• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENGGUNAAN AUTOMATED TELLER MACHINE (ATM) DALAM

D. Peraturan penggunaan ATM

Peraturan Penggunaan ATM diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/11/PBI/2009 tentang penyelenggaraan kegiatan alat pembayaran dengan menggunakan kartu dan dalam rangka mendukung kelancaran dan efektifitas penyelenggaraan kegiatan alat pembayaran dengan menggunakan kartu, maka diatur lebih lanjut mengenai penyelenggaraan kegiatan alat pembayaran dengan menggunakan kartu dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.11/10/DASP tanggal 13 april 2009.

Kartu ATM adalah alat pembayaran dengan menggunakan kartu (APMK) yang dapat digunakan untuk melakukan penarikan tunai dan/atau pemindahan dana dimana kewajiban pemegang kartu dipenuhi seketika dengan mengurangi secara langsung simpanan pemegang kartu pada bank atau lembaga selain bank yang berwenang untuk menghimpun dana sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku.61

a. Penerbitan Kartu

Hal-hal yang diatur dalam penggunaan Kartu ATM dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/11/PBI/2009 mencakup dalam beberapa point yaitu :

Dalam hal penerbitan kartu ATM ini diatur pada pasal 22 sampai dengan pasal 23 PBI Nomor 11/11/PBI/2009. Dimana dalam pemberian kartu ATM pihak penerbit kartu ATM wajib menerapkan manajemen resiko sesuai dengan ketentuan yang mengatur tentang manajemen resiko. Pihak penerbit juga dalam hal ini wajib menerapkan beberapa syarat yang meliputi :

1. Penetapan batas maksimum pembatasan transaksi; 2. Penetapan batas maksimum penarikan uang tunai.

Peraturan lebih lanjut mengenai nilai nominal batas maksimum pembatasan transaksi baik melakukan transfer maupun penarikan tunai pada kartu ATM di atur didalam Surat Edaran Bank Indonesia Bank Indonesia No.11/10/DAPS perihal Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu.. Dimana kententuannya yaitu antara lain :

a. Batas paling banyak nilai nominal dana yang dapat ditransfer antar penerbit kartu ATM melalui mesin ATM adalah sebesar

61

Bank Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/11/PBI/2009 tentang

Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) per rekening dalam satu hari dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Batas paling banyak nilai nominal dana berlaku untuk transfer dana antar penerbit kartu melalui ATM dimana rekening pengirim dan rekening penerima berada pada penerbit yang berbeda; dan

2. Batas paling banyak nilai nominal dana tidak berlaku untuk transfer dana intra penerbit kartu ATM dimana rekening pengirim dan rekening penerima berada pada penerbit yang sama.

b. Batas paling banyak nilai nominal dana untuk penarikan tunai melalui mesin ATM baik dengan kartu ATM adalah sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) per rekening dalam satu hari.

Pihak penerbit Kartu ATM wajib memberikan informasi secara tertulis kepada pemegang kartu, Paling kurang meliputi :

1. Prosedur dan tata cara penggunaan kartu ATM, fasilitas yang melekat pada kartu ATM, dan risiko yang timbul dari penggunaan kartu ATM; 2. Hak dan kewajiban pemegang Kartu;

3. tata cara pengaduan permasalahan yang berkaitan dengan penggunaan kartu ATM.

Yang dimaksud dengan manajemen risiko disini antara lain meliputi manajamen risiko likuiditas, manajemen operasional dan manajemen risiko dalam penggunaan teknologi informasi. Dalam penerapan manajemen risiko tersebut penerbit kartu diharuskan memiliki kesiapan financial untuk memenuhi kewajiban pembayaran yang memungkinkan timbul dalam hal terjadi kejahatan kartu ATM.

b. Pengawasan

Mengenai pengawasan yang dilakukan dalam AMPK diatur dalam pasal 27 PBI nomor 11/11/PBI/2009 yang meliputi :

1. Bank Indonesia yang melakukan pengawasan terhadap prinsipal, penerbit, acquirer, penyelenggara kliring dan/atau penyelenggara penyelesaian akhir.62

2. Dalam rangka pengawasan bank Indonesia melakukan pertemuan konsultasi dengan prinsipal, penerbit, acquirer, penyelenggara kliring dan/atau penyelenggara penyelesaian akhir.

