• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI

2.3 Perawatan Bayi Baru Lahir

Memandikan merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga agar tubuh bayi bersih, terasa segar dan mencegah kemungkinan adanya infeksi. Prinsip dalam memandikan bayi yang harus diperhatikan adalah menjaga jangan sampai bayi kedinginan serta kemasukkan air ke hidung, mulut, atau telinga yang dapat mengakibatkan aspirasi (Hidayat, 2008).

Cara memandikan bayi menurut Hayati (2014), yaitu:

1. Siapkan alat dan bahan lalu letakkan ditempat yang mudah di jangkau saat memandikan bayi.

2. Pastikan suhu ruangan normal 20-250C.

3. Tuangkan air hangat kedalam bak madi bayi dan cek terperaturnya. 4. Cuci tangan dan keringkan.

5. Lepaskan pakean bayi, buka satu persatu dan tutup kembali dengan handuk agar bayi tidak kedingan kecuali kepala.

6. Bersihkan kemaluan atau genetalia bayi, dengan menggunakan kapas yang telah dibasahi terlebih dahulu, buka kain penutup. Bila perempuan, bersihkan daerah pubis, labia mayora dan minora serta anus, dan jika laki-lak, tarik prepusium ke belakang kemudian bersihkan, lalu bagian buah zakar (skrotum) dan anus bersihkan area tersebuat dari arah depan ke belakang. Ganti kapas setelah sekali pakai, dianjurkan memakai sarung tangan pada saat kontak dengan sekret bayi.

25

7. Bersihkan muka dan keramasi kepala bayi. Bersihkan muka dengan waslap basah dan gosokkan sampo ketangan, lalu usapkan ke kepala bayi.

8. Basahi badan dan sabuni seluruh tubuh. Menggunakan waslap I, lap leher, dada, perut, ketiak, tangan, punggung (miringkan badan dan kepala terlebih dahulu), paha. Kaki dibersihkan dengan menggunakan waslap dengan terlebih dahulu membuka handuk yang menutupi tubuh lalu bila selesai tutup kembali, sabuni dengan cara yang sama dengan waslap ke II.

9. Pindahkan bayi ke dalam bak mandi bayi. Pegang bayi dengan tangan kiri secara aman, yaitu dengan jari-jari kiri di bawah ketiak bayi dan ibu jari di sekeliling bahu, tangan yang lain menahan bokong dan tungkai kaki.

10. Bersihkan kepala dan badan bagian depan bayi. Sampo dibersihkan dengan mengusapkan air ke kepala secara hati-hati, jangan terkena mata dan masuk telinga, lalu basuh tubuh bagian depan berturut-turut leher, dada, ketiak, lengan, perut, kemaluan, paha dan kaki dengan usapan lembut sampai bersih.

11. Balikkan badan dan bersihkan punggung bayi. Posisi lengan diubah, posisi lengan kanan petugas berada di depan dada bayi dan jari-jari tangan kanan memegang ketiak kiri bayi, lalu baru punggung, bokong, dan anus bayi secara lembut sampai bersih.

13. Keringkan bayi dan rapika bayi. Letakkan di atas handuk mandi yang sudah di siapkan lalu segera keringkan tubuh bayi sampai benar-benar kering

14. Bersihkan alat-alat

15. Cuci tangan dan keringkan

2.3.2 Merawat Tali Pusat

Tali pusat adalah tali kehidupan bayi sewaktu berada dalam kandungan ibu. Tali pusat ini menghubungkan janin dengan aliran darah ibu melalui plasenta. Tali pusat memberikan oksigen, gizi dan antibodi dan hormon, sehingga janin benar-benar bergantung pada suplai dari tali pusat ini (Williams, 2002).

Perawatan tali pusat merupakan tindakan yang bertujuan merawat tali pusat pada bayi baru lahir agar tetap kering dan mencegah terjadinya infeksi (Hidayat, 2008).

Putusnya tali pusat segera di beri obat anti bakteri atau di perban oleh dokter di ruang bersalin. Biasanya putusnya tali pusat ini akan lepas dalam waktu seminggu jika dibiarkan tidak basah saat mandi atau di tarik supaya lepas. Jika pada saat mengering, daerah pusar ini terlihat agak merah, oleskan dengan krim bayi setiap hari. Kadang-kadang ada nanah atau cairan yang keluar dari pusar. Atau anda meraba adanya gumpalan seukuran kacang pada bayi yang berusia 2 smapai 3 minggu yang di sebut polyp atau granulasi, anda harus mencari pendapat dokter tentang situasi seperti ini, ingat, pusar yang septik bisa menyababkan infeksi ke seluruh tubuh (Gupte, 2004).

27

Menurut Hayati (2014), cara merawat tali pusat, sebagi berikut: 1. Siapkan alat-alat dan bahan, alat di susun secra ergonomis.

