• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbaikan Penyelenggaraan SPIP Program Prioritas Pemerintah Daerah

serta Meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi

1) Perbaikan Penyelenggaraan SPIP Program Prioritas Pemerintah Daerah

Capaian Kinerja Perbaikan Penyelenggaraan SPIP Program Prioritas Pemerintah Daerah, dilaksanakan melalui sistem pengendalian intern pengadaan barang dan jasa melalui probity audit serta evaluasi Sistem Akuntansi Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Probity audit pengadaan barang/jasa diarahkan untuk meminimalisasi permasalahan pengadaan barang dan jasa yang mengarah pada korupsi. Di sisi lain APIP belum melaksanakan perannya secara optimal melakukan audit PBJ berdasarkan pasal 116 Perpres 70 Tahun 2012. Sedangkan evaluasi SAKIP diarahkan untuk memastikan bahwa instrumen yang digunakan instansi pemerintah dalam memenuhi kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan visi, misi organisasi, terdiri dari berbagai komponen yang merupakan satu kesatuan, yaitu perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi internal dan pencapaian sasaran/kinerja organisasi telah sesuai.

Dari enam paket kontrak dengan total nilai HPS sebesar Rp24.049.205.000,00 yang dilakukan probity audit atas pengadaan barang dan jasa diperoleh efisiensi anggaran sebesar Rp6.081.184.469,39,00 atau 25,27% dari nilai HPS. Probity audit dilakukan melalui pendampingan pada Inspektorat Kota Parepare dan Kabupaten Tana Toraja sebagai media transfer knowledge. Pemerintah daerah melalui Kepala Daerah didorong untuk membuat kebijakan mengenai probity audit dengan menerbikan Peraturan Kepala Daerah, sebagai telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Palopo. Evaluasi SAKIP yang dimaksudkan untuk memberikan umpan balik yang obyektif guna meningkatkan akuntabilitas dan kinerja instansi pemerintah serta "Penyelenggaraan SAKIP dilaksaksanakan secara selaras dan sesuai dengan penyelenggaraan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan Tata Cara Pengendalian serta evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan" sesuai Perpres Nomor 29 tahun 2014 pasal 2 ayat 2. Evaluasi LAKIP tahun 2015 telah dilakukan pada Pemerintah Kota Palopo dengan predikat “Kurang”. Disamping itu kepada Pemerintah Daerah di wilayah Sulawesi Selatan, melalui fungsi konsultansi

99

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan dengan kegiatan diklat/bimtek/asistensi/ review terhadap Pemerintah Daerah yang ada di wilayah kerjanya.

2) Perbaikan Penyelenggaraan SPIP Pemerintah Daerah

Capaian Kinerja Perbaikan Penyelenggaraan SPIP Pemerintah Daerah, dilaksanakan melalui penyusunan Rencana Tindak Pengendalian (RTP) penyusunan LAKIP dan penilaian risiko tertentu di tingkat pemerintah daerah.

Hasil evaluasi LAKIP menunjukkan bahwa nilai LAKIP hampir seluruh Pemerintah Daerah belum memuaskan. Oleh karena itu perlu dirumuskan kerangka penyusunan LAKIP dalam format RTP SPIP untuk meningkatkan kualitas SAKIP dan nilai hasil evaluasi LAKIP. Kegiatan dimaksud dilakukan melalui pendampingan reviu Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng, Pendampingan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Toraja Utara dan Aisistensi Penyusunan Rencana Tindak Pengendalian (RTP) LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP ) pada Pemerintah Kabupaten Luwu Timur. Atas pelaksanaan kegiatan tersebut, telah di rekomendasikan rencana aksi perbaikan dalam penerapan SAKIP untuk mendukung pengumpulan data untuk penyusunan LAKIP yang lebih berkualitas.

