• Tidak ada hasil yang ditemukan

menunjukkan permusuhan terhadap agama Islam. Dan Warga negara wajig

DINASTI BANI UMAIYYAH (Islam Kekuatan Politik dan Kemajuannya)

B. Perluasan Wilayah Islam

Dengan demikian secara resmi berdirilah Bani Umayyah dengan khalifah yang pertama Mu’awiyah bin Abu Sufyan.

Dalam panggung sejarah Dinasti Bani Umayyah ini bertahan selama 90 tahun dengan 14 khalifah, semuanya diangkat berdasarkan keturunan Bani Umayyah. Pada masa pemerintahan Dinasti Bani Umayyah ini terkenal dengan perubahan sistem pemerintahan dari Baiat ke sistem kerajaan. Dan Mu’awiyah juga menganut kebijakan yang kuat. Perluasan kekuasaan muslim yang besar terjadi di bawah kepemimpinannya. Dia adalah organisator ulung bagi kemenangan-kemenangan Islam.64

Menurut Philip K. Hitti, pemerintahan Dinasti bani Umayyah tidak hanya membuktikan konsolidasi, tetapi mencakup perluasan wilayah kekhalifahan. Perluasan yang dilakukan Dinasti Bani Umayyah adalah merupakan lanjutan merupakan lanjutan ekspansi-ekspansi yang telah dilakukan Usman dan Ali bahkan angkatan lanjutannya mampu melakukan penyerangan ke ibu kota Bizantium dan Konstantinopel yang selanjutnya dikuasai khalifah-khalifah dinasti bani Ummayah.

Secara garis besar perlu perluasan kekuatan politik bani Umayyah meliputi tiga front yaitu: Front Asia Kecil, Front Afrika Utara dan Front Timur. Perluasan kekuatan politik bani Umayyah ini diikuti pula kemajuan-kemajuan di bidang kenegaraan dan peradabannya.

B. Perluasan Wilayah Islam

Perluasan daerah dan penaklukan-penaklukan baru dilaksanakan apabila stabilitas dalam negeri sudah ada dan mempunyai kekuatan. Perluasan wilayah ini banyak dilakukan oleh khalifah dinasti bani Umayyah terutama pada masa pemerintahan khalifah Abdul Malik, khalifah al-Wahib dan sedikit pada masa khalifah Sulaiman. Dalam masa-masa khalifah inilah terlaksana perluasan dan penaklukan yang gemilang.

Gerakan perluasan kekuatan politik yang dilakukan Dinasti Bani Umayyah ini melipti tiga front yang terpenting, yaitu:

64

1. Front Asia Kecil yaitu pertempuran melawan bangsa Romawi di Asia Kecil, termasuk padannya pengepungan terhadap Konstantinopel dan penyerangan beberapa pulau di laut tengah.

2. Front Afrika Utara, front ini sampai ke Pantai Atlantik, kemudian menyeberang ke Selat Jabal Tariq dan sampai ke Spanyol, kedua front ini dinamakan Front Barat.

3. Front timur, front ini meluas dan terbagi kepada dua cabang yang satu menuju ke utara ke daerah–daerah di seberang sungai Jihun. Kemudian cabang kedua menuju ke selatan meliputi daerah Sind.65

a). Perluasan ke Asia Kecil

Sebagai khalifah pertama Dinasti Bani Umayyah, Mu’awiyah merupakan orang yang pertama yang melanjutkan ekspansi-ekspansi yang telah dilakukan oleh khalifah Arrosidin. Setelah Mu’awiyah selesai memadamkan pembrontakan di dalam negeri, mulailah ia mengarahkan kembali perhatiannya mengekspansi imperium Bizantium. Pada masa Daulah Umayyah yang menjadi ibu kota pemerintahannya adalah kota Damascus di kota tersebut dekat sekali letaknya dengan batas kerajaan Bizantium.

Ketika terjadinya kekacauan-kekacauan sebelum berdirinya Bani umayyah pasukan Romawi ketika itu telah merebut kembali beberapa daerah di Armenia, yang sebelumnya itu telah ditaklukkan kaum muslimin. Untuk mengembalikan daerah yang telah ditaklukan itu, Mu’awiyah mempesiapkan armada lautnya yang terdiri dari 1700 kapal lengkap dengan perbekalan dan persenjataan, lalu diserangnya pulau-pulau di laut tengah sehingga ia berhasil menduduki pulau-pulau Rhades pada tahun 53 H, dan pulau Sincilia dan pulau Arwad, tidak jauh dari kota Konstatinopel.

