• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

2. Konsep nifas

2.2.2 Perawatan Bayi Baru Lahir

Pada waktu kelahiran, sejumlah adaptasi psikologi mulai terjadi pada bayi baru lahir. Karena perubahan dramastis ini, bayi memerlukan pemantuan ketat untuk menentukan bagaimana ia membuat suatu transisi yang baik terhadap kehidupannya di luar uterus. Bayi baru lahir juga membutuhkan perawatan yang dapat meningkatkan kesempatan menjalani masa transisi dengan berhasil (Ladewig, 2005).

Perawatan bayi baru lahir meliputi memandikan bayi, perawatan tali pusar, makanan, imunisasi, popok dan perawatan alat kelamin dan , mata, hidung dan telinga bayi

1. Memandikan bayi

Memandikan bayi merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga agar tubuh bayi bersih, terasa segar dan mencegah kemungkinan adanya infeksi. Prinsip dalam memandikan bayi yang harus diperhatikan adalah menjaga bayi jangan sampai kedinginan serta air masuk ke hidung, mulut, atau telinga bayi yang dapat mengakibatkan aspirasi (Alimul, 2009).

Sesuai dengan umur, ada cara untuk memandikan bayi. Mandi spons, apabila tali pusatnya belum lepas, bayi cukup dibersihkan dengan menggunakan

spons, tidak perlu dimandikan dalam bak mandi. Mandi dengan cara ini dilakukan sampai bayi berusia empat sampai enam minggu. Saat memandikan bayi, pilihlah posisi yang paling nyaman. Misalnya duduk sambil memangku bayi atau berdiri dan bayi diletakkan di atas meja.Selain tubuh, kaki dan tangan, kepala bayi juga dibersihkan. Seluruh tubuh bayi dengan disabuni dengan spons. Khusus untuk bagian kepala, selain menggunakan sabun khusus bayi, bisa menggunakan sampo khusus bayi. Kemudian bayi dibilas, dan dikeringkan dengan handuk lembut (Musbikin, 2006).

Jika kulit bayi tampak kering, kulit diolesi dengan baby lotion atau bahan pelembab khusus bayi lainnya. Baby oil kurang baik karena kandungan minyaknya tidak efektif diserap kulit (Musbikin, 2006).

Mandi dalam bak mandi. Apabila tali pusat bayi telah lepas, bayi bisa mulai dimandikan di dalam bak mandi. Bak mandi yang digunakan disesuaikan ukurannya dengan bayi, jangan terlalu besar dan terlalu kecil. Bak mandi diisi dengan air hangat atau suhunya 75-890 Celcius (Musbikin, 2006).

Menggosok tubuh bayi dengan waslap atau spons, tetapi hidung dan telinga dibersihkan dengan menggunakan cotton buds. Sebelum mencuci rambut bayi, terlebih dahulu membasuh muka bayi dengan air lalu mengeringkan dengan handuk. Setelah itu, rambut bayi digosok dengan sampo. Pada waktu membilas, kepala bayi diangkat hingga lebih tinggi dari bak mandi. Tubuh bayi dibersihkan dengan waslap. Rambut bayi tidak perlu dicuci setiap hari, cukup tiga kali seminggu (Musbikin, 2006).

2. Perawatan tali pusar

Perawatan tali pusar merupakan tindakan keperawatan yang bertujuan merawat tali pusar pada bayi baru lahir agar tetap kering dan mencegah terjadinya infeksi (Alimul, 2009).

Tali pusar yang belum lepas perlu dibersihkan paling sedikit dua kali sehari. Perawatan dilakukan dengan cermat dan hati-hati, apalagi bagi pusar bayi masih berwarna merah. Sesudah bayi berumur kira-kira dua minggu, tali pusar yang sudah kering akan terlepas sendirinya. Bila tali pusar yang terlepas tersebut meninggalkan sedikit darah pada pusar bayi, keadaan tersebut dalam batas normal (Musbikin, 2006).

Beberapa langkah perawatan yang dapat dilakukan yaitu (1). Sesudah bayi selesai dimandikan, pusar bayi dibersihkan dengan cotton buds yang sudah dibubuhi alkohol. Caranya, mengangkat sisa tali pusar agar bagian di sekeliling tali pusar dapat dibersihkan (2). Melilitkan kasa yang dibubuhi obat khusus dan mengusahakan agar kasa menutupi seluruh sisa tali pusar (3). Setelah selesai membalut sisa tali pusar, seluruhnya ditutup dengan kasa steril kemudian plester dengan menggunakan plester yang tidak kaku dan tidak menyakitkan bila dilepas (4).Bila tali pusar sudah terlepas, bekas luka dilindungi dengan kasa pembalut yang diberi plester (Musbikin, 2006).

