Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
STUDI KONTRASTIF
/AS-SAJ‘U/ DALAM BAHASA ARAB
DENGAN SAJAK DALAM BAHASA INDONESIA
SKRIPSI SARJANA Dikerjakan
O L E H
ELI ERMAWATI NIM. 030704016
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Aminullah MA Ph.D Drs. Mahmud Khudri M.Hum Nip. 132049790 Nip.131674461
Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan
untuk melengkapi salah satu syarat ujian SARJANA SASTRA dalam bidang Ilmu Bahasa Arab
PROGRAM STUDI BAHASA ARAB FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
▸ Baca selengkapnya: struktur sajak bahasa sunda
(2)Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
Disetujui oleh:
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PROGRAM STUDI BAHASA ARAB
Ketua, Sekretaris,
U
Drs. Aminullah, M.A., Ph.D.U UDra. Kacar Ginting, M.Ag
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT,
atas berkah dan rahmat yang telah diberikan-Nya kepada penulis, sehingga dengan
segala kemampuan yang ada pada penulis, skripsi ini dapat diselesaikan.
Shalawat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa risalah yang benar sebagai jalan untuk mendapatkan kebahagian dunia dan
akhirat.
Tujuan dari penulisan skripsi yang berjudul “Studi Kontranstif /AS-SAJ‘U/ Dalam
Bahasa Arab Degan Sajak Dalam Bahasa Indonesia’’ : adalah untuk melengkapi salah
satu syarat mendapatkan gelar sarjana pada Program Studi Bahasa Arab Fakultas
Sastra Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini banyak terdapat kesalahan,
kekeliruan dan hambatan-hambatan yang disebabkan karena kurangnya pengalaman
penulis dalam memahami dan memparkan tulisan ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita, juga
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya penulis juga senantiasa menerima
kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan skripsi ini.
Medan,……..2007
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
Eli Ermawati 030704019
UCAPAN TERIMA KASIH
Berkat rahmat Allah SWT serta bantuan dari semua pihak, penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu sudah sewajarnya penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis, baik
moral maupun materil. Untuk itu penulis banyak menyampaikan ucapan terima kasih
yang tulus kepada:
1. Kedua orang tua tercinta: Ayahanda Syansul Bahri. dan Ibunda Suningsih yang
telah membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kesabaran, perhatian dan
ketulusan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi.
Allahumagfir lana zunubana wa liwalidaina warhamhuma kama rabbayana
sagira.
2. Bapak Drs. Wan Syaifuddin, M.A., Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara, beserta Pembantu Dekan I, II, dan III.
3. Bapak Drs. H. Aminullah, M.A., Ph.D selaku Ketua Program Studi Bahasa Arab
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
4. Ibunda Dra. Kacar Ginting, M.Ag selaku Sekretaris Program Studi Bahasa Arab
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Drs. H. Aminullah, M.A., Ph.D Drs.Mahmud Kudri,M.Hum selaku Dosen
Pembimbing I dan Penasehat Akademik penulis serta Bapak Drs.Mahmud
Kudri,M.Hum selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan
waktu, tenaga dan pikirannya dengan penuh kesabaran untuk membimbing dan
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh staf pengajar Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, khususnya staf
pengajar Program Studi Bahasa Arab yang telah mendidik dan menuangkan
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
7. Bang Andika yang telah berperan dalam kelancaran penyelesaian skripsi ini.
8. Keluarga tercinta, Bang Agus, Kak Ira, Adek Basri, dan adikku tersayang, M
Imam. Semoga kita menjadi anak yang berbakti kepada orang tua dan berguna
bagi Nusa dan Bangsa, Amin.
9. Babang Andika, Dedek Amiril dan Mbak Vina yang telah memberikan motivasi
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
10.Kakanda Alumni dan teman-temanku angkatan ’03 (Dika, Amiril, Indra, Dinul,
Zikri, Andi, Amril, Abdul, Aswin, Vina, Itho, Fakrah, Nia, Lina, Amraini, dan
Ijur) serta seluruh mahasiswa jurusan Bahasa Arab yang tergabung dalam Ikatan
Mahasiswa Bahasa Arab (IMBA).
11.Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tak terhingga kepada
penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Jazakumullahu khairan
kasira.
Penulis tidak dapat membalas jasa baik yang telah diberikan, hanya kepada
Allah SWT penulis meminta, semoga diberikan ganjaran dengan kebaikan yang
berlipat ganda. Amin ya rabbal ‘alamin.
Medan, ………2007
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
Sajak
Sajak
Sajak
.(Analisis
Kontrastif)
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
ABSTRAK
Eli Ermawati, 2007. Studi Kontrastif /AS-SAJ‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia.Medan: Program Studi Bahasa
Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Penulis mengajukan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana sastra pada Program Studi Bahasa Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. Judul skripsi ini adalah “. Studi Kontrastif /AS-SAJ‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesi.Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui tulisan ‘bentuk-bentuk /AS-SAJ‘U/ persamaan dan perbedaan dalam bahasa Arab dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. Untuk menganalisis kedua bahasa tersebut, penulis menggunakan teori yang dikemukakan oleh Prof. Dr. T. A. Ridwan.
Dalam menganalisis kedua bahasa tersebut, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode analisis kontrastif.
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR SINGKATAN ... vi
ABSTRAKSI ... vii
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.5 Metode Penelitian ... 5
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 7
BAB III : HASIL DAN PEMBAHASAN ... 17
3.1 Bentuk-bentuk /al-jin su/ dalam bahasa Arab ... 17
3.1.1 /Al-jin su al-tammu/. ... 17
3.1.1.1 /Al-jin su al-mumasilu/ ... 17
3.1.1.2 /Al-jin su al-mustaufiyyu/ 18 3.1.1.3 /Al-jin su al-murakkabu/ ... 19
3.1.1.3.1 /Al-maqr nu/ ... 19
3.1.1.3.2 /Al-mafr qu/ ... 20
3.1.2 /Al-jin su gairu al-t mmi/ ... 20
3.1.2.1 /Al-jin su al-naqisu/ ... 21
3.1.2.2 /Al-jin su al-mutlaqu/ ... 24
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
3.1.2.4 /Al-jin su al-mud ri‘u/ .... 27
3.1.2.5 /Al-jin su al-l hiqu/ ... 30
3.1.2.6 /Al-jin su al-lafziyyu/ ... 34
3.1.2.7 /Al-jin su al-muharrafu/. 38 3.1.2.8 /Al-jin su al-musahhafu/. ... 39
3.1.2.9 /Al-jin su al-mulaffaqu/... 40
3.1.2.10 /Al-jin su al-qalbu/ ... 41
3.1.2.10.1 / Qalbu al-kulli/ ... 41
3.1.2.10.2 /Al-muzdauju/ ... 42
3.1.2.11 /Al-jin su al-isy rah/ ... 44
3.2 Bentuk-bentuk homonim dalam bahasa Indonesia ... 44
3.2.1 Homofon ... 44
3.2.2 Homograf... 45
3.3. Analisis persamaan dan perbedaan /al-jin su/ dalam Arab dan homonim dalam bahasa Indonesia ... .46
3.3.1 Analisis persamaan /al-jin su/ dalam bahasa Arab dan homonim dalam bahasa Indonesia ... 46
3.3.2 Analisis perbedaan /al-jin su/ dalam bahasa Arab dan homonim dalam bahasa Indonesia ... 51
BAB IV : PENUTUP ... 53
4.1 Kesimpulan ... 53
4.2 Saran ... 55
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
DAFTAR SINGKATAN
1. SWT : Subhanahu Wa Ta‘ala
2. SAW : Salallahu ‘Alaihi Wa Salam
3. Menteri P&K : Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
4. SKB : Surat Keputusan Bersama
5. A.K : Analisis Kontrastif
6. R.I : Republik Indonesia
7. t.t : tanpa tahun
8. No. : Nomor
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia telah dikaruniai oleh penciptanya untuk hidup berbudaya, dan salah satu dari budaya itu adalah sastra. Sastra dikatakan sebagai salah satu dari unsur kebudayaan karena sastra merupakan pendukung dari perkembangan kebudayaan itu sendiri.
