• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peraturan mengenai Bangunan, dsb pada Daerah Perencanaan Kawasan

(Aktivitas yang Membutuhkan Pengumuman)

Pasal 38-4 Aktivitas-aktivitas yang ditetapkan oleh Ordonansi pada bagian-bagian lain dari pada yang tertera pada tiap Butir Pasal 58-2 Ayat 1 Undang-Undang Perencanaan Kota adalah pembangunan gedung dan tiap aktivitas yang disebutkan pada bagian berikut ini pada daerah atau lahan yang disebutkan pada tiap bagian:

(1) Daerah dimana larangan tata guna sudah ditetapkan pada perencanaan kawasan, atau larangan mengenai bangunan, dsb yang dibuat berdasarkan penggunaan bangunan: perubahan pada tujuan penggunaan bangunan, dsb (terbatas pada kasus dimana bangunan, dsb dengan perubahan tata guna berikut yang tidak sesuai dengan larangan tata guna yang ditetapkan dalam rencana tata kawasan, atau larangan mengenai bangunan, dsb yang dibuat berdasarkan kegunaanya);

(2) Daerah dimana larangan mengenai bentuk atau desain bangunan, dsb ditentukan dalam rencana kawasan: perubahan bentuk atau desain bangunan, dsb; dan

(3) Daerah dimana hal-hal mengenai konservasi seperti yang ditetapkan dalam Pasal 7-7 telah ditentukan dalam rencana kawasan: penebangan pohon atau pohon bambu.

(Aktivitas yang Ditetapkan oleh Ordonansi Berdasarkan Pasal 58-2 Ayat 1 Butir 1 Undang-Undang Perencanaan Kota)

Pasal 38-5 Aktivitas yang ditetapkan oleh Ordonansi Berdasarkan Pasal 58-2 Ayat 1 Butir 1 Undang-Undang Perencanaan Kota adalah sebagai berikut:

(1) Perubahan berikut terhadap pembagian, bentuk dan karakter lahan

a. Perubahan terhadap pembagian, bentuk dan karakter lahan yang dilakukan dengan tujuan penyediaan lahan bagi bangunan sementara atau pembangunan gedung sementara;

b. Perubahan terhadap pembagian, bentuk dan karakter lahan yang diperlukan untuk pengelolaan bangunan yang ada, dsb; dan

c. Perubahan terhadap pembagian, bentuk dan karakter lahan yang dilakukan dalam praktek-praktek pertanian, kehutanan dan perikanan;

(2) Pembangunan gedung atau bangunan yang diperuntukan sebagai berikut:

a. Pembangunan gedung atau bangunan seperti yang diperuntukkan dalam bagian a. pada bagian sebelumnya;

b. Pembangunan bangunan yang diperlukan untuk display iklan di luar bangunan dengan total luas display seluas 1 m2 atau kurang dan tingginya 3 m atau kurang;

c. Pembangunan jaringan pipa air bersih, pipa air kotor dan bangunan sejenis lainnya yang dibangun di bawah tanah;

d. Pembangunan daerah jemuran pakaian, instalasi bangunan, kabel-kabel listrik untuk penerimaan (termasuk penerimaan), tiang bendera dan bangunan sejenis lainnya yang dibangun pada lokasi bangunan; dan

e. Pembangunan ruang penyimpanan, pondok tempat kerja dan bangunan sejenis lainnya yang diperlukan untuk praktek-praktek pertanian, kehutanan dan perikanan.

(3) Perubahan terhadap tujuan penggunaan bangunan berikut, dsb:

a. Perubahan terhadap tujuan penggunaan bangunan sementara, dsb; dan

b. Perubahan terhadap tujuan penggunaan bangunan, dsb yang disebutkan pada bagian e. di atas.

(4) Perubahan terhadap bentuk dan desain bangunan, dsb yang disebutkan dalam bagian 2; (5) Penebangan pepohonan dan pohon bambu berikut:

a. Pemindahan, perampingan, pemangkasan dan penebangan pepohonan dan pohon bambu lainnya yang dibutuhkan untuk pemeliharaan pepohonan dan pohon bambu; b. Penebangan pepohonan dan bambu yang kering atau berbahaya;

c. Penebangan pepohonan dan bambu yang dibutuhkan untuk tujuan gaya hidup pribadi; d. Penebangan pepohonan dan bambu yang ditanam sementara; dan

e. Penebangan pepohonan dan bambu yang menghalangi survey, pekerjaan lapangan atau perawatan fasilitas.

(6) Sebagai tambahan terhadap yang disebutkan di atas, adalah aktivitas-aktivitas yang wajib berdasarkan perintah hukum dan juga tindakan terhadap hal tersebut.

