• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perangkat lunak Akuntansi Berbasis Open Source

BAB II LANDASAN TEORI

A. Perangkat lunak Akuntansi Berbasis Open Source

Untuk mengetahui pengertian perangkat lunak akuntansi berbasis open source, maka pengertian perangkat lunak akuntansi dan perangkat lunak berbasis open sourceakan diajabarkan sebagai berikut:

1. Pengertian Perangkat lunak Akuntansi

Karena perangkat lunak merupakan salah satu komponen dari sistem informasi akuntansi, maka penelitian ini akan menjabarkan mengenai sistem informasi akuntansi terlebih dahulu.

a. Sistem

Sistem adalah kumpulan dari dua komponen atau lebih yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan (Romney & Steinbart, 2014). Informasi adalah data yang sudah diproses sehingga mempunyai nilai lebih (Romney & Steinbart, 2014). Sedangkan menurut Hall (2007) sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang sama. Dari beberapa definisi sistem diatas, dapat disimpulkan, sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai contoh,

dalam sistem komputer terdapat perangkat lunak, hardware, dan brainware.

b. Informasi

Pengertian informasi menurut Andry et al. (2007) adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendukung sumber informasi. Sedangkan informasi menurut Susanto (2008) merupakan hasil dari pengolahan data yang memberikan arti dan manfaat. Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sebuah data harus diolah terlebih dahulu agar dapat menjadi informasi yang berguna bagi pemakai informasi. Mc Leod (Susanto, 2008) menyatakan bahwa informasi berkualitas harus memiliki empat kriteria, yaitu akurat, tepat waktu, relevan,dan lengkap.

c. Sistem Informasi

Pengertian sistem informasi menurut adalah komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, pengendalian dan untuk memberikan gambaran aktivitas di dalam perusahaan (Laudon, 2012). Sedangkan menurut Hall (2007), sistem informasi merupakan serangkaian prosedur formal di mana data dikumpulkan dan diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para

pengguna informasi. Adapun Laitch dan Bavis (Kusrini dan Koniyo, 2007) sistem informasi merupakan suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Sedangkan menurut La Midjan dan Susanto (2008), sumber dari sistem informasi di dalam perusahaan yang bersumber dari alat-alat pemroses atau pengolah data adalah :

1) Otak. Otak manusia memiliki dua macam memori yaitu memori jangka panjang dan memori jangka pendek.

2) Manual. Alat pengolah manual yang ditandai dengan penggunaan pena dan tinta.

3) Mekanik. Mekanik memberikan hasil pengolahan yang lebih cepat, rapih, dan terstandarisasi.

4) Elektrik.

5) Elektronik. Elektronik memberikan kecepatan dan efisiensi pengolahan.

d. Akuntansi

Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mencatat, dan pengkomunikasian informasi ekonomi agar pemakai informasi dapat mengambil pertimbangan dan keputusan berdasarkan informasi tersebut (Weygant et.al., 2015). Sedangkan Menurut

American Insitute of Certified Public Accounting (AICPA) mendefinisikan akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya. Dan pengertian menurut Charles T. Horngren, dan Walter T.Harrison (Horngren Harrison,2007:4) menyatakan bahwa akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan.

e. Sistem Informasi Akuntansi

Dari berbagai penjabaran diatas, Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dapat diartikan sebagai komponen-komponen yang terdiri dari

pelaku, metode dan prosedur untuk mengumpulkan,

mengklasifikasikan, mengikhtisarkan, dan melaporkan informasi mengenai keuangan dan operasi usaha, kemudian mengolahnya menjadi informasi untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan perusahaan. (Fess et al, 1999). Menurut James A. Hall (2007:10) sistem informasi akuntansi adalah sistem yang terdiri dari tiga sub sistem, yaitu transaction processing systems, general ledger atau financial reporting systems, dan management reporting systems. Menurut (Romney & Steinbart, 2014) Sistem Informasi Akuntansi terdiri dari enam komponen, yaitu:

1) Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan berbagai fungsi.

2) Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas-akivitas organisasi.

3) Data tentang proses-proses bisnis organisasi

4) Perangkat lunak yang dipakai untuk memposes data organisasi 5) Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer,

peralatan pendukung (peripheral device), dan peralatan untuk komunikasi jaringan.

6) Pengendalian internal dan pengukuran keamanan yang menyimpan data SIA.

Keenam komponen ini secara bersama-sama memungkinkan suatu sistem informasi akuntansi memenuhi tiga fungsi pentingnya dalam organisasi, yaitu:

1) Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang (review) hal-hal yang telah terjadi.

2) Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.

3) Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat, dan andal.

Setelah mengetahui bahwa salah satu komponen sistem informasi akuntansi adalah perangkat lunak, maka perangkat lunak akuntansi dapat diartikan sebagai perangkat lunak yang dirancang untuk memudahkan aktivitas organisasi dalam pencatatan dan menyimpan data akuntansi. Perangkat lunak akuntansi terdiri dari modul-modul yang merupakan kelompok fungsi yang saling berhubungan. Modul-modul umum meliputi modul penjualan, pembelian, persediaan, dan buku besar (Rama, 2009).

