• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbaikan Penyelenggaraan SPIP Progras Prioritas Pemerintah Daerah

AKUNTABILITAS KINERJA

3) Perbaikan Penyelenggaraan SPIP Progras Prioritas Pemerintah Daerah

Perbaikan Penyelenggaran SPIP Program Prioritas Pemerintah Daerah, dilaksanakan dengan mengacu kepada Program Prioritas Nasional yang dibagi kedalam tiga Program Wajib (Pendidikan, Kesehatan dan Kemiskinan); empat Program Prioritas (Infrastruktur, Maritim, Energi dan Pangan) serta satu Program Pendukung (Reformasi Birokrasi).

Capaian kinerja indikator kegiatan ini, dilaksanakan melalui :

 Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah Bidang Kesehatan pada Pemerintah Kabupaten Pangkajene Kepulauan dan Barru

Salah satu misi Presiden RI adalah mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. Upaya yang akan dilakukan untuk melaksanakan misi tersebut diantaranya dengan menetapkan Program Kartu Indonsia Sehat melalui layanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan menjadi urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh pemerintah daerah.

Hasil Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah Bidang Kesehatan pada Pemerintah Kabupaten Pangkajene Kepulauan dan Barru, adalah sebagai berikut :

o Pemerintah Kabupaten Pangkajene Kepulauan, seluruh masyarakat miskin telah tercakup jaminan kesehatan, belum sepenuhnya menaati Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, dari 18 indikator kinerja bidang

35

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

kesehatan baru diterapkan tujuh indikator, telah memenuhi penyediaan anggaran kesehatan sebesar 11,57% dari APBD (minmal 10,00%), belum menyusun rencana kebutuhan SDMK, prasarana kesehatan telah memadai, kualitas pelayanan kesehatan pada puskesmas dan RSUD yang di sampling sudah baik dan layanan kesehatan adalah sangat baik dengan nilai IKM 3,64 dari 4,00.

o Pemerintah Kabupaten Barru, seluruh masyarakat miskin telah tercakup jaminan kesehatan, telah menaati Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, dari 20 indikator kinerja bidang kesehatan telah diterapkan seluruhnya, telah memenuhi penyediaan anggaran kesehatan sebesar 10,67% dari APBD (minmal 10,00%), telah menyusun rencana kebutuhan SDMK, prasarana kesehatan telah memadai, kualitas pelayanan kesehatan pada puskesmas dan RSUD yang di sampling sudah baik dan dalam hal layanan kesehatan Pemerintah Kabupaten belum menyusum IKM.  Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah Bidang Pendidikan pada

Pemerintah Kabupaten Bone dan Sidenreng Rappang

Salah satu misi Presiden R I adalah mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. Upaya yang akan dilakukan untuk melaksanakan misi tersebut diantaranya dengan menetapkan Program Kartu Indonsia Pintar melalui. Pelayanan pendidikan menjadi urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh pemerintah daerah, sehingga tidak terdapat lagi anak usia sekolah (7 - 18 tahun) yang tidak dapat menikmati pendidikan formal karena kurangnya daya tampung pada sekolah yang ada di wilayah pemukiman dan tersedianya akses pendidikan serta diterapkannya SPM bidang pendidikan.

Hasil Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah Bidang Pendidikan pada Pemerintah Kabupaten Bone dan Sidenreng Rappang Tahun 2014, adalah sebagai berikut :

36

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

o Pemerintah Kabupaten Bone, belum sepenuhnya mentaati Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal, Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 129a/U/2004 tanggal 14 Oktober 2004 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 23 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 tanggal 9 Juli 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar. dari 27 indikator spm bidang pendidikan belum seluruhnya dituangkan dalam RPJMD dan belum dituangkannya target tahunan pencapaian SPM Bidang Pendidikan dalam RKPD. Disamping itu juga belum menuangkan dan menetapkan rencana 5 tahun pencapaian SPM, target tahunan dalam Renja SKPD dan target tahunan pencapaian SPM dalam RKA/DPA-SKPD tahun 2014.

o Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang, belum sepenuhnya mentaati Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2005 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang pendidkan dasar yang diimplementasikan dengan 27 indikator yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.23 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota. SPM bidang pendidikan menengah masih menggunakan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 129a/U/2004 tanggal 14 Oktober 2004 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan dan RPJMD tahun 2014 telah disusun Dari 27 indikator SPM tersebut baru dituangkan tujuh Indikator dan telah menetapkan target capaian 5 tahunan. SPM bidang pendidikan menengah belum menuangkan indikator dalam RPJMD dan belum menetapkan target capaian 5 tahunan, sedangkan Renstra–SKPD Tahun 2014-2018 telah disusun dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala

37

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Dinas Pendidikan Kabupaten Sidenreng Rappang No. 90/2014 tanggal 20 oktober 2014 namun baru menuangakan tujuh indikator dari 27 indikator dan menetapkan target capaian 5 tahunan.

 Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan melalui kegiatan diklat/bimtek/ asistensi/review telah melakukan fasilitasi dalam peningkatan capaian nilai LPPD yang ada di wilayah Sulawesi Selatan. Hasil Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintaha Daerah (EKPPD) tahun 2014 yang dilakukan tahun 2015 menunjukkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan sepuluh Pemerintah Kabupaten/Kota memperoleh skor dengan predikat “Sangat Tinggi” serta 14 Pemerintah Kabupaten/Kota lainnya memperoleh skor dengan predikat “Tinggi”, sebagaimana dapat dilihat pada garfik berikut :

Grafik 3.2 Hasil Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintaha Daerah (EKPPD) tahun 2014

Hasil ini menunjukkan bahwa capaian nilai LPPD Pemerintah Daerah di Provinsi Sulawesi Selatan telah melampui target RPJMN 2015 – 2019 yaitu

0 2 4 6 8 10 12 14 Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 0 0 14 10 0 2 14 8 Tahun 2013 Tahun 2014

38

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

sebesar 85,00% dari jumlah Pemerintah Daerah dengan predikat minimal “Tinggi”.

 Pencegahan/Pemberantasan Korupsi dalam PBJ dan Peningkatan Kinerja Probity audit atas pengadaan barang dan jasa yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan dengan hasi terciptanya efisiensi anggaran sebesar 25,27% dari nilai HPS, terus didorong sebagai upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi sekaligus untuk peningkatan kinerja pemerintah daerah. Probity audit dilakukan melalui pendampingan pada Inspektorat Kota Parepare dan Kabupaten Tana Toraja sebagai media transfer knowledge. Pemerintah Kota Parepare melalui Walikota telah membuat kebijakan dengan mewajibkan pengadaan barang dan jasa yang bernilai di atas Rp1,00 Milyar agar terlebih dahulu di lakukan probity audit oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan bersama dengan Inspektorat Kota Parerpare.

Sedangkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan memintakan pendampingan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan dalam proses pembangunan Wisma Negara. Disamping itu pemerintah daerah melalui Kepala Daerah didorong membuat kebijakan mengenai probity audit dengan menerbikan Peraturan Kepala Daerah, sebagaimana telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Palopo.

 Audit Kinerja Pelayanan Pemda Bidang Perhubungan/Kemaritiman

Pembangunan kelautan/kemaritiman Indonesia belum optimal, dicerminkan masih lemahnya kedaulatan maritim (lemahnya armada tangkap nasional, maraknya aksi illegal fishing/pencurian ikan serta lemahnya penegakkan hukum), masih minimnya infrastruktur transportasi kelautan, serta birokrasi yang berbelit-belit dalam pelayanan perizinan usaha perikanan. Oleh karena itu penyediaan/perbaikan infrastruktur pelabuhan yang terintegrasi dengan prasarana transportasi darat yang memadai serta pengembangan teknologi kelautan, penetapan dan

39

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

pengawasan batas wilayah laut antar negara tetangga sebagai upaya pengamanan dan optimalisasi hasil laut (dengan menerapkan kebijakan yang tegas) dan penyederhanaan birokrasi perijinan usaha perikanan Hasil Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah Bidang Kemaritiman pada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kabupaten Pangkajene Kepulauan, adalah sebagai berikut :

o Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, secaraumum kinerja pemerintah daerah bidang kemaritiman menunjukkan kategori “Baik” dengan skor kinerja 72,50. Penilaian upaya peningkatan potensi kelautan dan perikanan melalui pemberdayaan nelayan denganpemberian bantuan, penyelenggaraan pelatihan dan penyuluhan serta penyusunan dan pengembangan data informasi statistik perikanan menunjukkan kategori “Baik” dengan skor kinerja sebesar 86,00. Sedangkan kinerja pemerintah daerah dalam perizinan bidang kelautan dan perikanan menunjukkan kategori “Kurang Baik” dengan skor kinerja sebesar 60,00.

o Pemerintah Kabupaten Pangkajene Kepulauan, secara umum kinerja pemerintah daerah bidang kemaritiman menunjukkan kategori “Baik” dengan skor kinerja 73,28. Penilaian keberadaan dan kelayakan infrastruktur pelabuhan yang terintegrasi dengan sasaran transportasi darat menunjukkan kategori “Baik” dengan skor kinerja sebesar 83,75. Penilaian penanganan permasalahan illegal fishing menunjukkan kategori “Baik” dengan skor kinerja sebesar 73,13. Penilaian penanganan upaya peningkatan potensi kelautan dan perikanan melalui pemberdayaan nelayan dengan pemberian bantuan, penyelenggaraan pelatihan dan penyuluhan serta penyusunan dan pengembangan data informasi statistik perikanan menunjukkan kategori “Baik” dengan skor kinerja sebesar 73,75. Sedangkan kinerja pemerintah daerah dalam perizinan bidang kelautan dan perikanan menunjukkan kategori “Baik” dengan skor kinerja sebesar 62,50.

