• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Hasil Uji Standar Kualitas Teh Putih Java Preanger Gamboeng dengan Standar Kualitas Teh Java Preanger

Dalam dokumen BUKU PERSYARATAN INDIKASI GEOGRAFIS (Halaman 37-44)

III. KARAKTERISTIK DAN KUALITAS PRODUK

3.3. Kelas Mutu

3.3.3. Perbandingan Hasil Uji Standar Kualitas Teh Putih Java Preanger Gamboeng dengan Standar Kualitas Teh Java Preanger

Tabel 7. Perbandingan Hasil Uji Standar Kualitas Teh Putih Java Preanger Gamboeng dengan Standar Kualitas Teh Java Preanger.

No Parameter Satuan Syarat Mutu Hasil Uji Cara pengujian Ket

I Standar Uji Organoleptik

Cara Uji Makanan & Minuman dan atau ISO 1575

AOAC 993. 14 AOAC 999.10;

LBFD-07445 dan atau

AOAC 999.10 ; LBFD-07445 dan atau HK.00.06.1.52.4011

chapter 4, September 2002 dan atau HK.00.06.1.52.4011

OK

Keterangan : * Khas taste/aroma Teh Putih Java Preanger Gamboeng adalah : - Mild Taste

- Rose Flower Aroma 3.4. Deskripsi Geografis Produk 3.4.1. Teh Putih Java Preanger Gamboeng

Teh Putih diolah di pabrik teh dengan koordinat 07O08’33,156” Lintang Selatan (LS)

23

dan 107O30’52,460” Bujur Timur (BT). Pucuknya berasal dari seputaran kebun teh PPTK Gambung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pusat penelitian teh dan kina (PPTK) secara geografis berada di Desa Mekarsari, Kecamatan Pasirjambu, Gambung, Kabupaten DT. II Bandung. Letak astronomis PPTK pada 107º29’32” - 107º31’11” BT dan 07º07’18” - 07º09’11” LS. Secara administrasi PPTK berbatasan dengan:

Timur : Desa Lumajang Barat : Desa Cisondari

Selatan : Desa Wanasari, Pengalengan Utara : Desa Cibodas

Pusat Penelitian Teh dan Kina memiliki ketinggian ± 1.350 mdpl, dengan topografi bergelombang dan berbukit. Jenis tanah adalah Andisol, curah hujan rata-rata 3000 mm/tahun, suhu rata-rata sekitar 17-28°C, kemiringan lahan berkisar 20-70%. Luas kebun percobaan Gambung adalah ± 658,77 ha yang terbagi menjadi dua afdeling yaitu afdeling Utara (11 blok) dan afdeling selatan (10 blok). Berdasarkan Sistem Taksonomi Tanah (USDA, 1998) jenis tanah di KP. Gambung terbagi menjadi 3 jenis, yaitu Andisol, Inceptisol dan Entisol. Adapun pembagian klasifikasi tanah berdasarkan kelas kemiringan lereng dan bahan induk dibagi dalam 6 SPT (Satuan Peta Tanah) adalah :

Tabel 8. Klasifikasi tanah KP. Gambung No.

SPT

Klasifikasi Tanah Relief Bahan Induk

Lereng (%)

Bentuk Wilayah 1 Typic Udipsamment, masam,

berlempung kasar, campuran, isohipertermik

8-15 Bergelombang Batuan Andesit

2 Typic Melanudand, medial skeletal, masam, amorfik, isohipertermik

8-15 Bergelombang Batuan Andesit

3 Typix Hapludand, medial, masam, amorfik, isohipertermik

8-15 Bergelombang Batuan Andesit 4 Typic Melanudand, medial

skeletal, masam, amorfik, isohipertermik

15-30 Berbukit kecil Batuan Andesit

5 Humic Dystrudept, masam, berlempung halus, amorfik, isohipertermik

>30 Berbukit Batuan Andesit

6 Typic Dystrudept, masam, berlempung halus, campuran, isohipertermik

>30 Berbukit Batuan Andesit

(Sumber: Marpaung, 2004)