Hampir 80,00% kasus tindak pidana korupsi atau penyimpangan yang ditangani Aparat Penegak Hukum bersumber dari penyimpangan dalam pengadaan barang dan jasa. Oleh karena itu diperlukan kegiatan penilaian risiko tertentu khususnya dalam proses pengadaan barang dan jasa. Kegiatan dimaksud telah dilakukan melalui pemetaan risiko atas kegiatan proses pengadaan barang dan jasa pada Pemerintah Kabupaten Maros, dengan tahapan sebagaimana gambar berikut :

100

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Gambar 3.4 Tahap Penyusunan Profil Risiko

Permasalahan pengadaan barang dan jasa tersebut antara lain disebabkan kelemahan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam melaksanakan pengadaan barang dan jasa serta rendahnya pemahaman SDM terhadap aspek hukum pengadaan PBJ. Oleh karena itu telah direkomendasikan untuk memetakan risiko kurangnya kapasitas dan kapabiltas SDM dan strategi peningkatan SDM yang kompeten dalam pengadaan barang dan jasa

Perbaikan Penyelenggaraan SPIP Pemerintah Daerah tidak hanya terbatas pada kegiatan Rencana Tindak Pengendalian (RTP) penyusunan LAKIP dan penilaian risiko tertentu di tingkat pemerintah daerah, namun diarahkan kepada tingkat kematangan pemerintah daerah dalam mengimplementasikan SPIP dalam proses bisnisnya sebagaimana di targetkan kedalam RPJMN 2015 – 2019 sebesar 85,00% dari jumlah pemerintah daerah.

Atas target tersebut Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan telah melakukan beberapa kegiatan antara lain, sosialisasi, bimbingan teknis penyusunan RTP dan Control Self Assesment (CSA) pada Provinsi/ Kabupaten/Kota. Adapun kondisi tingkat kematangan (maturitas) SPIP pada pemerintah daerah, baru diperoleh data pada dua kabupaten yang dilakukan evaluasi dalam tahun 2014, yaitu Pemerintah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan serta Bone dengan kategori tingkat

101

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

kematangan masih pada tahap “Rintisan”. Penilaian tingkat maturitas SPIP tidak sekedasar dimaksudkan untuk pemberian nilai level maturitas, tetapi hasil penilaian maturitas tersebut diharapkan dapat menjadi dasar bagi penguatan efektifitas penyelenggaraan SPIP. Adapun strategi tahapan implementasi penyelenggaraan SPIP, guna menghasilkan level maturitas yang diinginkan, dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.5 Strategi Tahapan Implementasi Penyelenggaraan SPIP

Dengan strategi implementasi SPIP pada Pemerintah Daerah sebagaimana digambarkan diatas, maka tahapan penyelenggaran SPIP sebagaimana gambar dibawah ini, akan dilaksanakan untuk mencapai tingkat maturitas SPIP Level 3.

102

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

• Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P

Sasaran 3

Gambar 3.6 Tahapan Penyelenggaraan SPIP

Sasaran program “Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P” diarahkan pada perluasan peran dan layanan pengawasan intern BPKP dengan sasaran (1) peningkatan kualitas pengawasan terhadap ketaatan; (b) peningkatan kualitas pengawasan terhadap kinerja/value-for-money audit; dan (3) peningkatan kualitas advisory services. Capaian keberhasilan sasaran ini, perlu diukur secara kualitatif dan kuantitatif. Ukuran kualitatif adalah adanya peningkatan kapabilitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten. Peningkatan kapabilitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten inilah yang diharapkan tercapai pada level 3 secara gradual hingga akhir tahun 2019 sesuai target nasional sebesar 85%.

Sasaran meningkatnya kapabilitas pengawasan intern pemerintah pada K/L/P oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan merupakan kondisi yang akan dicapai

103

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

secara nyata oleh APIP K/L/P pada tahun 2019 yang mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya hasil dari berbagai kegiatan pembinaan APIP. Hal ini, sekaligus menjadi indikator untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan “Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten”.

Untuk dapat mengelola secara efektif pencapaian tujuan dan sasaran strategis di atas, disusun indikator peningkatan kapabilitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten, sebagai ukuran kuantitatif peningkatan kualitas dimaksud. BPKP menetapkan indikator pengukuran sasaran ini, yaitu Tingkat Kapabilitas APIP. Tingkat Kapabilitas APIP ini merupakan suatu kerangka kerja untuk memperkuat atau meningkatkan pengawasan intern melalui langkah-langkah untuk maju dari tingkat pengawasan intern yang kurang kuat menuju kondisi yang kuat, efektif dengan organisasi yang lebih matang dan kompleks.