(Tindakan yang Ditetapkan oleh Ordonansi Berdasarkan Pasal 58-2 Ayat 1 Butir 4 Undang-Undang Perencanaan Kota)

Pasal 38-6 Aktivitas yang ditetapkan oleh Ordonansi yang berhubungan dengan aktivitas yang dilakukan sebagai bentuk pelaksanaan proyek-proyek perencanaan kota berdasarkan Pasal 58-2 Ayat 1 Butir 4 Undang-Undang Perencanaan Kota adalah sebagai berikut:

(1) Aktivitas yang dilakukan oleh penyelenggara fasilitas perencanaan kota dalam memenuhi rencana penataan kota mengenai fasilitas kota tersebut;

(2) Aktivitas yang dilakukan sebagai bentuk pelaksanaan Undang-Undang Penyesuaian Kembali Lahan;

(3) Aktivitas yang dilaksanakan sebagai bentuk pelaksanaan proyek-proyek pembangunan kembali kota berdasarkan Undang-Undang Pembangunan Kembali Kota; dan

(4) Aktivitas yang dilaksanakan sebagai bentuk pelaksanaan proyek-proyek pegembangan blok pemukiman berdasarkan Undang-Undang Khusus mengenai Suplai Lahan Perumahan dan Pemukiman di Kawasan Utama Kota.

(Tindakan yang Dilakukan oleh Ordonansi Berdasarkan Pasal 58-2 Ayat 1 Butir 5 Undang-Undang Perencanaan Kota)

Pasal 38-7 Aktivitas yang dilakukan oleh Ordonansi berdasarkan Pasal 58-2 Ayat 1 Butir 5 Undang-Undang Perencanaan Kota adalah sebagai berikut:

(1) Pembangunan gedung, bangunan dan perubahan tujuan tata guna bangunan, dsb yang membutuhkan ijin berdasarkan Pasal 43 Ayat 1 Undang-Undang Perencanaan Kota (terbatas hanya pada larangan penggunaan yan ditetapkan untuk bangunan tersebut, dsb dalam rencana kawasan);

(2) Pembangunan gedung, bangunan dan perubahan tata guna bangunan, dsb yang membutuhkan konfirmasi berdasarkan Pasal 6 Ayat 1 Undang-Undang Standar Bangunan (termasuk hal-hal yang berlaku sesuai dengan Pasal 87 Ayat 1 dan Pasal 88 Ayat 2 Undang-Undang yang sama) atau notifikasi berdasarkan Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang yang sama) (terbatas pada hal-hal dimana semua isi (kecuali bagian-bagian berikut) ditentukan dalam rencana tata kawasan mengenai bangunan tersebut, dsb dan lokasi yang ditentukan sebagai larangan terhadap peraturan sesuai ketentuan pada Pasal 68-2 Ayat 1 Undang-Undang yang sama (termasuk hal-hal yang berlaku sesuai Pasal 87 Ayat 2 dan 3 dan Pasal 88 Ayat 2 Undang-Undang yang sama):

a. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) maksimum yang ditetapkan dalam rencana tata kawasan, disebut sebagai angka numerik yang ditentukan dalam Pasal 52 Ayat 1 Butir 1 hingga 4, Undang-Undang Perencanaan Kota berdasarkan ketentuan pada Pasal 68-5 Undang-Undang Standar Bangunan, atau angka numerik yang ditetapkan dalam Pasal 52 Ayat 1 Butir 2 atau Butir 3 Undang-Undang Perencanaan Kota berdasarkan ketentuan pada Pasal 68-5-2 Undang-Undang Standar Bangunan;

peningkatan kawasan, terbatas pada hal-hal dimana larangan mengenai lokasi permukaan dinding, pembangunan bangunan pada lahan di belakang dinding, dan tinggi maksimum bangunan yang dibangun berdasarkan Pasal 12-10 Undang-Undang Perencanaan Kota), yang melebihi KLB maksimum bangunan berdasarkan ketentuan pada Pasal 52 Undang-Undang Standar Bangunan pada lokasi terkait.

c. Bagian-bagian berikut yang ditetapkan dalam rencana tata kawasan (terbatas pada kawasan dimana dilakukan pembangunan kembali, dsb pada kawasan):

1) KLB maksimum bangunan, yang melampaui KLB bangunan yang dibuat pada rencana perencanaan kota mengenai tata guna kawasan yang ditetapkan berdasarkan Pasal 8 Ayat 1 Butir 1 Undang-Undang Perencanaan Kota pada lokasi-lokasi tersebut;

2) KLB maksimum bangunan, yang melampaui KLB bangunan yang dibuat pada rencana perencanaan kota mengenai tata guna kawasan yang ditetapkan berdasarkan Pasal 8 Ayat 1 Butir 1 Undang-Undang Perencanaan Kota pada lokasi-lokasi tersebut; dan

3) Tinggi maksimum bangunan, yang melampaui tinggi bangunan yang ditetapkan dalam rencana perencanaan kota mengenai tata guna kawasan pemukiman ekslusif bertingkat rendah atau kawasan pemukiman ekslusif bertingkat rendah kategori 2 pada lokasi tersebut;

(3) Tentang aktivitas-aktivitas pembangunan dan aktivitas lainnya mengenai pelaksanaan proyek-proyek yang diperlukan untuk kepentingan umum seperti yang disebutkan dalam Pasal 29 Butir 3 Undang-Undang Perencanaan Kota, jika terjadi bahaya yang tidak dapat dihindari dalam hal tujuan penggunaan dan struktur, yang menyebabkan pemburukan yang luar biasa untuk mencapai tujuan rencana tata kawasa, yang aktivitas-aktivitasnya telah ditetapkan dalam Peraturan Kementrian Pertanahan, Prasarana dan Transportasi.

Bagian 4. Tolok Ukur Tata Guna Lahan, dsb pada Daerah Promosi Penggunaan

Dokumen terkait