• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Program Aplikasi HACCPeasy

Aplikasi HACCPeasy diharapkan dapat mempermudah penyusunan HACCP Plan. Oleh karena itu dilakukan analisis kebutuhan konsumen sederhana sebelum dilakukan desain program. Analisis ini dilakukan melalui dua kegiatan yaitu dengan analisis kebutuhan pengguna akhir dan analisis komparasi dengan produk aplikasi HACCP yang ada saat ini.

1. Analisis Kebutuhan Pengguna Akhir (End User)

Pada pertanyaan pertama terkait tingkat kesulitan penyusunan HACCP, hasil kuesioner menunjukkan bahwa 72% responden menyatakan kesulitan utama adalah kurangnya pengetahuan terkait bahaya, tindakan pengendalian, tindakan perbaikan serta pemantuan (langkah 6-11). Hal ini dikarenakan tuntutan pengetahuan mendalam terkait teknologi pangan dan keharusan untuk mencari berbagai referensi sebelum menghasilkan sebuah justifikasi. Sebanyak 18% mengatakan masalah utama adalah kurangnya pengetahuan terkait sistem HACCP itu tersendiri sedangkan sisa 10% menjawab dengan beragam seperti kurangnya referensi, kerjasama tim dsb.

Berdasarkan hasil kuesioner tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan membantu konsumen dalam menganalisis bahaya melalui penelusuran referensi maka akan mempercepat penyusunan HACCP. Oleh karena itu program ini akan memfokuskan pada penyusunan referensi analisis khususnya pada ketujuh prinsip HACCP. Referensi ini diambil dari berbagai sumber terpercaya seperti institusi-institusi pangan pemerintah (US-FDA ,CFIA, NZFSA dsb.), perguruan tinggi, serta referensi ilmiah seperti skripsi atau thesis.

2. Perbandingan dengan Aplikasi Sejenis

Pada uji ini dilakukan perbandingan terhadap dua aplikasi HACCP yang telah ada yaitu “HACCPNow” yang dibuat oleh J.T Flynn dan

“ISOSystemPlus berdasarkan ke Google. Kedua a aplikasi HACCP Gamba Gamba Secara umu cukup berarti t

lus” dari NetComm, USA. Pemilihan kedua a kepopulerannya berdasarkan pencarian men a aplikasi tersebut menduduki posisi teratas dalam

P.

bar 1. Tampilan antar-muka aplikasi HACCPnow

bar 2. Tampilan antar-muka aplikasi ISOsystemPl mum walaupun kedua aplikasi ini memiliki perbe

terkait langkah-langkah pen yusunan HACCP

aplikasi ini enggunakan m pencarian w Plus bedaan yang CP. Namun

dengan memp perbandingan ap untuk memperm menganalisisnya Program “ software ini me sehingga memun yang ada. Namu banyak maka un akan menjadi pe bahwa setiap je khusunya terka mungkin penggu kurang bermanfa Gambar 3. T Pada ap kemajuan yang c mungkin terjadi otomatis aplikas awalan yang m ”pre” maka aplik permasalahan ut tidak berada pa

pertimbangkan hasil kuesioner sebelumny aplikasi lebih di titik beratkan pada kemampua ermudah pengguna dalam menentukkan ba ya sesuai dengan 7 prinsip HACCP.

“HACCPNow” (Gambar 3), pada tahap analis enyediakan database yang telah ada dan cuku ungkinkan pengguna memilih salah satu item dar un permasalahannya dengan adanya database y untuk memilih salah satunya yang sesuai dengan pekerjaan yang cukup memakan waktu. Terlebih jenis pangan memiliki potensi bahaya yang ber kait bahaya mikrobiologis. Sehingga akhirn

guna memilih untuk mengisi sendiri dan databas nfaat.