Typic Udipsamment termasuk ke dalam jenis tanah Entisol (Soil Survey Staff, 1999), dengan ciri memiliki tekstur lempung kasar sebesar < 35%, mempunyai solum dalam dan tidak memiliki sifat lain. Typic Melanudand tergolong dalam ordo

24

Andisol dengan ciri memiliki epipedon melanik. Typic Hapludand merupakan Hapludand yang memiliki sifat dan ciri lain dari Melanudand. Typic Dystrudept termasuk dalam ordo Inceptisol yang mempunyai horison bawah penciri kambik dan memiliki kelembaban tanah udik (lembab). Humic Dystrudept merupakan Dystrudept dengan kandungan bahan organik (humus) tinggi dan smempunyai sifat epipedon umbrik atau molik (Soil Survey Staff, 1999).

Tanah-tanah yang berada di Kebun Percobaan Gambung mempunyai bahan induk yang berasal dari batuan andesit-basaltik. Berdasarkan formasi geologi, KP.

Gambung termasuk ke dalam formasi geologi Qlk, merupakan bahan volkanik yang berumur kuarter yang berasal dari Gunung Kendeng (Koesmono et.al., 1996).

Bahan volkanik tersebut adalah lava yang berselingan dengan endapan-endapan lahar dengan susunan breksi andesit dan breksi tufa (Subroto, 1987). Topografi daerah ini bergelombang sampai berbukit, yang sebagian besar ditanami oleh tanaman teh dan sebagian kecil ditanami oleh tanaman kina. Berdasarkan hasil analisa tanah tanggal 22 Januari 2014, diperoleh informasi sebagai berikut.

Gambar 5. Presentase hasil analisis tanah Gamboeng

Gambar 6. Presentase hasil analisis tanaman Gamboeng

Status hara N tanah Kebun PPTK Gambung adalah : 9,52% sedang dan 90,48%

tinggi dengan status N daun 50,00% sangat rendah, 33,33% rendah, dan 16,67%

25

sedang. Dari hasil analisis tanaman tahun 2014 Nitrogen di blok-blok kebun PPTK Gambung menunjukkan N daun 16,67% sedang. Hal ini menunjukkan pada blok tersebut sebagian besar menunjukan keadaan tanaman yang belum cukup dalam kebutuhan akan N dan berpotensi terjadi defisiensi N sehingga keadaan hara pada tanaman perlu diperbaiki supaya pertumbuhan tanaman tidak terganggu. Tanaman yang mengalami defisiensi hara N yaitu sekitar 83,33% pertumbuhannya akan melambat dan pada tanaman teh menyebabkan lebih banyak tumbuh pucuk burung yang akan mengganggu produktivitas tanaman. Blok-blok kebun yang memiliki status hara N contoh daun pewakil sangat rendah menunjukkan keadaan hara N pada blok tersebut sudah mencapai titik kritis, pertumbuhan tanaman akan mulai melambat dan akan terhenti apabila status haranya tidak segera diperbaiki. Blok-blok kebun yang memiliki status N daun rendah sampai sangat rendah terjadi akibat penyerapan N oleh tanaman masih rendah, sehingga perlu perhatian yang serius terhadap pupuk N untuk mendukung pertumbuhan tanaman supaya optimal.

Status hara P tanah kebun PPTK Gambung adalah 90,48% sangat rendah, 4,76%

rendah, dan 4,76% sedang dengan status P daun adalah : 50,00% sangat rendah, 33,33% rendah, dan 16,67% sedang. Blok-blok di kebun PPTK Gambung yang memiliki status hara P daun rendah menunjukkan pada blok tersebut sudah mulai terjadi defisiensi P sehingga perlu perhatian untuk memperbaiki penyerapan P oleh tanaman. Tanaman yang mengalami defisiensi hara P mengakibatkan melambatnya pertumbuhan dan akibat lanjut tanaman akan mengerdil hal ini akan mengganggu produktivitas tanaman. Blok-blok kebun yang status P daun sedang menunjukkan penyerapan P oleh tanaman masih perlu ditingkatkan untuk mendukung pertumbuhan tanaman supaya optimal.

