• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Perancangan Sistem Informasi dengan Metode System Development

Untuk mengembangkan suatu sistem informasi, kebanyakan organisasi menggunakan suatu metodologi yang disebut metodologi perancangan sistem. Yang dimaksud metodologi ini adalah suatu proses standar yang diikuti oleh organisasi untuk melaksanakan seluruh langkah yang diperlukan untuk menganalisa, merancang, mengimplementasikan, dan memelihara sistem informasi (Hoffer, 1998).

Seperti yang berlaku pada kebanyakan proses, perancangan sistem informasi juga memiliki daur hidup. Daur hidupnya disebut daur perancangan sistem informasi (O‟Brien, 2001) atau secara umum dinamakan SLDC (System Development Life Cycle) atau daur hidup perancangan sistem. SLDC merupakan metodologi klasik yang digunakan untuk mengembangkan, memelihara, dan menggunakan sistem informasi. Metodologi ini mencakup sejumlah fase dan tahapan.

Gambar 2.3 Siklus Tahapan SDLC

Beberapa pendapat para ahli terhadap fase maupun tahapan metode SDLC.

Sumber Tahapan-tahapan dalam SDLC

Fabbri dan Schwab (1992)

Studi kelayakan, rencana awal, analisis sistem, desain sistem, dan implementas sistem.

Hoffer, George, dan Valacich (1998)

Identifikasi dan seleksi proyek, inisiasi dan perencanaan proyek, analisis, perancangan logis, perancangan fisik, implementasi, dan pemeliharaan.

Turban, McLean, dan Wetherbe (1999)

Inisiasi proyek, analisis sistem dan studi kelayakan, analisis dan perencangan logis, akuisisi atau perancangan, implementasi, operasi, evaluasi pasca audit, dan pemeliharaan.

Zwass (1998) Studi kelayakan, analisis kebutuhan, perancagan logis, perancangan fisik, pengkodean dan pengujia, konversi, dan kajian pasca-implementasi.

Meskipun jumlah tahapan dalam SDLC dalam berbagai literature berbeda- beda, pada prinsipnya secara keseluruhan semua proses yang dilakukan sama saja. Model air terjun SDLC diperlihatkan pada gambar berikut.

Gambar 2.4 Tahapan-tahapan dalam SDLC Analisis Sistem Studi kelayakan Analisis kebutuhan Desain Sistem Perancangan konseptual Perancangan fisik Implementasi sistem

Pemograman dan pengujian konversi

Operasi dan pemeliharaan

Kebutuhan sistem Perubahan lingkup/ kebutuhan Desain sistem Kesalahan atau

masalah yang tak memungkinkan implementasi dilaksanakan Sistem siap beroperasi mandiri Implementasi kurang lengkap / ada permintaan baru

2.4.1 Analisis Sistem

Analisis sistem bertujuan untuk menentukan hal-hal detail tentang yang akan dikerjakan oleh sistem yang diusulkan dan bukan bagaimana caranya. Analisis sistem berfungsi untuk memastikan bahwa rancangan sistem memenuhi persyaratan yang mencakup keakurasian, kontrol, keamanan, dan kemudahan diaudit.

Merupakan langkah pertama dalam SDLC keseluruhan informasi yang dibutuhkan oleh sistem: identifikasi, analisis, prioritas, dan susun ulang. Dalam tahapan ini ada beberapa hal yang harus dilakukan diantaranya mengidentifikasi proyek-proyek yang potensial, melakukan klasifikasi dan merangking proyek, dan memilih proyek untuk dikembangkan. Aktivitas yang biasa dilakukan pada tahap ini meliputi mewawancarai manajemen pengguna, merangkum pengetahuan yang didapatkan, dan mengestimasi cakupan proyek dan mendokumentasikan hasilnya. Tahapan ini akan menghasilkan laporan kelayakan yang berisi definisi masalah dan rangkuman tujuan yang ingin dicapai dari proyek yang dipilih.

Analisis sistem mencakup studi kelayakan dan analisis kebutuhan.

2.4.1.1 Studi Kelayakan

Studi kelayakan digunakan untuk menentukan keberhasilan solusi yang diusulkan. Tahapan ini berguna untuk memastikan bahwa solusi yang diusulkan tersebut benar-benar dapat dicapai dengan sumber daya dan dengan memperhatikan kendala yang terdapat pada perusahaan serta dampak terhadap lingkungan sekeliling. Studi kelayakan meliputi:

b. Pembentukan sasaran sistem baru secara keseluruhan. c. Pengidentifikasian para pemakai sistem.

d. Pembentukan lingkup sistem.

e. Pengusulan perangkat lunak dan perangkat keras untuk sistem baru. f. Pembuatan analisis biaya/manfaat.

g. Pengkajian terhadap risiko proyek.

h. Pemberian rekomendasi untuk meneruskan atau menghentikan proyek.

2.4.1.2 Analisis Kebutuhan

Tahapan analisis adalah tahapan dimana sistem yang sedang berjalan dipelajari dan sistem pengganti diusulkan. Dalam tahapan ini dideskripsikan sistem yang sedang berjalan, masalah, kesempatan didefinisikan, dan rekomendasi umum untuk bagaimana memperbaiki, meningkatkan atau mengganti sistem yang sedang berjalan diusulkan. Tujuannya adalah untuk memahami dan mendokumentasikan kebutuhan bisnis dan persyaratan proses dari sistem baru.

