baik dari buku-buku, media cetak dan elektronik, maupun bantuan dari berbagai pihak. Dengan demikian keaslian penulisan skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam berbagai kepustakaan hukum ekonomi atau hukum bisnis, terminologi penanaman modal dapat berarti inve stor lokal (domestict investor), investor asing (foreign direct investor, FDI) dan penanaman modal yang dilakukan secara tidak langsung oleh pihak asing (foreign indirect investor, FII). Untuk yang terakhir ini dikenal dengan istilah penanaman modal dalam bentuk portofolio yakni pembelian efek lewat Lembaga Pasar Modal (Capital Market)16. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan makna antara penanaman modal dengan investasi dapat kita lihat dalam berbagai pengertian investasi di antaranya17

Dalam ensiklopedia ekonomi keuangan perdagangan, dijelaskan istilah investasi, penanaman modal digunakan untuk “Penggunaan atau pemakaian sumber-sumber ekonomi untuk produksi barang produsen atau barang-barang konsumen. Dalam arti yang semata-mata bercorak keuangan, investment mungkin berarti penempatan dana-dana kapital dalam suatu perusahaan dalam

:

16

Sentosa Sembiring, Hukum Investasi, (Bandung : Nuansa Aulia, 2007), hal. 55. 17

(24)

jangka waktu yang relatif panjang, supaya memperoleh suatu hasil yang teratur dengan maksimum keamanan18

Dalam kamus hukum ekonomi digunakan termonologi investment, penanaman modal. Investasi berarti penanaman modal yang biasanya dilakukan untuk jangka panjang misalnya berupa pengadaan aktiva tetap perusahaan atau membeli sekuritas dengan maksud untuk memperoleh keuntungan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan investasi berarti pertama, penanaman uang atau modal di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan, dan kedua, jumlah uang atau modal yang ditanam

”.

19

Modal (capital) adalah uang yang dipakai untuk investasi .

Dengan demikian, dari berbagai pengertian investasi seperti yang dikutip di atas, tampak bahwa tidak ada perbedaan yang prinsipil antara investasi dengan penanaman modal. Makna dari investasi atau penanaman modal adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau badan hukum, menyisihkan sebagian pendapatannya agar dapat digunakan untuk melakukan suatu usaha dengan harapan pada suatu waktu tertentu akan mendapatkan hasil (keuntungan).

20

. Modal dapat juga diartikan sebagai uang atau benda yang ditanamkan dalam suatu usaha yang produktif dan selanjutnya merupakan peranan penting ketikan bank mengadakan analisis kredit terhadap nasabahnya21

Kunarjo, Glusorium Ekonomi Keuangan dan Pembayaran-pembayaran, (Jakarta : UII Press, 2003), hal . 205

21

Aliminsyah & Padji, Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan, (Bandung : PT. Citra Adithya Bhakti, 2002), hal . 427.

(25)

Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di

yang bukan uang yang dimiliki oleh penanam modal yang mempunyai nilai ekonomis”. Selanjutnya, yang dimaksud dengan penanaman modal ialah sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 1 poin (1) UU PM bahwa : “Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia”.

Sedangkan istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah lain dan bahkan suatu negara dengan negara lain. Namun demikian, penting bagi kita untuk dapat memiliki definisi yang sama dalam mengartikan pembangunan. Secara trdisional pembangunan memiliki arti peningkatan secara terus menerus pada Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto suatu negara. Sedangkan untuk daerah, makna penmbangunan secara tradisional difokuskan pada peningkatan Prodak Domestik Regional Bruto suatu provinsi, kabupaten atau kota22

“Pembangunan daerah merupakan pembangunan yang segala sesuatunya dipersiapkan dan dilaksanakan oleh daerah, mulai dari perencanaan, pembiayaan, pelaksanaan sampai dengan pertanggungjawabannya. Dalam kaitan ini daerah memiliki hak otonom”.

.

Badrul Munir dalam bukunya yang berjudul “Perencanaan Pembangunan Daerah dalam Perspektif Otonomi Daerah” menyebutkan pengertian pembangunan daerah, yaitu :

23

Makna daerah dapat kita lihat dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Dalam Pasal 1 Poin (6) disebutkan bahwa: “Daerah otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum

22

Mudrajad Kuncoro, Opcit. hal : 54 23

(26)

yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

F. Metode Penelitian

Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penyelesaian skripsi ini, maka penulis menggunakan metode penelitian :

1. Jenis Penelitian

Penulisan skripsi ini menggunakan jenis penelitian hukum normatif yang bersifat deskriptif. Penelitian ini adalah penelitian dengan cara mengolah dan menggunakan data-data skunder yang bersifat deskriptif. Penelitian ini kadangkala dilakukan dengan melakukan survey langsung ke lapangan atau melakukan riset langsung untuk mendapatkan informasi yang mendukung dan sesuai dengan masalah yang diteliti.

2. Sumber Data

Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan melalui wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dan memenuhi karateristik untuk mendapatkan gambaran mengenai masalah yang diteliti.