3. Makanan

Makanan yang lebih baik, sehat dan sempurna untuk bayi adalah ASI. ASI memiliki komposisi protein, karbohidrat, lemak, zat gula dan vitamin benar-benar proporsional untuk pertumbuhan bayi yang ideal. Di dalam ASI terdapat immunoglobulin. ASI diberikan minimal sampai anak berusia 2 tahun. Sampai usia enam bulan, bayi tidak membutuhkan makanan tambahan lain (Musbikin, 2006).

Menyusui dapat dimulai sehari setelah operasi (Pritchard, 1991). Pada saat pertama kali menuyusui bayi mungkin ibu masih berbaring dan memerlukan bantuan. Salah satu posisi yang paling nyaman untuk menyusui bayi pada hari- hari-hari awal adalah dengan berbaring miring dan bayi berbaring pada sisi tubuh ibu dengan wajah menghadap ibu. Kepala bayi dipeluk dengan lengan yang bertumpu di tempat tidur, sedangkan lengan yang lain bebas. Ibu bisa menempatkan sebuah bantal untuk menyangga pinggang serta sebuah bantal atau selimut di atas perut untuk melindungi luka insisi dari tendangan bayi (Duffet, 1995).

Posisi menyusui yang tepat untuk melindungi luka sayatan dari tekanan berat dan gerak bayi adalah posisi pegangan bola atau mengapit, berbaring menyamping atau meletakkan sebuah bantal di atas luka sayatan sebelum menaruh bayi di pangkuan untuk disusui (Simkin dkk, 2007).

4. Imunisasi

Tujuan pemberian imunisasi adalah membentuk kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit terutama polio, cacar, gondok, rubella, pertusis, difteri, tetanus, infeksi Haemophilus dan Hepatitis B dengan memberikan vaksin pada bayi (Musbikin, 2006).

Jadwal pemberian imunisasi pada bayi dimulai dari umur 0 bulan.. Imunisasi DPT dilakukan tiga kali. DPT pertama diberikan saat bayi berusia dua bulan, DPT kedua saat bayi berusia empat bulan dan DPT ketiga pada saat bayi berusia enam bulan. Imunisasi polio untuk menghindari anak dari penyakit kelumpuhan, diberikan tiga kali pada saat bayi berusia dua bulan, empat bulan dan enam bulan. Imunisasi campak diberikan setelah bayi berusia sembilan bulan. Imunisasi hepatitis B diberikan dua kali pada saat bayi baru lahir dan usia satu bulan (Surya, 2004).

Imunisasi harus diberikan pada bayi yang kondisi tubuhnya sehat, tidak dibenarkan diberikan pada bayi yang sedang menderita penyakit ataupun bayi sedang menderita panas tinggi. Batas aman suhu badan anak yang akan mendapat imunisasi harus berkisar 370 Celsius (Musbikin, 2006).

5. Perawatan Mata, Hidung dan Telinga Bayi

Mata , hidung dan telinga adalah bagian tubuh bayi yang sensitif. Untuk merawat telinga, bagian luar dibasuh dengan lap atau kapas. Jangan memasukkan benda apapun ke lubang telinga, termasuk cotton buds atau jari. Bagian dalam hidung mempunyai mekanisme membersihkan sendiri. Jika ada cairan atau

kotoran keluar, hanya bagian luarnya yang dibersihkan dengan menggunakan cotton bud atau tisu yang digulung kecil. Jika menggunakan jari maka jari benar- benar bersih. Jika hidung bayi mengeluarkan banyak lendir sangat banyak karena pilek, sedotlah keluar dengan penyedot hidung atau bayi diletakkan dalam posisi tengkurap untuk mengeluarkan cairan tersebut (Danuatmaja, 2003).

Mata dibersihkan dengan menggunakan kapas yang dibasahi air hangat. Kapas yang digunakan harus lembut. Jangan memaksa mengeluarkan kotoran di mata jika sulit. Jika sudah dibersihkan, mata bayi dipastikan bersih dari sisa kapas (Danuatmaja, 2003).

6. Popok

Pada bulan pertama, ibu akan sering mengganti popok hingga terkadang satu jam sekali. Meskipun merepotkan, penggantian popok sesering mungkin berguna untuk menghindari gatal-gatal dan merah pada kulit bayi yang masih peka (Danuatmaja, 2003).

