• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.6 Perbandingan Adsorpsi ALB Terhadap Adsorben

4.6.3 Perbandingan Adsorpsi ALB pada 1,5 g Adsorben 1, 2, 3 dan 4

Adsorben 1, 2, 3 dan 4 memiliki rata-rata adsorpsi masing-masing ALB dari CPO A, B, C dan D sebesar 70,17%, 89,27%, 88,06% dan 64,41% dengan rata-rata total adsorpsi sebesar 77,98%. Kecenderungan peningkatan rata-rata adsorpsi ALB untuk setiap penambahan berat adsorben sebesar 0,5 g dimulai dari penggunaan 0,5 g, 1 g dan 1,5 g adsorben secara umum menunjukkan bahwa semakin besar berat adsorben yang digunakan maka semakin tinggi persentasi ALB yang dapat diadsorpsi adsorben. Pertambahan adsorpsi yang terjadi tidak berbanding lurus dengan pertambahan adsorben yang digunakan, hal ini terlihat dari peningkatan untuk setiap penambahan adsorben dari 0,5 g ke 1 g adalah 9,61% dan 1 g ke 1,5 g adalah sebesar 6,66%. Persentasi adsorpsi setiap adasorben seperti pada Gambar 4.19 menunjukkan grafik perbedaan adsorben dimana adsorben 2 memiliki kemampuan yang jauh berada diatas adsorben 4 yang diikuti dengan adsorben 3 dan 2. Adsorpsi terhadap A, B, C dan D menggunakan 1, 2, 3 dan 4 dengan variasi berat 0,5 g, 1 g dan 1,5 g adsorben menunjukkan bahwa terbaik adalah 2 diikuti dengan 3, 4 dan 1.

Secara umum daya serap adsorben 1, 2, 3 ataupun 4 terhadap A, B, C dan D menurun pada berat 1,5 g dibanding dengan 0,5 g dan 1 g adsorben. Daya serap

tertinggi terjadi untuk 2 pada D sebesar 20,2 mg/g dan terendah untuk 1 pada B sebesar 5,0 mg/g.

Tabel 4.17 Adsorpsi ALB dengan 1,5 g Adsorben 1, 2, 3 dan 4

No ALB CPO Adsorben Aliquot

Gambar 4.19 Perbandingan Adsorpsi ALB dalam 1,5 g Adsorben 1, 2, 3 dan 4

Penurunan daya serap terutama untuk adsorben 2 terhadap D dengan daya serap tertinggi untuk 0,5 g, 1 g dan 1,5 g adsorben adalah 56,4 mg/g, 23,3 mg/g dan 20,2 mg/g menunjukkan bahwa daya serap adsorben akan lebih tinggi pada penggunaan berat adsorben yang lebih kecil. Hal tersebut disebabkan karena pertambahan jumlah berat adsorben tidak memberikan dampak yang terlalu besar terhadap pertambahan berat ALB dari CPO yang diadsorpsi pada konsentrasi ALB

50

yang sama. Dari daya serap keempat adsorben 1, 2, 3 ataupun 4 terhadap A, B, C dan D menunjukkan bahwa adsorben 2 merupakan adorben terbaik dengan daya serap tertinggi dan ALB CPO D merupakan ALB yang paling banyak diadsorpsi adsorben pada masing-masing berat adsorben yang digunakan.

4.7 Perbandingan Berat dan Molaritas Adsorben Terhadap ALB dari CPO ALB adsorpsi 5.0 mmol atau x (x= 5.0; 10,0; dan 15,0 mmol) adsorben dalam tabel merupakan jumlah ALB adsorpsi asumsi untuk setiap x mmol adsorben yang sama dihitung dari hasil bagi mmol adsorben asumsi dengan mmol adsorben sebenarnya dan dikali berat ALB adsorpsi sebenarnya dinyatakan dalam milligram (mg). Asm-Bnr merupakan jumlah selisih berat ALB adsorpsi asumsi untuk x mmol dikurang ALB adsorben sebenarnya dan dinyatakan dalam milligram (mg). Tingkat adsorpsi adsorben 1, 2, 3 ataupun 4 pada berat 0,5 g, 1 g dan 1,5 g adsorben terhadap ALB dari CPO A, B, C dan D berada pada kisaran 39,53% sampai 94,78%.

Penggunaan berat adsorben yang sama untuk mengadsorpsi ALB menunjukkan bahwa 2 merupakan adsorben terbaik dalam mengadsorpsi ALB baik dari CPO A, B, C ataupun D.

Tabel 4.18 Perbandingan Adsorpsi ALB untuk Asumsi 5.0 mmol Adsorben

No Berat ALB Adsorpsi Asumsi x mmol – ALB Adsorben sebenarnya (mg); % ALB Adsp = Persen ALB Adsorpsi.