Data Skunder, yaitu data-data yang diperoleh dari buku-buku, media cetak dan media elektronik, termasuk peraturan perundang-undangan.

3. Teknik Pengumpulan Data

(27)

Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di

data skunder. Adapun data skunder yang digunakan ialah data-data yang bersumber dari buku-buku, media cetak dan media elektronik serta peraturan perundang-undangan yang terkait. Dalam pengumpulan data melalui studi kepustakaan dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu :

a. Melakukan inventarisasi hukum positif dan bahan-bahan hukum lainnya yang sesuai dengan masalah yang diteliti;

b. Melakukan penelusuran kepustakaan melalui pustaka, artikel-artikel, media cetak dan media elektronik, dokumen-dokumen pemerintah dan peraturan perundang-undangan yang terkait;

c. Mengelompokan data yang relevan dengan masalah yang sedang dibahas; dan

d. Menganalisa data-data yang sesuai tersebut untuk menyelesaikan masalah yang menjadi objek penelitian.

Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu suatu pengumpulan data dengan cara terjun langsung ke lapangan guna memperoleh data-data yang diperlukan atau data primer. Penelitian ini dapat dilekukan melalui wawancara langsung dengan pihak pihak-pihak yang berkompeten untuk dapat menjawab permasalahan yang sedang diteliti.

4. Analisis Data

(28)

sehingga diperoleh kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan.

G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini disajikan dalam lima bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujauan dan manfaat penelitian, keaslian penulisan, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENANAMAN MODAL DI INDONESIA. Dalam bab ini diuraikan mengenai gambaran umum penanaman modal di Indonesia yang terdiri atas : pembagian dan sistim penanaman modal, tujuan dan manfaat penanaman modal, bentuk-bentuk kerja sama penanaman modal, bidang usaha penanaman modal, tata cara penanaman modal serta yang menjadi kendala-kendala dalam penanaman modal.

BAB III TINJAUAN ATAS MASALAH PEMBANGUNAN DAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH. Bab ini menguraikan tentang masalah penanaman modal dan kaitannya dengan pembangunan di daerah, yang meliputi : penanaman modal dan pembangunan di daerah, pihak-pihak yang terkait dalam pembangunan di daerah, faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan di daerah, kewenangan pemerintah daerah dalam bidang penanaman modal, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penanaman modal di daerah.

(29)

Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di

diuraikan tentang hasil dari penelitian yang meliputi : gambaran umum kabupaten Simeulue, penanaman modal di kabupaten Simeulue, pengaruh penanaman modal terhadap pembangunan di kabupaten Simeulue, peranan penanaman modal dalam pembangunan di bidang perekonomian kabupaten Simeulue, dan perlunya penanaman modal di kabupaten Simeulue.

(30)

BAB II

TINJAUAN UMUM

TENTANG PENANAMAN MODAL DI INDONESIA

A. Pembagian dan Sistim Penanaman Modal

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dinyatakan bahwa “Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia”24. Pengertian lain tentang penanaman modal diberikan oleh Organization European

Economic Co-operation (OEEC)25

Adanya berbagai pengertian mengenai penanaman modal diharapkan dapat membuka wawasan pemikiran kita, bahwa pengertian penanaman modal bukan hanya sebagaimana yang terdapat pada rumusan undang-undang penanaman modal saja, akan tetapi lebih luas dari itu, sehingga pemahaman kita terhadap modal serta implikasinya dapat lebih tepat.

, yaitu “direct investment, is mean acquisition

of sufficient interest in an undertaking to insure its controle by the investor”.

Bahwa penanaman modal diberi keleluasaan pengusahaan dan penyelenggaraan pimpinan dalam perusahaan di mana modalnya ditanam, dalam arti bahwa penanaman modal mempunyai penguasaan atas modal. Akan tetapi pengertian ini terlalu menitik beratkan pada penguasaan perusahaan. Sedangkan Andean Pact pada pokoknya menekankan pada pengertian penanaman modal asing yang dilakukan para penanam modal asing secara perorangan .

24

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Pasal 1 ayat (1) 25

(31)

Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di

Berdasarkan sumbernya, maka penanaman modal dapat dibagi dua, yaitu Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)26. Pembagian bentuk penanaman modal ini juga sesuai dengan pembagian penanaman modal yang dikenal dalam undang-undang penanaman modal No. 25 / 2007. Akan tetapi, selain pembagian penanaman modal yang dikenal UU No. 25 / 2007 tentang Penanaman Modal tersebut, kegiatan penanaman modal pada hakikatnya dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu investasi langsung (direct investment) atau penanaman modal jangka panjang, dan investasi tidak langsung (indirect investment) atau portofolio investment27

Berdasarkan ketentuan Pasal 5 ayat (1) UU No. 25 / 2007 maka penanaman modal dalam negeri dapat dilakukan dalam bentuk badan usaha yang

. 1. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

Sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 1 Undang-undang Penanaman Modal No. 25 Tahun 2007 pada poin (9) dinyatakan bahwa : “Modal dalam negeri adalah modal yang dimiliki oleh negara Republik Indonesia, perseorangan warga negara Indonesia, atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum”. Sedangkan yang dimaksud dengan penanaman modal dalam negeri dirumuskan dalam Pasal 1 poin (2) yang menyebutkan bahwa : “Penanaman Modal dalam Negeri adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri”.

