• Tidak ada hasil yang ditemukan

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

7.2. Perancangan Lanskap Ruang Terbuka RT 01/08

Di RT 01/08 terdapat beberapa ruang terbuka yang pemanfaatannya masih kurang optimal. Untuk itulah diperlukan suatu perancangan lanskap ruang terbuka di tapak ini (Lampiran 14, 15, dan 16) dengan berpegang pada beberapa prinsip

perancangan, yaitu tema sebagai unsur penyatu, gradasi sebagai pencipta variasi lembut, kontras sebagai pencipta variasi semarak, dan kontrol sebagai unsur penyeimbang. Keempat prinsip tersebut akan mendapat perhatian sebagai berikut.

7.2.1. Tema

Kesatuan amatlah penting dalam proses perancangan. Kesatuanlah yang membuat hasil suatu rancangan terlihat hidup, bernilai estetik, serta ”dapat berbicara” (memiliki ciri khas). Agar terciptanya kesatuan diperlukan adanya suatu tema yang sesuai. Oleh karena itu, berdasarkan hasil analisis dan sintesis, diputuskan tema yang digunakan untuk perancangan lanskap ruang terbuka RT 01/08 Kelurahan Baranangsiang ini, yaitu ”Kesatuan Hijau di dalam Ketetanggaan (Green Unity in Neighbourhood)”. Maksud dari penggunaan tema ini adalah di dalam suatu lingkungan ketetanggaan yang beragam terdapat suatu elemen pemersatu, yaitu elemen tanaman.

7.2.2. Gradasi

Gradasi diperlukan dalam suatu perancangan karena prinsip inilah yang membuat kelemahan atau kekurangan dari suatu tanaman atau tapak dapat tertutupi. Penggunaan elemen tanaman berukuran sedang dapat dipadupadankan dengan yang lebih kecil seperti yang terdapat di RT 01/08 ini. Selain itu, gradasi pun dapat dilakukan berdasarkan perbedaan warna tanaman.

7.2.3. Kontras

Selain adanya gradasi, diperlukan suatu prinsip lagi yang akan menarik perhatian mata, yaitu kontras. Dalam rancangan yang akan dibuat, penggunaan prinsip ini dapat terlihat dari penggunaan elemen batu di antara elemen tanaman sehingga terlihat adanya variasi yang cukup mencolok.

7.2.4. Kontrol

Dalam melakukan suatu perancangan diperlukan adanya kontrol agar hasil rancangan tidak lepas arah atau menjadi tidak terkendali. Jalan setapak yang tidak terlalu lebar akan dirancang dengan jenis tanaman berukuran kecil hingga sedang.

Bagian tepi jalan yang cukup lebar akan dirancang dengan elemen tanaman yang berukuran sedang hingga besar. Semua hal tersebut dilakukan agar terjadi keseimbangan.

7.3. Pe rancangan Lanskap Ruang Terbuka 7.3.1. Perancangan Lanskap Jalan Kecubung

Jalan Kecubung masuk ke dalam ruang penerimaan sehingga pada ruang ini juga terdapat pintu masuk menuju RT 01/08. Perancangan lanskap jalan ini didominasi oleh pengolahan ruang dengan memanfaatkan elemen tanaman serta keuntungan dari bentuk jalan yang kuldesak (Lampiran 17 dan 18). Elemen tanaman berfungsi untuk mempertegas arah, pengendali iklim mikro, pemberi identitas, sumber keanekaragaman hayati, dan pemberi kesan estetis.

Salah satu hal yang akan memberikan kesatuan pada Jalan Kecubung sebagai bagian dari Perumahan Dosen IPB “LAMPIRI” adalah penggunaan jenis tanaman yang sama yang akan menjadi ciri khas sekaligus menciptakan karakter tapak ini. Tanaman yang dimaksud adalah palem-paleman. Palem ini akan ditempatkan berderet pada tepi kiri dan kanan Jalan Kecubung sehingga sama dengan apa yang terdapat pada Jalan Pakuan Indah.