Penggunaan adsorben dengan jumlah berat yang sama tidak menggambarkan peranan logam dari masing-masing adsorben untuk mengadsorpsi ALB dari CPO. Untuk melihat peranan logam pada adsorben dalam mengadsorpsi ALB dari CPO A, B, C ataupun D maka dilakukan dengan cara menghitung berat ALB dari CPO yang dapat diadsorpsi adsorben pada konsentrasi (mmol) yang sama dari masing-masing adsorben 1, 2, 3 dan 4.

Adsorpsi ALB dari CPO pada berat 0,5 g adsorben 1, 2, 3 dan 4 menunjukkan hasil dalam milligram ALB yang dapat diadsorpsi oleh adsorben. Kemampuan 0,5 g adsorben mengadsorpsi ALB dari CPO A masing-masing adalah untuk adsorben 1 konsentrasi 5,0 mmol sebesar 8,2 mg, 2 konsentrasi 4,3 mmol sebesar 10,6 mg, 3 konsentrasi 3,0 mmol sebesar 10,5 mg dan 4 konsentrasi 2,3 mmol sebesar 7,7 mg.

ALB dari CPO yang dapat diadsorpsi oleh 0,5 g adsorben menunjukkan bahwa 2 dan 3 merupakan adsorben dengan jumlah adsorpsi ALB terbesar. Luas permukaan adsorben 1 sampai 4 secara berurut semakin kecil yaitu 5,19 m2/g, 3,32 m2/g, 2,71 m2/g dan 2,52 m2/g. Luas permukaan dari adsorben merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat adsorpsi adsorben. Berdasarkan luas permukaan adsorben maka adsorben 1 seharusnya memiliki daya adsorpsi yang lebih besar dan daya adsorpsi akan menurun dengan menurunnya luas permukaan seperti pada 2, 3 dan 4.

Tabel 4.19 Perbandingan Adsorpsi ALB untuk Asumsi 10.0 mmol Adsorben

No

Data menunjukkan bahwa secara umum persen adsorpsi 1 pada berbagai variasi berat adsorben justru lebih kecil dibandingkan 2, 3 dan 4, hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan adsorpsi adsorben 1 tidak tepat jika dikaitkan dengan luas permukaan. Untuk adsorben 2, 3 dan 4 persen adsorpsi ALB dari CPO A, B, C ataupun D masing-masing adsorben turun seiring dengan semakin kecilnya luas permukaan adsorben. Hal tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh ukuran pore size dan nanoparticle size dari masing-masing adsorben, dimana 2, 3 dan 4 memiliki ukuran yang saling berdekatan sedangkan 1 berbeda dengan yang lainnya seperti pada Tabel 4.2.

Perhitungan jumlah ALB dari CPO yang dapat diadsorpsi adsorben pada konsentrasi 5,0 mmol adsorben menggambarkan peranan masing-masing logam dari adsorben 1, 2, 3 dan 4 untuk mengadsorpsi ALB dari CPO baik A, B, C ataupun D.

Adsorpsi adsorben 1 pada 5,0 mmol terhadap ALB dari CPO A sebesar 8,2 mg, 2 sebesar 12,3 mg, 3 sebesar 17,4 mg dan adsorben 4 sebesar 16,7 mg.

Tabel 4.20 Perbandingan Adsorpsi ALB untuk Asumsi 15.0 mmol Adsorben

No

Adsorpsi terhadap ALB berdasarkan perhitungan konsentrasi adsorben yang sama menunjukkan peningkatan dari adsorben 1 sampai 4 seperti yang ditampilkan pada Tabel 4.18. Peningkatan adsorpsi adsorben ditinjau dari ukuran jari-jari atom logam adsorben Mg 160 pm, Ca 180 pm, Sr 215 pm dan Ba sebesar 222 pm dapat

dikaitkan dengan peranan kandungan lain dari CPO seperti karotenoid, tokoferol dan tokotrienol. CPO A, B, C dan D yang diadsorpsi adsorben 1, 2, 3 ataupun 4 mengandung hampir 50% ALB tak jenuh asam oleat, sedangkan untuk karotenoid, tokoferol dan tokotrienol tidak ditentukan jumlah kandungannya. Semakin kecil jari-jari atom logam yang bermuatan sama dari adsorben maka semakin kuat ikatan (interaksi) antara logam dengan ikatan π dari olefin, hal tersebut kemungkinan mempengaruhi kemampuan adsorben mengadsorpsi ALB dari CPO disebabkan Mg memiliki kemampuan lebih besar mengadsorpsi karotenoid dari CPO dibanding Ca (Karo Karo JA, 2014).

BAB 5

Dokumen terkait