• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan /as-saj‘u/ dalam Bahasa Arab dengan sajak dalam bahasa Indonesia

BAHASA ARAB DENGAN SAJAK DALAM BAHASA INDONESIA

3.4.2 Perbedaan /as-saj‘u/ dalam Bahasa Arab dengan sajak dalam bahasa Indonesia

1. /as-saj‘u/ dalam Bahasa Arab akhir kalimat (fasilah) harus

disukunkan atau diwaqafkan apabila dibaca sedangkan sajak dalam bahasa Indonesia tidak mengenal adanya sukun atau waqaf.

Contoh :

/Irtif ’u al-akht ri, bi iqtih mi al-akht ri/’Naiknya derajat seseorang itu

karena ia berani menempuh bahaya.

Dari contoh di atas didapatkan kata /al-akht ri/ Kalimat akhirnya fasilah harus disukunkan sehingga dibaca /akht r/.

Contoh : Sajak Dalam Bahasa Indonesia Berburu kepadang datar

Dapat rusa belang kaki Berguru kepala ajar

Bagai bunga kembang tak jadi.

Dari contoh di atas apabila kata datar, kaki, ajar, dan jadi dibaca mati atau sukun maka arti dari kata tersebut akan berubah contoh kata datar menjadi data maka akan berubah arti,dan kata kaki menjadi kak tidak akan memiliki

Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007

USU e-Repository©2009

arti,kata ajar dan jadi juga tidak akan memiliki arti,kata ajar dan jadi akan menjadi aja dan jad. Maka didalam bahasa Indonesia tidak mengenal adanya hurup yang dibuang.

2. Dalam Bahasa Arab tidak mengenal adanya /as-saj‘u/ yang terletak pada awal baris, sedangkan sajak di Indonesia memiliki sajak awal pada baris atau lebih pada bait.

Contoh : /as-saj‘u/

/an-najmu iz haw , m dalla s hibukum wam gaw /‘Demi bintang ketika

terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan juga tidak pula keliru (an-najm : 1-2)

Dari contoh di atas tidak didapatkan sajak yang terletak di awal kalimat akan tetapi /as-saj‘u/ di dalam bahasa Arab terletak di akhir kalimat. Seperti kata /haw / dan kata /gaw / memiliki

akhir huruf yang sama yaitu /alifu al-maqs rah/.

Contoh : Sajak Dalam Bahasa Indonesia Kapal berlayar dari asahan Ambil parang dari kemudi Mati Ikan karena umpan Mati orang karena budi.

Pada contoh di atas kata-kata yang bersajak terdapat pada awal baris yaitu terdapat pada larik atau baris ketiga dan keempat yaitu kata mati. 3. Dalam bahasa Arab /as-saj‘u/ harus memiliki huruf akhir yang

sama pada steiap akhir baitnya, sedangkan sajak dalam bahasa Indonesia memilik pola sajak.

Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007

USU e-Repository©2009

/gad tar y il h faida dam ‘ min kh fatika, wa wajiba galbi min

khasyatikan, wa intiq da jaw rih min haibatika/‘Ya ilahi, engkau saksikan

sendiri kucuran air mataku karena takut kepada-mu, keluhan hatiku karena kawatir akan keselamatan diriku, getaran anggota tubuhku karena berada di depan kebesaran-mu’.

Dari contoh di atas didapatkan kata /khifatika/ dan kat

/khasyatika/ serta kata /haibatika/ masing-masing mempunyai huruf akhir yang sama yaitu huruf /kaf/ dan berbeda pola (wazan) yaitu kata

/khifatika/ berpola /fi’latun/ sedangkan kata

/khasyatika/ dan /haibatika/ berpola /fa’latun/.

Contoh : Sajak Dalam Bahasa Indonesia Asam kandis Asa gelugur Ketiga asam siring riang Menangis mayat dalam kubur Teringat badan tak sembahyang

Pada contoh diatas larik atau baris pertama bersajak dengan larik atau baris larik kedua bersajak dengan larik ketempat, yang bersajak ialah akhir kata setiap larik/baris. contoh gelugur bersajak dengan kubur, riang, bersajak dengan sembahyang, maka contoh ini dinamakan pola sajak yang berbentuk a-b-a-b.

4. Dalam Bahasa Arab /as-saj‘u/ dalam satu bait memiliki dua larik atau tiga larik. Sedangkan sajak dalam bahasa Indonesia memiliki dua larik sebait, empat larik sebait, enam larik sebait sampai 12 larik sebait.

Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007

USU e-Repository©2009

Contoh : /as-saj‘u/

.

/Fi sidrim makhdudin, watalhim mand din, wazilin mamd din/ ’Berada

diantara pohon bidara yang tidak berdurim, dan pohon pisang yang bersusun – susun buahnya, dan naungan yang terbentang luas’ (al-wag’ah : 28 – 30). Dari contoh diatas dalam satu kalimat hanya memiliki tiga larik sebait (kalimat).

Contoh :Sajak Dalam Bahasa Indonesia Baik ditanam batang padi Jauhkan tampang anak pisang Halaukan sapi dalam rimba Adakah pengayang orang sini Bawa penumpang anak dagang Kalau nanti membalas guna

Dari contoh di atas sajak ini lebih dari empat larik atau baris, separuh bait pertama sampiran, dan separuh baik yang kedua isi.

5. Dalam Bahasa Arab /as-saj‘u/ mengenal pola (wazan),sedangkan sajak dalam Bahasa Indonesia tidak mengenal pola (wazan) dalam kalimat. Contoh : /as-saj‘u/

/wa huwa yatba’u al-asj ’a bijaw hiri lafzihi, wa yaqra’u al-asm ’a bijaw jiri wa’zihi/’Dia mencetak sajak-sajak dengan mutiara-mutiara kata, dan mengetuk pendengaran-pendengaran larangan-larangan bimbingannya.

Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007

USU e-Repository©2009

Pada contoh di atas kata /yatba’u / dan / yaqra’u/ berpola yaitu /yaf alu/ menunjukan kata damir dia laki-laki dan kata /lafzihi/ dan / wa’zihi/ berpola /fa lun/ merupakan bentuk masdar.

Contoh : Sajak Dalam Bahasa Indonesia Lainlah pula bicara ayahmu Ia nan hendak meningalkanmu Adapun pada hati ibumu

Sakit meninggalkan seorang dirimu

Dari contoh di atas kata ayahmu, kamu, ibumu dan dirimu belum diketahui kepada siapa ditujukan kata ganti milik mu diberikan, apakah kepada seorang anak laki-laki atau anak perempuan. Oleh karena itu sajak di dalam Bahasa Indonesia tidak mengenal adanya pola (wazan) pada kata.

Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007 USU e-Repository©2009

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Persamaan /as-saj‘u/ dalam bahasa Arab dengan Sajak dalam bahasa

Dokumen terkait