40

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

 Peningkatan Kualitas LAKIP

Capaian nilai hasil evaluasi LAKIP masih rendah, oleh karena itu perlu ada kegiatan reviu yang memungkinkan dilakukannya peningkatan kualitas LAKIP guna keakuratan informasi yang disajikan dalam LAKIP dapat diyakini kewajarannya. Kegiatan untuk peningkatan kualitas LAKIP dilakukan dalam bentuk :

o Pendampingan/asistensi penyusunan dan reviu LAKIP, Renja SKPDlingkup Pemerintah Kabupaten Soppeng,

o Pendampingan Penyusunan dan reviu LAKIP Kabupaten Toraja Utara, o Asistensi Penyusunan RTP LAKIP, Penyusunan Penetapan Kinerja, Renja

SKPD dan LAKIP Tahun 2015 serta Pendampingan Evaluasi pada Pemerintah Kabupaten Luwu Timur,

o Sosialisasi Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 pada Pemerintah Kabupaten Bulukumba dan Soppeng,

o Asistensi Perjanjian Kinerja dan pendampingan evaluasi LAKIP SKPD Lingkup Pemerintah Kota Makassar Tahun 2015.

 Pemantauan Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa

Sebagai bagian dari transparansi dalam Pengadaan Barang dan Jasa, Pemerintah Daerah mempunya kewajiban untuk mengumumkan Rencana Umum Pengadaan pada seluruh SKPD/PA/KPA lingkung Pemerintah Daerah masing. Hasil pemantauan RUP per 29 Januari 2015 diperoleh data bahwa jumlah paket pekerjaan yang akan dilakukan pelelangan umum sebanyak 653 paket. Dari jumlah paket tersebut jumlah RUP-nya yang di umumkan pada LPSE/Portal Pengadaan Nasional sebanyak 76 paket atau baru mencapai 11,64% dan belum di umumkan pada website Pemerintah Daerah. Disamping itu dari hasil pemantauan tersebut tidak tersedia data jumlah paket yang telah di umumkan pada papan pengumuman resmi. Oleh karena itu telah sampaikan kepada Gubernur Sulawesi Selatan agar para Kepala Daerah mengeluarkan Instruksi kepada seluruh SKPD untuk

41

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

mengumumkan RUP dan pelelangan paket pengadaan pada Papan Pengumuman resmi, website Pemerintah dan Portal Nasional melalui LPSE dan APIP memantau pengumuman tersebut dengan menggunakan indikator.

 Kajian Permasalahan Pengadaan Barang dan Jasa

Permasalahan yang paling sering terjadi adalah pada tahapan penyelesaian akhir tahun. Apalagi dengan adanya penafsiran dapat dilakukan addendum perpanjangan selama 50 hari. Disamping itu masih tingginya temuan dan permasalahan Pengadaan Barang dan Jasa oleh Auditor Internal, Eksternal, Aparat Penegak Hukum, Legislatif dan Masyarakat, sehingga diperlukan kajian permasalahan dalam Pengadaan Barang dan Jasa. Kegiatan kajian ini dilaksanakan melalui Kajian Permasalahan Pengadaan Barang dan Jasa pada Pemerintah Kabupaten Enrekang Tahun Anggaran 2014, dengan hasil “penyebab” sebagai berikut :

o Kelemahan pengawasan internal yakni satuankerja/pejabat yang diberitang-gungjawab menguji jalannya system dan prosedur tidak berfungsi denganbaik,

o Pada Dinas Kesehatan adalah tidak efektifnya pengawasan pekerjaan oleh masing-masing SKPD dan konsultan pengawas tidak melaksanakan tugasnya sesuai ketentuan, serta rekanan tidak melaksanakan peklerjaan sesuai Surat Perjanjian,

o Ketidakmampuan dari rekanan dalam menyelesaikan pekerjaan serta terdapat upaya dari Kepala SKPD untuk mencairkan anggaran tanpa melihat realisasi fisik sesungguhnya.

 Probity Audit Pengadaan Barang dan Jasa

Salah satu upaya untuk meningkatkan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dalam melakukan pengawasan adalah dengan melaksanakan audit selama proses pengadaan barang/jasa berlangsung

42

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

(real time) yang disebut probity audit. Probity audit adalah sebagai kegiatan penilaian (independen) untuk memastikan bahwa prosespengadaan barang/jasa telah dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan prinsip penegakan integritas, kebenaran, dan kejujuran dan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan berlaku yang bertujuan meningkatkan akuntabilitas penggunaan dana sektor publik. Untuk kegiatanprobity audit ini, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan selaku pembina APIP di wilayah Sulawesi Selatan telah melakukan pendampingan sebagai bentuk quality assurance dalam pelaksanaan Probity Audit pada Inspektorat Kota Parepare. Disamping itu Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam Pembangunan Wisma Negara mewajibkan dalam proses pembayaran kepada rekanan dharuskan melalui tahapan probity audit Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan. Dan Walikota Parepare yang mewajibkan kepada para Kepala SKPD/PA/KPA untuk pengadaan barang dan jasa bernilai diatas 1 Milyar harus dilakukan probity audit oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan.

4) Perbaikan Kebijakan Keuangan Daerah terkait Pendapatan dan

Dokumen terkait