• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. PENUTUP

B. SARAN

Sebagai seorang mahasisiwa tentunya belajar merupakan hal wajar yang berlangsung secara terus menerus, bahkan dalam hidup harus belajar dan selalu belajar baik dari buku, lingkungan dan juga pengalaman. Seseorang mengalami kesalahan itu berarti pernah mencoba. Menanggapi realita dan juga berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis laksanakan maka pada akhir penulisan ini perkenankanlah penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Mahasiswa perlu berinovasi dalam menentukan sarana, prasarana serta metode dalam mengajar untuk menghindari kebosanan bagi peserta didik.

2. Sebagai mahasiswa perlu menyadari dan melaksanakan tanggungjawab dan kewajiban-nya untuk disiplin dalam hal mengumpulkan tugas persiapan mengajar.

3. Pihak Kampus perlu memperhatikan kesulitan yang dialami oleh mahasiswa berkaitan dengan persiapan mengajar di sekolah.

4. Sebaiknya diberikan acuan yang pasti sebagai tuntunan bagi mahasiswa PPL agar tidak ada perbedaan antara persiapan mahasiswa yang satu dan yang lainnya. Maka perlu adanya contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), silabus, program semester dan program tahunan yang dapat dipakai sebagai acuan.

5. Sebaiknya ada koordinasi yang baik antara dosen yang satu dengan dosen yang lain sehingga tidak ada perbedaan antara perencanaan yang satu dan yang lainnya, sehingga semua mahasiswa dapat belajar bersama tanpa memandang siapapun dosen pengampu mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. (2009). Perencanaan pembelajaran. Bandung: Rosda.

Ali Muhidin, Sambas. (2007). Analisis Korelasi Regresi dan Jalur Dalam Penelitian. Bandung: CV. Pustaka Adi Karya

Gagne, Robert M.& Briggs, Leslie J. (1983). Prinsip Perancangan Pengajaran. Jakarta: Pusat Penelitian Universitas Atma Jaya.

Hamzah B. Uno. (2007). Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara. ---.(2007). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Harjanto. (2008). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hartani.A.L. (2011). Manajeman Pendidikan. Yogyakarta: Laks Bang Pressindo. Hasibuan. J.J & Moedjiono. (1986). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remadja

karya.

Heryatno Wono Wulung. F.X. (2008). Pokok-pokok Pendidikan Agama Katolik Di Sekolah. Diktat Mata Kuliah Pendidikan Agama KAtolik Di Sekolah I untuk semester II, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Imam, Barnadib. (1997). Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Adi Karya Nusa

Kristianto, Y. (2005). Teori PAK PM. Diktat Mata Kuliah Teori Pendidikan Agama Katolik untuk mahasiswa semester VI, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama KAtolik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Kunandar. (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan & Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Ratu Grafindo Persada.

Nana Sudjana. (1987). Dasar Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Nasution. (1986). Didaktik Asas Asas Mengajar. Bandung: Jemmars

Nouwen, Henri. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Oemar Hamalik. (2001). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

---. (2002). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.

Rugaiyah & Atiek Sismiati. (2011). Profesi Kependidikan. Bogor: Ghalia Indonesia.

Setyakarjana, J. (1982). Pelajaran Agama Katolik Di Sekolah. Yogyakarta: Pradnyawidya.

Staf Dosen.(2010).Panduan Program Studi IPPAK.Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Sudarwan Danim & Khairil. (2010). Profesi kependidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suparno, P. (2002). Teori Intelegensi Ganda dan Aplikasinya Di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius

Supriyati, Y.(2012). Perencanaan Pengajaran. Diktat Mata Kuliah Perencanaan Pengajaran untuk Mahasiswa Semester IV, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Ulihbukit Karo-karo. Ign, dkk. (1979). Metodologi Pengajaran. Salatiga: Saudara. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

pasal 2, ayat 1.

Peraturan pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang profesi guru. --- Nomor 14 Tahun 2005 tentang kompetensi pendidik. Uzer Usman. (2006). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosda karya.

Vembriarto, dkk. (1972). Pengantar Perentjanaan Pendidikan. Jogjakarta: Gunung Agung

Wina Sanjaya. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Fajar Inter Pratama.

viii ABSTRAK

Skripsi dengan judul PERANAN PERENCANAAN PENGAJARAN BAGI PELAKSANAAN MENGAJAR MAHASISWA PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (PAK) PENDIDIKAN MENENGAH PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (IPPAK) SANATA DHARMA TAHUN AJARAN 2012/2013 ditulis berdasarkan pentingnya perencanaan pengajaran bagi pelaksanaan mengajar yang dilaksanakan oleh mahasiswa Program Pengalaman Lapangan (PPL) Pendidikan Agama Katolik (PAK) tingkat pendidikan menengah program studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah apakah perencanaan pengajaran mempunyai kedudukan yang penting bagi berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas, sehingga perencanaan pengajaran perlu mendapat perhatian yang besar dalam proses mempersiapkannya. Permasalahan tersebut diolah dalam penelitian sederhana yang ditujukan kepada mahasiswa semester VII program studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) Universitas Sanata Dharma yang telah melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) Pendidikan Agama Katolik (PAK) Pendidikan Menengah, untuk semester gasal tahun ajaran 2012/2013. Meliputi Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di mana para mahasiswa melaksanakan PPL pada beberapa sekolah swasta Katolik yang tersebar di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan pengajaran mempunyai peranan yang penting dan menunjang keberhasilan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Perencanaan pengajaran yang disiapkan dengan baik dapat dipakai sebagai acuan kegiatan belajar serta memudahkan guru dalam mengelola kelas. Mengingat begitu pentingnya Perencanaan pengajaran bagi guru, maupun bagi tercapainya tujuan kegiatan belajar mengajar maka Perencanaan pengajaran harus dimiliki dan dipersiapkan dengan sebaik-baiknya oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar.

Untuk membantu memudahkan mahasiswa dalam menyusun perencanaan pengajaran, maka penulis mencoba memberikan contoh Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP) sebagai sarana agar para peserta Program Pengalaman Lapangan (PPL) Pendidikan Agama Katolik (PAK) pendidikan menengah memiliki contoh Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP) pada saat menyiapkan perencanaan pengajaran.

ix ABSTRACT

A study entitled THE ROLE OF LESSON PLANNING IN THE IMPLEMENTATION OF TEACHING UNDERGRADUATES IN THE FIELD EXPERIENCE PROGRAM (PPL), CATHOLIC EDUCATION (PAK), SECONDARY EDUCATION IN THE STUDY OF CATHOLIC SPECIALIZATION PROGRAM (IPPAK) of SANATA DHARMA 2012/2013 is written based on the importance of teaching planning for the implementation carried out through the Field Experience Program for undergraduates in Catholic Instruction in Educational sciences at Sanata Dharma University, Yogyakarta.

The underlining issue in this study is whether or not the teaching planning has significant correlation to the ongoing learning in class, so that the planning requires constant attention in its preparation process. This issue is organized into a simple research that is intended for students in 7th semester.

Research has shown that planning plays a vital role in a teacher’s success in teaching learning objectives. Lesson plans that have been adequately prepared can be used as a benchmark that allows a teacher to organize class. Lesson planning is essential and must be prepared as best as it can by the teacher who plays a role of a facilitator in the teaching and learning activities. To make it easier for undergraduates to plan a lesson, the author has provided an example of a Teaching Implementation Plan as a medium for participants in the Field Experience Program of Catholic Education who are preparing a lesson plan.

Dokumen terkait