2. Pengertian Open Source

Secara harfiah open source berarti “(kode) sumber yang terbuka”.

Sumber yang dimaksud di sini adalah source code (kode sumber) dari sebuah perangkat lunak, baik itu berupa kode-kode bahasa pemrograman maupun dokumentasi dari perangkat lunak tersebut. Definisi lain dari opensource.org menyebutkan bahwa open source adalah perangkat lunak komputer yang telah dibuat, selain

memperoleh perangkat lunaknya juga dapat diperoleh kode perintah (source code) aslinya, sehingga dapat digunakan tidak hanya oleh pembuat perangkat lunak, tetapi juga pihak lain. Garcia dan Magdaleno (2013) mendefinisikan open source sebagai

“OSS is software that can be used, studied, and modified without restriction, and which can be copied and redistributed in modified or unmodified form either without restriction, or with minimal restrictions only to ensure that further recipients can also do these things and that manufacturers of consumer-facing hardware allow user modifications to their hardware”.

Berdasarkan definisi yang telah dikemukan di atas dapat disimpulkan bahwa perangkat lunak berbasis open source adalah perangkat lunak yang didistribusikan secara bebas dan gratis disertai source code perangkat lunak tersebut sehingga memungkinkan orang lain untuk

memodifikasi, berpartisipasi dalam pengembangan serta

mendistribusikan ulang perangkat lunak tersebut.

Hanya saja, perangkat lunak yang memiliki akses terhadap source code tidak selalu dapat dikatakan sebagai perangkat lunak open source. Disadur dari opensource.org, suatu perangkat lunak open source harus memenuhi sepuluh kriteria dibawah ini :

1. Free Redistribution

Lisensi tidak membatasi pihak manapun dalam menjual atau membagikan perangkat lunak. Dalam hal ini, perangkat lunak tidak memerlukan sebuah royalti atau biaya lain untuk penjualan perangkat lunak tersebut.

b. Source Code

Perangkat lunak open source harus menyertakan kode pemrograman perangkat lunaknya. Bahasa pemrograman ini harus dipublikasikan di internet dan dapat di unduh secara gratis agar dapat dimodifikasi oleh programmer lainnya.

c. Derived Works

Lisensi harus memungkinkan untuk dimodifikasi dan dikerjakan ulang, serta harus mengizinkannya untuk didistribusikan di bawah persyaratan yang sama seperti lisensi perangkat lunak asli.

d. Integrity of The Author’s Source Code

Bahasa pemrograman bisa saja tidak dapat dimodifikasi menjadi program baru, tetapi dapat di modifikasi oleh programmer lain menjadi sebuah patch baru dari program tersebut dengan tujuan memperbaharui perangkat lunak tersebut menjadi lebih baik. e. No Discrimination Againts Person or Group

Lisensi tidak boleh mendiskriminasi seseorang atau sekelompok orang.

f. No Discrimination Againts Fields of Endeavor

Lisensi tidak boleh melarang siapapun untuk memanfaatkan program dalam bidang usaha tertentu. Misalkan, tidak boleh melarang suatu program untuk digunakan dalam kegiatan bisnis atau untuk kegiatan penelitian.

g. Distribution of Lisence

Lisensi dari program dapat didistribusikan kembali tanpa perlu izin maupun lisensi tambahan dari pihak-pihak yang melakukan distribusi ulang dari program tersebut.

h. Lisence Must Not Be Specific to a Product

Lisensi dari program tetap melekat pada suatu program meskipun program tersebut telah di kerjakan ulang oleh pihak lain dan didistribusikan ulang oleh pihak lain. Pihak yang melakukan hal tersebut tetap memiliki hak yang sama dengan pihak yang pertama kali membuat program tersebut.

i. Lisence Must Not Restrict Other Perangkat lunak

Lisensi dari program open source tidak boleh terikat dengan lisensi program lain terutama program berlisensi atau close source.

j. Technology Must Be Technology-Neutral

Tidak ada ketentuan bahwa lisensi merupakan predikat dari teknologi seseorang maupun antarmuka tertentu.

Dari penjabaran diatas serta definisi perangkat lunak berbasis open source, maka dapat disimpulkan definisi dari perangkat lunak akuntansi berbasis open source. Perangkat lunak akuntansi berbasis open source adalah perangkat lunak yang digunakan untuk mempermudah aktivitas dan kegiatan akuntansi dengan memanfaatkan konsep modularitas atas serangkaian aktivitas yang serupa ke dalam modul-modul spesifik seperti

pembelian, penjualan, penggajian, buku besar, dan lain-lain, di mana perangkat lunak ini dapat diperoleh secara gratis dan disertai source code perangkat lunak tersebut sehingga memungkinkan pengguna untuk memodifikasi dan mendistribusikan ulang perangkat lunak.

Dokumen terkait