26

I. G. Rai Widjaya, Penanaman Modal: Pedoman, Prosedur Mendirikan dan

Menjalankan Perusahaan Dalam Rangka PMA dan PMDN, (Jakarta : Pradnya Paramita, 2005),

hal. 28. 27

Dhaniswara K. Harjono, Hukum Penanaman Modal : Tinjauan terhdap Pemberlakuan

Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, (Jakarta : PT. Raharja

(32)

berbentuk badan hukum, atau usaha perseorangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah negara Republik Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang, sebagaimana yang sebutkan dalam Pasal 5 ayat (2).

2. Penanaman Modal Asing (PMA)

` Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1 Tahun 1967 hanya menekankan penanaman modal asing pada penanaman modal secara langsung dan tidak termasuk penanaman modal modal yang secara tidak langsung. Akan tetapi dengan keluarnya UU No. 25 Tahun 2007, penanaman modal asing semakin diperluas. Hal ini merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh pemerintah sebagai langkah lebih baik untuk menciptakan kemajuan penanaman modal khsusnya penanaman modal asing. Oleh karena itu, dalam undang-undang penanaman modal No. 25 Tahun 2007 lebih membuka lebar kegiatan penanaman modal asing sebagai upaya memperbaiki iklim investasi yang lebih baik.

(33)

Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di

Dari rumusan di atas, kita dapat melihat bahwa ada hal-hal baru yang diatur dalam UU No. 25 Tahun 2007 yang dianggap dapat meningkatkan iklim yang lebih kondusif bagi masuknya modal asing. Dalam UU No. 25 / 2007 kita lihat bahwa yang termasuk penanaman modal asing tidak hanya penanaman modal yang secara langsung akan tetapi juga termasuk portofolio Investment. Begitu juga halnya dengan pengertian modal asing, tidak hanya berupa modal sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 2 UU PMA, akan tetapi lebih dari itu seperti yang disebutkan dalam Pasal 1 poin 8 UU PM bahwa yang termasuk modal adalah modal yang dimiliki oleh negara asing, perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing, dan / atau badan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing.

3. Investasi Langsung (Direct Investment)

Dalam konteks ketentuan undang-undang penanaman modal, maka pengertian penanaman modal hanya mencakup penanaman modal secara langsung. Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanamkan modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia. Investasi secara langsung ini karena dikaitkan adanya keterlibatan secara langsung dari pemilik modal dalam kegiatan penge;lolaan modal28

Penanaman modal secara langsung (direct investment) adalah suatu bentuk penanaman modal secara langsung. Dalam hal ini pihak investor langsung terlibat dalam kegiatan pengelolaan usaha dan bertanggung jawab secara langsung apabila

.

28

(34)

terjadi suatu kerugian29

Investasi langsung ini dapat dilakukan dengan mendirikan perusahaan patungan (joint venture company) dengan mitra lokal, melakukan kerja sama operasi (joint operation scheme) tanpa membentuk perusahaan baru, mengonversikan pinjaman menjadi persyaratan mayoritas dalam perusahaan lokal, memberikan bantuan teknis dan manajerial (technical and management

assistance) maupun dengan memberikan lisensi

. Adanya keterlibatan langsung pihak investor terhadap investasi yang dilakukan, baik dalam aspek permodalan, pengelolaan, dan pengawasan.

30

Investasi tidak langsung (indirect investment) pada umumnya merupakan penanaman modal jangka pendek yang mencakup kegiatan transaksi di pasar modal dan di pasar uang. Penanaman modal ini disebut dengan penanaman modal jangka pendek karena pada umumnya, jual beli saham dan atau mata uang dalam jangka waktu yang relatif singkat tergantung kepada fluktuasi nilai saham atau mata uang yang hendak mereka jual belikan

. 4. Investasi Tidak Langsung (Indirect Investment)

31

29

N. Rosyidah Rakhmawati, Hukum Penanaman Modal Di Indonesia Dalam

Menghadapi Era Global, (Malang : Bayumedia Publishing, 2003), hal. 11.

30

Dhaniswara K. Harjono, Op.Cit., hal. 12 31

Ibid, hal. 13.

.

(35)

Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di

B. Tujuan dan Manfaat Penanaman Modal

Hampir setiap negara di dunia selalu membutuhkan kehadiran penanaman modal ke negaranya terutama modal asing sebagai upaya mempercepat perkembangan perekonomian di negaranya. Indonesia sebagai suatu negara yang sedang berkembang masih besar ketergantungannya terhadap kehadiran penanaman modal terutama penanaman modal asing.

