PSIKODIAGNOSTIKA
12 PRINSIP DASAR UPI
“YPTK”
Kami Sivitas Akademika Universitas Putra Indonesia “YPTK”
Padang Selalu:
1. Menyayangi Sesama Ar Rohmaan
2. Berlaku Jujur Al Mu’min
3. Bertanggung Jawab Al Wakill
4. Menegakkan Disiplin Al Matiin
5. Berlaku Adil Al ‘Adl
6. Berkolaborasi dan Bersatu Al Jaami’
7. Meningkatkan Kreatifitas Al Khooliq
8. Belajar dan Berilmu Al ‘Aliim
9. Mencegah Kemungkaran Al Maani’
10. Menjaga Kedamaian As Salam
11. Mensyukuri Nikmat As Syakuur
PERATURAN MAHASISWA
UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “YPTK” PADANG
3. Waktu keterlambatan Mak. 15 Menit
setelah perkuliahaan berlangsung.
2.
Tidak diperbolehkan masuk kuliah yang
berambut gondrong, rambut dicat warna dan
memakai anting bagi laki-laki, bagi wanita di
larang mengenakanan pakaian ketat/rok
diatas lutut.
1. Tidak diperbolehkan masuk kuliah yang
memakai kaos oblong atau sandal atau dan
sepatu sandal.
4. Selama perkuliahaan berlangsung tidak
diperbolehkan keluar masuk
5. Kehadiran min. 75%, mak. Tidak hadir 4x
pertemuan (termasuk alpha, sakit dan
2. Nilai Ujian Semester, Nilai ujian suatu
mata kuliah dinyatakan dengan huruf:
80 – 100 A sangat baik bobot kredit = 4 65 – 79 B baik bobot kredit = 355 – 64 C cukup bobot kredit = 2 40 – 54 D kurang bobot kredit = 1 0 – 39 E jelek bobot kredit = 0
SISTEM PENILAIAN
1.
UTS : 40% (termasuk kuis,
tugas, pr,
UAS
: 60% latihan, dan
lainnya)
2. Nilai Ujian Semester, Nilai ujian suatu
mata kuliah dinyatakan dengan huruf:
80 – 100 A sangat baik bobot kredit = 4 65 – 79 B baik bobot kredit = 3
55 – 64 C cukup bobot kredit = 2 40 – 54 D kurang bobot kredit = 1 0 – 39 E jelek bobot kredit = 0
1.
UTS : 40% (termasuk kuis,
tugas, pr,
UAS
: 60% latihan, dan
lainnya)
•
Psiko ; Jiwa
•
Diagnosa ; berhubungan dengan penyakit
•
Secara Harafiah (sempit):
Psikodiagnostik adalah Ilmu yang
membicarakan tentang cara-cara untuk
mengetahui keadaan penyakit/kelainan
jiwa
•
Secara luas:
Psikodiagnostik adalah Ilmu yang
membicarakan cara-cara untuk
mengetahui keadaan kejiwaan seseorang,
baik kekurangan maupun kelebihannya.
•
Herman Rorschach dengan buku
Psychodiagnostica (1921)
•
Metoda Roschach adalah suatu
metode yg timbul dari kebutuhan
klinis dan dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan klinis, yaitu
untuk menemukan
kelainan-kelainan psikis para penderita
penyakit jiwa.
• Istilah Psikodiagnostik di “pinjam” dari pengertian
di bidang Kedokteran yang berarti proses pengujian simptom-simptom, kemudian
memasukan simptom-simptom ke dalam katagori umum dan akhirnya memberi nama yang spesifik terhadap penyakit.
• Diagnosis berarti mengenal sesuatu
(tanda-tanda), kemudian dari tanda-tanda tersebut diinterpretasikan pada sesuatu.
• Pada mulanya, istilah diagnosis hanya digunakan
pada bidang klinis.
• Diagnosa is classification of an individual on the
basic of a diaseases or abnormality.
