No Nama Jumlah No Nama Jumlah
C. PERAWAT GIGI BUKAN PERAWAT ( NURSE )
Walaupun Perawat Gigi di dalam SK Menteri Kesehatan RI Nomor 1035 Tahun 1998 termasuk kelompok Keperawatan bukan berarti Perawat Gigi adalah Perawat. Sama halnya berdasarkan PP Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan, Bidan juga termasuk kelompok Keperawatan akan tetapi Bidan sendiri menyatakan dirinya bukan Perawat.
Alasan mengapa Perawat Gigi bukan Perawat adalah Pemahaman tentang Keperawatan bukan hanya berarti nursing. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-2 yang diterbitkan oleh Balai Pustaka Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 1994, kata
“RAWAT” diartikan pelihara, urus, atau jaga. “Perawatan” adalah proses perbuatan, cara merawat, pemeliharaan, penyelenggaraan, pembelaan (orang sakit). Berdasarkan pengertian
tersebut di atas, maka Keperawatan dapat diartikan sesuatu yang berkaitan dengan proses perbuatan, cara merawat, pemeliharaan, penyelenggaraan dan pembelaan khususnya bagi orang sakit.
Definisi Keperawatan berdasarkan hasil lokakarya Keperawatan Tahun 1983, dinyatakan bahwa Keperawatan adalah suatu bentuk professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan biopsiko social cultural yang komperehensif serta ditujukan kepada inidividu, keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit.
Dalam hal ini PPGI lebih cenderung mengartikan Keperawatan dalam konteks kesehatan gigi dan mulut adalah dalam bentuk upaya pemeliharaan ( care ) kesehatan gigi dan mulut. Antara Perawat Gigi dan Perawat terdapat perbedaan pendekatan walaupun kedua jenis tenaga tersebut memandang manusia sebagai satu kesatuan yang mengandung unsur – unsur biologi, psikologis, sosial dan kultural (biopsikososialkultural).
Perawat Gigi melakukan asuhan kesehatan gigi dan mulut dalam upaya pendekatan, pemeliharaan melalui tindakan-tindakan promotif – preventif, sedangkan Perawat (Nurse) melakukan pendekatan berdasarkan pendekatan pemenuhan kebutuhan dasar manusia agar mampu mengatasi masalahnya.
Hingga dapat disimpulkan sebagai berikut;
1.Pelayanan kesehatan gigi dan mulut mencakup pelayanan medis gigi ( care ) oleh Dokter Gigi, pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut ( care ) oleh Perawat Gigi dan pelayanan asuhan supporting oleh Tehnisi Gigi.
2.Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut dilakukan secara komperehensif kepada
individu, keluarga dan masyarakat yang mempunyai ruang lingkup berfokuskan kepada aspek promotif, preventif, dan kuratif dasar
3.Dalam melaksanakan tugasnya seorang Perawat Gigi dapat memberikan konseling terhadap hak-hak klien dan memberikan jaminan terhadap kualitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang diberikan secara profesional
4.Untuk menghasilkan tenaga Perawat Gigi yang profesional melalui pendidikan jenjang lanjut, pendidikan tinggi yaitu jenjang Diploma III
5.Perawat Gigi merupakan tenaga kesehatan professional yang termasuk dalam kategori tenaga Keperawatan
6.Tugas Perawat Gigi bersifat mandiri secara professional
7.Perawat Gigi adalah mitra kerja Dokter Gigi yang menunjang program Pemerintah dalam pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut
8.Perawat Gigi melaksanakan program Pemerintah ( Departemen Kesehatan ) dalam pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut masyarakat.
9.Pendidikan Perawat Gigi telah dimulai sejak tahun 1951 melalui Sekolah Perawat Gigi dan pada tahun 1957 berubah menjadi Sekolah Pengatur Rawat Gigi yang ditingkatkan jenjang pendidikan tinggi melalui Akademi Kesehatan Gigi dan kini Jurusan Kesehatan Gigi 10.Perawat Gigi mempunyai organisasi profesi sebagai wadah berhimpun dan
memperjuangkan aspirasinya adalah PERSATUAN PERAWAT GIGI INDONESIA.