Sastra pada prinsipnya adalah karya imajinatif sebagai refleksi dari realitas
kehidupan manusia dalam lingkungan tertentu dan merupakan bentuk pengungkapan
bahasa yang bersifat artistik. Jamaluddin (2003 : 32).
Fenanie (2001: 6) mengatakan sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil
kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan, yang mampu mengungkapkan aspek
estetik baik yang didasarkan aspek kebahasaan maupun aspek makna.
Nursisto (2006: 1) memberikan pengertian lebih terperinci, yakni kata “kesusasteraan” berasal dari kata “susastra” yang memperoleh konfiks “ke-an” dalam hal ini konfiks “ke-an” mengandung makna tentang atau hal. Kata “susastra” terdiri atas kata dasar “sastra” yang berarti tulisan yang mendapat awalan kehormatan “su” yang berarti baik atau indah. Dengan demikian, secara etimologi kata “kesusasteraan” berarti pembicaraan tentang berbagai tulisan yang indah bentuknya dan mulia isinya.
Munawwir (2002: 13) mengatakan bahwa sastra dalam bahasa Arab disebut
dengan /adabun/ kemudian Jami‘at (1993: 15) Dalam Satiasumarga (2000: 3)
membagi adab menjadi dua arti, yaitu arti umum dan arti khusus. Dalam arti umum
adab berarti akhlak yang baik seperti jujur, dapat menjaga amanah dan lain-lain.
Sementara dalam arti yang khusus adab berarti kata-kata yang indah dan baik yang
berpengaruh pada jiwa.
Secara umum karya sastra dalam bahasa Arab diklasifikasikan menjadi dua
bagian, yaitu prosa dan puisi. Prosa dalam bahasa Arab disebut dengan
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
Menurut Al-As’ad dan Ma’ruf (2001: 18) secara terminologi prosa adalah :
:
/An-nasru fahuwa kal mun intasara wa lam yataqayyad biquy di al-q fiyyati wa
al-wazni/ ‘Prosa adalah suatu perkataan yang tidak selalu disusun berdasarkan qafiyah
dan pola(wazan)’.
Atiq (1985: 20) mengungkapkan bahwa /asy-syi‘ru / sebagai berikut:
/Asy-sy‘iru huwa kal mun manz mun yaq mu ‘al wihdatay al-wazni wa al-q fiyati/
‘puisi adalah suatu perkataan yang disusun berdasarkan kesatuan pola (wazan) dan
kata terakhir dalam bait syair’.
Puisi /asy-syi‘ru/ dan prosa /an-nasru/ dalam bahasa Arab
banyak mengandung arti yang bukan sebenarnya (makna hakiki). Hal ini
dimaksudkan untuk menyatakan sesuatu dalam bentuk yang lebih indah serta
memiliki nilai sastra. Untuk mengetahui keindahan tersebut digunakanlah
/‘ilmu al-bal gah/.
Menurut Ali-Jarim (1993 : 3) /al-bal gah/ secara terminologi adalah :
,
,
.
/Al-bal gatu hiy ta`diyatu al-ma‘n al-jal li w dihan bi‘ib ratin sah hatin fas hatin,
lah f al-nafsi `asaru khal bin, ma‘a mul `amati kulli kal min lilm watini al-la na
yuq lu f hi, wa al-asykh si al-la yukh tab na/. ‘Al-bal gah adalah mendatangkan
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
yang berkesan di lubuk hati, dan sesuai dengan situasi, kondisi, dan orang-orang yang
diajak bicara’.
Ilmu balagah merupakan suatu ilmu yang berlandaskan kejernihan jiwa dan
ketelitian menangkap keindahan dan kejelasan perbedaan yang samar diantara
macam-macam ungkapan (uslub). Al-Jarim & Amin (2004 : 6).
Adapun Ilmu balagah memiliki tiga cabang ilmu yang salah satunya adalah
ilmu badi’ yang menjelaskan tentang keindahan lafal maupun keindahan makna.
Menurut Ali-Jarim dan Amin (1977: 263) ilmu badi’ adalah:
/‘ilmu al-bad ‘i huwa yasytamilu ‘ala muhassin tin lafziyyatin wa‘ala muhassin tin
ma‘nawiyyatin/ ‘ilmu badi’ adalah ilmu yang mencakup keindahan-keindahan lafal
dan keindahan-keindahan makna’.
Adapun pembagian ilmu badi‘ ini terbagi dua yaitu:
1. /Al- muhassin tu al ma‘nawiyyatu/ ‘Memperindah
makna’
2. / Al- muhassin tu al-lafziyyatu / ‘Memperindah lafal’
Di antara keindahan bahasa dari segi lafal dan makna adalah
/as-saj‘u/, apabila /As-saj‘u/ memperindah dari segi lafal maka makna terikut
kepada lafal, dan apabila /As-saj‘u/ memperindah dari segi makna maka
lafalnya terikut kepada makna.
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
/As-saj‘u huwa taw fuqu al-f silataini fi al-harfi al-akh ri/ ‘Sajak adalah kesamaan
dua fasilah pada akhir huruf akhirnya’.
Contoh :
/Y unsa kullumustauhisyin gar bun/ ‘Wahai sang pelipur lara bagi orang-orang yang
terasing dan terpinggirkan’.
/Wa y faraja kulli makr bin ka` bin/ ‘Wahai sang penghibur bagi orang-orang yang
berduka’.
Dari contoh di atas, ditemukan kata /gar bin/ dan /ka` bin/
memiliki huruf akhir yang sama yaitu /b `/ dan apabila diwakafkan atau
disukunkan dapat dibaca dengan kata /gar b/ dan /ka`ib/. Tetapi
terkadang /as-saj‘u/ dijumpai pada kalimat dalam bentuk puisi seperti
ucapan penyair:
/Fanahnu f jazalin wa ar-r mu f wujalin wa al-barru f syugulin wa al-bahru f
khajalin/ ‘Maka kita dalam kewaspadaan sedangkan Romawi dalam ketakutan,
daratan dalam kesibukan, sedangkan lautan dalam kemalu-maluan’.
Adapun bentuk kesusastraan Indonesia menurut Surana (1986: 16) ada empat
yaitu: prosa, puisi, prosa liris dan drama.
Prosa adalah suatu bentuk sastra yang dinyatakan dalam bahasa bebas.
Tersusun oleh kalimat-kalimat yang berbeda-beda panjangnya dan tersusun
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
Puisi adalah bentuk karangan yang ditulis berbait-bait, bersajak dan berirama.
Prosa liris adalah bentuk prosa yang iramanya terikat, setiap kalimatnya yang satu
dengan yang lain ada yang bersajak dan ada yang tidak.
Kata drama diambil dari bahasa Yunani yang berarti gerak atau perbuatan,
sehingga yang menjadi ciri utama drama adalah gerak dalam fungsinya untuk
menyatakan perbuatan manusia.
Dari pembagian kesusasteraan di atas, maka sajak dalam bahasa Indonesia
masuk ke dalam syarat yang mengikat puisi.
Kayo dkk, (1980: 8) mengatakan puisi adalah bentuk karangan yang terikat
kepada:
1. Bentuk:
a. Banyaknya kata dalam tiap-tiap bait, bait adalah kelompok larik atau
baris puisi.
b. Banyaknya baris/larik dalam tiap bait, baris atau larik adalah kalimat untaian
dari bait puisi.
2. Bunyi :
a. Sajak adalah persesuaian bunyi pada suku kata dalam syair, pantun, terutama
pada akhir perulangan atau persamaan bunyi kata dalam suatu gubahan.
b. Irama adalah alun suara yang tertentu atau yang teratur, yang terjadi oleh
pertentangan bunyi tinggi rendah, kuat lemah, cepat lambat, ketika orang
sedang membaca, berbicara atau menyanyi.
Sajak adalah persamaan bunyi dua patah kata atau sajak adalah gubahan puisi,
atau bentuk karangan yang berbait-bait (Surana, 1986: 19).
contoh: Banyaknya masa antara maUsa
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
Meninggalkan sembahyang jadi biaUsa
Tidak takut api neraUka
Bahasa Arab dan bahasa Indonesia merupakan dua rumpun bahasa yang
berbeda, bahasa Arab termasuk ke dalam rumpun bahasa Semit (Said, 1984: 7) dan
bahasa Indonesia termasuk kedalam rumpun bahasa Melayu (Zubeirsyah, 2003: 1).