• Diagnosa is determinication of the nature of an
abnormality or diaseases (Chaplin)
Konsep Psikodiagnostik
•
Herman Rorschach (1921) “as a method to
raise diagnostic”
•
Ditinjau dari arti katanya “diagnostic as a
manner to know something (symptoms) for
distinguish
between…(individual
differences)
•
James Drever (1971) dalam buku Dictionary
of Psychology : “Psychodiagnostic is the
attempt to assess personal characteristic
through of the observation of external
features, as in physiognomy, craniology,
grafology, study of voice, etc”
• Pengertian diagnosa bukan lagi terbatas pada
menegakkan diagnosa tetapi lebih pada proses logik yang bertahap dan sistematik dalam pemeriksaan psikologi untuk tujuan memahami kepribadian
seseorang yang diperiksa
•
Psikodiagnostik tidak hanya dalam bidang
klinis/penyakit jiwa tetapi juga menyangkut
bidang psikologi lain/non klinis
– Bidang Pendidikan – Bidang Industri
Fungsi tes psikologis a/ utk mengukur
perbedaan2 antara individu atau
perbedaan reaksi individu yg sama thd
berbagai situasi yb berbeda.
• Mempelajari :
1.Proses pemeriksaan Psikologi
2.Metode atau teknik pemeriksaan Psikologi 3.Administrasi / melakukan pengambilan data 4.Menginterpretasikan data hasil pemeriksaan
kepribadian
5.Proses pengambilan kesimpulan tentang kepribadian (proses diagnosis berdasarkan pendekatan teoritik dan psikodinamik)
• Hasil dari proses psikodiagnostika adalah deskripsi
tentang kepribadian individu, baik dari segi struktur maupun dinamikanya.
Proses Pemeriksaan Psikologi (Manat,
1984)
Klarifikasi masalah subjek
Interpretasi data Tujuan
pemeriksaan
•
Screening / klarifikasi permasalahan
yang dialami oleh individu.
•
Diagnosis untuk mengetahui kondisi
kejiwaan individu.
•
Untuk mengetahui terapi atau
intervensi yang tepat bagi individu.
•
Evaluasi kemajuan intervensi yang
diberikan pada individu.
KEGUNAAN
Psikodiagnostik sebagai cabang ilmu dalam
Psikologi, ada 2 karakteristik
•
Teoritis
Dikembangkan dengan teori-teori yang
berkaitan dengan upaya mengetahui
keadaan kejiwaan.
•
Praktis
– Berhubungan dengan operasionalnya. – Petunjuk-petunjuk praktis mengenai
bagaimana kita mengetahui keadaan kejiwaan seseorang.
– Ex: dengan melakukan tes
•
Diagnosis
– Sering diartikan hanya untuk bidang klinis – Proses identifikasi penyebab dari sebuah
gangguan maupun permasalahan yang dialami individu.
– Say exactly what an illness or the cause of a problem is
•
Asesmen
– Pengukuran
– Menggunakan tes sebagai alat ukur dan mengakui
adanya kelemahan dari alat tes tersebut (tidak hanya sekedar mengetes saja, tetapi juga
menggunakan metode lain dalam menginterpretasikan)
– Penilaian ada tidaknya atau kuat lemahnya satu
atau lebih karakteristik pribadi; Assesment perilaku dan proses mental manusia mencakup
prosedur-prosedur seperti observasi, interview, skala rating, checklist, inventory, teknik projektif, dan test
– Contoh: Cognitive assesment, Personality
asssesment
• Appraisal
– Pemberian Nilai
– Lebih umum digunakan dalam bidang psikologi
industri dan organisasi, misalnya dalam penilaian kinerja.
– Consider the value of sb/sth
– Judgement of the value of sb/sth
• Measurement – Pengukuran
– Biasa digunakan dalam psikometri
– Pembandingan antara atribut yang diukur
dengan alat ukurnya
– Prosedur kuantifikasi terhadap atribut/ variabel
sepanjang suatu kontinum
Kontinum fisik
Kontinum psikologis
– Hasilnya dinyatakan secara kuantitatif, bersifat
deskriptif.
PERANAN PSIKODIAGNOSTIK
PENDEKATAN DALAM
MELAKUKAN ASESMEN
MACAM-MACAM
TES PSIKOLOGI
Bentuk Penyajian Tes
Psikologi
•
Individual
–
Hanya ada satu testee dan satu tester
•
Klasikal
–
Tes dilakukan pada sejumlah orang
dalam satu ruang dan waktu pengerjaan
yang sama
–
Tester memberikan instruksi kepada
Langkah-langkah dalam Melakukan
Tes Psikologi
•
Persiapan
•
Administrasi
Kesiapan pengetes
Kondisi testing
Mengawali tes:
o
Rapport
o
Menimbulkan motivasi utk
terlibat.
Lanjutan...