2. Cuci tangan dan keringkan dengan handuk. Mencuci tangan sesuai dengan standar pencegahan infeksi (enam langkah).

3. Ambil kapas dan bersihkan tali pusat.

4. Ambil kassa kemudian bungkus sisa tali pusat. Usahakan tali pusat di bungkus dengan baik.

5. Ikat sisa tali pusat dengan kassa. Pastikan tali pusat di ikat dengan hati-hati tidak terlalu ketat.

6. Kenakan pada pakean bayi lalu rapikan, usahakan bayi merasa nyaman dan rapi.

7. Bersihkan alat-alat.

8. Cuci tangan dan keringkan sesuai dengan standart pencegahan infeksi.

2.3.3 Perawatan Mata, Hidung dan Telinga Bayi

Mata, hidung dan telinga adalah bagian tubuh bayi yang sensitif. Merawat dan membersihkannya perlu perlakuan khusus. Untuk telinga basuhlah bagian luar dengan lap atau kapas, jangan memasukkan benda apapun ke lubang telinga termasuk catton bud atau jari karena akibatnya sangat berbahaya. Telinga mempunyai daya pembersih sendiri. Jika kotoran bayi tampak menumpuk sebaiknya ibu mengkonsultasikannya kepada dokter anak. Bagian hidungpun mempunyai mekanisme membersihkan sendiri. Jika ada cairan atau kotoran keluar, bersihkan hanya bagian luar saja. Gunakan catton bud atau tisu yang digulung kecil. Jika menggunakan jari pastikan jari

ibu benar-benar bersih. Jika hidung bayi mengeluarkan lendir sangat banyak karena pilek, sedotlah keluar dengan penyedot hidung bayi atau letakkan bayi dalam posisi tengkurap untuk mengeluarkan cairan tersebut (Gupte, 2004).

Untuk membersihkan mata gunakan kapas yang dibasahi air hangat, pilihlah kapas paling lembut. Jangan memaksa mengeluarkan kotoran di mata jika sulit. Jika sudah dibersihkan, pastikan mata bayi bersih dari sisa kapas (Danuatmaja, 2003).

2.3.4 Perawatan Kulit dan Kuku

Perlunya mandi setiap hari untuk mencegah iritasi pada kulit bayi, setelah mandi jangan menggosok-gosok kulit bayi dengan handuk tetapi menepuk-nepuk kulinya dengan lembut menggunakan handuk yang lembut dan kering dan jangan tinggalkan bayi dalam waktu yang lama, tidak mengganti popok yang kotor dan bash akan menyebabkan ruam pada kulit atau yang di sebut nappy rash. Juga jangan menggosok kotoran bayi dari pantat bayi saat mengganti popoknya tapi gunakan kapas yang dibasahi dengan minyak zaitun atau cuci dengan air hangat. Boleh saja memijat bayi secara perlahan menggunakan minyak zaitun, minyak kelapa atau minya untuk bayi lainnya sebelum dimandikan, karena akan menjaga agar kulit sehat dan lembut. Merawat kuku bayi sama seperti merawat kuku kita sendiri. Jaga agar tetap pendek, kuku perlu di gunting setiap 3 atau 4 hari kerena kalau tidak bisa menagkibatkan luka pada mulu atau lecet pada kulit bayi (Gupte, 2004).

29

2.3.5 Mengganti Popok

Menggunakan popok kain atau popok sekali pakai untuk dikenakan pada bayi, Popok kain alami dan sangat lembut untuk kulit bayi dan untuk mengganti popok pada bayi yang harus diperhatikan popok bersih, bola kapas dengan ember berisi air hangat dan lab handuk yang bersih, dan gunakan air hangat untuk membersihkan badan bayi tersebut. Tujuan untuk mengganti popok dan menjaga popok selalu bersih mencegah untuk terjadinya ruam popok pada bayi atau iritasi pada bayi. Untuk mengurangi terkena ruam popok lakukalah tahap-tahap berikut:

1. Gantilah popok dengan segera setelah bayi buang air besar bersihkan area popok dengan kain lembut dan air setelah buang air besar.

2. Sering mengganti popok yang basah untuk mengurangi paparan kulit terhadapkelembapan (Shelov, 2005).

2.3.6 Menggendong dan mengatur posisi bayi

Bayi digendong dengan aman dengan menopang kepala bayi karena bayi baru lahir tidak mampu mempertahankan posisi kepalanya tetap tegak selama beberapa detik. Hindari memberi stimulasi yang berlebih setelah bayi diberi makan dan sebelum bayi tidur. Setelah makan posisikan bayi miring kanan untuk mempercepat pengosongan lambung ke usus kecil. Selimut yang dilipat atau di gulung yang mengganjal punggung akan mencegah bayi mengubah posisi menjadi supin dan membuat perasaan bayi lebih tenang. Harus dilakukan pencegahan agar bayi tidak menggelinding pada permukaan yang tidak datar, apabila ditinggal di atas

tempat tidur harus di but penyangga dengan bantal (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004).