Walaupun kedua bahasa ini berbeda, namun terdapat persamaan dan perbedaan antara
keduanya. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan kedua bahasa tersebut
penulis mengkajinya dengan mengunakan analisis kontrastif.
Menurut Ridwan (1998: 8) analisis kontrastif adalah suatu metode penganalisisan yang berusaha mendeskripsikan, membuktikan dan menguraikan antara perbedaan dan persamaan aspek-aspek kebahasaan dari dua bahasa atau lebih yang dibandingkan. Bahasa-bahasa yang dibandingkan disebut bahasa bersentuhan atau (language-in-contact) sehingga dengan demikian dapat dihindarkan atau diperbaiki kesalahan maupun kesilapan akibat perbedaan yang terdapat antara dua bahasa atau lebih yang bersentuhan.
Adapun persamaan /as-saj‘u/ dalam bahasa Arab dengan sajak dalam
bahasa Indonesia adalah sama-sama memiliki akhir, larik atau baris yang sama tiap
akhir bait.
Contoh: /as-saj‘u/
/Alam naj’ailil arda mih d , wa aljib la aut d /‘bukankah Kami telah menjadikan
bumi itu sebagai hamparan?. Dan gunung-gunung sebagai pasak?’.
Dari contoh di atas kata /mih da/ dan /aut d / memiliki huruf
akhir yang sama yaitu /da/ dan apabila diwaqafkan atau disukunkan dapat dibaca
dengan kata /mih d/ dan /aut d /.
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
Awal diingat akhir tidUakU
Alamat badan akan rusUakU.
Barang siapa meninggalkan sembahnyUangU,
Seperti rumah tidak bertiUangU.
Jika hendak mengenal orang yang berbangUsaU,
Lihat kepada budi dan bahaUsaU.
Dari contoh di atas pada larik atau baris pertama dan kedua sama-sama
memiliki akhir huruf yang sama yaitu k, dan pada larik atau baris ketiga dan keempat
memiliki akhir huruf yang sama yaitu g, kemudian pada larik atau baris kelima dan
keenam sama-sama memiliki akhir huruf yang sama yaitu a. setiap kedua lariknya
merupakan kalimat majemuk yang berhubungan menurut sebab dan akibat.
Contoh /as-saj‘u/ dalam bahasa Arab dan sajak dalam bahasa
Indonesia memiliki persamaan yaitu, sama-sama memiliki akhir huruf yang sama tiap
akhir bait. Disamping itu keduanya juga memiliki perbedaan yaitu, /as-saj‘u/
dalam bahasa Arab harus memiliki kesamaan huruf akhir pada setiap akhir baitnya,
sedangkan sajak dalam bahasa Indonesia memiliki pola sajak.
Contoh : /as-saj‘u/
/Allahhuma y man birahmatihi yastag su al-muznib na, wa y man ila zikri ihsanihi
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
rahmat-Nya diharapkan orang-orang yang berdosa.‘ Wahai yang disebut
kebaikan-Nya oleh orang-orang yang lari kepadanya. Wahai yang ditakuti oleh orang-orang
yang berbuat kekeliruan’.
Dari contoh di atas, dapat dilihat bahwa kata /al-muznib na/ dan
kata / al-mudtarr na/ serta kata / al-kh ti na/ mempunyai
huruf akhir yang sama, yaitu /nun/ tetapi berbeda polanya (wazan) yaitu kata
/al-muznib na/ berpola /muf‘il na/, dan /
al-mudtarr na/ berpola /muf all na/, sedangkan kata / al-kh ti na/
berpola /f ‘il na/
Contoh : Sajak Dalam Bahasa Indonesia
Kamumu di dalam semUakU,
Jatuh melayang selaraUnyaU.
Meski ilmu setinggi tegUakU,
Tidak sembahyang apa gunaUnyaU.
Pada contoh di atas larik pertama bersajak dengan larik ketiga, larik kedua
bersajak dengan larik keempat, yang bersajak ialah akhir kata setiap larik
contoh UsemakU bersajak dengan Utegak, U UselaranyaU bersajak dengan UgunanyaU. Maka pada
contoh ini dinamakan pola sajak yang berbentuk a-b-a-b.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti kemukakan di atas, maka dapat
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
1. Bagaimana macam-macam /as-saj‘u/ dalam bahasa Arab dan sajak
dalam bahasa Indonesia ?
2. Apakah persamaan dan perbedaan /as-saj‘u/ dalam bahasa Arab dan
sajak dalam bahasa Indonesia ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui macam-macam /as-saj‘u/ dalam bahasa Arab dan
sajak dalam bahasa Indonesia.
2. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan /as-saj‘u/ dalam bahasa
Arab dan sajak dalam bahasa Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Untuk menambah wawasan penulis tentang ilmu Bal gah pada studi
kontrastif /as-saj‘u/ dalam bahasa Arab dengan sajak dalam bahasa
Indonesia.
2. Untuk memperdalam pengetahuan penulis dan pembaca tentang
/as-saj‘u/.
3. Sebagai tambahan kontribusi atau penambahan karya ilmiah bagi Fakultas
Sastra USU khususnya bagi mahasiswa Program Studi Bahasa Arab
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kontrastif
yaitu metode penganalisaan yang berusaha mendeskripsikan, membuktikan dan
menguraikan antara perbedaan dan persamaan aspek-aspek kebahasaan dari dua
bahasa atau lebih yang dibandingkan dan dilakukan melalui riset kepustakaan (library
reseach).
Dalam memindahkan tulisan Arab ke dalam tulisan Latin, penulis
menggunakan pedoman Transliterasi Arab-Latin berdasarkan SKB Mentri Agama
dan Mentri P & RI No. 158/1987 dan No. 0534/b/U/1987 tanggal 22 Januari 1988.
Adapun tahapan pengolahan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini
adalah:
1. Mengumpulkan bahan rujukan yang berkaitan dengan objek pembahasan
2. Mengumpulkan data-data yang relevan dari objek yang diteliti.
3. Mengklasifikasikan data-data yang telah diperoleh serta menganalisisnya
4. Setelah dianalisis maka hasil penelitian disusun menjadi satu laporan yang
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam penelitian ini penulis mengambil acuan teori Ahmad Al-Hasyimi yang
ada kaitanya dengan /as-saj’u/. Penulis menggunakan landasan teori Ahmad
Al-Hasyimi karena teori tersebut lebih lengkap dan lebih rinci, dan ditambah dengan
beberapa pendapat ahli lainnya seperti: Ali-Jarim dan Usman, Atiq Abdul Aziz, Ali
Jarim Mustafa Amin, Kayo Bandoro, F.X. Surana.
Penelitian tentang /as-saj‘u/ pernah diteliti oleh Rahmi Surjana
(960704025) dengan judul Analisis /as-saj‘u/ pada do’a
/Istiq la min un bihi au
tadarra‘a f talabi al ‘afwi ‘uy bihi/ (menolak ampun dari dosa dan noda) , dan Rosi
Mulyani (96070406) dengan judul Analisis saja‘ dalam syair /dubait/ ‘dua
bait’ pada kitab Diwan Ibn Al-Faridh, peneliti sebelumnya hanya meneliti tentang
/as-saj‘u/ pada do’a dan syair, sedangkan pada penelitian ini penulis meneliti
tentang /as-saj‘u/ dalam bahasa Arab dikontrastifkan dengan sajak dalam
bahasa Indonesia.
Atiq (1985 : 20) mengungkapkan kesusastraan Arab terbagi dua yaitu:
/an-nasru/ prosa dan /asy-syi‘ru/ syair. /as-saj‘u/ merupakan bagian
dari prosa.
/an-nasru/ terbagi menjadi 7 (tujuh) bagian yaitu :
• 1. /Al-khit batu/ ‘Pidato’.
• 2. /Al-maq latu/ ‘Rencana, Karangan’. • 3. /Al-qissatu/ ‘Hikayat’.
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
• 5. /Al-saj‘u/ ‘Sajak’.