•
Skoring
•
Interpretasi
•
Merumuskan rekomendasi
•
Menuliskan laporan
•
Mengkomunikasikan Hasil
•
Evaluasi
Tahap Persiapan
•
Persiapan Mental
–
Adanya keyakinan
–
Siap antisipasi reaksi
•
Persiapan Materi
–
Jenis tes
–
Lay out
–
Pengawas
–
Alat tes
Administrasi
• Kesiapan pengetes1. Keseragaman prosedur dapat terjamin
2. Penyelenggaraan tes; berpengaruh terhadap performansi tes
3. Generalisasi hasil tes psikologi; mulai dr sampel perilaku yg di ukur ke perilaku yg tampak dlm situasi lain di luar kondisi tes
4. Skor tes; memprediksi bagaimana testee merasa & bertindak di luar situasi tes
Lanjutan...
• Pengaruh2 yg dpt membatasi & merusak hasil tes hrus dpt diidentifikasi
1. Instruksi, a. diperlukan keakraban dgn instruksi yg dibacakan; mencegah ragu2 & slh baca, b. Instruksi dibacakandgn cara yg alamiah & informal
2. Materi tes (laboratorium)
a. Penempatan alat; dekat dengan tester & tdk mengganggu konsentrasi testee
b. Menyusun alat dlm urutan ttt shg mudah dijangkau & tdk membingungkan
c. Persiapan blangko, lembar jawaban, alat tulis & bahan2 lain; diuji, dihitung & diatur sblm hari penyelenggaraan tes
Lanjutan...
• Keakraban dg prosedur tes
• Tester sdh mendapatkan pelatihan yg memadai • Sblm penyelenggaraan tes, briefing thd tester &
penyelenggara
• Tgs penyelenggara; membagikan &
mengumpulkan materi, memastikan instruksi dilaksanakan, menjawab pertanyaan2 testee dlm batas2 yg ditentukan
• Tgs tester; membacakan instruksi,
• Pengaruh penggunaan kursi bertangan & meja
thd hasil tes
• Kelompok yg menggunakan meja cenderung
memperoleh skor yg lebih tinggi dibanding klmpk yg menggunakan kursi bertangan
Pengaruh lembar jawaban thd hasil tes
• Penggunaan lbr jawaban yg terpisah dr buku
soalmengakibatkan hasil tes lebih rendah
dibandingkan lbr jawaban yg dituliskan pd lbr soal
Kondisi Testing
•
Standardisasi tdk hanya pd
prosedur, tp jg pada lingkungan
dimana tes dilaksanakan
•
Ruangan bebas dari suara &
gangguan yg tdk perlu
•
Ventilasi, tmpt duduk & ruangan
kerja yg memadai.
•
Tdk terjadi interupsi selama
penyelenggaraan tes; hp, tanda di
luar ruangan tes/ menempatkan
Lanjutan...
•
Pengaruh penggunaan kertas dan
pensil vs komputer thd hasil tes
•
Penguji yg dikenal/ tdk dikenal
berpengaruh thd hasil tes
•
Respon umum penguji (anggukan,
senyuman, memberikan komentar
‘baik’ dll) berpengaruh thd hasil tes
Prinsip-prinsip utk
mengurangi pengaruh
kondisi testing
•
Ikuti prosedur standar tes sampai pd
rincian yg sekecil-kecilnya
•
Catat setiap kondisi tes yg tdk biasa
•
Pertimbangkan kondisi2 tes pd wktu
Tahap Rapport
Mampu menciptakan hubungan yang baik antara tester
dan testee
– Testee tidak dalam kondisi tegang, merasa aman dan selalu termotivasi
– Tidak boleh memberikan petunjuk yang mengarahkan pada jawaban yang benar
Upaya tester untuk membangkitkan minat testee thd
tes, meningkatkan kerjasama, dan mendorong testee utk memberikan respon yg sesuai dg sasaran tes
Lanjutan..
Sasaran tes
• Tes bakat : konsentrasi penuh pada tugas & mendorong testee utk menunjukkan kinerja sebaik mungkin
• Tes kepribadian : memberikan respon yg jelas dan jujur • Tes proyektif : laporan lengkap tentang asosiasi2 yg
ditimbulkan stimulus tanpa menyensor/menyunting isinya
Lanjutan...
• Jika tester & testee blm saling kenal: tujuan
rapport utk menjalin kepercayaan
• Jika tester & testee saling kenal: tujuan rapport
menjalin keseriusan & kesungguhan – proses
testing optimal
• Teknik rapport berbeda menurut alat tes, usia &
sifat testee
Lanjutan...