Ada dua jenis popok bayi yaitu popok kain dan popok sekali pakai atau diapers. Popok kain murah, terbuat dari bahan alami seperti katun, flannel, dapat digunakan berkali-kali. Popok sekali pakai lebih mahal daripada popok kain tetapi mudah digunakan, memiliki banyak fitur, seperti bahan penyerap super, elastis pada kaki dan pinggang dan tetap kering (Tender Baby Care, 2009). Popok bayi diganti minimal setiap kali bayi selesai buang air. Jika menggunakan popok sekali pakai atau diapers, basahnya diapers jangan digunakan sebagai ukuran (Danuatmaja, 2003).

Diapers yang bermutu biasanya memberi tanda jika tiba saat mengganti popok, misalnya perubahan warna gambar diapers. Ibu tidak perlu membangunkan bayi yang sedang tidur untuk mengganti popoknya, kecuali jika terlalu basah dan tidak nyaman bagi bayi atau jika bayi buang air besar.

Adapun cara mengganti popok bayi yaitu sebelum mengganti popok, semua alat yang dibutuhkan disiapkan dan diusahakan mudah dijangkau. Alat-alat yang dibutuhkan adalah popok bersih, gumpalan kapas dan air hangat (untuk bayi di bawah satu bulan atau bayi yang mengalami gatal-gatal dan kulit merah), handuk kecil untuk mengeringkan, baju ganti (jika popok bocor dan mengotori baju), serta salep untuk gatal jika perlu. Setelah semua alat yang dibutuhkan disiapkan, ibu mencuci tangan dan mengeringkan tangan. Saat mengganti popok, bayi diajak bercakap-cakap atau diberi mainan agar tidak rewel. Jangan menggunakan alat atau kosmetik bayi sebagai mainannya karena bayi yang agak besar dapat memasukkan benda-benda tersebut ke dalam mulutnya. Isi popok diperhatikan, apakah bayi sudah selesai buang air. Setelah beres, baru popok ditarik keluar. Kedua kaki bayi diangkat lalu kelamin dan bokongnya dibersihkan dengan seksama. Sesudah bayi bersih, lalu bayi dipakaikan popok bersih dan popok atau diapers harus berukuran tepat agar tidak bocor dan jangan terlalu ketat karena bisa membuat kulit bayi lecet. Popok kotor disimpan di tempat tertutup sampai tiiba waktu dicuci, tinja padat dibuang ke toilet dan diapers dibungkus dengan kertas bekas sebelum dibuang ke tempat sampah (Danuatmaja, 2003).

7. Perawatan Alat Kelamin Bayi

Setiap kali mengganti popok laki-laki, alat kelamin dan pantat bayi harus dibersihkan. Air seni bayi menyemprot kemana-mana, jadi perut dan tungkainya harus dibersihkan. Bila tidak dibersihkan, sisa air seni dapat menyebabkan iritasi (William, 2003)

Adapun cara membersihkan alat kelamin bayi laki-laki yaitu alat kelamin dibersihkan dengan menggunakan sabun dan air. Untuk membersihkan penis dan lipatan-lipatannya digunakan kapas basah, tidak boleh memaksa menarik kulit luar dan membersihkan bagian dalam penis atau menyemprotkan antiseptik karena sangat berbahaya, kecuali jika kulit luar sudah terpisah dari glan, sesekali ibu bisa menarik dan membersihkan bagian bawahnya. Dengan kapas baru, anus dan bagian bokong dari arah anus ke luar dibersihkan lalu dikeringkan dengan tisu lembut, jangan buru-buru memakai popok tetapi biarkan terkena udara sejenak dan lipatan kulit dan bokong diolesi krim (Danuatmaja, 2003).

Sewaktu mengganti popok bayi perempuan, pantatnya dibersihkan dengan baik. Bagian dalam alat kelaminnya tidak perlu dibersihkan karena di daerah ini tidak terdapat banyak kotoran dan jika dibuka dapat mengakibatkan terjadinya infeksi. Membersihkan selalu dari depan ke belakang sehingga tidak menyebabkan bakteri masuk dari anus ke vagina (Williams, 2003).

Adapun cara membersihkan alat kelamin bayi perempuan yaitu alat kelamin dibersihkan dengan menggunakan sabun dan air. Untuk membersihkan bagian bawah kelamin digunakan gulungan kapas dan dilakukan dari arah depan ke belakang dan tidak perlu membersihkan bagian dalam vagina. Dengan kapas baru,

anus dan bagian bokong dibersihkan dari arah anus ke luar. Lalu dikeringkan dengan tisue lembut dan tetapi dibiarkan terkena udara sejenak sebelum memakai popok dan lipatan kulit dan bokong boleh diolesi krim (Danuatmaja, 2003).

3. KONSEP KEMANDIRIAN

Dokumen terkait