. Tahap Penentuan Bahaya pada Aplikasi HACCP aplikasi “ISOsystemPlus” (Gambar 4) sudah g cukup membantu pengguna. Dalam memilih ba di maka ketika pengguna mengetikan sesuatu m asi akan menampilkan isi dari basisdata yang mirip. Sebagai contoh ketika pengguna menul likasi akan menyorot “presence of chlorine...”. A utama muncul ketika kata kunci yang ingin dicari pada awal kata. Sebagai contoh di atas maka k

nya maka uan aplikasi bahaya dan lisis bahaya kup lengkap ari database yang cukup an keinginan ih mengingat erbeda-beda rnya sangat ase menjadi CPnow ah terdapat bahaya yang maka secara ng memiliki uliskan kata . Akan tetapi ari pengguna a kata kunci

sebenarnya adal pengguna menu keluaran rekome awal kata sebaga

Gambar 4. T Selain kelem isi basisdata te tersebut adalah kolaborasi tim ya lintas platform. Pemutakhir terkait aspek ke mungkin timbu menyebabkan ke sangat sulit dila produsen aplikas Kemampua tersebut pada um Hal ini menjadi m

alah pada kata “chlorine” namun pada aplikasi nuliskan “chlorine” maka aplikasi tak akan me mendasi yang diharapkan karena “chlorine” tidak

gaimana terlihat pada gambar berikut.

. Tampilan analisis bahaya pada aplikasi ISOsyste lemahan yang dimiliki kedua aplikasi itu terhadap terdapat pula kelemahan lain yang ditemui. K h pemutakhiran/penambahan data yang sulit, ke yang terbatas, tidak adanya korelasi antar langkah

hiran data yang cepat adalah salah satu eleme keamanan pangan. Mengingat beragamnya bah bul dan terus bermunculannya emerging keharusan dalam penambahan/pemutakhiran dat ilakukan oleh segelintir orang atau pengguna ba

asi itu sendiri.

uan kolaborasi yang terbatas disebabkan karen umumnya hanya diperuntukkan untuk pemakaian

i masalah mengingat proses penyusunan HACCP

si ini ketika enghasilkan ak berada di temPlus ap pencarian Kelemahan kemampuan ah dan tidak men penting bahaya yang g pathogen data. Hal ini bahkan oleh

ena aplikasi ian individu. P dilakukan

secara tim sehingga penting bagi tiap anggota tim untuk tetap berpartisipasi dan mengawasi penyusunan rencana HACCP.

Tidak adanya korelasi antar langkah menjadi kelemahan yang cukup signifikan. Sebagai contoh ketika pengguna telah menentukkan sebuah “kemungkinan bahaya” aplikasi tidak secara otomatis menentukkan tindakan pencegahan, prosedur pemantauan, dan tindakan perbaikan yang relevan dengan bahaya tersebut. Hal ini menyebabkan pengguna harus tetap mengisi satu persatu sebagai bagian yang terpisah.

Dan yang terakhir adalah sifat ”Tidak lintas platform“ berarti aplikasi ini hanya terbatas dapat berjalan di lingkungan Windows dan tak dapat dijalankan di lingkungan Mac. Hal ini dapat menghambat kinerja tim apabila tiap tim memiliki platform computer yang berbeda

Berdasarkan pada kedua hal di atas (hasil kuesioner dan perbandingan dengan aplikasi sejenis) maka disimpulkan bahwa untuk mengoptimalkan manfaatnya maka rancang proses aplikasi yang akan dibuat harus memenuhi beberapa kriteria penting yaitu :

1. Harus memiliki kemampuan mencari isi database berdasarkan kata kunci yang dimasukkan secara live tanpa dibatasi dengan posisi dari kata kunci yang dicari. Hal ini dimungkinkan dengan penggunaan teknologi web “Autosuggest” dengan menggunakan teknologi AJAX (Asynchronous Javascript XML).