• 6. /Al-masalu/ ‘Perumpamaan’.
• 7. /Al-hikamu/ ‘Hikmah’.
• Menurut Yunus (1973: 163) secara etimologi /as-saj‘u/
berasal dari kata
–
–
/saja’a-yasja’u-saj’an/ yang artinyabersajak .
Menurut Al-Khudori (1987: 235) /as-saj‘u/ secara terminologi adalah
:
/As-saj‘u huwa taw fuqu al-f silataini min an-nasri ‘ala harfin w hidin/ ‘Sajak
adalah kesamaan huruf akhir dari dua fasilah’
Contoh :
/Al-ins nu biad bihi l biziyyihi wasiy bihi/ ‘Manusia itu mulia karena akhlaknya,
bukan karena pakaian dan bajunya’.
Dari contoh di atas, didapatkan dua bagian fasilah, yang pertama
/biad bihi/ dan fasilah yang kedua /siy bihi/, dan keduanya mempunyai huruf
akhir yang sama yaitu /h `/.
Menurut Dayyab (1997: 514), /as-saj‘u/ adalah :
/As-saj‘ u huwa taw fuqu al-f silataini nasran fi al-harfi al-akh ri/ ‘ Kesamaan huruf
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
Menurut Ali Jarim (2004:391) kata yang terakhir dari setiap bagian kalimat
itu disebut fasilah, fasilah itu selamanya dimatikan huruf akhirnya dalam kalam nasar
(prosa).
Dari pengertian yang dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
/as-saj‘u/ adalah samanya huruf akhir yang ada pada akhir kalimat, dan
fasilah ialah kata yang terakhir dari setiap bagian kalimat.
Jadi yang dimaksud dengan fasilah yaitu kata yang terakhir yang terdapat
larik atau baris pada bait.
Contoh :
/F sidrin makhd din wa talhin mand din/ ‘Berada diantara pohon bidara yang tidak
berduri , dan pohon pisang yang tersusun-susun buahnya’ (Al-waqi’ah: 28-29).
Dari contoh di atas maka didapatkan dua bagian fasilah, fasilah yang pertama
/makhd din/ dan fasilah /mand din/ dan keduanya mempunyai huruf
akhir yang sama yaitu /d l/.
Menurut Al-Hasyimi (1994:278) /as-saj‘u/ terbagi menjadi:
1. ( ) /Al-mutarrafu/ ‘diujung’.
2. ( ) /Al-murassa‘u/ ‘terangkai’.
3. ( ) /Al-mutaw z/ ‘sejajar’.
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
/Wa huwa m ikhtalafat f silat hu fi al-wazni wattafaqat fi al-harfi al-akh ri/ ‘Dua
akhir kata pada sajak itu berbeda dalam pola (wazan) dan sama huruf akhirnya’.
Contoh:
/M lakum l tarj na lill hi waq ran waqad khalaqakum atw ran/ ‘Mengapa engkau
tidak percaya kebesaram Allah ? Padahal sesungguhnya Ia telah menciptakan kamu
dalam beberapa tingkat kejadian’ (Nuh :13-14).
Dari contoh di atas, dapat dilihat bahwa kata /waq r n/ dan
/atw r n/ mempunyai huruf akhir yang sama yaitu huruf /r / tetapi berbeda dalam
pola (wazan) yaitu kata /waq r n/ berpola /fa‘ lan/ sedangkan kata
/atw r
n/ berpola /‘af ‘ lan/ .2.1. ( ) /Al-murassa‘u/ ‘terangkai’.
/M k na f hi al-fazu ihda li al-faqrataini kulluh au aksaruh misla m yaqbiluh
min al-faqrati al-ukhr waznun wataqfiyyatun/. ‘Yaitu sajak yang di dalamnya
terdapat lafaz-lafaz dari salah satu rangkaian kalimatnya, seluruh atau sebagian
besarnya sebanding dengan rangkaian yang lain baik pola (wazan) maupun huruf
akhirnya’.
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
/Huwa yatba‘u al-asj ‘a bijaw hiri lafzihi wayaqra‘u al-asm ‘a bijaw jiri wa‘zihi/
‘Dia mencetak sajak-sajak dengan mutiara-mutiara katanya, dan mengetuk
pendengaran-pendengaran dengan larangan-larangan bimbangnya’.
Dari contoh-contoh di atas, dapat dilihat bahwa kata /lafzihi/ dan
/wa‘zihi/ mempunyai huruf akhir yang sama yaitu /h `/ dan pola(wazan) yang sama
yaitu /fa’lun/, begitu juga dengan kata
/al-asj ‘u/ dan kata /al-asm ‘u/ masing-masing
sama-sama memiliki huruf akhir yang sama-sama yaitu /’ain/ dan pola(wazan) yang sama
yaitu /’af’ lun/.
3.1. ( ) / Al-mutaw z / ‘sejajar’.
/Wahuwa m k na al-ittif qu f hi fi al-kalimataini al-akh rataini faqat/‘ Yaitu sajak
yang persamaannya terletak pada dua kata /huruf yang akhir saja’.
Contoh :
/Walmursal tu ‘arfan fa al-‘ sif tu’asfan/ ‘Demi malaikat-malaikat yang diutus
untuk membawa kebaikan dan malaikat yang terbang dengan kencangnya’.
Pada contoh di atas kata /mursal tu/ dan /al-‘ sif tu/
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
/muf’al tu/, sedangkan kata /al-‘ sif tu/ berpola /f ‘il tu/ tetapi
memiliki huruf akhir yang sama yaitu /ta/.
Di dalam kesusasteraan Indonesia sajak adalah gubahan puisi, atau bentuk
karangan yang berbait-bait (Surana, 1986: 19).
Macam-Macam sajak yaitu:
A. Sajak berdasarkan bunyi yaitu:
1. Sajak sempurna
Seluruh suku kata yang terakhir sama bunyinya, misalnya:
Saji lawan
Puji kawan
2. Sajak tak sempurna
Hanya sebagian suku akhir yang sama, misalnya:
Sari dengan Budi
3. Sajak mutlak
Seluruh kata bersajak, misalnya:
Cicir sama rugi
Dapat sama laba
Bukit sama didaki
Lurah sama dituruni
4. Sajak aliterasi
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
Kuda kami kian kemari
5. Sajak asonansi
Yang bersajak adalah vokal-vokal yang menjadi rangka kata-kata misalnya:
Kurang
Bula
6. Sajak disonansi
Vokal-vokal yang menjadi rangka kata –kata seperti pada asonansi tadi
memberikan kesan bunyi-bunyi yang bertentangan atau berlawanan,
misalnya: Tindak Tanduk
B. Sajak berdasarkan kata-kata dalam baris-baris.
1. Sajak awal.
Kata-kata yang bersajak terdapat pada awal baris, misalnya:
Kapal berlayar di asahan,
Ambil parang dari kemudi,
Mati ikan karena umpan,
Mati orang karena budi,
2. Sajak tengah.
Kata-kata yang bersajak terletak pada tengah baris-baris kalimat, misalnya:
Kemumu di dalam semak,
Jatuh melayang selaranya,
Meski ilmu setinggi tegak,
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
3. Sajak akhir.
Kata-kata yang bersajak terletak pada akhir baris-baris kalimat, misalnya:
Kurang pikir kurang siasat
Tentu dirimu akan sesat
4. Sajak tegak.
Kata-kata yang bersajak terdapat pada baris-baris yang berlainan, misalnya:
Kejahatan diri sembunyikan
Kebajikan diri diamkan
5. Sajak datar.
Kata-kata yang bersajak terdapat pada baris yang sama, misalnya:
Air mengalir mengilir sungai
6. Sajak sejajar.
Sepatah kata-kata dipakai berulang-ulang dalam kalimat yang beruntun,
misalnya:
Berat sama dipikul,
Ringan sama dijinjing.
C. Sajak berdasarkan letaknya dalam bait
1. Sajak berpeluk
Baris pertama bersajak dengan baris ke empat, baris kedua bersajak dengan
baris ke tiga.
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
Bersambung kilat di ujung langit,
Gemuruh guruh berjawab-jawaban
Bertangkai hujan dicurah awan
Mengabut sabut sebagai dibangkit.