65

Ahmad Salabi, Mausu’ah at-Thariq al-Islam al-Hadrati al-Islamiyah (Mesir: an-Nahdlah, tt), hal. 113.

Pulau-pulau ini semuanya dekat pulau cyprus yang telah ditaklukkan Mu’awiyah pada masa khalifah Usman. Dalam penyerangan terhadap kebanyakan pulau-pulau tersebut, armada Islam dipimpin oleh Janadah Ibnu Abi Umayyah.

Setelah berhasil menguasai beberapa pulau tersebut, Mu’awiyah mulai pula bergerak mengerahkan angkatan lautnya yang lebih besar untuk mengepung kota Konstatinopel di bawah pimpinan Yazid Ibnu Mu’awiyah dan didampingi oleh pahlawan-pahlawan Islam yang gagah berani, pengepungan Konstatinopel ini tidak berhasil walaupun sudah berlangsung selama 7 tahun. Tanpa diketahui secara pasti mengapa armada itu mengundurkan diri dari pengepungan itu, asumsi-asumsi yang berkembang armada itu terbakar, ada mengatakan dibakar tetapi pengunduran itu terjadi pada akhir-akhir masa pemerintahan Mu’awiyah atau masa permulaan pemerintahan anaknya Yazid. Kemudian pada masa pemerintahan al-Walid timbul kembali untuk menaklukkan Konstantinopel tetapi tidak berhasil ,juga diteruskan pada masa pemerintahan Sulaiman juga tidak berhasil dikarenakan penghianatan Leon Mar’asy yang berbalik menyerang kaum muslimin.

b). Perluasan ke Timur

Dalam masa pemerintahan Mu’awiyah beberapa kemajuan diperoleh di kawasan panglima Qais Ibnu Hatsam juga sebagai gubenur di Khurasan. Masa ini berhasil menaklukkan Badqis, Harah (Heart) dan Balklh. Penaklukan ini berawal dari penghianatan mereka terhadap perjanjian yang telah dilakukan dengan umat Islam. Setelah ditaklukan penduduk Balkh meminta damai dan disetujui oleh Qais setelah itu penduduk Baghis dan Harah meminta damai pula.

Kemudian penaklukan juga diarahkan ke Ghazna, Kandahar serta kawasan lainnya. Di timur jauh pasukan muslim sampai ke sungai Indus dan berhasil menaklukkan Dainabul dan Al-Nirun.

Dengan demikian penaklukan Mu’awiyah sudah mencapai kawasan Khurasan sampai ke sungai Oxus dan Afganistan sampai ke Kabul. Ekspansi ke Timur diteruskan selanjutnya oleh penggantinya Walid bin Malik yang dipimpin oleh Qutaibah bin Muslim. Setelah menyeberangi sungai Oxus dan melakukan peperangan dari tahun 706 – 709, Bukhara berhasil ditaklukkan, dua tahun kemudian Samarkan dapat dikuasai. Kemudian pada masa Abd. Al Malik di bawah pimpinan al Hajjaj Ibn Yusuf tentara yang dikirimnya menyeberangi sungai Oxus dan Balkh, Bukhara, Khawajim, Ferghana dan Samarkan tentaranya juga sampai ke India dan dapat menguasai Balukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai ke Multan.66

c). Perluasan ke Afrika Utara

Ekspansi Islam selanjutnya diarahkan ke daerah pantai Afrika Utara yang dulunya takluk ke bawah kekuatan Romawi dan diperintahi oleh satuan-satuan tentara Romawi yang ditempatkan pada tempat tersebut. Penaklukan Islam ini terus berlanjut sampai ke Bargah dan Tripoli. Kaum muslimin menaklukkan Bargah dan Tripoli untuk menjaga keamanan daerah Mesir dari serangan kerajaan Bizantium. Tetapi pada akhirnya kerajaan Bizantium memperkuat kembali kubu-kubu pertahanan mereka di pantai dan mengirimkan satuan-satuan tentara yang ditempatkan di kubu-kubu tersebut. Tugas itu dipercayakan kepada Uqbah Ibnu Nafi al-Fihri.67

Karena kemahiran dan keberanian Uqbah dapat mengalahkan armada Bizantium di daerah pantai, demikian pula bangsa Barbar di pedalaman maka daerah Tripoli dan Fazzan dikuasai kembali selanjutnya terus ke selatan sampai ke Sudan. Penyerbuan pada saat ini bukan dimaksud untuk mengamankan Mesir lagi tetapi menyapu bersih satuan

66

Montgomery Watt, Kejayaan Islam, trj, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1990), hal. 38.

