• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

2.3 Pertumbuhan Ekonomi

2.5.3 Peranan Sekor Pertanian Dalam Ekonomi

Para pemikir ekonomi pembangunan telah lama menyadari bahwa sektor pertanian memiliki peranan yang besar dalam perekonomian, terutama dalam tahap-tahap awal pembangunan (Lewis, 1954; Johnson dan Mellor, 1961; Kunznets, 1964). Sektor pertanian yang tumbuh dan menghasilkan surplus yang besar merupakan prasyarat untuk memulai proses transformasi ekonomi. Sektor non-pertanian, umumnya terlalu kecil untuk melakukan peranan itu.

Pada masa awal transformasi ekonomi, pertanian berperan penting melalui beberapa cara. Pertama, sektor pertanian yang tumbuh cepat akan mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan penduduk di pedesaan yang pada gilirannya dapat meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor non-pertanian. Permintaan yang tumbuh tidak saja terjadi bagi produk-produk untuk konsumsi akhir, tetapi juga produk-produk sektor non-pertanian yang digunakan petani sebagai input usahatani ataupun untuk investasi (Tomich et al, 1995). Kedua, pertumbuhan sektor pertanian akan mendorong pembangunan agroindustri. Agroindustri yang ikut berkembang adalah industri yang mengolah bahan baku primer yang dihasilkan pertanian, seperti industri pangan, tekstil, minuman, obat-obatan, dan juga sekarang industri bahan nabati. Di bagian hulu, agroindustri yang ikut tumbuh adalah industri yang menjadikan input penting bagi pertanian, seperti industri pupuk, obat dan pestisida, maupun industri mesin pertanian. Berkembangnya agroindustri, juga mengakibatkan semakin tumbuhnya infrastruktur, pedesaan dan perkotaan, serta semakin meningkatnya kemampuan manajerial sumber daya manusia. Pengalaman Korea dan Taiwan menunjukkan bahwa sektor pertanian dan agroindustri yang tumbuh kuat dapat menjadi saran penting bagi perkembanganya aktivitas-aktivitas si sektor non-pertanian, seperti industri kimia, mesin, ataupun logam (Otsuka dan Reardon, 1998).

Ketiga, kemajuan teknologi di sektor pertanian yang diwujudkan dalam peningkatan produktivitas kerja, menjadikan sektor ini dapat menjadi sumber tenaga kerja yang relatif murah bagi sektor non-pertanian (Timmer, 1998).

Keempat, pertumbuhan sektor pertanian yang diikuti oleh naiknya pendapatan penduduk pedesaan akan meningkatkan tabungan. Tabungan tersebut merupakan sumber modal untuk membiayai pembangunan sektor non-pertanian (Mellor, 1973). Kelima, sektor pertanian yang tumbuh cepat dapat menjadi sumber penerimaan devisa. Kontribusi devisa pertanian ini diperoleh melalui peningkatan ekspor dan peningkatan produk pertanian substitusi impor. Devisa dari pertanian ini menjadi sarana strategis bagi industrialisasi di suatu Negara. 2.6 Peneliti Sebelumnya

1) Fafurida (2009) menganalisis tentang “ Perencanaan Pengembangan Sektor Pertanian Sub Sektor Tanaman Pangan Di Kabupaten Kulonprogo.

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat perencanaan dalam pengembangan sektor pertanian khususnya tanaman pangan untuk peningkatan perekonomian daerah. Alat analisis yang digunakan adalah shift share, LQ dan analisis indeks pusat. Pengembangan komoditas tanaman pangan yang luar biasa, nilai indeks pusat, dan PDRB per kapita, dapat ditentukan arah pengembangan masing-masing komoditas tanaman pangan, yaitu dengan menentukan wilayah sentra produksi dan sentra produksi pengolahan industri.

Pusat produksi padi di Kecamatan Temon, Panjatan, Galur, Lendah, Kokap, Girimulyo, Nanggulan dan Samigaluh, dan penggilingan padi dikembangkan di Wates dan Pengasih. Untuk komoditi jagung, pengembangan industri pengolahan dilakukan di Sentolo dan Pengasih unit Kabupaten dan sentra produksinya di Kecamatan Temon, Lendah, Kalibawang Kokap, dan Samigaluh. Untuk komoditi tanaman ubi kayu, sentra produksi di Kecamatan Temon, Kokap,

Kalibawang Girimulyo dan Samigaluh, dan industri pengolahannya didirikan pada Sentolo dan Pengasih. sentra produksi ubi jalar adalah Inpanjatan, Pengasih, dan Girimulyo dan industri pengolahannya di Wates. Untuk komoditi kacang tanah, pengolahan industri didirikan di Kecamatan Wates dan Pengasih, dan sentra produksinya di Kecamatan Temon, Lendah, Kokap, Girimulyo dan Samigaluh.

Sentra produksi komoditas tanaman kedelai terletak di Kecamatan Temon, Galur, Lendah, Nanggulan dan Kalibawang dan industri pengolahan adalah di kecamatan Sentolo dan Pengasih. Temon, Sentolo dan Pengasih merupakan sentra produksi untuk tanaman kacang hijau dengan industri pengolahan di Kecamatan Wates.

2) Fachrurrazy (2009) menganalisis tentang “ Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Wilayah Kabupaten Aceh Utara Dengan Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB”.

Berdasarkan hasil analisis Klassen Typology menunjukkan bahwa sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat, yaitusektor pertanian dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Hasil perhitunganindeks Location Quotientsektor yang merupakan sektor basis (LQ>1) yaitu sektor pertanian, sektor pertambangandan penggalian, sektor industri pengolahan, dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Hasil analisis Shift Share menunjukkan bahwa sektor yng merupakan sektor kompetitifyaitu sektor pertnian, sektor bangunan dan konstruksi, dan sektor bank dan lembaga keuangan lainnya.

Berdasarkan hasil perhitungan dari ketiga alat analisis menunjukkan bahwa sektor yang merupakan sektor unggulandengan criteria tergolong ke dalam sektor yangmaju dan tumbuh dengan pesat,sektor basis dan kompetitif, yaitu sektor pertanian. Sub sektor pertanian yang potensial untuk dikembangkan sebagai sub sektor unggulan, yaitu sub sektor tanaman bahan makanan, sub sektor tanaman perkebunan, sub sektorpeternakan dan hasil-hasilnya, dan sub sektor perikanan.

3) Muhammad Abdul Mukhyl (2007) menganalisis tentang “Analisis Peranan Subsektor Pertanian Dan Sektor Unggulan Terhadap Pembangunan Kawasan Ekonomi Propinsi Jawa Barat: Pendekatan IRIO”.

Berdasarkan hasil analisis yaitu tingkat kontribusi margin Propinsi Jawa Barat dan Nasional unggul dalam sektor industri pengolahan,sektor bangunan dan sektor jasa-jasa, sedang sektor pertanian dalam subsektor tanaman perkebunan;subsektor perternakandan hasil-hasilnya; subsektor kehutanan; dan subsektor perikanan.Denganpendekatan LQ mempunyai keunggulan disektor industri pengolahan;sektor listrik, gas,dan air bersih; serta sektor perdagangan, hotel dan restoran, sedang di sektor pertanian hanya subsektor tanaman bahan makanan.

Berdasarkan dari penelitian sebelumnya dan mengkaji dari permasalahan yang akan diteliti maka dalam mencapai maka peneliti tertarik untuk meneliti Perencanaan Pengembangan Sektor Pertanian di Kabupaten Temanggung dengan menggunakan metode analisis, diantaranya analisis shift-share, location quotient, tipologi klassen, skalogram dan overlay.

Dokumen terkait