2. Sajak bersilang-silang
Letak kata-kata berselang-seling, misalnya:
Kalau ada sumur di ladang
Boleh kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang,
Boleh kita berjumpa lagi
3. Sajak rangkai atau sajak sama
Kata-kata yang bersajak terletak pada kalimat yang beruntun, misalnya:
Ada seekor burung pelatuk,
Mencari makan di tempat gapuk,
Tuan umpama ayam pungguk,
Segan mencakar rajin mematuk,
4. Sajak pasangan atau kembar
Kalimat yang beruntun dua-dua bersajak sama, misalnya:
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi serasa berangan
Bertambah lama lupa di diri
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
5. Sajak patah atau sajak pecah
salah satu sajak dalam puisi tidak mengikuti sajak baris lainnya,misalnya:
seperti wajah merah membara
dalam bakaran api nyala
biar jiwaku habis terlebur
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Sekilas Tentang /as-saj‘u/ Dalam Bahasa Arab
Pertumbuhan prosa Arab pada masa sebelum Islam dalam bentuk tradisi
lisan, karya sastra tersebut diturunkan oleh pengarangnya dan diwarisi atau
disampaikan dari satu generasi ke generasi yang lain. Pada masa sebelum Islam, para
ahli kesusastraan Arab membagi prosa ini beberapa jenis seperti : prosa kahin yang
merupakan kesusastraan yang tertua dalam kebudayaan Arab. Tugas kahin ini sama
dengan seorang pawang dalam kebudayaan Melayu. Selain dari pada itu, juga ada
bentuk cerita, pidato, dan risalah. Namun setelah masuknya Islam prosa Arab tersebut
berkembang dengan pesat, salah satunya yaitu pidato dan surat bingkisan serta cerita
lisan. Cerita lisan merupakan kegemaran orang Arab untuk dijadikan sebagai hiburan
bagi mereka diwaktu malam hari dan diwaktu senggang, maka sajak bagi bangsa
Arab bermula dari sajak kuhhan. Kuhhan ataupun kahin adalah seorang yang
melakukan atau memutuskan sesuatu hal dengan kekuatan-kekuatan gaib.
Pada zaman jahilliyah sekelompok orang dinamakan dengan kuhhan yaitu
nereka mempunyaim kekuasaan yang luas. Mereka mempunyai derajat yang tinggi
sampai ketingkat yang suci. Satu orang dari sekumpulan orang-orang kuhhan disebut
dengan kahin, dan seseorang yang menjadi pengikutnya disebut Arra’i. Pada
umumnya mereka tinggal di rumah ibadah mereka, dan mereka juga menguasai
sekelompok kabilah dengan pekerjaannya, dan dari sekelompok kabilah itu
menganggap dirinya sebagai nabi dan mengetahui apa yang belum diketahui dan
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
mereka karena mereka mempunyai kekuatan yang luar biasa untuk memerintahkan
jin untuk mendengarkan, menurut Al-Ustad Ahli Zundi bahwa tidak diragukan lagi
bahasa kuhhan itu muncul dari perasaan mereka menganggap diri mereka mulia
dibandingkan orang-orang yang meminta pertolongan kepada mereka. Bahasa
menurut kahin dan orang yang meminta pertolongan, bahasa yang mereka
pergunakan adalah bahasa yang terpilih.
Contoh:
/Ayyuhann su afs as-sal ma wa at‘im at‘ ma wasil al-irhama wasil billaili
wann si niy mun tadkhul al-jannata bissal min/‘Sebarkanlah salam bersedekahlah
sambungkanlah silaturahmi sholatlah kamu di malam hari ketika manusia sedang
tidur maka kamu akan masuk surga dengan selamat’.
/inna ilain iyy bahum wainna ‘alaina his bahum/‘Sesungguhnya kepada kamilah
tempat kembali dan sesungguhnya kami akan menghisap mereka’.
Banyak dari buku-buku sastra dan buku-buku sejarah dipenuhi dengan
kejadian-kejadian dan cerita-cerita para kahin tersebut menggunakan saja’,walaupun
banyak saja’ yang daragukan,mendorong para musrik quraisyin mengatakan bahwa
apa yang di baca rasullah dari ayat-ayat Al-qur’an termasuk apa yang dikatakan para
kahin.
Menurut pendapat Ad-damardasyi Hamzah:
Sebagian ulama berpendapat bahwa Al-qur’an tidak mengandung saja’ tetapi
fasilah,disebabkan karena saja’ merupakan hal yang makruh, yang diciptakan oleh
para kahin sejak dahulu kala, dan arti saja’ yaitu mengikuti lafal, yaitu merupakan
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
3.2 Sekilas Tentang Sajak Dalam Bahasa Indonesia
Sebelum tahun 1500 sastra Melayu berupa cerita lisan. Masyarakat takut
kepada ruh yang menurut anggapan mereka bersarang dimana–mana. Untuk
memelihara hubungan dengan ruh, mereka menggunakan mantera, doa, sumpah –
sumpah dalam kata–kata pilihan dalam bentuk tetap berupa ucapan – ucapan (lisan).
Termasuk sastra lisan ialah peribahasa, kata adat yang sudah berbentuk padat.
Semua itu menggunakan tabiat watak orang Melayu. Demikian juga pantun, dongeng
anak-anak legenda, Cerita jenaka, pelipur lara, termasuk sastra lisan.
Indonesia adalah negara agraria sudah tentu penduduknya hidup dari bertani
dan hasil pertanian mereka yang sangat diharapkan kadang-kadang mengalami
kerusakan yang diakibatkan bencana alam, tikus, walang sangit dll. Bahaya yang
dianggap oleh kepercayaan nenek moyang kita berasal dari kekuatan-kekuatan gaib,
oleh karena itu para pawang memerlukan mantera sebagai suatu hal yang sangat
urgen dalam kehidupan mereka sebagai petani. Pawang adalah orang keramat yang
mempunyai kedudukan terhormat, dan pandai bercerita dan membaca mantra, karena
mantera mempunyai daya magis untuk melawan segala kekuatan tersebut. Adapun
mantera itu berasal dari kepercayaan nenek moyang kita yang tujuannya untuk
meminta sesuatu kepada kekuatan-kekuatan gaib, dewa-dewa atau roh-roh halus.
Kemudian dengan kedatangan bangsa Hindu/India dipengaruhi anasir Hindu,
mereka tidak lagi meminta kepada ruh-ruh halus saja tetapi juga kepada dewa-dewa
sesuai dengan kepercayaan hindu, oleh karena mantera yang diucapkan oleh pawang
berhiaskan sajak dan irama, maka sajak merupakan perkataan pawang. Pawang
pandai bercerita serta membacakan mantera, bidal, pantun, talibun, gurindam, dan
syair semua ini merupakan bentuk-bentuk dari puisi.
Mantra berhubungan dengan sikap religius manusia Untuk memohon sesuatu
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
dipandang mempermudah hubungan dengan Tuhan. Dengan sifat sakralnya mantera
seringkali tidak boleh diucapkan oleh sembarang orang. Hanya pawang yang berhak
dan dianggap pantas disertai dengan upacara ritual misalnya: Asap dupa, duduk
bersila, gerak tangan ekspresi wajah dan sebagainya. Ada beberapa ciri-ciri mantera
yaitu:
a. Pemilihan kata-kata yang seksama
b. Bunyi kata
c. Banyak kata-kata yang kurang umum yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari dengan maksud memperkuat daya sugesti kata.
d. Jika dibaca secara keras mantra menimbulkan efek bunyi yang bersifat efek
magis. Bunyi tersebut diperkuat oleh irama dan mantra yang biasanya hanya
difahami secara sempurna oleh pawang.
Bidal adalah Steno bahasa, karena dari beberapa buah perkataan dapat
melahirkan beberapa buah pemikiran yang panjang.
Contoh : Tua-tua keladi
Makin tua makin menjadi
Dari contoh di atas terlihat sajak terdapat di dalam bidal
Pantun dan syair pada dasarnya mempunyai struktur dan prinsip yang sama.