2.3.7 Memberikan Makan dan Minum

Kebutuhan gizi bayi selama priode pertumbuhan yang cepat dari masa bayi adalah lebih besar dari pada priode waktu lainnya dalam hidup. Memberikan makan bayi berarti menyediakan lebih dari sekedar gizi yang baik, sebelum bayi lahir kita harus memutuskan apakah akan menyususi sendiri atau memberikan susu formula. Susu ibu adalah makanan yang paling ideal untuk bayi, ASI juga berisi faktor-faktor yang menyediakan kekebalan tambahan terhadap infeksi, dan kecil sekali menyebabkan reaksi alergi. membrikan air susu ibu membuat jauh lebih mudah untuk kembali ke bentuk semula setelah melahirkan, karena menyusui menghabiskan kira-kira 500 kalori sehari.

2.4 Konsep Kemandirian 2.4.1 Pengertian

Menurut Orem perawatan mandiri adalah suatu aktivitas yang dimulai secara individu dan dilakukan atas kemampuan dan kepentingan mereka sendiri dalam memelihara hidupnya, mencapai fungsi yang menyeluruh dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan. Dalam teori ini Orem mengemukakan bahwa untuk dapat memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, perawat dapat memberikan bantuan berdasarkan tingkat kemandirian pasien. Orem membaginya dalam tiga bentuk yaitu, sistem bantuan secara penuh,

31

sistem bantuan sebagian serta sistem suportif dan edukatif (Orem, 2001 dalam Potter & Perry, 2009).

Sistem bantuan secara penuh merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pengontrolan dan ambulasi serta adanya manipulasi gerakan. Pemberian bantuan sistem ini dapat dilakukan pada orang yang tidak mampu melakukan aktivitas dengan sengaja (Potter & Perry, 2005).

Jadi tujuan dari teori Orem adalah membantu klien melakukan perawtan diri sendiri. Menurtut Orem, asuhan keperawatan diperlukan ketika klien tidak mampu memenuhi kebutuhan, biologis, psikologis, perkembangan, dan sosial. Perawat menilai mengapa klien tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut, apa yang harus di lakukan meningkatkan kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhannya dan menilai seberapa jauh klien memenuhi kebutuhannya sendiri (potter & perry 2005).

Menurut orem perawatan diri sediri (self care) terdiri dari tiga bagian, meliputi pertama, self care itu sendiri yang merupakan aktivitas dan inisiatif sendiri dari individu serta di laksanakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, kesehatan, serta kesejahteraan, kedua, self care agency merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan keperawatan diri sendiri yang dapat di pengaruhi oleh usia, perkembangan, sosio kultural, kesehtan dan lain-lainnya; ketiga adanya

tuntutan atau pemerintahan dalam perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang di lakukan dalam waktu tertentu untuk perlawanan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat-alat dalam tindakan yang tepat; keempat, kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang di tujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubung dengan proses kehidupan manusia serta dalam upaya mempertahankan fungsi tubuh, self care yang bersifat universal itu adalah aktifitas sehari-hari (ADL) dengan mengelompokkan ke dalam kebutuhan dasar manusia sifat dari self care selanjutnya adalah untuk perkembangan kepercayaan diri serta di tujukan pada penyimpangan kesehata yang memiliki ciri perawatan yang di berikan dalam kondisi sakit atau dalam proses penyembuhan (Hidayat, 2008).

2.4.2. Tingkat Kemandirian.

Menurut teori sistem keperawatan merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang di sadari pada Orem yang mengemukakan tentang kebutuhan-kebutuhan diri sendiri kebutuhan pasien dan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan sendiri. Dalam pandangan teori sistem ini Orem memberikan indentifikasi dalam sistem keperawtan di antaranya: 1. Sistem bantuan secara penuh (Wholly Compensatory System)

Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh pada pasien di karnakan ketidakmampuan pasien memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan

33

dalam pergerakan, pengontrolan dan ambulasi serta adanya manipulasi gerakan. Pemberian bantuan sistem ini dapat dilakukan pada orang yang tidak mampu melakukan aktivitas.

2. Sistem bantuan sebagian (Partially Compensatory System)

Merupakan sistem dalam pemberian perawatan diri secara sebagian saja dan di tujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal seperi pada pasien yang post operasi abdomen dimana pasien ini memiliki kemampuan seperti cuci tangan, menggosok gigi, cuci muka, akan tetapi butuh pertolongan perawat dalam ambulasi dan melakukan perawatan luka.

3. Sistem Suportif dan Edukatif

Merupakan sistem bantuan yang di berikan pada pasien yang membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini di lakukan agar pasien mampu melakukan tindakan keperawatan setelah di lakukan pembelajaran. Pemebrian sistem ini dapat di lakukan pada pasien yang memerlukan informasi dalam pengaturan kelahiran.

Dalam pandangan tentang teori dan konsep keperawatan, Orem mempeunyai pandangan bahwa teori dan konsep dilakukan untuk merefleksikan antara individu dengan lingkuang berkomunikasi, serta dalam melakukan perbuatan seharusnya sesuai dengan diri dan lingkuangan.

Dokumen terkait