Dalam PP 60 Tahun 2008 dinyatakan bahwa peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang efektif merupakan perwujudan dari unsur lingkungan pengendalian. Peran tersebut sekurang-kurangnya harus:

a) Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah; b) Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektifitas manajemen risiko dalam

penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah; dan

c) Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.

Dengan sasaran, peningkatan kualitas pengawasan terhadap ketaatan (compliance) maka peningkatan kapabilitas pengawasan intern diharapkan mampu menghasilkan informasi assurance kepada pimpinan K/L/P bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan standar, peraturan atau dengan rencana, atau informasi yang disajikan mitra telah sesuai dengan realitasnya. Pengawasan terhadap ketaatan dan kinerja telah menjadi kegiatan utama BPKP selama ini, namun masih berfokus pada individual kegiatan. Fokus ini perlu diperluas dan ditingkatkan sesuai dengan tuntutan manajemen akan assurance atau ketaatan pelaksanaan seluruh kegiatannya dengan tuntutan standar, target atau aturan.

104

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Sasaran program “Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P” dilengkapi satu indikator kinerja yaitu “Persentase Tingkat Kapabilitas APIP Pemda pada Level 3” yang diukur dengan menghitung jumlah K/L/P yang IACM nya level 3 dibagi jumlah K/L/P yang sudah dinilai IACM-nya. Di wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan, kondisi yang ada saat ini kedudukan APIP pada tingkat kapabilitas paling tinggi masih berada pada “Level 2 Dalam Catatan”, hal ini menggambarkan capaian realisasi indikator kinerja sasaran program “Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P” sampai dengan tahun 2015 bukan dikatakan tidak memenuhi target karena secara nasional dalam RPJMN target kapabilitas APIP pada level 3 baru dimunculkan di tahun 2016, untuk wilayah Provinsi Sulawesi Selatan target tersebut setara dengan 6 pemerintah daerah.

Realisasi capaian indikator output “Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas APIP” sebanyak 2 rekomendasi atau mencapai 100% dari target tahun 2015 sebanyak 2 rekomendasi. Realisasi tersebut diwujudkan melalui kegiatan self assesment dan re-self assesment serta peningkatan kapabilitas yang dilaksanakan pada APIP Kabupaten Sidenreng Rappang, Sinjai, Toraja Utara, Jeneponto, Enrekang, Bantaeng, Bulukumba, Pinrang, Maros, Luwu Utara, Kota Makassar dan Palopo.

Kondisi existing kapabilitas APIP tahun 2014 di Provinsi Sulawesi Selatan, adalah 8 APIP PEMDA berada pada “Level 2 Dengan Catatan” dan sisanya sebanyak 17 APIP PEMDA masih berada pada “Level 1”.

Pada Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan, upaya perbaikan peningkatan level kapabilitas APIP agar sesuai target, sebenarnya sudah dirintis dan dilakukan di tahun 2015, kegiatan-kegiatan tersebut antara lain meliputi pemberian bimbingan teknis peningkatan kapabilitas APIP dan melakukan self assesment peningkatan kapabiltas APIP secara on line melalui website masing-masing pada 6 APIP Pemerintah Daerah. Adapun outcome dari kegiatan tersebut adalah diketahuinya kondisi awal “data existing” kapabilitas APIP PEMDA tahun 2015, yang nantinya akan menjadi acuan dalam pelaksanaan peningkatan kapabilitas APIP PEMDA pada tahapan/periode berikutnya. Kondisi yang mempengaruhi tingkat kapabilitas APIP dimana saat ini masih berada di bawah level 3 secara umum disebabkan oleh hal-hal berikut ini:

105

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

2. Lemahnya manajemen APIP.

3. Tidak terpenuhinya kebutuhan formasi Auditor.

4. Kurangnya alokasi anggaran belanja APIP dibandingkan dengan total belanja dalam APBN/APBD.

5. Struktur organisasi dan pola hubungan kerja belum sepenuhnya sesuai dengan strategi dalam mencapai tujuan APIP yang efektif.

6. Kurangnya kegiatan pengembangan kompetensi dan lemahnya manajemen SDM APIP terutama rekrutmen, pola karier, dan pola mutasi/rotasi.