Adapun Struktur kebiasaan pantun dan syair adalah : • Jumlah suku kata setiap baris
• Jumlah baris setiap bait • Jumlah bait setiap puisi
• Aturan dalam hal sajak dan Irama
Namun struktur makna antara pantun dan syair mempunyai perbedaan adapun pantun
terdiri dari dua bagian yaitu sampiran dan isi. Adapun syair tidak mempunyai
sampiran dan semua baris syair mengandung isi makna yang hendak disampaikan.
Talibun yaitu suatu gubahan yang berbentuk pantun tetapi jumlah barisnya
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
Adapun struktur talibun adalah :
• Jumlah suku kata dalam suatu baris sama dengan pantun yaitu 10 atau 12 suku kata.
• Sajaknya (a b c)
• Lebih dari 4 baris atau larik
Gurindam merupakan sastra lama yang mendapat pengaruh dari Tamil ke
Indonesia sejak tahun 1000.
Adapun struktur dari Gurindam
• Terdiri dari dua baris atau larik • Bersajak a – a
• Isi merupakan nasehet atau patuh
• Kalimat pertama merupakan sebab, dan kalimat kedua merupakan akibat. Pada dasarnya sajak telah ada sejak masa nenek moyang kita yaitu melalui pawang
yang pandai bercerita serta dengan menggunakan sajak dan Irama yang menandai
mereka adalah orang yang mempunyai kedudukan terhormat.
3.3 Macam-Macam /as-saj‘u/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia
3.3.1 Macam – macam /as-saj‘u/ Dalam Bahasa Arab a. ( ) /Al-mutarrafu/ ‘diujung’
/Wa huwa m ikhtalafat f silat hu fi al-wazni wattafaqat fi harfi
al-akh ri/
‘sajak yang dua akhir kata pada sajak itu berbeda dalam pola (wazan) dan
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
/h na istaujaba magfirataka, wata’f anni h na istahaqqa ‘afwaka/ ‘ ketika
aku merasa mewajibkan engkau mengampuniku, dan engkau memaafkanku
ketika aku merasa berhak atas ma-af mu’.
Dari contoh di atas, dapat dilihat bahwa kata /maqfiirataka/
dan /‘afwaka/ mempunyai huruf akhir yang sama yaitu /kaf/ tetapi
berbeda dalam pola (wazan) yaitu kata /maqfiiratika/ berpola
/maf ilun/ sedangkan kata / afwaka/ berpola / fa lun/.
Dari contoh /as-saj‘u/ di atas memperlihatkan rangkaian
kedua lebih panjang dari rangkaian yang pertama.
/h na istaujaba magfirataka/ ‘ ketika aku merasa mewajibkan engkau
mengampuniku’ /wata’fu anni h na istahaqqa ‘afwaka/ ‘ dan engkau
memaafkanku ketika aku merasa berhak atas ma-af mu’.
Dikatakan rangkaian kedua lebih panjang dari pada rangkaian
pertama, yaitu apaila rangkaian kedua diletakkan tepat dibawah rangkaian
pertama maka akan kelihatan rangkaian kedua lebih panjang dari rangkaian
pertama, karena ada penambahan beberapa kata.
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
/M k na f hi al-fazu ihda al-faqrataini kulluh au aksaruh misla m
yaqbiluh min al-faqrati al-ukhr waznan wataqfiyyatan/. ‘Yaitu sajak yang
di dalamnya terdapat lafaz-lafaz dari salah satu rangkaian kalimatnya, seluruh
atau sebagian besarnya sebanding dengan rangkaian yang lain baik pola
(wazan) maupun huruf akhirnya’.
Contoh :
/nazalta biw din ghari mamt rin, wafin `in gairi ma m rin,warajulin ghari
mais rin, fa`aqim binadamin, wa irtahil bi adamin/‘engkau telah tinggal di
suatu lembah yang tidak pernah mendapat siraman hujan, di suatu tanah
lapang yang belum diramaikan, dan laki-laki yang tidak mudah. maka
tinggallah dengan penuh penyesalan, atau pergilah untuk kemudian binasa.
Dari contoh di atas dapat dilihat kata /mamt rin/ dengan
kata /ma’m rin / dan kata /mais rin / sama pola (wazan)
maupun hurup akhirnya, huruf yang sama yaitu /ra/ dan berpola
/maf lun/,begitu juga dengan kata /binadamin/ dengan kata
/bi adamin/ dan yang mempunyai sama pola (wazan) yaitu berpola
/fa alun/ dan mempunyai huruf yang sama yaitu /mim/ .
/as-saj‘u/ di atas merupakan sajak yang sama
rangkaiannya. Dikatakan rangkaiannya sama, yaitu apabila rangkaian kedua
dan rangkaian ketiga diletakkan tepat di bawah rangkaian pertama. Ketiga
rangkaian tersebut akan sama walaupun terkadang jumlah katanya sedikit
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
/nazalta biw din gairi mamt rin/‘engkau telah tinggal di suatu lembah yang
tidak pernah mendapat siraman hujan’
/ wafin `in ghari ma m rin/ ‘di suatu tanah lapang yang belum diramaikan’
/ warajulin gairi mais rin/ ‘dan laki-laki yang tidak mudah’
Kemudian contoh /as-saj’u/ yang rangkaiannya sama pada contoh di
atas adalah :
/ fa aqim binadamin/‘ maka tinggallah dengan penuh penyesalan’ atau
pergilah untuk kemudian binasa.
/ wa irtahil bi adamin/‘ atau pergilah untuk kemudian binas’
c. ( ) / Al-mutaw z / ‘sejajar’.
/Wahuwa m k na al-ittif qu f hi fi al-kalimataini al-akh rataini faqat/‘ Yaitu
sajak yang persamaannya terletak pada dua kata atau huruf yang akhir saja’.
Contoh :
/An-n riz ti al-waq di izhum alaiha qu lidun, wahum al m yaf al na bi
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
mereka duduk disekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka
perbuat terhadap orang-orang yang beriman’.
Contoh di atas kata /al-waq du/ dengan kata /qu dun/
dan /syuh dun/ mempunyai huruf akhir yang sama yaitu / dal / dan
berbeda dalam pola (wazan) yaitu kata /al-waq du/ berpola
/fa lun/ dan kata /qu dun/ dan kata /syuh dun/ berpola
/fu lun/.
/as-saj‘u/ Di atas merupakan sajak yang rangkaian ketiga
lebih panjang dari rangkaian pertama dan kedua, maka didapati tiga
rangkaian,yaitu rangkaian yang pertama /an-n ri z ti al
-waq di/ rangkaian kedua /izhum alaiha qu dun/ dan rangkaian kata yang ketiga
/wahum al m yaf al na bi al-mu`min na syuh dun/ lebih panjang dari pada
rangkaian yang pertama dan kedua.
Dikatakan rangkaian ketiga lebih panjang dari pada rangkaian
pertama dan kedua, karena apabila rangkaian ketiga diletakkan tepat dibawah
rangkaian pertama dan kedua maka akan kelihatan rangkaian ketiga lebih
panjang dan rangkaian pertama dan rangkaian kedua, karena ada penambahan
beberapa kata.
Contoh :
/An-n riz ti al-waq di/‘Mereka yang mempengaruhi kayu bakar’
/ izhum alaiha qu dun /‘ ketika mereka duduk disekitarnya’
/wahum al m yaf al na bi al -mu`min na syuhudun/ sedang mereka
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
Namun /as-saj‘u/ /yang paling baik adalah sajak yang sama
rangkaiannya atau bagian-bagian kalimatnya seimbang. Contoh :
/Allhumma a‘ti munfiqan khalapan, wa a‘ti mumsikan talafan/’ya Allah
berilah kepada orang yang berinfak, dan berilah kerusakan kepada orang yang
tidak mau berinfak’.
Pada contoh di atas merupakan sajak yang sama rangkaian maupun pola
(wazannya ).
3.3.2. Macam – Macam Sajak Dalam Bahasa Indonesia
A. Sajak Berdasarkan bunyi
1. Sajak sempurna adalah seluruh suku akhir sama bunyinya
Contoh : Sekiranya hidup ayah dan bunda
Biar sekarang berbalik pulang
Kubawa badanku sebagai tanda
Anaknya hidup, sebiran tulang
Pada contoh di atas seluruh suku akhir pada larik atau baris sama
bunyinya.