11.Dalam melaksanakan tugasnya seorang Perawat Gigi berkolaborasi dengan tenaga
kesehatan lainnya ( Dokter Gigi, Dokter Umum, Perawat Umum, Bidan dan sebagainya ) dan bekerja sesuai Standar Profesi yang berlaku
12.Penyelenggaran pendidikan Diploma bidang kesehatan bagi tenaga calon Perawat Gigi agar disesuaikan nama institusi menjadi Jurusan Keperawatan Gigi sebagaimana dalam lampiran I SK Nomor 1192/Menkes/PER/X/2004
13.Kurikulum adalah dokumen yang berisikan uraian mengenai aktivitas belajar, mengajar dan fasilitas penunjang yang dirangkum berdasarkan kebutuhan masyarakat, falsafah pendidikan dan tujuan institusional ( Keperawatan Gigi ) maka dianggap perlu melakukan perubahan sesuai Standar Profesi dan Standar Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut yang berlaku.
14.Bahwa penyusunan kurikulum pendidikan Diploma III Keperawatan Gigi harus melibatkan organisasi profesi PPGI
15.Semua anggota Keperawatan adalah satu KAUM = Kaum Keperawatan
Tabel Jumlah Institusi pendidikan perawat gigi
Program Studi Sumatera Jawa Bali, Nusa Tenggara
Kalimantan Sulawesi Maluku Papua
Jurusan Keperawatan Gigi
(JKG) Politeknik Kesehatan Kemenkes
6 6 0 2 4 0
Tabel Jumlah Institusi pendidikan perawat gigi
No Nama Tempat No Nama Tempat
1 JKG Poltekkes Aceh 11 JKG Poltekkes DI
Yogyakarta
2 JKG Poltekkes Medan 12 JKG Poltekkes Surabaya 3 JKG Poltekkes Bukittinggi 13 JKG Poltekkes Denpasar
4 JKG Poltekkes Palembang 14 JKG Poltekkes Kupang 5 JKG Poltekkes Jambi 15 JKG Poltekkes Pontianak 6 JKG Poltekkes Lampung 16 JKG Poltekkes Banjarmasin 7 JKG Poltekkes Jakarta 17 JKG Poltekkes Manado 8 JKG Poltekkes Bandung 18 JKG Poltekkes Makassar 9 JKG Poltekkes Tasikmalaya 19 Akademi
Kesehatan Gigi Bina Husada
Kendari
10 JKG Poltekkes Semarang 20 Program Studi Keperawatan Gigi STIKES Amanah
Makassar
Tabel Status Institusi pendidikan perawat gigi
Status Jumlah Persentase
1 Negeri 18 90 %
2 Swasta 2 10 %
TOTAL 26 100%
Jumlah penerimaan mahasiswa baru dan lulusan tahun 2011 :
No Nama
Jumlah Penerimaan
Tekniker Gigi
Berdasarkan Kepmenkes No. 372 Tahun 2007 Tentang Standar Profesi Teknisi Gigi, Tekniker gigi adalah individu rekan kerja dokter gigi yang bertugas untuk membuat gigi tiruan sebagian lepasan, gigi tiruan lengkap lepasan alat ortodonti dan maksilo fasial, memiliki pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kompetensi yang diperoleh melalui jenjang pendidikan formal dan berguna untuk kesejahteraan manusia sesuai dengan kode etik serta bermitra dengan Dokter gigi dan Dokter gigi spesialis. Profesi teknisi gigi adalah suatu pekerjaan di bidang keteknisian gigi yang dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan (Body of knowledge), memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan yang berjenjang, melalui kode etik yang bersifat melayani masyarakat.
Teknisi Gigi mempunyai kewajiban menentukan komponen teknisi gigi yang mempengaruhi kesehatan manusia. Dan melaksanakan praktek teknisi gigi dengan komponen-komponen teknisi gigi secara tepat berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan.