7.3.2. Perancangan Lanskap Jalan Pakua n Indah

Berdasarkan hasil analisis dan sintesis, pada tepi kanan jalan ini akan dirancang suatu pembatas jalan sehingga jelas pembatas antara jalanan dan rerumputan. Karena pada daerah ini sudah terdapat keseraga man dalam penempatan palem, hal ini akan ditindaklanjuti dan diusahakan sedapat mungkin untuk tidak me ngubah lanskap yang sudah ada. Jika karakteristik lanskap suatu wilayah berubah, lebih- lebih secara drastis, hal tersebut dapat menyebabkan gangguan pada ekosistem yang sudah ada terlebih dahulu. Pada tepi kanan jalan akan ditempatkan pohon palem dengan jenis yang sama dengan yang ditanam di tepi kiri jalan (Lampiran 19, 20, dan 21). Palem-palem tersebut akan dibuat berderet sejajar dengan rentang jarak tertentu.

7.3.3. Perancangan untuk Lahan Kosong Pribadi

Tapak ini memiliki dua buah lahan kosong pribadi yang salah satunya terletak di dekat perbatasan RT 01 dan RT 02. Lahan kosong di dekat perbatasan ini biasa digunakan untuk tempat menjemur pakaian. Lahan yang tidak bervegetasi ini masih berupa tanah kosong sehingga jika hujan akan menjadi becek dan licin. Perancangan pada lahan ini lebih kepada pemakaian perkerasan conblock agar ketika hujan tidak menjadi becek dan licin (Lampiran 22 dan 23).

Vegetasi yang digunakan adalah tanaman penutup tana h agar tidak mengganggu pengguna bila ingin menjemur pakaian.

7.3.4. Perancangan Node

Tapak ini memiliki dua buah lahan kosong pribadi yang salah satunya terletak di dekat rumah Ketua RT 01/08. Lahan kosong di dekat rumah Ketua RT 01/08 ini biasa digunakan untuk tempat parkir motor dan menaruh batu-batuan.

Lahan yang tidak bervegetasi ini masih berupa tanah kosong sehingga jika hujan akan menjadi becek dan licin. Perancangan pada lahan ini lebih kepada pemakaian elemen vegetasi dan air (Lampiran 24 dan 25). Salah satu jenis tanaman yang digunakan adalah kecubung karena lahan ini terletak di dekat Jalan Kecubung.

7.3.5. Perancangan Pekarangan Depan Rumah Berbentuk Persegi

Menurut Cherry dan Don (2007), kunci menata taman ukuran minim atau terbatas sebenarnya mudah yaitu sederhana, proporsional, dan selaras dengan arsitektur rumah. Pada sebuah taman berukuran kecil sebaiknya menyisakan 30-50% lahan terbuka supaya terkesan lega. Terhasilkannya sebuah pola penataan elemen taman yang diharapkan dapat diikuti oleh setiap rumah yang berpekarangan (Gambar 30). Sifatnya fleksibel sehingga masih dapat dikembangkan berdasarkan keinginan pemilik pekarangan. Untuk rumah-rumah berpekarangan pada tapak ini sebaiknya terdapat lubang resapannya. Untuk rumah yang bertempat di Jalan Kecubung sebaiknya seragam dalam pemakaian tanaman Kecubung di pekarangannya. Tanaman penutup tanah berfungsi untuk mempertegas bentuk pola. Tanaman perdu berfungsi sebagai gradasi dan pembatas. Tanaman palem dan batu berfungsi sebagai kontras.

7.3.6. Perancangan Taman untuk Rumah tanpa Pekarangan

Rancangan taman untuk rumah tanpa pekarangan sangat diperlukan pada tapak ini karena 60% rumah penduduknya tidak berpekarangan. Solusinya yaitu cukup kita buat teralis dari bilah-bilah bambu yang kemudian diikat dan digantungkan ke tembok kosong untuk kemudian digantungi dengan pot-pot tanaman (Gambar 31). Jenis tanaman yang digunakan pada Gambar 31 adalah sirih, sirih belanda, dan peperomia.

Gambar 30. Rekomendasi Rancangan Pekarangan Depan Rumah

Gambar 31. Rekomendasi Rancangan Taman untuk Rumah tanpa Pekarangan

7.3.7. Perancangan Pekarangan Rumah yang Berbentuk ”L”

Pola rancangan untuk pekarangan rumah berbentuk “L” pada dasarnya sama dengan pekarangan rumah berbentuk persegi hanya diberi tambahan sedikit (Gambar 32). Tanaman penutup tanah berfungsi untuk mempertegas bentuk pola.

Tanaman perdu berfungsi sebagai gradasi dan pembatas. Tanaman palem dan batu berfungsi sebagai kontras.

Dokumen terkait