• Masalah motivasi khusus dlm penyelenggaraan
tes
• Org yg terganggu secara emosional, tahanan,
pelaku kejahatan, org yg di tes dlm lingkungan
institusional : menunjukkan kecurigaan, rasa tdk
aman, takut, acuh & sinis – mempengaruhi
Lanjutan...
•
Tes yg mengancam prestise ssorg –
diperlukan pemberian rasa aman pd
setiap awal tes
•
“tdk satupun diharapkan dpt
menyelesaikan semua soal dgn
benar”
•
“semua jawaban adalah benar
selama sesuai dgn keadaan diri ybs”
•
dll
Prosedur Pelaksanaan
Psikodiagnostik
Mengetahui maksud & tujuan kedatangan klien
• Apakah klien dtng sendiri & usaha sendiri
• Apakh klien datang atas keinginan sendiri tetapi
usaha pihak lain
• Apakah klien dtng atas keinginan org lain tetapi
atas usaha sendiri
• Apakah klien dtng atas keinginan pihak lain &
Lanjutan...
• Melakukan pengamatan individual (observasi) :
apakah klien normal bermasalah atau klien psikiatri
• Mendengarkan keluhan2 / permasalahan klien • Melakukan pengambilan data
• Metode non tes (observasi & wawancara) • Metode tes
Mengadakan diagnosa Menentukan prognosa
Tahap Skoring / Penilaian
•
Tes Objektif
–
Ada kunci jawaban
–
Perhatikan prosedur skoring
•
Tes Non Objektif
–
Butuh kepekaan menangkap gejala
–
Butuh keahlian dari tester
Tahap Interpretasi
•
Tes Objektif
–
Memberikan arti/makna dari skor yang
diperoleh menggunakan tabel norma
•
Tes Non Objektif
–
Melakukan interpretasi/analisis data
yang diperoleh
Tahap Mengkomunikasikan Hasil Tes
•
Siapa yang meminta dilakukan tes??
•
Tes untuk apa ??
Kelebihan Tes Klasikal
•
Praktis, dapat dilakukan sekaligus
pada sejumlah orang.
•
Peran dan tugas penguji lebih efektif
dan efisien.
•
Persyaratan untuk menjadi penguji
lebih sederhana bila dibandingkan
dengan persyaratan penguji tes
Kelebihan Tes Klasikal
•
KOndisi yang seragam bagi testee akan lebih
mudah dicapai bila dibandingkan dengan tes
individual.
•
Tes kelompok menyediakan fasilitas
memungkinkan pembuatan norma yang lebih
mapan daripada tes individual.
•
Memungkinkan adanya proses komputerisasi
didalam proses skoring dan interpretasi
Kekurangan Tes Klasikal
•
Membatasi kesempatan tester dalam
membangun rapport dan menjaga minat
testee.
•
Kondisi temporer testee seperti sakit, lelah,
cemas/gelisah yang mungkin dapat
mengganggu hasil test tidak dapat dideteksi
sedini mungkin.
•
Pada orang-orang tertentu yang sulit untuk
menyesuaikan diri tes kelompok akan
Kekurangan Tes Klasikal
•
Pelaksanaan tes secara kelompok akan
menurunkan hasil bagi anak-anak yang
mengalami gangguan emosi.
•
Tester mempunyai keterbatasan dalam
melakukan observasi terhadap testee.
•
Berkaitan dengan hasil tes kelompok, bila ada
keputusan tentang testee yang bersifat
individual maka diperlukan informasi
pendukung dari sumber lain, terutama dari
tes individual.