Status hara K-dapat ditukarkan (K-dd) tanah Kebun PPTK Gambung adalah : 4,76% sangat rendah dan 95,24% sangat tinggi dengan status K daun adalah : 100% sangat rendah. Blok-blok Kebun PPTK Gambung dengan status K daun 100% sangat rendah menunjukkan tanaman pada blok tersebut sudah mulai terjadi defisiensi K dan berada pada titik kritis sehingga keadaan hara perlu mulai diperhatikan, penyerapan K oleh tanaman perlu diperbaiki supaya pertumbuhan tanaman tidak terganggu. Kesuburan aktual K tersedia tanah yang hampir keseluruhan (95,24%) sangat tinggi merupakan status tanah yang cukup baik.

Namun apabila melihat status hara daunnya yang rendah dan sangat rendah kemungkinan jumlah pupuk yang diberikan tidak seimbang atau penyerapannya tidak efisien dan efektif. Penyerapan unsur hara K bersinergis dengan unsur hara N dan bersifat antagonis dengan unsur hara Mg. Oleh karena itu pemberian unsur hara harus dilakukan secara seimbang dan berkecukupan.

Kebun PPTK Gambung memiliki status hara Mg tanah : 4,76% sangat rendah, 52,38% rendah, 19,05% sedang, dan 23,81% tinggi dengan status hara Mg daun adalah 100% sangat tinggi. Blok-blok kebun yang memiliki status hara Mg daun keseluruhan (100%) sangat tinggi sementara unsur hara lainnya tidak demikian menunjukkan bahwa keseimbangan pupuk yang diberikan belum terpenuhi, sehingga unsur hara yang diserap oleh tanaman tidak seimbang dan didominasi oleh salah satu unsur hara saja. Akan tetapi untuk menjaga keseimbanagan hara, pupuk Mg masih tetap perlu diberikan.

26 3.4.2. Teh Hijau Steaming

Teh hijau Steaming diolah di pabrik teh dengan koordinat 07O08’41,322” Lintang Selatan (LS) dan 107O30’50,125” Bujur Timur (BT). Pucuknya berasal dari seputaran kebun teh kelompok tani Neglasari, Pangalengan, Jawa Barat.

Berdasarkan profil tanah yang diambil pada koordinat 107O31’57.032” BT dan 07O10’55.623” LS. diperoleh informasi bahwa ordo tanahnya diperkirakan Andisol.

Tanah Andisol secara umum mempunyai Bahan induk berupa abu dan tufa volkan intermidier atau bahan vulkanik tak-padu (“unconsolidated”). Fisiografi berupa lungur volkan dengan bentuk wilayah berombak sampai berbukit. Mineral lempung (Clay mineral) tanah andosol terutama ialah alofan (Alophane), disamping sedikit haloisit dan gibsit, sehingga diduga pelapukan mineral mengikuti urutan : gelas vulkan-gibsit-alofan dehidratasi haloisit. Menurut Munir (1995) Andisols berasal dari bahan induk abu vulkanik, yang banyak mengandung gelas volkanik yang amorf, sedikit feldspar, dan sejumlah kuarsa. Abu vulkan yang berasal dari gunung api di Indonesia umumnya bersifat andesitik sampai basalt sehingga banyak mengandung basa-basa dan unsur hara mikro (Hardjowigeno, 1993). Tanah ini umumnya didominasi oleh mineral amorf seperti alofan, imogilit, besi dan aluminium oksida/hidroksida. Deskripsi Profil Permukaan Tanah :

Tabel 9. Deskripsi Profil Tanah Neglasari Horizon Kedalaman

(cm)

Uraian

A1 0-12/18 (7,5 YR 5/4, lembab); lempung berpasir; kersai, halus, lemah; konsistensi gembur (lembab); perakaran halus banyak, kasar banyak; pori makro, meso dan mikro banyak; pH H2O 4,4; tegas, rata.