2. Mampu mempercepat efisiensi kerja dengan membuat korelasi antar langkah analisis bahaya. Solusi untuk hal ini adalah dengan memanfaatkan model HACCP generik dari berbagai sumber yang terpercaya sebagai kerangka kerja penyusunan rencana HACCP. 3. Memungkinkan dilakukannya pemutakhiran (update) basisdata

secara cepat dan kontinyu sehingga menjamin ketepatan analisis. Hal ini mungkin terjadi apabila setiap orang di penjuru dunia dapat memutakhirkan database secara online sebagaimana sistem wiki (seperti Wikipedia).

4. Memudahkan kolaborasi kerja tim dalam mengerjakan sebuah rencana HACCP. Hal ini dapat di atasi dengan menempatkan aplikasi pada satu server sehingga tiap anggota tim dapat mengakses dan mengubahnya dengan menggunakan username yang sama.

5. Tidak tergantung pada platform tertentu artinya aplikasi ini harus bersifat aplikasi web (Rich Internet Application).

B. Penyusunan Basisdata Aplikasi HACCPeasy

Penyusunan basisdata disesuaikan dengan rancang proses aplikasi yang akan dibangun. Dari hasil studi pustaka dari berbagai sumber terpercaya mengenai produk daging dan olahannya maka telah disusun beberapa basisdata yaitu:

1. Basisdata "Bahaya” dan “Tindakan Pencegahan” pada produk Daging dan olahannya Data berasal dari buku “ International

Handbook of Foodborne Pathogens” (CAC, 2005), dokumen ilmiah (skripsi dan tesis) serta database dari aplikasi HACCP lain. Jumlah entry yang berhasil didapat adalah sejumlah 216 data. Daftar lengkap basisdata dapat dilihat pada lampiran 1.

2. Basisdata “Batas Kritis”, “Tindakan Perbaikan” dan “Prosedur Pemantauan” yang berasal dari Food Code 2005 (U.S. Public Health Service, 2005), Recommended International Code Of Practice (CAC, 2003)danCode of Hygienic Practices for Meat(CAC, 2005). Jumlah entry yang berhasil disusun adalah 541 data. Daftar lengkap basisdata dapat dilihat pada lampiran 2-5.

3. Basisdata Generic HACCP yang berasal dari situs lembaga pangan seperti CFIA (Canadian Food Inspection Agency), US FDA, dan NZFSA (New Zealand Food Safety Authority) serta beberapa institusi pendidikan seperti Ohio University dan University of Nebraska. Jumlah data HACCP generik yang berhasil dikumpulkan sebanyak 13 entry.

Basisdata Generic HACCP terdiri dari beberapa judul antara lain : 1. Assembled Meat Products (Pizza) (CFIA, 1997)

2. Beef Slaughter (CFIA, 1997) 3. Cooked Sausage (CFIA, 1997)

4. Raw,Ground Meat and Poultry Products (USFDA, 1999) 5. Raw,Not Ground Meat and Poultry Products (USFDA, 1999) 6. Poultry Slaughter (USFDA, 1999)

7. Mechanically Separated (Species) / Mechanically Deboned Poultry (USFDA, 1999)

8. Irradiated, Raw Meat and Poultry Products (USFDA, 1999) 9. Heat Treated But Not Fully Cooked,Not Shelf Stable Meat and

PoultryProducts (USFDA, 1999)

10.Meat and Poultry Products with Secondary Inhibitors, Not Shelf Stable (USFDA, 1999)

11.Not Heat Treated, Shelf Stable Meat and Poultry Products (USFDA, 1999)

12.Heat Treated, Not Fully Cooked, Not-Shelf Stable Bacon (University of Nebraska, 1998)

13.Cold Storage of Animal Products (NZFSA, 2001)

Keseluruhan isi dari database dapat ditambahkan atau dimutakhirkan secara mudah dengan tampilan yang user friendly oleh pengguna kapanpun ditemukan data yang lebih baru. Selain itu dengan platform web yang bersifat online maka sangat mungkin terjadinya kolaborasi antar pengguna HACCPeasy di seluruh dunia untuk memutakhirkan data yang ada secara bersama beserta lampiran referensi yang terpercaya.

Dokumen terkait