Saat ini pendidikan tekniker gigi di seluruh Indonesia terdapat 11 institusi. Dan yang terbanyak adalah di Jawa (6 institusi), Sumatera ( 4 institusi) dan Sulawesi (1 institusi). Di Bali, Nusatenggara, Maluku dan Papua tidak terdapat Institusi Pendidikan Tekniker Gigi (tabel dan grafik )
Tabel Jumlah Institusi pendidikan Tekniker gigi
Program Studi
Sumatera Jawa Bali, Nusa Tenggara
Kalimantan Sulawesi Maluku, Papua D3 Tehniker
Gigi
4 6 0 0 1 0
Grafik Lokasi Institusi pendidikan Tekniker gigi
Sedangkan status Institusi Pendidikan Tekniker Gigi adalah 2 negeri dan 8 swasta (tabel ) dan kota tempat Institusi Pendidikan Tekniker Gigi diperlihatkan pada tabel ...
Tabel status Institusi Pendidikan Tekniker Gigi
Status Jumlah Institusi
Pendidikan Teknik Gigi di
Indonesia
Prosentase
Negeri 2 20%
Swasta 9 80%
Tabel Nama dan tempat Institusi Pendidikan Tekniker Gigi
No Nama Tempat
1 Akademik Teknik Gigi Padang - Sumatera Barat
2 Prog. Studi Diploma III Teknik Gigi STIKES HANG TUAH
Pekan Baru
3 Jurusan Teknik Gigi Poltekkes Kemenkes Lampung
Tanjungkarang Bandar Lampung 4 Akademi Teknik Gigi St. Aloan Medan
5 Akademik Teknik Gigi Hang Tuah Ladokgi RE Martadinata Jakarta
Jakarta
6 Jurusan Teknik Gigi Poltekkes Kemenkes RI Jakarta II
Jakarta
7 Akademi Teknik Gigi
Universitas Prof.Dr.Moestopo
Jakarta
8 Akademik Teknik Gigi Kediri Kediri 9 Sekolah Teknik Kedokteran Gigi
Universitas Airlangga
Surabaya
10 Kesehatan Gigi UNAIR Surabaya (DIII Teknik Gigi)
Surabaya
11 Akademi Teknik Gigi
Universitas Hasanudin (Program Diploma Teknik Gigi)
Makasar
Tabel Jumlah penerimaan dan lulusan Institusi Pendidikan Tekniker Gigi
No Nama Jumlah
Penerimaan
Jumlah Lulusan
1 Jurusan Teknik Gigi Poltekkes Kemenkes RI Jakarta II
70 34
2 Jurusan Teknik Gigi Poltekkes Kemenkes Lampung
31 24
3 Akademik Teknik Gigi Hang Tuah Ladokgi RE Martadinata Jakarta
9 8
4 Prog. Studi Diploma III Teknik Gigi STIKES HANG TUAH Pekan Baru
23 22
5 Akademik Teknik Gigi Padang - Sumatera Barat
11 21
6 Akademik Teknik Gigi Kediri 5 2
7 Kesehatan Gigi UNAIR Surabaya 45 40
8 Akademi Teknik Gigi Universitas Prof.Dr.Moestopo
9 Sekolah Teknik Kedokteran Gigi Universitas Airlangga
25 21
10 Akademi Teknik Gigi Universitas Hasanudin
11 Akademi Teknik Gigi St. Aloan
219 172
SEBARAN DOKTER GIGI DAN DOKTER GIGI SPESIALIS
Status kedokteran gigi sebagai suatu profesi tersendiri, yakni Dental Profession bagian dari Health-profession, telah mendapat pengakuan umum dan tidak dapat diganggu gugat lagi. Jumlah dokter gigi yang pada permulaan kemerdekaan hanya terdiri dari lebih kurang 200 orang, sekarang telah bertambah menjadi lebih dari 20.000 orang.
Data Konsil Kedokteran Gigi Indonesia (KKI) per akhir Desember 2010 menunjukkan bahwa jumlah dokter gigi sebanyak 20.655 dokter gigi dan 1592 dokter gigi spesialis. Pada saat ini masih terdapat ketimpangan penyebaran dokter gigi, dimana sebagian besar berada di kota besar khususnya di Pulau Jawa.
Lebih rinci, berdasarkan data dari KKI, distribusi dokter gigi terbanyak adalah di Pulau Jawa dan Bali serta di Provinsi Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan.