• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 PEMBAHASAN

5.2 Hasil Penelitian

5.2.3 Perbedaan Pengaruh Penambahan Serat Kaca 1%

Potongan Kecil 6 mm, dan Serat Poliester 3% Potongan Kecil 6 mm Terhadap Kekuatan Impak Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas

Hasil uji LSD pada tabel 5 menunjukkan adanya perlakuan yang bermakna antar beberapa kelompok, yaitu kelompok tanpa penambahan serat (kelompok A) dengan kelompok dengan penambahan serat kaca 1% 6 mm (kelompok B) dengan nilai p = 0,002 (p < 0,05), kelompok tanpa penambahan serat (kelompok A) dengan kelompok dengan penambahan serat kaca 3% 6 mm (kelompok C) dengan nilai p = 0,001 (p < 0,05), kelompok tanpa penambahan serat (kelompok A) dengan kelompok

dengan penambahan serat poliester 1% 6 mm (kelompok D) dengan nilai p = 0,006 (p < 0,05), kelompok tanpa penambahan serat (kelompok A) dengan kelompok dengan penambahan serat poliester 3% 6 mm (kelompok E) dengan nilai p = 0,001 (p < 0,05). Hasil uji LSD juga menunjukkan adanya beberapa perlakuan yang tidak bermakna antar beberapa kelompok, yaitu antara kelompok B dan kelompok C dengan nilai p = 0,118 (p > 0,05), antara kelompok B dan kelompok D dengan nilai p = 0,670 (p > 0,05), antara kelompok B dan kelompok E dengan nilai p = 0,291 (p > 0,05), antara kelompok C dan kelompok D dengan nilai p = 0,051 (p > 0,05), antara kelompok C dan kelompok E dengan nilai p = 0,594 (p > 0,05) dan antara kelompok D dan kelompok E dengan nilai p = 0,143 (p > 0,05).

Secara statistik, hasil penelitian antara kelompok penambahan serat kaca 1% 6 mm (kelompok B) dan serat kaca 3% 6 mm (kelompok C), kelompok penambahan serat kaca 1% 6 mm (kelompok B) dan serat poliester 1% 6 mm (kelompok D), kelompok penambahan serat kaca 1% 6 mm (kelompok B) dan serat poliester 3% 6 mm (kelompok E), kelompok penambahan serat kaca 3% 6 mm (kelompok C) dan serat poliester 1% 6 mm (kelompok D), kelompok penambahan serat kaca 3% 6 mm (kelompok C) dan serat poliester 3% 6 mm (kelompok E), kelompok penambahan serat poliester 1% 6 mm (kelompok D) dan serat poliester 3% 6 mm (kelompok E) tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Chen (2000), pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Chen, terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok serat kaca 1% 6 mm dengan serat poliester 1% 6 mm, kelompok serat kaca 1% 6 mm dengan serat poliester 3% 6 mm, dan kelompok serat poliester 1% 6 mm dengan kelompok serat poliester 3% 6 mm. Pada hasil penelitian yang dilakukan Chen, nilai rerata terbesar adalah pada kelompok dengan penambahan serat poliester 3% 6 mm, sedangkan pada penelitian ini nilai terbesar terdapat pada kelompok dengan penambahan serat kaca 3% 6 mm. Perbedaan ini mungkin disebabkan karena perbedaan cara pencampuran serat. Pada penelitian yang dilakukan oleh Chen, proses pencampuran serat menggunakan metode pencampuran mekanis yaitu dengan menggunakan electric mixer, sedangkan pada penelitian ini proses pencampuran serat

menggunakan metode manual, yaitu pengadukan dengan bantuan semen spatel. Teknik pengadukan yang manual dapat menyebakan pencampuran yang kurang homogen antara serat dengan matriks polimer resin akrilik polimerisasi panas sehingga menyebabkan terjadinya void dalam matriks resin yang akan mengurangi kekuatan impak. Vojvodic D (2008) juga menyarankan penggunaan teknik pencampuran mekanis saat pengadukan monomer dan polimer supaya dough yang dihasilkan lebih homogen dan tidak ada udara yang terperangkap.12

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah dengan penambahan serat kaca 1% atau penambahan serat poliester 1% pada bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas akan meningkatkan kekuatan impak sehingga basis gigitiruan yang dihasilkan menjadi lebih kuat terhadap benturan. Penggunaan serat dengan konsentrasi 3% juga menyebabkan penambahan kekuatan impak, tetapi semakin tinggi konsentrasi serat, maka semakin besar kemungkinan terjadinya penggumpalan serat pada saat proses pengadukan monomer dan polimer sehingga menyebabkan terjadinya porositas yang terbentuk karena adanya rongga kosong (void) pada matriks resin.20 Hal ini terbukti dari hasil penelitian ini karena penambahan serat kaca dengan konsentrasi 3% memiliki nilai terkecil sebesar 6,5 KJ/m2 dan nilai terbesar sebesar 12 KJ/m2 dan penambahan serat poliester dengan konsentrasi 3% memiliki nilai terkecil sebesar 5,5 KJ/m2 dan nilai terbesar sebesar 11,5 KJ/m2. Perbedaan nilai ini menunjukkan adanya serat yang menggumpal pada beberapa sampel pada saat pengadukan monomer dan polimer, sehingga terjadi pengurangan kekuatan impak. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Stipho (1998) yang menyatakan penambahan serat kaca dengan konsentrasi 1% akan menghasilkan kekuatan mekanis yang lebih baik daripada penambahan serat kaca dengan konsentrasi melebihi 5%.52 Teknik pengadukan manual akan memperbesar kemungkinan terjadinya void

pada matriks resin sehingga dapat menyebabkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara sampel dengan penambahan serat 1% dan 3%. Kelemahan lainnya adalah kemungkinan posisi serat di dalam resin akrilik yang tidak terdistribusi merata akibat penggunaan teknik compression molding. Menurut Vallitu et al, distribusi serat potongan kecil akan menyebar atau bergeser kearah lateral saat pengepresan.

Penyebaran ini akan menyebabkan berkurangnya konsentrasi serat pada resin akrilik polimerisasi panas sehingga terjadi pengurangan kekuatan dari yang seharusnya.26 Hal ini mungkin menyebabkan tidak adanya perbedaan yang signifikan secara statistik antara penambahan serat dengan 1% dan penambahan serat dengan konsentrasi 3%. Penggunaan teknik injection molding dapat mengurangi pembentukan void pada matriks resin sehingga dapat meningkatkan sifat mekanis resin akrilik polimerisasi panas.20 Penggunaan kompor yang menggantikan waterbath

saat proses kuring karena keterbatasan penelitian serta diameter serat yang tidak terukur pada penelitian ini juga dapat mempengaruhi kekuatan impak bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini antara lain:

1. Nilai rerata kekuatan impak resin akrilik polimerisasi panas tanpa penambahan serat adalah 5,29 KJ/m2, dengan penambahan serat kaca 1% 6 mm adalah 7,96 KJ/m2, dengan penambahan serat kaca 3% 6 mm adalah 9,20 KJ/m2,dengan penambahan serat poliester 1% 6 mm adalah 7,62 KJ/m2 dan dengan penambahan serat poliester 3% 6 mm adalah 8,79 KJ/m2.

2. Ada pengaruh penambahan serat kaca 1% 6 mm dengan nilai p = 0,002 (p < 0,05), penambahan serat kaca 3% 6 mm dengan nilai p = 0,001 (p < 0,05), penambahan serat poliester 1% 6 mm dengan nilai p = 0,006 (p < 0,05) dan penambahan serat poliester 3% 6 mm dengan nilai p = 0,001 (p < 0,05) terhadap kekuatan impak bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas

3. Tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara kelompok penambahan serat kaca 1% 6 mm dan kelompok penambahan serat kaca 3% 6 mm dengan nilai p = 0,118 (p > 0,05), antara kelompok penambahan serat kaca 1% 6 mm dan kelompok penambahan serat poliester 1% 6 mm dengan nilai p = 0,670 (p > 0,05), antara kelompok penambahan serat kaca 1% 6 mm dan kelompok penambahan serat poliester 3% 6 mm dengan nilai p = 0,291 (p > 0,05), antara kelompok penambahan serat kaca 3% 6 mm dan kelompok penambahan serat poliester 1% 6 mm dengan nilai p = 0,051 (p > 0,05), antara kelompok dengan penambahan serat kaca 3% 6 mm dan kelompok penambahan serat poliester 3% 6 mm dengan nilai p = 0,594 (p > 0,05) dan antara kelompok penambahan serat poliester 1% 6 mm dan kelompok penambahan serat poliester 3% 6 mm dengan nilai p = 0,143 (p > 0,05)

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah adamya peningkatan kekuatan impak yang signifikan setelah ditambahkan serat kaca 1% 6 mm, serat kaca 3% 6 mm, serat poliester 1% 6 mm, maupun serat poliester 3% 6 mm, tetapi tidak ada

perbedaan pengaruh yang signifikan antara kelompok penambahan serat 1% 6 mm dan serat 3% 6 mm, sehingga dapat disimpulkan cukup dengan penambahan serat kaca 1% 6 mm atau serat poliester 1% 6 mm pada bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas akan dapat menyebabkan peningkatan kekuatan impak.

Dokumen terkait