Analisis kebutuhan dilakukan untuk menghasilkan spesifikasi kebutuhan atau disebut juga dengan spesifikasi fungsional. Spesifikasi kebutuhan adalah spesifikasi yang rinci tentang hal-hal yang akan dilakukan sistem ketika diimplementasikan. Spesifikasi ini sekaligus dipakai untuk membuat kesepakatan antara pengembang sistem, pemakai yang kelak menggunakan sistem, manajemen, dan mitra kerja yang lain.

Analisis kebutuhan ini diperlukan untuk menentukan keluaran yang akan dihasilkan sistem, masukan yang diperlukan sistem, lingkup proses yang digunakan

untuk mengolah masukan menjadi keluaran, volume data yang akan ditangani sistem, jumlah pemakai dan kategori pemakai, serta kontrol terhadap sistem.

2.4.2 Desain Sistem

Desain sistem dibagi menjadi dua sub tahapan, yakni perancangan konseptual dan perancangan fisik. Keduanya memiliki sejumlah aktivitas sebagaimana diperlihatkan pada gambar berikut ini.

Analisis Sistem Desain Sistem Perancangan Konseptual Penyipan laporan rancangan sistem konseptual Penyiapan spesifikasi rancangan Evaluasi Alternatif Rancangan Perancangan Fisik Rancangan keluaran dan masukan Rancangan Platform Rancangan antarmuka pemakai dan sistem Rancangan basis data Rancangan Modul Rancangan kontrol

Dokumentasi Rencana Pengujian Rencana Konversi

Implementasi sistem

Gambar 2.5 Desain Sistem

Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru. Desain sistem secara umum merupakan persiapan dari desain secara terinci. Desain secara umum mengidentifikasikan komponen-komponen sistem informasi yang akan didesain secara rinci. Desain terinci dimaksudkan untuk pemrogram komputer dan ahli teknik lainnya yang akan mengimplementasi sistem.

Tahap desain sistem secara umum dilakukan setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan dan hasil analisis disetujui oleh manajemen. Pada tahap desain secara umum, komponen-komponen sistem informasi dirancang dengan tujuan untuk dikomunikasi kepada user bukan untuk pemrogram. Komponen sistem informasi yang didesain adalah model, output, input, database, teknologi dan kontrol.

Pada tahapan ini ada beberapa aktivitas utama, yaitu merancang dan mengintegrasikan jaringan, arsitektur aplikasi, mendesain antar muka pengguna, mendesain sistem antar muka, mendesain dan mengintegrasikan data base, membuat prototipe untuk detail dari desain, dan mendesain serta mengintegrasikan kendali sistem Perancangan konseptual sering juga disebut dengan perancangan logis. Dalam perancangan konseptual ada tiga langkah penting yang dilakukan yaitu evaluasi alternatif rancangan, penyiapan spesifikasi rancangan, dan penyiapan laporan rancangan sistem secara konseptual. Pada perancangan fisik, rancagan yang bersifat konseptual diterjemahkan dalam bentuk fisik sehingga terbentuk spesifikasi yang

lengkap tentang modul-modul sistem dan antarmuka antamodul, serta rancangan basis data secara fisik.

2.4.3 Implementasi Sistem

Pada tahapan ini dilakukan testing dan instalasi. Testing adalah menguji hasil kode program yang telah dihasilkan dari tahapan desain. Sedangkan instalasi adalah tindak lanjut setelah diadakan testing yaitu menggabungkan dan menginstal perangkat lunak dan perangkat keras pada organisasi dan secara resmi mulai digunakan untuk menggatikan sistem lama.

Pada implementasi sistem ada berbagai kegiatan yang dilakukan yaitu: a. Pemograman dan pengujian

Pemograman adalah aktivitas pembuatan program atau sederetan instruksi yang digunakan untuk mengatur komputer agar bekerja sesuai dengan maksud masng- masing instruksi.

b. Instalasi perangkat keras dan perangkat lunak c. Pelatihan kepada pemakai

d. Pembuatan dokumentasi e. Konversi

Konversi merupakan tahapan yang digunakan untuk mengoperasikan sistem baru dalam rangka menggantikan sistem yang lama.

Setelah masa sistem berjalan sepenuhnya menggantikan sistem yang lama, sistem memasuki tahapan operasi dan pemeliharaan. Selama sistem beroperasi, pemeliharaan sistem tetap diperlukan karena beberapa alasan seperti sistem masih menyisakan masalah-masalah yang tidak terdeteksi selama masa pengujian sistem. Pemeliharaan diperlukan karena perubahan bisnis atau lingkungan atau adanya permintaan kebutuhan baru, serta pemeliharaan juga dapat dipicu karena kinerja sistem yang menjadi menurun sehingga barangkali perubahan-perubahan salam penulisan program.

Perbaikan yang dilakukan tingkatannya bisa sangat variatif, mulai dari memperbaiki program yang crash hingga berfungsi kembali sampai pada penambahan modul-modul program yang baru sebagai jawaban atas perubahan kebutuhan pengguna. Tahapan SDLC ini memiliki kelemahan antara lain biaya dan waktu yang tinggi, dan memiliki metode yang tidak fleksibel karena keseluruhan langkah harus diikuti.

Dokumen terkait