TES KECERDASAN UMUM
•
Tes Individual
–
Standard BINET Intelligence Scale
–
WPPSI (Wechsler Preschool and Primary
Scale of Intelligence)
–
WISC (Wechsler Intelligence Scale for
Children)
Tes Inteligensi Individual
Untuk Subjek Khusus
•
Bayley Scale of Infant Development (BISD)
untuk bayi dan prasekolah
•
VSM (Vineland Social Maturity) untuk
penetapan retardasi mental
•
SON (Snijders Omen Non Verbal) untuk
penderita catat pendengaran
•
Binet dalam tulisan Braile untuk penderita
catat penglihatan
•
VMI (Visual Motorik Integration) untuk
Tes Inteligensi
•
Tes Kelompok/Klasikal
– CFIT (Culture Fair Intelligence Test) – CPM (Coloured Progressive Matrices) – SPM (Standard Progressive Matrices) – APM (Advance Progressive Matrices) – TIKI (Tes Inteligensi Kolektif Indonesia) – IST (Intelegenz Struktur Test)
– TIU (Tes Inteligensi Umum)
– TKD (Tes Kemampuan Diferensial) – TINTUM (Tes Inteligensi Umum)
TES DAYA KREATIVITAS
•
Diperkenalkan oleh Thurstone (1951)
•
Perbedaan Tes Kreativitas dan Tes
Kecerdasan:
–
Tes Kreativitas menekankan pada cara
berpikir induktif dan kelancaran
penyampaian ide-ide
–
Mengukur kemampuan DIVERGEN
sedangkan pada tes inteligensi yang
diukur adalah kemampuan berpikir
KONVERGEN
Bentuk Tes Kreativitas
•
TORRANCE
–
Menyempurnakan Gambar
•
UTAMI MUNANDAR
–
TEs Kreativitas Verbal
–
Tes Kreativitas Figural
TES BAKAT
•
Ada 3 kelompok tes bakat, yaitu:
–
DAT (Differential Aptitude Test)
–
GATB (General Aptitude Test Battery)
–
FACT (Flanagan Aptitude Classification
Differential Aptitude Test
(DAT)
•
Disusun oleh Bennet, Seashore dan
Wesman (1952)
•
Meliputi 8 tes:
– Verbal Reasoning – Numerical Ability – Abstract Reasoning – Mechanical Reasoning – Space Reasoning– Clerical Speed Accuracy
– Language Usage: Spelling – Language Usage: Sentences
GATB (General Aptitude Test
Battery)
•
Dikembangkan oleh United States Employment Services (1947)
•
GATB disusun oleh Charles E. Odell
•
Mengukur 9 kemampuan yang menggunakan 12 tes terpisah
•
Analisa faktor : GATB tediri dari 3 faktor utama yaitu :
1. Faktor Kognitif : Aptitude General, verbal, numerik
2. Faktor Perseptual: Aptitude spatial, Form Perception, clerical.
3. Faktor Psikomotor : Aptitude motor coordination, Finger
Kesembilan bakat yang diungkap oleh
GATB 1. G : General Learning Ability
2. V : Verbal Aptitude
3. N : Numerical Aptitude
4. S : Spatial Aptitude
5. P : Form Perception
6. Q : Clerical Perception
7. K : Motor Coordination
8. F : Finger Dexterity
9. M : Manual Dexterity
12 Tes GATB
No Tes Waktu Skor Max. Formula 1 Name Comparison 6’ 150 B 2 Computation 6’ 50 B 3 Three Dimensional Space 6’ 40 B 4 Vocabulary 6’ 60 B 5 Tool Matching 5’ 49 B 6 Arithmatic Rreasoning 7’ 25 B 7 Form Matching 6’ 60 B 8 Mark Matching 1’+20” 130 B 9 Place 45” - B 10 Turn 90” - B 11 Assemble 90” - B 12 Disassemble 60” - B
FACT (Flanagan Aptitude Classification
Test)
Tes ini disusun oleh J. C. Flanagan dari USA. Tujuannya :
mendapatkan sistem klasifikasi baku dalam penentuan bakat dan kemampuan dasar seseorang pada tugas-tugas tertentu.
FACT digunakan :
sebagai alat bantu untuk memprediksi keberhasilan kerja berdasarkan bakat.
Perencanaan program latihan dalam rangka konseling pekerjaan (bimbingan karier).
sebagai alat seleksi dan penempatan karyawan.
Membantu perencanaan pendidikan berdasarkan pengembangan bakat.