Alasan pertama suatu negara mengundang modal asing adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi (economic growth) guna memperluas lapangan kerja. Baru kemudian dengan masuknya modal asing, tujuan-tujuan lain ingin dicapai seperti mengembangkan industri subtitusi import untuk menghemat devisa, mendorong ekspor non-migas untuk menhasilkan devisa, membangun prasarana, dan mengembangkan daerah tertinggal. Sedangkan menurut Radaen Pardede, pertumbuhan ekonomi yang dapat menyerap tenaga kerja adalah pertumbuhan ekonomi sekitar 6-7 persen, dengan kisaran angka itu diperkirakan lapangan kerja dan tabungan masyarakat meningkat32

Oleh karena itu, paling sedikit ada 5 (lima) tujuan diadakannya penanaman modal asing, yaitu

.

33

a. Penyediaan lapangan kerja :

Sejak terjadinya krisis perbakan pada tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis ekonomi, pengangguran mengalami peningkatan yang sangat besar. Ada beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya pengangguran di Indonesia, yaitu : pertama, terjadinya krisis ekonomi sehingga menyebabkan menurunnya kegiatan usaha da investasi asing. Kedua, banyak

32

Erman Rajagukguk, Hukum Investasi di Indonesia: Pokok Bahasan, (Jakarta : Univ. Indonesia, 2005), hal. 19.

33

(36)

perusahaan mengalami kebangkrutan karena utang dalam negeri atau luar negeri membesar akibat melemahnya rupiah. Salah satu dampak lain krisis moneter adalah ketidakmampuan perusahaan untuk membeli bahan baku luar negeri, menurunya permintaan masyarakat akan barang dan jasa, sehingga banyak perusahaan gulung tikar atau untuk mencegah kerugian yang lebih besar sebagian pengusaha mengurangi produksi dan mengurangi tenaga kerjanya.

Ketiga, laju pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja tiap tahun 1,7 juta jiwa orang. Meurut Center for Labour and Development Studies (CLDS), jumlah pemngangguran pada tahun 2002 sudah pada tahap yang mengkhawatirkan karena jumlahnya sudah mencapai 42 juta orang dan dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi sekitar 3%, maka angka pengguran pada tahun 2003 akan mencapai 43,6 juta orang dan pada tahun 2004 45,2 juta orang. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2002 sebesar 3,5% tidak bisa menyediakan kebutuhan lapanga kerja. Sedangkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2003 sebesar 4% dan tahun 2004 4,2% tidak cukup untuk menyerap pengangguran dan tidak cukup untuk mengurangi angka kemiskinan di Indonesia, perumbuhan perekonomian sebesar tersebut jelas tidak mampu menampung luapan tenaga kerja yang ada. Hingga saat ini masalah penggangguran kita ketahui masih menjadi masalah yang serius di Indonesia. Hal ini dapat kita lihat dari angka kemiskinan di negara kita yang relatif masih tinggi.

(37)

Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di

Dengan demikian, pertumbuhan angka investasi jelas akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan selanjutnya mempengaruhi jumlah penggangguran serta perputaran roda ekonomi. Jika tidak ada perkembangan ekonomi yang optimal akan memicu terjadinya ledakkan pengangguran yang akan menciptakan berbagai permasalahan sosial dan memperburuk stabilitas keamanan maupun politik. Dan pada akhirnya gejolak sosial dan politik itu pada gilirannya akan mengganggu pertumbuhan ekonomi itu sendiri.

b. Mengembangkan industri substitusi import untuk menghemat devisa

Pada permulaan kembalinya modal asing ke Indonesia dengan lahirnya UU No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing, pemerintah mengembangkan industri substitusi import untuk menghemat devisa. Perusahaan-perusahaan asing di Idonesia dengan demikian memproduksi barang yang sebelumnya diimport. Oleh karena itu, dengan berkurangnya impor Indonesia akan barang-barang jadi, maka akan menghemat devisa.

c. Mendorong berkembangnya industri barang-barang ekspor non-migas untuk mendapatkan devisa

(38)

menurunnya nilai ekspor. Menurunnya nilai ekspor Indonesia telah mengamcam sektor riil. Daya saing industri yang berorientasi ekspor dan menyerap tenaga kerja besar menjadi sangat menurun.

d. Pembangunan daerah-daerah tertinggal

Kehadiran investasi di suatu daerah terutama investasi asing diharapkan dapat membuka keterisoliran daerah-daerah tertinggal. Suatu hal yang perlu disadari bahwa pembangunan daerah tertinggal amat membutuhkan pendekatan perwilayahan (regional development approach) yang bersifat lintas pelaku maupun sektor. Pembangunan daerah tertinggal tidak mungkin dapat dilaksanakan oleh pemerintah kota / kabupaten saja. Oleh karena itu, untuk membuka akses perekonomian daerah dapat dilakukan dengan memasukkan kegiatan penanaman modal di daerah tersebut. Dengan demikian, kehadiran penanaman modal akan dapat merangsang pertumbuhan ekonomi dan menjadi alternatif utama dalam melncarkan pelaksanaan pembangunan di daerah34

e. Alih teknologi

.

Penanaman modal asing diharapkan dapat mewujudkan alih teknologi dan peningkatan ilmu pengetahuan. Kelemahan negara berkembang di bidang teknologi akan sangat mempengaruhi proses transformasi dari agraris menuju industrialisasi. Untuk itulah diperlukan dana yang cukup untuk dialokasikan dalam pengembangan teknologi. Bagi Indonesia, investasi asing mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses industrialisasi dan alih teknologi.