Bw1 12/18-75/68 (7,5 YR 7/6, lembab); lempung liat berdebu; gumpal menyudut, sedang, keras; konsistensi teguh (lembab), lekat, plastis (basah); perakaran halus sedikit; pori mikro sedikit; konkresi sedang; pH H2O 5,2; jelas, berombak.

Bw2 75/68-180/140 (7,5 YR 6/6, lembab); lempung liat berdebu; gumpal menyudut, sedang, keras; konsistensi teguh (lembab), lekat, plastis (basah); perakaran halus sedikit; pori mikro sedikit; konkresi sedikit; beralih baur, berombak.

Bw3

180/140-180/145

(7,5 YR 7/8, lembab); lempung liat berdebu; gumpal menyudut, sedang, agak keras; konsistensi teguh (lembab), lekat, plastis (basah); perakaran halus sedikit;

pori mikro sedikit; beralih baur, tidak teratur.

Kebun Neglasari terdapat pada ketinggian 1498 – 1520 m dpl dengan kemiringan kereng 15-20% dan ditanami dominan oleh klon TRI 2025 dan 2024. Hasil analisa tanah dan tanaman ditampilkan pada Gambar 7 dan 8 berikut.

27 Gambar 7. Hasil Analisa Tanah Neglasari

Gambar 8. Hasil Analisa Tanaman

Status hara N tanah menunjukkan kesuburan aktual tanah dan menunjukkan kemampuan tanah menyediakan hara N untuk tanaman. Status hara tanah sedang memiliki kadar N tanahnya sedang (0,31-0,50%). Status hara N rendah menunjukkan kadar N pada tanahnya rendah (0,11-0,30%) sedangkan status hara N tanah sangat tinggi menunjukkan hara N tersedia pada tanahnya sangat tinggi (>0,81%). Status N tanah akan menentukan jumlah pupuk N yang perlu ditambahkan ke tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang optimal.

Status hara N daun menunjukkan kecukupan kadar hara N pada daun yang diserap tanaman dari tanah maupun pupuk. Status hara N daun sedang menunjukkan N pada tanaman cukup baik untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Status hara N daun rendah menunjukkan sudah mulai terjadi defisiensi N pada tanaman. Status hara N daun sangat rendah menunjukkan hara N pada daun sudah mencapai titik kritis pada kadar hara tersebut pertumbuhan tanaman mulai melambat dan dapat terhenti.

Untuk menunjang pertumbuhan tanaman status hara N daun harus dalam keadaan optimal, kadar hara N pada tanaman minimal harus berada dalam status sedang

28

(3,11%-3,50%). Blok-blok kebun yang memiliki status hara N tanah sedang namun status N daunnya rendah atau sangat rendah menunjukkan pupuk N yang diberikan belum dapat diserap oleh tanaman dengan optimal. Blok-blok kebun yang tanaman-nya memiliki status hara N daun rendah atau sangat rendah memerlukan pasokan pupuk yang cukup dan penyerapan yang efektif supaya suplai N pada tanaman meningkat. Kebun teh rakyat kelompok tani Neglasari memiliki kadar N-total tanah sangat tinggi akan tetapi kadar N tanaman sedang. Hal ini berarti masih terdapat potensi unsur hara Nitrogen yang dapat diserap tanaman karena masih terdapat sumber-sumber Nitrogen yang berasal dari bahan organik atau biomassa.