FACT terdiri dari 14 tes yang dicetak dalam buku
14 Sub tes FACT
FACT 1 : Inspection FACT 2 : Coding FACT 3 : Memory FACT 4 : Precision FACT 5 : Assembly FACT 6 : Scales FACT 7 : Coordination FACT 8 : Judgement &
Comprehention FACT 9 : Arithmatic FACT 10 : Patterns FACT 11 : Component FACT 12 : Tables FACT 13 : Mechanic FACT 14 : Expression
Tes Bakat Indonesia
•
A1 : Pemahaman
•
A3 : Penalaran
•
A5 : Berhitung
•
A6 : Ungkapan (verbal)
•
B3 : Pola
•
C4 : Mekanik
•
D4 : Cepat – Teliti
TES PRESTASI
• Berguna untuk mengukur tes prestasi sekolah
dan bertujuan untuk memprediksi dan mendiagnosis
• Bentuk Tes Prestasi – Essay
– Objective
– General Achievement Test
– Tes mengukur kompetensi minimum dalam
ketrampilan dasar
– Tes untuk keperluan diagnostik, mendiagnosis
hambatan tertentu
– Tes untuk menentukan pendidikan anak: tes
Perbedaan Tes Bakat dan Tes
Prestasi
•
Tes Prestasi digunakan untuk mengukur
dampak proses belajar dalam situasi yang
diketahui dan kondisi terkendali, sedang
tes bakat mengukur dampak hasil belajar
dalam kondisi yang secara relatif tidak
dikontrol dan tidak diketahui
•
Tes bakat digunakan untuk keperluan
meramalkan performance/kinerja dan
prestasi seseorang dalam situasi baru
•
Tes prestasi merupakan suatu tes untuk
mengevaluasi status seseorang setelah
menjalani peletihan secara lengkap
TES MINAT
•
Minat adalah aspek non kognitif yang
sama sekali berbeda dengan aspek
kognitif
•
Tes minat pertama diterbitkan pada
tahun 1921 yaitu Carnegia Interest
Inventory
Macam Tes Minat
•
Strong Vocational Interest Blank
(SVIB) tahun 1927
•
Saat ini terkenal dengan nama
Strong Compbell Interest Inventory
(SCII)
•
Mengungkap 6 faktor minat:
- Realistik
- Sosial
- Investigatif
- Enterprising
- Artistik
- Konvensional
•
Kuder Preference Survey (KPS)
tahun 1939
•
Tes ini terdiri dari berbagai macam
bentuk antara lain:
–
Kuder Preference Record Vocational
(KPR-V)
–
Kuder General Interest Survey (KGIS)
–
Kuder Occupational Interest Survey
(KOIS)
•
Penerapan Tes Minat
–
Konseling karir
–
Konseling pekerjaan
–
Penjurusan siswa
Kuder Preference Record Vocational
(KPR-V)
•
Menyajikan 10 macam pekerjaan yang
luas:
– Lapangan (out door) – Mekanik – Komputasi – Ilmiah (scientific) – Persuasif – Artistik – Sastra (literacy) – Musik – Pelayanan Sosial – Sekretaris
Kuder General Interest Survey (KGIS)
•
Merupakan revisi dan perluasan
KPR-V dikarenakan khusus untuk siswa
SD kelas 6 samapai dengan SMU
kelas 3
Kuder Occupational Interest Survey
(KOIS)
•
Merupakan versi yang lebih baru
•
KOIS megandung 126 kelompok
pekerjaan yang spesifik dengan 48
major (setingkat dengan program
studi di PT)
TES KEPRIBADIAN
•
Berdasarkan teknik
pengungkapannya alat tes
kepribadian dipilah menjadi 2 yaitu:
–
Teknik Proyeksi
Teknik Proyeksi
•
Tes Proyeksi Verbal
–
SSCT (Sacs Sentences Completion Test)
•
Tes Proyeksi Non Verbal
–
TAT (Thematic Apperception Test)
–
CAT (Children Apperception Test)
–
Rorschach
–
Tes Grafis (DAP, BAUM, HTP)
–
Tes Wartegg
Teknik Non Proyeksi
•
Bentuk Inventory ataupun Skala
– EPPS (Edward Personal Preference Schedule) – 16 PF (16 Factor Personality)
– MMPI (Minnesota Multiphasic Personality
Inventory)
– BDI (Beck Depression Inventory)
– NSQ (Neuroticism Scale Questionnaire) – SOV (Study of Values)
– Skala Konsep Diri (Tennessee Self Concept
Scale)
TES POLA KERJA
•
KRAEPLIN
•
Aspek yang
diungkap
– Kecepatan Kerja – Ketelitian Kerja – Keajegan Kerja – Ketahanan Kerja•
PAULI
•
Aspek yang
diungkap
– Kecepatan Kerja – Ketelitian Kerja – Motivasi Kerja•
Tes Kecerdasan Umum : WAIS, Binet
•
Tes Intelegensi : IST, CFIT, TIU, TKD
•
Tes Bakat : DAT, GATB, FACT
•
Tes Minat : SVIB, SCII, RMIB, Kuder
•
Tes Kepribadian
o
Proyeksi : TAT, CAT, Roschah, Grafis
Wartegg
o
Non Proyeksi : EPPS, 16 PF, MMPI
•
Tes Pola Kerja : Kraeplin, Pauli
I. OBSERVASI
•
Pengamatan
sistematis
yang dilakukan
terhadap individu atau kelompok beserta
situasi yang meliputinya
•
Sistematis:
– Tujuan jelas
– Cara yang digunakan tepat
– Aspek yang diamati terencana
Observasi
•
Observasi menjadi metode
POKOK
dalam
pendekatan
KUALITATIF
dan menjadi
metode
PENDUKUNG
dalam pendekatan
KUANTITATIF
•
Observasi sangat membantu untuk
mendapatkan data-data yang bersifat
FISIK
dan
NOW
•
Behavior Episode
: waktu observasi
dibedakan sesuai kebutuhan atau tujuan
asesmen
Teknik Observasi
1. Observasi Naturalistik
(alamiah) & Observasi
eksperimen (laboratorium)
2. Observasi Partisipan dan Non
Partisipan
1.