Contoh : bun – da pu – lang
Tan – da tu – lang
Pada larik atau baris pertama bersajak dengan larik atau baris ke tiga dan larik
atau baris kedua bersajak dengan larik keempat.
2. Sajak tidak sempurna adalah hanya sebagian suku akhirnya yang sama
Contoh : Awan berkisar di gunung tinggi
Nyala pelita ditaruh minyak
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
Hilang dimata dihati tidak
Pada contoh di atas hanya sebahagian suku akhirnya yang bunyinya sama
pada larik atau baris, yaitu larik atau baris pertama bersajak dengan larik atau
baris ketiga dan larik atau baris kedua bersajak larik atau baris keempat.
Contoh : tingg- i miny – ak
kin – i tid – ak
3. Sajak mutlak adalah persamaan bunyi pada seluruh kata baik vokal maupun
kososnan
Contoh : Berek – berek turun ke semak
Dari semak turun ke padi
Dari nenek turun ke mamak
Dari mamak turun ke kami
Dari contoh di atas persamaan bunyi pada seluruh kata mutlak sama baik
dalam vokal maupun konsonan. Dari larik atau baris pertama sampai larik
keempat semuanya memiliki huruf yang sama yaitu kata turun.
4. Sajak aliterasi adalah persamaan bunyi pada awal kata, yang bersajak awal
– awal pada tiap – tiap yang sebaris, maupun pada baris – baris yang
berlainan.
Contoh : Kuda kami kian kemari
Buka beta bijak berperi
Pada sajak di atas yang persamaan bunyinya pada awal suku kata
Contoh : Kuda Beta
Kami Beta
Kian Bijak
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
5. Sajak asonasi adalah vokal – vokal yang menjadi rangka kata – kata atau
persamaan bunyi pada pertengahan suku kata dalam huruf vokal.
Contoh : Gendang geduk, tali kecapi
Kenyang perut, senanglah hati
Pada contoh diatas sajak berasonisasi adalah :
Gendang geduk
Kenyang perut
6.Sajak disonansi adalah vokal – vokal yang menjadi rangka kata – kata
seperti pada asonasi tadi memberikan kesan bunyi – bunyi bertentangan
atau berlawanan.
Contoh : Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu mudah
Membetuli jalan tempat berpindah
Disanalah itikat diperbetuli sudah
Dari contoh di atas sajak yang disonansi yang vokal rangka kata – kata
yaitu:
Madah
Mudah
Pada kata di atas memberi kesan bunyi bertentangan.
B. Sajak berdasarkan letak kata – kata dalam Baris – Baris
1.Sajak awal adalah kata – kata yang bersajak terdapat pada awal baris atau
larik
Contoh : Entah dimana kelana berada,
Entah terbang ke awang – awang,
Entah badan, entahlah jiwa,
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
Pada contoh di atas larik atau baris pertama sampai larik atau baris ketiga
sama – sama memiliki kata yang sama dan bunyi yang sama yaitu entah.
2. Sajak tengah adalah kata – kata yang bersajak terletak pada tengah baris
atau larik kalimat:
Contoh : Berburu kepadang datar
Dapat rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
Bagai bunga kembang tak jadi
Pada contoh di atas kata kepadang bersajak dengan belang, kepalang dan
kembang semua kata – kata ini terletak pada tengah baris atau larik kalimat.
Pada larik atau baris pertama bersajak dengan larik ketiga dan larik atau baris
kedua bersajak dengan larik atau baris keempat.
3. Sajak akhir adalah kata – kata yang bersajak terletak pada akhir baris atau
larik kalimat.
Contoh : Apabila anaknya dilatih
Jika besar bepaknya letih
Pada contoh di atas dapat dilihat kata dilatih pada larik pertama sama
bunyinya (sama kata) pada akhir larik atau baris dengan kata letih, dan kalimat
pertama merupakan sebab, dan kalimat kedua merupakan akibat (kalimat
majemuk sebab dan akibat).
4. Sajak tegak adalah sajak kata – kata yang bersajak terdapat pada baris atau
larik yang berlainan.
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
Padi dan banta punya buah
Tanggung rasaikanlah di badan
Hati dan mata punya ulah
Pada contoh di atas kata ranggung bersajak dengan tanggung, kata
lantaikanlah bersajak dengan rasaikanlah dan kata bamban bersajak dengan
badan. Dari kata ranggung, lantaikanlah, banban, ketiganya terdapat pada baris
atau larik pertama dan bersajak dengan larik atau baris yang berlawanan syaitu
pada larik atau baris ketiga. Sedangkan kata padi bersajak dengan hati ,kata
banta bersajak dengan mata dan kata buah bersajak dengan ulah.
5. Sajak datar adalah kata – kata yang bersajak terdapat pada baris atau larik
yang sama.
Contoh : Air mengalir menghilir sungai
Pada contoh diatas kata air bersajak dengan mengalir kemudian bersajak
dengan menghilir ketiga kata ini bersajak pada baris atau larik yang sama
dalam gubahan puisi.
6. Sajak sejajar adalah sepatah kata dipakai berulang – ulang dalam kalimat
yang beruntun
Contoh : Pertama undang si lama – lama
Kedua undang si gemak – gemak
Ketiga undang simumbang jatuh
Itulah undang masa ketiga
Pada contoh di atas pada larik atau baris pertama kata undang bersajak
dengan larik atau baris ke dua, ketiga dan keempat yaitu kata undang yang
sama huruf akhirnya dan sama pula bunyi akhirnya.
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
1. Sajak Berpeluk (sajak paut) adalah Baris atau larik pertama bersajak dengan
Baris atau larik keempat, baris kedua bersajak dengan baris ketiga.
Contoh : Di jalan samping kita berpisah
Gubahan bunga gemetar ditangan
Dan sambil kita berpandangan
Jatuh rangkaian dua berbelah
Pada contoh di atas bentuk puisi lama yang terdiri dari 4 larik sebait
bersajak silang a – b – b –a .
Yang dimaksud dengan sajak a – b – b – a adalah : larik atau baris pertama
bersajak dengan larik atau baris keempat, larik atau baris kedua bersajak
dengan larik atau baris ketiga.
Contoh di atas : Berpisah bersajak berbelah
Ditangan bersajak berpandangan
2. Sajak bersilang adalah letak kata – kata yang bersajak bersilang – silang
Contoh : Air dalam bertambah dalam
Hujan di hulu belum lagi teduh
Hati dendam bertambah dendam
Dendam dihulu belum lagi sembuh
Pada contoh di atas bentuk puisi lama yang terdiri dari 4 larik sebait
bersajak sialang a – b – a –b .
Yang dimaksud dengan pola sajak a – b – a – b adalah : larik atau baris
pertama bersajak dengan larik atau baris, larik atau baris kedua bersajak
dengan larik atas larik atau baris keempat. Yang bersajak ialah kata larik atau
Baris.
Contoh di atas : Dalam bersajak dendam
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
Larik pertama dan kedua dinamakan sampiran, yang merupakan satu kalimat
dan sangkutan sajak bagi larik atau baris ketiga dan keempat.
Larik atau baris ketiga dan keempat merupakan satu kalimat, yang dinamakan
isi. Tiap umumnya terdiri dari 4 kata.
Contoh : Air dalam / Bertambah dalam
Hujan di hulu / belum lagi teduh
Hati dendam / bertambah dendam
Dendam dihulu / belum lagi sembuh
3. Sajak rangkaian atau sajak sama adalah kata – kata yang bersajak terletak
pada kalimat yang beruntun.
Contoh : Bulan mengambang disebelah utara
Cahayanya bersih tidak bertara
Kalbunya hancur tidak terkira
Merusakkan hati punguk nan lara
Pada contoh di atas bentuk puisi lama yang terdiri dari 4 larik sebait
bersajak sama atau a – a – a –a .
Yang dimaksud dengan pola sajak a – a – a – a adalah : larik atau baris
pertama bersajak dengan larik atau baris kedua, ketiga dan keempat.
4. Sajak pasangan atau sajak kembar adalah kalimat yang beruntun dua – dua
bersajak sama.