Status hara P tanah menunjukkan kesuburan aktual tanah dan menunjukkan kemampuan tanah menyediakan hara P untuk tanaman. Status hara sedang memi-liki kadar P tanahnya sedang (10-22 ppm). Status hara P tanah tinggi menunjukkan kadar P pada tanahnya tinggi (23-40 ppm) sedangkan status hara P tanah sangat rendah menunjukkan hara P tersedia pada tanahnya sangat rendah (<4 ppm).

Status P tanah akan menentukan jumlah pupuk P yang perlu ditambahkan ke tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang optimal.

Status hara P daun menunjukkan kecukupan kadar hara P pada daun yang diserap tanaman dari tanah maupun pupuk. Status hara P daun tinggi atau sedang menunjukkan P pada tanaman cukup baik untuk mendukung pertumbuhan tana-man. Status hara P daun rendah menunjukkan sudah mulai terjadi defisiensi P pada tanaman. Status hara P daun sangat rendah menunjukkan hara P pada daun sudah mencapai titik kritis pada kadar hara tersebut pertumbuhan tanaman mulai melambat dan dapat terhenti. Untuk menunjang pertumbuhan tanaman status hara P daun harus dalam keadaan optimal, kadar hara P pada tanaman minimal berada dalam status sedang.

Unsur hara P2O5 tersedia pada kebun teh rakyat kelompok tani Neglasari tergolong sangat rendah karena ordo tanahnya adalah Entisol. Entisol merupakan tanah yang baru berkembang, sehingga unsur-unsur hara masih berbentuk tidak tersedia karena berada pada ikatan kompleks mineral-mineral primer tanah. Untuk meningkatkan ketersediaan hara P maka peranan bahan organik sangat penting.

Bahan organik dapat diberikan di sekitar pohon bersama pupuk P karena pupuk P tidak bersifat mobil sehingga tidak mudah hilang/tercuci di dalam tanah. Efektivitas penyerapan pupuk dapat ditingkatkan dengan cara aplikasi pupuk P sekitar daerah akar aktif tanaman. Bahan organik yang berasal dari seresah pangkasan akan sangat membantu mengurangi retensi P pada mineral kompleks karena asam-asam organik akan membantu pelapukan mineral. Selain itu penggunaan mikroba/bakteri pelarut fosfat (BPF) juga dapat diaplikasikan.

Status hara K tanah menunjukkan kesuburan aktual tanah dan menunjukan kemampuan tanah menyediakan hara K untuk tanaman. Status hara sedang memiliki kadar K tanahnya sedang (0,51-1,00 me/100 g tanah), status hara K tanah sangat rendah menunjukkan kadar K pada tanahnya <0,30 me/100 g tanah, dan status hara K tanah sangat tinggi menunjukkan kadar K pada tanahnya >1,51 me/100 g tanah. Status K tanah akan menentukan jumlah pupuk K yang perlu ditambahkan ke tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang optimal.

Status hara K daun menunjukkan tingkat kesehatan tanaman dan kecukupan kadar

29

hara K yang diserap tanaman dari tanah maupun pupuk. Status hara K daun tinggi atau sedang menunjukkan K pada tanaman cukup baik untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Status hara K daun rendah menunjukkan sudah mulai terjadi defisiensi K pada tanaman. Status hara K daun sangat rendah menunjukkan hara K pada daun sudah mencapai titik kritis dan pada keadaan tersebut pertumbuhan tanaman mulai melambat dan dapat terhenti. Kadar hara K yang dapat ditukarkan (K-dd) dan kadar K daun pada kebun teh rakyat kelompok tani Neglasari tergolong sangat rendah. Untuk menunjang pertumbuhan tanaman status hara K daun harus dalam keadaan optimal, kadar hara K pada tanaman minimal berada dalam status sedang. Peningkatan serapan K pada tanaman juga dapat dilakukan dengan aplikasi mikroba/bakteri pelarut kalium (BPK).

Dalam dokumen BUKU PERSYARATAN INDIKASI GEOGRAFIS (Halaman 37-44)

Dokumen terkait