Observasi Naturalistik
(alamiah) & Observasi
eksperimen (laboratorium)
2.
Observasi Partisipan dan Non
Partisipan
II. INTERVIEW
•
Yaitu tatap muka antara 2 orang secara
langsung yang memiliki tujuan
•
Interviewer dan Interviewee dalam situasi
dan kondisi tertentu
•
Praktis karena tidak membutuhkan banyak
alat
•
Luwes dan Fleksibel karena dapat
disesuaikan kondisi dan situasi baik dari
segi bahasa, topik pembicaraan, de el el.
Interview
•
Kelemahan fleksibel
•
Interview tidak bertujuan akan
sia-sia
•
Adanya hallo effect
•
Adanya like / dislike
•
Subjektif
•
Tidak efisien
•
Biaya besar
•
Kelemahan fleksibel
•
Interview tidak bertujuan akan
sia-sia
•
Adanya hallo effect
•
Adanya like / dislike
•
Subjektif
•
Tidak efisien
•
Biaya besar
Faktor-faktor yang Harus
Diperhatikan dalam Interview
•
Aspek INTERVIEWER
–
Penampilan
• Formal / Informal
• Bagaimana kita menampilkan diri sehingga
timbul trust pada klien
–
Kepekaan/sensitivitas
• Terhadap gejala psikis yang bermakna • Ex: perilaku, komunikasi, ekspresi
Faktor-faktor yang Harus Diperhatikan
dalam Interview
•
Aspek INTERVIEWEE
– Adanya Defence Mechanism
– Rasa percaya pada interviewer lebih menjamin
mutu kualitas jawaban
– Suasana hati/mood
– Daya tangkap terhadap pertanyaan interviewer – Ingatan/kelupaan kejadian masa lalu
Faktor-faktor yang Harus
Diperhatikan dalam
Interview
•
Aspek SITUASI SELAMA INTERVIEW
–
Desain Ruang
• Privacy Klien
• Konsentrasi
–
Adanya interaksi yaitu situasi sosial yang khusus
• Perbedaan Usia• Jenis Kelamin
Petunjuk Praktis Melakukan Interview
•
Jangan bersikap mengadili menerima apapun
jawaban klien
•
Mendengarkan dengan teliti dari awal hingga akhir
•
Bersikap kritis mengetahui kontradiksi dalam
cerita klien
•
Dapat menilai adanya gap antara informasi satu
dengan yang lain ada sesuatu yang
Petunjuk Praktis Melakukan Interview
•
Mendorong klien untuk mengatakan sesuatu yang
sebenarnya ingin dikatakan, misal dengan
pancingan kata
•
Jangan memaksakan kehendak
•
Jangan adu argumentasi
•
Pada tahap akhir mendiskusikan hal yang belum
jelas untuk krose cek interpretasi kita sudah sesuai
dengan kondisi klien
III. ANGKET
Interview yang sifatnya tertulis
Lebih efisien tetapi banyak hal
yang harus diperhatikan
Interview yang sifatnya tertulis
Lebih efisien tetapi banyak hal
Landasan Untuk Membuat
Angket
•
Tujuan Angket
–
Aspek yang ingin diketahui harus jelas
•
Pemakaian Kalimat
–
Kalimat harus sederhana dan mudah dipahami
•
Karakteristik Responden
–
Kemampuan untuk membaca dan memahami kalimat
(harga diri, persepsi)
Angket yang sudah dibuat standar bisa menjadi alat tes
IV. Dokumentasi
•
Catatan yang menerangkan keadaan seseorang
atau sekelompok orang
•
Dapat bersifat formal atau non formal
–
Formal: dibuat oleh lembaga resmi ex:
sekolah, rumah sakit
–
Non Formal; ex: diary
•
Metode ini biasanya tidak dipakai tunggal tetapi
kombinasi tergantung situasi dan kondisi klien
V. TES
•
Test is a sample of person’s behavior in a standard
situation
“Data dr perilaku ssorg pd situasi standar”
•
The sample can be systematically compared with other
information
“sample dpt d bandingkan secara sitematis
dgn informasi lainnya”
•
Metode ini dikembangkan untuk mengatasi/ mengurangi
kelemahan metode yang lain
–
Objektif/terstandard
–
Efisien (tidak hanya masalah individual tetapi juga
kelompok)
2 MACAM PENDEKATAN ASESMEN
•
PENDEKATAN KUALITATIF
–
Klinis
•
PENDEKATAN KUANTITATIF
–
Psikometris
–
Statistik
PENDEKATAN KUALITATIF
•
Merupakan pendekatan yang
awalnya digunakan di Psikologi
•
Disebut
Klinis
karena selalu
dihubungkan dengan kelainan,
penyakit, sesuatu yang
menderita.