Pada sisi lain, untuk meningkatkan pengembangan teknologi informasi, pemerintah Indonesia harus mendatangkan investor asing yang bergerak dalam

34

Tommy Firman, Pembangunan Daerah Tertinggal,

(39)

Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di

bidang teknologi informasi. Investasi tersebut digunakan untuk mengurangi kesenjangan digital sesuai target pemerintah bahwa seluruh penduduk Indonesia sudah memiliki akses internet pada tahun 200535

Terlepas dari pro dan kontra terhadap kehadiran investasi asing, namun secara teoritis dapat dikemukakan bahwa kehadiran investor asing di suatu negara mempunyai manfaat yang cukup luas (multiplier effect). Manfaat tersebut yakni kehadiran investor dapat menciptakan demand bagi produk dalam negeri sebagai bahan bakumenambah devisa apalagi investor asing yang berorientasi ekspor, dapat menambah peneriman dari sektor pajak serta manfaat lainnya

. Akan tetapi harapan tersebut tidak seutuhnya dapat tercapai, dimana hingga saat ini ketergantungan Indonesia terhadap teknologi dari luar masih tetap ada, dalam arti bahwa Indonesia belum mampu memciptakan atau menerapkan semua teknologi yang ada secra keseluruhan.

Selain itu, dalam Pasal 3 ayat (2) UU PM juga ditegaskan bahwa tujuan penyelenggaraan penanaman modal adalah untuk : meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan, meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional, meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional, mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan, mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

36

35

Erman Radjagukguk, Op.cit., hal. 38 36

Sentosa Sembiring, Op.cit., hal. 23.

(40)

mana penanaman modal asing menjalankan aktivitasnya. Arti pentingnya kehadiran investor asing ke suatu daerah dikemukakan oleh Gunarto Suhardi bahwa37

1. Memberikan kesempatan bagi penduduk; :

“Investasi langsung lebih baik jika dibandingkan dengan investasi portofolio, karena investasi langsung lebih permanen. Selain itu investasi langsung : 2. M empunyai kekuatan penggandaan dalam ekonomi lokal;

3. Memberikan risidu baik berupa peralatan maupun alih teknologi;

4. Bila produksi diekspor memberikan jalan atau jalur pemasaran yang dapat diikuti oleh pengusaha lokal disamping seketika memberikan tambahan devisa dan pajak bagi negara;

5. Lebih tahan terhadap fluktuasi bunga dan valuta asing; dan

6. Memberikan perlindungan politik dan keamanan wilayah karena bila investor berasal dari negara kuat niscaya bantuan keamanan juga akan diberikan”.

Menurut Aminuddin Ilmar paling tidak ada dua akibat utama dari penanaman modal yang menguntungkan Indonesia, yaitu meningkatnya pendapatan riil (seperti tercermin pada peningkatan tingkat upah bagi konsumen, atau peningkatan penerimaan pemerintah), dan adanya manfaat-manfaat tidak langsung seperti misalnya diperkenalkannya teknologi dan ilmu pengetahuan baru38

Oleh karenanya, sangat wajar bilamana penanaman modal menjadi salah satu alternatif yang dianggap baik bagi pemerintah untuk memecahkan keusilatan modal dalam melancarkan pembangunan nasional. Hal itu disebabkan karena salah satu fungsi diundangnya penanaman modal terutama penanaman modal asing untuk masuk ke Indonesia adalah memanfaatkan modal, teknologi, skill yang dimiliki oleh penanaman modal guna mengelola potensi-potensi ekonomi (economic recourcess) yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, namun untuk mengembangkannya sangat memerlukan modal yang besar, teknologi yang

.

37

Ibid, hal. 24. 38

(41)

Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di

canggih, kemampuan yang profesional yang belum sepenuhnya mampu tertangani oleh pihak swasta nasional maupun pemerintah sendiri.

C. Bentuk-Bentuk Kerja Sama Penanaman Modal

Perjanjian atau kerja sama dalam bidang penanaman modal dalam hal ini adalah antara modal asing dengan modal dalam negeri (modal nasional). Dalam pelaksanaan penanaman modal asing, maka diperkenankan bagi pihak penanam modal (investor) asing untuk melakukan kerja sama dengan investor dalam negeri sesuai dengan peraturan yang berlaku.

1. Pengaturan Bentuk-bentuk Kerja Sama Penanaman Modal

Gejala peningkatan kerja sama penanaman modal asing di Indonesia semakin ditingkatkan setelah pemerintah mengeluarkan kebijakan pada tanggal 22 Januari 1974 yang berkaitan dengan masalah kerja sama penanaman modal asing dengan modal nasional Indonesia. Adapun kebijakan tersebut menyangkut dua hal, yaitu39

a. Meningkatkan peranan perimbangan partisipasi dalam pengelolaan modal antara modal nasional; dan

:

b. Menyusun daftar skala prioritas penanaman modal.