3. Dalam rangka pengawasan prinsipal, penerbit, acquirer, penyelenggara kliring dan/atau penyelenggara penyelesaian akhir wajib:

a. Menyampaikan laporan kepada bank Indonesia secara tertulis dan/atau on-line mengenai kegiatan APMK;

b. Memberikan keterangan dan/atau data yang terkait dengan penyelenggara APMK sesuai dengan permintaan bank Indonesia;

62

Prinsipal adalah bank atau lembaga selain bank yang bertanggung jawab atas pengelolaan jaringan dan/atau jaringan antar anggotanya, baik yang berperan sebagai penerbit dan/atau acquirer, dalam transaksi APMK yang kerjasama dengan anggotanya didasarkan atas suatu perjanjian tertulis.

Penerbit adalah bank atau lembaga selain bank yang menerbitkan APMK.

Acquirer adalah bank atau lembaga selain bank yang melakukan kerjasama dengan bank, yang dapat memproses APMK yang diterbitkan oleh pihak lain.

Penyelenggara kliring adalah bank atau lembaga selain bank yang melakukan perhitungan hak dan kewajiban keuangan masing-masing penerbit dan/atau acquirer dalam rangka transaksi APMK.

Penyelenggara Penyelesaian Akhir adalah bank atau lembaga selain bank yang melakukan dan bertanggungjawab terhadap penyelesaian akhir atas hak dan kewajiban keuangan masing-masing penerbit dan/atau Acquirer dalam rangka transaksi APMK berdasarkan hasil perhitungan dari penyelenggara kliring.

c. Memberikan kesempatan kepada bank Indonesia melakukan pemeriksaan untuk memperoleh informasi yang terkait dengan penyelenggara kegiatan APMK.

Bank Indonesia dapat meminta kepada pihak-pihak yang bekerjasama dengan prinsipal, penerbit, acquirer, penyelenggara kliring dan/atau penyelenggara penyelesaian akhir, sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 13 (1) dan pasal 21 (1) , untuk menyampaikan laporan tertulis mengenai informasi tertentu.

Pasal 13 (1)

Prinsipal, penerbit, acquirer, penyelenggara kliring dan/atau penyelenggara penyelesaian akhir bekerjasama dengan pihak lain, maka prinsipal, penerbit, acquirer, penyelenggara kliring dan/atau penyelenggara penyelesaian akhir wajib :

a. melaporkan rencana dan realisasi kerjasama dengan pihak lain kepada Bank Indonesia;

b. memiliki bukti mengenai keandalan dan keamanan system yang digunakan oleh pihak lain, yang antara lain dibuktikan dengan : 1. hasil audit teknologi infornasi dari auditor independent; dan 2. hasil sertifikasi yang dilakukan oleh prinsipal, jika

dipersyaratkan oleh prinsipal

c. mensyaratkan kepada pihak lain untuk merahasiakan data. Pasal 21 (1)

Dalam hal penerbit melakukan kerja sama dengan pihak-pihak diluar pihak lain sebagaimana diatur dalam pasal 13, maka penerbit bertanggung jawab atas kerjasama tersebut.

4. berdasarkan hasil pengawasan, bank Indonesia dapat melakukan pembinaan dan/atau mengenakan sanksi administrative.

