• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perang Melawan Kaum Khawarij

menunjukkan permusuhan terhadap agama Islam. Dan Warga negara wajig

ALI BIN ABI THALIB,

F. Perang Melawan Kaum Khawarij

kekayaan baitul mal. Dari Basrah datang Abdullah bin Amir membawa barang yang banyak pula, mereka ini dipengaruhi oleh keluarga Umayyah yang ada di Tijaz. Mereka menggabungkan diri akan menuntut bela atas kematian Usman.

Yang mula-mula menerima seruan itu adalah Abdullah bin Amir yang akhirnya diikuti bani Umayyah di Tijaz. Dipelopori oleh kepala-kepala mereka seperti Amr bin Ash, Abid bin Uqbah dan lain-lain. Kemudian datang pula pemuka-pemuka anak muda seperti Jaqli bin Umayyah dari Yaman, Abdullah bin Zubair dari Madinah. Seluruhnya disuruh berkumpul oleh Aisyah dan diberi nasehat agar bersatu dan menuju Basrah, di Syiria telah ada tentara-tentara yang dipimpin oleh Mu’awiyah dan siap menentang Ali.

Setelah Usman bin Hunaif, amir Basrah yang diangkat oleh Ali mendengar bahwa tentara yang dipimpin oleh Aisyah akan datang. Ia memerintahkan mengutus dua orang utusan untuk menyambut mereka di luar kota dan menanyakan maksud kedatangan mereka ke Basrah. Aisyah, Thalhah, Zubair mengatakan bahwa maksud kedatangan mereka untuk mengumpulkan kaum muslimin bersama-sama menuntut pembelaan terhadap pembunuh-pembunuh Usman. Usman bin Hunaif tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak dapat menolak kemauan mereka.59

Setelah Ali mendengar hal in, Ia memerintahkan bala tentaranya untuk menuju Basrah. Terjadilah peperangan yang sangat hebat antara Ali dan tentaranya di satu pihak dan Aisyah dengan tentaranya di satu pihak dan Aisyah dengan tentaranya dilain pihak. Perang ini disebut perang Jamal (unta), karena Aisyah mengendarai unta ketika memimpin pertempuran. Dalam pertempuran ini pasukan Aisyah, Thalhah dan Zubair dapat dikalahkan oleh pasukan Ali. Setelah perang usai orang-orang mengakui kembali kekhalifahan Ali. Gubernur Basrah diganti Abdullah bin Abbas.

F. Perang Melawan Kaum Khawarij

Setelah beberapa kali pendekatan diplomasi Ali tak ditanggapi Mu’awiyah dan bahkan ia ingin menyelesaikan masalahnya dengan pedang;

59

khalifah Ali mengajak Mu’awiyah untuk duel satu lawan satu, tetapi Mu’awiyah merasa gentar menghadapi Ali yang dikenal sebagai The Tiger of God.

Akhirnya peperanganpun tak dapat terelakkan lagi, antara pasukan Ali di satu pihak dan pasukan Mu’awiyah dilain pihak. Peperangan ini diakhiri dengan gencatan senjata dari akal licik kubu Mu’awiyah yang pada posisi terdesak, gencatan senjata ini disebut “Majelis Tahkim”. Gencatan senjata ini berlangsung pada bulan Januari 659 M.60

Ternyata Tahkim tidak menyelesaikan masalah, malah menimbulkan masalah baru, sebagian tentara Ali yang tadinya tidak menyetujui diadakannya tahkim, sekarang mencela keputusan tahkim tersebut. Mereka berpendapat bahwa hal seperti itu tidak dapat diselesaikan dengan tahkim manusia, tetapi harus diselesaikan oleh putusan Allah. Tahkim hanya milik Allah. Semboyan “La hukma illa lilla”. Mereka berjumlag 12.000 orang dalam memandang Ali telah berbuat salah, oleh sebab itu mereka membelot keluar meninggalkan barisan Ali membentuk kelompok sendiri. Mereka kemudian dikenal dengan Al Khawarij, kemudian menjadi salah satu sekte dalam Islam.61

Tahkim telah merugikan Ali dan menguntungkan Mu’awiyah untuk mencapai tujuannya menjadi khalifah. Khalifah yang resmi sebenarnya hanya Ali, tetapi melalui tahkim, Mu’awiyah-pun menjadi khalifah yang tidak resmi. Ali dan pasukannya yang setia padanya akan terus melanjutkan perang melawan Mu’awiyah. Namun Ali sekarang sudah punya dua musuh Mu’awiyah dan kaum Khawarij.

Khawarij bukan hanya keluar dari barisan Ali, bahkan menyusun kekuatan untuk melawan Ali, mereka berkumpul di Harura setelah Ali kembali dari Siffin. Oleh sebab itu mereka juga disebut Al Hururiyah. Mereka dipimpin oleh Abdullah Ibnu Wahab al Resibi. Sementara Ali mempersiapkan pasukan untuk menghadapi Mu’awiyah di Siria, kaum Khawarij memberontak melawan Ali di Nehrawan. Tentu saja Ali berusaha menumpas pemberontakan

60

Harun Nasution, Islam……hal. 60.

61

Khawarij terlebih dahulu, Ali menyerang kamp perkemahan mereka di Nehrawan dan hampir saja membinasakan mereka semua. Sebagian dari mereka melarikan diri dan terus bangkit lagi dengan nama lain. Mereka selalu menjadi penghalang di dalam tubuh pemerintahan khalifah sampai masa Abasiyyah.62

Sementara pasukan Ali melawan kaum Khawarij, Mu’awiyah mengirim pasukannya dari Syiria dengan dipimpin Amr bin Ash untuk merebut Mesir. Gubernur Mesir yang diangkat Ali berhasil digulingkan oleh pasukan Amru bin Ash dan akhirnya Mesir berada di bawah kekuasaan Mu’awiyah pada bulan Juli 658 M. Dan Amru bin Ash sebagai gubernurnya.

Di samping itu kaum Khawarij secara diam-diam telah konspirasi untuk membunuh ketiganya pada hari dan waktu yang sama yaitu 17 Ramadhan 40 H/24 Januari 661 M. Abdurrahman bil Muljam diutus membunuh khalifah Ali di Kufah, Amru bin Bakar At Tamimi berangkat ke Mesir untuk membunuh Amru bin Ash dan Al Bakar bin Abdullah Al Tamimi pergi ke Syiria untuk membunuh Mu’awiyah. Di antara itu, hanya Abdurrahman yang berhasil membunuh Ali bin Abi Thalib pada pagi hari Jum’at ketika Ali sedang menuju ke masjid mengimami sholat Shubuh.

Berakhirlah riwayat khalifah yang Ali meninggal dengan Syahid fi sabilillah dan setelah itu Abdurrahman bil Muljam dibunuh orang. Adapaun Al Bakar bin Abdullah menikam Mu’awiyah tetapi tidak sampai mati. Sedangkan Amru bin Bakar tidak berhasil membunuh Amru bin Ash, karena yang terakhir ini sedang sakit di rumahnya dan tidak pergi ke masjid untuk menjadi imam sholat shubuh, ia digantikan oleh Kharijah bin Habib Al sahami, Amr bin Bakar membunuh Kharijah bin Habib sebab dia menyangka itu Amr bin Ash.

62

BAB VII

DINASTI BANI UMAIYYAH