Contoh : Langkah kaki berderap teratur
Diiringi irama musik dan tambur
Adalah suara parede kebangsaan
Pada ulang tahun hari kemerdekaan.
Pada contoh di atas bentuk puisi lama yang terdiri dari 4 larik atau baris
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
Yang dimaksud dengan pola sajak a – a – b – b adalah : larik atau baris
pertama bersajak dengan larik atau baris kedua, larik atau baris ketiga
bersajak dengan larik keempat.
Contoh diatas : Teratur bersajak tambur
Kebangsaan bersajak kemerdekaan
5. Sajak patah atau pecah adalah salah satu sajak dalam puisi tidak mengikuti
sajak baris lainnya.
Contoh : Kedudukan diatas tikar
Mempelas atas tandus
Duduklah tuk atas tikar
Sahasa hendak membalas menjerih
Pada contoh puisi ini yang terdiri dari 4 larik atau baris Sebait bersajak
pasangan atau atau pecah pada sajak a - b - a -c a -a- b- a
Yang dimaksud dengan pola sajak a - b - a - c adalah : larik atau baris pertama
bersajak dengan baris atau larik ketiga, sedangkan larik atau baris kedua
bersajak dengan larik keempat yang tidak mengikuti sajak larik atau baris
lainnya,sedangkan yang di maksud dengan pola sajak a-a-b-a yaitu: larik atau
baris pertama bersajak dengan larik atau baris kedua dan keempat,sedangkan
larik atau baris ketiga tidak mengikuti sajak larik atau baris lainnya.
Contoh : Seperti wajah merah membara
Dalam bakaran api nyala
Biarkan jiwaku habis terlebur
Dalam kobaran nyala raya
6. Sajak pasangan yang polanya dalam bait, dua larik atau baris sebait .
Contoh : Dengan ibu hendaklah hormat
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
Pada contoh puisi lama ini terdiri dari 2 baris Sebait pola sajaknya a – a.
Kedua lariknya merupakan kalimat majemuk yang berhubungan menurut
sebab dan akibat, baris atau larik pertama syaratnya dan baris kedua
jawabannya..
7. Sajak lompat sajak yang separuh bait yang pertama sampiran, dan separuh
bait kemudian isi.
Contoh : Baik ditanam batang padi,
Jauhkan tampang anak pisang , Sampiran
Halaukan sapi dalam rimba,
Adakah panyayang orang sini,
Bawah penumpang anak dagang, Isi
Kalau nanti membalas guna,
Pada contoh di atas sajaknya a-b-c, yang dimaksud pola tersebut adalah
larik atau baris pertama bersajak dengan larik atau baris keempat, larik atau
baris kedua bersajak dengan larik atau baris kelima, larik atau baris ke tiga
bersajak dengan larik atau baris keenam.
Contoh : Padi bersajak sini
Pisang bersajak dagang
Rimba bersajak guna
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
Menurut Kayo Bandaro (1980:6) sajak memiliki beberapa pola sebagai
berikut:
DENGAN ABJAD NAMA SAJAK
a-a-a-a 1. Nama sama
2. Sajak penuh
3. Sajak setara
a - b- a- a 1. Sajak salib
2. Sajak silang
a- b- b- a 1. Sajak dekap
2. Sajak berpeluk
a-a b- b c-c 1. Sajak pasang
a-a a-a 1. Sajak pecah
3.4. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN /AS-SAJ‘U/ DALAM
BAHASA ARAB DENGAN SAJAK DALAM BAHASA INDONESIA.
3.4.1. Persamaan /as-saj‘u/ dalam bahasa arab dengan sajak dalam
bahasa Indonesia.
1. /as-saj‘u/ dalam bahasa Arab dengan sajak dalam bahasa
indonesia sama – sama memiliki akhir huruf yang sama tiap akhir bait.
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
/wa anta allaz l yarghabu f jaz ’ni man a’t hu, wa anta allaz l yufarritu f
’iq bi man as hu/’engkaulah yang tidak mengharapkan balasan dari orang –
orang yang engkau beri, engkaulah yang tidak memberatkan siksaan bagi
kepada orang – orang yang mendurhakai-Mu.
Dari contoh di atas bila diperhatikan kata /a’t hu/ dan kata
/’as hu / masing – masing mempunyai huruf akhir yang sama yaitu
huruf /ha/, tetapi berbeda pola (wazan); yaitu kata /a’t hu/
berpola /af’ lun/ sedangkan kata /’as hu / berpola
/fa’ lun/.
Contoh : Sajak Dalam Bahasa Indonesia
Beberapa kali meriam dipasang
Bersambutan dengan gong dan wayang
Joget dan tanduk topeng dan wayang
Tiadalah sunyi malam dan siang
Dari contoh diatas pada larik atau baris pertama hingga larik atau baris
keempat semua larik atau baris sama – sama memiliki akhir huruf yang sama
tiap akhir bait yaitu huruf g.
2. /as-saj‘u/ dalam bahasa Arab dengan sajak dalam Bahasa Indonesia
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
/Am anta mutaj wizun ‘amman ‘affara laka wajhahu tazallulan, am anta
mugnin man syaka ilaika faqrahu tawakkulan/‘apakah engkau maha pemaaf
kepada yang menundukkan wajah kepada-Mu. Apakah engkau maha pemberi
kepada orang yang sangat butuh kepadamu’.
Dari contoh di atas dapat diperhatikan kata /tazallulan/ dengan
kata /tawakkulan/ sama dalam pola (wazan) maupun huruf akhirnya
yaitu berpola /tafa’‘ulan/ dan memiliki huruf yang sama yaitu /lam/.
begitu juga dengan kata / wajhahu / dan /fakrahu/ mempunyai
huruf akhir yang sama yaitu /ha/ dan sama pola (wazan) yang sama
keduanya berpola /fa’lun/. Maka /as-saj‘u/ di atas sajak yang
baik atau sajak sempurna dikarenakan sama rangkaiannya. Contoh : Sajak Dalam Bahasa Indonesia
Membuat perkara amatlah mudah
Jika terjadi timbullah gundah
dari contoh di atas seluruh suku akhir sama bunyinya pada larik atau baris
pertama dan kedua.
Contoh : mu – dah
gun – dah
maka ini dinamakan sajak yang sempurna dikarenakan seluruh suku akhir
larik atau baris sama bunyinya.
3. /as-saj‘u/ dalam bahasa Arab memiliki fasilah dan sajak dalam bahasa
Indonesia memiliki larik atau atau baris.
fasilah dan larik atau memiliki arti yang sama yaitu: fasilah adalah kata yang
terakhir dari setiap bagian kalimat. Jadi yang dimaksud dengan fasilah yaitu
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
Contoh :
/fi sidrin makhd din watalhin mand din wa zillin mamd din/ ’ berada di antara
pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang yang tersusun buahnya’ (al-
waqi’ah: 28-29)
Dari contoh di atas, didapatkan tiga fasilah yaitu kata
/makhd din/, kata /mand din/ dan kata /mamd din/. contoh : Sajak Dalam Bahasa Indonesia
Datanglah engkau, wahai maut,
Lepasakanlah aku dari nestapa
Engkau lagi tempatku terpaut.
Diwaktu ini gelap gulita.
Pada contoh di atas larik atau baris pertama memiliki akhir huruf yaitu t dan a,
maka huruf akhir pada larik atau baris itu disebut dengan fasilah.
4. /as-saj‘u/ dalam bahasa arab dengan sajak dalam bahasa indonesia
sama-sama memiliki sajak yang sama pada dua kata yang akhirnya saja.
Contoh :
/f h sururan marf atun, wa akw bun maud ’atun/‘Di dalamnya ada tahta –
tahta yang ditinggalkan dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya).
(Al-Ghasyiyah : 13 – 14).
Dari contoh di atas kata / marf atun / dan kata
/maud atun/ memiliki huruf dua kata yang sama pada akhirnya saja yaitu
huruf /’ain / dan /ta’ marbutah/
Eli Ermawati. Studi Kontrastif /As-Saj‘U/ Dalam Bahasa Arab Dengan Sajak Dalam Bahasa Indonesia. 2007
USU e-Repository©2009
Ada seekor burung pelatuk
Mencari makan ditempat gapuk
Tuan umpama ayam pu