Realisasi indikator kinerja sasaran program “Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P” didukung dengan dana sebesar Rp46.966.000,00 atau 100% dari anggaran sebesar Rp46.966.000,00 dan dengan SDM sebanyak 143 OH atau 75,26% dari rencana tahun 2015 sebanyak 190 OH. Ditinjau dari sisi penggunaan dana, indikator kinerja sasaran program “Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P” telah mancapai efisiensi.

Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), kinerja program “Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P” telah tercapai secara efisien. Kondisi ini terlihat dari capaian indikator kinerja tahun 2015 sebesar 24,74% lebih rendah dibandingkan dengan rencana penggunaan OH sebesar 190 OH.

Kondisi kapabilitas APIP PEMDA di Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2015, sebagaimana dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 3.31 Kapabilitas APIP PEMDA Tahun 2015

0 5 10 15 20 1 2 3 4 5 8 PEMDA 17 PEMDA

106

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

• Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis

pengawasan

Sasaran 4

Untuk mendukung kelancaran penugasan dalam mencapai sasaran-sasaran program diperlukan kualitas layanan dukungan teknis pengawasan yang memadai, pada Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan hal itu diwujudkan dengan pemberian layanan dukungan manajemen berupa kegiatan-kegiatan rutin ketatausahaan, penyediaan sarana dan prasarana dan pelaksanaan rehabilitasi berat rumah Negara BPKP. Dalam tahun 2015 dari target output 60 laporan terealisasi sebanyak 86 laporan atau mengalami peningkatan sebesar 43,33%, dengan anggaran yang tersedia Rp30.760.281.000,00 penggunaan dana Rp27.170.672.105,00 atau 88,33% dari anggaran menunjukkan tingkat efisien karena capaian output juga melebihi target.

Kegiatan dukungan lainnya yang diberikan oleh bagian tata usaha adalah penyediaan sarana dan prasarana layanan perkantoran sebagai sarana pendukung untuk menciptakan suasana nyaman dalam menjalankan kegiatan sehari-hari di kantor, seperti pengadaan AC, LCD Projector, PC, printer, rak arsip besi, mesin jilid spiral, lensa camera, dental unit, dll. Target ouput sesuai RKA KL 53 unit, terealisasi sebanyak 53 unit. Dana yang tersedia Rp436.598.000,00 dengan penyerapan Rp407.918.000,00 atau 93,43% dari anggaran. Hal ini menujukkan capain kinerja yang baik dan efisien baik dari sisi penggunaan dana atau pencapaian target output. Untuk target output yang ada di DIPA hanya 1 unit, diperjalanan waktu ada tambahan dana/revisi anggaran namun tidak diikuti perubahan output, sehingga jumlah target menjadi terlalu kecil.

Guna mendukung kelancaran penugasan dan rasa nyaman tinggal di rumah dinas pegawai, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan juga mendapatkan amanah dalam bentuk penyediaan anggaran untuk kegiatan rehabiltasi berat rumah negara yang telah dilaksanakan dengan baik. Anggaran yang tersedia untuk kegiatan dimaksud sebesar Rp764.875.000,00 dengan penyerapan Rp748.962.000,00 atau 97,92% dari anggaran yang tersedia, dengan target output 8 unit dan terlaksana sebanyak 8 unit. Hal ini menujukkan capain kinerja yang baik dan efisien baik dari sisi penggunaan dana atau

107

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

pencapaian target output. Untuk target output yang ada di DIPA hanya 3 unit, diperjalanan waktu ada tambahan dana/revisi anggaran namun tidak diikuti perubahan output, sehingga jumlah target menjadi terlalu kecil.

Untuk memberikan penilaian terkait persepsi dari pengguna, berkenan dengan layanan ketatausahaan, kami telah menyebarkan kuesioner kepada sejumlah pegawai yang dipilih secara acak. Berdasarkan tabulasi hasil penyebaran kuesioner:

1. Layanan kepegawaian diperoleh skor 7,03 (skala likert 1-10) atau 100,43% dari target yang ditetapkan sebesar 7,00 skala likert. Hal ini menggambarkan layanan kepegawaian yang diberikan kepada seluruh pegawai memuaskan, sehingga memenuhi ekspektasi pengguna.