Pengaturan lain yang ditetapkan pemerintah dalam hal pelaksanaan usaha kerja sama antara penanaman modal asing dengan modal nasional yang mengubah kebijakan tahun 1974 yakni dengan dikelurkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 1992 tentang Persyaratan Pemilikan Saham dalam Perusahaan Penanaman Modal Asing yang ditetapkan pemerintah pada tanggal 26 April 1992.

39

(42)

Pengaturan tersebut diikuti pula dengan dikelurkannya Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 32, 33, dan 34 Tahun 1992 yang berkaitan dengan masalah bidang usaha, tata cara penanaman modal, serta pertanahan untuk kegiatan penanaman modal asing. Ketentuan mengenai kerja sama antara modal asing dengan modal nasional yang diatur melalui PP No. 17/1992 serta Keppres No. 32, 33, dan 34 tahun 1992 atau yang lebih dikenal dengan “paket juli” 1992 telah ditetapkan bentuk kerja sama yakni, dengan melalui suatu usaha patungan.40

a. mengambil bagian saham pada saat pendirian perseroan terbatas; . Dalam UU PM No. 25 Tahun 2007 tidak menyebutkan secara tegas mengenai kerja sama antara penanaman modal asing dengan modal dalam negeri. Dari pengertian penanaman modal asing sebagaimana yang dirumuskan dalam UU PM pada dasarnya tidak mengharuskan pelaksanaan penanaman modal asing untuk bekerja sama dengan modal nasional. Jadi, penanaman modal asing dapat juga dilakukan dengan menggunakan modal asing secara penuh. Pengaturan dalam UU PM yang mengarah pada pelaksanaan kerja sama penanaman modal disebutkan dalam Pasal 5 ayat (3) bahwa :

“Penanam modal dalam negeri dan asing yang melakukan penanaman modal dalam bentuk perseroan terbatas dilakukan dengan:

b. membeli saham; dan

c. melakukan cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”.

Penetapan terhadap bentuk kerja sama usaha patungan antara modal asing dengan pihak nasional dimaksudkan oleh pemerintah untuk memberikan perlindungan serta peranan atau partisipasi pihak swasta nasional dalam pelaksanaan penanaman modal asing di Indonesia. Hal lain adalah memberikakan kesempatan kepada perusahaan-perusahaan swasta nasional yang berskala kecil

40

(43)

Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di

maupun dalam usaha koperasi untuk dapat ikut berpartisipasi di dalamnya melalui pemilikan saham terhadap penanaman modal asing yang telah melakukan aplikasi usahanya di Indonesia. Dengan demikian diharapkan akan terjadi perimbangan modal antara penanaman modal asing dengan modal nasional yang dirasakan sampai sekarang ini belum seimbang dalam hal pelaksanaannya. Menurut Todung Mulya Lubis41

Untuk lebih jelas mengenai kerja sama (joint venture) ini terlebih dahulu perlu dirumuskan atau diberikan batasan pengertian apa yang dimaksud kerja sama (joint venture) agar tidak menimbulkan berbagai macam penafsiran. “Joint

venture” kalau diterjemahkan secara langsung dapat diartikan sebagai “berkerja

secara bersama-sama”

disebut sebagai tidak adanya suatu “domestic countervailing

power”, sehingga kerja sama yang dilakukan antara penanaman modal asing

dengan modal nasional diibaratkan sebagai “isteri” yang kesekian kalinya tidak mempunyai bargaining position untuk bertindak seimbang dalam hal penanaman modal di Indonesia.

2. Pengertian Kerja Sama (Joint Venture)

42

. Akan tetapi, timbul permasalahan bilamana usaha bersama ini dapat diartikan dengan joint venture sebab bisa saja mencakup semua jenis kerja sama, padahal dalam kenyataan atau praktiknya joint veture ini hanya dipergunakan dalam suatu pengertian yang khusus. Menurut Frieman43

Jenis yang pertama tidak melaksanakan penggabungan modal sehingga kerja sama tersebut hanya terbatas pada know-how saja yang dibawa kedalam joint

venture. Know-how bisa mencakup “technical service aggreement, franchise and

membedakan dua macam bentuk “joint venture”.

(44)

brand use agreement, construction and other job performance contract,

manajemen contract and rental agreements”. Selanjutnya menurut Friedman,

penggabungan know-how ke dalam joint venture bisanya merupakan babak permanen, yang pada saatnya akan beralih pada kerja sama berdasarkan penggabungan modal.

Joint venture yang kedua ditandai oleh adanya partisipasi modal. Untuk

membedakan jenis pertama dengan jenis yang kedua, maka Friedman menggunakan istilah “joint venture” untuk yang pertama, dan “equity joint

venture” untuk jenis kerja sama yang kedua. Akantetapi pengertian yang diberikan

oleh Freidman tersebut dalam praktiknya tidak sesuai dimana dalam pemakaiannya istilah “joint venture” diartikan sebagai suatu kerja sama yang dilakukan secara bersama-sama dan merupakan suatu perusahaan baru yang didirikan secara bersama-sama oleh dua atau lebih pihak dengan menggabungkan potensi usaha termasuk know-how dan modal dalam perbandingan yang telah ditetapkan menurut perjanjian yang telah sama-sama disepakati.