Ciri Utama Pendekatan Kualitatif
• Pendekatan selalu perorangan (kasuistik) dengan
asumsi bahwa Tidak ada 2 orang yang sama (individual differences)
• Cara yang digunakan untuk mengetahui atau
menarik kesimpulan adalah dari apa yang ada pada seseorang tersebut dan sifatnya sangat khusus
• Pemahaman diperoleh dengan memahami
Proses Asesmen Pendekatan Kualitatif
1. Pengumpulan Data
2. Analisis Data hubungan antar
data
3. Kesimpulan hasil
•.
Proses ini sangat tergantung intuisi
(kepekaan), pengalaman dan teori
yang dikuasai oleh psikolog
TIDAK ADA PENGUKURAN
Kritik Utama Pendekatan
Kualitatif
•
Bersifat SUBJEKTIF
•
Tergantung kemampuan psikolog
dalam menangkap gejala tersebut.
–
Kecermatan
–
Kepekaan
Lahirnya Pendekatan Kuantitatif
•
Kelemahan pada pendekatan kualitatif
memacu penciptaan alat ukur yang CERMAT
dan OBJEKTIF
•
Pertanyaan TERSTANDARD dan digunakan
statistik untuk mengetahui VALIDITAS dan
RELIABILITAS
•
Setelah ada alat ukur, Psikologi mengalami
kemajuan karena analisa bisa lebih cermat
•
Pendekatan ini disebut Pendekatan
PENDEKATAN KUANTITATIF
•
Disebut juga pendekatan
PSIKOMETRIS atau STATISTIK
•
Menitikberatkan pada penggunaan
alat ukur (tes psikologi)
•
Kelemahan
–
Karena penggunaannya lebih
Praktis dan Mudah sehingga
cenderung KURANG CERMAT
Syarat Tester dapat Melakukan
Tes dengan Cermat
• Tester dapat memilih dan menentukan jenis tes
yang sesuai dengan kasus / subjek
– Masing-masing alat tes memiliki kelebihan. kelemahan
dan kesamaan tujuan sehingga tester harus memahami alat tes tersebut
– Banyak tes IMPOR, tester harus tahu proses
pembuatan tes tersebut Manual Tes
• Tester punya ketrampilan untuk menggunakan
alat tes tersebut
– Dari mulai administrasi – Skoring – Interpretasi
PENDEKATAN KOMPLEMENTER
•
Melakukan PENGGABUNGAN
pendekatan kualitatif dan
pendekatan kuantitatif
•
Keuntungan
–
Cermat dalam memperoleh data
–
Teliti dalam pengamatan individual
–
Waktu lebih singkat
•
Ada ahli yang mempertentangkan
kedua pendekatan ini dalam 2 kutub
yang berbeda
Pengambilan Keputusan
•
Dalam kehidupan sehari-hari sering
harus diambil sutu keputusan
–
Individual/Non Formal
–
Kelompok/Formal/Kelembagaa
•
Hasil asesmen psikologis merupakan
salah satu pertimbangan untuk
Peranan Psikolog
•
Melakukan asesmen
•
Melakukan analisis
•
Melakukan pengambilan keputusan
•
Melakukan intervensi
•
Peranan psikolog untuk pengambilan
keputusan individu LEBIH BERAT
daripada keputusan institusional
UNIT ANALISIS ASESMEN DAN INTERVENSI