2. Layanan keuangan diperoleh skor 7,24 (skala likert 1-10) atau 103,43% dari target yang ditetapkan sebesar 7,00 skala likert. Hal ini menggambarkan layanan keuangan yang diberikan kepada seluruh pegawai memuaskan, sehingga memenuhi ekspektasi pengguna.

3. Layanan umum/sarpras diperoleh skor 6,54 (skala likert 1-10) atau 93,43% dari target yang ditetapkan sebesar 7,00 skala likert. Hal ini menggambarkan layanan umum yang diberikan kepada seluruh pegawai belum memuaskan pada sebagian pengguna, sehingga belum memenuhi harapan pengguna .

Tidak tercapainya tingkat persepsi pengguna atas layanan umum/penyediaan sarpras, antara lain menyangkut hal-hal sebagai berikut:

1. Perawatan gedung kantor dirasa masih kurang

2. Pemeliharaan sarana dan prasarana perlu ditingkatkan.

3. Rendahnya kepedulian atas masukan dan keluhan pengguna layanan.

Kedepan upaya-upaya perbaikan terhadap layanan umum/sarpras akan ditingkatkan dengan lebih memperhatikan kebutuhan pengguna baik terkait kenyamanan di dalam kantor, perawatan gedung, kebersihan fasilitas KM, dll. dan mengusulkan penyediaan dana untuk menambah anggaran belanja modal guna pengadaan, perawatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana.

108

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

C. REALISASI KEUANGAN 2015

Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya di tahun 2015, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan mendapatkan amanah dalam bentuk penyediaan dana dalam DIPA yaitu sebesar Rp35.778.921.000,00 dengan realisasi sebesar Rp32.126.164.000,00 atau 89,79%. Untuk kepentingan pelaporan kinerja dan akuntabilitas, data keuangan yang ada, sampai dengan berakhirnya penyusunan Laporan Kinerja belum dilakukan rekonsiliasi dengan Biro Keuangan BPKP, namun sudah diverifikasi pada tingkat intern oleh jajaran keuangan di kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan. Untuk data anggaran dan realisasi sesuai rincian per program dan per jenis belanja dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2.

Tabel 3.1

Realisasi Keuangan per Program

No Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)

1

Program pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembangunan nasional serta pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah

4.695.593.000 4.545.058.000

2 Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas

teknis lainnya 31.083.328.000 27.581.106.000

JUMLAH 35.778.921.000 32.126.164.000 Tabel 3.2

Realisasi Keuangan per MAK

No MAK Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) 1 Belanja Pegawai 25.653.206.000 22.629.002.000

2 Belanja Barang 8.924.242.000 8.340.282.000

3 Belanja Modal 1..201.473.000 1.156.880.000

109

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Dalam rangka meningkatkan kinerja, maka upaya strategis yang akan dilakukan antara lain:

1. Meningkatkan kualitas Perencanaan Pengawasan dengan Pendekatan “BPKP Sentris”, penetapan skala prioritas/strategi fokus, terukur dan jelas tahapannya, komprehensif, berkesinambungan sehingga terwujud keselarasan tujuan organisasi (Goals Congcruence).

2. Melakukan internalisasi perencanaan pengawasan berbasis resiko dan anggaran berbasis kinerja sehingga lebih berorientasi pada hasil.

3. Meningkatkan kapabilitas pengawasan intern melalui peningkatan IA-CM APIP yang mampu mendorong pemantapan penerapan sistem pengendalian intern kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan korporasi (K/L/P/K) dan mampu bersinergi dengan APIP lain dalam membangun tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan dalam melakukan pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional.

4. Meningkatkan kualitas pengawasan terhadap ketaatan dan kinerja/value-for-money audit serta kualitas advisory services.

110

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Laporan Kinerja (LKj) Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan, di samping merupakan pertanggungjawaban kinerja dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis tahun 2015, juga mencerminkan sejauh mana Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) telah diimplementasikan. Dalam pelaporan kinerja ini, disajikan informasi kinerja yang telah diperjanjikan disertai evaluasi dan analisis yang memadai sehingga dapat dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja ke depan. Upaya perbaikan yang dilakukan dalam tahun 2015 yaitu (a) melakukan rekonsiliasi data kinerja secara periodik, (b) melakukan reviu mandiri atas pencapaian kinerja, (c) melaksanakan evaluasi program untuk mengawal pencapain tujuan program.