Dalam konteks ekonomi, arti joint venture adalah suatu persetujuan di antara dua pihak atau lebi, untuk melakukan kerja sama dalam suatu kegiatan. Sementara itu, di dalam Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Pwerdagangan, joint

venture diartikan sebagai suatu persetujuan dua peserta atau lebih, yang

mempersatukan sumber-sumber atau jasa-jasanya, atau kedua-duanya, dalam suatu perusahaan tertentu dengan tanpa membentuk suatu persekutuan yang tersusun44

44

Amrizal, Hukum Bisnis: Diregulasi dan Joint Venture di Indonesia Teori dan Praktik, (Jakarta : Djambatan, 1996), hal. 80.

(45)

Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di

3. Bentuk-bentuk Kerja Sama

Ismail Suny45

Dengan kata lain, terdapat berbagai macam bentuk kerja sama yang ilakukan oleh para penanam modal khususnya penanam modal asing dengan pemodal nasional seperti : Production Sharing, Manajemen Contract, Technical

Assistance atau Technical Sevice Contract, Franchise and Branduse Agreement

maupun dalam bentuk Buid, Opertation and Transfer atau lebih dikenal dengan istilah BOT. Di samping itu, dikenal pula adanya bentuk usaha kerja sama yang khusus seperti penanam modal asing dengan DISC-Rupiah maupun kredit untuk proyek (barang modal). Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dijelaskan berbagai macam bentuk kerja sama, yaitu sebagai berikut

mengemukakan bahwa ada tiga macam bentuk kerja sama antara modal asing dengan modal nasional, yakni : “joint venture”, “joint

enterprise” dan kontrak karya. Selain ketiga bentuk kerja sama tersebut, masih

terdapat juga bentuk lain yang dalam kenyataannya atau dalam praktinya dilakukan oleh para pemodal khususnya pemodal asing.

46

a. Joint Venture

:

Joint venture adalah suatu usaha kerja sama yang dilakukan antara

penanaman modal asing dengan modal nasional semata-semata berdasarkan suatu perjanjian atau kontrak belaka (kontraktuil), dimana tidak membentuk suatu badan hukum baru seperti halnya pada joint enterprise. Bentuk perjanjian kerja sama

joint venture dapat digambarkan sebagai perjanjian yang dilakukan oleh antara

pihak asing yang perusahaanya tidak berada di Indonesia dengan pemodal nasional yang melakukan suatu usaha bersama tanpa membentuk perusahaan atau

45

Dr. Aminuddin Ilmar, Op.cit., hal. 59. 46

(46)

badan hukum yang baru, melainkan dengan suatu perjanjian yang disepakati bersama.

Kerja sama ini juga biasa disebut dengan “Contract of Cooperation” yang tidak membentuk suatu badan hukum Indonesia. Berbagai macam corak atau variasi dari joint venture yang diketemukan dalam praktik aplikasi penanaman modal asing dikemukakan sebagai berikut :

Technical Assistance (sevice) Contract, yaitu suatu bentuk usaha kerja

sama yang dilakukan antara pihak modal asing dengan modal nasional sepanjang yang bersangkut paut dengan skill atau cara kerja (method), misalnya suatu perusahaan modal nasional yang ingin memajukan atau meningkatkan produksinya. Membutuhkan suatu peralatan baru disertai cara kerja atau metode kerja. Dalam hal demikian, maka membutuhkan technical assistance dari perusahaan modal asing di luar negeri engan cara pembayaran dalam bentuk royalti, yakni pembayaran sejumlah uang tertentu yang dapat diambilkan dari penjualan produksi perusahaan yang bersangkutan.

Franchise and Brand-use Agreement, yaitu suatu bentuk usaha kerja sama

yang digunakan apabila suatu perusahaan nasional atau dalam negeri hendak memproduksi suatu barang yang telah mempunyai merek terkenal seperti Coca-Cola, Pepsi-Coca-Cola, Van Houten,Mc’Donal, Kentucky Fried Chikken, dan sebagainya.

Manajemen Contract, yaitu suatu bentuk usaha antara pihak modal asing

(47)

Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di

pengelolaan hotel yang bertaraf intenasional oleh pihak indonesia diserakan kepa swasta luar negeri.