67

Rumawi dan untuk memasukkan negeri-negeri itu seluruhnya ke dalam Daulah Islamiyah.

Di sebuah lembah yang terletak jauh dari pantai Uqbah membangun kota Qairawan tahun 670 M (50 H), dimana di dalam kota ini dibangun masjid, asrama-asrama militer, gedung-gedung pemerintahan serta perumahan-perumahan perwira. Pada masa pemerintahan Yazid di bawah pimpinan Uqbah juga berhasil untuk memajukan penaklukan sampai ke pantai lautan Atlantik tetapi kemenangan ini tidak berlangsung lama, karea tewasnya Uqbah dan kalahnya satuan-satuan mereka, maka kembalilah ke tangan Rumawi daerah pantai tersebut.

Khilafah Umayyah mulai bangun kembali pada masa pemerintahan Abdul Malik. Ia mengirimkan satuan yang besar di bawah pimpinan Hasan Ibnu Nu’am al-Ghassani. Satuan ini berhasil menumpas satuan-satuan Rumawi dan menghalau mereka dari Afrika Utara. Begitu pula mereka berhasil menindas perlawanan bangsa Barbar.

Dengan demikian maka negeri-negeri itu sampai ke pantai lautan Atlantik kembali bagian dari alam Islam. Hasan berusaha pula mengatur urusan-urusan pemerintahan, keuangan, pajak dan lain-lainnya.

d) Perluasan ke Barat

Ekspansi ke Barat terjadi pada zaman al-Walid (705-715) pasukan Islam yang dipimpin Musa Ibn Nusair dapat menaklukkan Jazair dan Maroko (89 H). Setelah dapat ditundukkannya dia mengangkat Thariq Ibn Ziad sebagai wakil pemerintahan daerah tersebut pada tahun 92 H (711 M). Perluasan dikembangkan ke Eropa, dimana Tariq menyebrangi selat antara Maroko dengan benua Eropa.Beliau mendarat di suatu tempat yang dikenal dengan namanya Gibraltar (Jabal Tariq). Pendaratan ini adalah merupakan perencanaan untuk menaklukkan Spanyol.Tariq dilengkapi dengan 7.000 orang pasukan (kebanyakan orang Barbar),di Jabal Tariq ini menyusun siasat, namun sebelum pertempuran berlangsung Tariq meminta tambahan pasukan kepada Musa Nushair (Gubernur Afrika utara), ini dilakukan setelah

mengetahui raja Roderich telah mempersiapkan satu pasukan yang cukup besar sekitar 100.000 orang. Musa mengirimkan pasukan tambahan sebanyak 5000 orang, dengan dikirim jumlah pasukan Tariq seluruhnya berjumlah 17.000 orang. Tariq dan pasukannya berhasil mengalahkan Roderick, sementara Roderick mungkin melarikan diri dari peperangan atau mungkin juga mati terbunuh dalam penyerangan tersebut sehingga tidak diketahui lagi beritanya.68

Dengan keberhasilan tersebut pintu gerbang memasuki Spanyol semakin terbuka lebar,kota Toledo, Malaga, Elvira, Granada dapat dikuasai sementara Cordova jatuh ke tangan umat Islam setelah dua bulan dikepung. Selanjutnya dengan pasukan 18.000 orang Musa berhasil menaklukkan Carmona, Sidonia dan penaklukan daerah Seville yang dahulunya menjadi ibukota Spanyol.

Berdasarkan gambaran di atas dapat dikatakan, bahwa kekuatan politik Dinasti Bani Umayyah meluas ke Barat dan ke Timur. Barat mencakup dari Mesir ke seluruh Afrika Utara, bahkan sampai ke Andalusia atau Spanyol Islam, dan ke daerah Timur perluasan politik sampai ke India dan perbatasan Cina.