Dalam hal melakukan pengawasan adalah untuk menghindarkan dari tindakan-tidandakan kesewenangan dan hal-hal yang mengarah pada tindakan kriminalitas atau yang sering disebut dengan cyber crime. Pengawasan ini dilakukan untuk memberikan perlindungan nasabah yang terdapat didalam Surat Edaran Bank Indonesia No.11/10/DAPS. Bank disini berkewajiban

memberikan perlindungan terhadap kegiatan APMK yang antara lain dilakukan dengan menyampaikan informasi tertulis kepada nasabah atas kartu ATM yang telah diterbitkan. Informasi tertulis tersebut menurut ketentuan Surat Edaran Bank Indonesia meliputi :

a. Prosedur dan tata cara penggunaan kartu, fasilitas yang melekat pada kartu, dan risiko yang mungkin timbul dari penggunaan kartu tersebut. b. Hak dan kewajiban pemegang kartu ATM, Paling kurang meliputi :

1. Hal-hal penting yang harus diperhatikan oleh pemegang kartu dalam penggunaan kartunya, termasuk segala konsekuensi/risiko yang mungkin timbul dari penggunaan kartu, misalnya tidak memberikan PIN kepada orang lain dan berhati-hati saat melakukan transaksi melalui mesin ATM.

2. Hak dan tanggung jawab pemegang kartu dalam hal terjadi berbagai hal yang mengakibatkan kerugian bagi pemegang kartu ATM, baik yang disebabkan karena adanya pemalsuan kartu, kegagalan system penerbit, atau sebab lainnya.

3. Jenis dan besarnya biaya yang dikenakan.

4. Tata cara dan konsekuensi jika pemegang kartu ATM tidak lagi berkeinginan menjadi pemegang kartu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa focus pengawasan terhadap penyelenggara AMPK adalah :

a. Penerapan aspek manajemen risiko

b. Kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, termasuk kebenaran dan ketetapan penyampaian informasi dan laporan

c. Penerapan apek perlindungan nasabah d. Peningkatan keamanan Teknologi

Pada pasal 29 PBI Nomor 11/11/PBI/2009 menyebutkan bahwa prinsipal, penerbit, acquirer, penyelenggara kliring dan/atau penyelenggara penyelesaian akhir APMK wajib :

1. Menggunakan sistem yang aman dan andal;

2. Memelihara dan meningkatkan keamanan teknologi AMPK;

3. Memiliki kebijakan dan prosedur tertulis (standard operating procedure) penyelenggaraan kegiatan APMK; dan

4. Menjaga keamanan dan kerahasiaan data.

Dalam memenuhi kewajiban maka prinsipal, penerbit, acquirer, penyelenggara kliring dan/atau penyelenggara penyelesaian akhir wajib melaksanakan audit teknologi informasi secara berkala dan melaporkan hasil audit teknologi inforamasi tersebut kepada bank Indonesia.

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.11/10/DAPS dilakukannya peningkatan keamanan yaitu utnuk mencegah dan mengurangi segala bentuk kejahatan dibidang AMPK, serta sekaligus untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat.. pengingkatan keamanan ini yaitu meliputi pengamanan pada kartu dan pengamanan pada seluruh sistem yang digunakan untuk memproses transaksi APMK, yaitu :

d. Peningkatan keamanan kartu dilakukan dengan menggunakan teknologi chip (Integrated Chip) yang mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan/ atau memproses data, sehingga pada kartu dapat

ditambahkan aplikasi untuk kepentingan pengamanan pemprosesan data transaksi.

e. Peningkatan keamanan mesin Electronic Data Capture (EDC) pada pedagang, keamanan mesin ATM, dan keamanan pada system pendukung dan pemproses transaksi (Back End System) yang berada pada penerbit, Acquirer, dan/atau third party processor lainnya, dilakukan dengan cara menyediakan mesin dan system yang dapat memproses kartu dengan teknologi chip sebagaimana yang dimaksud pada huruf a.

f. Khusus untuk kartu ATM yang diterbitkan diIndonesia, jumlah digit PIN paling sedikit 4 digit.

Seluruh Kartu ATM yang diterbitkan di Indonesia wajib telah menggunakan teknologi chip dengan mengacu pada standard teknis hasil kesepakatan industri penyelenggara kartu ATM yang waktu implementasinya didasarkan pada hasil kesepakatan industri penyelenggara kartu ATM.

Dokumen terkait