Dalam tahun 2015, sasaran program Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan telah mencapai target. Meskipun masih ada satu IKU masih belum mencapai 100%, namun sebagian besar IKU telah mencapai target 100%.

Selain pencapaian sasaran strategis, beberapa hal yang merupakan hasil konkrit dari peran pengawasan oleh Perwakilan BPKP Sulawesi Selatan selaku Internal Auditor Presiden selama tahun 2015 antara lain:

1. Nilai penyelamatan uang negara dari temuan hasil audit dan monitoring sebesar Rp19.083.820.857,00.

2. Dari 21 Pemda yang diasistensi oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2015, sebanyak 8 Pemda berhasil memperoleh opini WTP, 11 Pemda mendapatkan opini WDP, dan 2 Pemda memperoleh opini TMP dari hasil Audit BPK-RI.

3. Sebanyak 2 PDAM berkinerja baik, 14 PDAM berkinerja cukup, 6 PDAM berkinerja kurang, dan 1 Pemda berkinerja tidak baik.

4. Nilai koreksi penyesuaian harga dan klaim sebesar Rp9.819.330.191,10.

BAB IV

PENUTUP

111

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

5. Jumlah kerugian negara dari hasil Audit Investigasi dan Penghitungan Kerugian Keuangan Negara yang diserahkan ke Instansi Penyidik sebesar Rp124.259.878.312,24.

Keberhasilan lain yang diperoleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan dalam tahun 2015 berupa penghargaan-penghargaan yang terdiri dari:

1. Juara I Lomba Karya Tulis dalam rangka HUT BPKP ke - 32; 2. Juara II Lomba Eco Office;

3. Juara I Kategori Video Profil Unit Kerja Terbaik; 4. Juara II Kategori Majalah Internal Terbaik;

5. Juara II Kategori Unit Kerja Pengirim Berita Harian Teraktif; 6. Juara III Kategori Unit Kerja Pengunggah Berita Harian Teraktif;

Keberhasilan-keberhasilan ini dicapai berkat dukungan seluruh pegawai dan kerja sama dengan pihak-pihak lain (stakeholders) dalam memberikan layanan jasa pengawasan kepada pemerintah daerah, instansi penyidik, dan pemangku kepentingan lainnya. Hal ini sejalan dengan perubahan paradigma BPKP sebagai auditor internal pemerintah yang dapat memberikan jasa konsultasi perbaikan manajemen, khususnya sebagai auditor yang mendukung akuntabilitas Presiden.

Dalam rangka meningkatkan kinerja, maka upaya strategis yang akan dilakukan antara lain:

a. Meningkatkan kualitas Perencanaan Pengawasan dengan Pendekatan “BPKP Sentris”, penetapan skala prioritas/strategi fokus, terukur dan jelas tahapannya, komprehensif, berkesinambungan sehingga terwujud keselarasan tujuan organisasi (Goals Congcruence).

b. Melakukan internalisasi perencanaan pengawasan berbasis resiko dan anggaran berbasis kinerja sehingga lebih berorientasi pada hasil.

c. Meningkatkan kapabilitas pengawasan intern melalui peningkatan IA-CM APIP yang mampu mendorong pemantapan penerapan sistem pengendalian intern kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan korporasi (K/L/P/K) dan mampu bersinergi dengan APIP lain dalam membangun tata kelola pemerintahan yang baik

112

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

(good governance) dan dalam melakukan pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional.

d. Meningkatkan kualitas pengawasan terhadap ketaatan dan kinerja/value-for-money audit serta kualitas advisory services.

Akhirnya, dengan disusunnya Laporan Kinerja (LKj) ini, diharapkan tersedia informasi secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait mengenai tugas fungsi BPKP, sehingga dapat memberikan umpan balik guna peningkatan kinerja pada tahun-tahun mendatang. Secara internal Laporan Kinerja (LKj) ini telah menjadi motivator untuk lebih meningkatkan kinerja organisasi terhadap perkembangan tuntutan stakeholders, sehingga kontribusi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan dalam pembangunan dapat lebih dirasakan.

Dokumen terkait