Build, Operation and Transfer (BOT), adalah suatu bentuk kerja sama

yang relatif masih baru dikenal yang pada pokoknya merupakan suatu kerja sama antara para pihak, dimana suatu objek dibangun, dikelola atau dioperasikan selama jangka waktu tertentu diserahkan kepada pemilik asli. Misalnya, pihak swasta nasional mempunyai gedung atau bangunan mengadakan kerja sama dengan pihak luar negeri untuk membangun suatu Departement Store ataupun hotel dimana biaya pembangunan, perencanaan, dan pelaksanaan operasinya dilaksanakan oleh pihak asing dengan jangka waktu sesuai kaerja sama lalu kemudian diserakan kepada pihak nasional.

b. Joint Enterprise

Joint enterprise merupakan suatu kerja sama antara penanaman modal

asing dengan modal dalam negeri dengan membentuk suatu perusahaan atau badan hukum baru sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Joint enterprise merupakan suatu perusahaan terbatas, yang modalnya terdiri dari modal dalam nilai rupiah maupun dengan modal yang dinyatakan dalam valuta asing.

c. Kontrak Karya

(48)

seperti : Kontrak karya antara PN. Pertamina dengan PT. Caltex Pacific Indonesia yang merupakan anak perusahaan dari Caltex Internasional Petroleum yang berkedudukan di Amerika Serikat.

d. Production Sharing

Menurut Sunaryati Hartono cara dengan production sharing ini boleh dikatakan merupakan satu-satunya cara yang terpenting dilakukan oleh perusahaan- perusahaan negara. Dinamakan suatu production sharing atau bagi hasil, oleh karena kredit yang diproleh dari pihak asing ini beserta bunganya akan dikembalikan dalam bentuk hasil produksi perusahaan yang bersangkutan, yang biasanya dikaitkan deangan suatu ketentuan mengenai kewajiban perusahaan Indonesia untuk mengekspor hasilnya kepada negara pemberi kredit. Dengan kata lain, bahwa production sharing adalah suatu perjanjian kerja sama kredit antara modal asing dengan pihak Indonesia yang memberikan kewajiban kepada pihak Indonesia untuk mengekspor hasilnya kepada negara pemberi kredit.

e. Penanaman Modal dengan DICS-Rupiah

(49)

Sul Ikhwan : Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di

menyangkut utang-utang yang tidak dijamin oleh pemerintah asing dapat diubah menjadi penanaman modal asing Indonesia.

Kebijaksanaan tersebut dinamakan dengan Debt Invesment Convertion

Scheme (DICS), oleh sebab itu pelunasan utang-utang tersebut di atas yang

semula diperhitungkan berdasarkan valuta asing tetapi dibayar dengan rupiah terjadi dengan DICS-Rupiah yang merupakan Kertas Pembendaharaan Negara berbunga 30% setahun. Menurut Ismail Suny apabila krediturnya sendiri yang menggunakan DISC-Rupiah, maka yang akan dicatat sebagai modal adalah jumlah utang Indonesia yang telah dihapuskan dengan pembayaran berupa DISC, pencacatan mana dilakukan dengan valuta asing.

f. Penanaman Modal dengan Kredit Investasi

(50)

ini banyak dilakukan oleh para pemodal dalam negeri untuk membiayai setiap proyeknya yang ada di Indonesia.

g. Portofolio Investment

Penggabungan modal asing dengan modal dalam negeri dalam bentuk

portofolio investment tidak diatur dalam berbagai peraturan penanaman modal.

Akan tetapi dalam praktik yang dilakukan oleh para pemodal dalam negeri. Sunaryati Hartono menyatakan bahwa oleh karena cara ini dilakukan dengan diam-diam (disguised), maka sukar sekali untuk memperoleh angka-angka yang terang mengenai pembentukan penanaman modal jenis ini.

Lagi pula cara yang terselubung ini menyebebkan bahwa bentuk penggabungan modal nasional dan modal asing ini tidak dianggap dan diperhitungkan sebagai penanaman modal khususnya penanaman modal asing. Akan tetapi, dalam praktik yang termasuk dalam kategori ini adalah investasi yang dilakukan melalui pembelian saham baik di pasar modal maupun melalui penempatan modal pihak ketiga dalam perusahaan (strategic partner).

4. Masalah-masalah dalam Kerja Sama Penanaman Modal

Gambar

Tabel 1 Jumlah Kecamatan di Kabupaten Simeulue
Tabel  2 APBD dan PAD Kabupaten Simeulue 2001-2006
Tabel 3
Tabel 4 Data Jumlah Investasi Riil Pemerintah
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Zannah, Mulyasari, & Fitriani, 2016) yang berjudul “Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk

Setelah mendapat bantuan zakat produktif usaha mikronya sekarang sudah semakin besar dan berkembang baik, hasil dari usaha produktif tersebut bisa untuk mencukupi kebutuhan

Hasil respon siswa yang diperoleh melalui angket siswa pada saat uji coba menunjukkan bahwa kelima aspek komponen modul yang dikembangkan mendapatkan kriteria

Penelitian ini menerapkan aturan possibility injection pada tools yang dipasang di Web Server Universitas Muria Kudus menggunakan intruder detection system (IDS)

Murabahah & Mudharabah Musyarakah Correlation 1,000 ,623 Significance (2-tailed). Dependent

menegakkan diagnosa tetapi lebih pada proses logik yang bertahap dan sistematik dalam pemeriksaan psikologi untuk tujuan memahami kepribadian.. seseorang

Sumber Dana, Pembiayaan, dan FDR Perbankan Syariah 9 Sources of Fund, Financing, and FDR of Islamic Banks. Gambar

Karena tugas ini memungkinkan saya mencapai tujuan kerja yang saya anggap penting.. Karena menurut saya tugas ini penting untuk keberhasilan